ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN PENUMPANG MASKAPAI PENERBANGAN
GARUDA INDONESIA AIRLINES
DI PROVINSI SUMATERA UTARA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains
Program Studi Ilmu Ekonomi
Oleh
RUTH PRINCES JULIANA PARDEDE
NIM. 809162040
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN PENUMPANG MASKAPAI PENERBANGAN
GARUDA INDONESIA AIRLINES
DI PROVINSI SUMATERA UTARA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains
Program Studi Ilmu Ekonomi
Oleh
RUTH PRINCES JULIANA PARDEDE
NIM. 809162040
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
RUTH PRINCES JULIANA PARDEDE. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Penumpang Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia Airlines di Provinsi Sumatera Utara. Tesis, Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2012.
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan pertama di Indonesia. Adanya kemajuan teknologi dan komunikasi berperan dalam meningkatkan persaingan industri penerbangan di Indonesia. Tidak hanya disebabkan karena globalisasi, tetapi lebih disebabkan karena pengguna jasa penerbangan semakin maju dan cerdas dalam memilih penerbangan mereka. Permintaan penumpang maskapai penerbangan Garuda Indonesia Provinsi Sumatera Utara mengalami perubahan dari tahun ke tahun yakni mengalami kenaikan dan penurunan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.Dalam penelitian ini dilakukan pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan penumpang Garuda Indonesia Airlines dengan melihat hubungan harga tiket Garuda Indonesia, pendapatan perkapita, dan jumlah wisatawan mancanegara di Provinsi Sumatera Utara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan jenis data time series selama kurun waktu 1994 – 2010 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan PT Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan Provinsi Sumatera Utara. Data dianalisis dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan bantuan program software eviews untuk melihat faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi permintaan penumpang Garuda Indonesia Airlines.Hasil penelitian menunjukkan permintaan penumpang Garuda Indonesia Airlines di Provinsi Sumatera Utara dapat dijelaskan oleh variabel harga tiket Garuda Indonesia, pendapatan perkapita, dan jumlah wisatawan mancanegara Sumatera Utara dengan R2 (koefisien determinasi) sebesar 0,879369 artinya 87,94 % dari variabel variasi peubah endogen dapat dijelaskan oleh peubah eksogen, sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model penelitian ini. Dengan begitu kebijakan dari penelitian ini adalah permintaan penumpang Garuda Indonesia Airlines di Provinsi Sumatera Utara dapat ditingkatkan dengan melakukan pengendalian harga tiket serta menggalakkan promosi-promosi harga tiket yang harganya tidak kalah murah dengan harga tiket maskapai penerbangan yang lain.
ii
ABSTRACT
RUTH PRINCES JULIANA PARDEDE. Analysis of Factors affecting The Demand of Garuda Indonesia Airlines Passengers in North Sumatera. Thesis, Medan : Postgraduate School of the State University of Medan, 2012.
Garuda Indonesia is the first airline in Indonesia. The development of technology and communication plays a role in increasing the competition of aviation industry in Indonesia. Not only because of globalization, but more because of the flight service users is more advanced and more smarter to choose their flight. The demand of passenger in Garuda Indonesia Airlines North Sumatera is changing from year to year namely the increase and the decrease which are influenced by several factors.In this research, testing of factors affecting the demand of Garuda Indonesia Airlines passenger had been done. It is by observing the relationship of Garuda Indonesia Airlines ticket prices, per capita income, an the number of non-domestic tourists in the province of North Sumatera. The data used in this study is secondary data with the kind of time series data for the period 1994-2010 obtained from Central Bureau of Statistics nd PT Angkasa Pura II Polonia Airport, medan, North Sumatera. Data were analyzed by using the Ordinary Least Square (OLS) with the help of evies software program to look at the factors that significantly affect passenger demand of Garuda Indonesia Airlines. The result of this study showed that the Demand of Garuda Indonesia Airlines passenger in the province of North Sumatera can be explained by the tickets prices variable of Garuda Indonesia, per-capita income, and the number of Non-domestic tourists in North Sumatera with R2 (coefficient of determination) of 0,879369 means that 87,94% of the variation variables endogeneous can be explained by the exogeneous variables, the rest is explained by other variables that are not used in this research. Thus the policy of this research is the demand of Garuda Indonesia Airlines passenger in North Sumatera can be improved by controlling the ticket prices and also by promoting the ticket prices that cost no less cheap with another Airlines.
