• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, UKURAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH ARUS KAS OPERASI, UKURAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, UKURAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT HUTANG

TERHADAP PERSISTENSI LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Sub Sektor Property dan Real Estate di BEI Tahun 2015-2017)

SKRIPSI

OLEH EVA FITRI NIM 15.01.032.027

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

2019

(2)

ii

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, UKURAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT HUTANG

TERHADAP PERSISTENSI LABA

(3)

iii

(Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Sub Sektor Property dan Real Estate di BEI Tahun 2015-2017)

SKRIPSI Diajukan kepada

Universitas Teknologi Sumbawa Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan

Program Sarjana Strata Satu (S1)

Oleh:

EVA FITRI NIM 15.01.032.027

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

2019

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi ini disusun oleh Eva Fitri NIM 15.01.032.027 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Sumbawa, 13 Januari 2019

(4)

iv Pembimbing I : Sudrajat Martadinata, M.S.A. ( )

NIDN. 0823067902

Pembimbing II : Denny Hambali, S.E., M.Acc. Akt. ( ) NIDN. 0827018402

Mengetahui,

Ketua Program Studi Akuntansi

Denny Hambali, S.E., M.Acc. Akt.

NIDN. 0827018402

(5)

v

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah disusun oleh Eva Fitri

NIM 15.01.032.027

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji Skripsi Sumbawa, 22 Januari 2019

Susunan Dewan Penguji:

Ketua : Ahmad Jibrail, S.E., M.A. ( )

NIDN. 0828048402

Anggota : Siti Nur Aisyah, M.S.A. ( )

NIP. 198310082010012019

Anggota : Sudrajat Martadinata, M.S.A. ( )

NIDN. 0823067902

Anggota : Denny Hambali, S.E., M.Acc., Akt.( ) NIDN. 0827018402

Mengetahui, Mengetahui,

Ketua Program Studi Akuntansi Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Denny Hambali, S.E., M.Acc., Akt. Abdul Hadi Ilman, M.P.P.

NIDN. 0827018402 NIDN. 0830088701

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Eva Fitri

NIM : 15.01.032.027

Program Studi : Akuntansi Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar tulisan saya, kecuali kutipan atau ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila di kemudian hari terbuki atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sumbawa, 22 Januari 2019 Yang membuat pernyataan,

Eva Fitri NIM. 15.01.032.027

(7)

vii

MOTTO



La yukallifullahu nafsan illa wus’aha

(Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya)



waAllahu maAAa alssabireena (dan Allah beserta orang-orang yang sabar)

(8)

viii

ABSTRAK

Fitri, Eva. (2019). Pengaruh Arus Kas Operasi, Ukuran Perusahaan dan Tingkat Hutang terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Sub Sektor Property dan Real Estate 2015-2017). Pembimbing (I) Siti Nur Aisyah, M.S.A , (II) Sudrajat Martadinata, M.S.A.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Arus Kas Operasi, Ukuran Perusahaan dan Tingkat Hutang pada Perusahaan Jasa Sub Sektor Property dan Real Estate 2015-2017. Arus kas operasi diperolah dari laporan arus kas di laporan tahunan perusahaan. Ukuran perusahaan diukur dengan logaritma total aset perusahaan. Tingkat hutang diukur melalui perbandingan antara total hutang dengan total aset perusahaan. Sedangkan persistensi labadiukur dengan total perolehan laba sebelum pajak tahun berjalan dan perolehan laba sebelum pajak tahun sebelumnya dibandingkan dengan total aset. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan memperoleh 28 sampel perusahaan. Pengujian hipotesis menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial, arus kas operasi berpengaruh terhadap persistensi laba perusahaan. Untuk ukuran perusahaan dan tingkat hutang tidak berpengaruh terhadap persistensi laba perusahaan. Sementara secara simultan, ketiga variabel berpengaruh terhadap persistensi laba perusahaan dengan kontribusi R2 sebesar 11.36%.

Kata Kunci : Arus Kas Operasi, Ukuran Perusahaan, Tingkat Hutang, Dan Persistensi Laba

(9)

ix

ABSTRACT

Fitri, Eva. (2019). The Influence of Operating Cash Flow, Company Size and Debt Levelon Earnings Persistence(empirical study of service companies in the property and real estate sub-sector in the Indonesian stock exchange in 2015-2017 ). Advisor (I) Siti Nur Aisyah, M.S.A, (II) Sudrajat Martadinata, M.Sc.

The purpose of this research is to analyze the influence of Operating Cash Flow, Company Size and Debt Level on the Property Sector Sub Sector and Real Estate Services 2015-2017. Operating cash flows are obtained from cash flow statements in the company's annual report. Company size is measured by the logarithm of the company's total assets. Debt level is measured by a comparison between total debt and the total assets of the company. While the persistence of earnings is measured by the total income before tax for the current year and the previous year's profit before tax compared to total assets. This type of research is quantitative with an associative approach. Sampling in this study used purposive sampling technique and obtained 28 sample companies. Hypothesis testing uses the method of multiple regression analysis. The results of this study indicate partially, operating cash flows affect the persistence of company profits. For company size and debt level does not affect the persistence of company profits. While simultaneously, the three variables influence the persistence of company profits with a contribution of R2 of 11.36%.

Keywords: Operating Cash Flow, Company Size, Debt Level, and Profit Persistence

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya selama proses penyusunan skripsi ini sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Arus Kas Operasi, Ukuran Perusahaan dan Tingkat Hutang Terhadap Persistensi Laba”. Adapun tujuan penulisan skripsi ini yaitu memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Teknologi Sumbawa.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang ikut berkontribusi dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan segala kekuatan, kemudahan dan kelancaran dalam proses penyusunan skripsi ini.

2. Bapak DR. Andy Tirta, M.Sc Selaku Rektor Universitas Teknologi Sumbawa

3. Bapak Abdul Hadi Ilman, M.P.P Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Teknologi Sumbawa.

4. Bapak Denny Hambali S.E., M.Acc.,Akt. Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Teknogi Sumbawa.

5. Ibu Siti Nur Aisyah, M.S.A. selaku pembingbing I dan bapak Sudrajat Martadinata, M.S.A. selaku pembingbing II terima kasih atas waktu,

(11)

xi arahan, bimbingan, pemikiran, dan saran yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.

6. Bapak Ahmad Jibrail, M.A. selaku penguji I dan Bapak Denny Hambali, S.E., M.Acc.,Akt. selaku penguji II, terima kasih yang telah ikut andil dalam memperlancar proses penyusunan skripsi.

7. Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan, dan nasihatnya kepada peneliti selama menuntut ilmu di Universitas Teknologi Sumbawa.

8. Kedua orang tua Bapak Mustaram (Bapak terkuat) dan Ibu Bandriana (Ibu terkuat) serta Adikku Aldi (Si Jelek), terima kasih atas dukungan baik secara moril dan materialnya yang telah memfasilitasi peneliti selama proses penyusunan skripsi.

