• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Metode Pembelajaran inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII Mts. Hidayatullah Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Metode Pembelajaran inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII Mts. Hidayatullah Mataram"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi Metode Pembelajaran inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Sis wa Kelas VIII Mts. Hidayatullah Mataram

Ainun Mardiah, Saiful Prayogi, Samsun Hidayat Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP Mataram

Email:[email protected]

Abstrak: tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah implementasi metode pembelajaran inquiry dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa mts.

hidayatullah mataram tahun 2013/2014. Jenis penelitian ini menggunakan metode inquiry . populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi , aktivitas siswa dan aktivitas guru tes hasil belajar siswa . Berdasarkan analisis penelitian diperoleh data mengenai aktivitas belajar siswa pada siklus I memperoleh rata- rata presentasi aktivitas sebesar 56,25% dikategorikan cukup tinggi dan pada siklus II memperoleh rata-rata presentasi aktivitas sebesar 78,13% dikategorikan sangat tinggi, sedangkan data aktivitas guru pada siklus I memperoleh rata-rata presentasi aktivitas sebesar 55,35%

dikaregorikan cukup baik dan pada siklus II aktivitas guru memperoleh rata-rata presentase aktivitas sebesar 85,71% dan dikategorikan sangat baik. Kemudian dari hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I adalah presentase ketuntasan belajar secara klasikal yang dicapai 55,00%

dengan rata-rata 64,75, hasil evaluasi siklus II adalah 85,00% dengan rata-rata 74,50%. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran inquir y terhadap aktivitas dan hasil belajar fisika siswa Mts. Hidayatullah Mataram tahun pelajran 2013/2014.

Kata kunci: inquiry, aktivitas dan hasil belajar fisika.

Abstract: the statement of problem in this study is defined through a question that reads “can inquiry learning method increase students’ activity and achievement at the VIII class students of Mts. Hidayatullah Mataram in academic year 2013/2014?” and the objective of the study is to increase students’ activity and achievement at the VIII class students of Mts. Hidayatullah Mataram. the kind study is classroom action research (car) which involves 20 student as the research subjects. The data collected in this study is gained through the observation sheet, students’ activity, teacher’s activity and the result of testing. At the first cycle, it is found that the percentage of students’ activity is 55.35% (fair category) and teacher’s avtivity is 55.35% (fair category) whereas at the second cycle find the the percentage of activity is 78.13% (high category) and teacher’s activity is 85.71% (high category). The percentage of learning accomplishment at the first cycle is 55.00% the mean score is 64.75, at the second cycle is is 85.00% the mean score is 74.50% conculusion, it is said that the implementation of inquiry learning method is highly increase students’ activity and achievement at the Viii Class students of mts. hidayatullah mataram in academic year 2013/2014.

key words : inquiry method, students’ activity, studets’ achiement.

Pendahuluan

Fisika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, tersusun secara

sistematis, logis berjenjang dari yang paling mudah hingga yang paling sulit . Untuk lebih

memahami materi pada pelajaran tingkat yang lebih atas diperlukan penguasaan materi pada

(2)

pelajaran sebelumnya. Jika banyak kekurangan dalam penguasaan materi sebelumnya, maka dapat diduga bahwa siswa sukar memahami sampai tingkat yang lebih tinggi. Fisika merupakan pelajaran yang saat ini masih dianggap sulit bagi siswa, apalagi jika penyajiannya kurang menarik dapat menyebabkan perhatian siswa akan berkurang serta merasa jenuh. Pandangan yang demikian menyebabkan sebagian besar siswa tidak aktif dan kurang berminat terhadap pelajaran fisika yang pada akhirnya berimplikasi pada rendahnya hasil belajar siswa.

Dalam menghadapi keadaan tersebut, guru memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat besar dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.Pencapaian tujuan pembelajaran juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan.Keberhasilan dari suatu proses belajar seorang siswa dapat dilihat dari prestasi belajar yang dihasilkan. Prestasi belajar selalu identik dengan hasil belajar yang dapat dilihat dari perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang setelah orang tersebut melakukan kegiatan belajar.

Setelah diadakan observasi awal terhadap siswa kelas VIII pada MTs Hidayatullah Mataram, siswa masih bersikappasif saat proses belajar mengajar fisika berlangsung, siswa lebih banyak duduk diam ditempat, tidak timbul umpan balik siswa kebanyakan hanya mendengarkan guru yang aktif menjelaskan materi pelajaran. Motivasi yang diberikan gurupun tidak menarik minat siswa sehingga siswa tidak tertarik melakukan kegiatan belajar mengajar

Setelah diamati dan didiskusikan, dari keempat faktor tersebut kemungkinan penyebab yang paling besar adalah materi fisika sulit dipelajari dan metode yang digunakan tidak menarik. Kedua faktor penyebab ini setelah dispesifikasi lagi diperkirakan karena beberapa alasan yaitu guru terlalu banyak memberi ceramah, guru kurang menguasai materi pelajaran fisika, guru tidak pernah menggunakan alat peraga (tidak ada praktek).

