PENGARUH KUALITAS LAYANAN, NILAI, KEPUASAN PELANGGAN DAN CITRA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN MASKAPAI
PENERBANGAN GARUDA INDONESIA DI DIY
THE INFLUENCE OF PERCEIVED SERVICE QUALITY, PERCEIVED VALUE, SATISFACTION AND IMAGE TO CUSTOMER LOYALTY
GARUDA INDONESIA AIRLINES IN DIY
SKRIPSI
Disusun Oleh:
ARRIZA RIFAHDI AULIA 20120410241
FAKULTAS EKONOMI
i
PENGARUH KUALITAS LAYANAN, NILAI, KEPUASAN PELANGGAN DAN CITRA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN MASKAPAI PENERBANGAN GARUDA
INDONESIA DI DIY
THE INFLUENCE OF PERCEIVED SERVICE QUALITY, PERCEIVED VALUE, SATISFACTION AND IMAGE TO CUSTOMER LOYALTY GARUDA INDONESIA
AIRLINES IN DIY SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyataran untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada
Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh:
ARRIZA RIFAHDI AULIA 20120410241
FAKULTAS EKONOMI
PERNYATAAN
Dengan ini saya,
Nama : Arriza Rifahdi Aulia
Nomor mahasiswa : 20120410241
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH KUALITAS LAYANAN, NILAI, KEPUASAN PELANGGAN DAN CITRA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN MASKAPAI PENERBANGAN GARUDA INDONESIA DI DIY” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui
terdapat karya orang atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 23 April 2016
MOTTO
Hiduplah engkau seberapapun lamanya, namun engkau pasti akan mati, Cintailah siapa saja yang engkau suka,
namun engkau pasti akan berpisah dengannya
Berbuatlah semaumu namun engkau pasti akan mendapat balasannya, Barangsiapa ridha dengan rizki yang telah Allah berika, maka ia akan tenang di dunia dan akhirat Barangsiapa dapat menundukkan nafsu syahwatnya, maka
ia akan menjadi orang yang mulia di dunia dan di akhirat Barangsiapa merasa cukup, sehingga tidak mengharapkan pemberian orang lain, maka dia akan selamat di dunia dan
di akhirat
Barangsiapa dapat memelihara lisannya maka dia akan selamat di dunia dan di akhirat
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya kecil ini untuk cahaya hidup yang senantiasa ada saat
suka maupun duka, selalu setia mendampingi meskipun kalian jauh disana.
Saat kulemah tak berdaya kalian selalu menjadi energi positif bagi penulis, selalu
dengan ikhlas memanjatkan doa untuk putra tercinta dalam setiap sujudnya.
Ardi, Terimakasih untuk menjadi guru pertama yang mengajarkanku akan kehidupan serta selalu menuntunku untuk bermental baja, bersabar, mensyukuri
nikmat Allah SWT.
Siti Ma’rifah, Kelembutan, Kesabaran, Kesederhanaan serta dirimu yang Qana’ah membuatku selalu bangga telah terlahir dari rahimmu. Engkau akan
selalu menjadi wanita terhebat untukku. Terimakasih untuk semuanya Ibu.
Serta kalian…
1. Anza Ramadhan Al-Aulia, adek yg suka ngrepotin tapi ngangenin. Tapi
mamas tetep sayang kok, asal ga ngrepotin wkwkwkw…guyon nja
nja…terus ngaji yooo.
2. Vebrita Caesar Ariyanti (gitu bukan nama lengkapnya, hehe) makasih mb
dukungannya dalam bentuk apapun. Semoga anak pertamanya lahir sehat
mb, di beri kelancaran, Amin. Beserta suami, Mas Ardi, terimakasih mas
dukungannya, semoga menjadi ayah yang baik dan menjadi teladan bagi
anaknya, Amin.
3. Keluarga besar di Cilacap, Mbah uti, Budhe, Pakdhe, Om Arif beserta
4. Ahmad Junaedi, Siti Hayati, Hafid Bachtiar dan Zulfi terimakasih banyak
sudah menemani dan membantu dikala senang dan susah.
5. Lyna Audiena Wijayanti, menemani sampai detik ini, mendukung untuk
menyelesaikan karya ini walaupun saya malas, tetapi tidak pernah lelah
kau memberiku semangat. Semoga kita akan lanjut ke level kehidupan
selanjutnya. Amin…
6. Keluarga besar kelas Manajemen G 2012 G-Force!!! Teman-teman kuliah
yang sama-sama berjuang walau ditengah jalan kita menemukan hidup kita
masing-masing. Sukses kawan !!!
7. Teman-teman magang, Sela, Gita, Pak Cip, Pak Didik beserta tim Gold
Buster terimakasih pengalamannya dan bimbingan selama menjalani
magang.
8. Teman-teman KKN 41 bebe, agis, mikdar, eki, hamka, Rosita, reni,
annisa, fahmi, latifa, narsih, bang Roby, tanaya, tika, dwi Su, atika.
Makasih kerjasamanya selama KKN.
9. Alfian Zaiunul Akbar, terimakasih sudah mengajarkan banyak tentang
penulisan skripsi ini.
10.
Makasih juga buat semua yang terlibat dan mendukung serta saya selamakuliah dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan semuanya.
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kualitas layanan, nilai, kepuasan pelanggan dan citra terhadap loyalitas pelanggan maskapai Garuda Indonesia di DIY. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah judgment sampling. Responden dalam penelitian ini sebanyak 120 orang pengguna/konsumen Garuda Indonesia di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) yang dijalankan melalu program AMOS sebagai alat analisisnya.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kualitas layanan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap citra, nilai tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, citra berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, citra tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan dan kepuasan pelanggan tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
ABSTRACT
This study aims to determine how are the service quality, value, customer satisfaction and image to customer loyalty of Garuda Indonesia in Yogyakarta. The sampling method used in this study is judgment sampling. This study’s respondents is 120 consumers of Garuda Indonesia in Yogyakarta. This study used Structural Equation Modeling (SEM) which runs through AMOS programs as a tool of analysis.
