1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan nonbank yang mempunyai peranan yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa yang diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi risiko yang akan terjadi di masa yang akan datang. Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karakteristik dengan perusahaan nonasuransi seperti kegiatan underwriting-akutaria, klaim, dan reasuransi-retrosesi.
Penjaminan (underwriting) adalah proses penaksiran/penilaian dan penggolongan derajat risiko yang terkait pada calon tertanggung, serta pembuatan keputusan untuk menerima atau menolak risiko tersebut. Aktuaria (actuarial) adalah fungsi pada suatu perusahaan asuransi yang menerapkan prinsip-prinsip matematika pada asuransi, termasuk mengkalkulasi/ memperhitungkan daftar harga premi serta memastikan kesehatan perusahaan dari segi keuangan. Klaim adalah beban yang menjadi kewajiban perusahaan asuransi terhadap pemegang polis sehubungan dengan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan konsumen (pemegang polis) akibat terjadi peristiwa yang di asuransikan atau yang jatuh tempo. Reasuransi adalah pihak yang menerima pertanggungan ulang dari suatu penutupan asuransi. Retrosesi adalah pelimpahan risiko dari perusahaan reasuransi kepada perusahaan reasuransi lain.
Perusahaan asuransi di wilayah Bandung berjumlah 77 perusahaan yang terdiri dari 21 perusahaan asuransi jiwa, 8 perusahaan asuransi kerugian, 2 perusahaan asuransi kesehatan dan 46 perusahaan asuransi umum.
Perusahaan asuransi jiwa merupakan perusahaan yang memiliki program asuransi dengan memberikan proteksi terhadap risiko pada jiwa seseorang
2 yang menjadi tertanggung. Adapun perusahaan asuransi jiwa di wilayah Bandung antara lain antara lain Adisarana Wanaartha, AIA Financial, Allianz Utama Indonesia, Central Asia Raya (CAR), Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera, Bringin Jiwa Sejahtera, Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya, Asuransi Jiwa Manulife, Asuransi Jiwa Recapital, Asuransi Jiwa Sequis Life, Asuransi Jiwasraya, Avrist Assurance, Bakrie Asuransi Jiwa, BNI Life Insurance, Commonwealth Life, Equity Life Indonesia, Great Eastern Life Indonesia, Indolife Pensiontama, Jasa Raharja, Panin Life, dan Prudential Life Assurance.
Perusahaan asuransi kerugian adalah perusahaan yang memberikan proteksi menghadapi risiko kerugian finansial dengan cara pengalihan risiko kepada pihak lain baik secara perorangan maupun secara kelompok. Adapun perusahaan asuransi kerugian di wilayah Bandung antara lain Adira Dinamika, Bina Dana Arta, Himalaya Pelindung, Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), Asuransi Purna Artanugraha, Asuransi Sinar Mas, Asuransi Mega, dan Staco Jasapratama.
Perusahaan asuransi kesehatan adalah perusahaan yang memberikan produk asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Adapun perusahaan asuransi kesehatan di wilayah Bandung antara lain Asuransi Kesehatan Indonesia dan Jamsostek.
Perusahaan asuransi umum adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Adapun perusahaan asuransi umum di wilayah Bandung antara lain Axa General Insurance, Asuransi Takaful Umum, Arthagraha General Insurance, Asuransi Asoka Mas, Asuransi Astra Buana, Asuransi Bintang, Asuransi Bosowa Periskop, Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur, Asuransi Central Asia
3 (ACA), Asuransi Indrapura, Asuransi Intra Asia, Asuransi Jasa Tania, Asuransi Mitra Maparya, Asuransi Puri Asih, Asuransi QBE Pool Indonesia, Asuransi Raksa Pratikara, Asuransi Ramayana, Asuransi Bangun Askrida, Berdikari Insurance, Asuransi Bhakti Bhayangkara, Asuransi Binagriya Upakara, Asuransi Buana Independent, Asuransi Bumiputeramuda 1967, Chartis Insurance Indonesia, China Taiping Insurance Indonesia, Asuransi Dayin Mitra, Asuransi Dharma Bangsa, Asuransi Insan Dharma Nusa, Asuransi Jaya Proteksi, Kurnia Insurance Indonesia, Lippo General Insurance, MAA General Assurance, Maskapai Asuransi Sonwelis, Asuransi Mega Pratama, Asuransi MSIG Indonesia, Asuransi Multi Artha Guna, Pan Pacific Insurance, Asuransi Parolamas, Asuransi Rama Satria Wibawa, Asuransi Reliance Indonesia, Asuransi Sarana Lindung Upaya, Asuransi Tokio Marine Indonesia, Asuransi Tri Pakarta, Asuransi Tugu Pratama Indonesia, Asuransi Wahana Tata, dan Zurich Insurance (Direktorat Asuransi, 2012).
