• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013

engembangan kurikulum merupakan suatu proses kompleks, dan melibatkan berbagai komponen yang saling terkait. Oleh karena itu dalam proses pengembangan kurikulum 2013, tidak hanya menuntut ketrampilan teknis dari pihak pengembang terhadap pengembangan berbagai komponen kurikulum, tetapi harus pula dipahami berbagai komponen yang mempengaruhinya.

A. Perlunya Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 2013.

Mendikbud mengungkapkan bahwa perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang sangat penting, karena kurikulum harus senantiasa disesuikan dengan tuntutan zaman.

Perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 didorong oleh beberapa hasil studi internasional tentang kemampuan peserta didik Indonesia dalam kancah internasional. Hasil survei

‘’Trends in International Math and Science’’ tahun 2007, yang dilakukan Global Institute, menunjukkan lima persen peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan soal penalaran beranggota tinggi; padahal peserta didik korea dapat mencapai 71 persen. Sebaiknya, 78 persen peserta didik Indonesia dapat mengerjakkan soal hapalan berkategori rendah, sementara siswa korea 10 persen. Data lain diungkapkan oleh Programme for International Student Assement (PISA), hasil studinya tahun 2009 menempatkan Indonesia pada peringkat bawah 10 besar, dari 65 negara peserta PISA. Hasil dari kedua survei tersebut merujuk pada suatu simpulan bahwa : prestasi peserta didik Indonesia tertinggal dan terbelakang.

Perlu perubahan kurikulum juga karena adanya beberapa kelemahan yang ditemukan dalam KTSP 2006 sebagai berikut (diadaptasi dari materi sosialisasi kurikulum 2013).

1. Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.

2. Kurikulum belum mengembangkan kompetensi secara utuh sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional.

3. Kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan, belum sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik (pengetahuan, ketrampilan, dan sikap).

4. Berbagai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan masyarakat, seperti pendidikan karakter, kesadaran lingkungan, pendekatan dan metode pembelajaran

P

(2)

konstruktifistik, keseimbangan soft skills and hard skills, serta jiwa kewirausahaan, belum terakomodasi di dalam kurikulum.

5. Kurikulum belum peka da tanggap terhadap berbagai perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional maupun global.

6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.

7. Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta belum tegas memberikan layanan remediasi dan pengayaan secara berkala.

B. Landasan Pengemabangan Kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis dan konseptual sebagai berikut.

1. Landasan Filosofi

a. Filosofi pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan.

b. Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.

2. Landasan Yuridis

a. RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang Perubahan Metodologi Pembelajaran dan Penataan Kurikulum.

b. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

c. INPRES Nomor 1 Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai- nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.

3. Landasan Konseptual

a. Relevansi pendidikan (link and match) b. Kurikulum berbasis kompetensi, dan karakter

c. Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) d. Pembelajaran aktif (student active learning)

e. Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh

(3)

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013

Mengacu pada penjelasan UU No. 20 tahun 2003, bagian umum dikatakan, bahwa : “Strategi pembangunan pendidikan nasional dalam undang-undang ini meliputi : pembangunan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi” dan pada penjelasan Pasal 35, bahwa “kompetensi lulusan merupakan kulifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.” Maka diadakan perubahan kurikulum dengan tujuan untuk “Melanjutkan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahu 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu.”

D. Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi

Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004.KBK atau (Competency Based Curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan (pengetahuan, ketrampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur poendidkan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.

Pada hakekatnya kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nila dan sikap yang direfresikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.

2. Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kofnitif, dan efektif yang dimiliki oleh indidvidu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pehaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.

3. Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik.

4. Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang tealah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis dan lain-lain).

(4)

5. Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap upah/gajih, dan sebagainya.

6. Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melalukan sesuatu perbuatan.

Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.

Berdasarkan analisis kompetensi diatas, kurikulum 2013 berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap perangkat kompetensi tertentu.

Dari berbagai sumber, sedikitnya dapat diidentifikasikan lima karakteristik kurikulum berbasis kompetensi yaitu:

1. Memberdayagunakan Keseluruhan Sumber Belajar

Dalam keanekaragaman sifat dan kegunaan sumber belajar, secara umum dapat dirumuskan kegunaannya sebagai berikut.

a. Merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap proses belajar mengajar yang akan ditempuh. Disini sumber belajar merupakan peta dasar yang perlu dijajaki secara umum agar wawasan terhadap proses pembelajaran yang akan dikembangkan dapat diperoleh lebih awal.

b. Merupakan pemandu secara teknis dan langkah-langkah operasional untuk menelusuri secara lebih teliti menuju pada penguasaan keilmuan secara tuntas.

c. Memeberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh-contoh yang berkaitan dengan aspek- aspek bidang keilmuan yang dipelajari.

d. Memberikan petunjuk dan gambaran kaitan bidang keilmuan yang sedang dipelajari dengan berbagai bidang keilmuan lainnya.

e. Menginformasikan sejumlah penemuan baru yang pernah diperoleh orang lain yang berhubungan dengan bidang keilmuan tertentu.

f. Menunjukkan berbagai permasalahan yang timbul yang merupakan konsekuensi logis dalam suatu bidang keilmuan yang menuntut adanya kemampuan pemecahan dari orang yang mengabdikan diri dalam bidang tersebut.