Based on the analysis showed that the service quality had no significantly influence on customer’s satisfaction, service quality had significantly influence on image, values had no significantly influence on customer satisfaction, image had significantly influence on customer satisfaction, image had no significantly influence on customer loyalty and customer satisfaction had no significantly influence on customer loyalty.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA……….19
E. IDENTIFIKASI VARIABEL……….…………..19
F. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN……..…….20
G. UJI KUALITAS INSTRUMEN DAN DATA…….……….23
H. UJI HIPOTESIS DAN ANALISIS DATA………...…....…24
BAB IV………..……….26
A. GAMBARAN UMUM OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN..…..26
B. UJI KUALITAS INSTRUMEN DAN DATA………..…..33
C. HASIL PENELITIAN (UJI HIPOTESIS)………..37
D. PEMBAHASAN……….….51
BAB V………..56
A. SIMPULAN……….56
B. SARAN……….57
C. KETERBATASAN PENELITAN………..…….57 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 27
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 28
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 29
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 30
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan/Uang Saku. 31 Tabel 4.6 Karakteristik Responden Menggunakan Layanan ... 32
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas ... 34
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 36
Tabel 4.9 Notes for Model ... 40
Tabel 4.10 Hubungan Antar Indikator dengan Variabel ... 41
Tabel 4.11 Goodnes of Fit Sebelum di Modifikasi ... 44
Tabel 4.12 Modification Index ... 45
Tabel 4.13 Goodnes of Fit Setelah di Modifikasi ... 46
Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis ... 48
Tabel 4.15 Standardized Indiract Effect ... 50
Tabel 4.16 Standardized Diract Effect ... 51
Tabel 4.22 Hasil Uji Hipotesis ... 57
Tabel 4.23 Standardized Direct Effect ... 61
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Customer Satisfaction Model Zeithaml dan Bitner (2000) ... 7
Gambar 2.2 Total Perceived Quality Gronroos (1990) ... 8
Gambar 2.3 Konsep Kepuasan Menurut Tangkilis (2007) ... 9
Gambar 2.4 Model Grand Teory Penelitian ini ... 10
Gambar 2.5 Model Penelitian ... 17
Gambar 4.1 Diagram Jalur untuk SEM... 38
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Industri jasa merupakan fenomena yang unik dalam pembangunan
nasional suatu bangsa.Semakin maju suatu bangsa, maka semakin besar
konstribusi komponen jasa pada struktur pendapatan nasionalnya.Industri jasa
telah berkembang menjadi unsur yang penting dalam pembangunan berbagai
negara di dunia. Indonesia adalah negara sedang berkembang yang
mempunyai komponen industri jasa sebesar 45% dari GNP nya negara yang
lebih maju seperti Singapura mempunyai 80% dari total GNP nya dari industri
jasa. Sedangkan komposisi penting industri jasa adalah transportasi dan
telekomunikasi (Sukandi, 1996).
Bisnis transportasi merupakan bidang yang sangat prospektif untuk
masa kini dan mendatang, bisnis transportasi udara menjadi bidang yang
sangat diperlukan untuk masyarakat modern dewasa ini. Salah satu
keuntungannya jika dibandingkan dengan jasa transportasi yang lain adalah
waktu yang singkat untuk mencapai tujuan. Konsep pemasaran, dikemukakan
sebagai kunci untuk mencapai tujuan perusahaan adalah penentuan kebutuhan
dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan
Untuk itu ada empat pilar konsep pemasaran yaitu (a) fokus pasar, (b)
orientasi kepada pelanggan, (c) pemasaran yang terkoordinasi, (d)
kemampulabaan (Kotler, 2008). Dengan berpegang dengan orientasi kepada
pelanggan tujuan yang ingin dicapai adalah memuaskan pelanggan.Dilihat
dari dimensi asal pelanggan yang menjadi sasaran, pelanggan dikelompokkan
ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok pembeli baru dan kelompok pembeli
ulang. Dilihat dari dimensi biaya, akan lebih besar biaya untuk menarik
pelanggan baru jika dibandingkan biaya untuk mempertahankan pelanggan
lama atau menciptakan pembelian ulang. Oleh karena itu mempertahankan
pelanggan adalah lebih penting dari pada memikat pelanggan.Adapun
mempertahankan pelanggan terletak pada kepuasan pelanggan.
Pada industri jasa (service), kepuasan pelanggan selalu dipengaruhi
oleh kualitas interaksi antara pelanggan dan karyawan yang melakukan kontak
layanan (Kotler, 2008).Dekade terakhir ini, gerakan ke arah kualitas di seluruh
dunia telah menjalar dari sektor manufaktur ke sektor jasa. Bukti dari kualitas
jasa nampak pada performance yang tanpa cacat atau sempurna (Berry dan
Parasuraman dalam Hartono dan Subagio, 2003), suatu konsep yang sama
dengan apa yang dinyatakan sebagai Zero defect pada manufaktur.
Berdasarkan pada sudut pandang pelanggan, kontak layanan service encounter
atau dikenal dengan istilah moment of truth terjadi pada saat pelanggan
berinteraksi dengan organisasi (perusahaan) untuk memperoleh jasa yang
Pada dasarnya, ada dua hal pokok yang berkaitan dengan layanan, yaitu
harapan pelanggan terhadap kualitas langganan (expected quality) dan
persepsi pelanggan atas kualitas layanan pada saat menerima layanan
(experienced atau perceive quality). Pelanggan senantiasa menilai suatu
layanan yang diterima dengan membandingkannya dengan apa yang
diharapkan atau yang diinginkan. Kepuasan pelanggan menjadi kunci dari
ukuran performance yang dikatakan sempurna, dalam hal ini tidaklah berarti
memenuhi standarisasi yang kaku, tetapi performance yang dapat memberi
kepuasan mendekati 100% dari sudut pandang konsu-men. Pelanggan
senantiasa menilai suatu layanan yang diterima dengan membandingkan
dengan apa yang diharapkan atau di inginkan. Pelanggan membeli dari
perusahaan yang menawarkan nilai yang tertinggi perceived value, pelanggan
mengevaluasi manfaat yang diterimanya dengan pengorbanan mereka untuk
mendapatkan produk tersebut.
Pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang memiliki ciri-ciri antara
lain melakukan pembelian secara berulang terhadap badan usaha yang sama,
memberitahukan kepada orang lain tentang kepuasan-kepuasan yang didapat
dari perusahaan tersebut dan menunjukkan kekebalan terhadap
tawaran-tawaran dari tawaran-tawaran-tawaran-tawaran perusahaan pesaing lain.
Pada industri penerbangan (airline) pelanggan komersial di Indonesia,
perilaku pelanggan dalam memilih pesawat yang ada beberapa macam,
meliputi pilihan penerbangan yang memberikan harga murah, dan
Pertimbangan dependen maupun independen dalam keputusan pada
dasarnya berbeda dengan industri lain. Rute terbang yang bisa
menghubungkan dari satu kota A dengan kota lainnya B. Juga skedul
keberangkatan, berapa kali frekuensi penerbangan mempengaruhi nilai dari
pelanggan pribadi. Seringkali keputusan pelanggan juga tidak bisa sendiri
karena meliputi kelompok dari travel biro, juga kesempatan penerbangan
untuk keperluan bisnis atau untuk wisata. Pada rute yang hanya dilayani satu
perusahaan penerbangan, akan bersifat monopoli bagi perusahaan tersebut,
namun untuk rute perjalanan padat dengan banyak perusahaan memberikan
skedul lebih padat dengan banyak pilihan perusahaan penerbangan.
Loyalitas pelanggan yang lebih besar, pada gilirannya, bisa ditentukan
oleh kepercayaan terhadap merek maskapai dan oleh perasaan atau pengaruh
yang ditimbulkan oleh merek maskapai penerbangan. Dengan tingkat
penerimaan terhadap kualitas produk (perceive quality) akan memberikan rasa
puas oleh karena pengharapan pelanggan akan kinerja perusahaan bisa dicapai
dengan baik. Kesan atau citra yang baik terhadap merek maskapai
penerbangan, atas pengalaman yang didapat pelanggan akan menjadi kunci
bagi maskapai penerbangan terdapat pelanggan yang loyal.
Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis berkeinginan untuk meneliti
dan mengidentifikasi adanya pengaruh dari kualitas layanan, kenyamanan, dan
catering dalam pembentukan corporate image (Airline Image), dan perceived
value yang akan mempengaruhi kepuasan dan loyalitas pelanggan Garuda
B. Batasan Masalah Peneliti
Tujuan pembatasan masalah ini adalah agar ruang lingkup peneliti tidak luas dan lebih focus untuk menghindari kesalahan sehingga tidak menyimpang dari pokok permasalahan serta mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Peneliti tidak membahas hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel dependen, sedangkan yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini yaitu hubungan tidak langsung (melalui mediasi citra dan kepuasan pelanggan). Berdasarkan uraian diatas, peneliti ini dibatasi pada tingkat kualitas layanan, nilai, kepuasan pelanggan dan citra terhadap loyalitas pelanggan maskapai penerbangan Garuda Indonesia di DIY.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah kualitas layanan yang diterima mempengaruhi kepuasan
pelanggan ?