1.2 Latar Belakang Penelitian
Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat saat ini menuntut ketersediaan informasi dengan cepat. Perkembangan kegiatan bisnis dan persaingan dalam era persaingan global yang berdasarkan pada ilmu pengetahuan (knowledge based) dan berfokus pada informasi (information focused) membawa banyak perubahan hampir disemua aspek kehidupan seperti teknologi industri, kegiatan perdagangan, dan pelayanan konsumen yang mendorong sebuah perusahaan terus meningkatkan kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan.
Dalam rangka membantu pencapaian tujuan perusahaan untuk menghasilkan dan memperoleh informasi yang berkualitas adalah dengan penggunaan sistem informasi berbasis komputer. Perusahaan menjadi semakin sadar bahwa informasi adalah sumber daya strategis yang sangat penting dan
4 sistem informasi berbasis komputer yang dapat mengolah sumber daya tersebut.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) membantu dalam pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi suatu organisasi. SIA sangat terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan aplikasinya dilakukan dengan komputer. Pemanfaatan sistem informasi berbasis komputer sebagai salah satu bentuk teknologi informasi telah mengubah pengolahan data akuntansi dari manual menjadi otomatis.
Cakupan SIA mencakup semua lini departemen sehingga keberadaannya dapat menimbulkan dampak terhadap kinerja tiap-tiap departemen. Keberadaan SIA dapat membantu pekerja memahami batasan tanggung jawab dan tugas yang diberikan kepadanya. Bagi pekerja, semakin jelas batasan tanggung jawab dan tugas yang diberikan kepadanya akan merangsang individu-individu untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin dan melakukan inovasi agar mendapatkan penilaian kinerja yang baik dari manajemen puncak. Tanggung jawab manajemen puncak mengevaluasi kinerja dari pekerja tiap-tiap lini departemen sehingga dapat diketahui bagian mana yang terdapat kelemahan-kelemahan untuk selanjutnya diperbaiki serta kelalaian maupun kesalahan pekerja dalam melakukan tugasnya.
Penerapan SIA pada masing-masing departemen tidak hanya digunakan untuk pengendalian dan petunjuk pelaksanaan tugas. Penerapan suatu sistem dalam perusahaan dihadapkan kepada dua hal, apakah perusahaan mendapatkan keberhasilan penerapan sistem atau kegagalan sistem (Komara, 2005). SIA yang diterapkan dengan baik akan membantu meningkatkan kinerja organisasi dan kualitas kerja pelaku yang terlibat didalamnya. Kebutuhan manajemen terhadap kinerja SIA, secara teoritis didukung dengan penelitian empiris untuk menyampaikan faktor-faktor yang mempengaruhi
5 kinerja SIA. Sebagai pengukurannya didasarkan pada kepuasan pengguna (user satisfaction) dan penggunaan sistem (system use). Montazemy (1988) dalam Komara (2005) menyatakan bahwa penggunaan sistem (system use) dan kepuasan pengguna informasi (user information satisfaction) dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan sistem.
