• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi Dengan Kejadian Kekambuhan Hipertensi Lansia Di Desa Mancasan Wilayah Kerja Puskesmas I Baki Sukoharjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi Dengan Kejadian Kekambuhan Hipertensi Lansia Di Desa Mancasan Wilayah Kerja Puskesmas I Baki Sukoharjo."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN

TENTANG DIET HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN

KEKAMBUHAN HIPERTENSI LANSIA DI DESA MANCASAN

WILAYAH KERJA PUSKESMAS I BAKI SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

RISANTI ASTIKA PUTRI J 210100009

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

UNIVERSITASMUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Jln. A. Yani, Tromol pos 1 Pabelan, Kartasura Telp.(0271) 717417 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertandatangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir : Pembimbing I

Nama : H.M. Abi Muhlisin, SKM., M.Kep Pembimbing II

Nama : Fahrun Nur Rosyid, S.Kep.,Ns., M.Kep

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:

Nama : RISANTI ASTIKA PUTRI

NIM : J 210100009

Fakultas : Ilmu Kesehatan Program Studi : S1 Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi Dengan Kejadian Kekambuhan Hipertensi Lansia Di Desa Mancasan Wilayah Kerja Puskesmas I Baki Sukoharjo

Naskah artikel tersebut layak dan dapat di setujui untuk di publikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat di pergunakan seperlunya.

Surakarta, 18 Maret 2015

Pembimbing I Pembimbing II

(3)

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN HIPERTENSI

LANSIA DI DESA MANCASAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS I BAKI SUKOHARJO

Risanti Astika Putri*, Fahrun Nur Rosyid**,Abi Muhlisin** *Mahasiswa S-1 Keperawatan FIK UMS

** Staff pengajar FIK UMS ** Staff pengajar FIK UMS

Abstrak

Angka kejadian hipertensi di Desa Mancasan Baki Sukoharjo masih tinggi, dimana dari 158 anggota posyandu lansia, 82 dengan hipertensi. Dari 82 lansia hipertensi 35 mengalami kekambuhan setidaknya 5-7 kali. Kekambuhan hipertensi sebagai akibat kurangnya pengetahuan lansia tentang diet hipertensi yang berpengaruh rendahnya perilaku menjalankan diet hipertensi secara ketat. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang diet hipertensi dengan kejadian kekambuhan hipertensi lansia di Desa Mancasan Wilayah Kerja Puskesmas I Baki Sukoharjo. Metode penelitian adalah deskriptif koreleatif dengan rancangan crossectional. Sampel penelitian adalah semua anggota posyandu lansia desa Desa Mancasan yang mengalami hipertensi dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner pengetahuan dan data catatan kesehatan tekanan darah anggota posyandu lansia dari kader posyandu. Alat analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian diketahui 18 responden (22%) dengan pengetahuan baik, 42 responden (51,2%) dengan pengetahuan cukup, dan 22 responden (26,8%) dengan pengetahuan kurang. Frekuensi kekambuhan hipertensi diketahui 23 responden (28%) kategori sering, 35 responden (42,7%) kadang-kadang dan 24 responden (29,3%) jarang mengalami kekambuhan hipertensi. Hasil uji korelasi Chi Square diperoleh nilai 2 =12,861 p-value = 0,01, sehingga disimpulkan ada hubungan tingkat pengetahuan lansia tentang diet hipertensi dengan kejadian kekambuhan di Desa Mancasan wilayah kerja Puskesmas I Baki Sukoharjo. Kesimpulan penelitian bahwa kejadian kekambuhan hipertensi lansia sebagai akibat masih kurangnya pengetahuan tentang diet hipertensi, sehingga mempengaruhi perilaku dalam diet hipertensi. Perlu kiranya adanya peningkatan pengetahuan dan dukungan sosial dalam meningkatkan diet hipertensi.