Sehubungan dengan hal tersebut, penulis bermaksud melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul ”Implementasi metode pembelajaran inquiri untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa kelas VIII MTs.Hidayatullah Mataram tahun pelajaran 2013/2014”

Kajian Literatur h

Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Pembelajaran tidak hanya menekankan pada apa yang diajarkan tetapi juga bagaimana mengajarkannya. Maka metode pembelajaran perlu dipilih dengan tepat.

Dalam proses pembelajaran peranan metode dalam pembelajaran sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran yang di laksanakan oleh seorang guru dalam menyampaikan pesan kepada siswanya. Memilih metode yang tepat untuk menciptakan suasana proses balajar-mengajar yang menarik.

Penilaian metode dari segi penerapannya sangat tergantung kepada jumlah siswa yag besar atau kecil.

Didalam penelitian ini digunakan metode pembelajaran inquiri.

Inquiri berasal dari bahasa inggris ”Inquiri”, yang secara harfiah berarti penyelidikan, atau dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan.

Dengan kata lain, inquiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemapuan berpikir kritis dan logis.

Adapun Piaget (Mulyasa 2008), mengemukakan bahwa metode inquiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain.

Penelitian tindakan kelas berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (Prestasi Belajar).

(3)

Sintaks belajar melalui penemuan tidak jauh berbeda dengan langkah-langkah kerja ilmiah yang ditempuh para ilmuwan dalam menemukan sesuatu.Tabel 2.1 berikut ini adalah sintaks dan tingkah laku guru dalam model belajar melalui penemuan (Trianto, 2007).

Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Inquiri

Fase Peran Guru

Fase 1 : Orientasi Masalah

Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah.

Fase 2 : Merumuskan masalah

Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan

fenomena yang disajikan.

Fase 3 : Mengajukan

hipotesis

Guru membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis terhadap masalah yang telah dirumuskannya.

Fase 4 :

Mengumpulkan Data

Guru membimbing siswa untuk menemukan sesuatu mengumpulkan dan mengorganisasi data dengan baik.

Fase 5 : Analisis data

Guru membantu siswa menganalisis data supaya menemukan sesuatu konsep

Fase 6 : Penarikan kesimpulan

Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan menemukan sendiri konsep itu.

Metode Penelitian h

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.Penelitian tindakan kelas (PTK) juga merupakan penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (Prestasi Belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas (Suharsimi, 2008).

Adapun rancangan yang dimaksud adalah penelitian tindakan kelas (PTK) berupa peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika pada siswa kelas VIII semester II MTs.

Hidayatullah Mataram tahun pelajaran 2013/2014.

(4)

Untuk memperjelas fase-fase dalam penelitian tindakan, Suharsimi (2010) menggambarkan bentuk- bentuk siklus spiral, sebagaimana tampak pada skema berikut :

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Suharsimi, 2012).

Cara pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan memberikan tes atau ulangan pada siswa setiap akhir siklus.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas ini dianalisis dengan cara penilaian data hasil belajar siswa.

Ada dua jenis data yang dianalisis, yaitu data hasil observasi dan data hasil tes.

Hasil Penelitian h

Data peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II adalah sebagai berikut:

Grafik 2. Perbandingan peningkatan hasil belajar siswa Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS II Perencanaan Pengamatan

Pengamatan SIKLUS I

SIKLUS SELANJUTN YA

Nilai rata-rata Ketuntasan klasikal

(5)

Pembahasan h a. Keterlaksanaan penerapan metode inquiri.

Adanya hasil keterlaksanaan proses mengajar menggunakan metode inquiri, merupakan salah satu cara yang dilakukan dalam penelitian ini untuk melakukan upaya perbaikan secara bertahap melalui kegiatan refleksi yang dilakukan antara peneliti dengan observer, sehingga berdasarkan kegiatan tersebut proses belajar mengajar selanjutnya dapat dilakukan dengan baik.

Hasil keterlaksanaan proses belajar mengajar menggunakan metode inquiri dapat dilakukan dengan baik pada setiap pertemuan pada setiap siklus. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil pengamatan lembar observasi kegiatan guru yang diperoleh pada siklus I. Rata-rata keterlaksanaan diperoleh pada siklus I sebesar 53,57, sedangkan pada siklus II sebesar 82,14.

Berdasarkan hasil rata-rata keterlaksanaan di atas, selanjutnya ditentukan kategori keterlaksanaannya menggunakan table indicator aktifitas guru.Hasil rata-rata keterlaksanaan pada siklus I berkategori cukup baik dan siklus II berkategori sangat baik. Jadi aktivitas mengajar guru menggunakan metode inquiri mengalami peningkatan pada setiap pertemuan, sehingga dapat disimpulkan bahwaa ktivitas guru dengan menerapkan metode inquiri meningkat.

b. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa MTs. Hidayatullah Mataram, diperoleh keterangan bahwa pembelajaran menggunakan metodeinquiri dinyatakan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada persentase ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I sebesar 65%

meningkat menjadi 85% pada siklus II.

Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I dinyatakan tidak tuntas karena belum mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 85% siswa memperoleh nilai 70, sedangkan pada siklus II dinyatakan tuntas karena 85% siswa telah memperoleh nilai 70. Siswa dikatakan tuntas belajarnya jika proporsi jawaban benar siswa atau persentasenya dalam evaluasi mencapai ≥ 70 dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika di kelas tersebut terdapat 85 % siswa telah mencapai ketuntasan individual. Selain itu, pencapaian jumlah nilai rata-rata pada setiap siklus mempunyai hasil yang berbeda.

Pada siklus I sebesar 69,41 sedangkan pada siklus II sebesar 74,41.

Jumlah siswa yang tuntas atau siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 pada siklus I yaitu 13 orang dan jumlah siswa yang yang memperoleh nilai ≤ 70 berjumlah 7 orang, sehingga persentase ketuntasan yang diperoleh sebesar 65%. Hasil tersebut belum dapat dinyatakan tuntas karena belum mencapai standar ketuntasan yaitu 85%, dan pembelajaran dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 berjumlah 17 orang dan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≤ 70 sebanyak 3 orang, sehingga diperoleh presentase ketuntasan klasikal sebesar 85%. Hasil tersebut mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 2.

Tercapainya ketuntasan belajar menggunakan metodeinquiri karena selama proses pembelajaran berlangsung siswa lebih aktif dalam mengemukakan pendapat dan pertanyaannya serta lebih bersedia dalam menjawab pertanyaan pada saat mempersentasikan hasil kerja kelompoknya, sehingga proses tersebut memancing siswa lain untuk lebih berani mengajukan pendapatnya masing-masing. Hal ini membuat suasana belajar mengajar menjadi lebih hidup.

Simpulan h

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka, dapat disimpulkan bahwa :implememtasi metode pembelajaran inquiri untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada matapelajaranfisika pokok bahasan getaran dan gelombang MTs.Hidayatullah Mataram TahunPelajaran2013/2014, hal ini dapat dilihat dari hasil siklus I dengan kategori cukup tinggi dapat meningkat pada siklus II dengan kategori sangat tinggi.

(6)

Refrensi

Arikunto, S.2011. Dasar-DasarEvaluasiPendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

BaharudindanWahyuni.2009.TeoriBelajardanpembelajaran. Yogyakarta: Media Group.

DimyatidanMudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta DKK.2011. PenelitianTindakanKelas.Bandung:YramaWidya.

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Ibrahim dan Nur. 2001. Pembelajaran Berdasarkan Masalah.Surabaya :University Press.

Iskandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada.

Roestiyah. 2008. StrategiBelajarMengajar. Jakarta: RinekaCipta.

Sagala, S. 2010.Konsep Dan MaknaPembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.

Suharsimi, A. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Jakarta:

Rineka Cipta

Sugiyono. 2012. MetodePenelitianPendidikan. Bandung: Alfabeta.

Yamin, M. 2010. Strategipembelajaranberbasiskompetensi.Jakarta: Gaung Prasada Press.

Gambar

Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Inquiri
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Suharsimi, 2012).

Referensi

Dokumen terkait

1 Sumbawa Besar, Kelompok Kerja 43 Pekerjaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Sumbawa Tahun Anggaran 2015, telah melaksanakan rapat sehubungan e-lelang pemilihan

Wati: “Halo, saya Wati, bisa bicara dengan Mira?” Mira : “O, Wati, saya sendiri, ada apa Wati?”.. Perikan dialog di atas adalah contoh pembicaraan

PELNI Cabang Surabaya telah melakukan delapan tahapan strategi komunikasi pemasaran yang efektif, yakni mengidentifikasi audiens sasaran, menentukan tujuan

Kurangnya informasi tentang jumlah pengunjung dari Badan Pusat Statistik menjadikan alasan untuk pengambilan keputusan tentang jumlah penumpang kapal ditentukan

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 7 bahwa pertumbuhan jumlah pelanggan air kabupaten/kota di Indonesia cenderung mengalami konvergensi yaitu lebih banyak

Dengan kata lain, Schmitthoff menegaskan wilayah hukum perdagangan internasional tidak termasuk atau terlepas dari aturan-aturan hukum internasional publik yang

54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Banngflasa Pemerintah yang terakhir dirubah dengan Peraturan

Berdasarkan visi dan misi tersebut, pendidikan tinggi seni di Indonesia bertujuan untuk menghasilkan sarjana/ilmuwan/tenaga profesional/guru di bidang seni yang peka dan