2. Apakah kualitas layanan yang diterima mempengaruhi citra ?
3. Apakah nilai mempengaruhi kepuasan pelanggan ?
4. Apakah citra mempengaruhi kepuasan pelanggan ?
5. Apakah citra mempengaruhi loyalitas ?
6. Apakah kepuasan pelanggan mempengaruhi loyalitas ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis kualitas layanan yang diterimaberpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan.
3. Untuk menganalisis nilai berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
4. Untuk menganalisis citra berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
5. Untuk menganalisis citra berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.
6. Untuk menganalisis kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap loyalitas
pelanggan.
E. Manfaat Penelitian
Merujuk pada tujuan penelitian maka penelitian ini sekurang-kurangnya
diharapkan dapat memberikan dua manfaat, yakni :
1. Manfaat Teoristis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori
yang membantu perkembangan ilmu pengetahuan manajemen
pemasaran, khususnya yang terkait dengan pengaruh kualitas layanan,
nilai, kepuasan pelanggan dan citra terhadap loyalitas pelanggan.Selain
itu juga diharapkan dapat menambah referensi dalam penelitian.
2. Manfaat Praktiss
Dapat memberikan masukan yang berarti bagi Garuda Indonesia
dalam meningkatkan loyalitas pelanggan, khususnya melalui perspektif
motivasi kerja dan kompensasi kerja kualitas layanan, nilai, kepuasan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Grand Theory
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil
modifikasi yang terdiri dari beberapa teori yang saling berkaitan dan saling
berhubungan.
1. Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan
Zeithaml dan Bitner (2000) mengemukakan bahwa kepuasan adalah
konsep yang jauh lebih luas dari hanya sekedar penilaian kualitas pelayanan,
tetapi juga di pengaruhi oleh faktor-faktor lain. Sebagaimana terlihat pada
gambar 2.1 di bawah, menyatakan kepuasan pelanggan di pengaruhi oleh
persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan,kualitas produk, harga dan
oleh faktor situasi dan faktor pribadi dari pelanggan.
2. Kualitas Layanan terhadap Citra
Menurut Gronroos (1990), dalam buku Pemasaran Jasa (2011), pada
dimensi utama. Dimensi pertama, technical quality (outcome dimension)
berkaitan dengan kualitas output jasa yang di persepsikan pelanggan. Dimensi
kedua, functional quality (proses-related dimension) berkaitan dengan kualitas
cara penyampaian jasa atau menyangkut proses tranfer kualitas teknis, output
atau hasil akhir jasa dari penyedia jasa kepada pelanggan.
Gambar 2.2 Total Perceived Quality Gronroos (1990).
3. Nilai terhadap Kepuasan Pelanggan
Diantara definisi yang dikemukakan, bahwa kepuasaan atau
ketidakpuasaan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi
ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual
4. Citra terhadap Kepuasan Pelanggan
Menurut Gratner Group kepuasan pelanggan dibagi menjadi 4, yaitu :
a. Merek (Citra perusahaan).
b. Kualitas (pelayanan terhadap produk).
c. Hubungan timbal – balik (kebutuhan pelanggan yang terpenuhi).
d. Performance.
5. Citra terhadap Loyalitas dan Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas
Mardalis (2005) dalam Wijayanti (2010) menyebutkan beberapa faktor
yang mempengaruhi loyalitas, yaitu: kepuasan pelanggan, kualitas jasa, citra
dan rintangan untuk berpindah.
Dari beberapa teori yang telah dijelaskan, maka dapat digambarkan
bagan grand theory yang akan digunakandalam penelitian ini.
B. Definisi Variabel
1. Kualitas Layanan
Menurut Parasuraman (1988), kualitas pelayanan didefinisikan sebagai
bentuk penilaian pelanggan terhadap tingkat pelayanan yang diterima dengan
tingkat pelayanan yang diharapkan.
2. Nilai (Perceived Value)
Menurut Kotler (2008), perceived value adalah penilaian pelanggan
terhadap kualitas barang dan jasa secara keseluruhan atas keunggulan suatu
jasa atau produk seringkali tidak konsisten sehingga pelanggan menggunakan
isyarat intrinsik (output dan penyampaian jasa) dan isyarat ekstrinsik
3. Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler (2008), kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang
setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan
dengan harapannya. Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari
interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau
pelayanan yang diberikan.
Apabila penampilan kurang dari harapan, maka pelanggan tidak
dipuaskan, namun apabila penampilan sebanding dengan harapan, pelanggan
puas, dan apabila penampilan melebihi harapan pelanggan akan sangat puas
atau senang.
4. Citra
Citra perusahaan menurut Adona (2006) adalah kesan atau impresi
mental atau suatu gambaran dari sebuah perusahaan di mata para khalayaknya
yang terbentuk berdasarkan pengetahuan serta pengalaman mereka sendiri.
5. Loyalitas Pelanggan
Loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan
pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan
terhadap suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut
membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang
C. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
penyusunan proposal ini. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang
akan mengarahkan penelitian ini diantaranya yaitu:
berpengaruh signifikan terhadap customer loyalty, customer satisfaction
SEM Kesimpulan penelitian ini adalah (1) responden puas terhadap layanan bus efisiensi; (2) semakin baik kualitas layanan yang diberikan PO Efisiensi; (3) responden yang merasa puas ketika menggunakan jasa bus efisiensi, akan memberikan dasar hubungan jangka panjang bagi mereka terhadap perusahaan; (4) pelanggan akan membentuk harapan terhadap nilai dan bertindak berdasarkan hal itu,
dan mereka
memperhitungkan dan mengevaluasi penawaran yang memberikan nilai tertinggi; (5) Kualitas layanan berpengaruh secara positif terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka, maka dapat disusun
hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Perusahaan maskapai penerbangan melalui kinerja seluruh karyawan
membentuk citra maskapai penerbangan sehingga pelanggan dapat menilai
melalui kualitas layanan. Semakin baik kualitas layanan, maka semakin
kemungkinan citra perusahaan baik di mata pelanggan. Berdasarkan hal
tersebut maka terbentuk hipotesis sebagai berikut:
H1: Kualitas layanan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
2. Kepuasan pelanggan dan citra perusahan berawal dari komitmen
perusahaan memperlakukan pelanggannya secara baik. Dan perlu diingat
bahwa image atau citra dibentuk dalam benak pelanggan melalui
pelanggan (iklan, public relations, citra fisik, word of mouth
communication) yang dikombinasikan dengan pengalaman sendiri
pelanggan itu sendiri. Apabila hal ini diteruskan, tentunya akan berdampak
kepada loyalitas pelanggan. Ini membuktikan bahwa kualitas layanan dan
citra perusahaan merupakan faktor pembentuk kepuasan yang penting bagi
industri jasa penerbangan. Berdasarkan hal tersebut maka terbentuk
hipotesis sebagai berikut:
H2: Kualitas layanan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kesan
baik/citra.
