BAB II
KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu
Sastri, dkk (2017). Dengan hasil Penelitiannya yaitu: (1) Secara Parsial pendapatan premi hasil underwriting, hasil investasi dan risk based capital, berpengaruh positif terhadap laba asuransi yang terdaftar di BEI periode 2011-2015, (2) Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan premi hasil underwriting, hasil investasi dan risk based capital terhadap laba pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.1
Karyati,dkk (2019). Dengan hasil penelitiannya yaitu: (1) Pada perusahaan asuransi syariah, Premi dan investasi tidak memiliki pengaruh pada pertumbuhan laba. Hal tersebut disebabkan karena tipa-tiap premi nasabah bayarkam pada perusahaan asuransi memiliki beberapa risiko yang berdampak pada pengajuan klaim.
(2) Pada perusahaan asuransi konvensional, Premi tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat perolehan laba, sedangkan klaim dan investasi memiliki pengaruh terhadap tingkat perolehan laba. Artinya ini menyatakan bahwa semakin tinggi pendapatan premi yang didapat oleh perusahaan asuransi, maka dana yang digunakan untuk melakukan investasi juga semakin tinggi. Jadi kesimpulannya adalah semakin banyak investasi tentu secara otomatis akan diikuti dengan kenaikan perolehan laba perusahaan.2
Wulandari, dkk (2019). Dengan hasil penelitiannya yaitu: adanya keterkaitan antara variabel dependen dan variabel independen yang dapat dibuktikan dengan uji simultan. Kemudian pada uji parsial premi berpengaruh terhadap laba, jadi dhasil yang didapat yaitu jika pendapatan premi tinggi tentu laba yang didapat akan tinggi pula. Klaim tidak berpengaruh terhadap laba, dapat diketahui bahwa klaim
1 Sastri, I. A. I. P., Edy Sujana, S. E., & Sinarwati, N. K. (2017). Pengaruh Pendapatan Premi, Hasil Underwriting, Hasil Investasi Dan Risk Based Capital Terhadap Laba Perusahaan Asuransi (Studi Empiris Pada Perusahan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015). Jimat (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 7(1).
2 Karyati, N., Mulyati, S., & Icih, I. (2019). Analisis Perbedaan Pengaruh Premi, Klaim, Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Asuransi Syariah Dengan Asuransi Konvensionalperiode 2011-2013. Tsarwatica (Islamic Economic, Accounting, And Management Journal), 1(01), 56-77.
merupakan kewajiban yang harus dibayarkan kepada tertanggung asuransi. Investasi berpengaruh terhadap laba, maka semakin tinggi premi yang dibayarkan maka semakin banyak yang akan diinvestasikan maka pendapatan laba akan meningkat, kemudian underwriting tidak berpengaruh terhadap laba karena underwriting merupakan manajemen yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan calon peserta asuransi.3
Juwita & Rindiati (2020). Dengan hasil penelitiannya yaitu:Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendapatan premi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba bersih sebelum pajak. Hasil underwriting secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan pada perolehan laba bersih sebelum pajak.
Sementara itu hasil uji simultan premi dan hasil underwriting berpengaruh signifikan terhadap laba bersih sebelum pajak. Pendapatan premi dan hasil underwriting berpengaruh terhadap laba karena dengan pendapatan premi yang diperoleh perusahaan dan pengoptimalan hasil underwriting maka akan berdampak pada peningkatan jumlah laba yang diperoleh perusahaan.4
Saputro (2018). Dengan hasil penelitiannya yaitu: (1). Penelitian ini menyatakan bahwa secara satu persatu atau berdasarkan hasil pengujian secara satu persatu menunjukkan bahwa variabel risk based capital berpengaruh terhadap laba.
(2). Penelitian ini menyatakan bahwa secara satu persatu atau berdasarkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa beban klaim berpengaruh terhadap laba.
(3). Penelitian menyatakan bahwa secara bersama - sama atau berdasarkan hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa memiliki pengaruh signifikan antara risk based capital dan beban klaim terhadap laba.5
Reschiwati dan Solikha (2018). Dengan hasil penelitiannya yaitu: (1).