9. Sahabat grup Muslimah (Asil (Nunung), Mila (millea), Riyanti (mba pepen), Anggie (Zhulaika), Desi (ecik eong)) yang telah berjuang bersama-sama dalam proses penyusunan skripsi.

10. Teman dari SMA Faizal Amir (Ame) yang telah banyak membantu dan berjuang bersama dalam proses penyusunan skripsi.

11. Teman-teman panitia Sembilan (Desi Riyanti, Asilia Riska Lestari, Ermila Sri Lestari, Anggie Rafita Diana, Desi Tantika, Faizal Amir, Dede Yusuf Supriatna, Amri Musthofa) dan Kelas Ak15-1 terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis. Oleh

(12)

xii karena itu, segala apresiasi berupa kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca pada umumnya.

Sumbawa, 22 Januari 2019

Eva Fitri

(13)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ...i

LEMBAR LOGO ...ii

HALAMAN JUDUL ...iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ...iv

A. Lembar Persetujuan Pembimbing Skripsi ...iv

B. Lembar Pengesahan ...v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...vi

MOTTO...vii

ABSTRAK ...viii

ABSTRACT ...ix

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Penelitian ...6

D. Manfaat Penelitian ...6

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Teoritis ...8

1) Persistensi Laba ...8

2) Arus Kas Operasi ...9

3) Ukuran Perusahaan...11

4) Tingkat Hutang...13

B. Penelitian Terdahulu ...14

C. Hipotesis ...16

(14)

xiv BAB III METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual ...19

B. Jenis Penelitian ...20

C. Populai dan Sampel Penelitian ...21

1. Populasi ...21

2. Sampel ...22

D. Variabel Penelitian ...24

E. Jenis dan Sumber Data ...25

F. Metode Pengumpulan Data ...25

G. Teknik Analsis Data ...26

1) Analisis Regresi Berganda Model Data Panel ...26

2) Uji Asumsi Klasik ...31

a. Uji Normalitas ...31

b. Uji Multikolinieritas ...32

c. Uji Heteroskedastisitas ...32

d. Uji Autokorelasi ...33

3) Uji Hipotesis...34

4) Uji Koefisien Determinasi (R2) ...35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripif Data ...37

1) Persistensi Laba ...38

2) Arus Kas Operasi ...38

3) Ukuran Perusahaan...39

4) Tingkat Hutang...39

B. Hasil Estimasi Data ...39

1) Pemilihan Model Estimasi Data Panel ...39

2) Pengujian Asumsi Klasik ...41

3) Hasil Persamaan Regresi ...43

4) Pengujian Hipotesis ...44

5) Koefisien Determinasi (R2) ...48

(15)

xv

C. Pembahasan Hasil Estimasi dan Interpretasi...48

1) Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Persistensi Laba ...48

2) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Persistensi Laba...50

3) Pengaruh Tingkat Hutang terhadap Persistensi Laba...51

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...54

B. Saran ...54

DAFTAR PUSTAKA ...55

LAMPIRAN ...59

Curicullum vitae ...78

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Nama Perusahaan Jasa Sub Sektor Proferti dan Real Estate ...21

Tabel 3.2 Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ...23

Tabel 3.3 Daftar Sampel Penelitian ...23

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ...37

Tabel 4.2 Hasil Uji chow/F test...40

Tabel 4.3 Hasil Breush-pagan...41

Tabel 4.4 Hasil Uji Jarque-Bera ...41

Tabel 4.5 Hasil Multikolinearitas ...42

Tabel 4.6 Hasil Uji white ...42

Tabel 4.7 Hasil Autokorelasi...43

Tabel 4.8 Hasil Persamaan Regresi ...44

Tabel 4.9 Hasil Uji Parsial ...45

Tabel 4.10 Hasil Uji Simultan ...47

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ...19

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laba menjadi informasi yang penting bagi pengguna laporan keuangan, semakin tinggi laba berarti semakin bagus penilaian perusahaan. Pengguna laporan keuangan seperti investor dan kreditor akan cendrung menilai kondisi pendapatan bersih perusahaan. Sehingga banyak perusahaan yang hanya berfokus pada peningkatan penjualan disetiap periode. Akibat hanya mementingkan hasil selisih dari pendapatan dan beban yang dikeluarkan tanpa melihat aliran kas dan kualitas laba yang dihasilkan perusahaan.

Semakin tinggi laba yang dihasilkan maka semakin baik pula kinerja suatu perusahaan (Septavita, 2016). Akan tetapi, pengguna laporan keuangan masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda dalam mengandalkan informasi laba pada laporan keuangan sebagai pengambilan keputusan. Sehingga, dapat dikatakan bahwa kualitas laba harus lebih dipertimbangkan terutama tingkat persistensi laba. Persistensi laba merupakan laba yang bisa bertahan dimasa yang akan datang atau peningkatan laba yang diharapkan perusahaan.

Laba dikatakan berkualitas jika laba tersebut persisten. Faktanya tahun 2016 sektor property tidak dikatakan membaik dibandingkan dengan tahun 2015, pasalnya mayoritas emiten property terbesar di BEI mengalami penurunan laba bersih. Dengan menurunnya laba bersih

(19)

2 paling signifikan PT. Summarecon Agung Tbk (SMRA) , laba anjlok 63,55 persen dari Rp 855,18 milyar menjadi Rp 311,66 milyar.

Penurunan laba ini disebabkan oleh beban bunga perusahaan yang tinggi, diungkapkan oleh Maxi Liesyaputra selaku BNI Securities, kinerja buruk emiten properti juga terlihat dari turunnya laba bersih PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang tembus 30 persen sepanjang tahun 2016, perusahaan hanya mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp867,63 miliar, atau turun 32,41 persen dari sebelumnya yang mencapai Rp1,28 triliun, penurunan ini disebabkan karena menurunnya jumlah pendapatan sebesar 10.38 persen dari Rp7,51 triliun menjadi Rp6,73 triliun.

Sementara pada tahun 2017 PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) berhasil memperoleh marketing sales sebesar Rp 2,5 Triliun atau naik 10 persen dibandingkan dengan tahun 2016 (Sumber: CNNIndonesia, 2018). Selain itu Amran Nukman salaku ketua Dewan Perwakilan Daerah Real Estate Indonesia(DPD REI) mengatakan bahwa property dan Real estate dijakarta diproyeksi akan tumbuh moderat atau sama dengan tahun sebelumnya.

Dari fenomena tersebut menyebabkan persistensi laba mulai dipertanyakan karena laba dengan fluktuasi menurun curam dalam waktu yang singkat menunjukan perusahaan tersebut tidak mampu untuk mempertahankan laba yang diperoleh saat ini maupun menjamin laba untuk masa depan. Bahkan karena laba dalam laporan keuangan sering digunakan oleh manajemen untuk menarik calon investor, sehingga laba

(20)

3 tersebut sering direkayasa sedemikian rupa oleh manajemen untuk mempengaruhi keputusan investor (Fanani, 2010). Apabila angka laba diduga oleh publik sebagai hasil rekayasa manajemen, maka angka laba tersebut dinilai mempunyai kualitas laba yang rendah (Hanlon, 2005).

