• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa,"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa, karena kunci keberhasilan pembangunan terletak pada faktor manusia itu sendiri sebagai pelaksananya. Oleh karena itu, diperlukan manusia-manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, kecerdasan yang tinggi, kritis, kreatif, dan mempunyai rasa tanggung jawab atas kelangsungan hidup dan kesejahteraan suatu bangsa.

Berdasarkan laporan United Nations Development Programme (UNDP) tahun 2003 dalam “Human Development Report 2003” bahwa Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Indeks – HDI) berdasarkan angka buta huruf menunjukkan bahwa “pembangunan manusia di Indonesia” menempati urutan yang ke 112 dari 174 negara di dunia yang dievaluasi. Sedangkan Vietnam menempati urutan ke 109, padahal negara itu baru saja keluar dari konflik politik yang cukup besar. Namun negara mereka lebih yakin bahwa dengan “membangun manusianya“ sebagai prioritas terdepan, akan mampu mengejar ketinggalan yang selama ini mereka alami.

Melihat beberapa hasil studi dan laporan United Nations Development Programme (UNDP) di atas maka dapat diambil kesimpulan (hipotesis) bahwa

“tingginya angka buta huruf dewasa (adult illiteracy rate) di Indonesia adalah

(2)

akibat membaca belum menjadi kebutuhan hidup dan belum menjadi budaya bangsa. Oleh sebab itu membaca harus dijadikan kebutuhan hidup dan budaya bangsa kita. Apabila rendahnya minat dan kemampuan membaca masyarakat kita sebagaimana terwakili oleh tingginya angka buta huruf dewasa (adult illiteracy rate) tersebut dibiarkan sampai pada suatu saat tetap status quo maka dalam

persaingan global kita akan selalu ketinggalan dengan sesama negara berkembang, apalagi dengan negara-negara maju lainnya. Kita tidak akan mampu mengatasi segala persoalan sosial, politik, ekonomi, kebudayaan dan lainnya selama SDM kita tidak kompetitif, karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, akibat lemahnya kemauan dan kemampuan membaca.

Untuk mencetak manusia-manusia yang diperlukan dalam pembangunan suatu bangsa, yaitu manusia-manusia memiliki pengetahuan, keterampilan, kecerdasan yang tinggi, kritis, kreatif, dan mempunyai rasa tanggung jawab atas kelangsungan hidup dan kesejahteraan suatu bangsa, maka pendidikan merupakan salah satu komponen yang harus tersedia, karena pendidikan itu merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia.

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menjelaskan bahwa dua tujuan kemerdekaan negara Republik Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejalan dengan itu pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa salah satu fungsi pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

(3)

kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan suatu usaha agar menusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan, yaitu manusia yang cerdas, terampil, dan penuh ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, seperti yang tercantum dalam Al Quran, yakni

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kalian dengan meninggikan derajat yang bertingkat-tingkat” (Al-Mujadalah : 11).

Secara filosofis pendidikan merupakan proses kemanusiaan yang diperlukan untuk memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia berbudaya dan beradab. Pendidikan juga menjadikan manusia memiliki berbagai kemampuan kemanusiaan untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan dalam kehidupan.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan anak bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan tujuan negara Indonesia melalui berbagai bentuk pendidikan, karena usaha untuk

(4)

meningkatkan kecerdasan bangsa tidak harus melalui jalur pendidikan formal saja, akan tetapi dapat juga melalui jalur pendidikan nonformal.

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi;

pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang; dan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

Pendidikan nonformal sebagai suatu bentuk upaya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa memiliki peran yang penting karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan pendidikan formal. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang di antaranya karena sesuatu hal tidak dapat mengikuti pendidikan formal. Di samping itu, pendidikan nonformal juga diselenggarakan bagi warga masyarakat untuk melengkapi pendidikan formal baik berbentuk keterampilan, sikap, maupun pengetahuan.

