• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FAKTOR SIKAP DAN KONTEKSTUAL TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA (Studi pada Generasi Z di Yogyakarta) Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH FAKTOR SIKAP DAN KONTEKSTUAL TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA (Studi pada Generasi Z di Yogyakarta) Skripsi"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FAKTOR SIKAP DAN KONTEKSTUAL TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA

(Studi pada Generasi Z di Yogyakarta) Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

Program Studi Manajemen

Oleh:

Mikael Raditya Vito Prabaswara NIM: 162214027

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(2)

i

PENGARUH FAKTOR SIKAP DAN KONTEKSTUAL TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA

(Studi pada Generasi Z di Yogyakarta) Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

Program Studi Manajemen

Oleh:

Mikael Raditya Vito Prabaswara NIM: 162214027

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(3)

iv

Motto dan Persembahan

Sukses tidak datang dari kapasitas fisik. Tapi datang dari kemauan yang gigih.

(Mahatma Gandhi)

Jalani hidup dengan sukacita seperti air yang mengalir (Mikael Raditya Vito Prabaswara)

Skripsi ini dipersembahkan kepada Bapak dan ibuku yang tercinta Atas curahan segala cinta dan perhatiannya

(4)

v

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan atas selesainya skripsi ini. Dalam proses pembuatan skripsi ini tentu banyak pihak yang selalu mendukung baik secara langsung maupun tidak. Maka dengan ini saya mempersembahkan karya ini untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa memberikan berkat, perlindungan, dan karunia yang melimpah dalam hidupku.

2. Bapak dan Ibu tercinta, Petrus Sumardi Broto dan Fortunata Indahyati Hadiyanti yang senantiasa, memberikan dukungan, doa, dan cinta kasih yang luar biasa kepada saya.

3. Kakak dan adik saya, Agatha Andhita Paramastri, Bernardino Enrico Pradipta, dan Emerentia Maya Danastri yang selalu memberikan dukungan dan semangat selama proses penyusunan skripsi.

4. Om, bulik, dan saudaraku, Budi, Wiwin, Intan, Niel yang selalu memberikan semangat dukungan dalam kuliah dan skripsi ini.

5. Dosen pembimbing, Dr. Caecilia Wahyu Estining Rahayu, M.Si, dan Kristia S.Mn, MBA, yang selalu membimbing dan mendidik dengan penuh kesabaran serta selalu memberikan motivasi demi terselesaikannya skripsi ini.

6. Seluruh anggota AVRA (Yoga, Yondi, Miko, Lingga) yang selalu memberikan dukungan, dan semangat untuk mengerjakan skripsi.

7. Narendro Seto, teman terbaikku sudah memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Maria Marcella, teman sekaligus sahabatku yang sudah memberikan semangat dan menyuruh saya untuk menyeselesaikan skripsi ini.

9. Teman lawakku, Stefanus Budi Prabowo, dan Alfonsu Handoyo Murti yang selalu membuatku bahagia untuk menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.

10. Anak Manajemen kelas A, sudah menemani saya untuk 4 tahun lalu, dan memberikan semangat untuk cepat lulus kuliah, dan membantu saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

(5)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….iii

HALAMAN MOTTO ………..iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ………v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ………vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………vii

HALAMAN KATA PENGANTAR………...viii

HALAMAN DAFTAR ISI………x

HALAMAN DAFTAR TABEL………..xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR……….xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN………..xiv

ABSTRAK………xv

BAB I PENDAHULUAN ……….1

A. Latar Belakang Masalah ………..1

B. Rumusan Masalah ………5

C. Batasan Masalah ………5

D. Tujuan Penelitian ………...5

E. Manfaat Penelitian ………6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….7

A. Landasan Teori ………...7

B. Penelitian Sebelumnya ………15

(6)

xi

D. Hipotesis ………...20

BAB IIIMETODE PENELITIAN ……….23

A. Jenis Penelitian ………..23

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ………...23

C. Variabel Penelitian ………...23

D. Populasi dan Sampel ……….………27

E. Unit Analisis ……….………..29

F. Teknik Pengambilan Sampel ………...29

G. Sumber Data ……….………..30

H. Teknik Pengumpulan Data …….………..30

I. Teknik Pengujian Instrumen ………..31

J. Uji Asumsi Klasik ……….33

K. Teknik Analisis Data ………36

BAB IVGAMBARAN UMUM ………..42

A. Gambaran Umum Yogyakarta ……….42

B. Perekonomian Yogyakarta ………...43

C. Jumlah Wirausaha di Yogyakarta ………44

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………46

A. Proses Penelitian ………..46

B. Analisis Deskriptif ………...47

C. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ………..53

D. Uji Asumsi Klasik ………..55

E. Teknik Analisis Data ………59

(7)

xii

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ……….68

A. Kesimpulan ……….68

B. Saran ………68

C. Keterbatasan ………..70

(8)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 18

Tabel III.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Indikator ... 24

Tabel III.2 Skala Likert ... 27

Tabel IV.4 Jumlah Wirausaha di Yogyakarta …..………45

Tabel V 1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin……….47

Tabel V.2 Karakteristik responden berdasarkan usia ………...48

Tabel V.3 Karakteristik responden berdasarkan lulusan ……….48

Tabel V.4 Karakteristik responden berdasarkan tahun lulus ………..49

Tabel V.5 Skor Kelompok Interval ………...50

Tabel V.6 Hasil Analasis Deskriptif Faktor Sikap ……….50

Tabel V.7 Hasil Analisis Deskriptif Faktor Kontekstual ………51

Tabel V.8Analisis Deskriptif Minat Berwirausaha ……….52

Tabel V.9 Hasil Uji Validitas ……….53

Tabel V.10 Hasil Uji Reliabilitas ………...54

Tabel V.11 Hasil Uji Normalitas ………...55

Tabel V.12 Hasil Uji Multikolinearitas ……….56

Tabel V.13 Hasil Uji Linearitas ……….57

Tabel V.14 Regresi Linier Berganda ……….59

Tabel V.15 Hasil Uji F ………...60

Tabel V 16 Hasil Uji t ……….61

(9)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar I .1 Alasan yang Memotivasi Anak Muda Menjadi Wirausaha... 4 Gambar II.1 Kerangka Konseptual ……… ….20 Gambar V.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ……….………..58

(10)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN ... 74

Lampiran 2 DATA RESPONDEN ... 78

Lampiran 3 HASIL TABULASI ... 86

Lampiran 4 HASIL PENGUJIAN INSTRUMEN ... 94

Lampiran 5 HASIL UJI ASUMSI KLASIK ... 97

(11)

xvi ABSTRAK

PENGARUH FAKTOR SIKAP DAN KONTEKSTUAL TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA

(Studi Generasi Z di Yogyakarta) Mikael Raditya Vito Prabaswara

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2020

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh faktor sikap terhadap minat berwirausaha, 2) pengaruh kontekstual terhadap minat berwirausaha, 3) pengaruh faktor sikap dan kontekstual secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha. Dalam penelitian ini responden yang menjadi populasi adalah Mahasiswa dan Mahasiswi Universitas Sanata Dharma. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dan diperoleh data sebanyak 100 responden. Teknik analisis data menggunakan Regresi Linier Berganda dengan bantuan Program Software Statistical Package Science (SPSS) versi 26. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) faktor sikap berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha, 2) kontekstual berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha, 3) faktor sikap dan kontekstual secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat berwirausaha.

