• Tidak ada hasil yang ditemukan

b. Dalam Keputusan Menteri Parpostel Nomor KM.94/ UM.001/MPPT-94 tersebut, diantaranya telah ditetapkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "b. Dalam Keputusan Menteri Parpostel Nomor KM.94/ UM.001/MPPT-94 tersebut, diantaranya telah ditetapkan"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

Nomor : UM.001/3/2/MPPT-95 Jakarta, 9 Januari 1995 Klasifikasi : -

Lampiran : -

Perihal : Kewenangan dan tang-

Kepada

gung jawab penilaian dokumen AMDAL

Yth. SDR. GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I

se INDONESIA

1. D engan adanya perubahan Peratu ran Pem erin tah Nomor 29 Tahun 1986 menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang diikuti pula dengan terbitnya 6 (enam) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup yang mengatur mengenai AMDAL, Nomor.KEP-10 s.dKEP-15/

M ENLH /3/1994, serta keluarnya Keputusan Kepala BAPENDAL Nomor KEP-056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting, dengan ini kami sampai­

kan kepada Saudara bahwa:

a. Dalam rangka mewujudkan pem bangunan yan g berkelanjutan dan berwawasan lingkungan melalui pelaksanaan sebagaimana yang dimaksud dalam angka 1, tanggal 22 Nopember 1994 telah ditetapkan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor ;

1) KM.94/UM.001/MPPT-94 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Bidang Pariwisata;

2) KM.95/UM.001/MPPT-94 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Bidang Pariwisata, b. Dalam Keputusan Menteri Parpostel Nomor KM.94/

UM.001 /MPPT-94 tersebut, diantaranya telah ditetapkan

KEPUTUSAN MKNI’ARI’OSTKI. NO. KM.94/UM.001/MITT-94 263

(2)

mengenai kewenangan dan tanggung jawab Komisi AMDAL Pusat Departemen Pariwisata, Pos dan Tele­

komunikasi tentang penilaian dokumen AMDAL, yaitu : 1) Proyek usaha Pariwisata yang dibiayai dengan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN/

DIP dan

2) Proyek usaha Pariwisata yang diprakarsai oleh Swasta atau BUMN/BUMD yang izin usahanya dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat (Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi/Direktorat Jenderal Pariwisata).

2. Sehubungan dengan angka lb tersebut di atas, dan adanya beberapa keterbatasan Komisi AMDAL Pusat Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, terutama masih belum terbentuknya unit kerja yang khusus menangani AMDAL, maka penilaian dokumen AMDAL yang menjadi kewenangan dan tanggung jawab Komisi AMDAL Pusat Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi untuk sementara dilimpahkan kepada Komisi AMDAL Daerah Tingkat I, namun dalam pembahasan/penilaian terakhir agar mengikut sertakan anggota Komisi AMDAL Pusat Depparpostel;

3. Sejalan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-12 /MENLH/3/94 tentang Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan, maka terhadap Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.95/UM.001/MPPT-94 tidak memerlukan penilaian dari Komisi AMDAL Pusat Departemen Parpostel atau Komisi AMDAL Daerah, melainkan diarah­

kan langsung oleh instansi teknis yang membidangi dan bertanggung jawab atas pembinaan usaha melalui petunjuk teknis sesuai dengan jenis usaha atau kegiatannya, Karena Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) bukan bagian AMDAL;

KEPUTUSAN MKNPARPOSTKI. NO. KM.94/UM.001/MPPT-94

(3)

4. Dengan berlakunya Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi sebagaimana butir 1 a tersebut di atas, maka sem ua Keputusan maupun Surat M enteri Parpostel sebelumnya yang berkaitan dengan AMDAL dinyatakan tidak berlaku;

5. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerja sama yang baik diucapkan terima kasih.