KATA PENGANTAR
Dengan kerinduan dan kerendahan hati, terlebih dahulu penulis mengucapkan puji dan
syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih dan berkatNya, penulis dapat menyelesaikan
tesis ini.
Tesis dengan judul “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Penumpang Garuda Indonesia Airlines di Provinsi Sumatera Utara” disusun sebagai salah
satu syarat akademik untuk menyelesaikan Program Strata 2 Program Studi Ilmu Ekonomi,
Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa dengan adanya bimbingan dan dorongan dari semua pihak
ataupun dukungan baik moril maupun materil, maka penulisan tesis ini dapat tewujud. Untuk itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung, terutama kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M. Pd, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. Jonni Manurung, selaku Pembimbing pertama yang selalu memberikan
masukan dan diskusi yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian tesis ini.
4. Bapak Dr. Dede Ruslan, M. Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi, sekaligus
selaku Pembimbing kedua yang juga sangat banyak memberikan masukan dan saran yang
bermanfaat dalam penulisan tesis ini.
5. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Ekonomi
6. Bapak Dr. Arwansyah, M. Si, Bapak Indra Maipita, M. Si, Ph. D, selaku narasumber dan
Penguji dalam sidang seminar maupun sidang ujian tesis atas saran dan masukannya.
7. Seluruh staf dan dosen di Prodi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana UNIMED yang
membantu penulis selama studi, penyusunan tesis serta urusan administrasi lainnya.
8. Seluruh staf dan pegawai PT Angkasa Pura II Bandara Udara Polonia Medan atas
bantuannya dalam memberikan data yang dibutuhkan dalam penyelesaian tesis ini.
9. Kepada ayahanda dan ibunda tercinta, Bapak Pontas Arifin Pardede dan Ibu Lisbet Br.
Nainggolan,terimakasih atas doa yang mengalir tanpa henti, semangat pantang menyerah
untuk menjalani pendidikan setinggi-tingginya, kepada adik – adik tersayang, Roy
Vicktor Pardede, Rifka Pardede, Rebecka Pardede, Rani Ayu, Rina Rose, Jerryo Daniel,
serta Bou dan Amangboru dan seluruh keluarga besar tercinta yang berada di Medan dan
Pematangsiantar yang selalu memberikan dukungan ataupun dorongan melalui perhatian,
kasih sayang serta doa bagi penulis.
10. Untuk Hans Tua Sinaga, terima kasih karena selalu memberikan doa yang tulus,
ketegaran menjalani cobaan, ketenangan dimasa-masa sulit dan tawa keceriaan bagi
penulis.
11. Semua rekan – rekan mahasiswa/i Prodi Ilmu Ekonomi UNIMED, terkhusus kepada
Bang Djoko, Kak Ika, Kak Deri, Lince, Rona yang telah memberikan persahabatan serta
bantuan – bantuan yang tidak ternilai harganya selama penulis mengambil Program
Pascasarjana, terima kasih atas kebersamaannya selama masa kuliah.
Hendaknya semua kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis menjadi amal
kebaikan. Dalam penyusunan tesis ini penulis menyadari masih banyak terdapat keterbatasan,
wawasan analisis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca demi penulisan yang lebih sempurna di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan semoga
Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan damai sejahtera bagi kita semua.
