• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KOMPETENSI MENENTUKAN NILAI TEMPAT SUATU BILANGAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KOMPETENSI MENENTUKAN NILAI TEMPAT SUATU BILANGAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KOMPETENSI MENENTUKAN NILAI TEMPAT SUATU BILANGAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN ALGA PRANA BATAS

Annisa 1 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK)

Vol. 5, No. 3, September - Desember 2020

ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak )

PENINGKATAN KOMPETENSI MENENTUKAN NILAI TEMPAT

SUATU BILANGAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING

DENGAN ALGA PRANA BATAS

Annisa

SDN 11 Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan sdn11_llg@yahoo.co.id

*Diterima September 2020, disetujui Oktober 2020, dipublikasikan November 2020

Abstract

The teacher applies a varied learning model with the hope that students can understand the material well. However, this variation of the model is not sufficient to increase student motivation. The learning outcomes of grade 1 students on Theme 7 Sub-chapter 1 KD 3.2 and 4.2 are known to be low even though the teacher uses two learning models: lectures and group discussions. The purpose of this study is to see the learning outcomes of students who are given learning with the application of the Cooperative Learning model with Alga Prana Batas media, on the value of place numbers. The method used is a classroom action research method. The PTK model research used was the Kemmis and Mc. Taggart which is a development of the basic concept introduced by Kurt Lewin. Based on the results of research in cycles I and II, student completeness increased from 53.57% in cycle I to 85.89% in cycle II. The increase also occurred in the attitude aspect, namely student activity from 53% in cycle I to 86% in cycle II. The novelty of this research is the use of the peer tutoring concept during group activities using boundary algae prana. The benefit of this research for science is the finding of the most appropriate teaching method in learning the place value of a number. Meanwhile, for educators, this research can be used for the development of learning to improve student competence..

(2)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

2 PENINGKATAN KOMPETENSI MENENTUKAN NILAI TEMPAT SUATU BILANGAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN ALGA PRANA BATAS Annisa

Abstrak

Model pembelajaran yang variatif diterapkan oleh guru dengan harapan siswa dapat memahami materi dengan baik. Namun variasi model tersebut ternyata tidak cukup untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil belajar siswa kelas 1 pada Tema 7 Subbab 1 KD 3.2 dan 4.2 diketahui masih rendah meskipun guru menggunakan dua model pembelajaran: ceramah dan diskusi kelompok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hasil belajar siswa yang diberikan pembelajaran dengan penerapan model Coopratif Learning dengan media Alga Prana Batas, pada materi nilai tempat bilangan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. Penelitian model PTK yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart yang merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II ketuntasan siswa meningkat dari 53,57% pada siklus I menjadi 85,89% pada siklus II. Peningkatan juga terjadi pada aspek sikap yakni keaktifan siswa dari 53% pada siklus I menjadi 86% pada siklus II. Kebaruan pada penelitian ini adalah digunakannya juga konsep tutor sebaya saat kegiatan berkelompok menggunakan media Alga Prana Batas. Manfaat penelitian ini bagi ilmu pengetahuan adalah temuan metode pengajaran yang paling tepat diterapkan dalam pembelajaran nilai tempat suatu bilangan. Sementara bagi pendidik, penelitian ini dapat digunakan dalam pengembangan pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi siswa.

© 2020 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter Kata Kunci: Alga Prana Batas; Cooperative Learning; Media Pembelajaran Matematika.

PENDAHULUAN

Selama ini proses pembelajaran matematika berlangsung secara konvensional, peneliti sebagai guru kelas 1 menjelaskan materi di depan kelas, anak mendengarkan, guru menggunakan alat peraga, namun kurang efisien untuk digunakan oleh seluruh siswa di kelas Peneliti juga melakukan kegiatan belajar kelompok dalam kelas dengan harapan siswa dapat berdiskusi dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Tapi ternyata kenyataannya tidak demikian dalam kelompok-kelompok tersebut hanya sebagian kecil saja yang aktif dan sebagian besar tampak pasif dan kurang bersemangat dalam kegiatan pembelajaran.