MENTERI PARIWISATA, POS DAN TELEKOMUNIKASI

JOOP AVE

Tembusan Yth :

1. Sdr. Menteri Negara L. H. /Kepala B APED AL;

2. Sdr. Menteri Dalam Negeri;

3. Sdr. Ketua BKPM;

4. Sdr. Diijen Bangda-DEPDAGRI;

5. Sdr. Diijen Pariwisata;

6. Sdr. Ketua Komisi AMDAL Pusat Dep. Parpostel;

7. Sdr. Ketua Komisi AMDAL Daerah Tingkat I;

8. Sdr. Ketua BKPM Daerah Tingkat I;

9. Sdr. Para Kakanwil dijajaran Dep. Parpostel.

KEPUTUSAN MHNPAKPOSTEL NO. KM.94/UM.001/MPPT-94 265

(4)

KEPUTUSAN MENTERI PARIWISATA, POS DAN TELEKOMUNIKASI NO. : KM. 94/UM.001/MPPT-94

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN BIDANG PARIWISATA MENTERI PARIWISATA, POS DAN TELEKOMUNIKASI,

Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan Pemeritah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, kegiatan pembangunan di Indonesia khusus­

nya pembangunan bidang Pariwisata harus berwawasan lingkungan;

b. bahwa untuk memberikan arahan yang jelas bagi kegiatan usaha pariwisata yang wajib dilengkapi Analisis M engenai Dam pak Lingkungan perlu ditetapkan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi tentang Pedoman Teknis Penyusunan Analisis M engenai Dampak Lingkungan B idan g Pariwisata;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara RI Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215);

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara RI Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419);

266

(5)

3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang K epariw isataan/Lem baran N egara RI Taliun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427),

4. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nornoi 3301);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahan 1979 tentang Penyerahan Sebagian U rusan Pemerintahan Dalam Bidang Kepariwisataan Kepada Daerah Tingkat I (Lembaran Negara RI Taliun 1979 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3144);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1999 ten tan g Pengendalian Pencem aran Air (Lembaga Negara RI Taliun 1990 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3409);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Taliun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkung­

an (Lembaran Negara RI Taliun 1993 Nomor 64 Tambahan Lembaran Nomor 3538j;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Taliun 1994 Tentang Pengelolaan Limbah B-3 (Lembaran Negara RI Tahun 1994 Nomor k; 'Ani bahu::

Lembaran Negara Nomor 355 M,

9 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-1 i /MENLH /3 /o! :e.o.,a ;s Usaha aura Kegiatan vti. •; W -.n- Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;

10, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-1 4/ MEN LH/ 3/9 / remang Pedoman Umum Penyusunan analisis Mengenai

La ii-i.t-iC m -■-11 n n n .

\i;; a J - i ! i NO. M OOkM ihhr; U%

(6)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PARIWISATA, POS DAN TELEKOMUNIKASI TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN BIDANG PARIWISATA.

BAB I PENGERTIAN

Pasal I

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut;

2. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata;

3. Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan m e­

nyelenggarakan jasa pariwisata menyediakan atau meng­

usahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pari­

wisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut;

4. Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang memperguna­

kan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial, serta memenuhi ketentuan persyaratan yang telah ditetapkan;

5. Taman Rekreasi adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan berbagai jenis fasilitas untuk memberikan kesegaran jasmani dan rohani yang mengandung unsur hiburan, pendidikan dan kebudayaan sebagai usaha pokok di suatu kawasan tertentu dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum serta akomodasi;

268 KEPUTUSAN MENPARPOSTEI. NO. KM.94/UM.00i/MPPT-94

(7)

6. Padang Go//adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas oleh raga golf disuatu kawasan tertentu sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum serta akomodasi;

7. Kawasan Pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata;

8. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi mengenai dampak penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan;

9. Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL) adalah ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan yang merupakan hasil pelingkupan;

10. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana usaha atau kegiatan;

11. Dampak Penting adalah perubahan lingkungan yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha atau kegiatan;

12. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) adalah dokumen yang mengandung upaya penanganan dampak penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha atau kegiatan;

13. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) adalah dokumen yang mengandung upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak penting akibat dari rencana usaha atau kegiatan;

14. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertang­

gung jawab atas suatu rencana usaha atau kegiatan yang akan dilaksanakan;

15. Komisi Amdal Pusat adalah Komisi AMDAL Pusat Departemen Pariwisata. Pos dan Telekomunikasi;

KHl’U'l USAN MENl’ARPOSTKI. NO. KM. 04 / M M. 00 i /M! >1 !T-lW

(8)