Pengguna laporan keuangan harus mampu mengandalkan informasi yang ada sebelum mengambil keputusan. Tentunya dengan melihat kualitas laba yang bisa bertahan dimasa depan. Laba yang berkualitas yaitu laba yang mampu bertahan dimasa depan atau disebut juga sebagai persistensi laba. Persistensi laba untuk mengukur kualitas laba yang secara terus-menerus. Persistensi laba diartikan sebagai kemampuan laba suatu perusahaan untuk bertahan dimasa depan (Penman, 2001). Maka sangat penting untuk mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi persistensi laba. beberapa atribut yang digunakan peneliti untuk menentukan persistensi laba yaitu arus kas operasi, ukuran perusahaan dan tingkat hutang.

Laporan arus kas perusahaan melaporkan jumlah pengeluaran dan penerimaan kas entitas selama periode tertentu dari mana kas datang dan bagaimana dibelanjakannya. Perusahaan dituntut agar mampu mengelola dana yang ada untuk membiayai segala kegiatannya dan harus hati-hati dalam menangani masalah keuangan, khususnya dalam pengelolaan sumber dan penggunaan kas yang baik sangat diperlukan, karena dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba serta mengetahui kondisi likuiditas perusahaan di masa

(21)

4 yang akan datang (Hayati, 2011). Pengelolaan arus kas dalam aktivitas operasi khususnya pada biaya operasional perusahaan.

Selain arus kas operasi, ukuran perusahaan juga menjadi tolak ukur untuk mengetahui besarnya persistensi laba. Perusahaan yang besar akan memiliki keadaan stabil dan operasi yang dapat diprediksi lebih baik, sehingga kesalahan estimasi yang ditimbulkan akan menjadi lebih kecil (Dechow dan Dichev, 2002). Selain itu, perusahaan besar akan memiliki sumber daya yang besar untuk digunakan dalam kegiatan usaha.

Meskipun demikian, perusahaan besar akan banyak menghadapi sensitivitas politik yang tinggi dan menghadapi biaya politis yang lebih tinggi dari pada perusahaan kecil (Gu dkk, 2002).

Faktor lain yang yang dapat mempengaruhi persistensi laba yaitu tingkat hutang. Hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan perusahaaan. Dalam memperoleh laba perusahaan tidak terlepas dari pembiayaan kegiatan yang dilakukan dalam pengebangan usahanya.

Tingkat hutang yang tinggi akan menyebabkan persistensi laba perusahaan meningkat dengan tujuan mempertahankan kinerja perusahaan yang baik di mata auditor dan investor (Fanni, 2010).

Terdapat beberapa Penelitian terdahulu yang meneliti tentang persistensi laba, tetapi hasilnya tidak konsisten. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Lestari Dewi, dkk (2015) menunjukan arus kas operasi berpengaruh positifm terhadap persistensi laba.Namun berbeda dengan penelitian Chowijaya, dkk (2014) bahwa arus kas operasi tidak

(22)

5 memiliki pengaruh secara individual terhadap persistensi laba. Menurut Septavita (2016) arus kas operasi, tingkat hutang dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Nurochman, dan Solikhah (2015) tingkat hutang dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh negatif terhadap persistensi laba.

Sama halnya dengan penelitian I Made Andi Suwandika, dkk (2013) mendapatkan hasil bahwa tingkat hutang tidak berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Arus Kas Operasi, Ukuran Perusahaan dan Tingkat Hutang terhadap Persistensi Laba pada Perusahaan Jasa Sub Sektor Property Dan Real Estate di BEI tahun 2015-2017

B. Rumusan Masalah

1) Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap persistensi laba pada perusahaan jasa sub sektor property dan real estate di BEI tahun 2015-2017 ?

2) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap persistensi laba pada pada perusahaan jasa sub sektor property dan real estate di BEI tahun 2015-2017 ?

3) Apakah tingkat hutang berpengaruh terhadap persistensi laba perusahaan jasa sub sektor propertydan real estate di BEI tahun 2015- 2017 ?

(23)

6 4) Apakah arus kas operasi, ukuran perusahaan dan tingkat hutang berpengaruh secara simultan terhadap persistensi laba perusahaan jasa sub sektor property dan real estate di BEI tahun 2015-2017 ?

C. Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi terhadap persistensi laba perusahaan jasa sub sektor property dan real estate di BEI tahun 2015- 2017

2) Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap persistensi laba perusahaan jasa sub sektor property dan real estate di BEI tahun 2015-2017

3) Untuk mengetahui pengaruh tingkat hutang terhadap persistensi laba perusahaan jasa sub sektor property dan real estate di BEI tahun 2015- 2017

4) Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi, ukuran perusahaan dan Tingkat Hutang secara simultan terhadap persistensi laba perusahaan jasa sub sektor property dan real estate di BEI tahun 2015-2017

D. Manfaat Penelitian

1) Bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan serta mengetahui bukti empiris tentang Pengaruh arus kas operasi, ukuran perusahaan dan tingkat hutang terhadap persistensi laba perusahaan.

(24)

7 2) Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai refrensi pustaka karya ilmiah atau penelitian yang serupa mengenai penentu persistensi laba perusahaan.

(25)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Teoritis

1) Persistensi Laba

Salah satu penilaian kinerja perusahaan adalah dengan melihat laba.

Laba dapat mencerminkan kondisi perusahaan, salah satu prediksi terhadap laba dapat dibentuk oleh informasi keuangan dan rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan (IAI. 2015). Kenaikan atau penurunan laba berdampak terhadap rencana kebijakan untuk periode selanjutnya. Adanya perubahan akibat kenaikan atau penurunan memberikan dampak terhadap kebijakan untuk melakukan kegiatan selanjutnya atau investasi dan kelangsungan operasi. Laba akuntansi menurut PSAK 46/IAS 12 adalah laba atau rugi selama suatu periode sebelum dikurangi beban pajak.

Laba (keuntungan) merupakan kelebihan dari selisih pendapatan dengan beban-beban yang diperoleh dari kegiatan perusahan dalam menjual barang dan jasa serta adanya pengembalian piutang dalam periode tertentu.

Persistensi laba merupakan revisi laba yang diharapkan dimasa mendatang (expected future earnings) yang diimplikasikan oleh inovasi laba tahun berjalan (current earnings) sehingga persistensi laba dilihat dari inovasi laba tahun berjalan yang dihubungkan dengan perubahan harga

(26)

9 saham, semakin persisten laba maka semakin tinggi harapan peningkatan laba di masa datang (Scott, 2006:353). Laba yang persisten tinggi terefleksi adalah laba yang dapat berkesinambungan untuk suatu periode yang lama (Fanani, 2010) .Persistensi laba merupakan salah satu komponen dari kualitas laba (Saputera, 2017). Pengertian persistensi laba merupakan laba yang memiliki kemampuan sebagai indikator laba periode mendatang (future earning) yang dihasilkan oleh perusahaan secara berulang-ulang (repetitive) dalam jangka panjang (sustainable) (Penman, 2003).