(12)

xvii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ATTITUDE AND CONTEXTUAL FACTORS ON ENTREPRENEURIAL INTERSTS

(A Study on Generation Z in Yogyakarta)

Mikael Raditya Vito Prabaswara Sanata Dharma University

Yogyakarta 2020

The study aims to know: 1) the influence of attitude factor on entrepreneurship interests, 2) the influence of contextual influence on entrepreneurship interests, 3) the influence of attitude and contextual factors simultaneously on entrepreneurship interests. The population of this study is students of Sanata Dharma University who are members of Z generation and desire to found businesses and still live in Yogyakarta. The sample of this study consists of 100 students. Data are collected by distributing a questionnaire to the respondents. The ata analysis techniques used are multiple linear regression with the help of version 26's statistical package science program (SPSS). This study Research shows that: 1) the attitude influences significantly the entrepreneurship interests, 2) the contextual factors influence the entrepreneurship interests, 3) both the attitude and the contextual factors influence simultaneously entrepreneurship interests.

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengangguran dan kemiskinan yang terjadi Indonesia disebabkan banyaknya jumlah kesempatan kerja yang kecil atau sempit baik sektor industri, pertanian, pertambangan, transportasi, pariwisata. Kesenjangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja perlu diperhatikan oleh pembelajaran ketrampilan berwirausaha agar mereka setelah lulus sekolah atau kuliah maupun berhenti sekolah atau kuliah agar tetap memperoleh penghasilan dengan cara melakukan usaha mandiri atau menjadi wirausaha bukan membangun suatu wirausaha dan pada akhirnya mencapai kesejahteraan yang diharapkan tanpa harus mengandalkan untuk menjadi karyawan atau pegawai di suatu perusahaan. Masih banyak masyarakat Indonesia menganggur dikarenakan rendahnya pengetahuan yang diterima. Oleh karena itu banyak anak-anak muda tertarik untuk terjun ke dunia kewirausahaan.

Hal ini didorong oleh kondisi persaingan yang ketat antar pencari pekerjaan, dan mulai sempitnya lowongan pekerjaan yang ada. Oleh karena itu solusi untuk mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia dengan cara membangun suatu wirausaha. Namun anak muda saat ini lebih banyak mempelajari bagaimana cara berwirausaha yang baik dan benar saat di bangku kuliah. Mereka seharusnya diberi pelatihan terlebih dahulu agar mereka bisa membangun suatu wirausaha dengan baik. Sekarang banyak anak mudah sudah mulai membangun wirausaha.

(14)

Rata-rata usia anak muda yang membangun wirausaha adalah 25 tahun. Jumlah pengusaha sukses yang membangun bisnis di bidang teknologi rata-rata berusia 35-39 tahun. Jumlahnya dua kali lipat dari orang yang berusia di atas 50 tahun dan lebih muda dari 25 tahun. Hal ini dapat diartikan bahwa para pengusaha yang berusia 24-35 tahun masih dianggap berisiko untuk memulai usaha sendiri (Liputan6, 2013).

`Wirausaha adalah seorang yang mempunyai kemampuan dalam melihat peluang mencari dana, serta sumber dana lain yang diperlukan untuk meraih peluang tersebut dan berani mengambil risikonya dengan tujuan agar tercapai kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat (Mudiarto, 2006:2). Menurut Meredith 2005 (dalam Mudiarto, 2006:2) para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari sumber daya tersebut dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan dirinya sukses.

Kewirausahaan telah menjadi mata kuliah yang diajarkan di kampus dan menjadi mata kuliah wajib yang diajarkan di sebagian Perguruan Tinggi Negeri ataupun Perguruan Tinggi Swasta. Mereka yang telah menempuh mata kuliah tersebut dan ingin membangun wirausaha sudah mendapatkan ilmu tersebut sebab mata kuliah kewirausahaan mengajarkan berwirausaha dengan berbagai cara mulai dari seminar, workshop, ataupun kursus. Jadi tujuan mahasiswa setelah mengikuti kuliah kewirausahaan ini adalah agar mereka mampu mengubah pola pikir mereka

(15)

dan termotivasi bahwa setelah mereka lulus kuliah akan menjadi seorang wirausaha atau memiliki minat untuk berwirausaha. Faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam membangun wirausaha yaitu faktor sikap dan kontekstual. Menurut Azwar (2016:24) sikap terdiri dari 3 komponen yang saling berhubungan, yaitu komponen kognitif (cognitive), afektif (affective), dan konatif (conative). Menurut studi yang dilakukan oleh Turker (2005) juga mempertimbangkan dampak dari kedua yaitu faktor internal (persepsi tingkat pendidikan, peluang, dan dukungan). Jika faktor ini tidak ada maka seseorang sulit untuk membangun usaha, dan jika faktor ini tidak dilakukan maka seseorang akan kesulitan untuk membangun usaha. Oleh karena itu seseorang yang berkeingian membangun wirausaha harus memiliki faktor sikap dan kontekstual dalam mempengaruhi minat berwirausaha.

Generasi Z lahir pada rentang tahun 1995 hingga 2012 (Stillman, 2018:1). Generasi ini merupakan generasi yang lahir dan tumbuh pada saat teknologi digital berkembang dengan cepat. Bisa dibilang teknologi sudah mulai menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, oleh karena itu generasi Z merupakan generasi digatal native yang tumbuh dan besar bersama teknologi. Generasi Z dikenal sebagai generasi merunduk lantaran terlalu fokus pada layer smartphone. Generasi Z menilai jika luasnya dunia dapat dijelajahi hanya melalui akses internet. Alasannya yang membuat begitu terbuka dan kaya akan informasi. Pernyataan tersebut selaras dengan hasil riset yang dilakukan oleh Universitas di 47 negara pada tahun 2015 silam. Seperti dikutip dari Forbes jika 55% dari 47.000 reponden generasi Z menyatakan lebih tertarik untuk membangun usaha sendiri, bukan seperti para

(16)

pendahulu. Alasan lain yang melatarbelakangi generasi Z tertarik untuk berbisnis karena uang. Kekayaan informasi yang menjadi kelebihan para generasi Z membuat memiliki beragam keinginan seperti travelling maupun membeli suatu barang. Namun untuk mendapat melakukan hal tersebut tentu diperlukan sejumlah uang (Jawaami, 2017)

Menurut Slameto (2013:180) minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Untuk saat ini anak muda sudah mulai banyak menggemari untuk membuka usaha, akan tetapi mereka harus berani mengambil resiko karena jika mereka tidak berani melakukan kegiatan yang cukup nekat maka usaha yang akan mereka jalani tidak akan berkembang. Menurut Republika.co.id, 2018 (dalam Gamal, 2018) alasan yang memotivasi mereka menjadi wirausahawan muda yaitu:

Gambar I .1 Alasan yang Memotivasi Anak Muda Menjadi Wirausaha 21% 18% 17% 17% 6% 12%3…2% 4%

Melakukan sesuatu yang lebih baik Menjadi bos Memenuhi kebutuhan Mengubah dunia Menghindar karir perusahaan Mengambil peluang Tidak dapat melakukan hal yang lebih baik Menjadi kaya Alasan lainnya

(17)

Sumber : Republika.co.id, 2018

Bukan hanya itu alasan anak muda membangun wirausaha masih ada alasan lainnya. Itulah alasan peneliti meneliti generazi Z dalam mempengaruhi minat berwirausaha.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah faktor sikap berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada generasi Z di Yogyakarta?

2. Apakah faktor kontekstual berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada generasi Z di Yogyakarta?

3. Apakah faktor sikap dan kontekstual secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada generasi Z di Yogyakarta?