Menyadari pentingnya pendidikan nonformal, Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 25 (ayat; 1) menyebutkan bahwa pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

WP. Napitupulu dalam Bastiano ( 2008 : 1.4) mengemukakan, bahwa:

“Pendidikan adalah kegiatan atau usaha sadar yang dijalankan dengan sengaja,

(5)

teratur, dan berencana dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan. Kegiatan atau usaha ini dapat dijalankan di dalam sistem persekolahan yang dinamakan pendidikan formal, dan dapat juga di luar sistem persekolahan yang disebut pendidikan nonformal”. Oleh karena itu, diperlukan adanya sarana komunikasi informasi ilmu pengetahuan untuk disampaikan kepada masyarakat. Salah satu sarana tersebut adalah perpustakaan.

Secara fungsional, pendidikan dan perpustakaan merupakan satu kesatuan yang integral. Oleh karena itu, perpustakaan harus dapat menunjang keberhasilan program pendidikan baik di lembaga-lembaga pendidikan formal maupun di lembaga-lembaga pendidikan luar sekolah.

Perpustakaan didirikan untuk melayani semua lapisan masyarakat yang membutuhkan informasi dengan tanpa mengenal perbedaan usia, pendidikan, ataupun strata sosial lainnya, sebagaimana dinyatakan oleh Soekarman dalam Bastiano ( 2008 : 1.4), bahwa: “Berbeda dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku pada lembaga-lembaga pendidikan yang bersifat formal maka perpustakaan merupakan lembaga pelayanan masyarakat bagi keperluan pendidikan yang demokrasi , efektif, dan ekonomis”.

Agar perpustakaan dapat didayagunakan oleh masyarakat sesuai dengan yang diharapkan, kita perlu faktor lain yaitu faktor komunikasi, karena dengan berkomunikasi kita dapat menanamkan pengertian dan bimbingan sehingga dapat mengubah sikap dan perilaku orang lain. Jadi, melakukan kegiatan komunikasi

(6)

merupakan langkah yang tepat dalam memberikan pembinaan dan menanamkan pengertian perpustakaan kepada masyarakat pemakai perpustakaan tersebut.

Di dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga tidak dapat disangkal lagi, bahwa perpustakaan merupakan merupakan tempat untuk memperoleh dan menambah ilmu pengetahuan. Akan tetapi, posisi yang penting dan koleksi yang tersedia itu belum menjadi jaminan bahwa misi perpustakaan telah selesai, karena harus melihat kepada pendayagunaan bahan-bahan pustaka beserta minat pemakai perpustakaan.

Atas dasar hal tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat dan mendeskripsikannya melalui penelitian tentang bagaimana upaya pengelola Perpustakaan Sariwangi untuk meningkatkan minat baca masyarakat di Desa Arjasari Kecamatann Arjasari Kabupaten Bandung. Masalah ini juga sesuai dengan latar belakang pendidikan penulis, dan objek yang diteliti relevan dengan Pendidikan Luar Sekolah.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah diperlukan untuk mengetahui permasalahan- permasalahan yang dapat timbul dari judul penelitian ini. Maka berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diungkapkan terdapat beberapa aspek yang berhasil di identifikasi oleh penulis, diantaranya ialah:

1. Jumlah rata-rata pengunjung perpustakaan adalah sekitar 150 - 200 orang perhari dari 1446 orang anggota, hal ini menunjukkan bahwa hanya sekitar 10

(7)

% - 13 % pengunjung perpustakaan perhari dengan rata-rata waktu kunjung hanya sekitar 1 jam – 2 jam.

2. Ada upaya-upaya yang dilakukan oleh pengelola perpustakaan untuk meningkatkan minat baca masyarakat.

C. Rumusan dan Pembatasan Masalah

Rumusan masalah merupakan salah satu cara atau metode untuk memudahkan penyajian atau penyampaian dalam suatu makalah supaya lebih sederhana.

Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana upaya pengelola Perpustakaan Sariwangi dalam meningkatkan minat baca masyarakat di Desa Arjasari Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung?”.

Mengingat luasnya permasalahan tersebut, maka lingkup penelitian ini dibatasi oleh fokus sebagai berikut:

1. Upaya yang dilakukan oleh pengelola Perpustakaan Sariwangi dalam meningkatkan minat baca masyarakat di Desa Arjasari Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung.

