• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFEK ANTIINFLAMASI DEKOKTA KULIT ALPUKAT (Persea americana Mill.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS TERINDUKSI KARAGENIN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI EFEK ANTIINFLAMASI DEKOKTA KULIT ALPUKAT (Persea americana Mill.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS TERINDUKSI KARAGENIN SKRIPSI"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

UJI EFEK ANTIINFLAMASI DEKOKTA KULIT ALPUKAT (Persea americana Mill.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS

TERINDUKSI KARAGENIN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Claudia Darantika Pradita NIM : 148114085

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

UJI EFEK ANTIINFLAMASI DEKOKTA KULIT ALPUKAT (Persea americana Mill.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS

TERINDUKSI KARAGENIN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Claudia Darantika Pradita NIM : 148114085

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan, kupersembahkan skripsi ini untuk yang terkasih: Bapak dan Ibu, yang senantiasa mendukung dalam setiap proses. Adikku dan segenap keluarga, yang turut serta memberikan semangat. Almamaterku, Farmasi Sanata Dharma.

(6)
(7)
(8)

vii PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas setiap berkat-Nya sehingga skripsi dengan judul “Uji Efek Antiinflamasi Dekokta Kulit Alpukat (Persea americana Mill.) pada Mencit Jantan Galur Swiss terinduksi Karagenin” dapat penulis selesaikan. Skripsi ini merupakan bagian dari penelitian Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt yang berjudul “Aktivitas Analgesik dan Antiinflamasi Kulit Alpukat” berdasarkan SK No.014b/LPPM USD/III/2017. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu karena dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima kasih kepada :

1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma .

2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku dosen pembimbing dan dosen penguji pada skripsi ini, atas segala bimbingan, bantuan, dukungan, perhatian, motivasi, serta semangat yang senantiasa diberikan selama penelitian sampai penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc., selaku dosen pembimbing akademik penulis dan dosen penguji pada skripsi ini yang telah memberikan saran, bantuan, dan senantiasa memberikan semangat selama penyusunan skripsi, serta atas bimbingan selama penulis menempuh masa studi hingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi.

4. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji pada skripsi ini yang telah memberikan saran, bantuan, dan senantiasa memberikan motivasi selama penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt. selaku Kepala Laboratorium Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang telah memberikan ijin dalam penggunaan fasilitas laboratorium untuk kepentingan skripsi ini.

(9)

viii

6. Bapak Heru, Bapak Wagiran, Bapak Parjiman, Bapak Kunto, Bapak Agung, dan Mas Sigit selaku Laboran Laboratorium Fakultas Farmasi Sanata Dharma atas bantuan selama proses penelian skripsi ini.

7. Segenap keluarga terkasih Bapak Sudarmanto, Ibu Catur Intan Rokiyana, Fransisca Happy Artanti, yang selalu mendukung dan senantiasa mengiringi penulis dari awal proses penyusunan skripsi ini baik dukungan moril maupun doa yang tak pernah putus untuk penulis.

8. Keluarga besar Ibu (Alm) Ngatini, serta keluarga Ibu Sunarti, yang senantiasa memberikan semangat untuk penulis menyelesaikan skripsi ini. 9. Keluarga baruku, Bapak Arief Imanudin, Ibu Emi Susanti, Elisabet Maria

Indah, yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis serta selalu memberikan dukungan doa untuk penulis.

10. Teman-teman skripsi kulit alpukat Eko Aprilianto dan Alexander Vito Harmony Swastika Yuan yang telah berproses bersama-sama penulis dari awal hingga penyusunan skripsi ini dapat selesai.

11. Teman-teman meja 3 yang telah menemani penulis dalam berproses selama masa studi : Lia, Chintya, Sastira, Ayu, Vivin, Livia, dan Billy, terima kasih untuk semangat dan dukungannya.

12. Teman-teman tisu yang telah menemani penulis selama masa studi sampai penyusunan skripsi ini berlangsung : Tien, Debby, Ega, Nino, Denis, Nug, Dicky, dan Petrus, terima kasih atas sukacita selama ini.

13. Teman-teman seperjuangan Panitia Inti Titrasi 2016 : Danang, Asih, Resti dan Valen yang selalu memberikan keceriaan pada penulis.

14. Teman terbaik yang senantiasa mendampingi penulis dalam suka maupun duka, Emanuel Krisnanda, yang selalu ada memberikan semangat kepada penulis, yang selalu memberikan dukungan kepada penulis, dan yang tidak pernah lelah memberikan motivasi kepada penulis, serta doa yang selalu mengiringi langkah penulis.

15. Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini tetapi tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

(10)

ix

Penulis manyadari setiap manusia tidak ada yang sempurna sehingga dalam penyusunan skripsi ini pasti masih terdapat banyak kesalahan yang dilakukan atas kekurangan penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kemajuan di masa mendatang.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapa bermanfaat bagi banyak pihak, baik itu mahasisiwa, lingkungan akademis, sampai masyarakat serta dapat berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan secara umum dan khususnya ilmu kefarmasian.

Yogyakarta,15 September 2017 Penulis

(11)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

INTISARI ... xiv

ABSTRACT ... xv

PENDAHULUAN ... 1

METODE PENELITIAN ... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 5

KESIMPULAN ... 16

SARAN ... 16

DAFTAR PUSTAKA ... 17

LAMPIRAN ... 20

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Uji Normalitas Nilai Rata-rata AUC Total (mm.menit) pada Uji Pendahuluan dalam Penetapan Dosis Kalium Diklofenak dan Selang Waktu Pemberian Kalium Diklofenak ... 8 Tabel II. Hasil Uji LSD Nilai AUC Total (mm.menit) pada Uji

Pendahuluan dalam Penetapan Dosis Kalium Diklofenak dan Selang Waktu Pemberian Kalium Diklofenak ... 9 Tabel III. Uji Normalitas Nilai Rata-rata AUC Total (mm.menit) pada

Uji Aktivitas Antiinflamasi ... 11 Tabel IV. Hasil Uji LSD Nilai AUC Total (mm.menit) pada Uji Aktivitas

Antiinflamasi ... 12 Tabel V. Uji Normalitas Persen Penghambatan Inflamasi (%) pada Uji

Aktivitas Antiinflamasi ... 14 Tabel VI. Hasil Uji LSD Persen Penghambatan Inflamasi (%) pada Uji

(13)

xii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Buah alpukat ... 42

Gambar 2. Kulit buah alpukat ... 42

Gambar 3. Kulit alpukat kering ... 42

Gambar 4. Potongan kulit alpukat kering ... 42

Gambar 5. Serbuk kulit alpukat ... 43

Gambar 6. Uji kadar air serbuk kulit alpukat ... 43

Gambar 7. Pembuatan dekokta kulit alpukat ... 43

Gambar 8. Dekokta kulit alpukat... 43

Gambar 9. Kaki mencit normal ... 44

Gambar 10. Pemberian secara peroral ... 44

Gambar 11. Injeksi subplantar ... 44

Gambar 12. Kaki mencit setelah diinduksi karagenin ... 44

Gambar 13. Injeksi dengan spuit kosong ... 45

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan dosis ... 21

Lampiran 2. Surat Ethical Clearance (EC) ... 24

Lampiran 3. Surat pengesahan determinasi Persea americana Mill. ... 25

Lampiran 4. Surat kalibrasi jangka sorong (Digital Caliper) ... 26

Lampiran 5. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian data secara statistic ... 27

Lampiran 6. Hasil analisis uji statistika nilai AUC total pada data orientasi penentuan dosis dan selang waktu pemberian kalium diklofenak ... 28

Lampiran 7. Rata-rata AUC total dan standard error (SE) pada uji pendahuluan ... 29

Lampiran 8. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai AUC total pada uji pendahuluan ... 31

Lampiran 9. Hasil analisis uji statistika nilai AUC total pada uji antiinflamasi dekokta kulit alpukat ... 33

Lampiran 10. Rata-rata AUC total dan standard error (SE) pada uji antiinflamasi dekokta kulit alpukat ... 34

Lampiran 11. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai AUC total pada uji antiinflamasi dekokta kulit alpukat ... 36

Lampiran 12. Hasil analisis uji statistika nilai persen penghambatan inflamasi pada kelompok uji antiinflamasi ... 38

Lampiran 13. Rata-rata persen penghambatan inflamasi dan standard error (SE) pada kelompok uji antiinflamasi ... 39

Lampiran 14. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai persen penghambatan inflamasi pada uji antiinflamasi dekokta kulit alpukat ... 41

Lampiran 15. Kulit alpukat dan dekokta kulit alpukat ... 42

(15)

xiv INTISARI

Alpukat (Persea americana Mill.) merupakan buah yang digemari oleh masyarakat dan memiliki kandungan antioksidan, namun sampai saat ini kulit alpukat (Persea americana Mill.) hanya dibuang sebagai limbah. Kulit alpukat (Persea americana Mill.) memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan daging buahnya. Aktivitas antioksidan yang dimiliki kulit buah alpukat (Persea americana Mill.) memungkinkan kulit alpukat (Persea americana Mill.) juga memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya efek antinflamasi pada dekokta kulit alpukat (Persea americana Mill.) dalam menurunkan udema pada mencit jantan galur Swiss yang terinduksi karagenin. Penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Pada penelitian ini digunakan mencit sebanyak 25 ekor, usia 2-3 bulan, dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Kelompok I diberi aquadest sebagai kontrol negatif, kelompok II diberi kalium diklofenak sebagai kontrol positif, sedangkan kelompok III, IV, dan V merupakan kelompok perlakuan yang akan diberi dekokta kulit alpukat (Persea americana Mill.) dengan dosis 667,5; 1335; dan 2670 mg/kgBB. Pengukuran udema dilakukan dengan menggunakan jangka sorong selama 6 jam. Analisis data dilakukan dengan menghitung AUC dari ketebalan udema pada kaki mencit dan dilakukan analisis one way ANOVA dan LSD. Persentase penghambatan inflamasi dekokta kulit alpukat (Persea americana Mill.) dari dosis terkecil ke dosis terbesar adalah 36,79; 39,85; dan 45,46%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dekokta kulit alpukat (Persea americana Mill.) memiliki efek sebagai antiinflmasi.