C. Batasan Masalah

Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah generasi Z, yaitu anak muda yang berumur 21-25 tahun yang telah menyelesaikan pendidikan Sarjana (jenjang S1) di wilayah Yogyakarta dan pernah mengambil mata kuliah kewirausahaan ketika kuliah.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh faktor sikap terhadap minat berwirausaha pada generasi Z di Yogyakarta.

(18)

2. Untuk mengetahui pengaruh faktor kontekstual terhadap minat berwirausaha pada generasi Z di Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui pengaruh faktor sikap dan kontekstual secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha pada generasi Z di Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Anak muda

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi anak muda yang ingin membangun wirausaha sudah mengikuti mata kuliah kewirausahaan, agar mahasiswa setelah lulus dapat berminat untuk membangun wirausaha. 2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat menjadikan referensi kepustakaan bagi Mahasiswa yang ingin melakukan penelitian lebih mendalam tentang topik minat berwirausahaan

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi kegiatan dalam menerapkan teori yang sudah dipelajari peneliti setelah mengikuti perkuliahan kewirausahaan dan agar peneliti lebih memahami faktor-faktor yang mempengaruh minat anak muda untuk membangun wirausaha.

(19)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Kewirausahaan

Menurut Drucker 1959 dan Zimmerer 1996 (dalam Kasmir 2006:17) kewirausahaan didefinisikan sebagai kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, dan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).

Menurut Peggi dan Charles (2000: 9-20) keuntungan dan kerugian menjadi wirausahawan adalah sebagai berikut:

a. Keuntungan menjadi wirausaha 1) Otonomi

Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang "boss" yang penuh kepuasan. 2) Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi

Tantangan awal atau perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan. Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha

(20)

3) Kontrol finansial

Bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa sebagai kekayaan milik sendiri

b. Kerugian menjadi wirausaha 1) Pengorbanan Personal

Pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan memerlukan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan keluarga, dan rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis.

2) Beban tanggung jawab

Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan pelatihan.

3) Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal Karena wirausaha menggunakan keuangan yang sedikit dan keuangan milik sendiri, maka profit margin yang diperoleh akan relatif kecil dan kemungkinan gagal juga ada.

2. Karakteristik Kewirausahaan

Menurut Zimmerer dan Scarborough (2008: 7-9) karakteristik kewirausahaan adalah berikut ini:

a. Hasrat akan tanggung jawab dimana para wirausaha merasakan tanggung jawab pribadi yang amat dalam terhadap hasil usaha yang telah mereka mulai

(21)

b. Lebih menyukai risiko menengah dimana para wirausaha selalu memperhitungkan segala sesuatu dalam mengambil keputusan sebelum bertindak atau menjalankan usahanya

c. Meyakinkan kemampuan untuk sukses dimana para wirausahawan sangat yakin terhadap kemampuan mereka untuk sukses. Mereka cenderung optimis terhadap peluang-peluang yang ada disekitar. d. Hasrat untuk mendapat umpan balik dimana para wirausahawan

menyukai tantangan dalam menjalankan perusahaan dan mereka ingin mengetahui sebaik apa mereka bekerja dan terus menerus mencari peluang.

e. Tingkat energi yang tinggi dimana para wirausahawan lebih energik dibandingkan orang pada umumnya. Energi ini merupakan faktor penentu dalam jangka panjang.

f. Orientasi masa depan dimana para wirausahawan harus teliti dalam membaca situasi pemasaran.

g. Keterampilan mengorganisasikan dimana para wirausahawan harus lebih mendekatkan diri terhadap karyawan dengan tujuan untuk membangun perusahaan yang sedang dijalankan.

Menilai prestasi lebih tinggi daripada uang. Salah satu kesalahan konsep yang paling umum mengenai wirausahawan adalah bertujuan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar atau bertujuan untuk uang. Sebaliknya prestasi tampak sebagai motivasi utama para wirausahawan yang mendorong wirausahawan lebih berhasil dalam berwirausaha.

(22)

3. Motivasi menjadi wirausaha

Motivasi adalah dorongan untuk berbuatsesuatu (driver) dalam memenuhi kebutuh (Mudiarto 2006:39). Menurut Saiman (2005:26) seseorang memiliki motivasi untuk menjadi wirausaha adalah sebagai berikut:

a. Laba

Dapat menentukan berapa laba yang dikehendaki, keuntungan yang diterima, dan berapa yang akan dibayarkan kepada pihak lain atau pegawainya.

b. Kebebasan

Bebas mengatur waktu, bebas dari supervisi, bebas aturan main yang menekan/intervensi, bebas dari aturan budaya organisasi atau perusahaan.

c. Impian Personal

Bebas mencapai standar hidup yang diharapkan, lepas dari rutinitas kerja yang membosankan, karena harus mengikuti visi, misi, impian orang lain. Imbalan untuk menentukan nasib atau visi, misi dan impiannya sendiri.

d. Kemandirian

Memiliki rasa bangga, karena dapat mandiri dalam segala hal, seperti permodalan, mandiri dalam pengelolaan atau manajemen,

(23)

mandiri dalam pengawasan, serta menjadi manajer terhadap dirinya sendiri.

4. Minat Wirausaha

Menurut Getsel 1966 (dalam Supardi, 2015:19) minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut Syah (2012:152) secara sederhana minat (interest) adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat diambil pengertian bahwa minat adalah suatu perasaan suka atau tertarik yang mendorong seseorang untuk mempelajarinya atau berkeinginan untuk terlibat dalam suatu objek tertentu disertai dengan tujuan yang ingin dicapai tanpa adanya suatu paksaan.

5. Faktor Sikap

Sikap terdiri dari 3 komponen yang saling berhubungan, yaitu komponen kognitif (cognitive), afektif (affective), dan konatif (conative) (Azwar, 2016:24) :

a. Kognitif

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan datang dari apa yang telah kita lihat atau apa yang telah kita ketahui.

(24)

Berdasarkan apa yang telah kita lihat itu kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum objek. b. Afektif

Afektif merupakan masalah yang menyangkut aspek emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.

c. Konatif

Konatif atau perilaku merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku. 6. Faktor Kontekstual

Faktor kontekstual menurut studi tentang Turker (2005) juga mempertimbangkan dampak dari kedua yaitu :

a. Faktor internal (motivasi dan kepercayaan diri)

(Bonnett dan Furnham, 1991; Brockhaus, 1980; Johnson, 1990). Meskipun hasilnya bervariasi di seluruh studi, mereka sering menunjukkan hubungan antara niat kewirausahaan dan beberapa faktor kepribadian, seperti kepercayaan diri,

(25)

kemampuan mengambil risiko, kebutuhan untuk prestasi, dan locus of control. Namun, seseorang dikelilingi oleh berbagai

faktor budaya, sosial, ekonomi, politik, demografi, dan teknologi. Oleh karena itu, ciri-ciri kepribadian tidak dapat diisolasi dari faktor-faktor kontekstual ini. Dalam literatur, ada beberapa studi yang memperhitungkan peran faktor-faktor ini juga. Misalnya, menurut Hisrich (1990), orang dapat didorong atau ditarik oleh faktor situasional, yang terkait dengan latar belakang pribadi mereka dan kehidupan sekarang. Dari sudut pandang yang lebih luas, kerangka kerja budaya dan kelembagaan juga memengaruhi kewirausahaan (Wennekers dan Thurik, 1999).

b. Faktor eksternal (persepsi tingkat pendidikan, peluang, dan dukungan) pada kecenderungan kewirausahaan mahasiswa.