Medan, Januari 2013
Penulis
vii
3.6.1 Kolinearitas Ganda (Multicollinearity) ... 59
3.6.2 Serial Correlation (Autocorrelation) ... 61
3.7 Definisi Variabel Operasional ... 63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 64
4.1 Perkembangan Jumlah Penumpang Garuda Indonesia Prov. .. Sumatera Utara dan Variabel yang Mempengaruhinya ... 64
4.1.1 Perkembangan Jumlah Penumpang Garuda Indonesia Air- Lines Melalui Bandara Udara Polonia Medan ... 64
4.1.2 Perkembangan Harga Rata – RataTiketPesawatGaruda Indonesia Penerbangan Medan–Jakarta Tahun 1994-2010 .. 67
4.1.3 Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara Provinsi Sumatera Utara Tahun 1994-2010 ... 70
4.1.4 Perkembangan Pendapatan Perkapita Prov. Sumatera Utara Tahun 1994 - 2010 ... 73
4.2 Pembahasan Hasil Estimasi Model Permintaan Penumpang Garuda Indonesia Airlines Provinsi Sumatera Utara ... 75
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Trend Jumlah dan Share Penumpang yang Diangkut Kereta
Api, Pesawat dan Kapal ... 2
Tabel 1.2 Rata-Rata Perkembangan Jumlah Penumpang dan Pangsa Pasar Penerbangan Domestik di Indonesia Periode Tahun 2007- 2009 ... 7
Tabel 1.3 Jumlah Penumpang Garuda Indonesia, Harga Tiket Garuda Indonesia, Pendapatan Perkapita, Jumlah Wisatawan ... 9
Tabel 3.1 Penentuan Autokorelasi Uji Durbin Watson ... 62
Tabel 4.1 Jumlah Permintaan Penumpang Pesawat Garuda Indonesia Airlines Penerbangan Medan-Jakarta Tahun 1994-2010 ... 65
Tabel 4.2 Harga Rata–Rata Tiket Pesawat Garuda Indonesia Airlines Penerbangan Medan-Jakarta Tahun 1994-2010 ... 68
Tabel 4.3 Jumlah Wisatawan Mancanegara Provinsi Sumatera Utara Tahun 1994-2010 ... 71
Tabel 4.4 Jumlah Pendapatan Perkapita Provinsi Sumatera Utara Tahun 1994-2010 ... 73
Tabel 4.5 Korelasi Matriks dan Variance Inflating Factor ... 76
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi ... 77
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Trend Jumlah dan SharePenumpang Yang Diangkut Kereta Api, Pesawat dan Kapal... 3
Gambar 1.2 Perkembangan Persentase Pertumbuhan Permintaan Penum- pang Garuda Indonesia Airlines, Harga Tiket Garuda Indone- sia, Pendapatan Perkapita, dan Jumlah Wisatawan ... 9
Gambar 2.1 Fungsi Permintaan Marshallian... 26
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 54
Gambar 4.1 Persentase Perkembangan Jumlah Penumpang Dalam Negeri Melalui Bandara Udara Polonia Medan pada Maskapai Garu- da Indonesia Prov. Sumatera Utara Tahun 1994-2010 ... 66
Gambar 4.2 Persentase Perkembangan Harga Rata – Rata Tiket Pesawat Garuda Indonesia Penerbangan Medan - Jakarta Tahun 1994- 2010 ... 69
Gambar 4.3 Persentase Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara Prov. Sumatera Utara Tahun 1994-2010 ... 72
Gambar 4.4 Persentase Perkembangan Pendapatan Perkapita Provinsi Sumatera Utara Tahun 1994-2010 ... 72
i
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Data Penelitian (Data Normal) ... 90
2.Data Penelitian (Data Logaritma Natural) ... 91
3.Uji Normalitas ... 92
4.Uji Multikolinearity ... 93
5.Uji Autokorelasi ... 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam aspek perekonomian, jasa angkutan yang cukup serta memadai
sangat diperlukan sebagai penunjang pembangunan ekonomi. Tanpa adanya
transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat diharapkan tercapainya hasil
yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.
Transportasi berhubungan erat dengan jangkauan dan lokasi kegiatan
manusia, barang-barang dan jasa. Pentingnya transportasi tercermin pada semakin
meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang
dari dan ke seluruh pelosok tanah air, bahkan dari dalam negeri dan ke luar negeri.
Apabila terjadi peningkatan produksi, maka semakin besar bahan yang diangkut
untuk memenuhi bahan baku produksi dan semakin besar pula hasil produksi yang
diangkut konsumen.
Peningkatan volume produksi merupakan perluasan wilayah eksploitasi
sumber bahan baku dan wilayah pemasaran produksi. Peningkatan kegiatan
ekonomi mengikutsertakan peningkatan mobilitas. Sarana transportasi juga sangat
penting untuk membuka keterisolasian di daerah-daerah terpencil dan hal ini perlu
didukung dengan tersedianya prasarana seperti jalan, bandara dan pelabuhan.
Peningkatan jumlah penduduk, angkatan kerja serta perkembangan ekonomi dan
dengan adanya pemekaran daerah-daerah di satu provinsi maka kebutuhan
2
Analisa permintaan terhadap angkutan dapat dilihat dalam beberapa faktor,
yaitu pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan volume angkutan permintaan,
baik barang maupun penumpang.
