• Tidak ada hasil yang ditemukan

: Sistem Kontrol, Instrumentasi, PLC, Pengontrolan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ": Sistem Kontrol, Instrumentasi, PLC, Pengontrolan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Kerja Praktek

PERANCANGAN SHUT DOWN SYSTEM PADA UNIT BOILER PLANT

SIMULATOR MENGGUNAKAN PLC ALLEN BRADLEY SECARA SIMULASI DI

LABORATORIUM INSTRUMENTASI PUSDIKLAT MIGAS CEPU

Achmad Hermansyah (21060110120008)[1] Wahyudi, S.T.,M.T.[2] (196906121994031001)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak.

Untuk mengimbangi kemajuan teknologi yang terus berkembang, maka mahasiswa Konsentrasi Kontrol dan Instrumentasi, Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponogoro, diharapkan untuk selalu meningkatkan kemampuan diri dalam mengimbangi laju perubahan teknologi yang semakin hari semakin berkembang secara pesat di dalam era globalisasi. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melaksanakan Kerja Praktek di lapangan, yakni di industri atau perusahaan.

Pengelolaan sistem skala besar yang ada pada industri minyak dan gas akhir-akhir ini telah menggunakan PLC sebagai kontroler dalam mengatur setiap instrumentasi. PLC tersebut bekerja dengan menggunakan logika-logika yang disusun melalui bahasa pemrograman Ladder Diagram. Selain dapat melakukan aksi pengontrolan, dari PLC ini operator dapat memantau kinerja plant melalui HMI (Human Machine Interface) tanpa harus melihat secara langsung kondisi pada plant. Selain itu, dengan PLC yang telah terkoneksi secara terpadu, pihak operator maupun pusat dapat memantau dan melakukan aksi control dengan hanya melalui SCADA (System Control and Data Acquisition) yang ada pada control room serta dapat juga melihat rekam jejak data-data yang terjadi pada plant.

Kata Kunci : Sistem Kontrol, Instrumentasi, PLC, Pengontrolan

I.

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pusdiklat Migas Cepu yang berada di

bawah Kementrian Energi dan Sumber Daya

Mineral Indonesia, merupakan satu-satunya

pusat

pendidikan

dan

pelatihan

dalam

pengelolaan energi minyak dan gas yang diakui

di Indonesia. Pusdiklat ini dilengkapi alat-alat

yang canggih, para praktikan dan peserta diklat

diharapkan mampu memenuhi standar minimal

yang diterapkan guna dapat bekerja di industri

pengolahan minyak dan gas bumi.

Pada paper ini di PLC yang digunakan

adalah PLC Allen Bradley Micro Logix, yang

mana digunakan sebagai simulator shut down

system boiler

dengan menggunakan modul

yang telah tersedia di Pusdiklat Migas Cepu.

Shut down system

ini berfungsi untuk

memberitahu operator jika terjadi hal yang

tidak semestinya.

1.2

Pembatasan Masalah

Dalam melakukan penyusunan laporan

ini, agar pembahasan menjadi terarah dan tidak

meluas maka penulis membatasi permasalahan

yang dibahas. Adapun pembatasan masalahnya

yaitu laporan ini hanya membahas sumulasi

shut down system boiler

dengan menggunakan

PLC Allen Bradley Micro Logix.

II.

Dasar Teori

2.1

Programmable

Logic

Controller

(PLC)

Programmable Logic Controller

(PLC)

pada dasarnya adalah sebuah komputer yang

khusus dirancang untuk mengontrol suatu

proses atau mesin. Proses yang dikontrol ini

dapat berupa regulasi variabel secara kontinyu

seperti pada sistem-sistem servo atau hanya

melibatkan kontrol dua keadaan (On/Off) saja

tapi dilakukan secara berulang-ulang seperti

umum kita jumpai pada mesin pengeboran,

sistem

konveyor,

dan

lain

sebagainya.

Berdasarkan namanya, konsep PLC adalah

sebagai berikut :

1.