Global Entrepreneurship Monitor (GEM, 2001) menunjukkan bahwa orang-orang dengan pendidikan terbatas cenderung berpartisipasi dalam inisiatif kewirausahaan. Menurut Garavan dan O'Cinneide (1994), berbagai kisah pengusaha sukses merangsang perdebatan tentang paradigma terkenal "pengusaha dibuat atau lahir". Jelas, sulit untuk mengabaikan dampak genetika atau sifat kepribadian yang mungkin terjadi. Seperti yang dibahas di bagian selanjutnya, literatur menyediakan banyak studi, yang menunjukkan dampak

(26)

dari faktor-faktor ini. Namun, dalam ilmu sosial, ini adalah cara yang lebih akurat untuk menjelaskan setiap fenomena dengan memperhitungkan interaksi berbagai faktor, daripada mempertimbangkan dampak dari satu faktor. Oleh karena itu, bahkan jika sifat genetika atau kepribadian memiliki beberapa dampak pada kecenderungan kewirausahaan, mungkin lebih baik untuk mempertimbangkan dampak dari beberapa faktor kontekstual. Jelas bahwa pendidikan dan pelatihan adalah salah satu elemen terpenting dalam pengembangan sumber daya manusia. Studi sebelumnya dalam literatur juga menunjukkan hubungan antara pendidikan dan kewirausahaan (Galloway dan Brown, 2002; Gorman dan Hanlon, 1997; Henderson dan Robertson, 2000; Kolvereid dan Moen, 1997). Oleh karena itu, mendapatkan pendidikan yang memadai dapat menumbuhkan niat wirausaha seseorang. Karena pendidikan yang ditawarkan oleh sebuah universitas sebagian besar memengaruhi pemilihan karier siswa, universitas dapat dilihat sebagai sumber potensial wirausahawan di masa depan. Saat ini, sebagian besar universitas telah menghabiskan banyak uang untuk merancang pendidikan kewirausahaan yang layak bagi mahasiswa mereka.

(27)

B. Penelitian Sebelumnya

1. Irsam (2018) dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia”. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia yang sedang berwirausaha dan kuesioner disebarkan kepada 100 responden. Hasil penelitian semua butir pertanyaan dalam angket valid, karena memiliki nilai r hitung lebih besar dari 0,195 sehingga item pertanyaan dapat diikutsertakan dalam kuesioner penelitian yang sesungguhnya.

2. Sfafii (2017) dengan judul “Faktor-Faktor yang mempengaruh Minat Mahasiswa Berwirausaha” yang dilakukan di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan, kekuatan mental, kecerdasan, ekspektasi dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha. Populasi dari penelitian yaitu 90 mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial terdapat pengaruh positif yang signifikan variabel pendidikan kewirausahaan, kekuatan mental, ekspektasi, pendapatan dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha, dan menghasilkan koefisien determinasi (Adjusted R2)

(28)

sebesar 0,279 yang berarti 27,9% variasi minat berwirausaha dapat dijelaskan oleh limavariabel independen, sedangkan sisanya 72,1% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar penelitian

3. Asep, dan Nono (2018) dengan judul “Pengaruh Sikap dan Motivasi Minat Berwirausaha Siswa” Tujuan penelitian untuk menguji pengaruh sikap dan motivasi terhadap minat berwirausaha siswa. Sampel 60 siswa SMAN 3 Purwakarta. Hasil penelitian sikap berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha siswa, atau memiliki peran yang signifikan terhadap pembentukan dalam menumbuhkan minat berwirausaha siswa, serta motivasi berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha siswa atau memiliki peran terhadap minat berwirausaha siswa.

4. Sabharawati (2017) dengan judul “Pengaruh sikap dan motivasi terhadap minat berwirausaha.” Tujuan penelitian untuk mengetahui

pengaruh sikap dan motivasi terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Populasi dan sampel 100 responden sebagai sampel adalah mahasiswa semester V di AMA YPK Yogyakarta. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis Regresi Linear Berganda. Penelitian ini menggunakan sikap dan motivasi sebagai variabel independen. Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan sikap terhadap minat berwirausaha yang ditunjukkan dengan nilai β1 0,207 dan sig. 0,001; (2) terdapat pengaruh positif motivasi terhadap minat berwirausaha yang ditunjukkan dengan nilai β2 0,121 dan sig. 0,077; (3) terdapat

(29)

pengaruh sikap dan motivasi yang sangat kuat terhadap minat berwirausaha sebesar 20,5%. Sedangkan 79,5% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap minat berwirausaha adalah variabel sikap dengan nilai sebesar 0,207.

5. Rochayati, Setia, dan Kartika (2012) dengan judul “Pengaruh Faktor Sosiodemografi, Sikap,dan Kontekstual Terhadap Niat Berwirausaha” dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta. Sampel 63 siswa yang terdiri

atas siswa SMK Muhammadiyah 1 Bantul dan SMK Negeri Sedayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara faktor sosiodemografi, sikap, dan kontekstual terhadap niat berwirausaha siswa SMK.

6. Chandra (2010) dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha pada Mahasiswa” dilakukan di Universitas Sanata Dharma. Sampel mahasiswa Sanata Dharma sebanyak 90 responden, dan 40 responden di antaranya adalah mahasiswa program studi Manajemen angkatan 2005 dan 50 responden sisanya adalah mahasiswa program studi Manajemen angkatan 2006 yang telah mengambil mata kuliah kewirausahaan. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara faktor dorongan dari dalam (internal), faktor sosial (eksternal), dan faktor emosional terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa program studi

(30)

Manajemen angkatan tahun 2005 dan 2006, Fakultas Ekononomi Universitas Sanata Dharma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara faktor dorongan dari dalam (internal), eksternal (external), dan faktor emosional terhadap minat mahasiswa program studi Manajemen angkatan 2005 dan angkatan 2006 untuk berwirausaha.

Perbedaan anatra penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah Tabel II.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Judul Penelitian Perbedaan

Irsam (2018)

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Berwirausaha Mahasiswa Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

1. lingkungan keluarga dan ekspektasi pendapatan berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

2. Peneliti menggunakan 100 Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia sebagai responden.

Sfafii (2017)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Berwirausaha

Tabel II.1 Hasil Penelitian Terdahulu (Sambungan)

Judul Penelitian Penelitian

dan Bisnis Islam UIN Kalijaga sebagai responden

Asep dan Nono (2018)

Pengaruh Sikap dan Motivasi Minat Berwirausaha Siswa

1. Sikap dan motivasi minat berwirausaha siswa.

Peneliti menggunakan 60 siswa SMAN 3 Purwakarta sebagai rsponden.

Sabharawati (2017) 1. Sikap dan motivasi minat berwirausaha.

(31)

2. Peneliti menggunakan 100 Mahasiswa semester V di AMA Pengaruh Sikap dan Motivasi

Terhadap Minat Berwirausaha

YPK Yogyakarta sebagai responden

Rochayati, Setia, dan Kartika (2012) Pengaruh Faktor Sosiodemografi, Sikap, dan Kontekstual Terhadap Niat Berwirausaha

1. Faktor sosiodemografi, sikap, dan kontekstual.

2. Peneliti menggunakan 63 siswa SMK Muhammadiyah 1 Bantul dan SMK Negeri Sedayu sebagai responden.

Candra (2010)

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha pada Mahasiswa

1. Faktor dari dalam (Internal), factor social (eksternal), dan factor emosional.

2. Peneliti menggunakan 90 Mahasiswa Sanata Dharma, yang terdiri dari 40 Mahasiswa program studi manajemen angkatan 2005 dan 50 Mahasiswa program studi manajemen angkatan 2006 sebagai responden.