3. Semakin baik nilai yang dirasakan, maka semakin besar kemungkinan
pelanggan untuk puas. Kepuasan merupakan ukuran sebenarnya ten-tang
bagaimana penerimaan dan kesesuain pelanggan terhadap suatu merek,
dan kepuasan adalah ukuran sebenarnya untuk bisnis jasa. Kepuasan
pelanggan berawal dari komitmen perusahaan memperlakukan
merupakan elemen yang pentingdalam pembentukan kepuasan khususnya
dalam usaha jasa.
Nilai yang dirasakan yang meningkat akan menghasilkan
pelanggan yang puas. Hubungan pelanggan dengan perusahaan diperkuat
ketika pelanggan mendapatkan hasil yang memadai tentang nilai yang
dirasakan perusahaan dan menjadi lemah ketika pelanggan mendapatkan
hasil negatif tentang nilai yang dirasakan perusahaan.Berdasarkan hal
tersebut maka terbentuk hipotesis sebagai berikut:
H3: Nilai (perceived value) mempunyai pengaruh signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
4. Kesan baik/citramaskapai penerbangan menimbulkan ekspektasi dan
harapan tersendiri dari pelanggan terhadap perusahaan maskapai
penerbangan. Ekspektasi dan harapan yang keluar dari benak pelanggan
ini tentunya diupayakan dapat terjawab oleh perusahaan penyedia jasa
dengan baik, karena hal ini yang menciptakan citra baik perusahaan dan
berujung kepada kepuasan pelanggan.
Apabila citra perusahaan sudah baik di mata pelanggan, maka
tingkat kepercayaan pelanggan semakin tinggi kepada perusahaan
penyedia jasa, dan berani mengambil keputusan pembelian dan juga
mereferensikan ke orang lain. Berdasarkan hal tersebut maka terbentuk
hipotesis sebagai berikut:
5. Citra yang baik, juga terakumulasi dari perasaan emosional pelanggan atas
dasar pertimbangan pengalaman positif mereka, yang dihasilkan oleh
proses komunikasi langsung, maupun tidak langsung. Jadi perlu
diperhatikan bahwa reputasi / image / citra perusahaan akan membentuk
kepuasan atas jasa yang dikonsumsi dan menghasilkan loyalitas
pelanggan. Berdasarkan hal tersebut maka terbentuk hipotesis sebagai
berikut:
H5: Citra mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
6. Kepuasan (satisfaction) menggambarkan tanggapan sesudah pembelian
dari seorang pelanggan terhadap sebuah produk/jasa yang diyakini tepat
atau ada kecocokan antara apa yang diharapkan oleh pelanggan dengan
kinerja jasa yang telah diterimanya. Kepuasan pelanggan terhadap
produk/jasa tidak hanya ditentukan dari kecocokan antara harapan dengan
kinerja produk/jasa tersebut, tetapi juga ditentukan oleh kualitas pelayanan
dari penyedia jasa.
Jika seorang pelanggan merasa puas dan pelanggan tersebut
melakukan pembelian ulang, dalam hal ini menggunakan kembali jasa
maskapai penerbangan yang sama, maka pelanggan tersebut bisa
dijadikan pelanggan yang loyal. Berdasarkan hal tersebut maka terbentuk
hipotesis sebagai berikut:
H6: Kepuasan pelanggan mempunyai pengaruh signifikan terhadap
loyalitas pelanggan.
Berdarkan hipotesis yang telah dipaparkan, maka dapat terbentuk
model penelitian sebagai berikut:
Gambar 2.5
Dalam model penelitian diatas terdapat 5 jenis variabel yang
digunakan yaitu variabel independen yang terdiri dari kualitas layanandan nilai
variabel mediasi yaitu citra dan kepuasan pelanggan sedangkan variabel dependen
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Obyek/Subyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan maskapai penerbangan
Garuda Indonesia. Subyek dalam penelitian ini adalah pengguna jasa
maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang telah menggunakan Garuda
Indonesia minimal 3 kali atau lebih dan berusia 18-55 tahun.
B. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Pengertian
paradigma kuantitatif yaitu menurut Ihalauw (2004), paradigma kuantitatif
bersifat deduktif, yaitu pada ranah abstrak merupakan telaah teoritis,
penalaran, perenungan, dan pengalaman untuk mengukur konsep dan menguji
dalil atau teori pada ranah empiris.
Jenis penelitian ini adalah kausal konklusif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk memperoleh suatu kesimpulan dari data-data yang telah
diperoleh dan diolah menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat antara
variabel-variabel yang dibahas dalam penelitian ini.
C. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel adalah judgment sampling.Judgment
sampling merupakan cara penarikan sampel yang dilakukan memilih subjek
berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti.
Sekaran (2003) mengatakan bahwa analisis SEM membutuhkan
Penelitian ini menggunakan 20 indikator, sehingga terdapat jumlah sampel
sebanyak 100 (seratus). Namun untuk mengantisipasi sampel yang tidak valid,
maka peneliti menentukan sebanyak 120 (seratus dua puluh) sampel.
Kriteria sampel yaitu pelanggan yang pernah menggunakan layanan
jasa penerbangan Garuda Indonesia minimal 3 (tiga) kali dan berusia 18-55
tahun.
D. Teknik pengumpulan data
Data penelitian diperoleh dengan menggunakan kuesioner, yaitu
melalui daftar pertanyaan yang disusun secara sistimatis dengan beberapa
pilihan jawaban yang mudah dipahami dengan menggunakan skala likert.
Skala likert (Djaali, 2008) ialah skala yang dapat dipergunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan.Skala likert adalah suatu skala
psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala
yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini
diambil dari nama Rensis Likert, pendidik dan ahli psikolog Amerika Serikat.
Rensis Likert telah mengembangkan sebuah skala untuk mengukur sikap
masyarakat di tahun 1932.
E. Identifikasi variabel
quality) sedangkan variabel antara adalah nilai (perceived value), citra dan
kepuasan pelanggan (customersatisfaction) dan variabel tak bebas adalah
loyalitaspelanggan.
F. Definisi operasional variabel penelitian
1. Kualitas Layanan (ServiceQuality)
Menurut Parasuraman (1988),kualitas pelayanan didefinisikan sebagai
bentuk penilaian pelanggan terhadap tingkat pelayanan yang diterima dengan
tingkat pelayanan yang diharapkan. Variabel kualitas pelayanan diukur
dengan indikator sebagai berikut:
a. bukti fisik (tangibles)
b. kehandalan (reliability)
c. daya tanggap (responsiveness)
d. jaminan (assurance)
e. empati (emphaty)
Untuk pengukuran kualitas layanan, kuesioner diadaptasi dari
Zeithaml, Parasuraman dan Berry (1990). Di dalam kuesioner tersebut
terdapat 22 pernyataan, tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil
13 pernyataan, dikarenakan hanya mengambil bagian-bangian penting dalam
kuesioner.
Kualitas layanan dalam penelitian ini adalah penilaian pelanggan
maskapai penerbangan terhadap keunggulan maskapai penerbangan tertentu
2. Nilai (Perceived Value)
Menurut Kotler (2008), perceived value adalah penilaian pelanggan
terhadap kualitas barang dan jasa secara keseluruhan atas keunggulan suatu
jasa atau produk seringkali tidak konsisten sehingga pelanggan menggunakan
isyarat intrinsik (output dan penyampaian jasa) dan isyarat ekstrinsik
(unsur-unsur pelengkap jasa) sebagai acuan.