Pada umunya terdapat dua cara mendayagunakan sumber belajar dalam pembelajran di sekolah.

(5)

a. Membawah sumber belajar kedalam kelas. Dari aneka ragam macam dan bentuknya sumber-sumber belajar dapat digunakan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Hal tersebut misalnya membawah tape recorder ke dalam kelas, dan memanggil manusia sumber.

b. Membawah kelas ke lapangan dimana sumber belajar berada. Adakalanya terdapat sumber belajar yang sangat penting dan menunjang tujuan belajar tetapi tidak dapat dibawah kedalam kelas karena mengandung resiko yang cukup tinggi, atau memiliki karakteristik tidak memungkinkan untuk dibawah ke dalam kelas.

2. Pengalaman lapangan

Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan karakter lebih menekankan pada pengalaman lapangan untuk mengakrabkan hubungan antara guru dengan peserta didik.Pengalaman lapangan dapat secara sistematis melibatkan masyarakat dan pengembangan program, aktivitas, dan evaluasi pembelajaran. Keterlibatkan ini penting karena masyarakat adalah pemakai produk pendidikan dan dalam banyak kasus, sekaligus sebagai penyandang dana untuk pembangunan dan pengoperasian program.

3. Strategi Belajar Individual Personal

Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter mengupayakan strategi belajar individual personal. Belajar individual adalah belajar berdasarkan tempo belajar peserta didik, sedangkan belajar personal adalah educatif berdasarkan keunikan peserta didik: bakat, minat, dan kemampuan (personalisasi).

4. Kemudahan Belajar

Kemudahan belajar dalam kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter diberikan melalui kombinasi antara pembelajarn individual personal dengan pengalaman lapangan, dan pembelajaran secara tim(team teaching). Hal tersebut dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi yang dirancang untuk itu, seperti video, televisi, radio, buletin, jurnal dan surat kabar.

5. Belajar Tuntas

Belajar tuntas merupakan strategi pembelajaran yang dapat dilaksanakan didalam kelas, dan asumsi bahwa didalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan yang dipelajari. Belajar tuntas dilandasi oleh dua asumsi.Pertama, mengatakan bahwa adanya korelasi antara tingkat keberhasilan dengan kemampuan petensi (bakat).Kedua, apabila pelajaran dilaksanakan secara sistematis, maka semua peserta didikan akan mampu menguasai bahan yang akan disajikan kepadanya.

(6)

Strategi belajar tuntas dapat diterapkan secar tuntas sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan,terutama dalam level mikro, yaitu mengembangkan individu dalam proses pembelajaran di kelas.

Strategi belajar tuntas dibedakan dari pengajaran non belajar tuntas terutama dalam hal-hal berikut.

a. Pelaksanaan tes secara teratur untuk memperoleh balikan terhadap bahan yang diajarkan sebagai alat untuk mendiagnosa kemajuan (diagnostic progress test).

b. Peserta didik baru dapat melangkah pada pelajaran berikutnya setelah ia benar-benar menguasai bahan pelajaran sebelumnya sesuai dengan patokan yang ditetapkan.

c. Pelayanan bimbingan dan penyuluhan terhadap anak didik gagal mencapai taraf penguasaan penuh, melalui pengajaran korektif, yang menurut Morrison merupakan pengajaran kembali, pengajaran tutorial, restrukturasi kegiatan belajar dan pengajaran kembali kebiasaan- kebiasaan belajar peserta didik, sesuai dengan waktu yang diperlukan masing-masing.

Strategi pembelajaran tuntas dikembangkan oleh Bloom (1975), meliputi tiga bagian yaitu mengidentifikasi prakondisi, mengembangkan prosedur opersional dan hasil belajar. Selanjutnya diimplementasikan dalam pembelajaran klasikal dengan memberikan ‘’bumbu’’ untuk menyesuaikan dengan kemampuan individual, yang meliputi :

a. Corrective Technique. Semacam pengajaran remedial yang dilakukan dan memberikan pengajaran terhadap tujuan yang gagal dicapai oleh peserta didik, dengan prosedur dan metode yang berbeda dari sebelumnya.

b. Memberikan tambahan waktu kepada peserta didik yang membutuhkan (belum menguasai bahan secara tuntas).