2. Faktor pendorong dan penghambat pengelola Perpustakaan Sariwangi dalam meningkatkan minat baca masyarakat di Desa Arjasari Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung.

D. Pertanyaan Penelitian

(8)

Pertanyaan dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengumpulkan sejumlah data yang diperlukan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Maka berdasarkan hasil identifikasi dan perumusan masalah tersebut di atas, penulis merumuskan pertanyaan penlitian sebagai berikut:

1. Upaya apa saja yang dilakukan oleh pengelola Perpustakaan Sariwangi dalam meningkatkan minat baca masyarakat di Desa Arjasari Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung?

2. Faktor apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat pengelola Perpustakaan Sariwangi dalam meningkatkan minat baca masyarakat di Desa Arjasari Kecamatann Arjasari Kabupaten Bandung?

E. Anggapan Dasar

Sebagai titik tolak dari penelitian ini, penulis mengemukakan anggapan dasar sebagai berikut:

1. Perpustakaan sebagai khasanah ilmu pengetahuan memegang peranan penting dalam rangka mencerdaskan dan meningkatkan pengetahuan masyarakat.

Oleh sebab itu, keberadaan perpustakaan di tengah-tengah masyarakat, di sekolah-sekolah, di perguruan tinggi- perguruan tinggi, dan di instansi-instansi baik pemerintah maupun swasta sangat besar dampaknya bagi kemajuan di mana perpustakaan itu bernaung.

Di dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga tidak dapat disangkal lagi, bahwa perpustakaan merupakan merupakan tempat

(9)

untuk memperoleh dan menambah ilmu pengetahuan. Akan tetapi, posisi yang penting dan koleksi yang tersedia itu belum menjadi jaminan bahwa misi perpustakaan telah selesai, karena harus melihat kepada pendayagunaan bahan-bahan pustaka beserta minat pemakai perpustakaan.

Agar perpustakaan dapat didayagunakan oleh masyarakat sesuai dengan yang diharapkan, kita perlu faktor lain yaitu faktor komunikasi, karena dengan berkomunikasi kita dapat menanamkan pengertian dan bimbingan sehingga dapat mengubah sikap dan perilaku orang lain. Jadi, melakukan kegiatan komunikasi merupakan langkah yang tepat dalam memberikan pembinaan dan menanamkan pengertian perpustakaan kepada masyarakat pemakai perpustakaan tersebut (Bastiano, 2008 : 1).

2. Pengelola perpustakaan memiliki kedudukan yang amat strategis bagi peningkatan minat baca masyarakat, mengingat kondisi masyarakat yang belum begitu akrab dengan bacaan sehingga memerlukan sosok yang mampu menarik perhatian masyarakat. Sosok itu paling tidak akan muncul melalui pengelolaan yang baik oleh para stakeholder di perpustakaan. Di samping itu minat baca juga akan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor pendidikan, usia dan latar belakang sosial sehingga persoalan ini perlu diteliti.

Hal ini adalah faktor yang mungkin akan menjadi penghambat peningkatan minat baca masyarakat, khususnya di lihat dari faktor pengelola dan lingkungan masyarakat (Heni Puspitasari, 2008 : 6 ).

(10)

F. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan salah satu hal yang sangat berperan penitng dalam melakukan segala sesuatu. Tujuan adalah titik akhir dari perencanaan dan usaha yang telah dilakukan. Tujuan penelitian sangat diperlukan dalam penelitian karena akan menentukan arah dan sasaran yang ingin dicapai. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan data mengenai pengelolaan Perpustakaan Sariwangi dalam meningkatkan minat baca masyarakat di Desa Arjasari Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung.

2. Mendeskripasikan data mengenai upaya pengelola Perpustakaan Sariwangi dalam meningkatkan minat baca masyarakat di Desa Arjasari Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung.

3. Mendekripsikan faktor-faktor yang menjadi pendorong dan penghambat pengelola Perpustakaan Sariwangi dalam meningkatkan minat baca masyarakat di Desa Arjasari Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung.