Adanya otonomi daerah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di
masing-masing provinsi diperkirakan akan mengalami peningkatan disertai
mobilitas yang tinggi dari penduduk di wilayah tersebut menyebabkan kebutuhan
akan jasa angkutan penumpang dan barang semakin meningkat. Hal ini apabila
dianalisis lebih jauh akan menjadi peluang bisnis ke depan baik untuk angkutan
penumpang maupun angkutan barang (kargo).
Berikut ini merupakan tabel perkembangan jumlah penumpang yang
diangkut oleh angkutan Pesawat dan Kapal Laut dapat dilihat dari data berikut ini:
Tabel 1.1 Trend Jumlah & Share Penumpang Yang Diangkut Kereta Api, Pesawat & Kapal
( satuan dalam Orang )
Tahun KA Pesawat Kapal
1999 18,700,000 7,046,000 17,670,900 2000 19,200,000 8,654,000 14,549,700 2001 18,700,000 10,394,000 19,641,000 2002 17,600,000 13,535,000 20,052,000 2003 15,500,000 19,286,000 19,938,000 2004 15,000,000 27,853,000 16,072,000 2005 15,200,000 29,817,000 13,664,000 2006 15,900,000 32,687,000 14,136,800 2007 17,500,000 34,865,000 15,245,800 2008 19,400,000 36,144,000 18,919,000 2009 20,700,000 41,691,000 14,858,900 2010 20,300,000 48,872,000 18,314,800 Sumber : (Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, 2011 : 86)
Dari data perkembangan Jumlah Penumpang tersebut di atas, dapat juga
3
Gambar 1.1 Trend Jumlah & Share Penumpang Yang Diangkut Kereta Api, Pesawat & Kapal (Orang)
Dari Gambar 1.1 di atas tampak bahwa total Jumlah Penumpang yang
diangkut kereta api mengalami kenaikan pada tahun 2000 sebesar 2,67 % menjadi
19.200.000 orang dari tahun sebelumnya, kemudian turun lagi sebesar 2,67 %
pada tahun 2001. Pada tahun 2004 mengalami penurunan rata – rata 5,8 % setiap
tahun. Pada tahun 2005 naik sebesar 1,3 % menjadi 15.200.000 orang. Diikuti
dengan kenaikan jumlah penumpang kereta api pada tahun berikutnya sampai
tahun 2009. Pada tahun 2010 turun sebesar 1,4 % menjadi 20.300.000 orang.
Berbeda dengan jumlah penumpang pesawat mengalami kenaikan setiap tahunnya
mulai dari tahun 1999 – 2010. Dari data di atas tampak bahwa jumlah penumpang
pesawat tidak pernah mengalami penurunan, justru mengalami kenaikan setiap
tahunnya rata – rata sebesar 24 % sampai tahun 2002 dan kemudian naik sebesar
0 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000 60000000
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
KA
Pesawat
Kapal
4
42,48 % pada tahun 2003 diikuti dengan kenaikan sebesar 44,4 % pada tahun
2004. Hal ini disebabkan karena banyaknya maskapai penerbangan yang muncul
di Indonesia dengan penawaran harga tiket yang cukup terjangkau. Kenaikan
jumlah penumpang pesawat terus terjadi sampai tahun 2010 hingga mencapai
jumlah penumpang 48.872.000 orang. Sedangkan untuk angkutan kapal, jumlah
penumpang mengalami kenaikan dan penumpang yang tidak terlalu drastis rata –
rata 15 – 17 % setiap tahun sampai pada tahun 2010. Pada tahun 1999–2000
masih yang terbesar dibandingkan dengan pesawat maupun kapal laut. Namun
berdasarkan pangsa (share) relatif sudah stagnan pada tahun-tahun berikutnya,
sementara share penumpang yang diangkut pesawat menunjukkan pertumbuhan
yang pesat dan kapal laut semakin mengecil. Hal tersebut menggambarkan
superioritas daya jangkau pesawat yang melayani daerah – daerah yang tidak
tercakup layanan angkutan lainnya dan dilihat juga dari sisi efisiensi waktu dalam
menjangkau daerah – daerah yang dituju.