C. Kerangka Konseptual

Menurut Supramono dan Haryanto (2005:35) kerangka konseptual penelitian digunakan sebagai landasan untuk menjawab permasalahan penelitian. Dari uraian tersebut dapat digambarkan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha sebagai berikut:

(32)

Gambar II.1Kerangka Konseptual H1

H3

H2

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang penelitian dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono 2011:100). Menurut Subandono (2007: 18) minat wirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut.

1. Pengaruh faktor sikap terhadap minat berwirausaha

Krech dan Cructhfield (dalam Sears, Freedman, Peplau, 1985: 138) mengatakan ada tiga komponen dari sikap : kognitif, afektif, dan konatif (perilaku). Komponen kognitif terdiri dari seluruh kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap tertentu, fakta, pengetahuan, dan

Sikap

Kontekstual

(33)

keyakinan tentang objek. Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap objek, terutama penilaian. Komponen afektif sifatnya jauh lebih sederhana tapi merupakan faktor penentu perilaku yang utama sehingga membuat proses perubahan sikap menjadi lebih sulit. Komponen konatif (perilaku) terdiri dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek. Banyak penelitian psikologi sosial menyatakan bahwa perilaku nyata sering tidak sesuai dengan sikap, dan nampaknya manusia bisa hidup cukup nyaman dengan hal itu. Setiap wirausahawan harus memiliki faktor sikap yang meliputi tiga komponen (kognitif, afektif, konatif), jika wirausahawan tidak memiliki ketiga faktor tersebut maka wirausahawan tersebut sulit untuk membangun wirausahawan. Faktor sikap yang penting untuk membangun suatu wirausahaan. Hal ini didukung dengan hasil penelitian oleh Ardiyani dan Artha (2016) yang menunjukan bahwa variabel sikap berpengaruh positif signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi sikap yang dimiliki mahasiswa maka akan meningkatkan minat mahasiswa untuk berwirausaha. Berdasarkan uraian diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Faktor sikap berpengaruh terhadap minat berwirausaha. 2. Pengaruh faktor kontekstual terhadap minat berwirausaha

Faktor kontekstual terdiri dari faktor internal dan ekternal. Turker (2005) juga mempertimbangkan dampak dari kedua yaitu faktor internal (motivasi

(34)

dan kepercayaan diri) faktor eksternal (persepsi tingkat pendidikan, peluang, dan dukungan) pada kecenderungan kewirausahaan mahasiswa. Hal ini didukung dengan hasil penelitian oleh Turker dan Selcuk (2009) yang menunjukan bahwa faktor pendukung pendidikan dan struktural mempengaruhi niat kewirausahaan siswa. Berdasarkan uraian diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

(35)

3. Pengaruh faktor sikap dan kontekstual terhadap minat berwirausaha Faktor sikap dan kontekstual sangat dibutuhkan dalam membangun suatu wirausaha. Jika faktor sikap dan kontekstual kurang dijalani maka wirausahan sulit untuk membangun wirausaha. Hal ini didukung dengan hasil penelitian oleh Rochayati, Setia, dan Kartika (2012) yang menunjukan bahwa pengaruh positif dan signifikan antara faktor sosiodemografi (X1), sikap (X2) dan kontekstual (X3) terhadap niat berwirausaha siswa. Berdasarkan uraian diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Faktor sikap dan kontekstual bersama-sama berpengaruh terhadap minat berwirausaha.

(36)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan penelitian survei untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan (Sugiyono, 2015:13).

B. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2020 2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. C. Variabel Penelitian

Menurut Kerlinger (2006: 49) variabel penelitian adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari yang memiliki nilai yang bervariasi. Variabel juga sebuah lambang atau nilai yang padanya kita letakkan sembarang nilai atau bilangan. 1. Identifikasi dan Definisi Variabel

a. Identifikasi Variabel

(37)

2) Menurut Sanusi (2011:50) variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan simbol X untuk mewakili variabel bebas. Variabel bebas penelitian ini adalah adalah faktor sikap (X1)dan faktor kontekstual (X2).

3) Variabel Terikat (Dependent variable)

Menurut Sanusi (2011:50) variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan simbol Y untuk mewakili variabel terikat. Variabel terikat dari penelitian ini adalah minat berwirausaha (Y).

b. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari perbedaan pengertian dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dibuat definisi operasional masing-masing variabel, antara lain:

Tabel III.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Indikator

Definisi Variabel Operasional Indikator Pernyataan Sikap :

Kognitif

Menurut Drever yang dikutip oleh Yuliana Nurani dan Sujiono (2004:23) disebutkan bahwa “kognitif adalah istilah umum yang mencakup segenap model pemahaman, yakni persepsi, dimajinasi, penangkapan makna, penilaian, dan penalaran”.

Kognitif

a) Saya berpikir kreatif dan inovatif dalam berwirausaha

b) Saya memiliki jiwa kepemimpinan dalam mengatur wirausaha

c) Saya memiliki wawasan yang cukup baik mengenai strategi berwirausaha

Afektif

Menurut KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) adalah berkenaan dengan

Afektif

a) Saya merasa senang dengan kegiatan terkait kewirausahaan.

(38)

Tabel III.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Indikator

(Sambungan)

Definisi Variabel Operasional Indikator Pernyataan

perasaan (seperti takut, cinta), mempengaruhi keadaan perasaan dan emosi, atau mempunyai gaya atau makna yang menunjukkan perasaan (tentang gaya bahasa atau makna)

b) Saya memiliki jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab

Kontekstual :

Faktor Internal (Motivasi dan Kepercayaan Diri)

1) Motivasi

Menurut Sardiman (2008:73) motivasi merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan kegaiatan untuk mencapai tujuan.

2) Kepercayaan diri

Angelis (2003:10), percaya diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita inginkan dan butuhkan dalam hidup. Percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri, sehingga kita mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu.

Motivasi

a) Saya termotivasi untuk menjadi wirausahawan karena banyaknya wirausahawan muda.

b) Saya termotivasi untuk berwirausaha karena saya ingin menjadi pribadi yang mandiri.

Percaya Diri

a) Seberat apapun pekerjaan yang saya terima, saya selalu berusaha untuk menyelesaikannya

b) Saya merasa percaya diri untuk melakukan wirausaha

c) Saya merasa optimis akan keberhasilan dalam berwirausaha.

Faktor eksternal (persepsi tingkat pendidikan, peluang, dan dukungan) pada kecenderungan kewirausahaan mahasiswa.

1) Pendidikan

Menurut Wibowo (2011:30) Pendidikan kewirausahaan merupakan upaya menginternalisasikan jiwa dan mental kewirausahaan baik melalui institusi pendidikan maupun institusi lain seperti lembaga pelatihan (training) dan sebagainya.

2) Dukungan

Meng dan Liang (1996:1) terdiri dari Dukungan Akademik (Academic Support) mengacu pada faktor-faktor yang berkaitan dengan dukungan bagi seorang pelajar untuk mencapai dan menyelesaikan tugas-tugas studi dengan target hasil dan waktu yang telah ditentukan (Bandura, dalam Alwisol, 2009:1). Dukungan Sosial (Social Support) menurut

Pendidikan

a) Dengan adanya materi kewirausahaan, saya dapat memiliki pandangan untuk membangun wirausaha

b) Saya merasa materi kewirausahaan yang diajarkan pada saat kuliah berguna bagi saya.

c) Buku-buku kewirausahaan memperluas wawasan saya untuk berwirausaha.