(4)

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri

THE CORRELATION BETWEEN HYPERTENSION DIET KNOWLEDGE LEVEL WITH RECURRENCE HYPERTENSION IN MANCASAN VILLAGE

OF PUSKESMAS I BAKI SUKOHARJO

By : Risanti Astika Putri

Abstract

Hypertension recurrence in village Mancasan Baki Sukoharjo is still high, whom 158 members of elderly posyandu, 82 members with hypertension. From 82 elderly, 35 the other recurrence hypertension between 5-7 times. The recurrence of hypertension was influenced by lack of knowledge of hypertension diet and influence to poor behavior hypertension diet. Research purposes is to know correlation between hypertension diet knowledge level with recurrence hypertension in Mancasan Village of Puskesmas I of Baki Sukoharjo. This study uses an analytical cross sectional study design sample research is all of members elderly posyandu who hypertension. Taking sample was using total sampling. Instrument research was using questionnaire and data of health blood pressure. Analysis data was use chi square test. Based on research that 18 respondents (22%) with good knowledge, 42 respondents(51,2%) fair, and 22 respondents (26,8%) with poor. frequency of Recurrence Hypertension that 23 respondents (28%) rapid, 35 respondents (42,7%) rarely and 24 respondents (29,3%) seldom. Based of chi square test with 2 = 12,861 p-value 0.01, It concluded there was a correlation between hypertension diet knowledge level with recurrence hypertension in Mancasan village of Puskesmas I of Baki Sukoharjo. Conclusion this research that recurrence hypertension of elderly was caused elderly with lack hypertension diet, so it was influence to hypertension diet behavior. Its need to increase knowledge and social support to diet hypertension compliance

Keyword: Knowledge, Recurrence Hypertension, Elderly

PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan masalah utama dalam kesehatan masyarakat, yang umumnya dialami oleh lansia. Penyakit ini tidak menampakkan gejala tetapi begitu penyakit ini diderita, maka tekanan darah pasien harus dipantau dengan rutin. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi tekanan darah yang naik dan akan menimbulkan gejala yang berkelanjutan seperti penyakit jantung koroner, stroke (Yogiantoro, 2006).

Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2012 dilaporkan jumlah penderita hipertensi

ditemukan sebanyak 17.920 penderita diseluruh Kabupaten Sukoharjo dan pada tahun 2013 menunjukkan 19.920 penderita hipertensi di seluruh Kabupaten Sukoharjo, kemudian berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Sukoharjo bahwa angka hipertensi di Puskesmas Baki pada tahun 2013 yaitu sebesar 1147 kasus (Dinkes Sukoharjo, 2013).

(5)

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan September 2014 didapatkan data dari salah satu posyandu lansia Desa Mancasan yaitu ada sekitar 18 orang, kemudian dari 18 orang yang memeriksakan diri rutin ke posyandu lansia tersebut ada 14 orang yang mengalami kekambuhan hipertensi.

Berdasarkan data yang di dapatkan dari salah satu posyandu lansia di Desa Mancasan yang mempunyai jumlah lansia terbanyak yaitu tekanan darahnya tergolong tinggi yang ditandai dengan tekanan darah sekitar 160/90 mmHg sampai sekitar 190/100 mmHg, dari data tersebut bahwa tingkat kekambuhan di Desa Mancasan sangat tinggi.

Tujuan Penelitian adalah Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang diet hipertensi dengan kejadian kekambuhan hipertensi lansia di Desa Mancasan wilayah kerja puskesmas Baki I Sukoharjo

LANDASAN TEORI Pengetahuan

Notoatmodjo (2010) pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu dan sebagian besa rpengetahuan manusia diperoleh melalui indra penglihatan, pendengaran, raba, penciuman, dan raba.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang

1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar seseorang dapat memahami.

2. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

3. Umur

Bertambahnya umur seseorang akan menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek psikis dan psikologi. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

4. Minat

Minat merupakan suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. 5. Pengalaman

Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.

Lanjut Usia

Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian (Tamher, 2009).

Hipertensi Lansia

(6)

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri

diatas 65th tekanan darah diatas 160/95 mg Hg (Silvia, 2006)

Kekambuhan hipertensi

Kekambuhan adalah klien yang penyakitnya mengalami kambuh kembali setelah klien mendapat serangan yang pertama kali dan kambuh kembali dalam kurun waktu satu tahun (Diehl, 2004).

Faktor-faktor yang menyebabkan kekambuhan hipertensi :

1. Kegemukan

Kelebihan berat badan meningkatkan risiko seseorang terserang kembali penyakit hipertensi.

2. Kebiasaan merokok

Nikotin dalam tembakau merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah segara setelah hisapan pertama. Seperti zat-zat kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah amat kecil di dalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah. (Marliani, 2007).

3. Stress

Stres pada lansia merupakan kondisi atau gangguan yang tidak menyenangkan terjadi pada seluruh tubuh yang dapat mempengaruhi kehidupan. (Marliani, 2007).

4. Pola makan

Suatu informasi mengenai jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang supaya mendapatkan kriteria yang sesuai berdasarkan jumlah maupun jenis makanan yang dikonsumsi (Bustan, 2007).