Programmable, menunjukkan kemampuan

dalam hal memori untuk menyimpan

program yang telah dibuat yang dengan

mudah

diubah-ubah

fungsi

atau

kegunaannya.

2.

Logic, menunjukkan kemampuan dalam

memproses input secara aritmatik dan

logic (ALU), yakni melakukan operasi

membandingkan,

menjumlahkan,

mengalikan,

membagi,

mengurangi,

negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.

3.

Controller, menunjukkan kemampuan

(2)

sehingga

menghasilkan

output

yang

diinginkan.

Gambar 1 Diagram blok PLC

Gambar 1 menunjukkan diagram blok

PLC secara sederhana. Pada prinsipnya sebuah

PLC melalui modul input bekerja menerima

data-data berupa sinyal dari peralatan input luar

(external input device) dari sistem yang

dikontrol. Peralatan input luar tersebut antara

lain berupa sakelar, tombol, sensor. Data-data

masukan yang masih berupa sinyal analog akan

diubah oleh modul input A/D (analog to digital

input module

) menjadi sinyal digital.

2.1.1 Fungsi Umum PLC

Secara umum fungsi PLC adalah sebagai

berikut:

1.

Sekuensial kontrol.

PLC memproses input sinyal biner

menjadi output yang digunakan untuk

keperluan

pemrosesan

teknik

secara

berurutan

(sekuensial),

disini

PLC

menjaga agar semua step atau langkah

dalam proses sekuensial berlangsung

dalam urutan yang tepat.

2.

Monitoring Plant.

PLC secara terus menerus memonitor

status suatu sistem (misalnya temperatur,

tekanan,

tingkat

ketinggian)

dan

mengambil tindakan yang diperlukan

sehubungan dengan proses yang dikontrol

(misalnya nilai sudah melebihi batas) atau

menampilkan

pesan

tersebut

pada

operator.

3.

Shutdown system

Prinsip

kerja

sebuah

PLC

adalah

menerima sinyal masukan proses yang

dikendalikan lalu melakukan serangkaian

instruksi logika terhadap sinyal masukan

tersebut sesuai dengan program yang

tersimpan

dalam

memori

lalu

menghasilkan

sinyal

keluaran

untuk

mengendalikan aktuator atau peralatan

lainnya.

2.1.2

Pemrograman PLC

Pada PLC terdapat beberapa instruksi

fungsi yang dapat kita gunakan untuk

membantu dalam membuat suatu program.

Semua instruksi tersebut nantinya yang

menggantikan

kontaktor-kontaktor

konvensional, antara lain:

1.

Bit Logic

Instruksi bit logic bekerja dengan 2

keadaan, yaitu 1 atau 0. Logika 1 menandakan

aktif dan logika 0 menandakan tidak aktif.

Berikut ini macam-macam fungsi instruksi bit

logic

:

--| |-- Normally Open Contact

Normally open contact

akan menjadi

tertutup (closed) ketika nilai bit dari

address

bernilai “1”.

--| / |-- Normally Closed Contact

Pada normally closed contact, saat address

bernilai “0” saklar sudah tertutup sehingga

nilai

pengoperasiannya

bernilai

“1”,

sedangkan untuk pemberian logika “1”

pada saklar akan membuat saklar menjadi

terbuka

sehingga

nilai

akhir

pengoperasiannya bernilai “0”.

--|NOT|-- Invert Power Flow

Instruksi ini digunakan apabila ingin

membalik suatu keadaan, misalnya dari 0

menjadi 1 atau dari 1 menjadi 0.

--( ) Output Coil

Instruksi ini dipasang pada akhir network

dan statusnya dipengaruhi oleh

instruksi-instruksi yang ada di depannya

2.2

PLC Allen Bradley Micro Logix

PLC ini merupakan pengontrol yang

dapat diprogram yang terdiri dari unit utama,

yang berisi power supply, input, dan output

sirkuit, serta prosesor. Kontroler ini dilengkapi

dengan 24 atau 28 pin I/O tertanam. PLC ini

jika diperlukan kembali I/O tambahan, dapat

ditambahkan dengan menggunakan Compact I /

(3)

Gambar 2 Slot tambahan PLC

Software

dalam membuat program

yang

akan

dijalankan

pada

PLC

ini

menggunakan RS Logix 500 ver 4.0 atau versi

yang lebih baru. Hal ini dikarenakan terdapat

fitur – fitur yang pada software versi lama tidak

mendukung pada PLC yang terbaru. PLC ini

dapat dihubungkan ke komputer pribadi atau

PC.

