• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan kegiatan ekonomi rakyat dengan skala kecil dan memiliki kontribusi ekonomi yang penting bagi perekonomian negara maupun daerah. Sektor UKM merupakan sumber dari semua aspek yang berkaitan dengan pola kehidupan manusia, mulai dari sektor konsumsi, pangan, dan papan (Kristiyanti, 2012). Data statistik tahun 2013 menunjukkan bahwa dari 2,6 juta perusahaan industri, 99,27% tergolong usaha kecil menengah dan 0,73%

usaha yang tergolong besar. Selain berperan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, UKM juga sebagai menjadi salah satu alternatif lapangan kerja baru. Jumlah pengusaha kecil menengah Indonesia mencapai 33,44 juta yang tersebar di berbagai sektor usaha dan kontribusi UKM terhadap PDB adalah sebesar 56% (APEC, dalam Fatimah, 2014)

Jumlah UKM di Indonesia sangat tinggi, namun hanya sedikit produk UKM yang bisa memasuki pasar nasional karena terhambat di sisi kemasan yang kurang menarik dan tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Masih rendahnya wawasan pelaku bisnis UKM terhadap kemasan baik dari fungsi kemasan sebagai salah satu daya tarik produk, bentuk kemasan yang sesuai produk, teknologi pengemasan, mahalnya biaya pengemasan, dan juga masih kurangnya pengetahuan bagaimana mendapatkan kemasan yang menarik namun terjangkau harganya bagi UKM.

UKM Rizqia merupakan salah satu UKM di kabupaten Ciwidey, yang dikelola oleh Ibu Diah yang berada di Kecamatan Ciwidey, kabupaten Bandung, Jawa Barat. UKM Rizqia mengelola berbagai macam makanan olahan khas Ciwidey, antara lain: Keripik sambal stroberi, Caramel Strawberry, Caramel blackberry dan Chocodod Stroberi. Dari hasil wawancara, menurut Ibu Diah sebagai pemilik

(2)

2

UKM, produk unggulan yang paling laris dan yang paling diminati konsumen adalah keripik sambal stroberi yaitu keripik yang berbahan dasar keripik pansgsit yang kemudian dibalur dengan sambal pedas yang dibuat dari olahan stroberi segar dan juga cabai segar.

UKM Rizqia dalam melakukan perbaikan kemasan masih mempunyai kendala yang dihadapi yaitu masih kurangnya kesadaran pengelola UKM Rizqia terhadap pentingnya kemasan sebagai salah satu daya tarik produk, bentuk kemasan yang sesuai produk, perkembangan teknologi pada pengemasan, dan juga juga masih kurangnya pengetahuan bagaimana mendapatkan kemasan yang menarik namun terjangkau harganya bagi UKM. Desain kemasan produk keripik sambal stroberi UKM Rizqia yang digunakan oleh UKM Rizqia saat ini masih belum dapat memenuhi target pasar dan memiliki banyak kekurangan dari pesaing. Kemasan yang digunakan adalah berupa plastik transparan dan label brand di bagian atas.

Warna label sticker cepat pudar dan tingkat keawetan dari yang dikemas kurang bisa terjaga karena kemasan yang mudah masuk angin. Informasi yang diberikan di dalam kemasan keripik sambal stroberi UKM Rizqia yang sangat minim membuat konsumen masih merasa ragu untuk membeli produk keripik sambal stroberi UKM Rizqia.

Produk keripik sambal stroberi UKM Rizqia saat ini hanya dapat dipasarkan di warung-warung kecil dan koperasi kecil di sekitar rumah produksi UKM Rizqia.

Selain itu, UKM Rizqia juga menerima pre-order untuk produk keripik sambal stroberi. UKM Rizqia mempunyai tujuan untuk dapat menfokuskan target pemasaran dengan cara menjual produknya ke toko-toko yang lebih besar dan dapat melakukan ekspansi pasar. Keterbatasan kemasan yang digunakan produk keripik sambal stroberi Rizqia menjadi hambatan untuk menarik perhatian konsumen dan dapat memasarkan produk keripik sambal stroberi tersebut ke toko-toko yang lebih besar, dikarenakan belum memenuhi persyaratan produk toko. Syarat utama yaitu kemasan harus mencantumkan informasi produk yang

(3)

3

lengkap, telah berlabel SNI, pengemasan produk yang baik, dan lulus uji laboratorium (Choirullah, 2012).

Menghadapi situasi persaingan dalam pasar yang semakin sulit, desain kemasan berfungsi sebagai salah satu alat yang sangat berpengaruh untuk menarik perhatian konsumen karena fungsinya langsung berhadapan dengan konsumen.