Kepuasan pengguna sistem informasi menunjukkan seberapa jauh pemakai puas dan percaya sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka (Komara, 2005). Penggunaan sistem informasi menurut Alimilia & Briliantien (2007) menyatakan bahwa pada saat perusahaan menggunakan sistem informasi, apabila frekuensi penggunaannya sering maka sistem dikatakan baik.
Penggunaan sistem informasi berbasis komputer tidak selalu memberikan kemudahan dan keberhasilan dalam setiap penerapannya. Tidak sedikit perusahaan yang menggunakan sistem informasi gagal dalam penerapannya seperti pada perusahaan FoxMeyer, Levi Strauss & Company dan PT. PLN. Salah satu perusahaan yang gagal menerapkan enterprice resource planning (ERP) dan dinyatakan bangkrut di tahun 1996 adalah FoxMeyer yang disebabkan karena tidak ada koordinasi diantara manajemen, kurangnya tenaga terampil komputer, dan tidak terkontrolnya penerapan sistem informasi (Rahmanasari, 2012).
Kegagalan pada penerapan ERP juga terjadi pada perusahaan jeans terkenal di dunia dan penyedia jasa listrik di Indonesia di tahun 2008 yaitu Levi Strauss & Company dan PT. PLN. Kedua perusahaan tersebut gagal menerapkan sistem informasi disebabkan karena pengguna tidak menyetujui format laporan ataupun informasi yang keluar dari sistem, sistem sulit untuk digunakan, dan kurangnya pelatihan dan sosialisasi terhadap sistem. Selain itu, investasi perusahaan terhadap sistem informasi menjadi terbuang percuma
6 karena terlalu fokus pada kebutuhan individu atau departemen bukan kebutuhan perusahaan (Bisnis.com, 23 Desember 2011).
Berdasarkan kejadian tersebut kebutuhan dari pengguna tidak terpenuhi mengakibatkan ketidakpuasan pengguna sistem informasi dan menurunkan tingkat penggunaan sistem yang menjadikan kinerja sistem informasi menjadi buruk. Seharusnya ada faktor yang berpengaruh agar kinerja sistem informasi menjadi baik seperti keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem, keahlian pengguna, kebutuhan organisasi, dukungan manajemen, sosialisasi penerapan sistem, pemilihan konsultan ahli, dan pelatihan bagi pengguna. Baik buruknya kinerja dari sebuah Sistem Informasi Akuntansi dapat dilihat melalui kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi dan pemakaian dari sistem informasi akuntansi itu sendiri. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Almilia & Briliantien (2007) dan Lestari (2010) yang mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi, antara lain: keterlibatan pengguna dalam pengembangan SI, kapabilitas personal SI, ukuran organisasi, dukungan top manajemen, formalisasi pengembangan SI, program pelatihan dan pendidikan bagi pengguna, keberadaan dewan pengarah SI dan lokasi departemen SI. Keterlibatan pengguna dalam pengembangan SI merupakan partisipasi dalam proses pengembangan sistem oleh anggota organisasi atau anggota dari kelompok pengguna target. Kapabilitas personal SI merupakan kemampuan personal yang dibedakan menjadi kemampuan spesialis dan kemampuan generalis. Ukuran organisasi merupakan integrasi unit-unit profesional yang berbeda, tingkat formalisasi sistem, dan ketersediaan sumber daya. Dukungan top manajemen merupakan cara top manajemen terhadap perencanaan dan pengembangan sistem informasi yang meliputi pemahaman top manajemen terhadap sistem dan tingkat, minat, dukungan, serta pengetahuan mengenai sistem informasi. Formalisasi pengembangan SI adalah aturan-aturan dan
7 prosedur-prosedur yang didesain untuk mengatasi kontinjensi yang dihadapi oleh organisasi. Program pendidikan dan pelatihan merupakan sebuah usaha secara formal bertujuan untuk transfer pengetahuan SI yang meliputi konsep-konsep SI, kemampuan teknis, kemampuan organisasi, dan pengetahuan mengenai produk-produk SI spesifik. Dewan pengarah SI adalah dewan atau komite pengarah top manajemen yang bertugas memberikan pedoman atau arahan kepada top manajemen dalam pengembangan sistem informasi. Lokasi departemen SI merupakan lokasi unit sistem informasi yang ada di dalam perusahaan (Komara, 2005).