16. Komisi Amdal Daerah adalah Komisi Amdal Daerah Tingkat I dimana kegiatan usaha Pariwisata tersebut berlokasi;

17. Menteri adalah Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi;

18. Gubernur adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dimana kegiatan usaha Pariwisata tersebut berlokasi;

19. Kakanwil adalah Kepala Kantor Wilayah Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Maksud dan tujuan Pedoman Teknis Penyusunan AMDAL di bidang Pariwisata adalah untuk memberikan kepastian tentang kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pem­

rakarsa, dan instansi terkait dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan dan berwawasan lingkungan serta untuk memberikan petunjuk yang lebih jelas, dan dapat digunakan sebagai acuan oleh pemrakarsa dan konsultan dalam rangka penyusunan dokumen AMDAL.

(2) Pedoman Teknis Penyusunan AMDAL sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat digunakan sebagai pegangan untuk mengevaluasi dokumen AMDAL proyek kegiatan usaha Pariwisata.

BAB III KRITERIA AMDAL

Pasal 3

Penyusunan AMDAL bidang pariwisata yang menjadi kewajiban pemrakarsa meliputi rencana usaha :

a. HOTEL, >= 200 kamar, atau luasnya >5 ha;

b. PADANG GOLF, untuk semua ukuran;

*270 KEPUTUSAN MENPAim)STEL NO. KM.94/UM.00I/MITT-94

(9)

c. TAMAN REKREASI, >= 100 ha;

d. KAWASAN PARIWISATA, untuk semua ukuran.

Pasal 4

Analisa Mengenai Dampak Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 disusun berdasarkan pedoman teknis Penyusunan Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-AND AL), dan Penyusunan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) sesu ai:

a. Lampiran I Usaha Hotel;

b. Lampiran II Usaha Padang Golf;

c. Lampiran III Usaha Taman Rekreasi;

d. Lampiran IV Usaha Kawasan Pariwisata; serta

e. Lampiran V Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL); dan f. Lampiran VI Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

BAB IV TATA LAKSANA

Pasal 5

Pemrakarsa setelah memperoleh izin lokasi wajib melakukan studi AMDAL dan menyampaikan dokumen studi tersebut kepada Komisi AMDAL Pusat atau Komisi AMDAL Daerah untuk dinilai dan mendapat persetujuan sebelum pemrakarsa melaku­

kan pra konstruksi.

Pasal 6

Bagi usaha Pariwisata yang melakukan kegiatan perluasan di bawah kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, maka kegiatan perluasan tersebut diwajibkan menyusun Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).

KEPUTUSAN MENPARPOSTEL NO. KM.94/UM.001/MPPT-94 271

(10)

Pasal 7

(1) Pemrakarsa yang mempunyai rencana usaha atau ke­

giatan sebagaimana disebut dalam Pasal 3 wajib menyusun Kerangka Acuan bagi pembuatan ANDAL.

(2) Kerangka Acuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di­

sampaikan oleh pemrakarsa kepada Komisi AMDAL Pusat atau Komisi AMDAL Daerah.

(3) Apabila dalam jangka waktu selam bat-lam batnya 12 (dua belas) hari keija sejak diterimanya Kerangka Acuan tersebut, Komisi AMDAL Pusat atau Komisi AMDAL Daerah tidak memberikan tanggapan tertulis, Kerangka Acuan ter­

sebut sah digunakan sebagai dasar penyusunan ANDAL.

(4) Kerangka Acuan disusun oleh pemrakarsa berdasarkan pedoman teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

Pasal 8

(1) ANDAL, RKL, dan RPL diajukan sekaligus oleh pemrakarsa kepada Komisi AMDAL Pusat atau Komisi AMDAL Daerah dengan tembusan kepada Menteri atau Gubenur.

(2) Komisi AMDAL Pusat atau Komisi AMDAL Daerah memberi­

kan bukti penerimaan dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada pemrakarsa dengan mencantumkan tanggal penerimaan.

(3) ANDAL, RKL, dan RPL disusun berdasarkan Pedoman Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

Pasal 9

(1) Penilaian dokumen ANDAL, RKL, dan RPL oleh Komisi AMDAL Pusat atau Komisi AMDAL Daerah dilakukan secara bersamaan.