2) Arus Kas Operasi

Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menginformasikan jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar atau sumber dan pemakaian kas dalam suatu perusahaan. Investor dan kreditor dapat memanfaatkan informasi arus kas untuk mengetahui mengenai pengelolaan dan penggunaan kas dalam perusahaan tersebut, seperti yang dinyatakan dalam PSAK No. 2 paragraf 2. Laporan arus kas ini digunakan oleh investor, kreditor, dan pihak lain dalam menilai kemungkinan laba yang diperoleh perusahaan (Reeve, 2013:262). Laporan arus kas dikelompokkan menjadi tiga bagian (Sofyan Syafri Harahap, 2008) yaitu:

a. Arus kas dari kegiatan operasi adalah penghasilan utama pendapatan entitas dan aktivitas lain yang bukan termasuk ke dalam aktivitas investasi dan pendanaan. Contohnya adalah penerimaan kas dari

(27)

10 penjualan barang dan jasa, royalti, fee, komisi, pembayaran pegawai, pemasok, pajak, dan bunga pinjaman.

b. Arus kas dari kegitan investasi adalah aktivitas berupa perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Contohnya adalah penjualan dan pembelian aset tetap, penjualan dan pembelian aset tak berwujud.

c. Arus kas dari kegiatan pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas. Contohnya adalah penerbitan dan pembelian saham.

Aliran kas dari aktivitas operasi merupakan aliran kas yang diperoleh dari kegiatan usaha perusahaan. Kegiatan utama perusahaan adalah menghasilkan barang atau jasa dan menjualnya. Kegiatan ini mencakup kegiatan penerimaan kas, misalnya penjualan barang atau jasa tunai dan penerimaan piutang. Aliran kas operasi Pre Tax Accruals (PTACC) sebagai proksi komponen laba transitori merupakan item laba sebelum pajak yang tidak mempengaruhi kas pada periode berjalan yang dihitung sebagai laba akuntansi sebelum pajak dikurangi oleh aliran kas operasisebelum pajak. Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan salah satu indikator yang menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar (IAI, 2009:25).

(28)

11 Komponen akrual dan aliran kas dari laba sekarang yang mewakili sifat transitory dan permanen laba merupakan salah satu komponen yang dapat menilai prediksi laba dalam menentukan kualitas laba (Sloan,1996).

Beberapa analisis keuangan lebih suka mengkaitkan aliran kas operasi sebagai penentu atas kualitas laba karena aliran kas dianggap lebih persisten. Mereka percaya bahwa semakin tinggi rasio aliran kas operasi terhadap laba bersih, maka akan semakin tinggi pula kualitas laba tersebut (Wijayanti, 2006). Kieso et al.(2002:242) dalam Kusumaningtyas (2016) menyatakan bahwa arus kas aktivitas operasi diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa perusahaan harus mampu menghasilkan kas yang mencukupi secara internal dari operasi untuk membayar kewajiban tanpa harus meminjam dari luar. Sebaliknya, jika jumlah kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi rendah atau negatif, berarti perusahaan tidak mampu menghasilkan kas yang memadai secara internal dari operasinya. Sumber kas ini umumnya dianggap sebagai ukuran terbaik dari kemampuan perusahaan dalam memperoleh dana yang cukup guna terus melanjutkan usahanya.

3) Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan (Taures, 2011). Besar kecilnya suatu perusahaan biasanya diukur berdasarkan total penjualan, rata-rata tingkat penjualan dan total aset (Panjaitan dkk, 2004). Perusahaan yang besar akan memiliki kestabilan dan operasi yang dapat diprediksi lebih baik, sehingga

(29)

12 kesalahan estimasi yang ditimbulkan akan menjadi lebih kecil (Dechow dan Dichev, 2002). Semakin besar instrumen tersebut, semakin besar pula ukuran perusahaan.

“Ukuran perusahaan dapat menentukan baik tidaknya kinerja perusahaan. Investor biasanya lebih memiliki kepercayaan pada perusahaan besar, karena perusahaan besar dianggap mampu untuk terus meningkatkan kinerja perusahaannya dengan berupaya meningkatkan kualitas labanya” (Romasari, 2013).

Menurut Machfoedz (1999:135): “pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori yaitu: perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium firm), perusahaan kecil (small firm).”

Sedangkan UU No. 20 Tahun 2008 mengklasifikasikan ukuran perusahaan ke dalam 4 kategori yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur berdasarkan besaran total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Total aset dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan bahwa nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan (Sudarmadji, 2007). “besaran total aset mewakili tersedianya daya untuk kegiatan perusahaan di mana aset tersebut cenderung digunakan untuk memperoleh laba”. Oleh karena itu, secara tidak langsung ukuran perusahaan dapat digunakanuntuk menentukan kemampuan suatu perusahaan dalam mengendalikan serta menghasilkan laba (Nuraini, 2014).

(30)

13 4) Tingkat Hutang

Hutang diartikan sebagai seluruh kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang memberi pinjaman modal pada perusahaan (Munawir, 2004:18). Hutang merupakan sumber untuk memperoleh dana yang paling aman dan memiliki risiko paling rendah dibanding dengan cara lain seperti dengan menjual saham perusahaan, karena hutang yang terbitkan oleh perusahaan tidak memberikan pertanda buruk bagi investor (Myers dna Nicholas, 1984). Hutang dibagi menjadi dua jenis yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Hutang jangka pendek merupakan kewajiban jatuh tempo yang harus dibayar dalam kurun waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun. Sebaliknya hutang jangka panjang merupakan kewajiban yang memerlukan waktu cukup lama untuk proses pelunasannya.

Tingkat hutang didefinisikan sebagai perbandingan antara rasio total hutang dengan total aset. Tingkat hutang yang besar akan menyebabkan perusahaan meningkatkan persistensi laba dengan tujuan untuk mempertahankan kinerja perusahaan yang baik di mata pengguna laporan keuangan (Fanami, 2010). Tingkat hutang mencerminkan kewajiban perusahaan yang harus dibayarkan kepada pihak ketiga saat jatuh tempo tanpa mempertimbangkan kondisi perusahaan. Semakin tinggi tingkat hutang, maka akan semakin besar usaha manajemen untuk memperlihatkan kinerja perusahaan yang baik, ditunjukkan melalui tingginya persistensi laba perusahaan (Kusuma dan Sadjiarto, 2014).

(31)

14 B. Penelitian Terdahulu

Made Andi Suwandika, dkk (2013) dengan judul pengaruh perbedaan laba akuntansi, laba fiskal, tingkat hutang pada persistensi laba. pengambilan sampel terdiri dari 23 perusahaan perbankan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perusahaan dengan large positive book-tax differences memiliki persistensi laba yang lebih rendah dari perusahaan dengan small book-tax differences. Tingkat hutang tidak bepengaruh signifikan terhadap persistensi laba perusahaan perbankan.