Hasil belajar siswa pada Tema 7 (Benda, hewan dan tanaman di sekitarku), Sub tema 1 (benda hidup dan tak hidup di sekitarku). Kompetensi Dasar (KD) 3.2 Menjelaskan bilangan sampai 2 angka dan nilai tempat penyusunan lambang bilangan menggunakan kumpulan benda konkret serta cara membacanya. Juga pada Kompetensi Dasar 4.2 Menuliskan lambang bilangan sampai 2 angka yang menyatakan banyak anggota suatu kumpulan objek dengan ide nilai tempat, di SDN 11 Lubuklinggau tahun ajaran 2017-2018 semester 2 tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dengan rata-rata hasil evaluasi siswa 68,20. Daya serap yang diharapkan tuntas 85% siswa mendapatkan nilai ≥ 65 (KKM), dari 28 siswa, hanya 18 siswa(64,28%) yang memenuhi standar KKM.

Penelitian mengenai pembelajaran cooperative learning menggunakan variasi media pada pembelajaran Matematika telah banyak dilakukan peneliti sebelumnya. Salah satunya adalah penelitian oleh Suprapti (2016) berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model

Kooperatif Tipe STAD dengan Media Powerpoint Ispring pada Materi Jajargenjang, Layang-Layang, dan Trapesium di Kelas VII SMP. Hasil yang didapat adalah bahwa penggunaan media yang relevan pada pembelajaran menunjukkan hasil kemampuan guru mengelola pembelajaran tergolong efektif, aktivitas siswa tergolong aktif, respons siswa terhadap pembelajaran memenuhi kriteria positif dan ketuntasan belajar memenuhi kriteria tuntas, dan tes hasil belajar memenuhi valid, reliable dan sensitive.

(3)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

PENINGKATAN KOMPETENSI MENENTUKAN NILAI TEMPAT SUATU BILANGAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN ALGA PRANA BATAS

Annisa 3 Penelitian oleh Arsyad (2016) berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan

Menggunakan Model Cooperative Learning dan Teknik Napier Pada Siswa Kelas IV B SD Muhammadiyah 2 Kota Sorong juga menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa. Indikasinya skor rata-rata belajar matematika siswa kelas IV B SD Muhammadiyah 2 Kota Sorong setelah diberi tindakan pada siklus I adalah 46,88 meninggal menjadi 85,00 pada siklus II.

Selain itu penelitian oleh Maryani, Rahayu, dan Wasitohadi (2019) yang berjudul Peningkatan

Hasil Belajar Matematika Melalui Model Group Investigation dengan Media Games Puzzle Pada Kelas V Sekolah Dasar menunjukkan bahwa penerapan model Group Investigation berbantuan media games

puzzle dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN Mangunsari 02 Salatiga semester II tahun pelajaran 2018/2019. Hal ini terbukti dari meningkatnya hasil belajar Matematika dan jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM dari setiap siklus. Sebelum tindakan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥60 ada 9 siswa atau 41%, diperbaiki pada siklus 1 meningkat menjadi 15 atau 68%, dan pada siklus 2 meningkat menjadi 21 siswa atau 95%.

Berdasarkan penelitian terdahulu, peneliti menggunakan model pembelajaran cooperative

learning dengan media Alga Prana Batas, yakni pembelajaran kelompok di mana siswa dituntut untuk aktif dalam menggeluti ide-ide, konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sehingga siswa benar-benar memahami ide, konsep, dan keterampilan tersebut. Mengingat pada kelas I terdiri dari sebagian kecil siswa aktif dan sebagian besar siswa yang pasif, peneliti cenderung menggunakan Alga Prana Batas (Alat Peraga Praktis Sederhana Berbahan dasar kertas). Media tersebut dibuat dengan menggunakan alat peraga praktis sederhana yang berbahan baku kertas, barang bekas atau apa saja yang mudah di dapat.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa yang diberikan pembelajaran dengan penerapan model cooperative learning dengan media Alga Prana Batas, pada materi nilai tempat bilangan. Bagi guru, hasil penelitian ini bermanfaat untuk sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan kreativitas dan kemampuan merancang kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning menggunakan Alga Prana Batas. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi khususnya dalam meningkatkan daya serap siswa pada pelajaran matematika. Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain untuk mengembangkan penelitian sejenis sehingga makin banyak variasi media untuk meningkatkan kemampuan matematika siswa.