5. Diet hipertensi

Diet hipertensi merupakan salah satu cara untuk mengatasi kekambuhan hipertensi tanpa efek samping yang serius karena metode pengendaliannya lebih alami yang

bertujuan untuk membantu menurunkan tekanan darah tinggi menuju tekanan darah normal (Sustrani, 2004).

Diet hipertensi

1) Makanan yang dianjurkan

Penderita hipertensi sebaiknya mengkonsumsi banyak buah dan sayuran segar. Buah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan mineral. Buah yang banyak mengandung mineral kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah yang ringan. (Dalimarta, 2008).

2) Makanan yang dibatasi/ dikurangi Mengkonsumsi telur dalam jumla terbatas paling banyak 3 butir dalam seminggu Batasi konsumsi daging, minyak kelapa,dan santan. 3) Makanan yang dihindari

Hindari penggunaan lemak hewan, margarin, dan mentega, terutama makanan yang digoreng dengan minyak, mengkonsumsi jeroan seperti hati, limpa, dan sea food (udang, kepiting). Hindari buah yang mengandung alcohol seperti durian dan kelengkeng (Sitorus, 2008).

METODE PENELITIAN

(7)

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri

Kriteria sampel

1) Lansia yang berusia ≥60 tahun. 2) Lansia yang aktif mengikuti

kegiatan posyandu.

3) Lansia yang bisa diajak komunikasi. 4) Lansia yang bersedia menjadi

responden.

5) Lansia yang mengalami kekambuhan hipertensi minimal 4 bulan.

6) Tidak mengalami komplikasi, seperti stroke, gagal ginjal.

Instrumen penelitian ini adalah

kuesioner dan data

sekunder/dokumentasi yang didapatkan dari data dari posyandu lansia Desa Mancasan. Analisis Bivariat menggunakan Chi square test dengan signifikansi 5%.

HASIL PENELITIAN Karakteristik responden

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan Dan Pekerjaan Pada Penelitian di Desa Mancasan bulan Desember 2014

Karakteristik Jumlah (%)

Usia

Tabel 1 diketahui responden penelitian 73,2% berusia 60-74 tahun, 57,3% berjenis kelamin perempuan, 36,6% berpendidikan SMP dan 41,5% responden tidak bekerja.

Analisis Univariat

Pengetahuan tentang diet hipertensi Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang diet hipertensi Pada Penelitian di Desa Mancasan bulan Desember 2014 sebesar 51,2%, dan yang sedikit dengan pengetahuan baik sebesar 22%.

Kekambuhan hipertensi

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Kekambuhan Hipertensi Pada Penelitian di Desa Mancasan bulan Desember 2014

Kekambuhan hipertensi Frekuensi (%)

Sering 23 28.0

Kadang-kadang 35 42.7

Jarang 24 29.3

Total 82 100.0

(8)

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri

Tabel 4. Distribusi Responden menurut Pengetahuan dan Kekambuhan Hipertensi

Pengetahuan

Berdasarkan tabel 4 diketahui responden dengan pengetahuan yang baik lebih banyak jarang mengalami kekambuhan hipertensi. Responden dengan pengetahuan yang cukup lebih banyak yang kadan-kadang mengalami hipertensi, dan responden dengan pengetahuan yang kurang lebih sering mengalami kekambuhan hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik responden dengan pengetahuan yang baik akan semakin jarang mengalami hipertensi, sebaliknya responden dengan pengetahuan yang kurang semakin sering mengalami kekambuhan hipertensi.

Berdasarkan hasil analisis statistic dengan pengujian Chi Square

diperoleh nilai 2 =12,861 p-value = 0,01 (p<0,05), sehingga kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini adalah ada hubungan tingkat pengetahuan lansia tentang diet hipertensi dengan kejadian kekambuhan di Desa Mancasan wilayah kerja Puskesmas I Baki Sukoharjo.

PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian diketahui 73,2% responden berusia 60-74 tahun. Banyaknya responden penelitian yang masuk dalam usia 60-74 tahun di tempat penelitian menunjukkan lansia bersedia untuk menjadi responden, baik saat kegiatan posyandu lansia maupun saat peneliti mendatangi

responden di rumahnya dan mau mengisi kuesioner dan diukur tekanan darah. Sedangkan pada responden yang telah berumur lebih dari 74 tahun lebih sedikit yang datang pada saat kegiatan posyandu lansia dapat dan bersedia menjadi responden. Kuntjoro (2005) menyatakan bahwa proses menua adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum seperti semakin jarang mengikuti kegiatan posyandu.