Indikator variabel nilai yang dirasakan terdiri dari:
a. Penawaran produk yang menarik,
b. Menetapkan harga secara wajar,
c. Menyediakan layanan gratis yang lebih banyak,
d. Perusahaan memberikan nilai lebih banyak dari perusahaan lain.
Nilai dalam penelitian ini adalah penilaian pelanggan maskapai
penerbangan secara keseluruhan dan menggunakan isyarat intrinsik dan syarat
ekstrinsik.
3. Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction)
Menurut Kotler (2008), kepuasan adalah tingkat kepuasan
seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan
dibandingkan dengan harapannya.
a. kesesuaian layanan dengan harapan
b. kesesuaian layanan dengan tarif yang dibayarkan
c. kepuasan pelanggan akan layanan yang ditawarkan.
Kepuasan pelanggan dalam penelitian ini adalah persepsi pelanggan
pengguna jasa maskapai penerbangan yang harapannya telah terpenuhi dan
terlampaui.
4. Citra (Corporate Image)
Citra perusahaan menurut Adona (2006) adalah kesan atau impresi
mental atau suatu gambaran dari sebuah perusahaan di mata para khalayaknya
yang terbentuk berdasarkan pengetahuan serta pengalaman mereka sendiri.
Pembentukan citra perusahaan terdapat beberapa indikator yang
dijadikan ukuran dalam penilaian citra, yaitu:
a. Kesan Profesional
b. Kesan Modern
c. Melayani Semua Segmen
d. Perhatian Pada Pelanggan
Citra perusahaan dalam penelitian ini adalah pandangan khalayak
umum tentang maskapai penerbangan itu sendiri berdasarkan pengetahuan dan
pengalamannya sendiri.
Loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan
pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan
terhadap suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut
membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang
berulang-ulang tersebut (Olson, 1993).
Indikator variabel customer loyalty terdiri dari:
a. Mengatakan hal–hal positif
b. Merekomendasikan produk
c. Memberikan pesan positif pada kotak pesan di website
d. Membeli produk secara teratur
Loyalitas pelanggan dalam penelitian ini adalah pelanggan yang
menggunakan jasa maskapai penerbangan yang sama secara berulang-ulang.
G. Uji kualitas instrument dan data
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila koefisien korelasi (r) < 0,05.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,
nilai cronbach alpha. Secara empiris, diberikan ketentuan bahwa
cronbach alpha> 0,6 mengindikasikan reliabilitas konsistensi internal
yang tidak memuaskan. Dengan kata lain, reliabilitas konsistensi
internal dapat diterima jika cronbach alpha ≥ 0,6. Reliabilitas
konsistensi internal adalah suatu pendekatan untuk menaksir konsistensi
internal dari kumpulan item / indikator, dimana beberapa item
dijumlahkan untuk menghasilkan skor total untuk skala / konstrak.
H. Uji Hipotesis dan Analisis Data
Penelitian ini bertujuan menguji dan menganalisis hubungan kausal
antara variabel independen dan dependen, sekaligus memeriksa validitas dan
reliabilitas instrumen penelitian secara keseluruhan. Oleh karena itu
digunakan tehnik analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan
menggunakan paket program AMOS (Analysis of Moment Structure). SEM
merupakan sekumpulan tehnik-tehnik yang memungkinkan pengujian
beberapa variabel dependen dengan beberapa variabel independen secara
simultan. Ghozali (2011) mengungkapkan bahwa SEM memungkinkan untuk
dapat menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat represif maupun
dimensional yaitu mengukur dimensi dari sebuah konsep atau konstruk dan
pada saaat yang sama ingin mengukur pengaruh atau derajat hubungan antar
faktor yang telah diidentifikasikan dimensi-dimensinya, maka SEM akan
memungkinkan untuk melaksanakannya. SEM juga merupakan pendekatan
Penggunaan SEM memungkinkan untuk menguji hubungan antar
variabel yang kompleks, untuk memperolaeh gambaran menyeluruh mengenai
keseluruhan model. SEM juga dapat menguji secara bersama-sama (Ghozali,
2011):
1) Model struktural hubungan antara konstruk independen dan
dependen.
2) Model measurement hubungan (nilai Loading) antara indikator
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan maskapai
penerbangan Garuda Indonesia.Sebagai maskapai penerbangan kelas
menengah ke atas, Garuda Indonesia mempunyai visi dan misi sebagai
berikut.
Visi Garuda Indonesia adalah menjadi perusahaan penerbangan
yang andal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada
masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.Sedangan untuk
misi Garuda Indonesia yaitu sebagai perusahaan penerbangan pembawa
bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesia
kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan
memberikan pelayanan yang professional.
2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah pengguna jasa maskapai
penerbangan Garuda Indonesia. Kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 120 yang berbentuk form online. Kuesioner
diberikan secara online melalui media jejaring sosial seperti : BBM, Line,
facebookdan twitterkepada responden yang berada di Yogyakarta.
a. Jenis KelaminResponden
Responden masyarakat umum Yogyakarta yang pernah
menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia berdasarkan
karakteristik jenis kelamin dapat ditampilkan dalam Tabel 4.1
sebagaiberikut:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1. Laki-Laki 51 42,5%
2. Perempuan 69 57,5%
Total 120 100 %
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden
perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah responden laki-laki yaitu
berjumlah 57,5% responden perempuan dan 42,5% responden laki-laki.
Hal ini menunjukkan adanya perbedaan niat menggunakan jasa
penerbangan Garuda Indonesiaberdasarkan jenis kelamin.
b. Usia Responden
Responden masyarakat umum Yogyakarta yang pernah
menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia berdasarkan
karakteristik usia dapat ditampilkan dalam tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
No Usia Jumlah Persentase (%)
1. ≤ 20 tahun 37 30,83 %
2. ≥ 21- 30 tahun 63 52,5%
3. ≥31 – 40 tahun 9 7,5%
4. ≥41 – 50 tahun 6 5%
5. ≥51 - 55 tahun 5 4,17%
Total 120 100%
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.2. menunjukkan bahwa dari 120responden
yang tertinggi adalah responden yang berusia ≥ 21- 30 tahun yaitu sebesar
52,5%, sedangkan yang terendah adalah berusia ≥51-55 tahun yaitu
sebesar 4,17%. Hal ini menunjukkan pada usia ≥ 21- 30 tahun tersebut
merupakan usia yang mempunyai intensitas tinggi dalam menggunakan
jasa penerbangan Garuda Indonesia.
c. Pendidikan Terakhir Responden
Responden masyarakat umum Yogyakarta yang pernah
menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia berdasarkan
karakteristik tingkat pendidikan terakhir dapat ditampilkan dalam Tabel
4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3
No Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase (%)
1. SD 0 0%
2. SMP 0 0%
3. SMA 69 57,5%
4. Diploma 3 (D3) 2 1,7%
5. Strata 1 (S1) 44 36,6%
6. Strata 2 (S2) 4 3,33%
7 Strata 3 (S3) 1 0,87%
Total 120 100%
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 120 responden yang
tertinggi adalah responden yang mempunyai latar belakang pendidikan SMA
yaitu sebesar 57,5%, sedangkan yang terendah adalah dengan latar belakang
pendidikan SD dan SMP, yaitu sebesar 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunajasa penerbangan Garuda Indonesia di Yogyakarta adalah berlatar
belakang pendidikan terakhir SMA dan kebanyakan diantaranya masih
melanjutkan pendidikan dijenjang sarjana atau berstatus sebagai mahasiswa,
sehingga mempunyai pengetahuan lebih tinggi terhadap jasa penerbangan
Garuda Indonesia.