Sebagai catatan, artikel ini disusun berdasarkan Laporan Penelitian Tindakan Kelas berjudul yang telah peneliti buat sebelumnya. Laporan tersebut berjudul Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas

1 SDN 11 Lubuklinggau pada Materi Nilai Tempat Suatu Bilangan Melalui Model Cooperative Learning Menggunakan Alga Prana Batas.

METODE PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan “Penelitian Tindakan Kelas” yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Adapun bentuk penelitian tindakan kelas yang digunakan di sini adalah bentuk PTK yang memandang guru sebagai peneliti. Penelitian model PTK yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart yang merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Desain Kemmis dan Mc. Taggart menggunakan model yang dikenal dengan sistem spiral refleksi yang terdiri atas empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflection). Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif, partisipasif, yaitu peneliti dengan melakukan kolaborasi kerja sama antara guru dengan peneliti. Penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa siklus yang akan dihentikan ketika hasil yang diharapkan sudah tercapai.

(4)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

4 PENINGKATAN KOMPETENSI MENENTUKAN NILAI TEMPAT SUATU BILANGAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN ALGA PRANA BATAS Annisa

2. Tempat dan Subjek Penelitian

Tempat untuk melaksanakan penelitian ini adalah SD NEGERI 11 Lubuklinggau. Subjek penelitian melibatkan sebanyak 28 orang siswa kelas 1 Semester Ganjil tahun pelajaran 2017/2018. 3. Instrumen dan Alat Penelitian

Pengumpulan data dalam PTK ini dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yang terdiri atas lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran kelompok, rubrik sikap dalam proses pembelajaran berlangsung, rubrik sikap dalam kerja kelompok, soal tes, lembar penilaian hasil belajar siswa, dan hasil belajar kelompok siswa.

4. Variabel Penelitian

a. Tindakan pembelajaran dilakukan dengan media Alga Prana Batas yang terdapat dan diaplikasikan menggunakan model cooperative learning.

b. Kompetensi siswa yang menjadi fokus penelitian adalah kemampuan siswa pada materi nilai tempat suatu bilangan..

c. Aktivitas siswa berupa pretest, kegiatan kelompok, post-test, dan evaluasi.

d. Teknik analisis data dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif melalui tahapan mengumpulkan data, menyeleksi data, mengklasifikasi data, menghitung persentase, dan menganalisis hasil.

e. Indikator keberhasilan belajar sekurang-kurangnya 75% siswa melakukan aktivitas pembelajaran, nilai rata-rata siswa ≥ 75. Selain itu secara klasikal proses belajar mengajar dikatakan berhasil bila siswa dikelas memperoleh nilai > 65 sebanyak 85%.

5. Langkah-langkah pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan berdasarkan pada kerangka berpikir yang ditunjukkan pada bagan berikut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pembelajaran pada penelitian ini dilaksanakan dalam dua kali siklus. Siklus dihentikan setelah dicapai hasil yang sesuai harapan (minimal 85% ketuntasan). Pada tiap siklus digunakan media pembelajaran Alga Prana Batas. Model yang digunakan untuk mengimplementasikan media tersebut adalah model cooperative learning.

Kondisi Awal

Pemberian Tindakan

Kondisi Akhir

1. Hasil belajar siswa kurang maksimal/belum mencapai KKM

2. Guru belum menerapkan Cooperatif Learning menggunakan Alga Prana Batas

Menerapkan Cooperatif Learning

menggunakan Alga Prana Batas

Penerapan model Cooperatif Learning menggunakan Alga Prana Batas dapat meningkatkan hasil belajar nilai tempat bilangan

(5)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

PENINGKATAN KOMPETENSI MENENTUKAN NILAI TEMPAT SUATU BILANGAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN ALGA PRANA BATAS

Annisa 5 1. Hasil Observasi Keaktifan Siswa

Hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap siswa pada pembelajaran Siklus 1 dan siklus 2 tersaji pada tabel 1 berikut:

Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1

No

Keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran

Siklus I Siklus II

Jumlah siswa % Jumlah siswa %

1 Terlibat aktif 15 53 24 86

2 Terlibat Pasif 10 36 4 14

3 Tidak terlibat 3 13 - -

Jumlah 28 100 28 100

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 (%) = 𝑓(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙𝑎𝑛)𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jumlah siswa dan persentase siswa yang terlibat aktif mengalami kenaikan pada siklus II. Hal ini berarti bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini.