(2) Apabila dokumen ANDAL, RKL, dan RPL dinilai belum memenuhi persyaratan sebagaimana ditentukan dalam pedoman teknis, Pemrakarsa wajib memperbaiki sesuai petunjuk Komisi AMDAL Pusat atau Komisi AMDAL Daerah.

272 Khl'UTUSAN MKNPARl’OSTEL NO. KM.94/UM.00l/MI>iT-94

(11)

(3) B erdasarkan h asil pen ilaian Kom isi AMDAL atas dokumen ANDAL, RKL, dan RPL yang diajukan pemrakarsa, Menteri atau Gubenur menetapkan Keputusan terhadap ANDAL,RKL,dan RPL.

Pasal 10

(1) Keputusan atas ANDAL,RKL dan RPL diberikan oleh Menteri atau Gubernur selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari sejak diterimanya Pengajuan ANDAL, RKL dan RPL.

(2) Apabila Keputusan sebagaimana dalam ayat (1) berupa penolakan karena dinilai belum memenuhi pedoman teknis ANDAL,RKL dan RPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, maka keputusan atas perbaikan ANDAL, RKL, dan RPL diberikan oleh Menteri atau Gubenur selambat- lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya pengajuan kembali perbaikan ANDAL, RKL dan RPL.

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) Menteri atau Gubernur belum memberikan keputusan, Maka terhadap ANDAL,RKL dan RPL tersebut dinyatakan diberikan persetujuan.

Pasal 11

(1) Apabila ANDAL menyimpulkan bahwa dampak n egatif tidak dapat ditanggulangi berdasarkan ilmu dan teknologi atau biaya penanggulangan dampak negatif lebih besar di­

bandingkan dengan hasil dampak positifnya, maka Menteri atau Gubenur memutuskan menolak rencana usaha kegiatan yang bersangkutan.

(2) Terhadap keputusan penolakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemrakarsa dapat mengajukan keberatan kepada Presiden cq. Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan menyampaikan tembusannya kepada Badan Pengendalian

KEPUTUSAN MKNI'Akl'ONThl. NO. KiYI.^-l/UM.OOl/MITTAM 273

(12)

Dampak Lingkungan (Bapedal) dalam waktu selambat- lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterimanya keputusan penolakan.

(3) Menteri Negara Lingkungan Hidup atas nama Presiden mem­

beri keputusan atas pernyataan pemrakarsa sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) setelah mendapat pertimbangan dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) yang tembusannya disampaikan kepada Menteri atau Gubernur.

(4) Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberikan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya p ernyataan keberatan dan merupakan keputusan terakhir.

BAB V

KEWENANGAN PENILAIAN HASIL STUDI AMDAL

Pasal 12

Komisi AMDAL pusat bertanggung jawab atas penilaian dokumen AMDAL sebagai berikut :

a. Proyek usaha Pariwisata yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN/DIP);

b. Proyek usaha pariwisata yang diprakarsai oleh swasta atau BUMN/BUMD yang izin usahanya dikeluarkan oleh pem erintah pusat (Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi/Direktorat Jenderal Pariwisata).

Pasal 13

Komisi AMDAL Daerah bertanggung jawab atas penilaian dokumen AMDAL meliputi :

a. Kegiatan / proyek yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD); dan

b. Kegiatan/proyek yang diprakarsai oleh swasta atau BUMN/

BUMD yang izin usahanya dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah.

274 KEPUTUSAN MENPARPOSTEL NO. KM.94/UM.001/MPPT-94

(13)

BAB VI

HUBUNGAN KERJA KOMISI AMDAL PUSAT DENGAN KOMISI AMDAL DAERAH

Pasal 14

(1) Komisi AMDAL Daerah bila diperlukan dapat meminta petunjuk kepada Komisi AMDAL Pusat mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan pelaksanaan AMDAL ke­

giatan usaha Pariwisata.

(2) Dalam penilaian dokumen AMDAL di Komisi AMDAL Pusat, wakil komisi AMDAL Daerah wajib diikutsertakan untuk pembahasan dokumen ANDAL, RKL, dan RPL.

