• Tidak ada hasil yang ditemukan

Surat Edaran Dirjen Pajak, SE - 13/PJ.51/1998

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Surat Edaran Dirjen Pajak, SE - 13/PJ.51/1998"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

22 Juni 1998

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 13/PJ.51/1998

TENTANG

PPN DITANGGUNG OLEH PEMERINTAH ATAS IMPOR DAN/ATAU PENYERAHAN BKP DAN/ATAU JKP TERTENTU

DAN TATA CARA PELAKSANAANNYA (PENYEMPURNAAN KE-5 ATAS SURAT EDARAN SERI PPN 14-95) DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Bersama ini disampaikan foto copy Keputusan Presiden RI Nomor 37 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1986 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Yang Terutang Atas Impor Dan Penyerahan Barang Kena Pajak Dan Jasa Kena Pajak Tertentu Yang Ditanggung Oleh Pemerintah Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1997, dan aturan pelaksanaannya berupa Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 252/KMK.04/1998 tanggal 29 April 1998.

Untuk pelaksanaannya dengan ini perlu diberikan penegasan sebagai berikut : 1.

Jenis Barang Kena Pajak (BKP) tertentu yang atas impornya memperoleh fasilitas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung oleh Pemerintah, semula ada sebanyak 14 (empat belas) jenis BKP menjadi 4 (empat) jenis BKP.

Sedangkan BKP tertentu yang atas penyerahannya memperoleh fasilitas PPN Ditanggung oleh Pemerintah, semula 10 (sepuluh) jenis BKP menjadi 5 (lima) jenis BKP. Kemudian untuk Jasa Pajak (JKP) tertentu yang atas penyerahannya memperoleh fasilitas PPN Ditanggung oleh Pemerintah yang semula ada 8 (delapan) jenis JKP menjadi 3 (tiga) jenis JKP.

2. Dengan berlakunya Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 1998, Jenis BKP dan JKP yang PPN-nya Ditanggung Pemerintah, yaitu :

2.1Atas impor BKP tertentu, yaitu :

(2)

a. Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas;

b. Senjata, amunisi, alat angkut di air, di bawah air dan di udara, kendaraan lapis baja, dan kendaraan angkutan khusus lainnya, untuk keperluan ABRI yang belum dibuat di dalam negeri;

c. Vaksin Polio dalam rangka melaksanakan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN);

d. Barang Kena Pajak yang bersifat strategis untuk keperluan pembangunan nasional yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

2.2Atas penyerahan BKP tertentu, yaitu :

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(3)

a. Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas;

b. Rumah murah, rumah sederhana, pondok boro, asrama mahasiswa dan pelajar serta perumahan lainnya yang batasnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan Menteri Negara Urusan Perumahan Rakyat;

c. Senjata, amunisi, alat angkut di air, di bawah air dan di udara, kendaraan lapis baja serta kendaraan angkutan khusus lain untuk keperluan ABRI;

d. Vaksin Polio dalam rangka melaksanakan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN);

e. Barang Kena Pajak yang bersifat strategis untuk keperluan pembangunan nasional yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;

2.3Atas penyerahan JKP tertentu, yaitu :

a. Jasa yang diserahkan oleh Kontraktor kepada Perum Perumnas untuk

Pemborongan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 angka 2 Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 1998;

b. Jasa oleh Kontraktor dalam rangka Pembangunan tempat- tempat yang semata-mata untuk keperluan ibadah;

c. Jasa persewaan Rumah Susun Sederhana;

3.

Yang dimaksud dengan Barang Modal yang atas impor atau penyerahannya memperoleh fasilitas PPN Ditanggung oleh Pemerintah adalah Barang Modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas, yang diperlukan untuk menghasilkan BKP, tidak termasuk suku cadang, sedangkan pengertian peralatan pabrik merupakan peralatan yang tidak terpisahkan dan merupakan satu kesatuan untuk mengoperasikan pabrik.

4.