Diagram Aktivitas Belajar Siswa

2. Hasil Observasi Kegiatan Kelompok

Selain observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, Peneliti juga melakukan observasi terhadap kegiatan kelompok siswa. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

0 5 10 15 20 25 30

Aktif Pasif Tidak Terlibat

Siklus i Siklus 2

(6)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

6 PENINGKATAN KOMPETENSI MENENTUKAN NILAI TEMPAT SUATU BILANGAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN ALGA PRANA BATAS Annisa

Penilaian Sikap pada Pembelajaran Kelompok Siswa

No Kegiatan yang di amati Siklus 1 Siklus 2

Jlh kemuncu lan % kemuncu lan Predik at Jlh kemuncu lan % kemuncu lan Predik at 1 2 3 4

Partisipasi siswa dalam kelompok

Kesungguhan dalam mengikuti keg. kelompok Kerja sama dengan teman kelompok Kemampuan membantu teman kelompok 19 20 19 14 68 71,42 68 50 C C C D 26 28 25 23 93 100 89,28 82,14 A A A B

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jumlah kemunculan dan persentase siswa dalam kegiatan kelompok mengalami kenaikan pada siklus 2. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Diagram Penilaian Sikap pada Pembelajaran Kelompok Siswa

3. Hasil Observasi Kemampuan Guru

Selain observasi yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan siswa di kelas, juga dilakukan observasi terhadap peneliti yang dilakukan oleh observer terhadap kemampuan melaksanakan pembelajaran di kelas, sebagai bahan untuk mengetahui tingkat keberhasilan peneliti dalam melakukan penelitian. Hasilnya capaian guru pada siklus I adalah 82% kemudian meningkat menjadi 94% pada siklus II. Kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran dengan model cooperative

learning menggunakan Alga Prana Batas, yang sesuai dengan rencana dan langkah-langkah pelaksanaan sudah sangat baik.

4. Evaluasi Hasil Belajar Siswa

Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran matematika dengan model dan media yang sudah ditentukan adalah dengan mengadakan evaluasi yaitu Post tes yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran tiap siklus selesai.

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% Partisipasi dalam kelompok Kesungguhan dalam kelompok Kerjasma dalam kelompok Kemampuan membanti temn kelompok SIKLUS 1 SIKLUS 2

(7)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

PENINGKATAN KOMPETENSI MENENTUKAN NILAI TEMPAT SUATU BILANGAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN ALGA PRANA BATAS

Annisa 7 Rentang Nilai Hasil Tes Siswa dan Persentase Ketuntasan Persiklus

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa jumlah siswa dan persentase siswa yang memperoleh nilai ≥ 65, mengalami kenaikan secara signifikan pada siklus 2. Hasil tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut.

Diagram Hasil Belajar Siswa

5. Hasil Pembelajaran Kelompok

Data selanjutnya adalah hasil penilaian lembar kerja siswa perkelompok, yang di sajikan dalam diagram berikut.

Diagram Nilai Hasil Kerja Kelompok

Dari tabel di atas terdapat peningkatan di setiap kelompok setelah dilakukan dua siklus kegiatan pembelajaran. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 ≤ 64 65-75 76-85 86-100 Siklus 1 Siklus 2 0 20 40 60 80 100 120 SIKLUS 1 SIKLUS 2

No RENTANG NILAI SIKLUS I % SIKLUS 2 %

1 ≤ 64 13 46,42 3 10,71 2 65-75 5 17,86 6 21,43 3 76-85 4 14,29 4 14,29 4 86-100 6 21,43 15 53,57 RATA-RATA 71 85,89 % KETUNTASAN 53,57 89,29

(8)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

8 PENINGKATAN KOMPETENSI MENENTUKAN NILAI TEMPAT SUATU BILANGAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN ALGA PRANA BATAS Annisa