2.3

Sistem Boiler

Boiler

adalah suatu unit pesawat yang biasa

dipakai untuk merubah air menjadi uap yang

bertekanan tertentu di dalam dapur (furnace).

Energi panas dari bahan bakar diberikan kepada

air melalui bagian pendidih sehingga terbentuk

uap. untuk menghasilkan uap yang bertekanan,

diperlukan panas yang berasal dari proses

pembakaran bahan bakar yang terjadi pada

ruang

bakar.

Proses

pemanasan

boiler

dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu :

1.

Proses pemanasan sehingga uap air

menjadi uap basah (wet steam).

2.

Proses pemanasan sehingga air jenuh

menjadi uap jenuh. (saturated steam).

3.

Proses pemanasan sehingga uap jenuh

menjadi uap panas lanjut (superheated

steam

)

2.3.1

Sistem Kontrol Boiler Wanson

Pada boiler wanson, dalam operasinya

ditunjang dengan beberapa system control,

yaitu :

1.

Sistem Kontrol Level

Sistem kontrol yang digunakan sebagai

pusat pengaturan dari berapa level air

yang dibutuhkan untuk proses produksi.

Sistem kontrol ini dibagi menjadi

beberapa metode kontrol, yang mana

masing-masing metode tersebut bekerja

secara bersama, salah satunya adalah :

a.

Constant Level Control

Sistem kontrol yang berfungsi untuk

mengatur valve saluran air umpan ketel.

Apabila level air dalam ketel uap

menurun maka igema akan turun

sehingga akan menggerakkan katup

solenoid valve

untuk membuka. Aliran

udara bertekanan akan diteruskan untuk

menekan piston, maka dari tekanan

piston akan diteruskan ke butterfly valve

sehingga valve akan membuka.

2.

Sistem Kontrol Tekanan

Sistem kontrol ini dibagi menjadi

beberapa bagian, yaitu :

a.

Pressure Control

Berfungsi untuk mencegah tekanan uap

di dalam ketel uap sesuai dengan

pengiriman bahan bakar dan udara

pembakaran di mana kebutuhan selalu

diatur seimbang dengan tekanan yang

dikehendaki.

3.

Sistem Kontrol Pembakaran

Sistem

kontrol

pembakaran

dibagi

menjadi :

a.

Kontrol Temperatur Bahan Bakar

Berfungsi

untuk

mempertahankan

temperature

bahan bakar agar tidak

terlalu rendah (±

C). Jika temperatur

dari bahan bakar jauh lebih rendah, maka

control valve

bahan bakar menutup dan

api akan mati.

b.

Kontrol Udara Pembakaran

Berfungsi untuk mendeteksi tekanan

udara pembakaran yang disalurkan oleh

blower,

sehingga pressure switch akan

memberikan sinyal ke control panel

bahwa udara pembakaran telah tersedia.

(permissive start).

4.

Sistem Kontrol Aliran

Sistem kontrol aliran dibagi menjadi

beberapa bagian yang mendukung, yaitu :

a.

Aliran Steam Keluaran dari Boiler

Peralatan yang dipasang di sini adalah

untuk memonitor temperature flow gas

yang keluar dari cerobong. Alat ini

terdiri dari transmitter yang dilengkapi

dengan recorder (kondisi rusak) yang

hanya terdapat nilai temperature yang ke

luar dari boiler dengan tekanannya.

b.

Temperature Flow Gas

Peralatan

yang

dipasang

berupa

temperature indicator

yang digunakan

untuk memonitor air umpan pada

deaerator.