(3) Komisi AMDAL Daerah wajib menyampaikan laporan kepada Menteri dan BAPEDAL mengenai hasil pelak­

sanaan pembahasan dokumen AMDAL usaha Pariwisata yang dilaksanakan oleh Komisi AMDAL Daerah, sesuai Lampiran VII.

BAB VII PEMBIAYAAN

Pasal 15

(1) Biaya pelaksanaan kegiatan Komisi AMDAL Pusat dan Komisi AMDAL Daerah dibebankan kepada anggaran masing-masing instansi yang bertanggung jawab.

(2) Biaya penyusunan AMDAL untuk setiap usaha Pariwisata merupakan bagian dari biaya proyek yang wajib AMDAL dan menjadi tanggung jawab pemrakarsa.

BAB VIII

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 16

Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan AMDAL dilaku­

kan oleh instansi yang membidangi usaha kepariwisataan dan atau instansi pemberi izin sebagai pengawasan dan pengendalian

KEPUTUSAN M HN P A R PC) S '1 'H L NO. KM.94/UM.001/MPPT-94 275

(14)

yang sifatnya internal, sedangkan pengawasan dan pengendalian yang bersifat eksternal dilakukan oleh instansi terkait di luar Departemen Pariwisata, pos dan Telekomunikasi.

Pasal 17

Usaha pariwisata yang izinnya dikeluarkan oleh Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, pelaksana pengawasan dan pengendalian di daerah dilakukan oleh Kakanwil di masing-masing daerah.

Pasal 18

Dalam rangka pengawasan dan pengendalian pelaksanaan AMDAL, pemrakarsa/pengelola kegiatan usaha Pariwisata wajib menyampaikan laporan hasil pengawasan dan pengendaliannya kepada Kakanwil dan Dinas Pariwisata Daerah.

Pasal 19

Dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sebagai­

mana dimaksud dalam pasal 16 Pasal 17 dapat melibatkan Lembaga Sw adaya M asyarakat (LSM).

BAB IX SANKSI

Pasal 20

Bagi kegiatan usaha Pariwisata wajib AMDAL yang tidak meng­

ikuti ketentuan dalam keputusan ini dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 21

Bagi kegiatan usaha pariwisata wajib AMDAL yang ada pada saat Keputusan ini berlaku belum selesai dilaksanakan maka dapat melakukan :

276 KEPUTUSAN MENPARPOSTEL NO. KM.94/UM.001/MPPT-94

(15)

a. menyelesaikan AMDAL nya; atau

b. membuat UKL dan UPL bagi kegiatan yang tidak memenuhi kriteria Pasal 3.

BAB XI PENUTUP

Pasal 22

Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM. 109/UM.001/

MPPT-92 dan Nomor KM. 109/UM.001/MPPT-92 dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 23

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JAKARTA

Pada tanggal : 22 November 1994 MENTERI PARIWISATA, POS DAN TELEKOMUNIKASI

JOOP AVE

KEPUTUSAN MHNPAkPOSTEL NO. KM.94/UM.00I/MPIT-94 277

(16)

LAMPIRAN I : KEPUTUSAN MENTERI PARPOSTEL NOMOR : KM.94/UM.00l/MPPT-94 TANGGAL : 22 November 1994

PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANDAL (KA-ANDAL)

PEMBANGUNAN USAHA HOTEL

BAB 1. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Uraian secara singkat latar belakang dilaksanakannya studi ANDAL ditinjau d a ri:

a. Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

b. Kebijaksanaan Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan;

c. Kaitan Rencana Usaha atau Kegiatan dengan Dampak Penting yang mungkin ditimbulkan.

Kegiatan yang menimbulkan dampak dan besarnya dampak yang ditimbulkan sangat ditentukan oleh :

Jenis rencana kegiatan;

Lokasi dan luas area yang diperlukan;

Jadual pelaksanaan;

Komponen proyek yang mencakup jenis dimensi dan kapasitas serta bangunan;

Cara pelaksanaan proyek;

Keterkaitan proyek dengan proyek lain disekitar atau sebaliknya.