Variabel pendapatan premi (PP) memiliki nilai koefisien 0,050873 dan nilai
3 Wulandari, J. R., Wiyono, W., & Rizal, N. (2019, July). Pengaruh Premi, Klaim, Investasi, Dan Underwriting Terhadap Laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Di Indonesia Periode Tahun 2013–2017. In Proceedings Progress Conference (Vol. 2, No. 1, Pp. 79-85).
4 Juwita, R., & Rindiati, N. (2020). Pengaruh Pendapatan Premi Dan Hasil Underwriting Terhadap Laba Pada Pt Asuransi Jiwasraya (Persero) Periode 2008-2015. Land Journal, 1(1), 21-31.
5 Saputro, F. B. (2019). Pengaruh Risk Based Capital Dan Beban Klaim Terhadap Laba Pada Perusahaan Asuransi Jiwa Periode 2014-2016. Jurnal Semarak, 1(3).
signifikansi (prob) sebesar 0,4099> 0,05, ini berarti bahwa pengaruh pendapatan premi terhadap laba bersih positif tidak signifikan pada α 0,05, tetapi signifikan pada α 0,10. (2). Variabel beban klaim memiliki koefisien - 0,113538 dengan signifikansi (prob) sebesar 0,0083 <0,05, ini berarti bahwa pengaruh biaya klaim terhadap laba bersih negatif signifikan pada α 0,05. Peningkatan biaya klaim akan mengurangi laba bersih. (3). Return underwriting (HU) memiliki koefisien - 0,968219 dengan α signifikansi (prob) sebesar 0,0000 <0,05, ini berarti bahwa pengaruh biaya klaim terhadap laba bersih adalah positif pada α 0,05. Peningkatan beban klaim akan meningkatkan laba bersih. Ini bisa dibuktikan dari hampir semua hasil underwriting yang didapat memiliki efek positif atau menambah laba bersih perusahaan asuransi.
Semakin tinggi hasil underwriting, semakin tinggi laba bersihnya.6
2.2 Kerangka Teoritis Masalah Penelitian 2.2.1 Asuransi Syariah
Secara bahasa atau terminologi asuransi syariah merupakan kegiatan saling menolong, dan pada umumnya keberadaan asuransi memiliki tujuan untuk mengantisipasi apabila terjadi kesusahan dan musibah dalam kehidupan. Manusia selalu berhadapan dengan kemungkinan bencana atau musibah yang mengakibatkan kematian, kerugian pada suatu usaha, dan kecelakaan. Menurut Fatwa DSN-MUI asuransi syariah merupakan upaya saling membantu yang dilakukan oleh sejumlah orang melalui investasi yang berbentuk aset tabarru; yang dikelola oleh perusahaan asuransi syariah, tolong menolong dalam menghadapi berbagai resiko yang dimaksud diperoleh melalui akad dan kesepatakan antara beberapa peserta asuransi dan perusahaan pengelola asuransi syariah tersebut. Asuransi syariah memegang teguh akad yang tidak mengandung maysir (perjudian), risywah (suap), zalim, penipuan, riba dan barang maksiat atau haram
6 Reschiwati, R., Solikhah, R. P., & Solikhah, R. P. (2018). Random Effect Model: Influence Of Income Premium, Claim Cost And Underwriting Results On Net Income In Insurance Company In Indonesia: Case Study Of Insurance Company Listed On Indonesia Stock Exchange. Random Effect Model: Influence Of Income Premium, Claim Cost And Underwriting Results On Net Income In Insurance Company In Indonesia: Case Study Of Insurance Company Listed On Indonesia Stock Exchange, 1(3), 1-17.
Asuransi syariah tentu memiliki perbedaan dengan asuransi konvensional.