Responden masyarakat umum Yogyakarta yang pernah
menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesiaberdasarkan
karakteristik pekerjaan dapat ditampilkan dalam Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah
Persentase (%)
1. Pelajar/Mahasiswa 89 74,17%
2. TNI/ POLRI 2 1,17%
3. PNS 5 4,17%
4. Pegawai Swasta 16 13,33%
5. Wiraswasta 6 5%
6. Lain-lain 2 1,17%
Total 120 100%
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 120 responden
yang tertinggi adalah responden yang berstatus sebagai Pelajar/Mahasiswa,
yaitu sebesar74,17%, sedangkan sebagai TNI/POLRI dan lain-lain
mempunyai persentase yang sama-sama rendah yaitu sebesar 1,17%. Hal
ini menunjukkan bahwa pengguna jasa penerbangan Garuda Indonesia di
Yogyakarta lebih banyak Pelajar/Mahasiswa.Kondisi ini menunjukkan
bahwa penerbangan Garuda Indonesia melakukan perluasan pangsa pasar
merupakan kota pendidikan yang di dalamnya terdapat banyak sekolah
maupun perguruan tinggi.
e. Penghasilan/Uang Saku Responden (dalam 1 bulan)
Responden masyarakat umum Yogyakarta yang pernah
menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesiaberdasarkan
karakteristik penghasilan/uang saku (dalam 1 bulan) dapat ditampilkan
dalam Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan/Uang Saku (dalam 1 bulan)
No Penghasilan/Uang Saku (dalam 1
bulan) Jumlah
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 120 responden yang
mempunyai pengasilan/uang saku (dalam 1 bulan) dengan responden paling
banyak yaitu≤ Rp. 2.000.000,-sebesar 75,84%, sedangkanyang mempunyai
>Rp. 8.000.001,- s.d Rp. 10.000.000,-sebesar 0%. Hal ini menunjukkan bahwa
pengasilan/uang saku (dalam 1 bulan) sebesar ≤ Rp. 2.000.000,- lebih memilih
menggunakan jasa Garuda Indonesia.
f. Jumlah Responden dalam Menggunakan Jasa Garuda Indonesia
Responden masyarakat umum Yogyakarta yang pernah
menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia berdasarkan
karakteristik jumlah respondendapat ditampilkan dalam Tabel 4.6 sebagai
berikut:
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Menggunakan Layanan
No Jumlah Menggunakan Layanan Jumlah
Persentase
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 120 responden
yang paling banyak menggunakan jasa Garuda Indonesia adalah responden
yang menggunakan sebayak 3 kali, yaitu 75,84%, sedangkan yang paling
rendah adalah responden yang menggunakan sebanyak 1 kali dan 2 kali yaitu
sebesar 0%. Hal ini berhubungan dengan kriteria sampel yang digunakan
Indonesia minimal 3 kali, sehingga responden yang dipilih memiliki informasi
yang cukup untuk menilai tingkat layanan yang ada di Garuda Indonesia.
B. Uji Kualitas Instrumen Dan Data
Sebelum melakukan analisis data, langkah awal dalam
menganalisis data penelitian adalah dengan melakukan uji validitas dan uji
reliabilitas terhadap daftar pertanyaan atau kuesioner yang diajukan.Pada
penyebaran kuesioner, responden diberikan 28 pertanyaan yang mewakili
setiap variabel.Hasil data diuji menggunakan SPSS versi 15.Berdasarkan
hasil survei dengan 30 responden ditemukan bahwa seluruh komponen
dalam variabel penelitian ini valid. Berikut disajikan hasil pengujian
validitas dan reliabilitas:
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2010).
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila koefisien korelasi (r) < 0,05.
Dari kriteria diatas hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut
ini:
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas
Variabel Item Pertanyaan
Sig.
(2-tailed) α = 0,05
Variabel Item
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa masing-masing item
pertanyaan memiliki sig. (2-tailed)< 0,05 dan bernilai positif. Dengan
demikian butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.Sehingga semua item
pertanyaan memenuhi syarat atau dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya dan mampu mewakili variabel yang diteliti.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan
data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010).Nilai yang
digunakan untuk mengukur instrument menggunakan nilai cronbach alpha.
Secara empiris, diberikan ketentuan bahwa cronbach alpha> 0,6
mengindikasikan reliabilitas konsistensi internal yang tidak memuaskan.
Dengan kata lain, reliabilitas konsistensi internal dapat diterima jika cronbach
alpha≥ 0,6. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas
Alpha
1. Kualitas layanan 0,887 Reliabel
2. Nilai 0,612 Reliabel
3. Kepuasan pelanggan 0,684 Reliabel
4. Citra 0,600 Reliabel
5. Loyalitas 0,831 Reliabel
Sumber: data primer yang diolah
Hasil pengujian reliabilitas pada Tabel 4.6 menunjukan nilai
Cronbach Alpha pada variabel kualitas layanansebesar 0,887, variabel nilai
sebesar 0,612, variabel kepuasan pelanggan0,684, variabel citra bertransaksi
sebesar 0,600 dan variabel loyalitas sebesar 0,831 yang masing-masing nilai
variabel lebih besar dari 0,6. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa keseluruhan instrumen penelitian tersebut reliabel
sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.
C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)
2. Tahapan langkah-langkah SEM
Analisis pengujian hipotesis menggunakan Structural Equation
Modeling (SEM).Software yang digunakan yaitu AMOS 21.0. Proses analisis
data dan pengujian model penelitian akan menjelaskan tentang
langkah-langkah analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Langkah-langkah-langkah
tersebut mengacu pada proses analisis SEM menurut Hair et. al(1995)dalam
Langkah 1.Pengembangan Model Berdasarkan Teori
Pengembangan model dalam penelitian ini didasarkan atas konsep
analisis data yang telah dijelaskan pada Bab II. Secara umum model tersebut
terdiri dari variabel bebas yaitu kualitas layanan (service quality) sedangkan
variabel antara yaitu nilai (perceived value), citra (Airline Image) dan
kepuasan pelanggan (customersatisfaction) dan variabel tak bebas adalah
loyalitaspelanggan.
Langkah2.Menyusun Diagram Jalur
Setelah pengembangan model berbasis teori dilakukan maka
langkah selanjutnya adalah menyusun model tersebut dalam bentuk diagram
alur yang akan memudahkan untuk melihat hubungan-hubungan kausalitas
yang ingin diuji. Dalam diagram alur, hubungan antara konstruk akan
dinyatakan melalui anak panah. Anak panah yang lurus menunjukkan
hubungan kausal yang langsung antara konstruksi dengan konstruksi yang
lainnya, sedangkan garis-garis lengkung menunjukkan hubungan antara
konstruk dengan anak panah pada setiap ujungnya menunjukkan korelasi
antara konstruksi.Pengukuran hubungan antara variabel dalam SEM
dinamakan structural model.