Orang atau Badan yang melakukan impor BKP tertentu dan Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang membeli Barang Modal, Pajak Pertambahan Nilainya dapat ditanggung Oleh Pemerintah setelah memperoleh Surat Keterangan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Oleh Pemerintah yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pajak

(4)

4.1.Surat Keterangan PPN Ditanggung oleh Pemerintah tersebut

dikeluarkan untuk setiap kali melakukan impor BKP tertentu dan atau melakukan pembelian

Barang Modal.

4.2. Permohonan untuk memperoleh Surat Keterangan PPN Ditanggung oleh Pemerintah diajukan kepada : 4.2.1. Direktur

Jenderal Pajak c.q Direktur PPN dan PTLL, untuk impor Barang Kena Pajak tertentu yang PPN- nya

Ditanggung Oleh Pemerintah.

4.2.2. kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dimana PKP Pembeli tersebut dikukuhkan, untuk pembelian Barang Modal.

5. Tata Cara pelaksanaan pemberian fasilitas PPN Ditanggung oleh Pemerintah diatur sebagai berikut : 5.1Untuk Impor Barang Kena

Pajak tertentu :

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(5)

a. Permohonan untuk memperoleh Surat Keterangan PPN Ditanggung oleh Pemerintah atas impor BKP tertentu, (lihat pada lampiran 1), diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak c.q Direktur PPN dan PTLL dengan dilampiri dokumen impor berupa Letter of Credit (L/C), Invoice, Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill dan dokumen kontrak yang

bersangkutan.

b. Surat Keterangan PPN Ditanggung Oleh Pemerintah atas impor BKP tertentu (lihat Lampiran 2)

diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak c.q Direktur PPN dan PTLL dalam rangkap 4 (empat) dengan peruntukan sebagai berikut : - Lembar ke- 1 : untuk Bank

Devisa/Direktorat Jenderal

Bea dan Cukai melalui Wajib Pajak;

- Lembar ke- 2 : untuk Kantor Pelayanan Pajak dimana Wajib Pajak terdaftar;

- Lembar ke- 3 : untuk Pengusaha Kena Pajak;

- Lembar ke- 4 : untuk arsip Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak.

c. Lembar ke- 1 Surat Keterangan PPN Ditanggung oleh Pemerintah, diserahkan kepada Bank

Devisa/Direktorat Jenderal

Bea dan Cukai dengan dilampiri Surat Setoran Pajak (SSP) dan

Pemberitahuan Impor

Barang (PIB) serta dokumen impor lainnya.

d. Bank

Devisa/Direktorat Jenderal

Bea dan Cukai setelah menerima dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf c,

membubuhkan cap

"PPN Ditanggung Oleh Pemerintah Eks Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 1998

"

serta

mencantumkan nomor

dan tanggal Surat Keterangan PPN Ditanggung Oleh Pemerintah (Lihat lampiran 7) pada setiap lembar PIB, SSP, dan Bukti Pungutan Pajak Atas Impor (KP.PPh 2.3/BP- 96).

Selanjutnya asli

dari dokumen PIB, SSP, atau Bukti Pungutan Pajak Atas Impor

(KP.PPh.2.3/BP- 96)

diserahkan kepada Importir, sedangkan tembusannya yaitu

SSP lembar 2 dan 3, Bukti Pungutan Pajak Atas Impor

(KP.PPh.2.3/BP- 96)

lembar 2 dan foto copy PIB

disampaikan kepada KPP ditempat kedudukan Bank

Devisa/Direktorat Jenderal

Bea dan Cukai yang

bersangkutan pada

setiap akhir bulan, paling lambat tanggal 5

5.2Untuk Penyerahan Barang Modal :

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(6)

a. Permohonan untuk memperoleh Surat keterangan PPN Ditanggung oleh Pemerintah atas perolehan Barang Modal (Lihat lampiran 3), diajukan oleh PKP pembeli Barang Modal kepada Direktur Jenderal Pajak c.q Kepala KPP dimana PKP Pembeli dikukuhkan, dengan dilampiri foto copy Kontrak atau Surat Perjanjian Jual Beli.

b. Surat keterangan PPN Ditanggung oleh Pemerintah atas perolehan Barang Modal (Lihat lampiran 4)

diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak c.q Kepala KPP dalam rangkap 4 (empat) dengan peruntukan sebagai berikut : - Lembar ke- 1 : untuk