Choe (1996) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yaitu keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan SI, kapabilitas personal SI, ukuran organisasi, dan program pelatihan dan pendidikan bagi pengguna SI. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah terdapat hubungan signifikan antara keterlibatan pengguna dengan kepuasan pengguna SI dan penggunaan SI, kapabilitas personal SI dengan penggunaan SI, dan ukuran organisasi dengan kepuasan pengguna SI.
Soegiharto (2001) melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA. Hasilnya menyatakan bahwa satu-satunya hubungan yang positif signifikan adalah antara keterlibatan pengguna dengan penggunaan sistem. Selain itu didapatkan hubungan signifikan negatif antara ukuran organisasi dengan kinerja SIA, dan hubungan signifikan negatif antara formalisasi pengembangan SI dengan penggunaan sistem. Pengujian perbedaan tingkat kinerja SIA antara perusahaan yang memiliki dengan yang tidak komite pengendali SI hubungan terbalik dimana kinerja SIA lebih tinggi dalam organisasi yang tidak mempunyai komite pengendali SI dibandingkan dengan organisasi yang mempunyai komite pengendali SI. Hasil tersebut kemungkinan disebabkan adanya perbedaan persepsi peran dari anggota
8 organisasi terhadap komite pengendali SI sehingga fungsi dan peran komite pengendali tidak menunjukkan keunggulannya.
Jen (2002) melakukan penelitian yang menguji kembali penelitian Soegiharto (2001) tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja SIA. Hasil pengujian kinerja SIA, yang di ukur dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakai sistem memiliki hubungan positif dengan pemakai yang dilibatkan dalam proses pengembangan sistem, kapabilitas personal SI, dukungan manajemen puncak, dan ukuran organisasi. Sedangkan formalisasi pengembangan SI berhubungan negatif dengan pemakaian sistem
.
Menurut Komara (2005) berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem, ukuran organisasi, dukungan top manajemen dan formaliasasi pengembangan SI berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna SI. Selain itu keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem, kapabilitas teknik personal SI, dan dukungan top manajemen berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan SI.
Almilia & Briliantien (2007) melakukan penelitian untuk faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA dengan menggunakan delapan faktor. Hasilnya menunjukkan bahwa keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan SI, kemampuan teknik personal SI, ukuran organisasi, formalisasi pengembangan SI, dan lokasi departemen SI tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja SIA.
Lestari (2010) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA dengan hasil menunjukkan bahwa faktor keterlibatan pengguna dalam pengembangan SI, kapabilitas teknik personal SI, dukungan top manajemen, formalisasi pengembangan SI, program pelatihan dan pendidikan pengguna, dan keberadaan dewan pengarah SI berpengaruh terhadap kinerja SIA.
9 Septriani (2010) berdasarkan penelitiannya yang bertujuan mengetahui faktor-faktor kinerja sistem yang dapat mempengaruhi kepuasan pengguna SI. Hasilnya menunjukkan bahwa kapabilitas teknik personal SI, dukungan top manajmen dan keberadaan dewan pengarah SI yang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem. Sedangkan faktor keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan sistem, ukuran organisasi, formalisasi pengembangan SI, program pelatihan dan pendidikan bagi pengguna dan lokasi dari departemen SI diketahui tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem.