Berdasarkan landasan teori yang ada maka dapat dibuat diagram jalur
Gambar 4.1
Diagram Jalur untuk SEM Langkah 3.Konversi Diagram
Model yang telah dinyatakan dalam diagram alur tersebut, selanjutnya
dinyatakan ke dalam persamaan struktural. Persamaan struktural diajukan
dalam model konseptual penelitian seperti pada gambar 4.1 adalah sebagai
Gambar 4.2 Model Pengukuran
Langkah 4.Memilih Jenis Input Matriks dan Estimasi yang Diusulkan
Input matriks yang digunakan adalah kovarian dan korelasi. Estimasi
model yang digunakan adalah estimasi maksimum likelihood.
Langkah 5.Identifikasi Model Struktural
Identifikasi model struktural dapat dilihat variabel counts dengan
menghitung jumlah data kovarian dan varian dibandingkan dengan jumlah
parameter yang akan diestimasi. Output model dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.9 Notes for Model
Computation of degrees of freedom (Default model)
Number of distinct sample moments 406
Number of distinct parameters to be estimated 63
Degrees of freeedom (406-63) 343
Result (Default model)
Minimum was achieved
Chi-square 831,405
Degrees of freedom 343
Probability level 0,000
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa output notes for
model dengan jumlah sampel N = 120, total jumlah data kovarian sebesar 406
sedangkan jumlah parameter yang akan diestimasi adalah 63. Dari hasil
tersebut, maka degrees of freedom yang dihasilkan adalah 406-63=343,
karena 343 > 0 (df positif) dan kalimat “minimum was achieved”, maka
proses pengujian estimasi maksimum likelihood telah dapat dilakukan dan
diidentifikasi estimasinya dengan hasil data berdistribusi normal.
Setelah model diestimasikan dengan maksimum likelihood dan
dinyatakan berdistribusi normal, maka model dinyatakan fit. Proses
selanjutnya menganalisis hubungan antara indikator dengan variabel yang
ditunjukkan oleh faktor loading. Untuk melihat hubungan tersebut telah
disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.10
Hubungan Antar Indikator dengan Variabel
Estimate
Citra <--- Kualitas_Layanan .712
Kepuasan_Pelanggan <--- Kualitas_Layanan -.468
Kepuasan_Pelanggan <--- Nilai .237
Kepuasan_Pelanggan <--- Citra 1.158
Loyalitas <--- Citra 1.696
Loyalitas <--- Kepuasan_Pelanggan -1.005
KL1 <--- Kualitas_Layanan .544
KL2 <--- Kualitas_Layanan .582
Estimate
KL4 <--- Kualitas_Layanan .745
KL5 <--- Kualitas_Layanan .734
KL6 <--- Kualitas_Layanan .684
KL7 <--- Kualitas_Layanan .819
KL8 <--- Kualitas_Layanan .738
KL9 <--- Kualitas_Layanan .760
KL10 <--- Kualitas_Layanan .664
KL11 <--- Kualitas_Layanan .587
KL12 <--- Kualitas_Layanan .636
KL13 <--- Kualitas_Layanan .759
N4 <--- Nilai .617
N3 <--- Nilai .607
N2 <--- Nilai .598
N1 <--- Nilai .659
KP3 <--- Kepuasan_Pelanggan .897
KP2 <--- Kepuasan_Pelanggan .742
KP1 <--- Kepuasan_Pelanggan .724
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan output standardized regression weight di atas, angka
pada kolom estimate menunjukkan factor loadings dari setiap indikator
terhadap variabel terkait. Pada variabel kualitas layanan terdapat tiga belas
(13) indikator, maka ada tiga belas factor loadings. Keseluruhan angka di
factor loading menunjukkan adanya hubungan kuat antara indikator dengan
kualitas layananyang dapat digunakan untuk menjelaskan keberadaan variabel
kualitas layanan karena mempunyai nilai factor loadings diatas 0,5
Pada variabel nilaiterdapatempat (4) indikator, maka ada empat
factor loadings. Keseluruhan angka di factor loading menunjukkan adanya
hubungan kuat antara indikator dengan nilai yang dapat digunakan untuk
menjelaskan keberadaan variabel nilai karena mempunyai nilai factor
loadings diatas 0,5.
Pada variabel kepuasan pelanggan terdapat tiga (3) indikator,
maka ada tiga factor loadings. Keseluruhan angka di factor loading
menunjukkan adanya hubungan kuat antara indikator dengan kepuasan
pelangganyang dapat digunakan untuk menjelaskan keberadaan variabel
kepuasan pelanggan karena mempunyai nilai factor loadings diatas 0,5
Pada variabelcitra terdapat empat (4) indikator, maka ada
empatfactor loadings. Keseluruhan angka di factor loading menunjukkan
untuk menjelaskan keberadaan variabel citra karena mempunyai nilai factor
loadings diatas 0,5.
Pada variabelloyalitas pelanggan terdapatempat (4) indikator,
maka ada empatfactor loadings. Keseluruhan angka di factor loading
menunjukkan adanya hubungan kuat antara indikator dengan loyalitas
pelanggan yang dapat digunakan untuk menjelaskan keberadaan variabel
loyalitas pelanggan karena mempunyai nilai factor loadings diatas 0,5.
Langkah 6.Menilai Kriteria Goodness of fit
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka diperlukan langkah
dalam menilai kesesuaian goodness of fit.Hasil pengujian goodness of fit dari
model persamaan skruktural yang dilakukan dapat dilihat dalam tabel berikut
ini:
Tabel 4.11
Goodness of fit Sebelum Modifikasi
Goodness-of-fit Indices
Cut of value Hasil
Model Keterangan
CFI ≥ 0,90 0,755 Tidak Fit
Sumber: data primer yang diolah
Hasil uji perhitungan uji chi-square pada full model
SEMmemperoleh nilai 387,1masih diatas nilai chi-square tabel untuk derajat
kebebasan 343 pada tingkat signifikan 5%. Nilai probabilitas juga
masihdibawah kriteria fit yaitu 0,000. Keseluruhan dari kriteria goodness of fit
berada pada posisi tidak fit karena tidak sesuai dengan kriteria yang ada.
Langkah7.Interprestasi dan modifikasi Model
Modifikasi model dilakukan untuk menurunkan nilai chi-square dan
model menjadi fit atau memenuhi kriteria. Analisis modifikasi model dapat
diketahui dari output modification indices pada AMOS 21.0 yang akan
menunjukkan hubungan-hubungan yang perlu diestimasi. Berikut ini hasil dari
output modification indices:
Tabel 4.12 Modification Index
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan perubahan pada angka
Chi-Square hitung jika ada hubungan di antara variabel berikut ini:
b. Jika C dengan e2 dihubungkan satu dengan yang lain, maka angka
Chi-Squareakan mengalami penurunan sebesar 36,139.
c. Jika e1 dengan e3 dihubungkan satu dengan yang lain, maka angka
Chi-Squareakan mengalami penurunan sebesar 16,596.
d. Jika e2 dengan e3 dihubungkan satu dengan yang lain, maka angka
Chi-Squareakan mengalami penurunan sebesar 27,985.
e. Jika e2 dengan z3 dihubungkan satu dengan yang lain, maka angka
Chi-Square akan mengalami penurunan sebesar 19,370.
f. Jika e7 dengan e9 dihubungkan satu dengan yang lain, maka angka
Chi-Square akan mengalami penurunan sebesar 26,324.
g. Jika e3 dengan e21 dihubungkan satu dengan yang lain, maka angka
Chi-Square akan mengalami penurunan sebesar 22,377.