Ni Putu Lestari Dewi, dkk(2015) meneliti tentang pengaruh book tax differences, arus kas operasi, arus kas akrual, dan ukuran perusahaan pada persistensi laba (studi empiris pada perusahaan Perhotelan dan Pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011.). Hasil dari penelitiannya yaitu book-tax difference, arus kas operasi dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif pada persistensi laba, sementara arus kas akrual terbukti tidak berpengaruh pada persistensi laba.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurochman dan solikhah (2015) dengan judul good corporate governace, tingkat hutang dan ukuran perusahaan terhadap persistensi laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2013. Dari penelitian ini menunjukan bahwa komitmen audit berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Dewan komisaris independen tidak berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Kepemilikan manajerial,

(32)

15 tingkat hutang dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh negatif terhadap persistensi laba.

Selanjutnya, Azzahra, dkk (2016) malakukan penelitian tentang pengaruh book tax differences dan aliran kas operasi terhadap persistensi laba.Pengambilan sampel yang terdiri dari 15 perusahaan manufaktur subsektor Food and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Hasil yang diperoleh, perbedaan temporer dan aliran kas operasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba. Secara parsial hanya aliran kas operasi yang memiliki pengaruh signifikan dengan arah positif terhadap persistensi laba sedangkan perbedaan permanen dan perbedaan temporer tidak berpengaruh terhadap persistensi laba.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Varadika Sarah (2017) dengan judul pengaruh arus kas kegiatan operasi, siklus operasi, ukuran perusahaan, dan tingkat hutang terhadap persistensi laba pada perusahaan jasa sub sektor konstruksi dan bangunan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.

Dari penelitian ini menunjukan bahwa arus kas kegiatan operasi, siklus operasi, ukuran perusahaan tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap persistensi laba sedangkan tingkat hutang terdapat pengaruh yang signifikan terhadap persistensi laba pada perusahaan jasa sub sektor konstruksi dan bangunan tahun 2013-2016.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel independen yang dipakai yaitu arus kas operasi, ukuran perusahaan dan tingkat hutang. Selain variabel, tempat penelitian serta tahun penelitian

(33)

16 juga berbada yaitu pada perusahaan jasa sub sektor property dan real estate tahun 2015 sampai dengan tahun 2017.

C. Hipotesis

Mengacu pada telaah pustaka diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1) Pengaruh arus kas operasi terhadap persistensi laba

Data arus kas merupakan indikator keuangan yang lebih baik digunakan karena relatif lebih sulit untuk dimanipulasi. Semakin tinggi aliran kas operasi terhadap laba semakin tinggi pula kualitas laba tersebut (Andreani dan Vera, 2014). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Lestari Dewi, dkk (2015) serta Septavita (2016) menunjukan arus kas operasi memiliki pengaruh terhadap persistensi laba. Namun berbeda dengan penelitian Chowijaya, dkk (2014) bahwa arus kas operasi tidak memiliki pengaruh secara individual terhadap persistensi laba, maka penulis menggunakan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat pengaruh arus kas operasi terhadap persistensi laba perusahaan jasa sub sektor property dan real estate di BEI tahun 2015-2017

Ha1 :Terdapat pengaruh arus kas operasi terhadap persistensi laba perusahaan jasa sub sektor property dan real estate di BEI tahun 2015-2017

(34)

17 2) Pengaruh ukuran perusahaan terhadap persistensi laba

Ukuran perusahaan digunakan untuk menilai besar kecilnya persentase laba yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan yang besar akan memiliki kestabilan dan operasi yang dapat diprediksi lebih baik, sehingga kesalahan estimasi yang ditimbulkan akan menjadi lebih kecil (Dechow dan Dichev, 2002). Penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Lestari Dewi, dkk (2015) menunjukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap persistensi laba. Sementara Nurochman dan solikhah (2015) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh positif terhadap persistensi laba, maka penulis menggunakan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap persistensi laba perusahaan jasa sub sektor property dan real estate di BEI tahun 2015-2017

Ha2 : Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap persistensi laba perusahaan jasa sub sektor property dan real estate di BEI tahun 2015-2017

3) Pengaruh tingkat hutang terhadap persistensi laba

Manajemen yang memilih tingkat hutang sebagai sumber modal dituntut untuk bekerja keras agar penggunaan model tersebut dapat memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan dan mampu membayar hutang tersebut pada kreditor. Penelitian yang dilakukan oleh Septavita (2016)serta Varadika sarah (2017) menyatakan bahwa tingkat

(35)

18 hutang berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba. Sementara penelitian yang dilakukan oleh made andi suwandika, dkk (2013) tingkat hutang tidak bepengaruh signifikan terhadap persistensi laba, maka penulis menggunakan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat pengaruh tingkat hutang terhadap persistensi laba perusahaan jasa sub sektor property dan real estate di BEI tahun 2015-2017

Ha3 :Terdapat pengaruh tingkat hutang terhadap persistensi laba perusahaan jasa sub sektor property dan real estate di BEI tahun 2015-2017

4) Pengaruh arus kas operasi, ukuran perusahaan dan tingkat hutang terhadap persistensi laba

Berdasarkan latar belakang penulis ingin meneliti tentang pengaruh secara silmultan antara variabel independen dengan variabel devenden, maka penulis menggunakan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H0 :Tidak terdapat pengaruh arus kas operasi, ukuran perusahaan dan tingkat hutang secara simultan terhadap persistensi laba perusahaan jasa sub sektor property dan real estate di BEI tahun 2015-2017.

Ha3 : Terdapat pengaruh arus kas operasi, ukuran perusahaan dan tingkat hutang secara simultan terhadap persistensi laba perusahaan jasa sub sektor property dan real estate di BEI tahun 2015-2017.

(36)

19 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

(37)

20 Penelitian ini mengacu pada penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan jasa sub sektor property dan real estate dari tahun 2015 sampai dengan 2017. Laporan keuangan tahunan perusahaan digunakan peneliti untuk mengukur tingkat persistensi laba perusahaan. Terdapat beberapa variabel yang digunakan peneliti untuk mengukur tingkat persistensi laba yaitu arus kas operasi, ukuran perusahaan dan tingkat hutang. Arus kas operasi diperoleh dari laporan arus kas, untuk ukuran perusahaan dilihat dari total aset, sementara untuk tingkat hutang yaitu perbandingan antara total hutang dengan total aset. Arus kas operasi, ukuran perusahaan dan tingkat hutang ditetapkan oleh peneliti sebagai variabel independen, semantara untuk persistensi laba sebagai variabel dependen.Setelah itu, peneliti akan melakukan penelitian mengenai pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Selain itu peneliti juga akan meneliti pengaruh secara simultan dari arus kas operasi, ukuran perusahaan dan tingkat hutang terhadap persistensi laba.

B. Jenis Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantiatif dengan jenis pendekatan asosiatif. Penelitian kuantitatif merupakan semua data yang dinyatakan dalam bentuk angka dan analisisnya menggunakan statistik (Sugiyono, 2012). Asosiatif merupakan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012:36). Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti pengaruh tiga variabel

(38)

21 independen terhadap variabel dependen yaitu pengaruh arus kas operasi, ukuran perusahaan dan tingkat hutang terhadap persistensi laba.