2. Tujuan dan Kegunaan Studi

a. Maksud dan Tujuan Studi Andal,

278 KEPUTUSAN MENPARPOSTEL NO. KM.94/UM.00 l/MPPT-94

(17)

1) M en gid en tifik asi dan m enguraikan ren ca n a kegiatan, terutama yang berpotensi menimbulkan dampak penting;

2) Mengidentifikasikan rona lingkungan awal di daerah lokasi;

3) M em prakirakan dan m en gevalu asi dam pak lingkungan akibat perubahan yang ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan usaha hotel;

4) Memberikan saran tindak dalam arahan atau alternatif pengelolaan dan alternatif pemantauan lingkungan.

b. Kegunaan,

Membantu pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan lingkungan dari saat rencana kegiatan dilakukan.

BAB II. RUANG LINGKUP STUDI

1. Lingkup Rencana Usaha atau Kegiatan yang akan ditelaah Uraikan secara singkat mengenai rencana usaha atau kegiatan penyebab dampak, dan komponen usaha atau kegiatan yang ditelaah yang berkaitan dengan dampak yang ditimbulkannya.

Kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dalam kegiatan pembangunan usaha hotel meliputi tahapan : a. Tahap Pra Konstruksi

1) Kegiatan pembebasan lahan mencakup kegiatan mengubah status pemilikan dan peruntukan lahan, misalnya lahan penduduk menjadi lahan, misalnya lahan penduduk menjadi lahan proyek;

2) Kegiatan pemindahan penduduk akibat pembebasan hak yang mencakup kegiatan memindahkan dan

KEPUTUSAN MENl’AKI’OSTHL NO. KM.94/UM.00l/Mm>M 279

(18)

memukimkan kembali penduduk yang lokasinya terkena proyek; dan

3) Kegiatan lain yang relevan dengan proyek yang akan dilaksanakan.

b. Tahap Konstruksi

1) Tahap Persiapan Konstruksi

a) Mobilisasi bahan/material dan alat-alat besar mencakup untuk pembuatan base camp;

b) Pembuatan/pengoperasian bengkel, gudang dan sebagainya yang menunjang terlaksananya pekerjaan pembangunan usaha hotel;

c) Mobilisasi tenaga kerja yaitu akibat tenaga kerja yang didatangkan dari luar terhadap tenaga kerja yang berada di sekitar proyek;

d) Penyiapan lahan dasar mencakup kegiatan pembersihan dan pengupasan tanah yang menyebabkan hilangnya tumbuhan/pohon- pohon serta menghilangnya lapisan tanah teratas/top soil; dan

e) Kegiatan lain yang relevan.

2) Tahap Pelaksanaan Konstruksi

a) Kegiatan penggalian dan penimbunan tanah untuk keperluan penyiapan lokasi bangunan.

Pekeijaan galian mencakup kegiatan pemotongan tebing, dan penimbunan tanah;

b) Pekeijaan pembangunan fondasi, fisik bangunan atas, serta lapangan parkir/halaman;

c) Pengangkutan bahan material dan peralatan proyek yang m enggunakan ja la n umum sebagai jalan kerja; dan

280 KEPUTUSAN MENPARPOSTEL NC). KM.94/UM.001/MPPT-94

(19)

d) Kegiatan lain yang relevan, c) Tahap Operasi dan Pemeliharaan

Tahap ini merupakan pengoperasian setiap jenis kegiatan/usaha pembangunan usaha hotel yang dalam pelaksanaannya dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan dari fasilitas/

sarana yang tersedia yaitu : 1) Lokasi parkir;

2) Dapur/Restoran;

3) Laundry;

4) Pengadaan air bersih;

5) Kolam renang;

6) Sistim drainase;

7) Pengolahan limbah (cair, padat,gas);

8) Penyediaan sumber tenaga listrik diesel.

2. Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal

Uraikan dengan singkat mengenai rona lingkungan yang terkena dampak, dan komponen lingkungan yang ditelaah karena terkena dampak.