Berdasarkan data modification indices maka hasil modifikasi pada
output model fit:
Tabel 4.13
Goodness-of-fit
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel di atas dapat ditunjukan
bahwa model layak diuji pada tahap full model, hal ini ditandai dengan nilai
dari hasil perhitungan yang memenuhi kriteria layak model.Hasil uji
perhitungan uji chi-square pada full model SEM memperoleh nilai
341,39masih diatas nilai chi-square tabel untuk derajat kebebasan 300 pada
tingkat signifikan 5%. Nilai probabilitas juga masih dibawah kriteria fit yaitu
0,000. Kriteria lainnya X2-Chi-SquareProbability, GFI, AGFI, TLI, CFI
berada pada posisi tidak fit, sedangkan CMIN/DF dan RMSEA berada pada
posisi Good fit.
Merujuk pada prinsip parsimony (Arbukle dan Worthke, 1999
dalam Solimun, 2004 dalam Dyah, dkk., 2009) jika terdapat satu atau dua
kriteria yang telah terpenuhi maka model secara keseluruhan dapat dikatakan
baik, maka hasil pengujian model persamaan struktural diterima dan dapat
2. Uji Hipotesis
Tahap selanjutnya akan dilakukan pengujian terhadap hipotesis
yang telah diajukan pada bab sebelumnya. Uji parsial dapat dilakukan untuk
masing-masing variabel. Untuk menentukan apakah pengaruh signifikan atau
tidak dapat dilihat dari kolom P yang merupakan p-value, dibandingkan dengan
taraf signifikansi (α = 5%). Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis
diterima (Santoso, 2012).
Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian ini atau menganalisis
hubungan-hubungan struktural model. Analisis data dalam hipotesis dapat dilihat dari
nilai standardized regression weight yang menunjukkan koefisien pengaruh
antar variabel dalam tabel berikut ini:
No. Path Estimate S.E. C.R. P Hipotesis
Sumber: data primer yang diolah
Dari tabel 4.11menunjukkan bahwa keseluruhan hipotesis yang diuji
terdapat 2 pengujian yang hasilnya signifikan dan 4 tidak signifikan. Secara lebih
jelas akan dijelaskan setiap hipotesisnya sebagai berikut:
a. Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan(H1)
Berdasarkan dari pengolahan data diketahui bahwa angkap adalah 0,149 di atas 0,05 sehingga (H1) yang berbunyi “kualitas layanan mempunyai
pengaruh terhadap kepuasan pelanggan” tidak terdukung dan dapat dinyatakan
tidak ada pengaruh secara langsung yang signifikan antara kualitas layanan
dengan kepuasan pelanggan. Artinya semakin rendah kualitas layanan Garuda
Indonesia maka semakin rendah kepuasan pelanggannya.
a. Kualitas Layanan terhadap Citra (H2)
Berdasarkan dari pengolahan data diketahui bahwa angka p adalah 0,000 di bawah 0,05 sehingga (H2) yang berbunyi “kualitas layanan mempunyai
pengaruh terhadap citra” terdukung dan dapat dinyatakan ada pengaruh secara
langsung yang signifikan antara kualitas layanan dengan citra. Artinya kualitas
layanan Garuda Indonesia yang baik, maka akan memberikan dampak yang baik
juga terhadap citra Garuda Indonesia.
Berdasarkan dari pengolahan data diketahui bahwa angka p adalah 0,450 di atas 0,05 sehingga (H3) yang berbunyi “nilai mempunyai pengaruh terhadap
kepuasan pelanggan” tidak terdukung dan dapat dinyatakan tidak ada pengaruh
secara langsung yang signifikan antara nilai dengan kepuasan pelanggan. Artinya
nilai Garuda Indonesia yang rendah maka rendah pula kepuasan pelanggannya.
c. Citra terhadap Kepuasan Pelanggan (H4)
Berdasarkan dari pengolahan data diketahui bahwa angka p adalah 0,000
di bawah 0,05 sehingga (H4) yang berbunyi “citra mempunyai pengaruh terhadap
kepuasan pelanggan” terdukung dan dapat dinyatakan ada pengaruh secara
langsung yang signifikan antara kualitas layanan dengan kepuasan pelanggan.
Artinya semakin rendahcitra Garuda semakin rendah kepuasan pelanggan.
b. Citra terhadap Loyalitas Pelanggan (H5)
Berdasarkan dari pengolahan data diketahui bahwa angka p adalah 0,082 di atas 0,05 sehingga (H5) yang berbunyi “citra mempunyai pengaruh terhadap
loyalitas pelanggan” tidak terdukung dan dapat dinyatakan tidak ada pengaruh
secara langsung yang signifikan antara citra dengan loyalitas pelanggan. Artinya
semakin rendah citra semakin rendah kepuasan pelanggan Garuda Indonesia.
c. Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan (H6)
Berdasarkan dari pengolahan data diketahui bahwa angka p adalah 0,321 di atas 0,05 sehingga (H6) yang berbunyi “kepuasan layanan mempunyai
pengaruh terhadap loyalitasn pelanggan” tidak terdukung dan dapat dinyatakan
dengan loyalitas pelanggan. Artinya semakin rendah kepuasanpelanggan semakin
rendah loyalitas pelanggan.
d. Hubungan Langsungdan tidak Langsung
Untuk melihat pengaruh dari variabel mediasi antara pengaruh kualitas
layanan, nilai, kepuasan pelanggan dan citra terhadap loyalitas pelanggan dapat
dilihat melalui tabel berikut:
Tabel 4.15
Standardized Indirect Effects
Nilai Kualitas
Layanan Citra
Kepuasan
Pelanggan Loyalitas
Citra 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Kepuasan
Pelanggan 0,000 0,739 0,000 0,000 0,000 Loyalitas -0,173 0,795 -1,087 0,000 0,000
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwapengaruh citra sebagai mediasi
antara kualitas layanan terhadap loyalitas adalah 0,795. Kemudian pengaruh
kepuasan pelanggan sebagai mediasi antara nilai terhadap loyalitas adalah
-0,173.
Tabel 4.16
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hubungan langsung
antarakualitas layanan terhadap loyalitas adalah 0,671. Kemudian hubungan
langsung antara nilai terhadap loyalitas adalah 0,173.
Dari kedua tabel diatas dapat dibandingkan antara hubungan langsung
dengan hubungan tidak langsung. Bahwa hubungan kualitas layanan terhadap
loyalitas yang dimediasi oleh citra memiliki nilai hubungan secara langsung
lebih kecil dari hubungan tidak langsung, maka citra berpengaruh sebagai
mediasi antara kualitas layanan terhadap loyalitas. Kemudian hasil hubungan
antara nilai terhadap loyalitas yang dimediasi oleh kepuasan pelanggan
memiliki nilai hubungan secara langsung lebih besar dari hubungan tidak
langsung, maka kepuasan pelanggan tidak berpengaruh sebagai mediasi antara
niali terhadap loyalitas.
D. Pembahasan
Hasil penelitian ini mendapatkan hasil bahwa loyalitas pelanggan
dapat dijelaskan oleh kualitas layanan, nilai, kepuasan pelanggan dan citra.
Pertama dari hasil pengujian variabel kualitas layanan dapat disimpulkan
bahwa variabel kualitas layanan tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pelanggan Garuda Indonesia. Hal ini tidak mendukung penelitian
Subagio, dkk (2012) yang menyatakan semakin baik kualitas layanan, maka
semakin besar kemungkinan pelanggan untuk puas dan semakin besar pula