C. Populasi Dan Sampel

1) Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Anshori dan Iswati 2006:92). Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan jasa sub sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017. Jumlah perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 48 perusahaan.

Tabel 3.1

Nama Perusahaan Jasa Sub Sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017

No. Kode

Saham Nama Perusahaan No Kode

Saham Nama perusahaan 1 ARMY Armidian Karyatama, Tbk 25 GWSA Greenwood Sejahtera, Tbk 2 APLN Agung Podomoro Land, Tbk 26 JRPT Jaya Real Property, Tbk

3 ASRI Alam Sutera Reality, Tbk 27 KIJA Kawasan Industri Jababeka, Tbk 4 BAPA Bekasi Asri Pemula, Tbk 28 LCGP Eureka Prima Jakarta, Tbk 5 BCIP Bumi Citra Permai, Tbk 29 LPCK Lippo Cikarang, Tbk 6 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate, Tbk 30 LPKR Lippo Karawaci, Tbk 7 BIKA Binakarya Jaya Abdi, Tbk 31 MDLN Modernland Reality, Tbk 8 BIPP Bhuawanatala Indah Permai, Tbk 32 MKPI Metropolitan Kentjana, Tbk 9 BKDP Bukit Darmo Proferty, Tbk 33 MMLP Mega Mnunggal Property, Tbk 10 BKSL Sentul City, Tbk 34 MTLA Metropolitan Land, Tbk 11 BSDE Bumi Serpong Damai, Tbk 35 MTSM Metro Reality, Tbk 12 COWL Cowell Development, Tbk 36 NIRO Nirvana Development, Tbk 13 CTRA Ciputra Development, Tbk 37 OMRE Indonesia Prima Property, Tbk 14 DART Duta Anggada Reality, Tbk 38 PPRO PP Property, Tbk

15 DILD Intiland Development, Tbk 39 PLIN Plaza Indonesia Reality, Tbk 16 DMAS Puradelta Lestari, Tbk 40 PUDP Pudjiati Prestige, Tbk 17 DUTI Duta Pertiwi, Tbk 41 PWON Pakuwon Jati, Tbk

18 ELTY Bakrieland Development, Tbk 42 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati, Tbk 19 EMDE Megapolitan Development, Tbk 43 RDTX Roda Vivatex, Tbk

(39)

22 Tabel 3.1

Nama Perusahaan Jasa Sub Sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017 (Lanjutan)

No. Kode

Saham Nama Perusahaan No Kode

Saham Nama perusahaan 20 FORZ Forza Land Indonesia, Tbk 44 RODA Pikko Land Development, Tbk 21 FMII Fortune Mate Indonesia, Tbk 45 SCBD Dadanayasa Arthatama, Tbk 22 GAMA Gading Development, Tbk 46 SMDM Suryamas Dutamakmur, Tbk 23 GMTD Goa Makassar Tourism

Development, Tbk

47 SMRA Summarecon Agung, Tbk 24 GPRA Perdana Gapura Prima, Tbk 48 TARA Sitara Propertindo, Tbk

Sumber :www.idx.com.id, 2018

2) Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi (Anshori dan Iswati 2006:94). Pengambilan sampel harus betul-betul representative yaitu sampel yang dapat mewakili populasi penelitian. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.

Purposive Sampling adalah tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Anshori dan Iswati 2006:104). Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Perusahaan jasa sub sektor property dan real estate ang mempublikasikan laporan keuangan selama tahun 2015-2017

2. Perusahaan jasa sub sektor property dan real estate yang menerbitkan laporan keuangan dinyatakan dalam bentuk rupiah dan berakhir pada 31 Desember selama periode pengamatan berlangsung

3. Perusahaan jasa sub sektor property dan real estate yang tidak mengalami kerugian periode 2015-2017

(40)

23 Proses pemilihan sampel terdapat dalam tabel berikut :

Tabel 3.2

Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No Kriteria Jumlah

1 Perusahaan jasa sub sektor property dan real estate

yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017 48 2 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan

keuangannya selama tahun 2015-2017 (6)

3

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan dinyatakan dalam Rupiah dan berakhir pada 31 Desember selama periode pengamatan berlangsung

(0) 4 Perusahaan yeng mengalami kerugian periode 2015-

2017 (14)

Perusahaan yang dijadikan sampel 28

Periode penelitian 3

Total observasi 84

Sumber : data sekunder diolah, 2018

Berdasarkan kriteria tersebut sampel yang didapat dalam penelitian ini yaitu 28 perusahaan property dan real estateyang terdaftar di BEI tahun 2015-2017, tabel sampel sebagai berikut :

Tabel 3.3

Daftar Sampel Penelitian

No. Kode

Saham Nama Perusahaan No Kode

saham Nama perusahaan 1 APLN Agung Podomoro Land, Tbk 15 JRPT Jaya Real Property, Tbk

2 ASRI Alam Sutera Reality, Tbk 16 KIJA Kawasan Industri Jababeka, Tbk 3 BAPA Bekasi Asri Pemula, Tbk 17 LPCK Lippo Cikarang, Tbk

4 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate, Tbk 18 LPKR Lippo Karawaci, Tbk 5 BKSL Sentul City, Tbk 19 MDLN Modernland Reality, Tbk 6 BSDE Bumi Serpong Damai, Tbk 20 MTLA Metropolitan Land, Tbk 7 CTRA Ciputra Development, Tbk 21 PLIN Plaza Indonesia Reality, Tbk 8 DART Duta Anggada Reality, Tbk 22 PUDP Pudjiati Prestige, Tbk 9 DILD Intiland Development, Tbk 23 PWON Pakuwon Jati, Tbk 10 DMAS Puradelta Lestari, Tbk 24 RDTX Roda Vivatex, Tbk

11 DUTI Duta Pertiwi, Tbk 25 SCBD Dadanayasa Arthatama, Tbk 12 EMDE Megapolitan Development, Tbk 26 SMDM Suryamas Dutamakmur, Tbk 13 GAMA Gading Development, Tbk 27 SMRA Summarecon Agung, Tbk 14 GMTD Gowa Makassar Tourism

Development, Tbk

28 TARA Sitara Propertindo, Tbk

Sumber :www.idx.co.id, 2018

(41)

24 D. Variabel penelitian

1) Persistensi Laba (Y)

Persistensi laba merupakan revisi laba yang diharapkan pada tahun mendatang dan diimpilasikan oleh inovasi laba tahun berjalan (Kormedi &

Lipe, 1987). Pengukurannya sebagai berikut :

2) Arus Kas Operasi (X1)

Arus kas operasi adalah arus kas yang diperoleh dari kegiatan perusahaan. Format perhitungan arus kas operasi menurut PSAK No. 2 metode langsung (paragraph 18(a)) adalah sebagai berikut:

Arus Kas dari Aktivitas Operasi:

Penerimaan kas dari pelanggan xxx

Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (xx)

Kas yang dihasilkan operasi xxx

Pembayaran bunga (xx)

Pembayaran pajak penghasilan (xx)

Arus neto dari aktivitas operasi xxx

3) Ukuran perusahaan (X2)

Besaran total aset mewakili tersedianya daya untuk kegiatan perusahaan di mana aset tersebut cenderung digunakan untuk memperoleh laba”. Oleh karena itu, secara tidak langsung ukuran perusahaan dapat Persistensi Laba =Laba sebelum pajak tahunt − Laba sebelum pajak tahunt−1

Total Aset

(42)

25 digunakan untuk menentukan kemampuan suatu perusahaan dalam mengendalikan serta menghasilkan laba (Nuraini, 2014). Ukuran perusahaan merupakan skala besarnya perusahaan dengan menggunakan pengukuran logaritma total aset (Decho & Dechiv, 2002).