Seiring dengan pertumbuhan perekonomian membuat permintaan terhadap
jasa angkutan atau sarana transportasi semakin meningkat. Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk menganalisis lebih dalam faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan terhadap sarana transportasi, dalam hal ini khususnya terhadap sarana
transportasi udara.
Dalam sistem penerbangan nasional dikatakan bahwa fungsi airlines
adalah menyelenggarakan jasa transportasi penerbangan yang bertujuan
mengantarkan penumpang atau barang dari suatu tempat dengan tujuan tempat
5
sehingga mampu memanfaatkan sumber daya yang tersedia agar berdaya guna
dan berhasil guna.
Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun
semakin menjadi perhatian masyarakat luas. Hal ini dapat dilihat dari ketatnya
persaingan pelayanan, harga dan promosi yang ditawarkan berbagai maskapai
penerbangan. Perusahaan penerbangan harus dapat mengembangkan produk yang
bersifat memberikan kemudahan, menguntungkan dan bisa diterima oleh
pelanggan.
Perusahaan-perusahaan atau maskapai penerbangan melayani penerbangan
ke berbagai rute penerbangan baik domestik maupun internasional.
Perusahaan-perusahaan yang menangani jasa penerbangan niaga diantaranya Garuda, Merpati,
Sriwijaya, Lion Air dan lain-lain.
Perkembangan jumlah perusahaan penerbangan disatu sisi menguntungkan
bagi para pengusaha transportasi udara (penumpang dan pemilik kargo) karena
akan ada banyak pilihan. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan tersebut
berkompetisi atau bersaing untuk menarik penumpang sebanyak-banyaknya
dengan menawarkan tarif yang lebih murah atau menawarkan berbagai bonus.
Namun di sisi lain, dengan tarif yang lebih murah tersebut sering menurunkan
kualitas pelayanan atau service, bahkan lebih mengkhawatirkan lagi adalah akan
menyebabkan berkurangnya kualitas maintenance pesawat sehingga rawan
terhadap keselamatan penerbangan dan akan berdampak kurang baik terhadap
6
Industri penerbangan mempunyai daya tarik yang cukup besar. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya industri penerbangan yang menggeluti bisnis
tersebut. Begitu juga dengan Garuda Indonesia Airlines, maskapai penerbangan
nasional yang mencoba mempertahankan tarif dengan menyesuaikan kualitas
pelayanan maksimal dari Garuda Indonesia Airlines yang memang sudah diakui
oleh seluruh pengguna fasilitas jasa penerbangan.
Perusahaan penerbangan Garuda Indonesia merupakan perusahaan
penerbangan Indonesia yang terbesar di Indonesia. Garuda Indonesia saat ini
menghadapi persaingan yang sangat ketat. Tidak hanya bersaing dalam hal jumlah
harga akan tetapi Garuda Indonesia juga menghadapi persaingan dalam hal citra
perusahaan. Banyak maskapai penerbangan nasional maupun internasional
berlomba-lomba menurunkan harga atau tarif penerbangan untuk mendapatkan
pelanggan sebanyak-banyaknya sehingga Garuda Indonesia harus mempunyai
strategi yang tepat untuk menghadapi hal tersebut.
Banyaknya maskapai penerbangan di Indonesia menyebabkan persaingan
antar maskapai penerbangan baik nasional maupun internasional menjadi lebih
intensif. Meningkatnya intensitas penerbangan juga dibarengi dengan
meningkatnya perekonomian Indonesia yang berdampak positif pada bisnis
penerbangan di Indonesia. Jumlah penumpang pesawat selama tahun 2009
mengalami kenaikan sekitar 17 persen. Data dari Direktorat Angkutan Udara
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia menyebutkan selama Januari –
Desember 2009 jumlah penumpang pesawat udara sebesar 48.514.639 orang atau
naik 17 persen dari tahun sebelumnya. Angka jumlah penumpang sebesar 48 juta
7
penumpang domestik sebesar 43.556.083 penumpang dan penumpang
internasional sebanyak 4.958.556 orang. Keadaan ini tentunya merupakan peluang
dari sejumlah maskapai penerbangan di Indonesia untuk meraih pangsa pasar
yang lebih besar.
Data jumlah permintaan penumpang dan pangsa pasar penerbangan
domestik periode tahun 2007-2009 disajikan pada tabel 1.2.