Dalam asuransi syariah semua peserta asuransi berniat melakukan tolong-menolong antara satu peserta dengan peserta lainnya dengan menggunakan dana tabarru’ yang telah dikumpulkan oleh peserta asuransi tersebut, jadi sistem yang dijalankan bukan semata-mata mengalihkan risiko sepenuhnya tetapi berbagi risiko dimana semua peserta asuransi saling menanggung dan membantu apabila ada peserta asuransi yang sedang mengalami kesusahan, musibah ataupun kecelakaan.7
2.2.2 Prinsip Dasar Asuransi Syariah
Ekonomi Islam tidak lepas salah satu lembaga keuangan yaitu asuransi syariah, dimana asuransi syariah merupakan satu aspek dari system Islam yang pastinya memiliki prinsip-prinsip dan nilai dasar yang sesuai dengan nilai-nilai illahiyah dalam pelaksanaan operasionalnya, tetapi secara umum nilai-nilai dari prinsip-prinsip asuransi syariah juga terdapat dalam prinsip-prinsip asuransi konvensional. Secara umum asuransi memiliki prinsip antara lain, sebagai berikut:
1. Prinsip Insurable (Prinsip Kepentingan)
Prinsip insurable interest (prinsip kepentingan) merupakan hak atau adanya korelasi dengen persoalan pokok dari perjanjian. Misalnya saat terjadi masalah keuangan (finansial) seperti kerugian, kerusakan atau kehilangan, kehancuran suatu benda. Kepentingan dalam hal ini bias terjadi dikarenakan beberapa hal, sebagai berikut:
a) Adanya kuasa dari orang lain contohnya kendaraan di bengkel yang tengah mengalami tindaka pembenahan
b) Kepemilikan, misalnya motor atau mobil milik kita sendiri
c) Karena undang-undang, misalnya pemilik gedung bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh pengunjung gedung.
Contoh di atas merupakan bagaimana Islam mengatur dan mengakui terhadap tanggung jawab dan hak milik seseorang yang diamanahkan (dilimpahkan) kepada diri kita.
7 Andri Soemitra.2010. Bank Dan Lembaga Keangan Syariah. Jakarta: Prenada Media Group, H 245-246
Tanpa insurable interst, suatu perjanjian hanya menjadi perjanjian perjudian yang mampu memicu niat jahat untuk melakukan rekasaya kerugian yang bertujuan mendapatkan keuntungan. Jadi jika tidak ada kepentingan, maka wajib dikategorikan sebagai kegiatan perjudian.
Allah telah berfirman dengan tegas tentang perjudian sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 219
2. Prinsip Utmost Good Faith (Prinsip Iktikad baik atau prinsip kejujuran yang sempurna)
Asuransi syariah mempunyai perjanjian yang utama yaitu memiliki rasa saling percaya antara semua peserta asuransi dan perusahaan yang mengelolanya, pada hakikatnya rasa saling percaya didasari oleh niat dan i’tikad yang baik. Contohnya apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan peserta memiliki kepercayaan jika penanggung akan memberikan ganti rugi terhadap peserta yang sedang mendapatkan kesusahan.
Kedua belak pihak merupakan hal yang sangat penting dalam prinsip utmost good faith ini adalah adanya ketidakbenaran informasi dari masing-masing pihak. Artinya, tidak diperbolehkan memberikan informasi yang berisi penipuan, kecurangan dan penipuan. Dalam perjanjian akad muamalah masing-masing pihak harus saling melaksanakan akad atau perjanjian tersebut seperti yang tertuang dalam QS Al-Maidah Ayat: 2. yang artinya
“Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (menganggu) hadyu (hewan-hewan kurban), dan qala’id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan pula menganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulrahman; mereka mencari karunia dan keridhaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencianmu kepada suatu kamu karena mereka mengahalang- halangimu dari masjidil haram, mendorong berbuamu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.
Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksanya.”8
3. Prinsip Idemnity
Idemnity adalah kompensasi keuangan yang eksak, cukup untuk mengembalikan tertanggung pada posisi keuangan sesaat sebelum kerugian terjadi. Bertujuan memberikan ganti rugi terhadap kerugian yang diderita oleh tertanggung yang disebabkan oleh bahaya sebagaimana ditentukan dalam polis. Bentuk Idemnity, yaitu: cash, repair, replacement dan rainstatement.
a) Cash, maksudnya jika terjadi klaim oleh tertanggung, maka penanggung (perusahaan asuransi) menganti kerugian tersebut dalam bentuk uang tunai (cash) sesuai dengan jumlah yang harus dibayar. Contoh: penggantian untuk bangunan yang terbakar pada polis kebakaran dengan uang tunai.
b) Repair, yaitu memperbaiki objek tanggungan yang sedang mengalami kerugian. Misalnya perbaikan mobil pada polis kendaraan bermotor
c) Replacement, yang dimaksud ialah jika terdapat kerugian pada objek tertanggung yang tidak dapat/mungkin dilakukan perbaikan (repair) maka objek tanggungan tersebut dapat diganti dengan objek tanggungan yang sama (objek dan nilainya seperti keadaan semula)
4. Prinsip Proximate Cause
Proximate Cause adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa secara berantai atau berurutan dan intervensi kekuatan lain, diawali dengan bekerja dengan aktif dari sumber baru dan independen. Contoh jika ada dua orang si A dan si B berkelahi ditepi dijalan si A terdorongd oleh si B
8 Qs. Al-Maidah [5]: 2
dan tanpa disadari ada kendaraan yang sedang melintas sehingga menabrak si A, sehingga si A mengalami meninggal akubat mengalami luka yang parah saat hendak dilarikan kerumah sakit. Jadi dalam kasus ini penyebab dominan (proximate cause) kematian si A adalah kecelakaan atau tertabrak kendaraan, bukan perkelahian
5. Prinsip Subrogation
Subrogation merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian. Prinsip ini sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari pinsip indemnity, yang hanya memberikan ganti rugi kepada tertanggung sebesar kerugian yang dideritanya. Contohnya jika ada kebakaran yang disebabkan karena kelalaian orang lain (pihak ketiga) kerugian-kerugian yang terjadi bisa digeserkan kepada pihak ketiga.
6. Prinsip Contribution
Contribution (Kontribusi) dalam asuransi merupakan dua perspektif yang terbagi atas perusahaan asuransi (perspektif penanggung) dan pemilik polis/peserta asuransi (perspektif tertanggung).
Sudut pandang dari perusahaan asuransi (penanggung) kontribusi merupakan suatu prinsip dimana penanggung berhak pengajak penanggung lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk sama-sama membayar ganti rugi kepada tertanggung (pemegang polis/peserta asuransi) meskipun jumlah tanggungan antara peserta yang satu dengan peserta yang lain berbeda beda. Sudut pandang peserta asuransi/ pemegang polis (tertanggung), al-musahamah
‘kontribusi’ merupakan bentuk kerja sama antara sesama peserta asuransi, dimana setiap peserta memberikan kontribusi dana kepada perusahaan asuransi (premi) sehingga peserta itu berhak mendapat
jaminan atas kontrubusinya yang berdasarkan besarnya premi yang dibayarkan.
Sesungguhnya konsep kerjasama atau kontribusi telah termaktub dalam Al-Qur’an urah Al-Maidah Ayat 2: Dan tolong menolonglah kamu dalm kebenaran dan ketakwaan.9
2.2.3 Laba Perusahaan 1. Pengertian Laba
Pengertian laba dapat diukur menurut dua pandangan menurut Harahap dalam Dwimulyani & Shirly (2018), sebagai berikut: (a). Laba menurut ilmu ekonomi dan (b). Laba mnurit akuntansi. Adam Smith mendefinisikan laba menurut ekonomi sebagai kenaikan dalam kekayaan (an increase in wealthy). Kesepakatan para ekonom mengartikan tentang pengertian laba dengan suatu perubahan kearah yang lebi positif, seperti bertambahnya kesejahteraan, lebih sehat, dalam periode waktu tertentu. Meskipun dalam menghitung perubahan yang (lebih baik dan lebih sejahtera) ahli ekonomi belum secara jelas dalam mendefinisikan istilah tersebut dalam operasional suatu perusahaan.