(4)

Boiler

ini digunakan berbagai elemen

dan instrumentasi yang sama persis dengan

yang ada di lapangan, seperti transmitter,

controller

, dan sebagainya. Desain telah dibuat

sedemikian rupa sehingga aksi pengontrolan

dapat dilakukan dengan baik, ditunjukkan pada

Gambar 4.

Gambar 4 Boiler drum simulator

III.

Shut Down System Boiler

3.1

Aplikasi PLC dalam Proses Shut

Down System

Simulasi

shut

down

system

ini,

indikator kondisi tidak normal adalah dengan

melihat nilai dari pressure dan level yang

bekerja pada boiler. Di mana jika terjadi salah

satu dari keempat kondisi, yaitu tekanan yang

terlalu rendah, tekanan yang terlalu tinggi, level

yang terlalu rendah, dan level yang terlalu

tinggi maka akan mengaktifkan alarm dan

lampu indikator sebagai tanda sehingga

operator cepat mengetahui ketidaknormalan

terebut.

3.2

Perancangan Ladder Diagram

Pertama perlu ditentukan terlebih

dahulu banyaknya input dan output yang akan

digunakan.

Tabel

1

ini

menunjukkan

banyaknya jumlah input dan output yang

digunakan dalam shut down system pada boiler

simulator.

Tabel 1 Definisi Input-Output

Input

Output

Level low (LSLL)

Level Indikator Low

(LAL)

Level high (LSHH)

Level Indikator High

(LAH)

Pressure low (PSLL)

Pressure

Indikator

Low (PAL)

PressureHigh

(PSHH)

Pressure

Indikator

High (PAH)

Acknowledge

Alarm

Stop

Prinsip kerja dari shut down system ini

adalah jika terjadi salah satu keadaan diantara

empat input seperti terlihat pada Tabel 4.1,

(LSLL, LSHH, PSLL, dan PSHH) maka alarm

akan berbunyi dan akan mengaktifkan lampu

indikator sesuai dengan keadaan yang terjadi.

Acknowledge

digunakan untuk mematikan

bunyi dari alarm tanpa mematikan indikator

lampu. Tombol stop digunakan untuk me-reset

kembali ke keadaan normal. Dari kondisi

tersebut dapat dilakukan trials and errors untuk

mendapatkan ladder diagram yang sesuai

dengan

yang

diinginkan,

sperti

yang

ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Ladder diagram

(5)

Rung

3 menyatakan jika sensor pressure high

aktif, maka akan mengaktifkan lampu 3 yang

menandakan bahwa boiler melebihi batas

tekanan

yang

diperbolehkan.

Rung

4

menyatakan jika sensor level low aktif, maka

akan mengaktifkan lampu 6 yang menandakan

bahwa boiler kurang dari batas tekanan yang

diperbolehkan.

Setiap

penyalaan

lampu

indicator menggunakan sistem latch atau kunci,

karena

di

sini

mengasumsikan

sensor

menggunakan push button. Setiap penyalaan

lampu terdapat tombol stop. Tombol stop ini

dalam ladder diagram menggunakan normally

open

dikarenakan dalam hardware dibuat

sedemikian sehingga jika tombol stop ditekan

maka akan me-reset setiap keadaan dari

masing-masing lampu. Rung 1 menandakan

bahwa setiap sensor apabila aktif maka akan

menyalakan alarm. Acknowledge digunakan

untuk mematikan bunyi alarm.

3.3 Pemrograman Ladder Diagram

Proses pembuatan program ladder

diagram

pada PLC untuk pengendalian suhu

dan tekanan pada boiler drum, dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

1.

Pilih ikon RSLogix 5000 yang telah di

install

pada PC.

2.

Pilih Menu, kemudain New.

3.

Kotak tampilan New Controller akan

muncul. Kemudian pilih tipe PLC sesuai

dengan yang digunakan. Pilih OK.

4.

Pada blok sebelah kiri pilih Task-Main

Task-Main Program-Main Routine

untuk

membuat rung yang ditunjukkan pada

Gambar 6.

Gambar 6 Membuat rung

5.