Sekarang ini khususnya di kota Bandung, perusahaan asuransi berkembang pesat selaras dengan perkembangan industri atau perusahaan-perusahaan lainnya. Kehadiran perusahaan asuransi merupakan hal yang rasional dan tidak dapat dihindarkan pada situasi dimana sebagian perusahaan, pengusaha, atau masyarakat memiliki kecenderungan untuk menghindari atau mengalihkan risiko baik terhadap diri atau jiwa maupun kerugian oleh perusahaan. Aktivitas operasional asuransi selalu memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang ingin mencari informasi mengenai perasuransian. Akan tetapi, kecenderungan masyarakat sekarang ini ingin lebih cepat dalam hal penerimaan dan penyampaian informasi. Memberikan informasi yang cepat dan benar merupakan salah satu bentuk pelayanan yang baik kepada masyarakat, untuk itu perusahaan asuransi harus mampu meningkatkan pelayanan dengan menerapkan sebuah sistem informasi yang baik. Tidak hanya untuk pelayanan, penerapan sistem informasi pada perusahaan asuransi juga harus memperhatikan kebutuhan perusahaan dan yang paling penting pengguna sistem informasi. Pengguna sistem informasi menentukan keberhasilan dan kinerja dari sebuah sistem yang digunakan serta kepuasan pengguna untuk menggunakan sistem tersebut.
10 Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin menganalisis dan membuktikan secara empiris kinerja sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di wilayah Bandung dan beberapa variabel pengukur. Maka penulis mengambil judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Asuransi Di Wilayah Bandung”.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh keterlibatan pengguna dalam pengembangan SI, kapabilitas personal SI, ukuran organisasi, dukungan top manajemen, dan formalisasi pengembangan SI secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung?
2. Bagaimana pengaruh keterlibatan pengguna dalam pengembangan SI, kapabilitas personal SI, ukuran organisasi, dukungan top manajemen, dan formalisasi pengembangan SI secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung?
3. Bagaimana pengaruh keterlibatan pengguna dalam pengembangan SI secara individual (parsial) berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung? 4. Bagaimana pengaruh kapabilitas personal SI secara individual (parsial)
berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung?
5. Bagaimana pengaruh ukuran organisasi secara individual (parsial) berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung?
11 6. Bagaimana pengaruh dukungan top manajemen secara individual (parsial) berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung?
7. Bagaimana pengaruh formalisasi pengembangan SI secara individual (parsial) berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung?
8. Bagaimana pengaruh keterlibatan pengguna dalam pengembangan SI secara individual (parsial) berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung? 9. Bagaimana pengaruh kapabilitas personal SI secara individual (parsial)
berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung?
10. Bagaimana pengaruh ukuran organisasi secara individual (parsial) berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung?
11. Bagaimana pengaruh dukungan top manajemen secara individual (parsial) berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung?
12. Bagaimana pengaruh formalisasi pengembangan SI secara individual (parsial) berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung?
13. Apakah kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi lebih tinggi di dalam perusahaan asuransi di wilayah Bandung yang memiliki program pelatihan dan pendidikan bagi pengguna dibandingkan dengan perusahaan asuransi yang tidak memiliki program pelatihan dan pendidikan bagi pengguna?
14. Apakah kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi lebih tinggi di dalam perusahaan asuransi di wilayah Bandung yang memiliki dewan
12 pengarah SI dibandingkan dengan perusahaan asuransi yang tidak memiliki dewan pengarah SI?
15. Apakah kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi lebih tinggi di dalam perusahaan asuransi di wilayah Bandung yang lokasi departemen SI-nya terpisah dan berdiri sendiri dibandingkan dengan perusahaan asuransi yang lokasi departemen SI-nya berada di dalam departemen lain?
16. Apakah penggunaan sistem informasi akuntansi lebih tinggi di dalam perusahaan asuransi di wilayah Bandung yang memiliki program pelatihan dan pendidikan bagi pengguna dibandingkan dengan perusahaan asuransi yang tidak memiliki program pelatihan dan pendidikan bagi pengguna?
17. Apakah penggunaan sistem informasi akuntansi lebih tinggi di dalam perusahaan asuransi di wilayah Bandung yang memiliki dewan pengarah SI dibandingkan dengan perusahaan asuransi yang tidak memiliki dewan pengarah SI?