Tabel 1.2 Rata – Rata Perkembangan Jumlah Penumpang dan Pangsa Pasar Penerbangan Domestik di Indonesia Periode Tahun 2007-2009
No. Nama Maskapai
Rata – Rata Jumlah
Penumpang 2007 - 2009 Pangsa Pasar
(Orang) (%)
1 Lion Mentari Airlines 9.700.653 23,38
2 Garuda Indonesia 7.828.581 19,12
3 Batavia Air 5.394.203 13,18
4 Sriwijaya Air 4.510.706 10,96
5 Mandala Airlines 2.981.481 7,18
6 Merpati Nusantara Airlines 2.358.146 5,81
7 Indonesia Air Asia 1.720.677 4,21
8 Maskapai Lainnya 6.469.956 16,16
Total 40.964.403 100
Sumber : Departemen Perhubungan Republik Indonesia, 2010
Berdasarkan Tabel 1.2 diatas dapat diketahui bahwa jumlah permintaan
penumpang yang paling menguasai pangsa pasar adalah maskapai Lion Mentari
Airlines sebesar 23,38 persen dan maskapai Garuda Indonesia sebesar 19,12
persen. Permintaan jumlah penumpang setiap tahun selalu mengalami perubahan
khususnya mengalami kenaikan. Tentunya banyak faktor yang melatarbelakangi
perubahan jumlah permintaan penumpang transportasi udara khususnya yang
8
Menurut Papas dan Hirschey (1995:46), bahwa permintaan merupakan
sejumlah barang atau jasa yang dibeli oleh konsumen selama periode tertentu
berdasarkan situasi dan kondisi tertentu. Adapun faktor yang mempengaruhi
permintaan adalah harga barang itu sendiri, harga barang substitusi, harga barang
komplementer, pendapatan konsumen, besarnya populasi dan lain-lain.
Terdapat dua model dasar permintaan yang berkaitan dengan harga,
pertama adalah kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari barang lain
yang dapat digunakan sebagai pengganti terhadap barang yang mengalami
kenaikan harga (substitusi atau komplementer).
Kenaikan harga suatu barang menyebabkan permintaan barang lain
meningkat (hubungan positif), disebut barang substitusi. (Nicholson, 1995:66).
Kedua adalah kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil para pembeli
berkurang (Sukirno, 2002:58).
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan di atas, bila
dikaitkan dengan pemintaan penumpang transportasi udara di Indonesia
khususnya Sumatera Utara, perlu kiranya diketahui bagaimana perkembangan
permintaan penumpang Garuda Indonesia Airlines, harga tiket pesawat riil,
pendapatan perkapita dan jumlah wisatawan mancanegara dalam kurun waktu satu
tahun dari tahun amatan penelitian yakni tahun 1994 – 2010.
Perkembangan permintaan penumpang Garuda Indonesia Airlines, harga
9
Tabel 1.3 Jumlah Penumpang Garuda Indonesia, Harga Tiket Garuda Indonesia, Pendapatan Perkapita, Jumlah Wisatawan Mancanegara
(2005 – 2010)
Sumber : BPS Sumatera Utara, 2011
Ket. : PPT = Permintaan Penumpang Garuda Indonesia, HPR = Harga Tiket Garuda Indonesia, PPR = Pendapatan Perkapita Riil, WISMAN = Jumlah Wisatawan Mancanegara
Grafik perkembangan persentase pertumbuhan permintaan penumpang
Garuda Indonesia Airlines, harga tiket pesawat riil, pendapatan perkapita, dan
jumlah wisatawan mancanegara dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 1.2 Perkembangan Persentase Pertumbuhan Permintaan Penumpang Garuda Indonesia Airlines, Harga Tiket Garuda Indonesia,
Pendapatan Perkapita, dan Jumlah Wisatawan Mancanegara
10
Dari Tabel 1.3 dan Gambar 1.2 di atas dapat diketahui bahwa
perkembangan harga riil rata – rata tiket pesawat, dalam hal ini tiket Garuda
Indonesia sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 cukup berfluktuasi.