Dengan demikian, kemasan harus dapat memberikan kesan spontan yang mempengaruhi tindakan positif konsumen di tempat penjualan. Persaingan produk tidak hanya terbatas pada keunggulan kualitas atau teknologi canggih semata, tetapi juga pada usaha untuk mendapatkan nilai tambah untuk memberikan emotional benefit kepada konsumen (Cenadi, 2014)

Tabel I.1 Standar Kemasan Standard Kemasan (UU

No 7 tahun 1996) Kemasan Saat Ini Keterangan

Nama Produk v

Komposisi x Pemilik tidak tahu

Berat bersih x Pemilik Tidak tahu

Nama dan alamat

perusahaan x Tidak lengkap

Label halal x Sedang dalam proses

Expiration date x Pemilik tidak tahu dan

belum tes labolatorium Informasi Nilai Gizi x Pemilik tidak tahu dan belum tes labolatorium

Dari tabel I.1 diatas Menurut UU RI No.7 Tahun 1996 tentang Pangan, kemasan keripik sambal UKM Rizqia saat ini hanya memenuhi satu informasi dari tujuh informasi yang wajib disampaikan dalam kemasan yaitu nama produk. Informasi seperti komposisi, berat bersih, dan alamat perusahaan tidak ditampilkan di dalam kemasan keripik sambal UKM Rizqia karena Ibu diah sebagai pemilik tidak mengetahui bahwa tiga unsur ini penting ada dalam pengemasan produk.

Informasi label halal sedang dalam proses pembuatan label oleh majelis ulama Indonesia, sedangkan expiration date dan Informasi Nilai Gizi belum ditampilkan dalam kemasan karena pemilik UKM masih belum tahu akan pentingnya

(4)

4

informasi tersebut dalam kemasan sehingga belum dilakukan tes laboratorium pada produk keripik sambal stoberi.

Dari hasil survei pendahuluan tentang kemasan keripik sambal stroberi UKM Rizqia berupa kuisioner dengan 30 orang pelanggan, sebanyak 98% dari pelanggan dan calon pembeli menilai bahwa kemasan yang digunakan keripik sambal stroberi UKM memerlukan adanya perubahan dalam kemasan tersebut.

Gambar I.1 menunjukkan kekurangan dari kemasan keripik sambal stroberi UKM Rizqia Rizqia yang masih dirasakan oleh pelanggan. dapat dilihat bahwa hanya 2% responden yang sudah tertarik pada kemasan keripik sambal UKM Rizqia dan 98 % total keluhan menyatakan masih terdapat kekurangan pada unsur kemasan keripik sambal UKM Rizqia saat ini.

Gambar I.1 Kekurangan Kemasan Keripik sambal stroberi UKM Rizqia Sumber : Survei Pendahuluan 2014

Untuk menyikapi kekurangan dari kemasan keripik sambal stroberi UKM Rizqia tersebut diatas, agar dapat memasarkan produknya ke toko-toko yang lebih besar produk keripik sambal stoberi UKM Rizqia harus melakukan perbaikan pada kemasannya agar dapat memenuhi standar pengemasan dan menarik konsumen untuk membeli produknya. Sebuah kemasan yang baik akan lebih berdayaguna dan membangkitkan serta menarik minat pembeli (Wirya, 1999 dalam Fatimah, 2014) karena itu kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk

2%

21%

18%

21%

23%

15%

Sudah tertarik

Warna kemasan kurang menarik

Bentuk kemasan kurang menarik

Informasi produk kurang lengkap

Desain sangat sederhana dan tidak menarik Bahan kemasan kurang cocok dengan produk

(5)

5

memberikan respon positif, dalam hal ini membeli produk karena tujuan akhir dari pengemasan adalah untuk menciptakan penjualan.

Metode yang dapat digunakan dalam perbaikan desain kemasan produk adalah metode Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD ini dipilih karena berbasis pada kebutuhan dan keinginan pelanggan dan tidak hanya berfungsi sebagai alat kualitas, tetapi juga sebagai alat perencanaan suatu produk dalam melakukan perbaikan, sehingga langkah strategis yang dihasilkan dari penelitian ini akan lebih memberikan kepuasan pelanggan (Cohen, 1995). Pada penelitian ini, pelanggan yang dimaksud adalah supplier dan end user. Dimana supplier merupakan badan usaha yang memasarkan produk keripik sambal stroberi UKM Rizqia dalam jangka waktu tertentu dan end user merupakan konsumen akhir dari produk keripik sambal stroberi UKM Rizqia.