4) Tingkat Hutang (X3)

Tingkat hutang yang besar akan menyebabkan perusahaan meningkatan persistensi laba dengan tujuan untuk mempertahankan kinerja perusahaan yang baik di mata auditor dan investor (Fanani, 2010).

Tingkat hutang diukur dengan proksi rasio hutang terhadap total Aktiva.

Pengukurannya sebagai berikut :

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau dari pihak kedua. Sumber data adalah laporan keuangan perusahaan property dan real estate yang diteliti selama periode 2015 sampai dengan 2017 yang diperoleh melalui situs resmi www.idx.co.id.

Tingkat Hutang =Total Hutang Total Aktiva Ukuran perusahaan = Log (Total Aset)

(43)

26 F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Studi pustaka, yaitu metode pengumpulan data dari berbagai sumber refrensi berupa buku, artikel, jurnal, dan sumber-sumber lainnya sebagai acuan untuk menyusun laporan

2) Metode dokumentasi, yaitu peneliti mengumpulkan, melihat dan mempelajari catatan atau dokumen-dokumen dari perusahaan yang diteliti.

Data tersebut antara lain:

(a) Daftar nama seluruh perusahaan jasa sub sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2017.

(b) Data laporan keuangan auditan masing-masing perusahaan periode tahun 2015-2017 yang diperoleh melalui www.idx.co.id

G. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk mengelolah data dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Analisis regresi berganda model data panel

Analisis regresi berganda merupakan pengembangan dari regresi sederhana, dimana terdapat lebih dari satu variabel independen (X).

Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) berdasarkan nilai variabel

(44)

27 independen. Model yang digunakan untuk analisis regresi berganda sebagai berikut :

𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑋1+ 𝑏2𝑋2+ 𝑏3𝑋3+ 𝑒 Keterangan :

Y = Persistensi laba a = Konstansta

b1 = Koefisien regresi slope untuk X1 X1 = Variabel bebas ( arus kas operasi ) b2 = Koefisien regresi slope untuk X2 X2 = Variabel bebas ( ukuran perusahaan ) b3 = Koefisien regresi slope untuk X3 X3 = Variabel bebas ( tingkat hutang ) e = Error

untuk menentukan model regresi menggunakan aplikasi Eviews , aplikasi Eviews cocok untuk data time series dan cros section atau disebut dengan data panel. Data panel merupakan gabungan dari data time series dan cros section, sehingga memberikan data yang lebih banyak dan lebih informatif (Baltagi, 2005:5). Time series (runtun waktu) data yang meliputi satu objek dengan beberapa periode, sementara cros section (data silang) data yang terdiri dari beberapa objek dengan beberapa jenis data dalam satu periode tertentu.

(45)

28 a. Model estimasi data panel

Terdapat beberapa asumsi yang digunakan untuk menyesuaikan dalam menentukan model estimasi data panel yaitu Common Effect Model, Fixed Effect Model, dan Random Effect Model (Winarno, 2015). Model estimasi data panel diantaranya :

(1) Common Effect Model

Model common effect atau biasa disebut model tanpa pengaruh individu merupakan penggabungan dari seluruh data cross section dan data time series serta pendugaan parameternya dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) yang merupakan salah satu metode populer dalam menduga nilai parameter pada regresi linier (Baltagi, 2005).

Persamaan rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut.

Yit = α + βXit + εit

Keterangan :

Yit :Variabel respon pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t Xit : Variabel predictor pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t β : Koefisien slope atau koefisien arah

α : Intercept model regresi

εit : Galat atau komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

(46)

29 (2) Model efek tetap (Fixed Effect Model)

Modelfixed effect ini mengasumsikan bahwa koefisien slope memiliki nilai yang konstan tetapi koefisien intercept ternyata memiliki nilai yang sebaliknya (tidak konstan) (Gujarati, 2004).

Pendugaan parameter model ini menggunakan metode Least Square Dummy Variable dengan penambahan variabel dummy.

Persamaan fixed effect model dapat dijabarkan sebagai berikut.

Yit = α1 + 𝑁𝑘=2𝑎𝑘𝐷𝑘𝑖+ βXit + εit

(3) Pendekatan Efek Acak (Random Effect Model)

Padarandom effect model perbedaan karekteristik- karakteristik individu dan waktunya diakomodasikan pada error dari model (Nachrowi dan Usman, 2006:315). Dua komponen yang menjadi kontribusi pada pembentukan error yaitu individu dan waktu maka pada model random effect ini perlu di urai menjadi error untuk komponen waktu saja dan error gabungan. Persamaan random effect model dapat dinyatakan sebagai berikut.

Yn = α + βXit + εit; εit = ui + vt +wit

Keterangan :

ui : Komponen error cross section vt : Komponen error time series wit : Komponen error gabungan

(47)

30 Pendugaan parameter untuk random effect model yaitu menggunakan Generalized Least Square ketika diketahui nilai matriks Ω, namun ketika tidak diketahui maka menggunakan Feasible Generalized Least Square dengan menduga elemen matrik Ω.

b. Pemilihan model estimasi data panel : (1) Chow test/ F test

Uji ini dilakukan untuk memelih salah satu model regresi antara common effect dan fixed effect. F test dilakukan dengan cara sebagai berikut :

(a) Jika nilai probabilitas Chi2< (0,05), maka H0 ditolak dan Haditerima (fixed effect)

(b) Jika nilai probabilitas Chi2> (0,05), maka H0 diterima ( common effect )

Hipotesisnya sebagai berikut : H0 : common effect

Ha : fixed effect

(2) Hausman test

Hausman test dilakukan untuk menguji model terbaik antara fixed effect model dengan random effect model. Dalam penarikan hasil dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas Chi2 dengan α, jika nilai probabilitas Chi2< α yang ditentukann, maka

(48)

31 H0 ditolak, dan sebaliknya jika nilai probabilitas Chi2> α, maka H0

diterima. Hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : Random Effect Model Ha : Fixed Effect Model

(3) Uji Breusch-Pagan

Uji ini digunakan untuk memilih antara common effect model dengan random effect model. Jika uji chow tidak menunjukkan untuk memilih model common effect model maka uji ini tidak digunakan. Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini yaitu Jika nilai p-value kurang dari taraf signifikansi yang ditentukan (5%) , maka H0 ditolak.

hipotesis dalam pengambilan keputusan sebagai berikut:

H0: Common Effect Model Ha: Random Effect Model

2) Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terdiri dari : a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid (Ghozali, 2013).