PEMBAHASAN

Pembelajaran menggunakan model cooperative learning dengan media pembelajaran Alga Prana Batas dilakukan dengan skema sebagai berikut:

Kebaruan pada skema pembelajaran terdapat pada penggunaan media Alga Prana Batas sebagai sarana untuk memahamkan siswa terkait materi sekaligus menjadikan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. Pada tiap kegiatan bisa ditambahkan variasi seperti nyanyian, kuis ringan, dan lainnya ketika praktik menggunakan media tersebut. Kebaruan lainnya adalah pada penggunaan media pembelajaran berupa alat peraga yang berupa a) rumah nilai tempat bilangan Satuan dan Puluhan, untuk di pajang di papan tulis, yang terbuat dari kertas tebal, b) kartu kertas kosong untuk dibagikan pada setiap anak. (anak menulis sendiri bilangan pada kartu kertas tersebut), c) benda-benda kecil yang telah di jadikan puluhan dalam kantong-kantong plastik. (Benda tersebut berupa kerikil, kulit kerang, sedotan, jagung popcorn), d) rumah nilai tempat bilangan berukuran kecil terbuat dari Kertas tebal yang ditempeli plastik kemasan bekas air mineral untuk dibagikan pada tiap kelompok, e) plastik-plastik kosong, karet gelang, benda-benda kecil yang belum terbungkus untuk di bagikan pada tiap kelompok.

Setelah tindakan pada siklus I berakhir, peneliti memeriksa hasil observasi kegiatan siswa dan hasil post tes siswa maka peneliti dapat memaparkan hasil pengamatan sebagai berikut. Dari 28 siswa yang mengikuti pembelajaran Nilai tempat bilangan, tingkat keaktifan siswa hanya 52,57 (15 siswa yang aktif ) sedangkan dalam kegiatan kelompok, sikap Partisipasi dalam kelompok dan kesungguhan dalam belajar yang memperoleh predikat Baik dengan jumlah kemunculan 12 (42,85%) dan 15 (52,57%). Kerja sama dengan teman kelompok hanya muncul 8 siswa (28,57%) dengan predikat Cukup, Kemampuan membantu teman kelompok memperoleh predikat D (kurang), dengan kemunculan hanya 4 siswa 914,28%).

Kegiatan observasi guru dalam kegiatan pembelajaran, hanya memperoleh Predikat B dengan persentase kemunculan 82% ( 14 kriteria dari 17 kriteria). Hasil belajar siswa yang didapat dari Tes tertulis pada akhir pembelajaran, 28 siswa yang mengerjakan soal-soal post tes siklus I dengan materi Nilai tempat suatu bilangan nilai tertinggi adalah 100 terdiri dari 4 orang siswa, dan nilai terendah adalah 40 terdiri dari 1 orang siswa. Perolehan nilai ≤ KKM (65) ada 13 siswa, persentase ketuntasan 46,42% dan jumlah rata-rata adalah 71. Pada Kegiatan kerja kelompok siswa, dari 7 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang, ada 2 kelompok yang memperoleh predikat D, dengan skore 60.

Hasil observasi dan refleksi terhadap pembelajaran siklus I diperoleh temuan bahwa penggunaan alat peraga kurang berfungsi secara maksimal dan metode pembelajaran masih kurang melibatkan seluruh siswa. sehingga hanya beberapa siswa saja yang semangat, Kurangnya optimalnya guru dalam mengatur waktu dan mengkondisikan suasana kelas yang menyenangkan, menyebabkan timbulnya beberapa siswa yang pasif dan siswa yang tidak terlibat dalam pembelajaran menggunakan alat peraga. Eksplorasi awal Penjelasan Materi Nilai Tempat Bilangan Pemberian contoh menggunakan media

Alga Prana Batas

Pembelajaran

(9)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

PENINGKATAN KOMPETENSI MENENTUKAN NILAI TEMPAT SUATU BILANGAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN ALGA PRANA BATAS

Annisa 9 Hal ini menjadi masalah yang harus dipecahkan pada perbaikan siklus ke dua untuk lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan pembelajaran model cooperative learning menggunakan Alga Prana Batas.