Lingkungan yang mungkin terkena dampak proyek kegiatan pembangunan usaha hotel, sebagai berikut:

a. Di Lokasi lokasi proyek :

1) Budaya (cagar budaya) setempat;

2) Pemukiman/perumahan/bangunan umum/rumah ibadah;

3) Flora dan fauna;

4) Sumber daya air;

5) Udara;

6) Utilitas umum;

7) Prasarana jalan umum; dan 8) Para pemakai jalan umum.

KHl’U'l USAN MENl’ARi'OSTHI. NO. KM.94/UM.00 !/M iTT 94 281

(20)

b. Lokasi sekitar proyek yang terkait

1) Budaya/kebiasaan masyarakat setempat;

2) Peruntukan sungai/danau;

3) Kondisi dan atau kualitas sungai di bagian hulu dan atau di hilir serta danau;

3) Kondisi flora dan fauna air;

4) Pemakai air sungai di hilir; dan 5) Tata guna lahan.

c. Kegiatan lain disekitar proyek yang mungkin terkena dampak terhadap kegiatan pembangunan usaha hotel.

Lingkup Wilayah Studi

Wilayah studi ini mencakup : Wilayah proyek, ekologis, sosial, dan administratif adalah wilayah teknis yang merupakan wilayah studi ANDAL.

a. Batas Proyek, ditentukan oleh luasan yang dipakai sebagai kegiatan pembangunan usaha hotel;

b. Batas Ekologis, adalah ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha atau kegiatan menurut media transportasi limbah (air, udara) di mana proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar;

c. Batas administratif, ditentukan oleh status administrasi Pemerintahan Daerah. Kalau kegiatan pembangunan usaha hotel terletak pada dua kecamatan, maka batas studinya meliputi dua kecamatan;

d. Batas sosial sangat penting m engingat adanya kelompok-kelompok masyarakat yang kehidupan sosial ekonomi dan budayanya akan mengalami perubahan mendasar akibat aktivitas usaha atau kegiatan;

e. Batas teknis, ditentukan oleh kombinasi dari keempat batas di atas.

282 KEPUTUSAN MENPARPOSTELNO. KM.94/UM.001/Ml'PT-94

(21)

B A B III. M E T O D A S T U D I

1. Metoda Pengumpulan dan analisi Data

Menelaah, mengukur, dan mengamati komponen lingkungan yang diperkirakan terkena dampak;

Menelaah, mengukur, dan mengamati komponen rencana usaha atau kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan sekitarnya.

Data yang dipergunakan pada studi ini harus sahih dan reliable meliputi data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Diperoleh antara lain dengan pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan serta wawancara

b. Data Sekunder

Dapat diperoleh antara lain d a ri:

Bappeda tingkat I;

Bappeda tingkat II;

Dinas dan instansi terkait lainnya.

Komponen lingkungan yang diamati, antara lain : 1) Bidang geofisik Kimia

Pengambilan sampel (air, Udara, dan tanah) pada wilayah sumber dan persebaran dampak dengan memperhatikan situasi pada saat pengambilan sampel di lapangan.

a. Iklim mikro, yang diamati :

Suhu dan kelembaban (dengan thermometer slingphsycrometer, data sekunder diperoleh dari stasiun pencatat terdekat;

Curah hujan (diperoleh dari stasiun pengamatan terdekat);

Arah dan kecepatan angin;

Kualitas udara dan kebisingan :

KEPUTUSAN MENI'AKPOSTEL NO. KM.94/UM.00l/MI’IT-94 283

(22)

Debu diamati dengan dust dasupler/HVS;

- Gas diamati dengan Impingamrit/Timber detector;

Kebisingan diamati dengan Sound level meter.

b) Fisiografi, parameternya meliputi kelerengan, ketinggian topografi serta struktur geologi;

c) Tata Guna Lahan, Diperoleh dari Bappeda Tk.II yang merupakan rencana detail tata ruang;

d) Tanah, diperoleh dengan observasi langsung;

e) Hidrologi, meliputi karakteristik air tanah, air permukaan, debit air, dan pola air disekitar lokasi;

f) Kualitas air, pengukuran sifat air berupa kekeruhan, suhu, warna, dan sebagainya.

2) Bidang biologi

Pengambilan komponen biotis dilakukan pada daerah tapak proyek dan sekitarnya, seperti persawahan, tegalan dan pekarangan penduduk.