Walaupun demikian, pengaruh harga tiket terhadap jumlah permintaan
penumpang Garuda Indonesia berada dalam kondisi yang ideal, dimana harga
tiket pesawat yang mengalami kenaikan, akan menyebabkan penurunan jumlah
penumpang. Sedangkan dari sisi pendapatan perkapita, kondisi ideal terjadi
apabila pendapatan perkapita mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan
pesawat juga akan naik. Hal ini tidak sama halnya dengan yang terjadi pada tahun
2006, dimana pendapatan perkapita yang turun sebesar 7,19 % justru diketahui
bahwa jumlah penumpang naik sebesar 3,81 % menjadi 632.608 orang. Dalam hal
jumlah wisatawan mancanegara di Sumatera Utara dapat dilihat bahwa pada tahun
2007 kenaikan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 10,08 % ternyata
memberikan dampak terhadap jumlah penumpang yang justru mengalami
penurunan sebesar 7,30 % menjadi 586.432 orang. Dan tahun 2008, terjadi
penurunan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 6,34 % yang memberikan
dampak terhadap peningkatan jumlah penumpang sebesar 17,68 %.
Berdasarkan analisa grafik dan tabel untuk perkembangan permintaan
penumpang Garuda Indonesia Airlines, harga riil tiket Garuda Indonesia,
pendapatan perkapita, dan jumlah wisatawan mancanegara di Provinsi Sumatera
Utara, ternyata telah terjadi ketidaksesuaian teori dengan praktik di lapangan
11
Idealnya semakin tinggi harga riil tiket pesawat Garuda, maka akan
menurunkan permintaan penumpang Garuda Indonesia Airlines; semakin tinggi
pendapatan perkapita, maka akan meningkatkan permintaan penumpang Garuda
Indonesia Airlines; dan semakin tinggi jumlah wisatawan mancanegara Sumatera
Utara, maka permintaan penumpang Garuda Indonesia Airlines cenderung akan
meningkat.
Berdasarkan uraian permasalahan-permasalahan di atas yang meliputi
faktor-faktor permintaan penumpang Garuda Indonesia Airlines di Sumatera
Utara, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan
menuliskannya dalam bentuk tesis yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Permintaan Penumpang Garuda Indonesia Airlines Provinsi
Sumatera Utara.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di
atas, maka dapat dirumuskan permasalahan adalah seberapa besar pengaruh harga
riil tiket pesawat Garuda Indonesia rute penerbangan Medan-Jakarta, pendapatan
perkapita, dan jumlah wisatawan mancanegara, terhadap permintaan penumpang
Garuda Indonesia Airlines Provinsi Sumatera Utara secara simultan dan parsial?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh harga tiket pesawat Garuda
12
wisatawan mancanegara terhadap permintaan penumpang Garuda Indonesia
Airlines Provinsi Sumatera Utara secara simultan dan parsial.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini diharapkan antara lain :
1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan penumpang Garuda Indonesia
Airlines Provinsi Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan masukan atau input bagi Pemerintah pada Kab/Kota di
Provinsi Sumatera Utara dalam membuat kebijakan yang berhubungan
dengan sektor transportasi, dalam hal ini transportasi udara di Provinsi
Sumatera Utara.
3. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi penelitian selanjutnya, sekaligus
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara simultan ketiga variabel tersebut menunjukkan nilai F-Stat yang cukup
tinggi yaitu 31.58877 dengan prob. sebesar 0.000003 < 0.05, sehingga Ho
ditolak yang berarti bahwa secara bersama-sama perubahan harga riil tiket
Garuda Indonesia Airlines (HPR), wisatawan mancanegara (WISMAN), dan
pendapatan perkapita (PPR) berpengaruh terhadap permintaan penumpang
transportasi udara (PPT) di Provinsi Sumatera Utara pada taraf alpha 1 persen.
2. Secara parsial disimpulkan bahwa:
a. Harga riil Garuda Indonesia Airlines, berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap permintaan penumpang Garuda Indonesia Airlines (PPT)
Provinsi Sumatera Utara secara signifikan selama tahun amatan 1994 -
2010.
b. Jumlah wisatawan mancanegara berpengaruh positif dan signifikan
terhadap permintaan penumpang Garuda Indonesia Airlines (PPT)
Provinsi Sumatera Utara secara signifikan selama tahun amatan 1994 -
2010.
c. Pendapatan perkapita tidak berpengaruh terhadap permintaan penumpang
Garuda Indonesia Airlines (PPT) Provinsi Sumatera Utara selama tahun
87
3. Diketahui bahwa variabel harga tiket riil Garuda Indonesia Airlines (HPR),
wisatawan mancanegara (WISMAN), dan pendapatan perkapita (PPR) mampu
menjelaskan model permintaan penumpang transportasi udara (PPT) Provinsi
Sumatera Utara sebesar 87,9369 persen. Serta sisanya 12,0631 persen
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang paling mempengaruhi
besaran jumlah penumpang jasa transportasi udara adalah jumlah wisatawan
macanegara.