Berdasarkan hasil pengamatan dari observer bersama teman sejawat dan evaluasi yang diperoleh pada pelaksanaan pembelajaran siklus II bahwa ada peningkatan yang cukup signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas I pada materi nilai tempat suatu bilangan melalui model pembelajaran cooperative

learning menggunakan Alga Prana Batas.

Peningkatan tersebut dapat dilihat pada hasil observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran (85,71%), hasil observasi dalam kegiatan kelompok, dari 4 kriteria secara keseluruhan sudah memperoleh predikat Amat baik, dan Baik, Sedangkan observasi terhadap kegiatan guru dalam pembelajaran memperoleh Predikat Amat baik dengan persentase kemunculan 96%.

Analisis hasil tes yang telah dilakukan yaitu pada siklus I nilai rata-rata siswa 71 dan tes akhir siklus II nilai rata-rata diperoleh siswa meningkat menjadi 85,89. Ini berarti telah terjadi peningkatan terhadap nilai rata-rata siswa sebesar 14,89 atau 32,42%. Hasil kerja kelompok siswa mengalami peningkatan dengan predikat Amat baik (6 Kelompok) dan Baik (1 kelompok).

Peningkatan hasil belajar siswa ini dikarenakan siswa telah termotivasi untuk belajar sungguh-sungguh dan menikmati pembelajaran yang dilaksanakan, penggunaan alat peraga yang mudah di dapat siswa sehingga seluruh anak dapat berperan aktif dalam kelompoknya. Hal ini terlihat dari hasil observasi, seluruh aktivitas siswa muncul di dalam pembelajaran.

Sedangkan dari 28 siswa yang mengerjakan soal-soal ulangan siklus 2 dengan materi Nilai tempat suatu bilangan, nilai tertinggi adalah 100 terdiri dari 12 orang siswa, dan nilai terendah adalah 55 terdiri dari 1 orang siswa. Perolehan nilai ≤ KKM (65) ada 3 siswa (10,71%).

Berdasarkan dari analisis ulangan harian yang telah dilakukan pada siklus II ternyata dari 5 butir soal yang diberikan untuk evaluasi pada siklus II sudah seluruh butir soal yang dapat memenuhi ketuntasannya oleh peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah begitu mengerti atau memahami materi yang berhubungan dengan soal tersebut. Berdasarkan data yang telah dijelaskan di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus II ini pembelajaran telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan sebanyak dua siklus pada pembelajaran Matematika kelas I SD Negeri 11 Lubuklinggau dengan menerapkan model pembelajaran cooperative

learning menggunakan Alga Prana Batas, maka dapat diketahui terdapat peningkatan hasil belajar. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Suprapti (2016), bahwa pembelajaran matematika menggunakan media yang sesuai dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang diberikan. Penggunaan media Microsoft Powerpoint Ispring terbukti mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Media belajar membantu siswa untuk lebih mudah memahami pembelajaran sehingga hasil belajar siswa pun meningkat. Sebagaimana hal tersebut, penggunaan media Alga Prana Batas mampu mendorong siswa untuk memahami pembelajaran. Media Alga Prana Batas adalah media berbasis game, sehingga siswa kelas 1 yang baru saja lulus dari taman kanak-kanak (TK) mampu mengaplikasikannya dan mendapatkan pemahaman.

Penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian oleh Arsyad (2016) disebutkan bahwa model

cooperative learning merupakan model yang efektif untuk diterapkan pada pembelajaran matematika SD. Kegiatan berkelompok mampu mengembangkan daya pikir kritis siswa dan meningkatkan kemauan belajar. Komunikasi yang terjalin dalam kelompok menjadikan siswa lebih aktif dan saling membantu untuk memecahkan masalah terkait pembelajaran.

Selain itu, penelitian ini juga sesuai dengan penelitian oleh Maryati (2019). Pada penelitian tersebut juga didapatkan hasil bahwa media pembelajaran yang merangsang kreativitas siswa dapat memacu peningkatan hasil belajar siswa. Siswa tak hanya menerima tetapi juga berkontribusi secara langsung dalam pembelajaran. Penggunaan media Alga Prana Batas juga mengutamakan keterlibatan

(10)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

10 PENINGKATAN KOMPETENSI MENENTUKAN NILAI TEMPAT SUATU BILANGAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN ALGA PRANA BATAS Annisa

siswa secara langsung. Siswa menjadi pelaku aktif dalam kegiatan pembelajaran kelas dan guru sebagai fasilitator dan evaluator.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan selama dua siklus pada mata pelajaran Matematika di kelas I SD Negeri 11 Lubuklinggau pada materi nilai tempat suatu bilangan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Cooperative Learning dengan Alga Prana Batas selama proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1. Hal ini dapat dibuktikan dengan data penelitian pada siklus I dan pada siklus II. Dengan demikian penelitian ini sudah berhasil karena indikator keberhasilan yaitu ketuntasan klasikal ≥ 85% sudah terpenuhi, dan penelitian ini tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Kebaruan pada pembelajaran terdapat pada penggunaan media Alga Prana Batas sebagai sarana untuk memahamkan siswa terkait materi sekaligus menjadikan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran.

SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan simpulan, peneliti memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1.

Pembelajaran dengan model cooperative learning dengan Alga Prana Batas hendaknya perlu dikembangkan pada mata pelajaran yang lain.

2.

Guru hendaknya menggunakan pembelajaran yang bervariatif dari pada sekedar hanya memberikan informasi.

3.

Kepala sekolah diharapkan dapat mendukung dan memotivasi guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.

4.

Disarankan kepada peneliti lain supaya melakukan penelitian lanjutan tentang media Alga Prana Batas dengan subjek yang lebih beragam agar penelitian-penelitian sejenis dapat ditarik suatu simpulan yang general.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, R. (2016). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Model Cooperative Learning dan Teknik Napier Pada Siswa Kelas IV B SD Muhammadiyah 2 Kota Sorong. Jurnal Qalam, Vol. 5(2), 14-25. https://doi.org/10.33506/jq.v5i2.256.

Hanafiah & Suhana. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.

Maryani, Rahayu T.S., & Wasitohadi. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Group Investigation dengan Media Games Puzzle Pada Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, Vol. 3(1), 60-65.

Muhibbin, S. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nurhadi, dkk. (2007). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006. Tujuan Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta.

Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Surabaya: Alfabeti. Slameto. (2003). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, N. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido Offset.

Suprapti, E. (2016). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Kooperatif Tipe Stad dengan Media Powerpoint Ispring pada Materi Jajargenjang, Layang-Layang, dan Trapesium di Kelas VII SMP.

Journal of Mathematics Education, Science and Technology, Vol. 1(1), 57-68.

http://dx.doi.org/10.30651/must.v1i1.98.

Gambar

Diagram Aktivitas Belajar Siswa
Diagram Penilaian Sikap pada Pembelajaran Kelompok Siswa
Diagram Nilai Hasil Kerja Kelompok

Referensi

Dokumen terkait

1) Bahwa penelitian ini telah berhasil membangun sistem pakar mendiagnosa kerusakan pada alat berat dengan algoritme A*(Star). 2) Algoritme A*(Star) berhasil diimplementasikan ke

Di Sumatera Selatan ada 321 pondok pesantren umum dan 31 pondok pesantren salafiyah murni (Data Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan tahun

Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa kombinasi perlakuan dosis pupuk hayati petrobio dan dosis pupuk NPK Mutiara terjadi interaksi yang sangat nyata

Puji syukur dan rasa hormat serta terima kasih terdalam penulis dipersembahkan kepada kedua orang tua, Toto Widiyanto dan Sri Budiani yang senantiasa selalu memberikan

Rumusan masalah yang diambil penulis adalah Bagaimanakah rekonsiliasi fiskal atas laporan keuangan komersial dan apa pengaruhnya terhadap pajak terutang, PPh Pasal

Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara

Responden yang kebiasaan merokok diketahui hanya sebanyak 7 responden (23,3%). Dari 7 orang responden yang merokok, semuanya memilih rokok putih yang sudah berfilter.

Modul matematika dengan pendekatan metakognitif, memuat materi-materi matematika yang dirangsang melalui proses pembelajaran disertai dengan aspek-aspek metakognitif