Pabrikan/Pengusaha yang

menyerahkan Barang Modal melalui PKP Pembeli Barang Modal;

- Lembar ke- 2 : untuk KPP dimana PKP Penjual Barang Modal terdaftar;

- Lembar ke- 3 : untuk PKP Pembeli Barang Modal;

- Lembar ke- 4 : untuk arsip KPP dimana PKP Pembeli Barang Modal terdaftar.

c. Pabrikan/Pengusaha yang

menyerahkan Barang Modal, setelah menerima Surat Keterangan PPN Ditanggung oleh Pemerintah lembar ke- 1 wajib membuat Faktur Pajak dalam rangkap 3 (tiga) dan harus

membubuhkan cap

"PPN Ditanggung oleh Pemerintah Eks Keppres 37 Tahun 1998"

serta

mencantumkan nomor

dan tanggal Surat Keterangan PPN Ditanggung oleh Pemerintah pada setiap lembar Faktur Pajak dimaksud (lihat lampiran 7).

Adapun peruntukan dari setiap lembar Faktur Pajak tersebut adalah sebagai berikut : - Lembar ke- 1 : untuk PKP Pembeli;

- Lembar ke- 2 : untuk KPP dimana PKP Penjual terdaftar sebagai lampiran SPT Masa PPN;

- Lembar ke- 3 : untuk arsip PKP Penjual;

d. PKP Pembeli wajib

menyampaikan laporan PPN yang Ditanggung oleh Pemerintah melalui SPT Masa PPN (dimasukan dalam kolom f jumlah Pajak Masukan yang tidak dikreditkan).

5.3Untuk penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak tertentu selain Barang Modal :

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(7)

a. Pengusaha yang

menyerahkan BKP

dan/atau JKP tertentu yang PPN- nya

Ditanggung oleh Pemerintah harus melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP pada KPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. PKP yang

menyerahkan BKP

dan/atau JKP tertentu selain Barang Modal yang PPN- nya

Ditanggung Oleh Pemerintah wajib membuat Faktur Pajak dalam rangkap 3 (tiga) dan harus

membubuhkan cap

"PPN Ditanggung oleh Pemerintah Eks Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 1998

".

Adapun peruntukan dari setiap lembar Faktur Pajak tersebut adalah sebagai berikut : - Lembar ke- 1 : untuk PKP Pembeli;

- Lembar ke- 2 : untuk KPP dimana PKP Penjual terdaftar sebagai lampiran SPT Masa PPN;

c. PKP Pembeli wajib

menyampaikan laporan PPN yang Ditanggung oleh Pemerintah melalui SPT Masa PPN

(dimasukkan dalam kolom f jumlah Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan).

5.4KPP yang menerima dokumen/laporan baik dari Bank Devisa/Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai maupun dari PKP Penjual sebagaimana dimaksud pada butir 5.1.d, 5.2.c, dan 5.3.d diatas, selanjutnya mencatat/membukukannya pada Daftar Impor BKP tertentu dan Penyerahan Dalam Negeri BKP/JKP Tertentu Yang PPN-nya Ditanggung Pemerintah (KPL.KPP.5.12-96) dan melaporkannya ke Kanwil DJP sesuai ketentuan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE- 13/PJ.24/1996 tanggal 9 Agustus 1996.

Berdasarkan laporan- laporan KPP tersebut, Kanwil DJP menyampaikan laporan ke Direktur Jenderal Pajak c.q Direktur Perencanaan dan Potensi Perpajakan selambat-lambatnya tanggal 30 bulan ke-2 (ke- dua) setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan. Bentuk Laporan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (lihat lampiran 5).

5.5Atas permohonan Surat Keterangan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung oleh Pemerintah, Direktur Jenderal Pajak memberikan keputusan dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja setelah surat permohonan diterima lengkap.

6.