Laba menurut akuntansi, adalah adanya perbedaan pendapatan yang bersumber dari periode tertentu suatu transaksi perusahaan yang dikurangi dengan biaya pengeluaran untuk mendapatkan pengahasilan itu sendiri, pengertian ini dikemukakan oleh Harahap dalam Dwimulyani & Shirly (2018). Laba menurut akuntansi merupakan selisih dari pendapatan (income) pada periode tertentu dari semua transaksi yang dikurangi dengan biaya pengeluaran pada periode yang sama, pendapat ini dikemukakan oleh Ahmed Belkaouni.
Secara umum laba dalam suatu perusahaan terbagi menajdi tiga jenis yaitu:
laba bersih, laba kotor dan laba usaha. Dimana dari ketika jenis laba tersebut tidak memiliki pengaruh satu sama lain secara langsung. Artinya perlu menganalisi perubahan pada setiap laba untuk mengetahui apa saja faktor dan penyebab perubahan tersebut baik perubahan karena keuntungan (kenaikan) atau kerugian
9 Nurul Huda & Mphamad Heykal. “Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis Dan Praktis” (Jakarta: 2010). Penerbit Kencana Media Group,172-178.
(penurunan). Kesimpulan yang dapat diambil adalah untuk evaluasi kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang.10
2. Jenis-Jenis Laba
Menurut Hansen & Howen dalam Karyati,dkk (2017) mengklasifikasikan laba menjadi empat jenis, antara lain sebagai berikut:
1) Laba bersih atau laba setelah pajak merupakan pendapatan laba setelah dikurangi berbagai macam pajak. Laba dialokasikan kedalam perkiraan laba ditahan. Laba yang ditahan ini akan diambil sebagai deviden kepada pemegang saham dengan jumlah tertentu
2) Laba kotor adalah selisih dari harga pokok penjualan (HPP) dengan hasil penjualan
3) Laba operasional adalah semua hasil dari aktivitas perusahaan kecuali ada perubahan yang besar atau signifikan pada tingkat ekonominya, diharapkan dengan waktu satu dapat tahun pencapaiannya. Jadi kemampuan perusahaan untuk terus bertahan dan meningkatkan laba perusahaan sebagai jasa pada pemilik modal ditentukan oleh angka yang tertera pada laba.
4) Laba sebelum dikurangi pajak adalah perolehan laba operasi yang ditambahkan dengan biaya diluar operasi biasa dan hasilnya angka ini merupakan angka yang penting dikarenakan jumlahnya akan menyatakan laba akhir yang dicapai oleh perusahaan.11
Perubahan laba yang tinggi mengindikasikan laba yang diperoleh perusahaan tinggi, jadi diikuti dengan pembagian deviden yang tinggi pula. Hal ini dapat mempengaruhi keputusan para investor untuk melakukan investasi untuk menanamkan modalnya pada perusahaan dikarenakan investor tentu memiliki
10 Dwimulyani, S., & Shirley, S. (2018). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Rasio-Rasio Keuangan, Laba Bersih, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Prediksi Pertumbuhan Laba Usaha Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bej. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, Dan Keuangan Publik, 2(1), 43-57.
11 Karyati, N., Mulyati, S., & Icih, I. (2019). Analisis Perbedaan Pengaruh Premi, Klaim, Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Asuransi Syariah Dengan Asuransi Konvensionalperiode 2011-2013. Tsarwatica (Islamic Economic, Accounting, And Management Journal), 1(01), 56-77.
harapan untuk memperoleh return yang tinggi dari dana yang diinvestasikan tersebut.
Rasio keungan merupakan salah satu cara untuk menganalisa perolehan laba yang akan diperoleh. Perusahaan perlu melakukan evaluasi apabila kondisi keuangan tidak aman dan berisiko, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kerugian perusahaan dan supaya dimasa mendatang mampu memilih keputusan terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan laba.12
2.2.4 Kontribusi Peserta (Premi)
1. Pengertian Kontribusi Peserta (Premi)
Premi merupakan sejumlah dana kerja sama yang diperoleh perusahaan asuransi syariah dari peserta asuransi, dengan begitu peserta asuransi berhak memperoleh ganti rugi dalam sebuah perjanjian tolong-menolong (takaful), sedangkan pihak perusahaan berhak mengelola untuk memperoleh keuntungan.13
Menurut Subagiyo dalam kurniawaty (2017), premi asuransi adalah uang yang dibayarkan peserta asuransi kepada perusahaan asuransi dengan cara dan ketentuan yang berlaku. Sementara definisi premi menurut Soeisno Djojosoedarso dalam Kurniawaty (2017) ) adalah pembayaran dari peserta asuransi kepada perusahaan gunanya untuk memproteksi para peserta dari berbagai risiko yang terjadi.