Dukungan

a) Orang tua saya mendukung jika saya berwirausaha

b) Teman atau sahabat saya mendukung, jika saya berwirausaha.

Peluang

a) Saya merasa peluang membangun wirausaha sangat lebar

(39)

Tabel III.1 Definisi Variabel Penelitian dan Indikator (Sambungan)

Definisi Variabel Operasional Indikator Pernyataan

Baron & Byrne (2000:1) mendefinisikan social support sebagai kenyamanan fisik dan psikologis yang diberikan oleh teman-teman dan keluarga individu tersebut. Dukungan Lingkungan (Environmental Support) Schneider (dalam Ellias & Loomis, 2000:1) menjelaskan bahwa lingkungan dianggap dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup sehat bagi pelajar bila individu dibesarkan dalam keluarga dimana terdapat keamanan, cinta, respek, toleransi dan kehangatan.

3) Peluang

Menurut solihin (2012: 128) peluang merupakan tren positif yang berada dilingkungan eksternal perusahaan, dan apabila peluang tersebut dieksploitasi oleh perusahaan, maka peluang usaha tersebut berpotensi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan secara berkelanjutan

Minat berwirausaha

Menurut Basrowi (2016:34) minat berwirausaha adalah perubahan sikap dan pandangan generasi muda calon intelektual bangsa kita dan perubahan sikap orang tua yang menyenangi dan mengizinkan putra-putrinya untuk terjun kebidang bisnis.

Minat Berwirausaha

a) Saya tertarik menemukan peluang bisnis untuk berwirausaha

b) Saya ingin menjadi wirausaha muda sukses

c) Saya sudah berminat sejak lama untuk membangun usaha

d) Saya senang terlibat dalam aktifitas wirausaha

e) Saya lebih tertarik untuk berwirausaha daripada menjadi pegawai negeri atau karyawan swasta.

c. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengkuran berguna untuk mengukur besar kecilnya nilai variabel. Menurut Sanusi (2011:59) skala Likert adalah skala yang didasarkan pada penjumlahan sikap responden dalam merespon pertanyaan

(40)

berkaitan indikator-indikator suatu konsep atau variabel yang sedang diukur.

Tabel III.2 Skala Likert

Kode Keterangan Skor

SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

N Netral 3

TS Tidak Setuju 2

STS Sangan Tidak Setuju 1

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah anak muda yang berkeinginan untuk membangun usaha dan masih tinggal di Yogyakarta. 2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Peneliti memakai rumus Slovin untuk mencari jumlah generasi Z yang lahir pada tahun 21-25 tahun yang telah menyelesaikan pendidikan sarjana (jenjang S1) di wilayah Yogyakarta dan pernah mengambil mata kuliah kewirausahaan ketika kuliah untuk dijadikan sampel.

(41)

Rumus Slovin :

𝑛 = N

1 + N e2

Keterangan :

𝑛 : sampel yang akan dicari 𝑁 : ukuran populasi

e : margin of error (besaran kesalahan yang diharapkan atau ditetapkan.)

Perhitungan :

Jumlah Mahasiswa yang lulus universitas di Yogyakarta tahun 2017/2018 sebanyak 64.208 orang Menurut Pusat Data dan Informasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (PDDikti, 2018). Oleh karena itu Universitas dalam menghemat waktu dan biaya memutuskan untuk melakukan penelitiannya dengan menggunakan sebuah Sampel berdasarkan Rumus Slovin, dan margin of error (e) sebesar 10%. Sebagai berikut ini.

n = 64.208 / (1+(64.208 x 0,1^2))

n = 64.208 / (1+642,08)

n = 64.208 / 643,08

(42)

Dari hasil akhir penghitungan di atas, banyaknya sampel adalah 100 responden. Jadi peneliti akan menentukan banyaknya sampel 100 responden.

E. Unit Analisis

Menurut Wiyono 2017 (dalam Malau, 2019:37) unit analisis merupakan objek penelitian yang fokusnya bertingkat mulai dari individu, pasangan, kelompok, organisasi, dan kultur. Unit analisis data yang digunakan peneliti ini adalah Individu.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-random sampling. Menurut Sugiyono (2003:76) non random sampling

adalah cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota sampel diberi kesempatan untuk dipilih sebagai anggota sampel. Cara pengambilan sampel ini menggunakan purposive sampling menurut Sugiyono (2010:1) pengertiannya adalah: teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan 100 responden untuk diteliti dengan karakteristik anak muda yang berumur 21-25 tahun (generasi Z) yang telah menyelesaikan pendidikan sarjananya (jenjang S1) di perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta dan pernah mengambil mata kuliah kewirausahaan ketika kuliah.

(43)

G. Sumber Data 1. Data Primer

Menurut Narimawati (2008: 98) data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan subjek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data. Jadi sumber data penelitian ini merupakan data yang berasal dari responden yang berisi faktor-faktor yang mempengaruhi minat anak muda yang ingin membangun wirausaha. Jadi jumlah data yang menjadi pengisian kuesioner berjumlah 100 responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2008: 402). Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literatur dan bacaan.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan dokumentasi selama melakukan penelitian. Kuesioner adalah teknik mengumpulkan data dengan memberi pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sanusi, 2011:109).

(44)

I. Teknik Pengujian Instrumen

Instrumen penelitian yang baik akan menghasilkan data yang benar dan data yang benar akan menghasikan kesimpulan yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Agar instrumen penelitian dapat menghasilkan data yang benar, maka instrumen tersebut harus valid dan reliabel. Oleh karena itu, instrumen penelitian harus diuji validitas dan reliabilitasnya.

1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2017:125) validitas menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti. Untuk mencari validitas sebuah item, kita mengkorelasikan skor item dengan total item-item tersebut. Dalam mencari nilai korelasi peneliti menggunakan rumus Pearson Product Moment, dengan rumus sebagai berikut:

rxy = n∑ Xi Xi – (∑Xi) . (∑Xi) √ n∑Xi2 – (∑Xi)2 n∑Xi2 – (∑Yi)2

Keterangan :

rxy: Koefisien korelasi antara skor butir n : Jumlah responden

Xi : Skor butir pada nomor butir ke-1 Yi : Skor responden ke-1

Untuk mengetahui instrumen tersebut valid atau tidak maka ketentuannya adalah sebagai berikut:

(45)

a. Jika r hitung ≥ r tabel, maka item pernyataan tersebut dinyatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel, maka item pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu alat pengukur yang menunjukkan konsistensi hasil pengukuran sekiranya alat pengukur itu digunakan oleh orang yang sama dalam waktu yang berlainan atau digunakan oleh orang yang berlainan dalam waktu yang bersamaan atau waktu yang berlainan. (Sanusi, 2011:80). Untuk mengukur reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Cronbach Alpha, yaitu:

Keterangan:

rac = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyan St2 = Varian skor total

∑ S2

butir = Jumlah varian butir

Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian yang digunakan reliabel atau tidak maka digunakan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka item variabel tersebut dinyatakan reliabel.

(46)

b. Jika nilai Cronbach Alpha ≤ 0,60 maka item variabel tersebut dinyatakan tidak reliabel.

J. Uji Asumsi Klasik

Model regresi linear berganda yang baik adalah model yang memenuhi uji asumsi klasik. Itulah sebabnya uji asumsi klasik sangat diperlukan sebelum menganalisis regresi linear berganda (Sarjono dan Julianita, 2013: 53).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi dalam sebuah penelitian. Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji normalitas menjadi penting karena merupakan salah satu syarat pengujian parametik test (Sarjono dan Julianita, 2011:53). Dalam uji normalitas penentu suatu data berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat dari sig. Uji Kolomogorov-smirnov (Uji K-S) adalah salah satu alat uji normalitas.