G. Kegunaan Penelitian

Dengan penelitian ini, penulis berharap semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat:

1. Secara Institusional

Bisa dijadikan bahan referensi bagi para pelaksana untuk menyelenggarakan suatu perpustakaan umum yang dikelola secara baik dan profesional.

(11)

2. Secara Teoritis

Bahan latihan dan pengalaman bagi diri penulis dalam melakukan penelitian sehingga dapat menambah wawasan pengetahuan dan dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah di dapat selama perkuliahan di jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Uninersitas Pendidikan Indonesia (PLS FIP UPI). Selain ini bisa dijadikan bahan komparasi untuk mengetahui relevansi teori dengan kenyataan kehidupan masyarakat yang sebenarnya.

3. Secara Praktis

Dapat dijadikan acuan dan tolak ukur keberadaan dan peran perpustakaan dalam meningkatkan minat baca masyarakat.

Masukan bagi pengelola perpustakaan Sariwangi dalam upaya meningkatkan minat baca masayarakat, untuk membentuk masyarakat gemar belajar yang pada akhirnya diharapkan dapat berimplikasi pada pembangunan masyarakat.

Umpan balik bagi pengelola Perpustakaan Sariwangi dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan dalam meningkatkan minat baca masyarakat serta dapat dijadikan bahan referensi bagi para pelaksana untuk menyelenggarakan suatu perpustakaan atau taman bacaan yang dikelola secara baik dan profesional.

H. Definisi Operasinal

(12)

Guna menghindari terjadinya kesalahan penafsiran terhadap kata-kata atau istilah yang digunakan mengenai judul dan isi penelitian, maka dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Pengelola adalah orang yang menangani perpustakaan dalam keseharian dalam bentuk perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian dan pengembangan yang teridiri dari ketua, sekertaris, bendahara, dan pihak-pihak terkait secara tidak langsung.

2. Perpustakaan yaitu mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung / bangunan, atau gedung tersendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur demikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca.

3. Minat adalah suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu.

4. Membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan.

5. Minat baca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca shingga mengarahkan individu untuk membaca dengan kemauannya sendiri.

6. Upaya pengelola Perpustakaan Sariwangi adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh para pengelola Perpustakaan Sariwangi dalam meningkatkan meningkatkan minat baca masyarayakat.

(13)

I. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya maka penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan dibahas yaitu sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN, merupakan uraian tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Anggapan Dasar, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, merupakan landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar penelitian atau teori yang melandasi penelitian. Yang terdiri dari konsep-konsep mengenai pendidikan luar sekolah, konsep perpustakaan, serta konsep-konsep mengenai minat baca.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN, yang didalamnya mengulas mengenai Metode Penelitian, Sumber Data Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, yang di dalamnya mengulas mengenai Hasil Penelitian di Perpustakaan Sariwangi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, yang di dalamnya mengulas mengenai intisari dari penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran yang diajukan peneliti.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Keterampilan (X₂) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi

Sumber data dalam penelitian ini adalah telepon seluler mahasiswa angkatan 2013 yang berisi komunikasi mahasiswa kepada dosen, sedangkan data penelitian ini adalah

Hasil karakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) memperlihatkan terbentuknya selulosa dari olahan serat nanas, sedangkan hasil Transmission Electron Microscope (TEM)

Hal ini disebabkan karena jumlah butiran lemak dalam susu kambing memiliki diameter yang lebih kecil dan homogen dibandingkan dengan susu sapi, sehingga selama proses

Hal ini diperkuat oleh Febriandi (2018: 15) outdoor learning adalah suatu kegiatan di luar kelas atau luar sekolah yang membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan

Port I/O pada mikrokontroller ATmega8535 dapat difungsikan sebagai input dan juga sebagai output dengan keluaran high atau low.Untuk mengatur fungsi port I/O sebagai input

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai teknik transplantasi lamun Enhalus acoroides dengan menggunakan metode plug yang dapat menghasilkan pertumbuhan