Perusahaan yang menetapkan jumlah premi yang harus dibayarkan kepada perusahaan dengan memperhatikan kondisi peserta asuransi tersebut. kesimpulan dari premi menurut para ahli tersebut adalalah premi merupakan kewajiban membayar sejumlah uang kepada perusahaan asuransi atas keikutsertaannya di asuransi.14
Pendapatan premi adalah menurut Sula dalam Nasution & Nanda (2020) premi atau dalam istilah fiqih muamalah adalah almusahamah atau dana kontribusi.
Dalam Asuransi syariah pendapatan premi berarti dan ayang terdiri atas dana
12 Trispa Juwita, “Analisi Pengaruh Premi, Klaim, Investasi Dan Surplus Underwriting Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Industri Asuransi Syariah Tahun 2012-2016” (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, Salatiga 2017), 28
13 Syakir Sula, Muhammad, Asuransi Syariah: (Life And General) Konsep Dan Sistem Operasional,Jakarta: Gema Insani, 2004.
14 Kurniawaty, E. (2017). Pengaruh Citra Perusahaan Dan Tarif Premi Terhadap Minat Beli Yang Berdampak Pada Kepuasan Pelanggan Di Pt Asuransi Cigna Jakarta. Jurnal Kreatif Pemasaran, Sumber Daya Manusia Dan Keuangan, 5.
tabungan dan dana tabbaru’ dimana dana tabbaru’ merupakan sumbangan atau derma yang di berikan secara ikhlas oleh peserta kepada peserta lain yang mengalami musibah atau biasa disebut pembayaran santunan klaim, sedangkan dana tabungan merupakan dana yang dicadangkan untuk investasi dan akan mendapatkan bagi hasil sesuai prinsip mudharabah. Oleh karena itu, tinggi nya laba yang dihasilkan dari pengelolaan asuransi tidak lepas dari meningkatnya15
2. Fungsi Kontribusi Peserta (Premi)
Kontribusi Peserta merupakan hal yang sangat menentukan dalam menyangkut eksistensi perusahaan karena dari sinilah salah satu sumber pendapatan perusahaan berasal. Meskipun premi menempati skala “minoritas” sebagai penghasilan tetapi memiliki proporsi “mayoritas” sebagai sumber penghasilan.
Beberapa pengalokasian dana pada setiap pendapatan kontribusi yang telah diterima perusahaan adalah sebagai berikut:
a) kontribusi tabungan, adalah tabungan peserta asuransi yang pengelolaannya diserahkan kepada perusahaan, peserta asuransi mempunyai hak dari perolehan investasi bersih sesuai kesepakatan antara kedua pihak. Perusahaan memberi hak bagi hasil ini apabila pemegang polis tersebut dinyatakan berhenti sebagai peserta.
b) Kontribusi tabarru’, yaitu sejumlah dana yang yang digunakan untuk tujuan saling menolong, dana ini diperoleh dari hibah seluruh peserta asuransi yang dikumpulkan untuk membantu peserta lain apabila mengalami beberapa musibah seperti kematian, sehingga ahli waris akan memperoleh santunan jika pemagang polis meninggal saat masih menjadi peserta asuransi.
c) Kontribusi biaya merupakan sejumlah dana yang diperoleh dari peserta asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan tujuannya untuk membiayai berbagai biaya operasional perusahaan seperti mengelola dana asuransi, biaya awal dan lanjutan, biaya tahun berjalan, dan biaya yg harus keluar saat masa polis telah habis. Besaran jumlah premi yang harus dibayar bukanlah
15 Nasution, N. H., & Nanda, S. T. (2020). Pengaruh Pendapatan Premi, Hasil Underwriting, Hasil Investasi dan Risk Based Capital Terhadap Laba Perusahaan Asuransi Umum Syariah. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, 17(1), 41-55.
ditentukan oleh pemerintah, tetapi mngikuti ketentuan mekanisme pasar.