Pajak Masukan yang dibayar atas impor dan/atau untuk perolehan BKP dan/atau JKP yang digunakan untuk menghasilkan BKP dan/atau JKP yang atas penyerahannya PPN yang terutang ditanggung oleh Pemerintah, tidak dapat

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(8)

dikreditkan.

7.

Dengan berlakunya Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 1998, maka sejak tanggal 9 Maret 1998 atas impor BKP dan/atau penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP selain sebagaimana dimaksud pada butir 2, terutang PPN.

Sehubungan dengan itu diinstruksikan kepada Kepala KPP untuk melakukan pengawasan terhadap PKP yang fasilitas PPN Ditanggung Pemerintah telah dicabut, khususnya :

a. Makanan ternak dan unggas dan/atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak dan unggas;

b. Emas batangan yang dilakukan oleh badan usaha yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan;

c. Alat perlengkapan kedokteran dan perawatan kesehatan yang digunakan langsung untuk keperluan Rumah Sakit Umum milik Pemerintah maupun swasta yang belum diproduksi di dalam negeri serta tidak untuk diperdagangkan;

d. Alat kontrasepsi untuk keperluan Program Keluarga Berencana Nasional;

e. Kapal laut, kapal sungai, kapal danau, dan segala jenis kapal yang digunakan untuk kegiatan usaha Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional, kapal penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, dan kapal untuk menangkap ikan, tetapi tidak termasuk kapal pesiar perorangan.

8. Ketentuan Peralihan 8.1 PPN Ditanggung

oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Keputusan

Presiden RI Nomor 37 Tahun 1998 jo.

Keputusan Menteri

Keuangan RI Nomor

252/KMK.04/1998 , diberlakukan untuk impor BKP tertentu dan/atau penyerahan BKP tertentu dan/atau JKP tertentu yang terjadi sejak tanggal 9 Maret 1998.

8.2

Dalam masa peralihan ini, tanggal yang dipakai untuk menentukan kegiatan impor atau penyerahan yang dapat diberikan fasilitas PPN Ditanggung oleh Pemerintah adalah :

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(9)

a. untuk impor BKP tertentu atau impor Barang Modal adalah tanggal pada saat barang itu

dimasukkan ke

dalam daerah Pabean sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan Pabean;

b. untuk penyerahan BKP tertentu atau penyerahan Barang Modal adalah tanggal pada saat BKP tersebut diserahkan secara langsung kepada pembeli atau pihak ketiga untuk dan atas nama pembeli, atau pada saat BKP diserahkan kepada juru kirim atau pengusaha jasa angkutan;

c. untuk penyerahan JKP tertentu adalah tanggal pada saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik sebagian atau seluruhnya.

Untuk mempermudah penggunaan Surat Edaran ini, dianjurkan agar pengarsipan Surat Edaran ini disatukan dengan Surat Edaran Nomor SE-16/PJ.51/1995 (SERI PPN 14-95).

Demikian untuk mendapat perhatian guna disebar luaskan pada wilayah kerja Saudara masing-masing.

DIREKTUR JENDERAL ttd.

A. ANSHARI RITONGA

Referensi

Dokumen terkait

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAKSANAAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1995 TENTANG BEA MASUK, BEA MASUK TAMBAHAN, PAJAK

Sistem Jaminan Halal (SJH) ini merupakan sistem yang disiapkan dan dilaksanakan untuk perusahaan pemegang sertifikat halal yang bertujuan untuk menjamin proses

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,

Terhadap penghasilan yang diterima atau diperoleh dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh Wajib Pajak Badan dalam negeri di Celah Timor berupa Laba Usaha dikenakan pajak oleh

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-40/PJ/2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 18/PJ/2017 tentang Tata Cara

3) Tata cara perekaman produk hukum perpajakan yang diterbitkan secara manual dilaksanakan dengan tahapan sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak

Bersama ini disampaikan foto copy Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-47/PJ/1996 tanggal 20 Juni 1996 tentang Penetapan Dasar Pengenaan Pajak untuk Menghitung PPN

Perbandingan realisasi penerimaan PBB tahun 1998/1999 dengan tahun 1997/1998 dalam periode Triwulan II dapat dilihat pada tabel berikut :..