Kata kunci : antiinflamasi, kulit alpukat, (Persea americana Mill.), dekokta, karagenin.

(16)

xv ABSTRACT

Avocado (Persea americana Mill.) is one of favorable fruits that contains antioxidant substances. Eventhough it contains antioxidant subtances, people often find the avocado peel just be wasted. The antioxidant substance in the avocado peel is actually higher than that of in avocado pulp. This fact provides the possibility for avocado peel to be used as an anti-inflammatory agent. This research will prove that avocado peel decoction contain anti-inflammatory activity to reduce edema in hind paw carrageenan induced to Swiss strain male mice. This research was experimental with randomized completed direct sampling design. There were twenty five mice, aged 2-3 months. They are divided randomly into five treatment groups. Aquadest was given to the first group as the negative control. Diclofenac potassium was given to the second group as the positive While the avocado peels (Persea americana Mill) decoction was given to the third, fourth, and fifth as treatment groups with different dosage; 667,5; 1335; and 2670 mg/kgBB respectively. Edema was measured with digital caliper for six hours. The analysis data had been done by calculating the AUC of the thickness of hind paw edema, then the data had been statically analyzed by one way ANOVA and LSD. The percentage of inflammation inhibition by avocado peels (Persea americana Mill) decoction from the smallest dose to the largest dose were 36,79; 39,85; and 45,46%. The result of this research showed that avocado peels (Persea americana Mill.) decoction had an anti-inflammatory effect.

Keywords : anti-inflammatory, avocado peels, (Persea americana Mill.), decoction, carrageenan.

(17)

1 PENDAHULUAN

Indonesia dikenal sebagai sumber bahan baku obat-obatan tropis yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Salah satu tanaman yang dapat tumbuh sumbur di daerah tropis seperti Indonesia adalah alpukat. Alpukat selain dimanfaatkan sebagai buah, namun juga banyak digunakan sebagai obat tradisional (Marlinda, et al., 2012). Alpukat merupakan salah satu jenis buah yang digemari masyarakat karena selain rasanya yang enak juga kandungan antioksidannya yang tinggi (Afrianti, 2010). Meskipun demikian, buah alpukat belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal karena sampai saat ini biji dan kulit buah alpukat hanya dibuang sebagai limbah.

Menurut Vinha et al., (2013), biji dan kulit alpukat memiliki kandungan yang hampir sama, sehingga keduanya memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Bahkan aktivitas antioksidan dari kulit dan biji alpukat lebih tinggi dibandingkan dengan daging buahnya. Dekokta kulit alpukat memiliki efek proteksi pada hepar tikus yang terinduksi karbon tetraklorida (Hendra et al., 2016) dimana efek proteksi tersebut dicurigai diperoleh dari adanya khasiat antioksidan yang dimiliki daun alpukat. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kristanti (2016) dalam uji aktivitas antiinflamasi infusa biji alpukat pada mencit jantan terinduksi karagenin, infusa biji alpukat terbukti memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi.

Selain sebagai antioksidan, flavonoid juga dapat berperan sebagai antiinflamasi. Adeyemi et al., (2002) mengatakan bahwa salah satu senyawa yang terdapat dalam ekstrak daun alpukat adalah flavonoid yang memiliki efek sebagai analgesik dan antiinflamasi. Penggunaan flavonoid juga sudah banyak digunakan dalam bidang kesehatan salah satunya untuk penyakit inflamasi (Zuhrotun, 2007).

Inflamasi adalah usaha tubuh untuk merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan dan mengatur derajat perbaikan jaringan (Mycek et al., 2001). Tanda-tanda umum dari terjadinya inflamasi yaitu bengkak, nyeri, kemerahan, panas, dan hilangnya fungsi sel yang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi penderitanya sehinga diperlukan penanganan untuk mengatasinya (Supriyatna et al., 2015).

(18)

2

Dekokta didefinisikan sebagai sediaan cair yang dapat dibuat dengan mengekstrak sediaan herbal dengan air pada suhu 90oC selama 30 menit (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2010). Pertimbangan lain pemilihan bentuk sediaan dekokta pada penelitian ini adalah karena pembuatan dekokta merupakan cara yang mudah, sederhana, dan murah. Hasil dari penyarian ini harus disimpan dalam lemari pendingin atau di tempat yang teduh serta sediaan dekokta boleh digunakan maksimal 48 jam setelah proses pembuatan (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2008).

Maka dari itu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah dekokta kulit alpukat (Persea americana Mill.) memiliki aktivitas antiinflamasi pada mencit jantan galur Swiss yang terinduksi karagenin. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui besar nilai dosis efektif yang memberikan efek antiinflamasi pada mencit jantan galur Swiss terinduksi karagenin. Nilai dosis efektif ditentukan dengan membandingkan efek antiinflamasi dari ketiga dosis yang digunakan dengan mempertimbangkan besar dosis yang dibutuhkan agar dapat memberikan efek antiinflamasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai manfaat kulit alpukat di masyarakat sebagai antiinflamasi. Selain itu, dengan penelitian ini diharapkan limbah kulit alpukat dapat dimanfaatkan dan tidak dibuang begitu saja.

METODOLOGI

Penelitian ini merupakan penelitan eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah.

Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alpukat, karagenin, NaCl 0,9%, aquadest, dan Cataflam Fast® 50 mg. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu oven (Memmert®), mesin penyerbuk (Retsch®), dan ayakan nomor 50 dan 40, beaker glass, gelas ukur, labu ukur, dan pipet tetes, batang pengaduk (Pyrex Iwaki Glass®), timbangan analitik Mettler Toledo®, stopwatch, panci dekokta, penangas air, statif, dan termometer, spuit oral, spuit injeksi 1 mL, stopwatch, dan jangka sorong digital (Hardened®).

(19)

3 Metode

Penelitian ini mengukur tebal udema mencit jantan yang terinduksi karagenin. Subyek yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit jantan galur Swiss yang berumur 2-3 bulan dengan berat sekitar 20-30 gram dalam kondisi yang sehat diperoleh dari Laboratorium Imunologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sedangkan limbah kulit alpukat yang diperoleh dari depot Es Teller 77 di Galeria Mall Yogyakarta.

Pengumpulan, pengeringan, dan pengujian kadar air

Limbah kulit alpukat yang telah dikumpulkan dicuci dengan menggunakan air mengalir lalu ditiriskan. Selanjutnya dikeringkan dengan oven suhu 45-50oC selama 72 jam, lalu diserbuk dan diayak menggunakan ayakan nomor 50 dan 40. Untuk menguji kadar airnya, sebanyak ± 5 g serbuk kulit alpukat dimasukkan ke dalam alat moisture balance kemudian diratakan. Serbuk lalu dipanaskan pada suhu 105oC selama 15 menit kemudian secara otomatis % kadar air akan muncul pada alat.

Pembuatan dekokta kulit alpukat

Serbuk kering kulit alpukat ditimbang 8 gram dan dimasukkan ke dalam panci kemudian dibasahi dengan aquadest sebanyak 16 ml. Campuran tersebut kemudian ditambah dengan aquadest sebanyak 100 mL. Campuran ini dipanaskan di atas penangas air kemudian diukur dengan bantuan termometer dengan target suhu campuran mencapai 90oC. Setelah mencapai 90oC dilanjutkan kembali pemanasan selama 30 menit dengan diaduk setiap 5 menit sekali, selama proses berlangsung suhu dijaga konstan. Setelah 30 menit, campuran tersebut diambil dan diperas menggunakan kain flanel kemudian ditambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume dekokta kulit alpukat yang diinginkan yaitu sediaan dekokta yang ditampung dalam labu ukur berukuran 100 mL labu ukur (Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2010).

Pembuatan karagenin, kalium diklofenak (Cataflam Fast®), dan ketiga dosis dekokta

Karagenin dibuat dengan melarutkan 100 mg dengan NaCl 0,9% hingga 10 ml maka diperoleh konsentrasi karagenin 1% (b/v) dan dosis yang digunakan

(20)

4

adalah 25 mg/kgBB. Cataflam Fast® 50 mg dibuat menjadi konsentrasi 0,05% dan diberikan dengan dosis 4,48 mg/kgBB. Selanjutnya untuk dekokta kulit alpukat dibuat menjadi 3 peringkat dosis yaitu dosis 667,5 mg/kgBB (Dosis I); 1335 (Dosis II); dan 2670 mg/kgBB (Dosis III).

Perlakuan pembentukan udema pada mencit

Selain uji aktivitas antiinflamasi, dalam penelitian ini juga dilakukan uji pendahulan untuk menetapkan dosis kalium diklofenak dan selang waktu pemberian kalium diklofenak yang tepat. Pada uji pendahuluan dilakukan dengan menggunakan 12 ekor mencit yang dibagi menjadi 4 kelompok sehingga masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor mencit. Kelompok pertama diberikan kalium diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB dengan selang waktu 15 menit, sedangkan kelompok kedua diberikan kalium diklofenak dosis 9,1 mg/kgBB dengan selang waktu 15 menit. Kelompok tiga diberikan kalium diklofenak 4,48 mg/kgBB dengan selang waktu 30 menit dan untuk kelompok empat diberikan kalium diklofenak 9,1 mg/kgBB dengan selang waktu 30 menit. Dari uji pendahuluan ini akan dilihat dosis dan selang waktu yang paling efektif dalam menurunkan udema sebagai kontrol positif. Pada uji aktivitas antiinflamasi mencit yang digunakan sebanyak 25 ekor yang terbagi acak dalam 5 kelompok, yaitu kontrol negatif (aquadest), kontrol positif (kalium diklofenak), serta tiga kelompok perlakuan dengan dekokta kulit alpukat dosis 667,5; 1335; dan 2670 mg/kgBB. Senyawa tersebut akan diberikan secara peroral pada mencit dan diberi selang waktu 30 menit (berdasarkan hasil uji pendahuluan) kemudian diberi karagenin secara subplantar pada kaki kiri mencit. Selanjutnya, kaki kanan mencit disuntik dengan spuit kosong digunakan sebagai pembanding.

Pengujian aktivitas antiinflamasi

Mencit yang sudah diinjeksi dengan karagenin akan diukur udemanya dengan menggunakan jangka sorong digital selama 6 jam pada menit ke- 0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, dan 360. Jangka sorong digital terlebih dahulu dikalibrasi oleh Badan Penelitian dan Pegembangan Industri Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi. Tujuan kalibrasi adalah untuk memastikan kelayakan, akurasi, dan

(21)

5

presisinya. Udema dihitung menggunakan luas AUC (Area Under Curve) dengan metode trapezoid.

Rumus AUC :

∑ [ ( )( )]

Keterangan :

= area di bawah kurva dari menit ke-0 hingga ke-360 (mm.menit)

= tebal lipatan kulit pada menit ke-(n-1) (mm) = tebal lipatan kulit pada jam ke-n (mm)

= menit ke-(n-1) (menit)

(Ikawati, Supardjan, dan Asmara, 2007) Selanjutnya nilai persen penghambatan inflamasi dihitung dengan rumus berikut :

Penghambatan inflamasi (%) ( ) ( )

( )

Keterangan :

( ) = rata-rata AUC total kontrol negatif (mm.menit)

( ) = nilai AUC total pada kelompok perlakuan dengan dosis n (mm.menit)

(Ikawati, Supardjan, dan Asmara, 2007) Analisis statistika

Nilai AUC total masing-masing perlakuaan di analisis dengan uji Shapiro-Wilk. Berdasarkan uji tersebut, semua kelompok memiliki distribusi normal dilihat dari nilai probabilitasnya > 0,05 maka dilakukan analisis uji ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95%. Dari uji ANOVA didapatkan nilai p < 0,05 maka dilanjutkan dengan analisis Post-Hoc (Dahlan, 2014).

HASIL DAN PEMBAHASAN Determinasi

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah alpukat yang telah dibersihkan, dikeringkan, dan dibuat menjadi serbuk kulit alpukat.

(22)

6

Selanjutnya serbuk kulit alpukat tersebut dibuat menjadi sediaan dekokta. Determinasi buah alpukat yang diambil kulitnya dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Hasil dari determinasi menunjukkan bahwa buah alpukat yang kulitnya diambil untuk penelitian ini adalah benar Persea americana Mill.

Dekokta

Sebelum dijadikan sediaan dekokta, serbuk kulit alpukat sebelumnya diayak menggunakan ayakan nomor 40 dan 50. Pengayakan bertujuan untuk mengurangi agregat-agregat saat dilarutkan jika partikelnya terlalu kecil, sedangkan jika partikelnya terlalu besar maka luas permukaan yang akan terbasahi akan semakin sedikit dan proses penyarian menjadi kurang efektif. Sehingga pengayakan diperlukan dengan tujuan menyeragamkan ukuran serbuk kulit alpukat. Penyarian dekokta dilakukan dengan menggunakan aquadest diharapkan mampu menarik flavonoid maupun senyawa-senyawa lain yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan sehingga dapat memberikan efek antiinflamasi.

Uji kadar air

Tujuan pengujian ini adalah memastikan serbuk kulit alpukat memenuhi standar yang baik yaitu <10%. Hasil dari pengujian kadar air yang dilakukan, serbuk kulit alpukat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 7,384%, sehingga dengan hasil tersebut maka serbuk kulit alpukat telah memenuhi persyaratan yang baik.

Uji pendahuluan

Pada pengujian ini dipilih pengujian antiinflamasi metode induksi udema dengan menggunakan jangka sorong digital. Induksi udema dilakukan dengan menggunakan karagenin 1% yang diinjeksikan secara subplantar. Volume maksimal yang dapat diinjeksikan kepada mencit secara subplantar adalah 0,1 ml (Institutional Animal Care and Use Committee, 2012). Induksi udema ini dilakukan karena induksi udema ini cocok untuk uji aktivitas antiinflamasi karena inflamasi yang ditimbulkan merupakan inflamasi akut, selain itu metode ini mudah dilakukan. Pemilihan jangka sorong digital sebagai alat bantu ukur udema

(23)

7

dipilih karena alat ini merupakan alat yang sederhana dan mudah digunakan, selain itu alat ini juga obyektif karena angka muncul secara otomatis.

Karagenin dipilih karena efek yang ditimbulkan cepat, inflamasi yang ditimbulkan adalah inflamasi akut, mudah diamati, tidak menimbulkan bekas, tidak merusak jaringan, dan memang sudah biasa dilakukan dalam pengujian antiinflamasi sehingga mudah didapatkan. Terdapat 3 jenis karagenin yaitu karagenin iota (ɩ), karagenin kappa (κ), dan karagenin lambda (λ). Pada penelitian ini digunakan karagenin lambda (λ) karena karagenin jenis lambda (λ) tidak mudah membentuk gel pada suhu ruangan sehingga lebih mudah diinjeksikan, berbeda dengan karagenin iota (ɩ) dan karagenin kappa (κ) yang lebih mudah membentuk gel (Morris, 2003). Selain itu, karagenin lambda (λ) larut air dingin sedangkan karagenin iota (ɩ) dan karagenin kappa (κ) harus menggunakan air panas untuk melarutkannya (Ikeda, 2003). Konsentrasi karagenin yang biasa digunakan adalah konsentrasi antara 1-3% (Necas and Bartosikova, 2013). Pada penelitian ini dipilih konsentrasi 1% karena dengan konsentrasi 1% saja karagenin sudah mempu menimbulkan efek inflamasi sehingga sudah menimbulkan udema pada kaki mencit.

Uji pendahuluan dilakukan untuk menetapkan dosis kalium diklofenak dan selang waktu pemberian kalium diklofenak sebelum diinjeksi karagenin 1% subplantar yang paling efektif. Pada kontrol positif digunakan kalium diklofenak karena kalium diklofenak lebih mudah larut dalam air dan proses absorpsinya lebih cepat. Cataflam Fast® yang digunakan sebagai kontrol positif dalam penelitian ini mengandung 50 mg kalium diklofenak. Tujuan digunakannya kontrol positif ini adalah untuk membandingan aktivitas antiinflamasi pada dekokta kulit alpukat terhadap kalium diklofenak yang sudah terbukti memiliki efek antiinflamasi. Selain itu kontrol positif juga dapat membuktikan bahwa metode yang digunakan sesuai untuk penelitian ini. Hal tersebut dapat dilihat dari terukurnya penurunan nilai AUC ketebalan kaki mencit. Dalam uji pendahuluan ini akan dilihat berdasarkan AUC tebal udema kaki mencit. Semakin kecil AUC maka penurunan udema mencit semakin besar.

(24)

8

Uji pendahuluan ini menggunakan 4 kelompok mencit dengan dua dosis berbeda yaitu 4,48 mg/kgBB dan 9,1 mg/kgBB serta dengan menggunakan dua selang waktu yang berbeda pula yaitu 15 dan 30 menit pemberian sebelum dilakukan injeksi karagenin 1% subplantar. Hasil dari uji pendahuluan dapat dilihat pada Tabel I yaitu hasil uji normalitas nilai rata-rata AUC total (mm.menit) pada uji pendahuluan kalium diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB dan 9,1 mg/kgBB dengan selang waktu pemberian 15 dan 30 menit.

Tabel I. Uji Normalitas Nilai Rata-Rata AUC total (mm.menit) pada Uji Pendahuluan dalam Penetapan Dosis Kalium Diklofenak dan Selang Waktu Pemberian Kalium Diklofenak

Kelompok Rata-rata AUC total (mm.menit) ( ̅ ± SE)

Nilai p

Diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB waktu pemberian 15 menit

380,97 ± 8,51 0,484 (N)

Diklofenak dosis 9,1 mg/kgBB waktu pemberian 15 menit

422,58 ± 2,70 0,118 (N)

Diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB waktu pemberian 30 menit

251,45 ± 7,04 0,061 (N)

Diklofenak dosis 9,1 mg/kgBB waktu pemberian 30 menit

447,61 ± 4,23 0,050 (N)

Keterangan :

̅ = mean (rata-rata)

SE = Standard Error ( )⁄ N = distribusi data normal (p > 0,05)

Dari data yang telah dilakukan pengujian Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa data terdistribusi normal, selanjutnya dilakukan ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan didapatkan nilai probabilitas < 0,05 sehingga dilanjutkan dengan uji LSD yang hasil pengujiannya dapat dilihat pada Tabel II

(25)

9

yaitu tabel uji LSD nilai AUC total (mm.menit) pada uji pendahuluan kalium diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB dan 9,1 mg/kgBB dengan selang waktu pemberian 15 dan 30 menit.

Tabel II. Hasil Uji LSD Nilai AUC total (mm.menit) pada Uji Pendahuluan dalam Penetapan Dosis Kalium Diklofenak dan Selang Waktu Pemberian Kalium Diklofenak Kelompok Diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB (15 menit) Diklofenak dosis 9,1 mg/kgBB (15 menit) Diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB (30 menit) Diklofenak dosis 9,1 mg/kgBB (30 menit) Diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB (15 menit) - BB BB BB Diklofenak dosis 9,1 mg/kgBB (15 menit) BB - BB BB Diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB (30 menit) BB BB - BB Diklofenak dosis 9,1 mg/kgBB (30 menit) BB BB BB - Keterangan : BB = Berbeda Bermakna (p < 0,05)

BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p > 0,05)

Hasil uji LSD menunjukkan bahwa pada selang waktu pemberian 15 menit dosis 4,48 mg/kgBB berbeda bermakna dengan dosis 9,1 mg/kgBB, yang berarti aktivitas antiinflamasi keduanya berbeda. Dengan nilai AUC dosis 4,48 mg/kgBB lebih kecil dibandingkan AUC dosis 9,1 mg/kgBB berarti bahwa aktivitas antiinflamasi pada dosis 4,48 mg/kgBB lebih besar dibandingkan aktivitas antiinflamasi dosis 9,1 mg/kgBB. Begitu juga dengan hasil uji LSD pada selang waktu pemberian 30 menit dosis 4,48 mg/kgBB yang berbeda bermakna

(26)

10

dibandingkan dengan dosis 9,1 mg/kgBB, yang berarti aktivitas antiinflamasi keduanya juga berbeda dengan nilai AUC dosis 4,48 mg/kgBB lebih kecil dibandingkan AUC dosis 9,1 mg/kgBB. Pada selang waktu pemberian 15 menit maupun 30 menit, rata-rata AUC pada dosis 4,48 mg/kgBB lebih kecil dibandingkan dengan dosis 9,1 mg/kgBB. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kenaikan dosis tidak efektif karena dosis 4,48 mg/kgBB memiliki aktivitas antiinflamasi yang lebih besar dibandingkan dengan dosis 9,1 mg/kgBB.

Dengan dosis yang sama yaitu 4,48 mg/kgBB, hasil uji LSD pada selang waktu pemberian 15 menit dan 30 menit menunjukkan data yang berbeda bermakna dengan rata-rata AUC pada selang waktu pemberian 30 menit lebih kecil dibandingkan dengan selang waktu pemberian 15 menit. Maka dalam penelitian ini dipilih kalium diklofenak dengan dosis 4,48 mg/kgBB dan selang waktu pemberian 30 menit sebagai kontrol positif.

Uji aktivitas antiinflamasi

Efek antiinflamasi akan dilihat dari terjadinya penurunan tebal udema pada kaki mencit terhadap satuan waktu, yang ditunjukkan dengan adanya penurunan nilai AUC total (mm.menit). Pengukuran udema mencit dilakukan dengan menggunakan jangka sorong selama 6 jam pada menit ke- 0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, dan 360. Kaki kanan dan kaki kiri mencit akan diukur lalu dihitung selisihnya. Kaki kiri mencit yang hanya disuntik dengan spuit kosong digunakan sebagai pembanding untuk kaki yang tidak mengalami inflamasi karena karagenin. Selanjutnya selisih tebal kaki mencit akan digunakan untuk mencari nilai AUC. Semakin kecil nilai AUC yang dihasilkan berarti semakin besar efek antiinflamasi yang dihasilkan karena dengan nilai AUC yang kecil maka tebal kaki kanan dan kaki kiri mencit tidak jauh berbeda.

Aquadest dipilih sebagai kontrol negatif karena pelarut yang digunakan untuk membuat sediaan dekokta kulit alpukat adalah aquadest, sehingga perlu dilihat apakah pelarut aquadest memiliki efek antiinflamasi dan akan mempengaruhi hasil penelitian. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2016), menunjukkan bahwa aquadest tidak memiliki efek antiinflamasi sehingga tidak mempengaruhi hasil penelitian.

(27)

11

Hasil rata-rata AUC total pada pengujian antiinflamasi kelompok perlakuan maupun kontrol negatif dan positif dapat dilihat dalam Tabel III.

Tabel III. Uji Normalitas Nilai Rata-Rata AUC total (mm.menit) pada Uji Aktivitas Antiinflamasi (n=5)

Kelompok Rata-rata AUC total (mm.menit) ( ̅ ± SE)

Nilai p

Kontrol negatif aquadest 476,59 ± 7,25 0,524 (N) Kontrol positif kalium diklofenak 4,48

mg/kgBB

249,11 ± 7,81 0,396 (N)

Dekokta kulit alpukat dosis 667,5 mg/kgBB

301,24 ± 5,97 0,062 (N)

Dekokta kulit alpukat dosis 1335 mg/kgBB

286,69 ± 7,10 0,183 (N)

Dekokta kulit alpukat dosis 2670 mg/kgBB

259,96 ± 2,29 0,441 (N)

Keterangan :

̅ = mean (rata-rata)

SE = Standard Error ( )⁄ N = distribusi data normal (p > 0,05)

Dari data tersebut dilanjutkan dengan uji LSD yang hasilnya dapat dilihat dalam Tabel IV yaitu tabel hasil uji LSD nilai AUC total (mm.menit) pada uji aktivitas antiinflamasi kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol positif dan kontrol negatif.

Dari data yang didapatkan menunjukkan bahwa kelompok kontrol positif diklofenak memiliki data yang berbeda bermakna dari kontrol negatif aquadest dengan nilai AUC yang lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa diklofenak terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi.

(28)

12

Tabel IV. Hasil Uji LSD Nilai AUC total (mm.menit) pada Uji Aktivitas Antiinflamasi (n=5) Kelompok Dekokta dosis 667,5 mg/kgBB Dekokta dosis 1335 mg/kgBB Dekokta dosis 2670 mg/kgBB Kontrol positif diklofenak Kontrol negatif aquadest Dekokta dosis 667,5 mg/kgBB - BTB BB BB BB Dekokta dosis 1335 mg/kgBB BTB - BTB BB BB Dekokta dosis 2670 mg/kgBB BB BTB - BTB BB Kontrol positif diklofenak BB BB BTB - BB Kontrol negatif aquadest BB BB BB BB - Keterangan : BB = Berbeda Bermakna (p < 0,05)

BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p > 0,05)

Pada kelompok perlakuan dosis 667,5; 1335; dan 2670 mg/kgBB menunjukkan hasil yang berbeda bermakna dengan kontrol negatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada ketiga kelompok perlakuan tersebut memiliki aktivitas antiinflamasi. Kelompok perlakuan dosis 667,5 mg/kgBB dan 1335 mg/kgBB memiliki hasil yang berbeda bermakna dengan kontrol positif. Rata-rata AUC keduanya lebih besar dibandingkan kontrol positif yang menunjukkan bahwa dekokta kulit alpukat dengan dosis 667,5 mg/kgBB dan 1335 mg/kgBB memiliki aktivitas antiinflamasi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan aktivitas antiinflamasi kalium diklofenak. Sedangkan pada dosis 2670 mg/kgBB hasil uji LSD menunjukkan data yang berbeda tidak bermakna dengan kontrol positif,

(29)

13

sehingga dapat disimpulkan bahwa dekokta kulit alpukat dosis 2670 mg/kgBB memiliki aktivitas antiinflamasi yang sama dengan kalium diklifenak.

Bila dibandingkan setiap dosisnya, dekokta kulit alpukat dosis 667,5 mg/kgBB dan 1335 mg/kgBB menunjukkan data yang berbeda tidak bermakna. Sehingga dapat dikatakan aktivitas antiinflamasi keduanya sebanding. Begitu juga untuk dekokta kulit alpukat dosis 1335 mg/kgBB dan 2670 mg/kgBB yang menunjukkan data berbeda tidak bermakna, maka kedua dosis ini juga memiliki aktivitas antiinflamasi yang sebanding. Seharusnya semakin besar nilai dosis yang diberikan maka aktivitas antiinflamasi semakin besar karena jumlah zat aktif yang berperan sebagai antiinflamasi juga semakin banyak. Jika dilihat nilai rata-rata AUC ketiga dosis memang berbeda tetapi karena variasi yang cukup besar menyebabkan hasil dari data yang diperoleh menjadi berbeda tidak bermakna atau tidak berbeda secara statistik.

Berdasarkan data hasil uji LSD tersebut maka dapat disimpulkan bahwa meskipun terdapat kenaikan dosis, ketiga perlakuan tersebut memiliki aktivitas antiinflamasi yang sama. Sehingga dosis paling efektif dalam menurunkan udema pada kaki mencit di antara ketiga dosis tersebut adalah dosis 667,5 mg/kgBB. Penghambatan inflamasi

Persen penghambatan inflamasi masing-masing kelompok dapat diperoleh dari hasil perhitungan selisih AUC masing-masing kelompok dengan kontrol negatif dan dibandingkan dengan AUC kontrol negatif. Persen penghambatan inflamasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar aktivitas senyawa uji dalam menurunkan udema pada kaki mencit yang terinduksi karagenin dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Rata-rata persen penghambatan inflamasi dapat dilihat pada Tabel V.

Data menunjukkan bahwa persen penghambatan inflamasi terbesar ditunjukkan kelompok kontrol positif kalium diklofenak yaitu dengan rata-rata sebesar 47,73% ± 1,64%. Kemudian diikuti kelompok perlakuan dosis 2670; 1335; dan 667,5 mg/kgBB dengan persen inflamasi rata-rata masing-masing 45,45% ± 0,48%; 39,85% ± 1,49%; dan 36,79% ± 1,25%.

(30)

14

Tabel V. Uji Normalitas Persen Penghambatan Inflamasi (%) pada Uji Aktivitas Antiinflamasi (n=5)

Kelompok Rata-rata PI (%) ( ̅ ± SE) Nilai p Kontrol negatif aquadest 0,00 ± 1,52 0,524 (N) Kontrol positif kalium diklofenak 4,48

mg/kgBB

47,73 ± 1,64 0,396 (N)

Dekokta kulit alpukat dosis 667,5 mg/kgBB

36,79 ± 1,25 0,062 (N)

Dekokta kulit alpukat dosis 1335 mg/kgBB

39,85 ± 1,49 0,183 (N)

Dekokta kulit alpukat dosis 2670 mg/kgBB

45,46 ± 0,48 0,441 (N)

Keterangan :

̅ = mean (rata-rata)

SE = Standard Error ( )⁄ N = distribusi data normal (p > 0,05)

Setelah itu dilanjutkan dengan uji LSD yang hasilnya dapat dilihat dalam Tabel VI. Data yang dihasilkan sama dengan data uji LSD pada pengujian aktivitas antiinflamasi. Dapat dilihat bahwa kelompok kontrol dan semua kelompok perlakuan memiliki data yang berbeda tidak bermakna dengan persen penghambatan inflamasi yang lebih besar bila dibandingkan dengan kontrol negatif. Tetapi bila diurutkan dari yang paling besar persen penghambatan inflamasinya adalah kontrol positif diklofenak, dekokta kulit alpukat dosis 2670 mg/kgBB, dekokta kulit alpukat 1335 mg/kgBB, dan dekokta kulit alpukat 667,5 mg/kgBB.

(31)

15

Tabel VI. Hasil Uji LSD Persen Penghambatan Inflamasi (%) pada Uji Aktivitas Antiinflamasi (n=5) Kelompok Dekokta dosis 667,5 mg/kgBB Dekokta dosis 1335 mg/kgBB Dekokta dosis 2670 mg/kgBB Kontrol positif diklofenak Kontrol negatif aquadest Dekokta dosis 667,5 mg/kgBB - BTB BB BB BB Dekokta dosis 1335 mg/kgBB BTB - BTB BB BB Dekokta dosis 2670 mg/kgBB BB BTB - BTB BB Kontrol positif diklofenak BB BB BTB - BB Kontrol negatif aquadest BB BB BB BB - Keterangan : BB = Berbeda Bermakna (p < 0,05)

BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p > 0,05)

Adanya kemampuan dekokta kulit alpukat sebagai antiinflamasi dalam menurunkan udema pada kaki mencit yang terinduksi karagenin dapat dikaitkan dengan senyawa-senyawa yang terkandung dalam dekokta kulit alpukat tersebut. Meskipun pada penelitian ini belum dilakukan uji kualitatif dari dekokta kulit alpukat, tetapi menurut Vinha et al., (2013), salah satu kandungan kulit alpukat adalah flavonoid. Oleh sebab itu, penelitian ini membutuhkan pengembangan untuk menunjukkan keberadaan senyawa yang terlibat dalam aktivitas antiinflamasi dengan dilakukannya skrining fitokimia.

Aktivitas antiinflamasi pada dekokta kulit alpukat dicurigai merupakan aktivitas dari kandungan flavonoid yang terdapat dalam kulit alpukat. Senyawa

(32)

16

antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid (Moein et al., 2007). Flavonoid merupakan senyawa golongan polifenol dapat berperan sebagai antioksidan yang memberikan perlindungan terhadap oksidasi dan kerusakan radikal bebas, serta memiliki aktivitas antiinflamasi (Houghton and Mukerjee, 2009). Efek flavonoid sebagai antioksidan dapat mendukung efek antiinflamasi flavonoid. Mekanisme flavonoid menstabilkan Reactive Oxygen Species (ROS) adalah bereaksi dengan senyawa reaktif dari radikal sehingga radikal menjadi inaktif (Pourmourad et al., 2006). Maka keberadaan flavonoid inilah yang dicurigai memiliki aktivitas antiinflamasi sehingga dekokta kulit alpukat dapat menurunkan udema pada kaki mencit.

Senyawa fenolik mampu menghambat jalur siklooksigenase dan 5-lipoksigenase, dimana keduanya berperan penting sebagai mediator inflamasi. Mereka terlibat dalam pelepasan asam arakidonat, yang merupakan titik awal untuk respon inflamasi. Jika pelepasan asam arakhidonat dihambat maka dapat mengurangi respon inflamasi. Selain itu, flavonoid juga menghambat biosintesis prostaglandin yang terlibat dalam respon inflamasi (Agrawal, 2011).

KESIMPULAN

Dekokta kulit alpukat (Persea americana Mill.) memiliki efek antiinflamasi pada mencit jantan galur Swiss yang terinduksi karagenin 1% dan dosis efektif dekokta kulit alpukat (Persea americana Mill.) yang memberikan efek antiinflamasi pada mencit jantan galur Swiss terinduksi karagenin 1% adalah sebesar 667,5 mg/kgBB.

SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperlukan adanya skrining fitokimia untuk menunjukkan keberadaan senyawa yang terlibat dalam aktivitas antiinflamasi.

(33)

17 DAFTAR PUSTAKA

Adeyemi, O.O., Okpo, S.O., Ogunti, O.O., 2002, Analgesic and Anti-Inflammatory Effects of the Aqueous Extract of Leaves of Persea americana Mill (Lauraceae), Fitoterapia, 73 (2002), 375-380.

Afrianti, I., 2010, 33 Macam Buah-buahan untuk Kesehatan, Alfabeta, Bandung.

Agrawal, A.D, 2011, Pharmacological Activities of Flavonoids, International Journal of Pharmaceutical Sciences and Nanotechnology, Volume 4.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2008, Acuan Sediaan Herbal, Direktorat Obat Asli Indonesia, Jakarta, 7.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Direktorat Obat Asli Indonesia, Jakarta, 3-4.

Dahlan, M. S., 2014, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Epidemiologi Indonesia, Jakarta, 91.

Djunarko, I., Manurung, D. Y. S., Sagala, N., 2016, Efek Antiinflamasi Infusa Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) dan Kombinasi dengan Infusa Daun Iler (Coleus atropurpureus L. Benth) Dosis 140 mg/kgBB pada Udema Telapak Kaki Mencit Betina Terinduksi Karagenin, Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan, Ikatan Apoteker Indonesia, Yogyakarta.

Harmita, dan Radji, M, 2008, Buku Ajar Analisis Hayati, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta, hal.66-67.

Hendra, P., Paramita, L., Brigita, W.R.P., Angeline, S.F., Fransisca, A., Asih, P., Theresia, E., 2016, Efek Proteksi Dekokta Kulit Alpukat pada Hepar Tikus terinduksi Karbon Tetraklorida, Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas., 13 (2), 61-66.

Houghton, Peter and Pulok K. Mukherjee, 2009, Evaluation of Herbal Medicinal Products, Pharmaceutical Press, London, UK.

Ikawati, Z., Supardjan, A. M., Asmara, L. S., 2007, Pengaruh Senyawa Heksagamavunon-1 (HGV-1) Terhadap Inflamasi Akut Akibat Reaksi Anafilaksis Kutaneus Aktif pad Tikus Wistar Jantan Terinduksi Ovalbumin, Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

(34)

18

Institutional Animal Care and Use Committee : Guideline and Policies, 2012, Guidelines for Injection Volumes, Needle Sizes and Osmotic Minipump Size Considerations, Rosalind Franklin University of Medicine and Science, 1-3.

Kartika, A.V., 2016, Uji Antiinflamasi Dekokta Daun Macaranga tanarius L. pada Mencit Galur Swiss Terinduksi Karagenin, Skripsi, Universitas Sanata Dharma.

Kristanti, C.D., 2016, Uji Aktivitas Antiinflamasi Infusa Biji Alpukat (Persea americana Mill.) pada Mencit Jantan Terinduksi Karagenin, Skripsi, Universitas Sanata Dharma.

Marlinda, M., Meiske, S.S., Audy, D.W., 2012, Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.), Jurnal MIPA UNSRAT, 1 (1), 24-28.

Moein, M.R., Dehghani, V.O., Tabibnejad, N., Vahidi, S., 2007, Reactive Oxygen Species (ROS) Level in Semifinal Plasma of Infertile Men and Healthy Donors, Iranian Journal of Reproductive Medicine, 5 (2), 51-55.

Morris, C.J., 2003, Carragenin Induced Paw Udema in the Rat and Mouse, Methods in Molecular Biology, 225 (Inflammation Protocols), 115-121.

Mycek., M.J., Harvey, R.A., Champe, P.C., 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, Widya Medika, Jakarta, 404.

Necas, J., and Bartosikova, L., 2013, Carragenan : a review, Veterinarni Medicana, 58, 187-205.

Pourmourad, F., Hosseinimehr, S.J., Shahabimajd, N., 2006, Antioxidant Activity, Phenol and Flavonoid Contents of Some Selected Iranian Medicinal Plants, African Journal of Biotechnology, 5 (11), 1142-1145.

Setyari W., Sudjarwo, S. A., 2008, Potensi Analgesik dan Antiinflamasi dari Ekstrak Tapak Liman (Elephantophus scraber), J. Penelit. Med. Eksakta, 7 (1), 16-22.

Supriyatna, Febriyanti, R., Dewanto, Wijaya, I., dan Ferdiansyah, F., 2015, Fitoterapi Sistem Organ: Pandangan Dunia Barat terhadap Obat Herbal Global, Ed. 2, Cet. 2, CV Budi Utama, Yogyakarta, 223-224.

(35)

19

Vinha, A.F., Moreira, J., and Barreira, S.V.P., 2013, Physicochemical Parameters, Phytochemical Composition and Antioxidant Activity of the Algarvian Avocado (Persea americana Mill.), Journal of Agricultural Science, 5 (12), 100-109.

Zuhrotun, A., 2007, Aktivitas Antidiabetik Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Bentuk Bulat, Karya Tulis Ilmiah: Fakutlas Farmasi Universitas Padjajaran Bandung.

(36)

20

(37)

21 Lampiran 1. Perhitungan dosis

a. Dosis aquadest

Penetapan dosis aquadest sebagai kontrol negatif menggunakan berat badan tertinggi dari hewan uji. Digunakan volume maksimum yang dapat diberikan pada mencit secara per oral yaitu 1 mL.

Konsentrasi aquadest = 1 g/mL = 1000 mg/mL D x BB = C x V D x 30 g BB = 1000 mg/mL x 1 mL D = D = 33,3 mg/g BB b. Dosis karagenin

Karagenin dibuat dengan melarutkan 100 mg ke dalam 10 ml larutan NaCl 0,9% maka diperoleh konsentrasi karagenin 1% (b/v). Menurut Setryari dan Sudjarwo (2008) dimana dengan konsentrasi karagenin 1% maka volume karagenin yang diinjeksikan adalah 0,05 ml untuk mencit dengan berat badan 20 g. Maka untuk mencit yang berat bandannya lebih dari 20 g dapat dihitung dengan rumus :

D x BB = C x V D x 20 g BB = 10 mg/mL x 0,05 mL D = D = 25 mg/kg BB

Volume maksimal yang dapat diinjeksikan kepada mencit secara subplantar adalah 0,1 ml (Institutional Animal Care and Use Committee, 2012).

c. Dosis kalium diklofenak

Dosis diklofenak yang dipilih untuk orientasi yaitu dosis menurut penelitian Kristanti (2016) yaitu sebesar 4,48 mg/kgBB. Sebagai pembanding digunakan dosis lain yaitu dosis pemakaian diklofenak pada pada penelitian Djunarko, Manurung, dan Sagala (2016) sebesar 9,1

(38)

22

mg/kgBB. Sehingga, dosis diklofenak yang digunakan sebagai dosis orientasi adalah 4,48 dan 9,1 mg/kg BB.

d. Dosis dekokta kulit alpukat

Pemberian dekokta kulit alpukat menggunakan volume maksimal pemberian secara peroral pada mencit yaitu 1 mL. Penetapan dosis tertinggi dekokta kulit alpukat berdasarkan rumus :

D =

dimana C merupakan konsentrasi dekokta kulit alpukat. Konsentrasi dekokta kulit alpukat adalah 8% atau 80 mg/mL.

D x BB = C x V D x 30 g = 80 mg/mL x 1 mL D = D = 2,67 mg/g BB = 2670 mg/kg BB

Dosis 2 ditentukan dengan membagi 2 dosis ke-1, sedangkan dosis 3 dihitung dengan membagi 2 dosis ke-2. sehingga diperoleh peringkat dosis 667,5; 1335; dan 2670 mg/kg BB.

e. Perhitungan konversi dosis dekokta kulit alpukat dari mencit ke manusia: Faktor konversi dari mencit 20-30 g ke manusia 70 kg adalah 387,9 (Harmita dan Radji, 2008). Rata-rata berat badan manusia Indonesia adalah 50 kg.

Rumus :

Dosis manusia = dosis mencit 30 g BB x faktor konversi - Dosis I (667,5 mg/kg BB) Dosis mencit = 667,5 mg/kg BB = 20,025 mg/30g BB mencit Dosis manusia = 20,025 mg/30g BB x 387,9 = 7.767,70 mg/70kg BB manusia = 5.548,35 mg/50 kg BB = 5,548 g/50kg BB manusia

(39)

23 - Dosis II (1330 mg/kgBB) Dosis mencit = 1330 mg/kg BB = 3,99 mg/30 g BB mencit Dosis manusia = 39,9 mg/ 30 g BB x 387,9 = 15.477,21 mg/ 70 kg BB manusia = 11.055,15 mg/ 50 kg BB = 11,055 g/ 50 kg BB manusia - Dosis III (2670 mg/kgBB) Dosis mencit = 2670 mg/kg BB = 80,1 mg/ 30 g BB mencit Dosis manusia = 80,1 mg/ 30 g BB x 387,9 = 31.070 mg/ 70 kg BB manusia = 22.193,421 mg/ 50 kg BB = 22,193 g/ 50 kg BB manusia

(40)

24 Lampiran 2. Surat Ethical Clearance (EC)

(41)

25

(42)

26

(43)

27

Lampiran 5. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian data secara statistik

(44)

28

Lampiran 6. Hasil analisis uji statistika nilai AUC total pada data orientasi penentuan dosis dan selang waktu pemberian kalium diklofenak

Tests of Normality Kelompok Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statisti c df Sig. Statisti c df Sig. Ude m Kalium Diklofenak 4,48 15 menit ,288 3 . ,929 3 ,484 Kalium Diklofenak 4,48 30 menit ,374 3 . ,777 3 ,061 Kalium Diklofenak 9,1 15 menit ,363 3 . ,802 3 ,118 Kalium Diklofenak 9,1 30 menit ,376 3 . ,773 3 ,050

(45)

29

Lampiran 7. Rata-rata AUC total dan standard error (SE) pada uji pendahuluan

Descriptives Kelompok Statistic Std. Error Udem Kalium Diklofenak 4,48 15 menit Mean 380,9733 8,51329 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 344,3436 Upper Bound 417,6031 5% Trimmed Mean . Median 385,5200 Variance 217,428 Std. Deviation 14,74545 Minimum 364,49 Maximum 392,91 Range 28,42 Interquartile Range . Skewness -1,256 1,225 Kurtosis . . Kalium Diklofenak 4,48 30 menit Mean 251,4500 7,04360 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 221,1438 Upper Bound 281,7562 5% Trimmed Mean . Median 244,8000 Variance 148,837 Std. Deviation 12,19987 Minimum 244,02 Maximum 265,53 Range 21,51 Interquartile Range . Skewness 1,724 1,225 Kurtosis . . Kalium Diklofenak 9,1 15 menit Mean 422,5767 2,70186 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 410,9515 Upper Bound 434,2018

(46)

30 Median 420,1700 Variance 21,900 Std. Deviation 4,67976 Minimum 419,59 Maximum 427,97 Range 8,38 Interquartile Range . Skewness 1,702 1,225 Kurtosis . . Kalium Diklofenak 9,1 30 menit Mean 447,6133 4,22983 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 429,4138 Upper Bound 465,8128 5% Trimmed Mean . Median 443,5800 Variance 53,674 Std. Deviation 7,32628 Minimum 443,19 Maximum 456,07 Range 12,88 Interquartile Range . Skewness 1,727 1,225 Kurtosis . .

(47)

31

Lampiran 8. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai AUC total pada uji pendahuluan

Test of Homogeneity of Variances Udem Levene Statistic df1 df2 Sig. 2,330 4 10 ,127 ANOVA Udem Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between

Groups 88175,516 4 22043,879 231,499 ,000 Within Groups 952,223 10 95,222

(48)

32

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Udem LSD

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Kalium Diklofenak 4,48 15 menit Kalium Diklofenak 4,48 30 menit 129,52333 * 8,58137 ,000 109,7347 149,3120 Kalium Diklofenak 9,1 15 menit -41,60333 * 8,58137 ,001 -61,3920 -21,8147 Kalium Diklofenak 9,1 30 menit -66,64000 * 8,58137 ,000 -86,4287 -46,8513 Kalium Diklofenak 4,48 30 menit Kalium Diklofenak 4,48 15 menit -129,52333 * 8,58137 ,000 -149,3120 -109,7347 Kalium Diklofenak 9,1 15 menit -171,12667 * 8,58137 ,000 -190,9153 -151,3380 Kalium Diklofenak 9,1 30 menit -196,16333 * 8,58137 ,000 -215,9520 -176,3747 Kalium Diklofenak 9,1 15 menit Kalium Diklofenak 4,48 15 menit 41,60333 * 8,58137 ,001 21,8147 61,3920 Kalium Diklofenak 4,48 30 menit 171,12667 * 8,58137 ,000 151,3380 190,9153 Kalium Diklofenak 9,1 30 menit -25,03667 * 8,58137 ,019 -44,8253 -5,2480 Kalium Diklofenak 9,1 30 menit Kalium Diklofenak 4,48 15 menit 66,64000 * 8,58137 ,000 46,8513 86,4287 Kalium Diklofenak 4,48 30 menit 196,16333 * 8,58137 ,000 176,3747 215,9520 Kalium Diklofenak 9,1 15 menit 25,03667 * 8,58137 ,019 5,2480 44,8253

(49)

33

Lampiran 9. Hasil analisis uji statistik nilai AUC total pada uji antiinflamasi dekokta kulit alpukat

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statisti

c df Sig. Statistic df Sig. Udem Kontrol negatif ,195 5 ,200 * ,919 5 ,524 Kontrol positif ,227 5 ,200 * ,898 5 ,396 Dekokta dosis 1 ,334 5 ,070 ,786 5 ,062 Dekokta dosis 2 ,247 5 ,200 * ,846 5 ,183 Dekokta dosis 3 ,278 5 ,200 * ,905 5 ,441

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

(50)

34

Lampiran 10. Rata-rata AUC total dan standard error (SE) pada uji antiinflamasi dekokta kulit alpukat

Descriptives Kelompok Statistic Std. Error Udem Kontrol negatif Mean 476,5940 7,25072 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 456,4628 Upper Bound 496,7252 5% Trimmed Mean 476,0583 Median 472,7100 Variance 262,865 Std. Deviation 16,21310 Minimum 461,39 Maximum 501,44 Range 40,05 Interquartile Range 29,28 Skewness 1,001 ,913 Kurtosis ,287 2,000 Kontrol positif Mean 249,1100 7,80456 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 227,4411 Upper Bound 270,7789 5% Trimmed Mean 249,5000 Median 244,8000 Variance 304,556 Std. Deviation 17,45152 Minimum 224,63 Maximum 266,57 Range 41,94 Interquartile Range 31,72 Skewness -,402 ,913 Kurtosis -,914 2,000 Dekokta dosis 1 Mean 301,2360 5,97028 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 284,6599 Upper Bound 317,8121 5% Trimmed Mean 301,4189

(51)

35 Median 309,5900 Variance 178,221 Std. Deviation 13,34994 Minimum 285,79 Maximum 313,39 Range 27,60 Interquartile Range 24,84 Skewness -,559 ,913 Kurtosis -3,166 2,000 Dekokta dosis 2 Mean 286,6900 7,09872 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 266,9808 Upper Bound 306,3992 5% Trimmed Mean 286,7456 Median 290,7300 Variance 251,959 Std. Deviation 15,87322 Minimum 269,57 Maximum 302,81 Range 33,24 Interquartile Range 31,35 Skewness -,286 ,913 Kurtosis -3,001 2,000 Dekokta dosis 3 Mean 259,9600 2,29211 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 253,5961 Upper Bound 266,3239 5% Trimmed Mean 259,7861 Median 259,5900 Variance 26,269 Std. Deviation 5,12532 Minimum 254,79 Maximum 268,26 Range 13,47 Interquartile Range 8,39 Skewness 1,255 ,913 Kurtosis 2,046 2,000

(52)

36

Lampiran 11. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai AUC total pada uji antiinflamasi dekokta kulit alpukat

Test of Homogeneity of Variances Udem Levene Statistic df1 df2 Sig. 2,320 4 20 ,092 ANOVA Udem Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. Between

Groups 172370,104 4 43092,526 210,440 ,000 Within Groups 4095,477 20 204,774

(53)

37

Multiple Comparisons Dependent Variable: Udem

LSD (I) Kelomp ok (J) Kelompok Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Kontrol negatif Kontrol positif 227,48400* 9,05039 ,000 208,6052 246,3628 Dekokta dosis 1 175,35800* 9,05039 ,000 156,4792 194,2368 Dekokta dosis 2 189,90400* 9,05039 ,000 171,0252 208,7828 Dekokta dosis 3 216,63400* 9,05039 ,000 197,7552 235,5128 Kontrol positif Kontrol negatif -227,48400* 9,05039 ,000 -246,3628 -208,6052 Dekokta dosis 1 -52,12600* 9,05039 ,000 -71,0048 -33,2472 Dekokta dosis 2 -37,58000* 9,05039 ,000 -56,4588 -18,7012 Dekokta dosis 3 -10,85000 9,05039 ,245 -29,7288 8,0288 Dekokta dosis 1 Kontrol negatif -175,35800* 9,05039 ,000 -194,2368 -156,4792 Kontrol positif 52,12600* 9,05039 ,000 33,2472 71,0048 Dekokta dosis 2 14,54600 9,05039 ,124 -4,3328 33,4248 Dekokta dosis 3 41,27600* 9,05039 ,000 22,3972 60,1548 Dekokta dosis 2 Kontrol negatif -189,90400* 9,05039 ,000 -208,7828 -171,0252 Kontrol positif 37,58000* 9,05039 ,000 18,7012 56,4588 Dekokta dosis 1 -14,54600 9,05039 ,124 -33,4248 4,3328 Dekokta dosis 3 26,73000* 9,05039 ,008 7,8512 45,6088 Dekokta dosis 3 Kontrol negatif -216,63400* 9,05039 ,000 -235,5128 -197,7552 Kontrol positif 10,85000 9,05039 ,245 -8,0288 29,7288 Dekokta dosis 1 -41,27600* 9,05039 ,000 -60,1548 -22,3972 Dekokta dosis 2 -26,73000* 9,05039 ,008 -45,6088 -7,8512 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

(54)

38

Lampiran 12. Hasil analisis uji statistika nilai persen penghambatan inflamasi pada kelompok uji antiinflamasi

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. PI Kontrol negatif ,195 5 ,200 * ,919 5 ,524 Kontrol positif ,227 5 ,200 * ,898 5 ,398 Dekokta dosis 1 ,334 5 ,070 ,786 5 ,062 Dekokta dosis 2 ,247 5 ,200 * ,846 5 ,183 Dekokta dosis 3 ,278 5 ,200 * ,905 5 ,441

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

(55)

39

Lampiran 13. Rata-rata persen penghambatan inflamasi dan standard error (SE) pada kelompok uji antiinflamasi

Descriptives Kelompok Statistic Std. Error PI Kontrol negatif Mean 0,0000 1,52136 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound -4,2240 Upper Bound 4,2240 5% Trimmed Mean ,1124 Median ,8149 Variance 11,573 Std. Deviation 3,40187 Minimum -5,21 Maximum 3,19 Range 8,40 Interquartile Range 6,14 Skewness -1,001 ,913 Kurtosis ,287 2,000 Kontrol positif Mean 47,7258 1,63770 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 43,1788 Upper Bound 52,2728 5% Trimmed Mean 47,6442 Median 48,6300 Variance 13,410 Std. Deviation 3,66200 Minimum 44,06 Maximum 52,86 Range 8,80 Interquartile Range 6,66 Skewness ,400 ,913 Kurtosis -,921 2,000 Dekokta dosis 1 Mean 36,7939 1,25270 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 33,3158 Upper Bound 40,2719

(56)

40 Median 35,0410 Variance 7,846 Std. Deviation 2,80112 Minimum 34,24 Maximum 40,03 Range 5,79 Interquartile Range 5,21 Skewness ,559 ,913 Kurtosis -3,166 2,000 Dekokta dosis 2 Mean 39,8459 1,48947 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 35,7105 Upper Bound 43,9814 5% Trimmed Mean 39,8343 Median 38,9983 Variance 11,093 Std. Deviation 3,33056 Minimum 36,46 Maximum 43,44 Range 6,97 Interquartile Range 6,58 Skewness ,286 ,913 Kurtosis -3,001 2,000 Dekokta dosis 3 Mean 45,4545 ,48094 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 44,1192 Upper Bound 46,7898 5% Trimmed Mean 45,4910 Median 45,5321 Variance 1,157 Std. Deviation 1,07541 Minimum 43,71 Maximum 46,54 Range 2,83 Interquartile Range 1,76 Skewness -1,255 ,913 Kurtosis 2,046 2,000

(57)

41

Lampiran 14. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai persen penghambatan inflamasi pada uji antiinflamasi dekokta kulit alpukat

Multiple Comparisons Dependent Variable: PI LSD (I) Kelomp ok (J) Kelompok Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Kontrol negatif Kontrol positif -47,72580* 1,89902 ,000 -51,6871 -43,7645 Dekokta dosis 1 -36,79387* 1,89902 ,000 -40,7552 -32,8326 Dekokta dosis 2 -39,84595* 1,89902 ,000 -43,8072 -35,8847 Dekokta dosis 3 -45,45451* 1,89902 ,000 -49,4158 -41,4932 Kontrol positif Kontrol negatif 47,72580* 1,89902 ,000 43,7645 51,6871 Dekokta dosis 1 10,93193* 1,89902 ,000 6,9706 14,8932 Dekokta dosis 2 7,87985* 1,89902 ,000 3,9186 11,8411 Dekokta dosis 3 2,27129 1,89902 ,246 -1,6900 6,2326 Dekokta dosis 1 Kontrol negatif 36,79387* 1,89902 ,000 32,8326 40,7552 Kontrol positif -10,93193* 1,89902 ,000 -14,8932 -6,9706 Dekokta dosis 2 -3,05208 1,89902 ,124 -7,0134 ,9092 Dekokta dosis 3 -8,66064* 1,89902 ,000 -12,6219 -4,6994 Dekokta dosis 2 Kontrol negatif 39,84595* 1,89902 ,000 35,8847 43,8072 Kontrol positif -7,87985* 1,89902 ,000 -11,8411 -3,9186 Dekokta dosis 1 3,05208 1,89902 ,124 -,9092 7,0134 Dekokta dosis 3 -5,60856* 1,89902 ,008 -9,5698 -1,6473 Dekokta dosis 3 Kontrol negatif 45,45451* 1,89902 ,000 41,4932 49,4158 Kontrol positif -2,27129 1,89902 ,246 -6,2326 1,6900 Dekokta dosis 1 8,66064* 1,89902 ,000 4,6994 12,6219 Dekokta dosis 2 5,60856* 1,89902 ,008 1,6473 9,5698 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

(58)

42

Lampiran 15. Kulit alpukat dan dekokta kulit alpukat

Gambar 1. Buah alpukat Gambar 2. Kulit buah alpukat

Gambar 3. Kulit alpukat kering Gambar 4. Potongan kulit alpukat kering

(59)

43

Gambar 5. Serbuk kulit alpukat Gambar 6. Uji kadar air serbuk kulit alpukat

Gambar 7. Pembuatan dekokta kulit alpukat

Gambar 8. Dekokta kulit alpukat

(60)

44

Lampiran 16. Cara pembuatan dan pengukuran udema pada kaki mencit

Gambar 9. Kaki mencit normal Gambar 10. Pemberian secara peroral

Gambar 11. Injeksi subplantar Gambar 12. Kaki mencit setelah diinduksi karagenin

(61)

45

Gambar 13. Injeksi dengan spuit kosong

(62)

46

BIOGRAFI PENULIS

Penulis memiliki nama lengkap Claudia Darantika Pradita. Lahir di Gunungkidul, 13 Mei 1995. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Sudarmanto dan Ibu Catur Intan Rokiyana dengan satu adik perempuan. Pendidikan formal yang telah ditempuh yaitu TK Padamara Wonosari (1999-2002), SD Negeri 1 Wonosari (2002-2008), SMP Negeri 1 Wonosari (2008-2011), dan SMA Negeri 1 Wonosari (2011-2014). Pada tahun 2014, penulis meneruskan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh studi di Fakultas Farmasi USD, penulis aktif dalam organisasi, maupun berbagai kepanitiaan. Penulis pernah menjabat sebagai anggota Divisi Kesma Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi USD periode 2015, dan pada periode selanjutnya penulis tergabung dalam Badan Pengurus Harian (BPH) sebagai sekretaris eksternal Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi periode 2016. Selain itu, penulis juga aktif di berbagai kepanitiaan antara lain TITRASI (2015 dan 2016) sebagai sekretaris, Makrab JMKI (2016) sebagai sekretaris, Lomba Cerdas Cermat Kimia (2015) sebagai bendahara. Bukan hanya aktif di berbagai organisasi, penulis juga pernah menjadi asisten dosen pada praktikum Farmasi Fisika, Biofarmasetika-Farmakokinetika, dan Komunikasi Farmasi.

Gambar

Tabel I.  Uji  Normalitas  Nilai  Rata-rata  AUC  Total  (mm.menit)  pada  Uji  Pendahuluan  dalam  Penetapan  Dosis  Kalium  Diklofenak  dan Selang Waktu Pemberian Kalium Diklofenak ........................
Tabel  I.  Uji  Normalitas  Nilai  Rata-Rata  AUC  total  (mm.menit)  pada  Uji  Pendahuluan  dalam  Penetapan  Dosis  Kalium  Diklofenak  dan  Selang  Waktu  Pemberian Kalium Diklofenak
Tabel  II.  Hasil  Uji  LSD  Nilai  AUC  total  (mm.menit)  pada  Uji  Pendahuluan  dalam Penetapan Dosis Kalium Diklofenak dan Selang Waktu Pemberian Kalium  Diklofenak  Kelompok  Diklofenak  dosis 4,48  mg/kgBB  (15 menit)  Diklofenak dosis 9,1 mg/kgBB (
Tabel  III.  Uji  Normalitas  Nilai  Rata-Rata  AUC  total  (mm.menit)  pada  Uji  Aktivitas Antiinflamasi (n=5)
+7

Referensi

Dokumen terkait

bal$a semburc Rrbar sangar berpore.si sebasai rumbuhar invdjt lnrna hampn scntra cin cni nmbL$6 invasil dinrilikinya, didblnya biji sedbu.g.. rmbll dlpal berkccmbji

[r]

1) Mengakhiri sistem tuan tanah dan menghapuskan pemilikan tanah yang luas. 2) Mengadakan pembagian yang adil atas sumber-sumber penghidupan rakyat tani berupa tanah dengan

Disamping Sari Sejarah Serdang; Jati Diri Melayu juga penulis pakai karena dengan adanya karya ini penulis lebih memahami akan budaya politik Melayu yang

Kedua, Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah: &#34;Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

Kesimpulannya adalah Surat Keputusan Pegawai Negeri Sipil dapat disamakan kedudukannya seperti jaminan kebendaan lainnya yang membuat pihak bank percaya untuk memberikan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberikan simpulan sebgai berikut: (1) Proses merger yang dilakukan oleh PT Asis dengan PT XL dimana harus

Untuk persepsi masyarakat terhadap keterbukaan informasi publik secara keseluruhan atau gabungan dari 2 (dua) unsur informasi yang wajib disediakan dan