Menampilkan rung untuk menempatkan

ladder diagram

seperti yang ditunjukkan

pada Gambar 7.

Gambar 7 Tampilan rung

6.

Pada tool bar bagian atas akan tampak

gerbang-gerbang yang digunakan untuk

membuat ladder diagram, normally open,

normally close, coil,

dan lain-lain yang

ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8 Tempat toolbar gerbang-gerbang logika

7.

Susun gerbang-gerbang tersebut sehingga

menjadi

ladder

diagram

yang

telah

disiapkan.

8.

Kemudian berikan label pada setiiap

gerbang logika, dengan menekan mouse

kanan pada bagian atas gerbang logika

seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9.

Gambar 9 Pemberian label

(6)

Gambar 10 Tag properties

10.

Dari data modul input dan output yang

terlihat pada RS view, maka langkah

selanjutnya adalah memasukkan tipe-tipe

modul tersebut ke dalam program yang kita

buat.

11.

Menekan mouse bagian kanan pada I/O

C

onfiguration pada toolbar sebelah kiri, lalu

pilih new module.

12.

Pilih tipe modul yang sesuai dengan yang

terpasang pada PLC sesuai dengan yang

ditunjukkan pada Gambar 11.

Gambar 11 Tampilan select module

13.

Pada konfigurasi modul, beri nama modul

sesuai dengan kegunaan.

14.

Setelah semua modul I/O terkonfigurasi

semua pada program PLC yang kita buat,

langkah selanjutnya adalah memberikan

alamat pada ladder diagram. Langkahnya

adalah dengan tekan mouse sebelah kanan

pada logika yang akan kita beri alamat, lalu

pilih edit.

15.

Pada table Tags Properties, ubah tipe logika

ke dalam bentuk Alias. Lalu ubah data type

sesuai dengan sifatnya. Sebagai contoh data

digital

pilih modul I/O digital, kemudain

pilih salah satu alamat yang tersedia seperti

yang ditunjukkan pada Gambar 12.

Gambar 12 Konfigurasi alamat logika

16.

Lakukan pada setiap gerbang logika, sesuai

dengan konfigurasi input dan output.

17.

Untuk mengaktifkan simulasi, dengan cara

pilih ikon download di toolbar sebelah

kanan seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 13.

Gambar 13 Simulasi mode

18.

Muncul box lalu pilih download seperti pada

Gambar 14.

(7)

3.4

Hasil Simulasi

Ladder diagram

yang telah dibuat

selanjutnya disimulasikan menggunakan modul

PLC yang telah tersedia. Pemrograman PLC

tersebut masing-masing tombol push button

mewakili satu keadaan. Port DI.0 adalah level

high

, DI.1 adalah level low, DI.2 adalah

acknowledge

, DI.3 adalah pressure high, DI.4

adalah pressure low, dan DI.6 adalah tombol

stop

. Sebagai output-nya masing – masing

adalah DO.1 sebagai indikator level low, DO.2

sebagai indikator level high, DO.5 sebagai

indikator pressure low, DO.6 sebagai indikator

pressure high

, dan satu buah alarm.

Kondisi pertama, jika ditekan tombol

level low

, maka indikator lampu DO.1 akan

menyala. Alarm akan mati jika ditekan tombol

acknowledge

, seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 15.

Gambar 15 Simulasi keadaan pertama

Pada kondisi kedua, jika ditekan tombol

level high

, maka indikator lampu DO.2 akan

menyala dan diikuti dengan nyala alarm. Alarm

akan mati jika ditekan tombol acknowledge,

seperti yang ditunjukkan pada Gambar 16.

Gambar 16 Simulasi keadaan kedua

Pada kondisi ketiga, jika ditekan tombol

pressure high

, maka indikator lampu DO.5

akan menyala dan diikuti dengan nyala alarm.

Alarm

akan mati jika ditekan tombol

acknowledge

, seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 17.

Gambar 17 Simulasi keadaan ketiga

Pada kondisi keempat, jika ditekan

tombol level low, maka indikator lampu DO.5

akan menyala dan diikuti dengan nyala alarm.