E. Tingkat Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum 2013 seperti pengembangan kurikulum pada umunya terdiri beberapa tingakat, yaitu pengembangan kurikulum tingkat nasional, pengembangan kurikulum tingkat wilayah, pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, penegembangan silabus, dan pengembangan program pembelajaran.

1. Pengembangan kurikulum tingkat nasional.

2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Wilayah.

3. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Kegiatan yan dilakukan pada tahan ini antara lain :

(7)

a. Mengembangkan kompetensi lulusan, dan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada berbagai jenis lembaga pendidikan.

b. Berdasarkan kompetensi dan tujuan diatas selanjutnya dikembangkan bidang studi –bidang studi yang akan diberikan untuk merealisasikan tujuan tersebut.

c. Mengembangkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga kependidikan (guru dan non guru) sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan.

d. Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk memberi kemudahan belajar.

4. Pengembangan Silabus

Pengembangan silabus untuk setiap bidang studi dilakukan oleh tim pengembang kurikulum yang mencakup berbagai jenis lembaga pendidikan, dengan berbagai kegiatan sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi dan menentukan jenis-jenis kompetensi dan tujuan setiap bidang studi.

b. Mengembangkan kompetensi dan pokok-pokok bahasan, serta mengelompokannya sesuai dengan ranah pengetahuan, pemahaman, kemampuan (ketrampilan), nilai dan sikap.

c. Mendeskripsikan kompetensi serta mengelompokannya sesuai dengan skope dan skuensi d. Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi serta kriteria pencapaiannya.

5. Pengembangan Program Pembelajaran

F. Prinsip Pengembangan Kurikulum

1. Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menwujudkan tujuan pendidikan nasional.

2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.

3. Mata pelajarn merupakan wahana untuk menwujudkan pencapaian kompetensi

4. Standar kompetensi lulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan masyarakat, negara, serta perkembangan global

5. Standar isi dijabarkan dari standar kompetensi lulusan 6. Standar proses dijabarkan dari standar isi

7. Standar penilaian dijabarkan dari standar kompetensi lulusan, standar isi dan standar proses.

8. Standar kompetensi lulusan dijabarkan kedalam kompetensi inti

(8)

9. Kompetensi inti dijabarkan kedalam kompetensi dasar yang dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran.

10. Kurikulum satuan tingkat pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah dan satuan pendidikan.

11. Proses pembelajaran dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

12. Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk

13. Proses belajar dengan pendekatan ilmiah (scientific approach)

G. Pengembangan Struktur Kurikulum 2013 1. Indentifikasi kompetensi

a. Daftar yang ada

b. Penjabaran bidang studi c. Penjabaran mata pelajaran d. Analisis taksonomi

e. Masukan dari profesi f. Membangun teori

g. Masukan peserta didik dan masyarakat h. Analisis tugas

2. Struktur Kurikulum

a. Struktur kurikulum SD

b. Proses pengembangan struktur kurikulum SMP c. Struktur kurikulum SMA/SMK

 Kelompok mata pelajaran wajib

 Kelompok mata pelajaran peminatan

 Beban belajar

Referensi

Dokumen terkait

Faktor Gender memiliki pengaruh terhadap gaya hidup seseorang. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan tidak hanya dapat dilihat dari segi penampilan.. saja, melainkan juga dari

Zato pri podpori novonastali državi Kosovo s strani ZDA in tudi ključnih evropskih držav ne gre toliko za reševanje kriznega območja, temveč predvsem za spreminjanje

Pengamatan terhadap aspek reproduksi cumi tarusan (Loligo edulls) di perairan Selat Alas, Nusa Tenggara Barat telah dilakukan pada Oktober 1996 sampai dengan

3 Pengawasan Pembangunan Gedung Ruangan Puskesmas Limbong dan Rumah Dinas Puskesmas Limbong sebanyak 1 Dokumen 23.760.000 23.595.000 99,31 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas

Pada ruas jalan Kawi, arahan pengelolaan lalu lintas dengan penerapan skenario penataan parkir on-street di sisi utara dan sisi selatan, penertiban angkutan kota

Karya yang didaftarkan adalah karya pemilik sebenarnya, apabila ada pihak lain yang mendaftarkan dengan karya yang sama maka panitia akan menggunakan identitas dari pihak yang

Diharapkan konveksi UT dapat menjadi wadah bagi para penjahit agar dapat menerima pesanan dalam jumlah yang besar sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan waga.. Pendirian