(49)

32 Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji Jarque- Bera. Uji ini mengukur perbedaan skewness dan kurtosis dan menggunakan pengujian statistik (Gujarati dan Porter, 2013). Jika variabel berdistribusi normal maka nilai koefisien skewness = 0 dan kurtosis = 3, untuk lebih jelasnya dapat dilakukan dengan melihat nilai JarqueBera dan probabilitasnya. Nilai statistic JB didasarkan pada distribusi normal chi squares dengan derajat kebebasan (df) = 2, artinya jika nilai probabilitas p JB <chi square maka data berdistribusi normal, dan sebaliknya. Disamping itu dapat dilihat dari nilai probabilitas, apabila probability < α (0,05), maka tidak berdistribusi normal dan sebaliknya.

b. Uji Multikolinealitas

Uji multikolinealitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui korelasi linier yang tinggi di antara lebih dari dua variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya toleransi antar variabel bebas, maka dilakukan uji multikolinealitas (Suyana, 2012: 106). Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) > 10 maka terjadi multikolinealitas, sebaliknya jika nilai VIF <10 maka tidak terjadi multikolinealitas (Ghozali, 2007:93).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

(50)

33 pengamatan yang lain (Imam, 2007). Pengujian heteroskedastisitas adalah langkah penting dalam melakukan estimasi. Dengan demikian jika dalam suatu model terdapat gejala heteroskedastisitas maka pengujian hipotesis tidak bisa dipercaya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Uji White (White test), yang formulasikan sebagai berikut :

2 = 𝑛. 𝑅2 Dengan :

2 = chi square

n = Jumlah data observasi R2 = R-squared

Dengan kriteria pengambilan keputusan jika 2 -hitung >2 -tabel maka diindikasikan terjadi heteroskedastisitas, sebaliknya jika 2 -hitung

<2-tabel, maka model estimasi terbebas dari heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi berdasarkan waktu (time- series). Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi dari data tahun t dengan tahun t-1 (sebelumnya) (suyana, 2012:

103). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problemautokorelasi.

Tentu saja model regresi yang bebas dari autokorelasi (Singgih Santoso, 2012: 241). Pada prosedur pendeteksian masalah autokorelasi dapat digunakan besaran Durbin-Watson.

(51)

34 Kriteria uji: Bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin Watson:

1. jika DU< DW < 4-DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi

2. Jika DW < DL atau DW >4-DL maka Ho ditolak, artinya terjadi autokorelasi

3. Jika DL <DW < DU atau 4-DU < DW < 4-DL, artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti.

3) Uji Hipotesis

a. Uji Signifikansi Individual (uji statistic t)

Menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam mempengaruhi variabel dependen. Hipotesis sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat pengaruh arus kas operasi terhadap persistensi laba

Ha1 : Terdapat pengaruh arus kas operasi terhadap persistensi laba H0 :Tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap

persistensi laba

Ha2 : Terdapat pengaruh ukran perusahaan terhadap persistensi laba H0 : Tidak terdapat pengaruh tingkat hutang terhadap persistensi

laba

Ha3 : Terdapat pengaruh tingkat hutang terhadap persistensi laba

(52)

35 Adapun kriteria pengujian yaitu jika nilai -t tabel < t hitung <+t tabel, maka H0 diterima, Ha1 Ha2 Ha3 ditolak, sebaliknya jika nilai t hitung > t tabel atau –t hitung < -t tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha1 Ha2 Ha3.

b. Signifikansi Simultan (uji statistik F)

Uji simultan Menunjukkan apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

H0 : Tidak terdapat pengaruh secara simultan antara arus kas operasi ,ukuran perusahaan dan tingkat hutang terhadap persistensi laba Ha4 : Terdapat pengaruh secara simultan antara arus kas operasi,

ukuran perusahaan dan tingkat hutang terhadap persistensi laba Adapun kriteria pengujian yaitu jika nilai F- hitung lebih kecil dari F-tabel (F-hitung< F-tabel) maka H0 diterima Ha4 ditolak, sebaliknya jika nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel (F-hitung >F- tabel) maka H0 ditolak dan menerima Ha4.

4) Koefisien determinasi (R²)

Mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilainya 0-1. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independennya memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen, dan sebaliknya apabila nilainya semakin mendekati angka nol berarti semakin lemah

(53)

36 kemampuan variabel independen dalam menjelaskan fluktuasi variabel dependen.

(54)

37 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskriptif Data

Penelitian ini manggunakan laporan keuangan perusahaan jasa sub sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017. Penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel yang didapat yaitu 28 perusahaan.

Adapun satuan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun, sehingga total data yang diobsevasi yaitu 84 data. Berdasarkan analisis deskriptif berikut hasil statistik deskriptif dari masing-masing variabel.

Tabel 4.1 Statistik deskriptif

Variabel Obs Mean Std. Dev. Min Max

PRSH 84 14 8.126263 1 28

THN 84 2016 0.821401 2015 2017

AKO 84 6.26 x 1010 6.80 x 1011 -2.71 x 1012 4.65 x 1012

SIZE 84 11.78062 1.390277 9.50 13.75

TH 84 0.40 0.158495 0.05 0.79

PL 84 -0.001500 0.026459 -0.08 0.07

Sumber :Data diolah, 2019

Keterangan :

PRSH : Perusahaan THN : Tahun

AKO : Arus Kas Operasi SIZE : Ukuran Perusahaan TH : Tingkat Hutang PL : Persistensi Laba

Gambar

Tabel 4.1 Statistik deskriptif
Tabel 4.5Hasil Multikolinearitas  Nilai VIF  Batas NilaiVIF
Tabel 4.9 Hasil uji parsial  t-tabel = 1.99005

Referensi

Dokumen terkait

Judul : Pengaruh besaran akrual, tingkat hutang, volatilitas arus kas dan volatilitas penjualan terhadap persistensi laba (Studi empiris pada perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Perbedaan laba fiskal berpengaruh negatif terhadap persistensi laba sedangkan arus kas operasi dan kepemilikan

Skripsi dengan judul “ Pengaruh Arus Kas Operasi, Tingkat Utang, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba Dengan Book Tax Differences Sebagai Variabel

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat hutang, arus kas akrual, ukuran perusahaan dan book tax difference pada persistensi laba.. Populasi yang

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH VOLATILITAS ARUS KAS, AKRUAL, VOLATILITAS PENJUALAN, DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang ber judul “ Pengaruh Volatilitas Arus Kas, Volatilitas Penjualan, Tingkat Hutang, Book Tax Difference, Siklus Operasi,

Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang terkait dengan persistensi laba, menunjukan bahwa Laba Akuntansi, Laba Fiskal dan Arus kas operasi

Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dari book tax differences, arus kas operasi, tingkat hutang, volatilitas penjualan dan kepemilikan institusional