(9)

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa 36,6% responden berpendidikan SMP. Banyaknya responden berpendidikan SMP adalah latar belakang responden yang pada waktu usia sekolah masih jarang untuk melanjutkan pendidikan hingga tingkat SMA. Desa Mancasan adalah salah satu desa yang keberadaannya cukup jauh dalam menjangkau sekolah tingkat SMA. Sekolah Tingkat Pertama berjarak sekitar 6km yang lebih dekat dengan puskesmas I Baki, sedangkan sekolah tingkat atas berada di kota Sukoharjo yang berjarak lebih dari 10km. Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2005) bahwa lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok termasuk didalamnya bahwa Desa Mancasan yang jauh dari SMA menyebabkan responden banyak berpendidikan sampai tingkat SMP.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai status pekerjaan diketahui 41,5% responden tidak bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang telah masuk dalam lanjut usia mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas temasuk dalam kemampuaan bekerja. Dengan menurunnya kemampuan aktivitas secara fisik responden tidak bekerja. Hartono (2005) menyatakan bahwa menjadi tua adalah titik balik didalam kehidupan manusia, yang ada hubungan dengan berlalunya waktu dan akhirnya akan menuju pada kematian. Semakin tua usia responden, semakin menurun tingkat kemampuan secara fisik untuk dapat bekerja mencari nafkah, sementara latar belakang sosial ekonomi dapat diartikan bahwa dengan keterbatasan keterampilan yang dimiliki

responden merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas bekerja dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Analisis Univariat

Pengetahuan tentang Diet Hipertensi Berdasarkan hasil penenlitian diketahui 51,2% responden mempunyai pengetahuan tentang diet hipertensi dalam kategori cukup. Pengetahuan tentang diet hipertensi cukup dapat diartikan bahwa responden cukup mengerti mengenai masalah diet hipertensi, termasuk jenis makanan yang dianjurkan, jenis makanan yang dibatasi maupun yang dihindari. Pengetahuan responden tentang diet hipertensi kategori cukup dapat diperoleh dari kegiatan posyandu lansia yang di dalamnya menerima pendidikan kesehatan dari kader, ataupun pada saat responden melakukan pemeriksaan kesehatan di puskesmas dan mendapatkan saran dari petugas kesehatan tentang pencegahan kekambuhan hipertensi terutama dalam pola makan.

(10)

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri

tentang masalah diit hipertensi. Namun pengetahuan responden yang dapat diperoleh dari petugas kesehatan kurang sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2010) bahwa pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, termasuk lingkungan yang bersumber dari orang yang berpengaruh termasuk petugas kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa dengan pengetahuan yang dimiliki lansia tentang diet hipertensi dapat menjadi dasar untuk berperilaku dalam hidup sehat termasuk dalam melakukan diet hipertensi secara ketat. Dengan pengetahuan yang baik maka lansia akan dapat mengerti, memahami tentang pentingnya diet hipertensi dan mangaplikasikan dalam perilaku diet rendah garam agar tekanan darah lansia dalam kondisi stabil dan tidak mengalami kekambuhan hipertensi. Hasil penelitian Budiman (2009) menjelaskan bahwa faktor pembeda pada kejadian hipertensi pada lansia salah satunya adalah faktor pengetahuan. Dengan pengetahuan tentang diet hipertensi yang baik, diperoleh dari kegiatan penyuluhan akan menjadikan lansia mengerti untuk mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah. Kekambuhan hipertensi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui 42,7% responden mengalami kekambuhan hipertensi dalam kategori kadang-kadang. Kategori kadang-kadang adalah kekambuhan hipertensi sebanyak 3 kali dalam kurun waktu 4 bulan. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari pelaksanan diet hipertensi tidak ketat. Asupan makanan yang seharusnya dihindari atau dibatasi, oleh responden tetap dikonsumsi. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, bahwa responden menyatakan

masakan yang ada masih sering dengan garam yang melebih dari ½ sendok teh. Responden menyatakan bahwa jika masakan tidak terasa asin, maka responden menjadi kurang selera dalam makan. Jenis makanan yang dikonsumsi pun masih jauh dari yang disarankan oleh petugas kesehatan. Makanan gorengan dengan minyak goreng yang banyak, bahkan terdapat responden yang menyatakan menggunakan minyak goreng bekas (jawa=minyak jelantah). Penggunaan minyak goreng yang berlebih pada konsumsi makan menjadikan tekanan darah meningkat. Marliana (2008) kekambuhan hipertensi adalah peningkatan tekanan darah kembali satu tahun minum obat disebabkan karena tidak menjalankan pola hidup yang sehat seperti diet yang tepat.

Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa kekambuhan terjadi sebagai akibat dari perilaku diet hipertensi yang masih kurang. Kekambuhan terjadi pada lansia dapat ditandai dengan adanya nyeri di kepala,ataupun pada tengkuk terasa berat. Dengan adanya kekambuhan hipertensi yang masih terjadi, responden diharapkan untuk mau menjalankan diet hipertensi dan perluya dukungan keluarga untuk membantu pelaksanaan deit hipertensi secara ketat. Penelitian Rosyid (2011) menyebutkan bahwa responden dengan konsumsi makan yang banyak mengandung minyak, dan banyaknya jumlah garam menyebabkan diet hipertensi menjadi sulit ditegakkan.

Hubungan antara Pengetahuan tentang diet hipertensi dan Kekambuhan Hipertensi

(11)

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri

tentang diet hipertensi banyak yang jarang mengalami kekambuhan hipertensi, namun terdapat 4 responden yang sering mengalami kekambuhan. Keadaan tersebut dapat dipengaruhi oleh ketiadaan pilihan menu makan yang lain untuk menunjang pelaksanaan diet hipertensi secara ketat. Tidak ada pilihan lain dalam menu, dimana makanan yang disajikan sama dengan anggota keluarga lain yang tidak mengalami hipertensi, seperti sayur bersantan.

Menurut Arumi (2010) bahwa kandungan kimia santan sepeti lemak sebesar 35%, protein 0,7%, air 50%, karbohidrat 2.8, dengan nilai kandungan kimia seperti ini, maka penderita hipertensi untuk tidak mengkonsumsi masakan bersantan. Meskipun responden sebenarnya telah mengetahui bahwa dengan mengkonsumsi sayuran bersantan akan mengakibatkan kekambuhan hipertensi, namun pengetahuan yang baik tidak cukup kuat untuk mempengaruhi responden untuk tetap mengkonsumsi makanan yang telah disajikan anggota keluarga.

Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman responden dalam mengkonsumsi makanan masakan seperti santan, konsumsi garam dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Penelitian Agriana (2011) menyebutkan bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi kepatuhan lansia hipetensi dalam pemenuhan diet hipertensi. Meskipun dengan pengetahuan yang baik, namun perilaku gaya hidup yang kurang baik menjadikan diet rendah garam menjadi sulit dilakukan.

Terdapat 22 responden dengan pengetahuan tentang diet hipertensi katergori cukup, namun kekambuhan hipertensi kadang-kadang terjadi. Hal ini

(12)

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Dulalowo Kota Gorontalo.

Terdapat 3 responden dengan pengetahuan tentang diet hipertensi kategori kurang dan jarang mengalami kekambuhan hipertensi. Jarangnya kekambuhan hipertensi pada responden adalah bahwa pengetahuan yang rendah tidak serta merta mempengaruhi frekuensi kekambuhan hipertensi, artinya bahwa dengan pengetahuan yang kurang namun perilaku dan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang baik dapat mencegah terjadinya kekambuhan hipertensi. Keempat responden ini lebih mengkonsumsi sayuran segar dan membatasi jumlah garam. Meskipun responden tidak mengetahui kandungan gizi yang terdapat dalam sayuran, namun kebiasaan mengkonsumsi sayuran yang berlangsung sudah lama dapat membantu menstabilkan tekanan darah sehingga jarang mengalami kekambuhan hipertensi. Hasil penelitian Ribeiro (2011) menyimpulkan bahwa dengan pemenuhan nutrisi yang seimbang pada penderita hipertensi, akan lebih mudah dalam menjaga tekanan darah secara stabil. Faktor diluar nutrisi seperti pengetahuan, stress juga berpengaruh terhadap pelaksanaan diet hipertensi.

Adanya kecenderungan bahwa semakin baik pengetahuan responden akan semakin jarang mengalami kekambuhan hipertensi, dan semakin kurang pengetahuan akan berdampak semakin sering kekambuhan hipertensi, dengan demikian pengetahuan dapat mempengaruhi responden dalam pencegahan kekambuhan hipertensi. hasil uji statistik korelasi Chi Square

diperoleh nilai signifikan p=0.012 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara hubungan antara tingkat pengetahuan lansia tentang diet

hipertensi dengan kejadian kekambuhan hipertensi lansia.