Persyaratan data dikatakan terdistribusi normal menurut Uji K-S adalah jika angka sig. > 0,05 dan ini menunjukkan data residualnya berdistribusi normal, jika angka Sig. ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

(47)

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan di antara variabel memiliki masalah multikorelasi (gejala multikolinearitas) atau tidak (Sarjono dan Julianita, 2011:70). Dalam model regresi ada prasyarat yang harus terpenuhi yaitu tidak adanya multikolinearitas. Jika ada korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel-variabel terhadap variabel-variabel terikat menjadi terganggu. Salah satu cara untuk melihat gejala multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance value atau Variance-Inflating Factor (VIF) dari hasil analisis regresi dengan kriteria jika

tolerance value > 0,1 dan VIF < 10, maka disimpulkan tidak terjadi

gejala multikolinieritas dan jika tolerance value ≤ 0,1 dan VIF > 10, maka dapat disimpulkan terjadi multikolinearitas antar variabel. 3. Uji Linearitas

Uji linearitas adalah susatu produser yang digunakan untuk mengetahui status linier tidaknya suatu distribusi data penelitian. Hasil yang diperoleh melalui uji linieritas akan menentukan teknik-teknik analisis yang akan digunakan bisa digunakan atau tidak. Apabila dari hasil uji linearitas yang didapatkan kesimpulannya bahwa distribusi data penelitian dikategorikan linier maka data penelitian dapat digunakan dengan metode-metode yang ditentukan (misalkan Analisa Regresi Linier Berganda). Demikian juga sebaliknya apabila ternyata tidak linier maka distribusi data harus dianalisis dengan metode lainnya. Jika nilai deviation from linearity sig >0,05 (Df), maka ada

(48)

hubungan yang linear secara signifikan antara faktor sikap dan kontekstual dengan minat berwirausaha. Jika nilai deviation from linearity sig < 0,05 (Df), maka tidak ada hubungan yang linear secara

signifikan antara faktor sikap dan kontekstual dengan minat berwirausaha. Dan membandingkan nilai f hitung dengan f tabel, jika nilai f hitung > f tabel, maka tidak ada hubungan yang linear secara signifikan antara minat berwirausaha dengan faktor sikap dan kontekstual.

4. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2013: 105) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Suatu model regresi dikatakan baik apabila terjadi homoskedstisitas atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan scatterplot untuk mengetahui terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas.

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada model regresi yang akan diuji, yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y

(49)

sesungguhnya) yang telah di – studentized (Ghozali,2011:134). Dasar analisis dalam pengujian ini adalah :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pengujian menggunakan grafik plots memiliki kelemahan yaitu pengamatan pada sampel kecil yang mempengaruhi hasil ploting, untuk itu diperlukan uji statistik agar mendapatkan hasil yang lebih detail dan dapat menjamin keakuratan hasil. Terdapat beberapa uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedesitas. Salah satunya yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji glejser.Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2016:137) uji glejser dilakukan dengan cara meregresikan variabel independen terhadap nilai absolut residual

K. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah memperkirakan atau menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu (beberapa) kejadian terhadap suatu (beberapa) kejadian lainnya, serta memperkirakan atau meramalkan kejadian lain (Hasan, 2006: 35).

(50)

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis Regresi Linier Berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2 (Sugiyono 2017:275). Adapun persamaan Regresi Linier Berganda adalah sebagai berikut :

𝑌 = α + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + e

Keterangan :

Y = Variabel Minat Berwirausaha

α = Konstanta

b1,b2 = Koefisien regresi variabel independen

X1 = Variabel Sikap

X2 = Variabel Kontekstual

e = error term

2. Uji F (Simultan)

Menurut Ghozali (2012:98) Uji statistik F padasarnya menunjukkan apakah semua variabel independent atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau variabel terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

(51)

a. Jika nilai F lebih besar dari 4 maka H0 ditolak pada derajat kepercayaan 5% dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan semua variabel independent secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F menurut tabel. Bila nilai Fhitung lebih besar dari pada Ftabel, maka H0 ditolak dan HA diterima. 3. Uji Hipotesis (Uji t)

Uji t biasanya dikenal dengan uji signifikansi terhadap masing-masing koefisien regresi yang diperlukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat (Y), yang dilihat dari interprestasi hasil dikolom sig. Pengujian ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

a. Hipotesis 1

1) Menentukan formulasi hipotesis

H0 : Sikap tidak berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha

HA : Sikap berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha 2) Menentukan tingkat signifikansi (

α

)

Tingkat signifikansi menggunakan 5% 3) Dasar pengambilan keputusan

Jika nilai probabilitas (Sig) ≤ nilai α maka HA diterima dan H0 ditolak, artinya sikap berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

(52)

Jika nilai probabilitas (Sig) > α maka H0 diterima dan HA ditolak, artinya sikap tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. 4) Menarik kesimpulan

a) Jika H0 diterima dan HA ditolak maka sikap tidak berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha

b) Jika H0 ditolak dan HA diterima maka sikap berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.

b. Hipotesis 2

1) Menentukan formulasi hipotesis

H0 : Kontekstual tidak berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha

HA : Kontekstual berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha

2) Menentukan tingkat signifikansi (

α

) Tingkat signifikansi menggunakan 5% 3) Dasar pengambilan keputusan

a) Jika nilai probabilitas (Sig) ≤ α maka HA diterima dan HO ditolak, artinya kontekstual berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

b) Jika nilai probablitas (Sig)> α maka H0 diterima dan HA ditolak, artinya kontekstual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

(53)

a) Jika H0 diterima dan HA ditolak maka kontekstual tidak berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.

b) Jika H0 ditolak dan HA diterima maka kontekstual berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha

c. Hipotesis 3

a) Menentukan formulasi hipotesis

H0 : Sikap dan Kontekstual secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.

HA : Sikap dan Kontekstual secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.

b) Menentukan tingkat signifikansi (α) Tingkat signifikansi menggunakan 5%. c) Dasar pengambilan keputusan

A. Jika nilai probabilitas (Sig) ≤ α maka HA diterima dan H0 ditolak, artinya faktor sikap dan kontekstual berpengaruh signifikan terhadap variable dependen.

B. Jika nilai probablitas (Sig) > α maka H0 diterima dan HA ditolak, artinya faktor sikap dan kontekstual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

d) Menarik Kesimpulan

a) Jika H0 diterima dan HA ditolak maka sikap dan kontekstual tidak berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.

(54)

b) Jika H0 ditolak dan HA diterima maka sikap dan kontekstual berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.

4. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi perubahan variabel terikat (Kuncoro, 2007:84). Dalam penelitian ini koefisien determinasi yang digunakan untuk mengukur seberapa besar variasi perubahan minat berwirausaha yang disebabkan oleh faktor sikap (X1) dan faktor kontekstual (X2) secara bersama-sama adalah Adjusted R squared.

(55)

42 BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan singkatan DIY adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan pulau Jawa. provinsi DIY berdiri sejak tahun 1755 berdasarkan perjanjian Gianti yang membagi Mataram menjadi 2 kerajaan yaitu Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarto Hadiningrat. Sejak dikeluarkannya UU No 3 Tahun 1950 Daerah Istimewa Yogyakarta resmi dikukuhkan menjadi bagian dari Negara Indonesia.