Meski demikian premi tetap harus memenuhi beberapa faktor menurut peraturan pemerintah.16
2.2.5 Investasi
Menurut Jogiyanto dalam Dewi & Darma (2019) investasi merupakan suatu kegaiatan penangguhan konsumsi yang seharusnya bisa dilakukan paada saat ini, tetapi ditangguhkan untuk masa mendatang selama periode waktu tertentu. Halim & Tendelin dalam Dewi & Darma (2019), mendefinisikan investasi yaitu jumlah dana dan sumber daya yang telah tersedia kini disimpan untuk masa depan yang memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Definisi investasi dalam arti sempit adalah penanaman sejumlah dana atau uang yang harus dipertimbangkan resiko yang akan diperoleh pada jangka waktu tertentu. Investasi merupakan suatu keputusan perusahaan yang memiliki tujuan jangka panjang seperti menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan tersebut dengan membeli suatu faktor-faktor produksi yang digunakan sebagai penghasil barang dan jasa.17
Menurut Halim dalam Saputra & Anastasia (2013) investasi adalah risiko dan return itulah dua sisi investasi. Apabila perolehan return yang ditawarkan semakin tinggi tentu diikuti dengan risiko tinggi pula. Jika mengalami kerugian investor bisa saja semua modal yang dimiliki investor akan habis. Inilah alasannya mengapa dana yang dimiliki investor tidak semuanya dipergunakan untuk investasi meski menawaran return yang tinggi.
Kegiatan investasi selalu berkaitan dengan keuntungan dan kerugian, maka saat hendak melakukan investasi hendaknya mengukur dahulu tingkat resiko seseorang untuk dapat menentukan investasi yang sesuai. Setelah tingkat risiko
16 Andi Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana, 2010) , H. 277.
17 Dewi, N. K. Y. W., & Darma, G. S. (2019). Strategi Investasi & Manajemen Resiko Rumah Sakit Swasta Di Bali. Jurnal Manajemen Bisnis, 16(2), 110-127.
kepala keluarga sudah diketahui, disusunlah portofolio jenis investasi yang sesuai dengan tingkat risiko.18
Investasi dalam standar akuntansi keuangan per 1 Oktober 2004 PSAK Nomor 13 adalah:
“Investasi adalah sebuah asset yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui hasil investasi (seperti bunga, royalty, deviden dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi, atau manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Persediaan dan asset tetap merupakan investasi”19
Hasil investasi adalah kegiatan menanamkan modal seperti dan harta dengan tujuan imbalan keuntungan pembagian hasil investasi yang diserahkan kepada pemilik dana dalam hal ini yaitu pengelola dan peserta asuransi, sehingga semakin baik pengelolaan dana investasi maka akan semakin mendatangkan laba.20
2.2.6 Pengertian Klaim
Pelaporan (reporting) merupakan penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pihak yang berwenang, baik secara lisan maupun tertulis berkaitan dengan kegiatan tertentu. Penggunaan istilah klaim dalam kenyataan sehari-hari telah berkembang sesuai dengan perkembangan konsep dan model asuransi kesehatan. Klaim merupakan pengajuan ganti bayar oleh peserta kepada perusahaan asuransi atas pembiayaan pelayanan kesehatan yang telah dibayarkan. Klaim adalah suatu permintaan salah satu dari dua pihak yang mempunyai ikatan, agar haknya terpenuhi satu dari dua pihak yang melakukan ikatan tersebut akan mengajukan
18 Saputra, H. I., & Anastasia, N. (2013). Jenis Investasi Berdasarkan Profil Risiko. Jurnal Finesta Vol, 1, 47-52.
19 Indonesia, I. A. (2004). Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Oktober 2004. Jakarta:
Salemba Empat, 85.