Meskipun hasil penelitian ini menunjukkan adanya ada hubungan tingkat pengetahuan lansia tentang diet hipertensi dengan kejadian kekambuhan namun secara keseluruhan data menunjukkan tingkat pengetahuan lansia masih dianggap belum seluruhnya baik, dimana baru 22% yang berpengetahuan baik, demikian juga kekambuhan dalam kategori sering sebanyak 25%, artinya perlu adanya tindakan lebih lanjut baik dari responden sendiri maupun anggota keluaga untuk membantu responden melakukan diet hipertensi secara ketat agar tidak mengalami kekambuhan hipertensi. Faktor pola makan yang tidak tepat, dan tidak adanya pilihan lain dalam mengkonsumsi makanan menjadikan lansia mengalami kekambuhan hipertensi.

Simpulan

1. Tingkat pengetahuan responden tentang diet hipetensi sebagian besar dalam kategori cukup.

2. Kekambuhan hipertensi pada responden sebagian besar dalam kategori kadang-kadang.

3. Ada hubungan tingkat pengetahuan lansia tentang diet hipertensi dengan kejadian kekambuhan di Desa Mancasan wilayah kerja Puskesmas I Baki Sukoharjo.

Saran

1. Bagi Keluarga lansia

Anggota keluarga lansia hendaknya

untuk meningkatkan

(13)

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri

2. Bagi lansia

Diharapkan lansia tetap mau mengkonsumsi rendah garam agar proses diet hipertensi dapat dilakukan dan tidak mengalami kekambuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Black, J. M., & Hawks, J. H. (2005).

Medical Surgical Nursing: Clinical Management for Positive Outcome.7th ed.Philadelphia: Kolesterol, Hipertensi. Bandung : Indonesia Publishing House Dinkes Sukoharjo, 2013. Profil Penyakit

Hipertensi Masyarakat Sukoharjo Tahun 2012.

__________ (2008). Kekambuham Peyakit Hipertensi, Jakarta : Gramedia

_____________ 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam, 2009. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dan Praktik Keperawatan Profesional, Edisi Kedua. Salemba Medika, Jakarta.

Ribeiro, A G .2011 Non-pharmacological treatment of hypertensionin primary health care: A comparative clinical trialof two education strategies in health and nutrition. BMC Public Health

2011,

http://www.biomedcentral.com/14 71-2458/11/637

Rosyid F,N. 2011. Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Garam dan Terjadinya Kekambuhan pada Pasien Hipertensi di Wilayah Puskesmas Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura.

Proseding Full Paper. Seminar nasional. ISSN 2078-8672

Silvia A. price, Lorraine M. Wilson. 2006.Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-ProsesPenyakit) Edisi 6 Volume 1. Editor huriawati hartanto dkk. Jakarta: EGC; Sitorus Ronald. H. 2008Tiga Jenis

Penyakit Pembunuh Utama Manusia. Bandung: Yrama Widya; 2008.

Tamher, S. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

(14)

Gambar

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan Dan Pekerjaan  Pada Penelitian di Desa Mancasan bulan Desember 2014
Tabel  4. Distribusi Responden menurut Pengetahuan  dan Kekambuhan Hipertensi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan dapat diketahui jika sebuah universitas atau lembaga pendidikan tinggi memiliki rencana strategis yang baik, maka risiko

Manggis merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang memiliki potensi yang begitu besar. Hal ini dapat dilihat dari sentra produksi manggis yang tersebar hampir di seluruh

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sebelas Maret Surakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-ekslusive Royalty Free Right)

Selain upah, faktor lain yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah lingkungan kerja karna sangat berkaitan erat dengan tinggi rendahnya kepuasaan karyawan, apabila

Untuk mengetahui pengaruh variabel Retribusi Jasa umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perijinan Khusus terhadap Pendapatan Asli daerah (PAD) digunakan analisis regresi linier

Pada penelitian ini perbedaan penurunan kekeruhan (TSS) pada berbagai variasi konsentrasi koagulan diuji dengan menggunakan Mann-Whitney dihasilkan bahwa perbedaan

Sejalan dengan hasil penelitian ini, penelitian Jones (1997) menemukan bahwa setiap peningkatan upah minimum sebesar 1 persen di Ghana, akan meningkatkan jumlah pekerja

merupakan suatu penelitian untuk memperoleh data yang benar terjadi di lapangan.Sedangkan penelitian kuantitatif sebagaimana diungkapkan oleh Sugiyono(2014:14) adalah