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri atas 4 kabupaten dan 1 kotamadya dengan Ibu kotanya adalah Yogyakarta. Propinsi ini memiliki total luas wilayah ± 318,580.00 km2 atau kurang dari 0,5% luas daratan Indonesia. Dimana Kotamadya Yogyakarta dengan luas 32,5 km2, Kabupaten Bantul dengan luas 506,85 km2 ,Kabupaten Gunungkidul dengan luas 1.485,36 km2 dan Kabupaten Kulonprogo dengan luas 586,27 km2. Letak astronomi Daerah Istimewa Yogyakarta pada 7o15- 8o15 LS dan garis 110o5-110o4 BT, dengan batas wilayah sebagai berikut: sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, lalu sebelah barat laut berbatasan dengan Kabupaten Magelang, selanjutnya sebelah timur laut berbatasan Kabupaten Klaten, sebelah timur berbatasan dengan

(56)

Kabupaten Wonogiri, dan sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. Selain dikenal sebagai kota budaya dan kota relajar, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu propinsi yang memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi, baik flora maupun fauna. Hal ini dapat dilihat dari luasnya daerah dengan berbagai ekosistem yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Mulai dari ekosistem vulkanis, sungai, lembah, pegunungan, karst, hutan tropis, estuari, pantai hingga ekosistem gumuk pasir menurut Qurniawan (dalam HerpetofaunaSahabatkita 2010).

B. Perekonomian Yogyakarta

Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang diukur dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2020 mencapai Rp 34,70 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 25,42 triliun. Perekonomian DIY triwulan I-2020 terhadap triwulan I-2019 mengalami kontraksi sebesar 0,17% (y-on-y) berlawanan arah dibanding pertumbuhan periode yang sama di 2019 sebesar 7,51%. Bila dibanding triwulan IV-2019 perekonomian DIY mengalami kontraksi sebesar 5,48% (q-to-q).

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan (y-on-y) tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Informasi dan Telekomunikasi, diikuti Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, dan Pengadaan Listrik dan Gas. Sementara yang mendorong terjadinya kontraksi perekonomian terutama karena kategori Konstruksi tumbuh -9,75%, Pertanian sebesar -8,92%, dan Jasa Perusahaan sebesar -7,48%. Dari sisi Pengeluaran, kontraksi yang dalam terjadi pada

(57)

komponen pengeluaran konsumsi lembaga swasta nonprofit dan pembentukan modal tetap bruto masing-masing sebesar 8,80% dan 7,23%. Di samping juga dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan di komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga.

Andil (modal) terbesar pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan I 2020 (y-on-y) adalah lapangan usaha Informasi dan Komunikasi, diikuti oleh Jasa pendidikan, dan Real Estate. Sementara itu, andil kontraksi pertumbuhan tertinggi adalah kategori Konstruksi sebesar -0,98%, Pertanian sebesar -0,91%, dan Industri Pengolahan sebesar -0,19%. Dari sisi pengeluaran, pembentukan modal tetap bruto memberikan andil terbesar terjadinya kontraksi pertumbuhan (y-on-y), meskipun komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih memberikan andil sebesar 1,45% (BPS, 2020).

C. Jumlah Wirausaha di Yogyakarta

Berikut data yang didapat oleh peneliti, data yang diperoleh dari Dinas koperasi, usaha kecil, dan menengah sebagai berikut :

Tabel IV.1 Jumlah Wirausaha di Yogyakarta

No Sektor Usaha 2016 2017 2018 2019

Jumlah Usaha Per Sektor Ekonomi 1 Aneka Usaha 28.716 29.917 31.069 31.374 2 Perdagangan 36.547 38.009 40.436 40.834 3 Industri Pertanian 33.937 35.294 36.653 37.012 4 Industri non Pertanian 31.326 32.579 33.833 34.165 Usaha Kecil 1 Aneka Usaha 13.124 13649 14.175 14.314

(58)

Tabel IV.1 Jumlah Wirausaha di Yogyakarta (Sambungan) No Sektor Usaha 2016 2017 2018 2019 2 Perdagangan 16.703 17.372 18.506 18.688 3 Industri Pertanian 15.510 16.131 16.752 16.916 4 Industri non Pertanian 14.317 14.890 15.463 15.615 Usaha Menengah 1 Aneka Usaha 7.927 8.244 8.561 8.645 2 Perdagangan 10.089 10.492 11.178 11.288 3 Industri Pertanian 9.368 9.743 10.118 10.218 4 Industri non Pertanian 8.647 8.993 9.339 9.430 Usaha Besar 1 Aneka Usaha 2.730 2.839 2.948 2.979 2 Perdagangan 3.474 3.613 3.850 3.887 3 Industri Pertanian 3.226 3.355 3.484 3.518 4 Industri non Pertanian 2.978 3.097 3.216 3.247

Sumber : Bappeda Yogyakarta (2020)

Berdasarkan tabel IV.1 jumlah usaha per sektor ekonomi selalu meningkat dan sektor perdagangan yang paling besar dengan 40.834 unit. Untuk sektor usaha kecil juga selalu meningkat dan sektor perdagangan yang paling besar dengan 18.688 unit. Untuk sektor usaha menengah juga meningkat dan sektor perdagangan yang paling besar dengan 11.288 unit. Untuk sektor usaha besar juga selalu meningkat dan sektor perdagangan yang paling besar dengan 3.887 unit. Dapat disimpulkan bahwa setiap tahun mengalami peningkatan dan jumlah wirausaha yang paling banyak adalah sektor perdagangan.

Gambar

Gambar I .1  Alasan yang Memotivasi Anak Muda Menjadi Wirausaha............... 4  Gambar II.1 Kerangka Konseptual ………………………………………… ….20  Gambar V.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas …………….………………………..58
Gambar I .1  Alasan yang Memotivasi Anak Muda Menjadi Wirausaha
Tabel II.1 Hasil Penelitian Terdahulu  (Sambungan)
Gambar II.1Kerangka Konseptual H1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Class objectoutputstream adalah kelas yang digunakan untuk mengirimkan objek menjadi stream yang kemudian dapat dikirimkan ke file atau ke socket (jaringan)..

Steers (1988) mengatakan, komitmen organisasi menjelaskan kekuatan relatif dari sebuah identifikasi individu dengan keterlibatan dalam sebuah organisasi. Komitmen menghadirkan

Berton et al (2009) juga mengemukan jika persepsi terhadap barang mewah menjadi faktor penentu niat beli dari konsumen, dimana dibagi menjadi dua yaitu: persepsi

Melalui pertunjukan muhibah kesenian yang sering dilakukan oleh pemerintah Su- matera Barat ke Malaysia tepatnya Negeri Sembilan, dampak pertunjukan Tari Piring telah

Satu hal penting yang bisa saya pelajari dari perbuatan-perbuatan Yesus pada hari Sabat, adalah bahwa dalam mewartakan kasih Allah kita tidak boleh terbatasi

eksposisi yang ditandai dengan mampunya siswa dalam menulis eksposisi sesuai dengan ciri eksposisi yakni terdapat paragraf yang berisi tesis, argumentasi dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) LKPD yang dikembangkan berkategori sangat baik jika ditinjau dari kualitas materi, kualitas penyajian, kualitas kebahasaan dan kualitas

Mouse adalah salah satu peranti interaktif yang paling banyak digunakan pada sebagian besar pemakaiannya, mouse digunakan untuk menempatkan kursor pada posisi tertentu