I.2 Rumusan masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka perumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja karakteristik teknis yang diprioritaskan dalam merancang desain kemasan keripik sambal stroberi UKM Rizqia?

2. Apa saja part specification yang perlu diprioritaskan dalam merancang desain kemasan keripik sambal stroberi UKM Rizqia?

3. Bagaimana rekomendasi spesifikasi kemasan keripik sambal stroberi UKM Rizqia untuk dapat melakukan ekspansi pasar dan upaya memenuhi kebutuhan pelanggannya di Kota Bandung?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengidentifikasi karakteristik teknis yang diprioritaskan dalam merancang desain kemasan keripik sambal stroberi UKM Rizqia.

(6)

6

2. Mengidentifikasi part specification yang diprioritaskan dalam merancang desain kemasan keripik sambal stroberi UKM Rizqia.

3. Merumuskan rekomendasi spesifikasi kemasan keripik sambal stroberi UKM Rizqia untuk dapat melakukan ekspansi pasar dan upaya memenuhi kebutuhan pelanggannya di kota Bandung.

I.4 Batasan Penelitian

Agar pembahasan tugas akhir ini lebih terfokus, maka perlu adanya pembatasan masalah, yaitu :

1. Rencana aksi yang diajukan hanya sampai pada desain visual, tidak sampai pada tahap evaluasi keberhasilan.

2. Penelitian ini tidak mempertimbangkan biaya dari hasil desain kemasan.

I.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat berguna bagi pihak-pihak yang bersangkutan sebagai berikut :

1. Menjadi acuan perbaikan desain kemasan keripik sambal stroberi Rizqia untuk dapat melakukan ekspansi pasar.

2. Rencana aksi yang diberikan nantinya dapat menyelesaikan ataupun mengurangi permasalahan tentang desain kemasan keripik sambal stroberi Rizqia.

I.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, perumusan

masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Pada bagian latar belakang dijelaskan pentingnya desain kemasan untuk dapat melakukan ekspansi pasar sebuah produk.

(7)

7 Bab II Landasan Teori

Pada bab ini berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dan membahas hasil dari penelitian terdahulu, yang dapat menjadi pedoman dalam melakukan penelitian ini.

Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian secara rinci yang meliputi tahap perumuskan masalah penelitian, perumuskan hipotesis, dan mengembangkan model penelitian, mengidentifikasi dan melakukan operasionalisasi variabel penelitian, menyusun kuesioner penelitian, merancang pengumpulan dan pengolahan data, melakukan uji instrumen, merancang analisis pengolahan data.

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada bab ini menjelaskan tentang pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan pada penelitian. Bab ini berisi data-data yang telah didapatkan yang selanjutnya diolah menggunakan metode yang telah ditentukan sebelumnya.

Bab V Analisis data dan Rekomendasi

Pada bab ini menjelaskan tentang analisis terhadap pengolahan data. Analisis dan rekomendasi yang diberikan pada penilitian ini adalah analisis mengenai metode yang diterapkan, yaitu analisis Quality Function Deployment (QFD) dan rekomendasi dari hasil penelitian yang dilakukan penulis.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan hasil penelitian yang telah dilakukan serta saran yang ditujukan untuk perusahaan dan untuk penelitian selanjutnya terhadap bidangyang sama.

Gambar

Tabel I.1 Standar Kemasan  Standard Kemasan    (UU
Gambar I.1 menunjukkan kekurangan dari kemasan keripik sambal stroberi UKM  Rizqia  Rizqia  yang  masih  dirasakan  oleh  pelanggan

Referensi

Dokumen terkait

Masalah utama yang akan dijawab dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : Apakah penerapan Metode pembelajaran Make a Match (Menjodohkan) dan MediaKartundapat

In Exercises 35 – 50, (a) find all the real zeros of the polynomial function, (b) determine the multiplicity of each zero and the number of turning points of the graph of the

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 71 ayat (5) Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 22 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, perlu disusun

Sri Haryadi, S.Pd selaku guru kelas IV yang telah berpartisipasi aktif dan banyak membantu dalam proses penelitian beserta siswa siswi kelas IV SDN 1 Belangwetan sebagai

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

1) Dengan menggunakan teknik direktif yaitu sebelumnya pembimbing memberi pandangan kepada peserta didik ini mengenai keadaan orang tuanya yang kurang harmonis,

bersama-sama dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menetapkan pagu indikatif dan pagu anggaran dalam rangka Percepatan

bahwa dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai Peraturan PresidenNomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir