• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Strategi

The word ‘strategy’ comes from the ancient Greek (stratos,

“army”, and ago, “leadership” or “command”), and designated the military commander at the time of Athenian democracy. Currently, the term ‘strategy’ can be understood as a way to plan the future, integrated in the decision making process and based on a formalized procedure that articulates results (Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani kuno

“Strategos” yang berasal dari kata “Stratos” atau tentara dan “ago” atau pemimpin yang ditunjuk komandan militer pada saat demokrasi Athena.

Saat ini, istilah "strategi" dapat dipahami sebagai cara untuk merencanakan masa depan, terintegrasi dalam proses pengambilan keputusan, dan berdasarkan prosedur formal yang mengartikulasikan hasil) dari jurnal internasional Licia Maria Henrique da Mota, Alexander and The Guidelines - The Importance of Strategy and The Guidelines for the Diagnosis and Medicamentous Treatment of Rheumatoid Arthritis. Volume 53, Issue 2, 2013:1. Sehingga, Matloff 1967 (dalam J. Salusu 2003:85) mengartikan strategi yaitu strategy is the art of the general (seni jenderal) atau yang memimpin kelompok dalam suatu peperangan. Pada abad ke-5 SM sudah dikenal adanya Board of Ten Strategy di Athena, mewakili sepuluh suku di

(2)

commit to user

Yunani. Hingga abad ke-5, kekuasaan politik terutama politik luar negeri dari kelompok strategi itu semakin meluas (Momigliano, 1967 dalam J.

Salusu 2003:85). Lama-kelamaan strategi memperoleh pengertian baru.

Strategi mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju.

Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata strategi memiliki arti rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.

Sehingga menimbulkan pendapat bahwa strategi adalah alat untuk memenangakan peperangan dalam arti mencapai tujuan. Peperangan ini bisa dilakukan oleh suatu kelompok maupun organisasi di medan perang atau artinya lingkungan organisasi tersebut.

Kemudian menurut Stephanie K. Marrus dalam Husein Umar (2001), pengertian strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Menurut J. L. Thompson dalam Sandra Oliver (2006:12) strategi diartikan sebagai cara untuk mencapai hasil akhir, hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi.

Selain itu, menurut H. Hadari Nawawi (2000:47) strategi dari sudut etimologis (asal kata) berarti penggunaan kata strategic dalam manajemen sebuah organisasi, dapat diartikan sebagai kiat, cara, dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi yang

(3)

terarah pada tujuan strategik organisasi. Strategi adalah prioritas atau arah keselurahn yang luas yang diambil oleh organisasi: strategi adalah pilihan- pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi.

Dari pendapat para ahli diatas, maka strategi dapat diartikan sebagai suatu taktik, upaya, dan cara terbaik yang disusun oleh pemimpin puncak organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan.

Untuk menjamin agar supaya strategi dapat berhasil baik dengan meyakinkan bukan saja dipercaya oleh orang lain, tetapi memang dapat dilaksanakan, Hatten dan hatten (1988) dalam J. Salusu (2003: 108-109) memberikan beberapa petunjuknya sebagai berikut :

a. Strategi harus konsiten dengan lingkungan, strategi dibuat mengikuti arus perkembangan masyarakat, dalam lingkungan yang memberi peluang untuk bergerak maju.

b. Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi, tergantung pada ruang lingkup kegiatannya. Apabila ada banyak strategi yang dibuat maka strategi yang satu haruslah konsisten dengan strategi yang lain. Jangan bertentangan atau bertolak belakan, semua strategi senantiasa diserasikan satu dengan yang lain.

c. Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumberdaya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang lain. Persaingan tidak sehat antara berbagai unit kerja dalam suatu organisasi seringkali mengklaim sumberdayanya, membiarkannya

(4)

commit to user

terpisah dari unit kerja lainnya sehingga kekuatan-kekuatan yang tidak menyatu itu justru merugikan posisi organisasi.

d. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru adalah kelemahannya. Selain itu hendaknya juga memanfaatkan kelemahan pesaing dan membuat langkah-langkah yang tepat untuk menempati posisi kompetitif yang lebih kuat.

e. Sumber daya adalah sesuatu yang kritis. Mengingat strategi adalah sesuatu yang mungkin, hendaknya dibuat sesuatu yang memang layak dapat dilaksanakan.

f. Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak terlalu besar. Memang setiap strategi mengandung resiko, tetapi haruslahberhati-hati, sehingga tidak menjerumuskan organisasi ke lubang yang lebih besar. Oleh karena itu strategi hendaknya selalu dapat dikontrol.

g. Strategi hendaknya disusn diatas landasan keberhasilan yang telah dicapai.

h. Tanda-tanda suksesnya dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari pihak-pihak yang terkait dari para eksekutif, dari semua pimpinan unit dalam organisasi.

Beberapa jenis strategi bagi organisasi, dikemukakan oleh Hadari Nawawi (2000: 176-179), strategi tersebut yaitu:

(5)

a. Strategi Agresif, dilakukan dengan membuat program-program dan mengatur langkah-langkah atau tindakan (action) yang sifatnya mendobrak (penghalang, tantangan dan ancaman) untuk mencapai keunggulan/ prestasi yang ditargetkan.

b. Strategi Konservatif, dilakukan dengan membuat program-program dan mengukur tindakan (action) dengan hati-hati serta disesuaikan dengan kebiasaan yang berlaku.

c. Strategi Difensif, dilakukan dengan membuat program-program dan mengatur langkah-langkah untuk mempertahankan keunggulan prestasi yang sudah dicapai.

d. Strategi Kompetitif, tindakan atau program untuk mewujudkan keunggulan yang melebihi organisasi nonprofit lainya yang sejenjang atau sama posisinya.

e. Strategi Inovatif, program-program yang dibuatkan atau tindakan agar organisasi nonprofit tampil sebagai pelopor pembaharuan dalam tugas pokoknya, sebagai keunggulan atau prestasi.

f. Strategi Diversifikasi, program-program dan tindakan (action) berbeda dengan apa yang telah dilakukan atau berbeda dengan organisasi lainya dalam memberikan pelayanan umum dan melaksanakan.

g. Strategi Prefentif, program-program yang dilakukan dan tindakan untuk memperbaiki/mengoreksi kekeliruan sebelumnya, baik yang

(6)

commit to user

dilakukan oleh organisasi itu sendiri maupun oleh organisasi atasanya.

h. Strategi Reaktif, program-program atau tindakan yang menuggu dan hanya memberi tanggapan jika telah diberi petunjuk/perinta, pengarahan, pedoman pelaksanaan, manajemen tidak berusaha membuat dan menetapkan program-program dan proyek secara proaktif.

i. Strategi Oposisi, program-program atau tindakanya bersikap menolak dan menantang/menunda pelaksanaan pengarahan, perintah, petunjuk atau bahkan mungkin peraturan perundang- undangan dari organisasi atasan, yang dinilai atau sekiranya kurang menguntungkan atau mempersulit.

j. Strategi Adaptasi, strategi ini hampir mirip dengan strategi difensif, yaitu melakukan adaptasi dengan organisasi lain dengan menyesuaikan dengan aturan, petunjuk, pengarahan, dan pedoman dar sumber yang lainya.

k. Strategi Ofensif, semua tindakan atau program yang berusaha memanfaatkan peluang, baik sesuai maupun tidak sesuai dengan aturan, pedoman, dan pengarahan.

l. Strategi Menarik Diri, dilakukan dengan kecenderungan menghindari untuk membuat program-program atau tindakan yang sesuai dengan aturan karena suatu sebab.

(7)

m. Strategi Kontijensi, sebagai cara pemecahan masalah yang memilih alternative yang paling menguntungan atau yang terbaik diantara yang terbaik, serta sesuai dengan petunjuk dan pedoman organisasi atasan dan bahkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

n. Strategi Pasif, membuat semua program-program dan tindakan menjalankan tugas sesuai aturan dan lebih dominan pada pelaksanaan pekerjaan tugas rutin.

2. Surat Izin Usaha Industri (SIUI)

Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin yang wajib dimiliki oleh perusahaan industri jenis tertentu. Pengertian perusahaan industri disini adalah badan usaha yang ruang lingkup kegiatan usahanya di bidang industri, yaitu kegiatan mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi dalam penggunaannya (termasuk rancang bangun dan rekayasa industri). (www.legalakses.com. 9 Agustus 2014).

Di Indonesia izin memulai usaha industri berbentuk Surat Izin Usaha Industri (SIUI) adalah surat keputusan dari pemerintah yang memberikan kepastian berusaha secara legal dan memberikan kenyamanan dalam berusaha, karena industri dalam pembuatanya memerlukan persetujuan dari pemerintah dan masyarakat dengan memperhatikan lingkungan sekitar industri (BPMPT Kota Surakarta).

(8)

commit to user

Kewajiban memiliki SIUI tertera pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industri yang bunyinya:

a. Setiap pendirian Perusahaan Industri wajib memperoleh Izin Usaha Industri.

b. Perusahaan Industri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berbentuk perorangan, perusahaan persekutuan, atau badan hukum yang berkedudukan di Indonesia.

Adapun kriteria industri maupun pelaku usaha yang wajib memiliki SIUI adalah:

a. Usaha bersifat komersil yaitu memiliki modal dan bergerak di bidang ekonomi.

b. Melakukan proses industri yaitu mengolah barang mentah, setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang yang lebih tinggi nilai kegunaanya.

c. Memiliki dampak bagi lingkungan sekitar.

d. Mendirikan bangunan atau industri berada di wilayah Kota Surkarta

(Peraturan Daerah Kota Surakarta No 9 Tahun 2003 tentang Ijin Usaha Industri, Ijin Usaha Perdagangan, dan Tanda Daftar Gudang).

Perusahaan Industri tersebut dapat berbentuk perorangan, perusahaan persekutuan atau badan hukum. Selain itu, pihak yang wajib memiliki SIUI adalah semua pelaku usaha dan badan hukum yang memiliki industri baik kecil, menengah, dan besar dan setiap pelaku usaha dan badan hukum yang melakukan usaha industri baik usaha kecil, usaha menengah, maupun usaha besar di wilayah Indonesia (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 13 Tahun 1995 Tentang Izin Usaha Industri).

(9)

Pengelompokan Industri menurut investasinya yaitu:

a. Industri Mikro dengan nilai investasi Rp. 0 sampai dengan Rp.

50.000.000,

b. Industri Kecil dengan nilai investasi antara Rp. 50.000.001 s/d Rp.

500.000.000,

c. Industri Menengah dengan nilai investasi dari Rp. 500.000.001 s/d Rp. 10.000.000.000,

d. Dan Industri besar dengan nilai investasi diatas Rp.

10.000.000.000.

(BPMPT Kota Surakarta 2014)

Dalam prosedur membuat SIUI yaitu terdiri dari berbagai rangkaian dan proses untuk mencapainya. Perusahaan harus memiliki atau persyaratan SIUI:

a. IPR (Izin Pemanfaatan Ruang) dan CP (Cetak Peta) b. Ijin Lingkungan

c. IMB (Izin Mendirikan Bangunan), d. Ijin Prinsip Penanaman Modal, e. HO ( Izin Gangguan),

f. SIUP ( Surat Izin Usaha Perdagangan), g. TDP ( Tanda Daftar Perusahaan).

Semua syarat itu harus dimiliki oleh perusahaan untuk dapat memiliki SIUI, dan semua proses itu memiliki alur:

(10)

commit to user Gambar 2.1 Alur Penerbitan SIUI

Sumber : BPMPT Kota Surakarta 2014

Gambar tersebut menunjukan alur penerbitan SIUI, yang maksudnya pemohon pertama harus memiliki IPR & CP, kedua Ijin Lingkungan, ketiga IMB, keempat Ijin Prinsip Penanaman Modal dan yang terakhir HO, SIUP, TDP. Setiap proses tersebut memerlukan waktu sendiri-sendiri dan proses yang memiliki syarat tersendiri, sehingga dalam penerbitan SIUI tidaklah mudah dan cepat. Penerbitan SIUI harus melewati pemeriksaan bangunan, lingkungan, serta modal yang dimiliki perusahaan, dan setiap pemeriksaan memiliki sertifikat atau izin tersendiri.

(11)

3. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kota Surakarta.

Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kota Surakarta disingkat BPMPT Kota Surakarta adalah badan pemerintah daerah Kota Surakarta yang diberi wewenang untuk mengurusi persoalan perizinan di Kota Surakarta sesuai dengan Peraturan Walikota Surakarta No 52 Tahun 2012 Tentang Pendelegasian Kewenangan Walikota di Bidang Pekayanan dan Perizinan Kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kota Surakarta. BPMPT Kota Surakarta beralamat di Komplek Balaikota Jl. Jendral Sudirman No. 2 Surakarta. BPMPT Kota Surakarta sebagai badan yang menangani penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanaman modal serta mengkoordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang penanaman modal dan perizinan secara terpadu.

Dalam tugasnya melayani masyarakat dalam hal perizinan, BPMPT Kota Surakarta melayani 56 jenis perizinan, beberapa jenis perizinan yaitu:

a. Ijin Mendirikan / Merubah / Merobohkan Bangunan (IMB), b. Ijin Penggunaan Bangunan,

c. Keterangan Rencana Peta (AP) Advice Planning, d. Ijin Lokasi,

e. Ijin Rekomendasi Lokasi,

(12)

commit to user g. Ijin Usaha Industri (IUI),

h. Tanda Daftar Gudang (TDG), i. Tanda Daftar Perusahaan (TDP), j. Ijin Gangguan Usaha (HO), k. Ijin Pemasangan Reklame, l. Ijin Jasa Biro Perjalanan Wisata, m. Ijin Lingkungan,

n. Ijin Pemanfaatan Ruang (IPR) o. Ijin Jasa konvensi,

p. Ijin Hotel, q. Ijin Restoran, r. Ijin Rumah Makan,

s. Ijin Gedung Pertemuan Umum, dll.

4. Strategi BPMPT dalam Meningkatkan Kepemilikan SIUI di Kota Surakarta.

Strategi ini merupakan upaya yang disusun oleh BPMPT Kota Surakarta untuk meningkatkan kepemilikan SIUI di Kota Surakarta.

Strategi tersebut mengacu pada Renstra Badan Penanaman Modal Kota Surakarta Tahun 2011-2015 yaitu:

a. Mempermudah dan mempercepat penerbitan SIUI.

b. Membebaskan biaya retribusi penerbitan SIUI.

c. Sosialisasi tentang SIUI.

d. Membangun sistem pelayanan perizinan online.

(13)

B. Kerangka Berfikir

Industri merupakan kegiatan yang memegang peran kunci sebagai mesin pembangunan suatu negara. Peranan sektor industri dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara sangat penting karena sektor industri memiliki beberapa keunggulan dalam hal akselerasi pembangunan.

Keunggulan-keunggulan sektor industri diantaranya memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja dan mampu menciptakan nilai tambah (value added) yang lebih tinggi pada berbagai komoditas yang dihasilkan karena mengolah barang menjadi naik tingkat mutu dan nilai jualnya. Selain dampak positif, industri memiliki dampak negatif yaitu pencemaran lingkungan melalui limbahnya.

Demi mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan industri, maka setiap pendirian industri wajib memiliki SIUI terutama di Kota Surakarta yang memiliki banyak industri. Kewajiban kepemilikan SIUI bagi setiap pelaku usaha industri atas dasar Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industri dan Peraturan Daerah Kota Surakarta No 9 Tahun 2003 tentang Ijin Usaha Industri, Ijin Usaha Perdagangan, dan Tanda Daftar Gudang.

Walau sudah ada kewajiban kepemilikan SIUI bagi seluruh pemilik industri, tetapi kenyataanya masih rendahnya kepemilikan SIUI di Kota Surakarta. Agar dapat meningkatkan kepemilikan SIUI di Kota Surakarta, diperlukan strategi yang dilakukan oleh BPMPT Kota Surakarta selaku badan

(14)

commit to user

yang mengurusi perizinan SIUI. Lebih jelasnya, penulis membuat rincian sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Perundang-undangan tentang Kebijakan Kepemilikan SIUI:

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industri.

2. Peraturan Daerah Kota Surakarta No 9 Tahun 2003 tentang Ijin Usaha Industri, Ijin Usaha Perdagangan, dan Tanda Daftar Gudang.

Meningkatnya Kepemilikan Surat Izin Usaha Industri di Kota Surakarta.

Masih rendahnya kepemilikan SIUI di Kota Surakarta

Strategi BPMPT Kota Surakarta:

1. Mempermudah dan mempercepat prosedur penerbitan.

2. Membebaskan biaya retribusi penerbitan.

3. Sosialisasi tentang SIUI.

4. Membangun sistem pelayanan perizinan online.

Gambar

Gambar  tersebut  menunjukan  alur  penerbitan  SIUI,  yang  maksudnya  pemohon  pertama  harus  memiliki  IPR  &  CP,  kedua  Ijin  Lingkungan,  ketiga  IMB,  keempat  Ijin  Prinsip  Penanaman  Modal  dan  yang  terakhir  HO,  SIUP,  TDP
Gambar 2.2  Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

e. Penentuan dan pemilihan alat untuk kegiatan keterampilan, agar siswa bisa menjelaskan dan memahami manfaat alat dan kegunaanya dalam kegiatan keterampilan. Pengoperasian

Konteks atau permasalahan realistik adalah suatu keadaan yang merupakan titik awal dari pembelajaran matematika realistik. Konteks tidak harus berupa sesuatu

Rata-rata produktivitas pemeliharaan kanal sekunder dan pembuatan kanal tersier pada petak tebang 100 m x 410 m lebih tinggi daripada petak tebang lain masing- masing sebesar

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada saat ini juga belum memiliki data kebutuhan peralatan yang memadai terutama pada daerah rawan bencana, maka perlu untuk

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Desa-Desa yang telah ada dalam Kecamatan yang baru dibentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) sepanjang

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, algoritma genetika (AG) akan digunakan untuk mencari rule baru dari sekumpulan data training yang tergolong (tercakup)

Anggota organisasi dapat menambah, mengedit, dan menghapus artikel pengetahuan. Selain itu, anggota organisasi dapat menyunting pengetahuan yang ditambahkan oleh

Bahan baku yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan proses produksi dari perusahaan tidak akan dapat dibeli atau didatangkan secara satu persatu dalam jumlah unit yang