20 Nasution, N. H., & Nanda, S. T. (2020). Pengaruh Pendapatan Premi, Hasil Underwriting, Hasil Investasi dan Risk Based Capital Terhadap Laba Perusahaan Asuransi Umum Syariah. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, 17(1), 41-55.
klaimnya kepada pihak lainnya sesuai dengan perjanjian polis yang disepakati bersama oleh kedua pihak
Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai pelaporan dan klaim, penulis memberi kesimpulan bahwa pelaporan klaim adalah catatan informasi tentang kegiatan yang berkaitan dengan konsep dan model ansuransi kesehatan yang berisi tentang pengajuan ganti bayar oleh peserta kepada perusahaan asuransi atas pembiayaan pelayanan kesehatan yang telah dibayarkan, kemudian dari pihak rumah sakit dan verifikasi tersebut sudah saling sepakat atas ketentuan yang ada dan sampai akhirnya pada yang diharapkan yaitu klaim gol atau berhasil.21
2.3 Kerangka Penelitian
21 Winarni, W. (2019). Prosedur Dan Pelaporan Klaim Pelayanan Pasien Rawat Inap Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Di Rs. Muhammadiyah Mardhatillah Randudongkal Pemalang. Jurnal Penelitian Dosen Stie Assholeh, 1.
Premi (X1)
Investasi (X2)
Klaim (X3)
Laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
di Indonesia (Y)
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu penyataan yang bersifat sementara atau dugaan anggapan, pendapat dan asumsi. yang mungkin kebenerannya yang kemudian harus dibuktikan dengan melakukan suatu penelitian atau pengamatan terhadap objek yang diteliti.22
1) Premi adalah sejumlah uang yang dibayarkan peserta kepada pihak perusahaan asuransi yang dipergunakan untuk memproteksi diri apabila terjadi musibah seperti kematian, kecelakaan, usaha yang dijalankan rugi, rusaknya suatu hal yg kita asuransikan dimana peserta amanahkan pengelolaannya kepada perusahaan asuransi, untuk memberikan proteksi saat terjadinya sesuatu hal yg tidak diinginkan, sehingga transfer resiko yang kita dapatkan akan sesuai dengan kesepakatan di dalam buku polis. Mengacu pada penelitian terdahulu yang diteliti oleh Wulandari, dkk (2019) dengan judul
“Pengaruh Premi, klaim, investasi dan Underwriting terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia periode tahun 2013-2017”. Hasil penelitian yang didapat adalah secara parsial premi berpengaruh positif signifikan pada laba perusahaan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 = Premi berpengaruh positif signifikan pada laba
2) Hasil investasi menurut syariah berkaitan dengan muamalah ataupun perdagangan, bentuk usaha dapat berwujud aset maupun usaha jasa dan usaha yang terkait atas suatu produk. Mengacu pada penelitian terdahulu yang diteliti oleh Sastri, dkk (2017) dengan judul “Pengaruh Pendapatan Premi, Hasil Investasi, Hasil Underwriting, Hasil Investasi Dan Risk Based Capital Terhadap Perusahaan Asuransi (Studi Empiris Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)”. Hasil penelitian yang didapat adalah secara simultan dan parsial Investasi
22 Agrasadya, A., & Indriyani, I. (2020). Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Macdonals Sunburst Serpong Tangerang. Jurnal Disrupsi Bisnis: Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang, 3(1).
berpengaruh positif signifikan pada laba perusahaan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2 = Investasi berpengaruh positif signifikan pada laba
3) Klaim merupakan hak peserta asuransi untuk mengajukan ganti rugi kepada perusahaan asuransi saat terjadi resiko ganti rugi yang diperoleh peserta sesuai dengan akad dan kesepakatan antara kedua pihak sebelumnya. Mengacu pada penelitian terdahulu yang diteliti oleh Saputro (2018) dengan judul “Pengaruh Risk Based Capital dan beban klaim terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah periode 2014-2016”. Hasil penelitian yang didapat adalah secara parsial dan simultan klaim berpengaruh negatif signifikan terhadap laba perusahaan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 = Klaim berpengaruh negatif signifikan terhadap laba perusahaan