5.2 Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Disarankan kepada PT Angkasa Pura II dan maskapai penerbangan agar
memperhatikan setiap kebijakan yang ditetapkan pemerintah menyangkut
kinerja operasional penerbangan di Bandara Polonia Medan.
2. Disarankan kepada PT Garuda Indonesia Airlines membuat kebijakan –
kebijakan dalam memberikan penawaran harga tiket yang tidak kalah bersaing
dengan maskapai penerbangan lainnya guna menarik penumpang.
3. Adanya keterbatasan waktu dan sumber data dalam penelitian ini, sehingga
dalam penelitian selanjutnya data tahunan yang digunakan bisa lebih update
88
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Sakti Adji. 2011. Transportasi dan Pengembangan Wilayah. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Agus Widarjono. 2007. Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan
Bisnis. Ekonisia. Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS). Sumatera Utara Dalam Angka. Tahun 2001 – 2010.
Chiang, C. Alpha dan Wainwright, Kevin. 2005. Matematika Ekonomi Edisi
Keempat Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Departemen Perhubungan Republik Indonesia. 2004. Cetak Biru Transportasi
Udara 2005-2024 (Dipublikasikan melalui www.dephub.go.id).
Gujarati, Damodar N. 2006. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kadir, Abdul. 2006. Transportasi : Peran dan Dampaknya dalam Pertumbuhan
Ekonomi Nasional. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Wahana Hijau Vol.1 No.3 (Dipublikasikan melalui www.google.com).
Kamaluddin, Rustian. 2003. Ekonomi Transportasi Karakteristik, Teori dan
Kebijakan. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.
Lipsey, G. Richard. 1993. Ilmu Ekonomi. Rineka Cipta. Jakarta.
Mankiw, Gregory N. 2006. Makroekonomi Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Mankiw, Gregory N. 2002. Pengantar Ekonomi Mikro Edisi 3. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Nasution, M. Nur. 2008. Manajemen Transportasi. Ghalia Indonesia. Bogor.
Salim Abbas A. H. 2008. Manajemen Transportasi. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Haryono Tulus. 1999. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Miro Fidel. 2002. Perencanaan Transportasi. Jakarta : Penerbit Erlangga.
89
Numberi, Freddy. 2010. Statistik Perhubungan Buku I 2009. Kementerian Perhubungan Sekretariat Jenderal Pusat Data dan Informasi (Dipublikasikan melalui www.dephub.go.id).
Pappas James L, Hirschey Mark. 1995. Ekonomi Manajerial. Jakarta : Binarupa Aksara
Hartono Jogiyanto. 2004. Teori Ekonomi Mikro Analitis Matematis. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Pindyck Robert S, Rubinfeld Daniel L. 2007. Mikroekonomi Edisi 6. PT Indeks. Jakarta.
Pindyck, S, Robert, dan Rubinfeld, L, Daniel. 2007. Mikroekonomi Edisi Keenam
Jilid 1. PT. Indeks. Jakarta.
Reksoprayitno, Soediyono, 2000. Ekonomi Makro, Yogyakarta : Penerbit BPFE.
Sadono Sukirno. 2002. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Salim Abbas A. H. 2008. Manajemen Transportasi. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Salvatore, Dominick. 1997. Teori Mikroekonomi. Jakarta : Erlangga.
Samuelson, A, Paul, dan Nordhaus, D, William. 2003. Ilmu Mikroekonomi Edisi
17. Media Global Edukasi. Jakarta.
Sudarsono. 1990. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES. Jakarta.
Sunaryo, T. 2011. Ekonomi Manajerial-Aplikasi Teori Ekonomi Mikro. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan. Salemba Empat. Jakarta.
Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional (Teori dan Aplikasi). Jakarta : Bumi Aksara.
Varian, Hal R. 1992. Microeconomic Analysis Third Edition. University of California at Barkeley. W. W. Norton & Company. New York. London.
Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan