• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Pacitan, Juli 2021 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN PACITAN. Ir. PAMUJI, MP Pembina Utama Muda NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Pacitan, Juli 2021 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN PACITAN. Ir. PAMUJI, MP Pembina Utama Muda NIP"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

BA B AD DA AN N P PE ER RE EN N C C AN A NA AA AN N P P EM E M BA B AN NG GU UN N AN A N D DA AE ER RA AH H KA K AB BU UP PA AT TE EN N P PA AC CI IT TA AN N

JJLL.. JJAAKKSSAA AAGGUUNNGG SSUUPPRRAAPPTTOO NNOO..

8 8

PAPACCIITTAANN -- JJAAWWAA TTIIMMUURR

T

TEELLPP.. ((00353577)) 888811224422 - - FFAAXX ((

03 0 35 57 7

))

8 8 81 8 15 54 47 7

EEEmmamaaiiill l::: bbbaaappppppeeedddaaa@@@pppaaaccciitittaaannnkkkaaabbb...ggogoo...iididd

BA B AP PP PE ED DA A K KA AB BU UP PA AT TE EN N PA P AC CI IT TA AN N TA T AH HU UN N 2 20 02 21 1

S S U U R R V V E E Y Y K K E E P P U U A A S S A A N N M M A A S S Y Y A A R R A A K K A A T T

(2)

KATA PENGANTAR

Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) di unit layanan Bappeda Kabupaten Pacitan tahun 2021 ini merupakan kelanjutan dari survei pada tahun-tahun sebelumnya.

Pelaksanaan kegiatan ini merupakan respon dari pelaksanaan Permenpan Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, dan Perbup Pacitan Nomor 57 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik Kabupaten Pacitan.

Pemerintah Kabupaten Pacitan sebagai penyelenggara pelayanan publik, dalam pelaksanaannya terus berupaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik bagi masyarakat. Berbagai terobosan dan inovasi dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance), serta perbaikan dalam pelayanan publik senantiasa selalu dilaksanakan guna meningkatkan kualitas dan kuantitas dari pelayanan yang diberikan.

Pelaksanaan pelayanan publik ini berhubungan langsung dengan tingkat kepuasan masyarakat sebagai penerima layanan publik, dimana tingkat kepuasan masyarakat ini dapat diketahui melalui pengukuran terhadap unsur-unsur pelayanan publik, dengan tujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pelayanan tersebut mampu memenuhi harapan masyarakat. Filosofi dari pelayanan publik, senantiasa menempatkan rakyat sebagai subyek dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Berdasarkan dengan tujuan dan sasaran dari pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) ini, diharapkan dapat menghasilkan data atau informasi mengenai tingkat persepsi dan kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh penyelenggara layanan, baik itu kelemahan, kekurangan dan masalah yang ada di unit layanan Bappeda Kabupaten Pacitan, sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan atau kebijakan.

Laporan Survei Kepuasan Masyarakat ini, kami sadari masih belum sempurna dan masih memerlukan perbaikan-perbaikan ke depannya, oleh karena itu masukan- masukan, baik itu saran maupun kritik yang membangun senantiasa kami terima dengan tangan terbuka. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukan.

Pacitan, Juli 2021 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN PACITAN

Ir. PAMUJI, MP Pembina Utama Muda NIP. 19640605 199003 1 012

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN ………... ... 1

1.1 Latar Belakang ... ... 1

1.2 Tinjauan Teoritis ..………... ... 2

1.3 Tujuan dan Sasaran ... 7

1.4 Manfaat ... 7

1.5 Metodologi Pendekatan dan Analisis ... 8

1.5.1 Pelaksanaan dan Teknik Survei ... 11

1.5.2 Langkah-Langkah Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat ... 12

1.5.3 Langkah-Langkah Pengolahan Data ... 15

1.6 Tim Pelaksana ... 20

BAB II ANALISIS ... 21

2.1 Profil Bappeda Kabupaten Pacitan ... 21

2.2 Data dan Analisis Perhitungan Survey Kepuasan Masyarakat ... 41

2.2.1 Analisis dan Data Karakteristik Responden ... 41

2.2.2 Analisis PerhitunganUnsur-Unsur Pelayanan Publik ... 47

2.2.3 Analisis dan Deskripsi Nilai Konversi Indeks Kepuasan Masyarakat ... 49

BAB III PENUTUP ... 51

3.1 Kesimpulan ... 51

3.2 Saran/Rekomendasi ... 53

3.2 Rekomendasi ... 53 DAFTAR PUSTAKA ... A 1 LAMPIRAN – LAMPIRAN ... A 3

(4)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Nilai Persepsi, Nilai Interval, Nilai Interval Konversi, Mutu Pelayanan

dan Kinerja Unit Pelayanan ... 17

Tabel 1.2 Nilai Rata-Rata Per-Unsur Pelayanan ... 18

Tabel 1.3 Tim Pelaksana Survey Kepuasan Masyarakat Bappeda Kab. Pacitan ... 20

Tabel 2.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ... 42

Tabel 2.2 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Usia ... 43

Tabel 2.3 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 44

Tabel 2.4 Karakteristik Responden Menurut Jenis Pekerjaan ... 46

Tabel 2.5 Nilai Rata-Rata Per-Unsur, Kategori Mutu Unsur Layanan, Peringkat Unsur Layanan, Jumlah dan Nilai Rata-Rata Per-Unsur Tertimbang, serta Nilai Konversi IKM dari Pelayanan Publik ... 47

Tabel 2.6 Standar Kategori Mutu Pelayanan Publik ... 49

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 2.1 Struktur Organisasi Bappeda Kabupaten Pacitan ... 23 GAMBAR 2.2 Persentase Responden Menurut Karakteristik Jenis Kelamin ... 42 GAMBAR 2.3 Persentase Responden Menurut Karakteristik Tingkat Usia ... 43 GAMBAR 2.4 Persentase Responden Menurut Karakteristik Tingkat Pendidikan .... 45 GAMBAR 2.5 Persentase Responden Menurut Karakteristik Jenis Pekerjaan ... 46 GAMBAR 2.6 Grafik Nilai Rata – Rata Unsur – Unsur Pelayanan Publik ... 48

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan pada undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, dan PP nomor 96 tahun 2012 tentang pelaksanaan UU nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, mengamanatkan kepada seluruh institusi pemerintahan baik di tingkat pusat maupun daerah untuk melakukan Survei Kepuasan Masyarakat sebagai tolak ukur keberhasilan penyelenggaraan pelayanan publik. Pedoman penyusunan survei pelayanan publik di Kabupaten Pacitan ini berdasarkan pada Peraturan Menteri PAN dan RB nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat pada Unit Pelayanan Publik, dan Peraturan Bupati Pacitan nomor 57 tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat pada Unit Pelayanan Publik Kabupaten Pacitan.

Pelayanan publik sebagai salah satu aspek pelayanan pemerintah kepada masyarakat, merupakan salah satu sasaran yang harus dicapai pemerintah dalam melaksanakan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan harus memberikan dampak yang luas terhadap perbaikan pelayanan publik di daerah, sehingga diharapkan penyelenggaraan pelayanan publik yang diterima masyarakat telah memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat, sekaligus berdampak signifikan terhadap perbaikan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah sebagai pelaksana pelayanan publik, pada saat ini dalam pelaksanaannya masih belum dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Keadaan ini dapat diketahui dari munculnya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan secara lisan, melalui media masa maupun jaringan sosial, sehingga hal ini dapat memberikan dampak terhadap penurunan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

(7)

Perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik diharapkan akan memperbaiki kembali citra pemerintah di mata masyarakat, karena dengan kualitas pelayanan publik yang semakin baik, kepuasan dan kepercayaan masyarakat dapat dibangun kembali. Sistem atau birokrasi pelayanan publik pada saat ini dituntut untuk dapat mengubah posisi dan peran pemerintah dalam memberikan pelayanan publik, dari yang suka mengatur dan memerintah berubah menjadi yang suka melayani, dari yang suka menggunakan pendekatan kekuasaan, berubah menjadi suka menolong, dan lebih mengutamakan dialog secara langsung dan realistis antara pemerintah dan masyarakat sehingga pelayanan publik yang diselenggarakan akan lebih baik dan profesional.

Masyarakat saat ini bukan hanya mempersoalkan terpenuhi atau tidaknya kebutuhan akan pelayanan publik, akan tetapi juga mempertanyakan mutu atau kualitas dari layanan publik tersebut, oleh karena itu pemerintah dituntut untuk mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang semakin baik, berkualitas, efektif, efisien dan berkelanjutan.

1.2 Tinjauan Teoritis

Tingkat pelayanan publik berbanding lurus dengan tingkat Kepuasan Masyarakat, dengan melakukan pengukuran kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik, maka dapat dinilai atau diukur sampai sejauh mana pelayanan tersebut telah mampu memenuhi harapan masyarakat.

A. Kepuasan Masyarakat

Pemerintah sebagai pemegang peran penting dalam pembangunan, memiliki salah satu kewajiban untuk memberikan berbagai pelayanan publik yang diperlukan masyarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk pengaturan ataupun pelayanan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dan kepuasan masyarakat. Kepuasan masyarakat dalam bidang pelayanan publik merupakan tanggung jawab pemerintah, baik pusat maupun daerah.

(8)

Kepuasan dapat diartikan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang dirasakan dengan harapan. Sedangkan pengertian dari kepuasan masyarakat adalah pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya (Kepmenpan Nomor 25 Tahun 2004).

Kepuasan masyarakat dapat diukur melalui atribut-atribut pembentuk kepuasan, yaitu antara lain adalah:

1. Value to price relationship. Hubungan antara harga yang ditetapkan oleh badan usaha untuk dibayar dengan nilai/manfaat yang diperoleh masyarakat.

2. Product value adalah penilaian dari kualitas produk atau layanan yang dihasilkan suatu badan usaha.

3. Product benefit adalah manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsi produk yang dihasilkan oleh badan usaha.

4. Product feature adalah ciri/karakteristik tertentu yang mendukung fungsi dasar dari suatu produk sehingga berbeda dengan produk yang ditawarkan pesaing.

5. Product design adalah proses untuk merancang tampilan dan fungsi produk.

6. Product reliability and consistency adalah keakuratan dan keandalan produk yang dihasilkan oleh suatu badan usaha.

7. Range of product or services adalah macam dari produk atau layanan yang ditawarkan oleh suatu badan usaha.

Berdasarkan definisi tersebut, maka sesuai dengan Peraturan Bupati Pacitan nomor 57 tahun 2017, Kepuasan Masyarakat adalah hasil pendapat dan penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan kepada aparatur penyelenggara pelayanan publik. Beberapa ukuran kepuasan masyarakat terhadap layanan publik antara lain mencakup kecakapan petugas, keramahan pelayanan, suasana lingkungan yang nyaman, waktu tunggu yang singkat, dan aspek pelayanan lainnya.

(9)

Secara umum, permasalahan pelayanan publik terkait dengan penerapan prinsip–prinsip good governance yang masih lemah, seperti masih terbatasnya partisipasi masyarakat, transparasi, dan akuntabilitas baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan atau penyelenggaraan pelayanan maupun evaluasinya.

B. Pelayanan Publik

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai kegiatan pelayanan yang dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak–hak dasar setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang, jasa, dan atas pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik, selain itu pelayanan publik juga dapat diartikan pemberian layanan keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003, pelayanan publik terdiri dari 3 (tiga) kelompok besar, yaitu:

1. Pelayanan administratif, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan publik, seperti kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya. Misalnya adalah KTP, BPKB, SIM, STNK, IMB, Akte Pernikahan, Akte Kelahiran, Akte Kematian, dan sebagainya.

2. Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barang yang digunakan oleh publik. Yang termasuk dalam kelompok ini misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih dan sebagainya.

3. Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik. Sebagai contoh adalah pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, pos dan sebagainya.

(10)

Berdasarkan hal tersebut, maka sesuai dengan Peraturan Bupati Pacitan nomor 57 tahun 2017, Pelayanan publik dapat diartikan sebagai segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

Ruang lingkup pelayanan publik meliputi semua bentuk pelayanan yang berkaitan dengan kepentingan publik yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan :

a. Mewujudkan kepastian hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik;

b. Mewujudkan sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang baik sesuai dengan asas-asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik;

c. Terpenuhinya hak-hak masyarakat dalam memperoleh pelayanan publik secara maksimal;

d. Mewujudkan partisipasi dan ketaatan masyarakat dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik sesuai dengan mekanisme yang berlaku.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam peningkatan kualitas pelayanan publik antara lain adalah :

1. Mudah dalam pengurusan bagi yang berkepentingan.

2. Mendapat pelayanan yang wajar.

3. Mendapat pelayanan yang sama tanpa pilih kasih.

4. Mendapat perlakuan yang jujur dan transparan.

Sesuai dengan Peraturan Bupati Pacitan nomor 57 tahun 2017, maka yang dimaksud dengan :

a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pacitan.

b. Penyelenggara pelayanan publik adalah Instansi Pemerintah Kabupaten Pacitan

c. Instansi Pemerintah adalah Instansi Pemerintah Daerah termasuk BUMD.