Alarm

akan mati jika ditekan tombol

acknowledge

, seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 18.

Gambar 18 Simulasi keadaan keempat

Tombol DO.6 akan ditekan yang

merupakan tombol stop, maka akan me-reset

semua keadaan kembali ke dalam keadaan

normal, seperti yang ditunjukkan pada Gambar

19.

Gambar 19 Lampu indikator menyala

Hasil simulasi menunjukkan bahwa ladder

diagram

yang dibuat secara trials and errors

mampu menjalankan perintah sesuai dengan

yang dikehendaki.

IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1

Kesimpulan

Pada penulisan makalah ini, didapatkan

kesimpulan sebagai berikut :

1.

PLC Allen Bradley Micro Logic adalah PLC

tipe rak yang memiliki beberapa compact

I/O dalam beberapa tipe, yaitu analog I/O,

digital

I/O, modul PID, dan komunikasi

ethernet.

2.

Software dalam membuat program pada

PLC Allen Bradley Micro Logix adalah RS

(8)

3.

Boiler drum Wanson adalah tipe boiler pipa

api.

4.

Boiler wanson memiliki beberapa sistem

kontrol, yaitu sistem kontrol level, sistem

kontrol tekanan, sistem kontrol pembakaran,

dan sistem kontrol aliran.

5.

Parameter-parameter yang dikendalikan

dalam proses pengolahan migas, khususnya

unit

boiler

adalah

pressure,

level,

temperatur, dan flow.

6.

Boiler drum simulator telah mewakili semua

bagian seperti pada boiler sesungguhnya,

yitu terdapat transmitter, control valve,

sensor,

dan kontroler.

7.

Shut down system pada proses pembentukan

uap bertekanan di boiler sangatlah penting

kegunaannya untuk menghindari hal-hal

yang tidak diinginkan dalam proses.

8.

Simulasi shut down system ini, indikator

kondisi tidak normal adalah dengan melihat

nilai dari pressure dan level yang bekerja

pada boiler.

9.

Konfigurasi I/O terdiri dari LSLL, LSHH,

PSLL, PSHH, acknowledge, stop sebagai

input.

Output

terdiri

dari

LAL,

LAH,PAL,PAH, dan alarm.

10.

Acknowledge digunakan untuk mematikan

bunyi dari alarm tanpa mematikan indikator

lampu.

11.

Tombol stop digunakan untuk me-reset

kembali ke keadaan normal.

4.2 Saran

Untuk metode shut down system melalui

PLC pada diagram ladder alangkah baiknya

menggunakan pendekatan FSM (Finite State

Machine)

agar

lebih

sistematis

dan

memudahkan

dalam

pembuatan

program

diagram laddernya.

Daftar Pustaka

[1] Curtis, Johnson. 1993. Process Control

Instrumentasiation Technology. New

Jersey : Prentice Hall

[2] Frans, Gunterus. 1994. Falsafah Dasar

Sistem Pengendalian Proses.

Jakarta

: Elexmedia Komputindo

[3] Setiawan, Iwan. 2006.Programmable Logic

C

ontroller dan Teknik Perancangan

Sistem K

ontrol. Yogyakarta : Penerbit

ANDI

[4] ---. Team Industrial Text and Video

Company. 1999. PLC Start-Up and

Maintenance.

Georgia : Industrial

Text and Video Company

[5] ---. Tim Pengumpul Data AKAMIGAS.

1993. Mengenal AKAMIGAS. Cepu :

Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan

Dan Gas Bumi.

BIODATA

Achmad Hermansyah, lahir di

Semarang tanggal 20 Desember

1991. Sekolah di SD Islam

Nasima Semarang, SMP Negeri

2 Semarang, dan SMA Negeri 3

Semarang. Sekarang menempuh

studi di Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Teknik Universitas Diponegoro

Semarang, Desember 2013

Mengetahui dan Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Gambar

Gambar 1 Diagram blok PLC
Gambar 2 Slot tambahan PLC
Gambar 5 Ladder diagram
Gambar 9 Pemberian label
+3

Referensi

Dokumen terkait