18. Apakah penggunaan sistem informasi akuntansi lebih tinggi di dalam perusahaan asuransi di wilayah Bandung yang lokasi departemen SI-nya terpisah dan berdiri sendiri dibandingkan dengan perusahaan asuransi yang lokasi departemen SI-nya berada di dalam departemen lain?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis, menguji, dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh keterlibatan pengguna dalam pengembangan SI, kapabilitas personal SI, ukuran organisasi, dukungan top manajemen, dan formalisasi pengembangan SI secara bersama-sama (simultan) terhadap kepuasan
13 pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung.
2. Untuk menganalisis, menguji, dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh keterlibatan pengguna dalam pengembangan SI, kapabilitas personal SI, ukuran organisasi, dukungan top manajemen, dan formalisasi pengembangan SI secara bersama-sama (simultan) terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung.
3. Untuk menganalisis, menguji, dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh keterlibatan pengguna dalam pengembangan SI secara individual (parsial) terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung.
4. Untuk menganalisis, menguji, dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kapabilitas personal SI secara individual (parsial) terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung.
5. Untuk menganalisis, menguji, dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran organisasi secara individual (parsial) terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung.
6. Untuk menganalisis, menguji, dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dukungan top manajemen secara individual (parsial) terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung.
7. Untuk menganalisis, menguji, dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh formalisasi pengembangan SI secara individual (parsial) terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung.
14 8. Untuk menganalisis, menguji, dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh keterlibatan pengguna dalam pengembangan SI secara individual (parsial) terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung.
9. Untuk menganalisis, menguji, dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kapabilitas personal SI secara individual (parsial) terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung.
10. Untuk menganalisis, menguji, dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran organisasi secara individual (parsial) terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung.
11. Untuk menganalisis, menguji, dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dukungan top manajemen secara individual (parsial) terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung.
12. Untuk menganalisis, menguji, dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh formalisasi pengembangan SI secara individual (parsial) terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di Bandung.
13. Untuk menganalisis dan menguji perbedaan tingkat kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di wilayah Bandung dimana terdapat program pelatihan dan pendidikan bagi pengguna dibandingkan dengan yang tidak.
14. Untuk menganalisis dan menguji perbedaan tingkat kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di wilayah Bandung dimana terdapat dewan pengarah SI dibandingkan dengan yang tidak.
15 15. Untuk menganalisis dan menguji perbedaan tingkat kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di wilayah Bandung dimana lokasi departemen SI terpisah atau berdiri sendiri dibandingkan dengan berada pada departemen lain.
16. Untuk menganalisis dan menguji perbedaan tingkat penggunaan sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di wilayah Bandung dimana terdapat program pelatihan dan pendidikan bagi pengguna dibandingkan dengan yang tidak.
17. Untuk menganalisis dan menguji perbedaan tingkat penggunaan sistem informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di wilayah Bandung dimana terdapat dewan pengarah SI dibandingkan dengan yang tidak. 18. Untuk menganalisis dan menguji perbedaan tingkat penggunaan sistem
informasi akuntansi pada perusahaan asuransi di wilayah Bandung dimana lokasi departemen SI terpisah atau berdiri sendiri dibandingkan dengan berada pada departemen lain.
1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis
1) Bagi akademisi, penelitian dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam bidang sistem informasi akuntansi.
2) Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan wawasan dan dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya yang sejenis, khususnya yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi.
16 1.5.2 Aspek Praktis
Bagi manajemen
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi kinerja sistem informasi akuntansi berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahulan berisi gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Bab tinjauan pustaka dan lingkup penelitian berisi rangkuman teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN
Bab metode penelitian berisi tentang jenis penelitian, variabel operasional penelitian, tahapan penelitian, penentuan populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang karakteristik responden penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.
17 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab kesimpulan dan saran berisi tentang penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil penelitian dan implikasi kesimpulan yang berhubungan dengan masalah serta alternatif terhadap pemecahan masalah.