(11)

d. Survei Kepuasan Masyarakat adalah kegiatan pengukuran secara komprehensif tentang tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan publik.

e. Indeks Kepuasan Masyarakat adalah hasil pengukuran dari kegiatan survei kepuasan masyarakat berupa angka ditetapkan dengan skala 1 (satu) sampai dengan 4 (empat).

f. Unit pelayanan publik adalah unit kerja/kantor pelayanan pada instansi pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan.

g. Unsur survei kepuasan masyarakat adalah unsur-unsur yang menjadi indikator pengukuran kepuasan masyarakat.

h. Survei periodik adalah survei yang dilakukan oleh pemberi layanan secara berkala setiap tiga bulan (triwulan)/enam bulan (Semester)/minimal satu tahun sekali.

i. Lembaga lain adalah lembaga pemerintah atau non pemerintah yang secara hukum berkedudukan di Indonesia yang memiliki kredibilitas dan akreditasi yang jelas di bidang penelitian dan survei.

j. Pemberi pelayanan publik adalah pegawai instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai peraturan perundang- undangan.

k. Penerima layanan publik adalah orang, masyarakat, lembaga instansi pemerintah dan dunia usaha yang menerima pelayanan aparatur penyelenggara pelayanan publik.

l. Kepuasan masyarakat adalah hasil pendapat dan penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan kepada aparatur penyelenggara pelayanan publik.

m. Unsur pelayanan adalah aspek atau faktor yang terdapat dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat sebagai variabel penyusunan survei kepuasan masyarakat untuk mengetahui kinerja unit pelayanan.

n. Responden adalah penerima layanan publik yang pada saat pencacahan sedang berada di lokasi pelayanan, atau yang pernah menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan.

(12)

o. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

1.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat di lingkup Bappeda Kabupaten Pacitan ini antara lain adalah untuk :

1. Mengidentifikasi kelemahan, kekurangan dan masalah yang ada dalam pelayanan publik terhadap masyarakat ataupun unit layanan OPD lainnya;

2. Mengetahui tingkat persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik dalam menilai kinerja penyelenggaraan pelayanan publik di Bappeda Pacitan;

3. Mendapatkan masukan atau rekomendasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan/kebijakan dalam peningkatan kualitas dan mutu dari pelayanan publik.

Sasaran dari pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat ini antara lain adalah : 1. Penataan sistem, mekanisme dan prosedur pelayanan, sehingga pelayanan

dapat dilaksanakan secara lebih berkualitas, berdaya guna dan berhasil guna;

2. Teridentifikasinya tingkat pencapaian kinerja unit pelayanan instansi pemerintah dalam memberikan pelayanan publik;

3. Tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik.

4. Timbulnya transparansi dalam pemberian pelayanan publik kepada mayarakat, dengan tujuan meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelaksana pelayanan publik

1.4 Manfaat

Pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat di unit Bappeda Kabupaten Pacitan ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif terhadap perbaikan pelayanan publik, antara lain sebagai berikut:

(13)

1. Teridentifikasinya kelemahan dan kekurangan, serta masukan/rekomendasi dalam pelaksaan pelayanan publik, sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan, guna menciptakan pelayan publik yang lebih baik;

2. Teridentifikasinya tingkat partisipasi masyarakat sebagai pengguna layanan publik dalam menilai kinerja penyelenggara layanan yang telah dilaksanakan oleh unit pelayanan publik secara periodik, sehingga diharapkan dapat tercipta penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih inovatif, efektif, efisien, dan berkelanjutan dalam pelaksanaannya;

3. Munculnya persaingan positif diantara para pelaksana pelayanan publik di unit Bappeda pada khususnya, dan para pelaksana pelayanan publik di instansi pemerintah Kabupaten Pacitan pada umumnya;

4. Terciptanya penanganan pengaduan yang baik dan terstruktur, baik pengaduan dari masyarakat ataupun dari instansi pemerintah lainnya;

5. Pemberian pelayanan publik dengan prosedur yang lebih tepat, dengan standar waktu dan biaya yang sesuai dengan proses dan aturan perundangan, dengan petugas yang lebih berkompeten dengan sikap dan perilaku prima;

1.5 Metodologi Pendekatan dan Analisis

Metodologi pendekatan dan analisis yang dilakukan dalam kegiatan Survei Kepuasan Masyarakat adalah mempergunakan pendekatan metode deskriptif kuantitatif dengan data berupa angka-angka dan di analisis dengan teknik analisis statistik deskriptif. Data – data tersebut kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan pengukuran Skala Likert.

Metode Skala Likert ini dikembangkan oleh Rensis Likert. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang atau sekelompok orang terhadap suatu jenis layanan publik.

Pada skala Likert responden diminta untuk menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat yaitu sebagai berikut :

1. Transparan

Hasil survei harus dipublikasikan dan mudah diakses oleh seluruh masyarakat.

(14)

2. Partisipatif

Pelaksanaan survei kepuasan masyarakat harus melibatkan peran masyarakat dan pihak terkait lainnya untuk mendapatkan hasil yang sebenarnya.

3. Akuntabel

Hal-hal yang diatur dalam survei kepuasan masyarakat harus dapat dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara benar dan konsisten kepada pihak yang berkepentingan berdasarkan kaidah umum yang berlaku.

4. Berkesinambungan

Survei kepuasan masyarakat harus dilakukan secara berkala dan berkelanjutan untuk mengetahui perkembangan peningkatan kualitas pelayanan.

5. Keadilan

Pelaksanaan survei kepuasan masyarakat harus menjangkau semua pengguna layanan tanpa membedakan status ekonomi, budaya, agama, golongan dan lokasi geografis serta perbedaan kapabilitas fisik dan mental.

6. Netralitas

Dalam melakukan survei kepuasan masyarakat, surveyor tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi, golongan dan tidak berpihak.

Ruang lingkup kajian dari pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat ini adalah tingkat pelayanan masyarakat atau pelayanan publik yang ada di lingkup instansi/unit Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pacitan sebagai instansi/unit penyelenggara pelayanan publik, dengan berdasarkan pada unsur-unsur pedoman penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat, antara lain yaitu :

1. Persyaratan

Persyaratan adalah syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif.

2. Sistem, mekanisme dan prosedur

Prosedur adalah tata cara pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan, termasuk pengaduan.

3. Waktu penyelesaian

Waktu penyelesaian adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan.

(15)

4. Biaya/tarif

Biaya/tarif adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat.

5. Produk spesifikasi jenis pelayanan

Produk spesifikasi jenis pelayanan adalah hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan ini merupakan hasil dari setiap spesifikasi jenis pelayanan.

6. Kompetensi pelaksana

Kompetensi pelaksana adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan dan pengalaman.

7. Perilaku pelaksana

Perilaku pelaksana adalah sikap petugas dalam memberikan pelayanan.

8. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan

Penanganan pengaduan, saran dan masukan adalah tata cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak lanjut.

9. Sarana dan Prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, proyek). Sarana digunakan untuk benda yang bergerak (komputer, mesin) dan prasarana untuk benda yang tidak bergerak (gedung).

Catatan :

- Unsur ke-4 dapat diganti dengan bentuk pertanyaan lain, jika dalam suatu peraturan perundangan biaya tidak dibebankan kepada penerima layanan. Contoh pembuatan KTP.

- Unsur ke-6 dan ke-7 dapat diganti dengan pertanyaan lain jika jenis layanan yang akan disurvei berbasis IT (website).

(16)

1.6.1 Pelaksanaan dan Teknik Survei A. Pelaksanaan

1. Pelaksana Survei

a. Pelaksana survei adalah setiap unit penyelenggara pelayanan yang terdapat pada lembaga negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.

b. Apabila dilaksanakan sendiri atau unit independen yang sudah berpengalaman, maka unit independen tersebut dapat dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Perguruan tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, pelaku usaha atau kombinasi dari unit dimaksud, perlu dilakukan melalui perjanjian kerjasama dengan unit independen untuk dibuatkan berita acara.

2. Tahapan Survei

Pelaksanaan survei kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik dilaksanakan melalui tahapan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pengolahan dan penyajian hasil survei, yang mencakup langkah- langkah sebagai berikut:

1. Menyusun instrumen survei;

2. Menentukan besaran dan teknik penarikan sampel;

3. Menentukan responden;

4. Melaksanakan survei;

5. Mengolah hasil survei;

6. Menyajikan dan melaporkan hasil survei.

B. Teknik Survei Kepuasan Masyarakat

Untuk melakukan survei dapat menggunakan teknik survei, antara lain:

1. Kuesioner dengan wawancara tatap muka;

2. Kuesioner pengisian sendiri, termasuk yang dikirim melalui surat;

3. Kuesioner elektronik;

4. Diskusi kelompok terfokus;

5. Wawancara tidak berstruktur melalui wawancara mendalam.

(17)

C. Penyusunan Laporan

Laporan hasil survei dimaksudkan sebagai salah satu media atau alat untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik secara bertahap, konsisten, berkesinambungan berdasarkan informasi yang dimiliki.

Materi pokok laporan SKM mencakup latar belakang masalah, tujuan dan manfaat, metode, tim survei kepuasan masyarakat dan jadwal pelaksanaan, serta tindak lanjut survei kepuasan masyarakat.

1.6.2 Langkah-Langkah Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat A. Persiapan Survei

1. Penetapan Pelaksana

a. Apabila dilaksanakan secara swakelola, perlu membentuk Tim Penyusun Survei Kepuasan Mayarakat yang terdiri dari :

a) Pengarah

b) Pelaksana, terdiri dari:

1) Ketua

2) Anggota sekaligus surveyor sebanyak-banyaknya 5 orang c) Sekretariat sebanyak-banyaknya 3 orang

b. Apabila bekerjasama dengan lembaga lain maka lembaga tersebut harus memiliki pengalaman dan kredibilitas di bidang penelitian dan survei. Selain itu perlu dilakukan perikatan perjanjian kerjasama antara lembaga lain dengan penyelenggara pelayanan publik. Lembaga lain tersebut dapat dilaksanakan oleh unit independen, yang terdiri dari BPS, lembaga penelitian perguruan tinggi dan lembaga survei yang terpercaya.

2. Penyiapan Bahan Survei a. Kuesioner

Dalam menyusun survei kepuasan masyarakat digunakan daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai alat bantu pengumpulan data kepuasan masyarakat penerima layanan.

(18)

Penyusunan kuesioner disesuaikan dengan jenis layanan yang disurvei dan data yang ingin diperoleh dari jenis ataupun unit layanan.

b. Bagian Kuesioner

Kuesioner terbagi dalam : 1) Bagian Pertama

Pada bagian pertama berisi judul kuesioner dan nama instansi yang dilakukan survei.

2) Bagian Kedua

Bagian kedua dapat berisikan identitas responden, yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pekerjaan.

Identitas dipergunakan untuk menganalisis profil responden berkaitan dengan persepsi (penilaian) terhadap layanan yang diperoleh. Selain itu dapat juga ditambahkan kolom waktu/jam responden saat disurvei.

3) Bagian ketiga

Pada bagian ini berisi daftar pertanyaan yang terstruktur maupun tidak terstruktur. Pertanyaan yang terstruktur berisikan jawaban dengan pilihan berganda (pertanyaan tertutup), sedangkan jawaban tidak terstruktur (pertanyaan terbuka) berupa pertanyaan dengan jawaban bebas, dimana responden dapat menyampaikan pendapat, saran, kritik dan apresiasi.

c. Bentuk jawaban

Desain bentuk jawaban setiap pertanyaan unsur pelayanan dalam kuesioner, berupa jawaban pertanyaan pilihan berganda. Bentuk pilihan jawaban pertanyaan kuesioner bersifat kualitatif untuk mencerminkan tingkat kualitas pelayanan. Tingkat kualitas pelayanan dimulai dari sangat baik/puas sampai dengan tidak baik/tidak puas. Pembagian jawaban dibagi dalam 4 (empat) kategori, yaitu:

1) Tidak baik, diberi nilai persepsi 1 2) Kurang baik, diberi nilai persepsi 2 3) Baik, diberi nilai persepsi 3

4) Sangat baik, diberi nilai persepsi 4

(19)

B. Penetapan Jumlah Responden, Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data a. Penetapan Jumlah Responden

Teknik penarikan sampel dapat disesuaikan dengan jenis layanan, tujuan survei dan data yang ingin diperoleh. Responden dipilih secara acak yang ditentukan sesuai dengan cakupan wilayah masing-masing unit pelayanan.

Sedangkan untuk besaran sampel dan populasi dapat menggunakan tabel sampel dari Krejcie and Morgan atau dihitung dengan rumus :

dimana :

S = jumlah sampel

λ2 = lambda (faktor pengali) dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1 %, 5 %, 10 % N = populasi

P (populasi menyebar normal) = Q = 0,5 d = 0,0

b. Lokasi dan waktu pengumpulan data

Lokasi dan waktu pengumpulan data dapat dilakukan di:

1) Lokasi masing-masing unit pelayanan pada waktu jam layanan sedang sibuk, seperti unit pelayanan SIM, STNK, transportasi dan sebagainya.

2) Lingkungan perumahan untuk penerima layanan tertentu, seperti telepon, air bersih, pendidikan, dan sebagainya pada saat responden di rumah.

c. Pelaksanaan pengumpulan data 1. Pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang akurat dan obyektif, perlu ditanyakan kepada masyarakat terhadap unsur-unsur pelayanan yang telah ditetapkan.

S = { λ2 . N . P . Q } / { d2 ( N – 1 ) + λ2 . P . Q }

(20)

2. Pengisian kuesioner

Pengisian kuesioner dapat dilakukan dengan 2 kemungkinan cara, yaitu : a) Dilakukan sendiri oleh responden sebagai penerima layanan dan

hasilnya dikumpulkan di tempat yang telah disediakan.

b) Dilakukan oleh pencacah melalui wawancara, oleh:

1) Unit pelayanan sendiri, walaupun sebenarnya dengan cara ini hasilnya kemungkinan besar akan subyektif karena dikhawatirkan jawaban yang kurang baik mengenai instansinya akan mempengaruhi obyektivitas penilaian. Untuk mengurangi subyektifitas hasil penyusunan indeks, dapat melibatkan unsur pengawasan atau sejenisnya yang terkait.

2) Unit independen yang sudah berpengalaman dan mempunyai reputasi dan kredibilitas di bidang penelitan dan survei, baik untuk tingkat Pusat, Propinsi maupun Kabupaten/Kota.

Independensi ini perlu ditekankan untuk menghindari jawaban yang subyektif.

3) Hasil Survei Kepuasan Masyarakat tersebut harus ada saran perbaikan dari pemberi layanan yang disurvei terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik.

4) Hasil survei kepuasan masyarakat wajib diinformasikan kepada publik minimal di ruang layanan atau melalui media cetak, media pemberitaan online, website unit, atau media jejaring sosial.

1.6.3 Langkah-Langkah Pengolahan Data

Pengolahan data pada pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat ini, menggunakan metode atau rumus perhitungan pengolahan data sebagai berikut :

A. Pengukuran Skala Likert

1. Setiap pertanyaan survei masing-masing unsur diberi nilai.

Nilai dihitung dengan menggunakan "nilai rata-rata tertimbang" masing- masing unsur pelayanan.

(21)

Dalam penghitungan survei kepuasan masyarakat terhadap unsur-unsur pelayanan yang dikaji, setiap unsur pelayanan memiliki penimbang yang sama.

Nilai penimbang ditetapkan dengan rumus, sebagai berikut:

Bobot nilai rata-rata tertimbang

=

Jumlah bobot

= 1

= N

Jumlah unsur X X = jumlah unsur yang disurvei

N = bobot nilai per unsur

Jika unsur yang dikaji sebanyak 9 (sembilan) unsur, maka :

Bobot nilai rata-rata tertimbang

=

Jumlah bobot

= 1

= 0,11 Jumlah unsur 9

Untuk memperoleh nilai SKM unit pelayanan digunakan pendekatan nilai rata-rata tertimbang dengan rumus sebagai berikut :

SKM =

Total Nilai Persepsi Per-Unsur

X Nilai Penimbang Total Unsur Yang Terisi

Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian SKM yaitu antara 25 – 100, maka hasil penilaian tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan rumus sebagai berikut :

SKM Unit Pelayanan X 25

Mengingat unit pelayanan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, maka setiap unit pelayanan dimungkinkan untuk:

a. Menambah unsur yang dianggap relevan;

(22)

b. Memberikan bobot yang berbeda terhadap 9 (sembilan) unsur yang dominan dalam unit pelayanan, dengan catatan jumlah bobot seluruh unsur tetap 1.

Tabel 1.1

Nilai Persepsi, Nilai Interval, Nilai Interval Konversi, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan Nilai

Persepsi

Nilai Interval (NI)

Nilai Interval Konversi (NIK)

Mutu Pelayanan

Kinerja Unit Pelayanan 1 1,00 – 2,5996 25,00 – 64,99 D Tidak Baik

2 2,60 – 3,064 65,00 – 76,60 C Kurang Baik

3 3,0644 – 3,532 76,61 – 88,30 B Baik

4 3,5324 – 4,00 88,31 – 100,00 A Sangat Baik Sumber : Peraturan Bupati Pacitan Nomor 57 Tahun 2017

B. Pengolahan Data Survei

Pengolahan data survei dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:

1. Pengolahan dengan komputer

Data entry dan penghitungan indeks dapat dilakukan dengan program komputer/sistem data base.

2. Pengolahan secara manual

a) Data isian kuesioner dari setiap responden dimasukkan kedalam formulir mulai dari unsur 1 (U1) sampai dengan unsur X (Ux)

b) Langkah selanjutnya untuk mendapatkan nilai rata-rata per unsur pelayanan dan nilai indeks unit pelayanan, sebagai berikut:

1) Nilai rata-rata per unsur pelayanan

Nilai masing-masing unsur pelayanan dijumlahkan sesuai dengan jumlah kuesioner yang diisi oleh responden. Selanjutnya untuk mendapatkan nilai rata-rata per unsur pelayanan maka jumlah nilai masing-masing unsur pelayanan dibagi dengan jumlah responden yang mengisi.

(23)

2) Nilai indeks pelayanan

Untuk mendapatkan nilai survei unit pelayanan, dengan cara menjumlahkan X unsur.

3) Pengujian kualitas data

Data pendapat masyarakat yang telah dimasukkan dalam kuesioner disusun dengan mengkompilasikan data responden, berdasarkan kelompok jenis kelamin, pendidikan terakhir dan pekerjaan utama.

C. Laporan Hasil Penyusunan Indeks

Hasil akhir kegiatan penyusunan indeks kepuasan masyarakat setiap unit pelayanan instansi pemerintah disusun dengan materi utama sebagai berikut:

1. Indeks setiap unsur pelayanan

Berdasarkan hasil penghitungan indeks kepuasan masyarakat, jumlah nilai dari setiap unit pelayanan diperoleh dari jumlah nilai rata-rata setiap unsur pelayanan. Sedangkan nilai indeks komposit (gabungan) untuk setiap unsur pelayanan dikalikan dengan penimbang yang sama, yaitu 0,11 (untuk 9 unsur)

Contoh : Apabila diketahui nilai rata-rata unsur dan masing-masing unit pelayanan adalah sebagaimana tabel berikut :

Tabel 1.2

Nilai Rata-Rata Per Unsur Pelayanan

NO UNSUR SKM NILAI UNSUR SKM

1 Persyaratan A

2 Sistem, mekanisme, dan prosedur B

3 Waktu penyelesaian C

4 Biaya/tarif D

5 Produk spesifikasi jenis pelayanan E

6 Kompetensi F

7 Perilaku pelaksana G

8 Penanganan pengaduan, saran dan masukan H

9 Sarana dan prasarana I

Sumber : Peraturan Bupati Pacitan Nomor 57 Tahun 2017

(24)

Maka untuk mengetahui nilai indeks unit pelayanan dihitung dengan cara sebagai berikut :

Nilai Indeks (X) = (a x 0,11) + (b x 0,11) + (c + 0,1) + (d x 0,11) + (e X 0,11) + (f x 0,11) + (g x 0,11) + (h x 0,11) + (i x 0,11)

Dengan demikian nilai indeks (X) unit pelayanan disimpulkan sebagai berikut :

a) Nilai SKM setelah dikonversi = nilai indeks x nilai dasar

Y = X x 25

b) Mutu pelayanan c) Kinerja unit pelayanan

2. Prioritas peningkatan kualitas pelayanan

Dalam peningkatan kualitas pelayanan diprioritaskan kepada unsur yang mempunyai nilai paling rendah untuk lebih dahulu diperbaiki, sedangkan unsur yang mempunyai nilai yang tinggi minimal harus tetap dipertahankan.

3. Penyusunan jadwal

Penyusunan indeks kepuasan masyarakat diperkirakan memerlukan waktu selama 1 (satu) bulan, yaitu dimulai pada awal bulan Juni sampai dengan awal bulan Juli.

(25)

1.7 Tim Pelaksana

Tim Pelaksana penyusunan laporan Survey Kepuasan Masyarakat di instansi Bappeda Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.3

Tim Pelaksana Survey Kepuasan Masyarakat Bappeda Kab. Pacitan Tahun 2021

NO KEDUDUKAN

DALAM TIM NAMA JABATAN DALAM DINAS

A B C D

1 Penanggungjawab Ir. Pamuji, MP Kepala Bappeda Kab.

Pacitan

2 Ketua Ayub Setyo B, SE,MM Sekretaris Bappeda Kab.

Pacitan

3 Sekretaris Iswahyudi Cahyo. P, SE.MM Plt. Kasubag Umum,

Kepegawaian dan Keuangan Bappeda Kab. Pacitan 4 Anggota 1. Wahyu Fajar Y, SE, MM Kasubag Program, Evaluasi

dan Laporan

2. Okta Ferdian, ST Staf Sekretariat Bappeda Kab. Pacitan

3. Septina Rossy Staf Sekretariat Bappeda Kab. Pacitan

Sumber : Keputusan Kepala Bappeda Kab. Pacitan No. 065/ /408.53/2021

(26)

BAB II

ANALISIS

Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan publik, dapat diketahui dengan melakukan pengukuran kepuasan masyarakat, dengan tujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pelayanan tersebut telah mampu memenuhi harapan masyarakat/publik. Harapan publik ini selanjutnya akan dibandingkan dengan kinerja aktual dari unit yang memberikan layanan, sehingga dari sini akan diperoleh nilai atau indeks kepuasan publik.

Survei Kepuasan Masyarakat di unit pelayanan Bappeda Kabupaten Pacitan ini, dalam analisis perhitungannya menggunakan metode pengukuran Skala Likert yang dikembangkan oleh Rensis Likert. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang atau sekelompok orang terhadap suatu jenis layanan publik. Pada skala Likert responden diminta untuk menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.

Pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat di unit pelayanan Bappeda Kabupaten Pacitan melibatkan 50 responden. Responden tersebut adalah mayarakat yang menggunakan layanan publik di bidang perencanaan pembangunan daerah dalam 1 (satu) tahun terakhir ini termasuk di dalamnya instansi lain di lingkungan pemerintahan Kabupaten Pacitan.

2.1 Profil Bappeda Kabupaten Pacitan

Unit pelayanan pada kegiatan Survei Kepuasan Masyarakat ini, adalah instansi Bappeda Kabupaten Pacitan, di bawah ini akan diuraikan secara singkat mengenai profil dari Bappeda kabupaten Pacitan, dan sebagai acuannya adalah Peraturan Bupati Pacitan Nomor 74 Tahun 2016.

(27)

A. Tugas dan Fungsi Bappeda

Tugas pokok BAPPEDA adalah melaksanakan fungsi penunjang perencanaan yang meliputi analisis data, perencanaan dan pengendalian pembangunan, pembangunan manusia dan masyarakat, ekonomi, sumber daya alam dan infrastruktur, serta tugas pembantuan yang diberikan kepada Kabupaten.

Bappeda mempunyai beberapa fungsi antara lain adalah :

a. Penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan tugas dukungan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan tugas dukungan teknis, serta pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang analisis data, perencanaan dan pengendalian pembangunan;

b. Penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan tugas dukungan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan tugas dukungan teknis, serta pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang pembangunan manusia dan masyarakat;

c. Penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan tugas dukungan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan tugas dukungan teknis, serta pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang ekonomi, sumber daya alam dan infrastruktur;

d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi BAPPEDA Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut : a) Kepala Badan;

b) Sekretariat Badan;

c) Bidang Analisis Data, Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan;

d) Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat;

e) Bidang Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Infrastruktur;

f) Kelompok Jabatan Fungsional.

Untuk lebih jelasnya mengenai Struktur Organisasi Bappeda Kabupaten Pacitan akan dijelaskan pada gambar sebagai berikut :

(28)

GAMBAR 2.1

STRUKTUR ORGANISASI BAPPEDA KABUPATEN PACITAN TAHUN 2021 KEPALA BADAN

SEKRETARIAT

Sub Bagian

Umum, Kepegawaian dan Keuangan

Sub Bagian

Program, Evaluasi dan Pelaporan

Sub Bidang Analisis Data, Monitoring, Evaluasi

dan Pelaporan Sub Bidang Pengendalian pembangunan, Analisis Kewilayahan

dan Konektivitas

Sub Bidang Perencanaan Program dan Alokasi Pendanaan Pembangunan

Sub Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat III

Sub Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat II

Sub Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat I

Sub Bidang Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Infrastruktur I

Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat

Bidang Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Infrastruktur

Sub Bidang Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Infrastruktur II

Sub Bidang Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Infrastruktur III

JABATAN FUNGSIONAL

UPT BADAN Bidang Analisis Data, Perencanaan dan

Pengendalian Pembangunan

(29)

Uraian secara umum tentang Struktur Organisasi Bappeda Kabupaten Pacitan, baik itu tugas dan fungsinya akan dijelaskan sebagai berikut :

1) Sekretariat

a) Mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan kegiatan, pembinaan dan pemberian dukungan pelayanan administratif yang meliputi umum, kepegawaian dan keuangan, serta program, evaluasi dan pelaporan kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan.

b) Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat mempunyai fungsi:

1. Pengoordinasian dan pembinaan pelaksanaan kegiatan;

2. Pemberian dukungan pelayanan administrasi umum, kepegawaian dan keuangan;

3. Pemberian dukungan pelayanan administrasi program, evaluasi dan pelaporan;

4. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c) Sekretariat terdiri dari:

1. Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan;

2. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan;

d) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

1. Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan mempunyai tugas:

a. Menyiapkan dan melaksanakan ketatausahaan perkantoran;

b. Menyiapkan dan melaksanakan ketatalaksanaan rumah tangga;

c. Menyiapkan dan melaksanakan ketatalaksanaan perlengkapan dan barang milik daerah;

d. Menyiapkan dan melaksanakan ketatalaksanaan persuratan dan kearsipan;

e. Menyiapkan dan melaksanakan ketatalaksanaan kehumasan dan protokol;

f. Menyiapkan dan melaksanakan ketatalaksanaan kepegawaian;

g. Melaksanakan pengelolaan anggaran;

h. Melaksanakan perbendaharaan dan gaji;

(30)

i. Melaksanakan verifikasi dan akuntansi;

j. Melaksanakan pelaporan keuangan; dan

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas:

a. Menyiapkan bahan koordinasi penyusunan rencana program dan kegiatan;

b. Menyiapkan bahan koordinasi penyusunan rencana strategis;

c. Mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data;

d. Menyiapkan bahan penyusunan laporan;

e. Menyiapkan bahan penyusunan evaluasi dan laporan kinerja; dan

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2) Bidang Analisis Data, Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan

a) Analisis Data, Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan melaksanakan sebagian tugas Badan yang meliputi perencanaan program dan alokasi pendanaan pembangunan, pengendalian pembangunan, analisis kewilayahan dan konektivitas, serta data, monitor, evaluasi dan pelaporan.

b) Dalam melaksanakan tugas, Bidang Analisis Data, Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan mempunyai fungsi :

1. Penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan tugas dukungan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan tugas dukungan teknis, serta pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang perencanaan program dan alokasi pendanaan pembangunan;

2. Penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan tugas dukungan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan tugas dukungan teknis, serta pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang pengendalian pembangunan, analisis kewilayahan dan konektivitas;

(31)

3. Penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan tugas dukungan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan tugas dukungan teknis, serta pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang analisis data, monitor, evaluasi dan pelaporan; dan

4. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c) Bidang Analisis Data, Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan terdiri dari 3 sub bidang, yaitu:

1. Sub Bidang Perencanaan Program dan Alokasi Pendanaan Pembangunan;

2. Sub Bidang Pengendalian pembangunan, Analisis Kewilayahan dan Konektivitas;

3. Sub Bidang Analisis Data, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

d) Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Analisis Data, Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan.

1. Sub Bidang Perencanaan Program dan Alokasi Pendanaan Pembangunan, mempunyai tugas:

a. Menyiapkan bahan perumusan kerangka ekonomi makro daerah (perencanaan ekonomi dan dan indikator ekonomi) melalui pendekatan holistik-tematik, integratif, spasial;

b. Menyiapkan bahan pengoordinasian dan sinkronisasi pelaksanaan pengembangan model ekonomi serta kebijakan perencanaan dan penganggaran pembangunan ekonomi makro daerah;

c. Menyiapkan bahan pengintegrasian dan harmonisasi program- program pembangunan di daerah serta pengoordinasian pagu indikatif pembangunan daerah;

d. Menyiapkan bahan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah (RPJMD dan RKPD);

(32)

e. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di Sub Bidang Perencanaan Program, dan Alokasi Pendanaan Pembangunan;

f. Menyiapkan bahan pelaksanaan tugas di Sub Bidang Perencanaan Program, dan Alokasi Pendanaan Pembangunan;

g. Menyiapkan bahan fasilitasi Sub Bidang Perencanaan Program, dan Alokasi Pendanaan Pembangunan;

h. Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan, dan pengawasan di Sub Bidang Perencanaan Program, dan Alokasi Pendanaan Pembangunan;

i. Menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di Sub Bidang Perencanaan Program, dan Alokasi Pendanaan Pembangunan; dan j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

2. Sub Bidang Pengendalian Pembangunan, Analisis Kewilayahan dan Konektivitas, mempunyai tugas:

a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan kewilayahan;

b. Menyiapkan bahan pengoordinasian dan sinkronisasi pelaksanaan pengembangan model kewilayahan dan serta kebijakan perencanaan pembangunan daerah secara holistik-tematik, integratif, dan spasial yang berbasis pada pengembangan kewilayahan;

c. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di Sub Bidang Pengendalian Pembangunan, Analisis Kewilayahan dan Konektivitas;

d. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di Sub Bidang Pengendalian Pembangunan, Analisis Kewilayahan dan Konektivitas;

e. Menyiapkan bahan pelaksanaan tugas di Sub Bidang Pengendalian Pembangunan, Analisis Kewilayahan dan Konektivitas;

f. Menyiapkan bahan fasilitasi di Sub Bidang Pengendalian Pembangunan, Analisis Kewilayahan dan Konektivitas;

(33)

g. Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan, dan pengawasan di Sub Bidang Pengendalian Pembangunan, Analisis Kewilayahan dan Konektivitas;

h. Menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di Sub Bidang Pengendalian Pembangunan, Analisis Kewilayahan dan Konektivitas;

dan

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Sub Bidang Analisis Data, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, mempunyai tugas:

a. Menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi pembangunan daerah yang bersifat umum dan makro untuk mengetahui pencapaian keluaran (outcome) dan hasil (impact) program pembangunan daerah, serta pegendalian pelaksanaan rencana pembangunan daerah;

b. Menyiapkan bahan analisis data statistik serta informasi pembangunan untuk perencanaan pembangunan daerah;

c. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di Sub Bidang Analisis Data, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;

d. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di Sub Bidang Analisis Data, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;

e. Menyiapkan bahan pelaksanaan tugas di Sub Bidang Analisis Data, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;

f. Menyiapkan bahan fasilitasi Sub Bidang Analisis Data, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;

g. Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan, dan pengawasan di Sub Bidang Analisis Data, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;

h. Menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di Sub Bidang Analisis Data, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan; dan

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(34)

3) Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat

a) Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat melaksanakan sebagian tugas Badan yang meliputi Pembangunan Manusia dan Masyarakat Sektor I, Pembangunan Manusia dan Masyarakat Sektor II, serta Pembangunan Manusia dan Masyarakat Sektor III.

b) Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat mempunyai fungsi:

1. Penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan tugas dukungan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan tugas dukungan teknis, serta pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang pembangunan manusia dan masyarakat sektor I;

2. Penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan tugas dukungan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan tugas dukungan teknis, serta pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang pembangunan manusia dan masyarakat sektor II;

3. Penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan tugas dukungan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan tugas dukungan teknis, serta pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang pembangunan manusia dan masyarakat sektor III; dan

4. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c) Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat terdiri dari:

1. Sub Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat I;

2. Sub Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat II;

3. Sub Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat III.

d) Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat.

(35)

1. Sub Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat I, mempunyai tugas:

a. Merancang penyusun rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Dinas Kesehatan, RSUD, Dinas P2KBP3A, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, serta Kecamatan;

b. Menganalisis rancangan Rencana Strategi perangkat daerah Dinas Kesehatan, RSUD, Dinas P2KBP3A, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, serta Kecamatan;

c. Menyiapkan pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dinas Kesehatan, RSUD, Dinas P2KBP3A, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Sek.

Daerah, Sekretariat DPRD, serta Kecamatan;

d. Merencanakan pelaksanaan sinergitas dan harmonisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Dinas Kesehatan, RSUD, Dinas P2KBP3A, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Sekretariat Daerah, Sek. DPRD, serta Kecamatan;

e. Membuat konsep pembinaan teknis perencanaan kepada Dinas Kesehatan, RSUD, Dinas P2KBP3A, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Sekretariat Daerah, Sek. DPRD, serta Kecamatan;

f. Merencanakan pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Dinas Kesehatan, RSUD, Dinas P2KBP3A, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, serta Kecamatan;

g. Merencanakan pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah, Dinas P2KBP3A, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Sekretariat Daerah, Sek. DPRD, serta Kecamatan;

(36)

h. Merencanakan sinergitas dan harmonisasi kegiatan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah, Dinas P2KBP3A, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Sekretariat Daerah, Sek. DPRD, serta Kecamatan;

i. Merencanakan dukungan pelaksanaan kegiatan pusat, provinsi untuk Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah, Dinas P2KBP3A, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Sekretariat Daerah, Sek. DPRD, serta Kecamatan;

j. Merencanakan pengendalian dan monitoring pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah Dinas Kesehatan, Dinas P2KBP3A, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Sekretariat Daerah, serta Sekretariat DPRD;

k. Melaksanakan pengelolaan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah, Dinas P2KBP3A, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, serta Kecamatan;

l. Merencanakan dan menyusun evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah Dinas Kesehatan, RSUD, Dinas P2KBP3A, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, serta Kecamatan; dan

m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1. Sub Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat II, mempunyai tugas:

a. Merancang penyusun rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Dinas Pendidikan, Dinas Perpustakaan, BKPPD, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Inspektorat;

b. Menganalisis rancangan Rencana Strategi perangkat daerah Dinas Pendidikan, Dinas Perpustakaan, Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Inspektorat;

(37)

c. Menyiapkan pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dinas Pendidikan, Dinas Perpustakaan, BKPPD, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Inspektorat;

d. Merencanakan pelaksanaan sinergitas dan harmonisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Dinas Pendidikan, Din. Perpustakaan, BKPPD, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Inspektorat;

e. Membuat konsep pembinaan teknis perencanaan kepada Dinas Pendidikan, Dinas Perpustakaan, BKPPD, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Inspektorat;

f. Merencanakan pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dinas Pendidikan, Dinas Perpustakaan, BKPPD, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Inspektorat;

g. Merencanakan pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Dinas Pendidikan, Dinas Perpustakaan, BKPPD, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Inspektorat;

h. Merencanakan sinergitas dan harmonisasi kegiatan Dinas Pendidikan, Dinas Perpustakaan, BKPPD, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Inspektorat;

i. Merencanakan dukungan pelaksanaan kegiatan pusat, provinsi untuk Dinas Pendidikan, Dinas Perpustakaan, Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Inspektorat;

(38)

j. Merencanakan pengendalian dan monitoring pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah Dinas Pendidikan, Dinas Perpustakaan, BKPPD, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Inspektorat;

k. Melaksanakan pengelolaan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah Dinas Pendidikan, Dinas Perpustakaan, Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Inspektorat;

l. Merencanakan dan menyusun evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah Dinas Pendidikan, Dinas Perpustakaan, BKPPD, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Inspektorat; dan

m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

3. Sub Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat III, mempunyai tugas:

a. Merancang penyusun rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Dinas Sosial, Satpol PP, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, BPBD;

b. Menganalisis rancangan Rencana Strategi perangkat daerah Dinas Sosial, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

c. Menyiapkan pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dinas Sosial, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

(39)

d. Merencanakan pelaksanaan sinergitas dan harmonisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Dinas Sosial, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

e. Membuat konsep pembinaan teknis perencanaan kepada Dinas Sosial, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

f. Merencanakan pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Dinas Sosial, Satpol PP, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Bakesbangpol, BPBD;

g. Merencanakan pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Dinas Sosial, Satpol PP, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, BPBD;

h. Merencanakan sinergitas dan harmonisasi kegiatan Dinas Sosial, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

i. Merencanakan dukungan pelaksanaan kegiatan pusat, provinsi untuk Dinas Sosial, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

j. Merencanakan pengendalian dan monitoring pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah Dinas Sosial, Satpol PP, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, BPBD;

k. Melaksanakan pengelolaan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah Dinas Sosial, Satpol PP, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

(40)

l. Merencanakan dan menyusun evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah Dinas Sosial, Satpol PP, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, BPBD; dan

m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4) Bidang Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Infrastruktur

a) Bidang Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Infrastruktur melaksanakan sebagian tugas Badan yang meliputi ekonomi, sumber daya alam dan infrastruktur sektor I, ekonomi, sumber daya alam dan infrastruktur sektor II, serta ekonomi, sumber daya alam dan infrastruktur sektor III.

b) Dalam melaksanakan tugas, Bidang Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Infrastruktur mempunyai fungsi:

1. Penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan tugas dukungan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan tugas dukungan teknis, serta pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang ekonomi, sumber daya alam dan infrastruktur sektor I;

2. Penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan tugas dukungan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan tugas dukungan teknis, serta pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang ekonomi, sumber daya alam dan infrastruktur sektor II;

3. Penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan tugas dukungan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan tugas dukungan teknis, serta pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang ekonomi, sumber daya alam dan infrastruktur sektor III; dan

4. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya;

c) Bidang Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Infrastruktur terdiri dari:

1. Sub Bidang Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Infrastruktur I;

2. Sub Bidang Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Infrastruktur II;

(41)

3. Sub Bidang Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Infrastruktur III.

d) Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Infrastruktur.

1. Sub Bidang Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Infrastruktur I mempunyai tugas:

a. Merancang penyusun rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan UM, Dinas PMPTSP, Disparpora, Badan Pendapatan Daerah, dan BPKAD;

b. Menganalisis rancangan Rencana Strategi perangkat daerah Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan UM, Dinas PMPTSP, Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Badan Pendapatan Daerah dan BPKAD;

c. Menyiapkan pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas PMPTSP, Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, BPKAD;

d. Merencanakan pelaksanaan sinergitas dan harmonisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas PMPTSP, Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Badan Pendapatan Daerah dan BPKAD;

e. Membuat konsep pembinaan teknis perencanaan kepada Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas PMPTSP, Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Badan Pendapatan Daerah dan BPKAD;

(42)

f. Merencanakan pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas PMPTSP, Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Badan Pendapatan Daerah dan BPKAD;

g. Merencanakan pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas PMPTSP, Disparpora, Badan Pendapatan Daerah dan BPKAD;

h. Merencanakan sinergitas dan harmonisasi kegiatan Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas PMPTSP, Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Badan Pendapatan Daerah dan BPKAD;

i. Merencanakan dukungan pelaksanaan kegiatan pusat, provinsi untuk Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas PMPTSP, Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Badan Pendapatan Daerah dan BPKAD;

j. Merencanakan pengendalian dan monitoring pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas PMPTSP, Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Badan Pendapatan Daerah dan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;

k. Melaksanakan pengelolaan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas PMPTSP, Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Badan Pendapatan Daerah dan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;

Referensi

Dokumen terkait

Keempat, evaluation and sanction (penilaian dan sanksi) 52 yang agak sulit dipisahkan jika dikaitkan dengan peran, namun kedua hal tersebut didasarkan pada

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji hubungan distribusi generalized beta II ( , , , ) terhadap distribusi Pareto (α) melalui distribusi Singh-Maddala ( , , ), Dagum ( , ,

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini untuk menggali permasalahan di lapangan terkait dengan pengangguran yang ada di GKJW Banyuwangi. Penulis

Ephorus dipilih dan ditetapkan oleh Sinode Bolon dari antara calon yang diajukan oleh Anggota Sinode Bolon dari Distrik di Sinode Bolon dengan ketentuan masing-masing

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui rangkaian proses pelaksanaan

Karena kadar air mempengaruhi kualitas campuran aspal beton maka dipilih cara pengolahan ulang yang mempunyai kadar air paling rendah dan dilihat dari tabel hasil uji

KMRT mempunyai wewenang untuk mengkaji dan memberikan rekomendasi mengenai hal yang berkaitan dengan manajemen risiko terintegrasi untuk dimintakan keputusan dari

Juli 2017 Menyetujui, Kepala BPKAD KABUPATEN