Pengamatan flora dan fauna dilakukan secara langsung di lapangan dengan mencatat jenis yang dijumpai dan dilengkapi dengan wawancara dengan penduduk.

3) Bidang sosial ekonomi budaya dan trasportasi

Data sekunder diperoleh dari Kantor Statistik Kabupaten, Kantor Kecamatan, Bappeda, Dinas Kesehatan serta instansi terkait lainnya, sedang data primer diperoleh dari masyarakat/responden langsung.

Metoda Prakiraan Dampak dan Penentuan Dampak Penting Pada bagian ini di utarakan yang digunakan dalam studi ANDAL untuk memprakirakan besarnya dampak lingkungan, dan penentuan sifat pentingnya dampak. Penggunaan metoda formal dan nonformal dalam memprakirakan dampak penting perlu diuraikan secarajelas untuk setiap komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak penting.

284 KEPUTUSAN MENPARPOSTEL NO. KM.94/UM.001/MPPT-94

(23)

Pada bagian ini diuraikan metoda yang lazim digunakan dalam studi ANDAL untuk mengevaluasi dampak penting usaha atau kegiatan terhadap lingkungan secara holistik untuk digunakan sebagai:

a. Dasar untuk menelaah kelayakan lingkungan dari ber­

bagai alternatif usaha atau kegiatan;

b. Arah pengelolaan dampak penting lingkungan yang ditimbulkan.

BAB IV. PELAKSANAAN STUDI

1. Tim Studi

Jumlah dan jenis tenaga ahli yang diperlukan dalam studi ANDAL sesuai dengan lingkup studinya disebutkan secara jelas.

2. Biaya Studi

Jenis-jenis biaya yang dibutuhkan dalam rangka penyusu­

nan studi ANDAL diuraikan dengan rinci.

3. Waktu Studi

Pada bagian ini di jelaskan jangka waktu pelaksanaan studi ANDAL sejak tahap persiapan hingga penyerahan laporan ke instansi yang bertanggungjawab.

BAB V. DAFTAR PUSTAKA

Mencantumkan daftar pustaka atau literatur yang diguna­

kan untuk keperluan penyusunan dokumen KA - ANDAL.

BAB VI. LAMPIRAN

1. Hasil konsultasi dan diskusi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan KA - ANDAL agar dilampirkan dalam dokumen KA - ANDAL;

2. Melampirkan biodata personal penyusun ANDAL.

3. Metoda Evaluasi Dampak.

KEPUTUSAN MENPARPOSTEL NO. KM.94/UM.001/MPPT-94 285

(24)

PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN { ANDAL)

PEMBANGUNAN USAHA HOTEL

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Uraian secara singkat latar belakang studi ANDAL ditinjau d a ri:

a. Peraturan Perundang-undangan yang berlaku

Harus dijelaskan peraturan perundangan ya n g mendukung, seperti;

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup;

2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 20Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19Tahun 1994 tentang Pengelolaan Limbah B-3;

6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-ll/MENLH/3/94 tentang Jenis Usaha atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;

7. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-14/MENLH/3/ 1994 tentang Pedoman Umum Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;

8. Keputusan M enteri Pariw isata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.94/UM.001/MPPT-94

286 KEPUTUSAN MENPARPOSTEL NO. KM.94/UM.001/MPPT-94

(25)

tentang Pedoman Teknis Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Bidang Pariwisata;

9. Keputusan Kepala B apedal Nom or KEP-056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting;

10. Keputuan Gubernur; dan bentuk Keputusan lainnya.

b. Kebijaksanaan Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan.

c. Kaitan Re ncana Usaha atau Kegiatan dengan Dampak Penting yang mungkin ditimbulkan.

Kegiatan yang menimbulkan dampak dan besarnya dampak yang ditimbulkan sangat ditentukan oleh :

1) Jenis rencana kegiatan;

2) Lokasi dan luas area yang diperlukan;

3) Jadual pelaksanaan;

4) Komponen proyek yang mencakup jenis dimensi dan kapasitas serta bangunan;

5) Cara pelaksanaan proyek;

6) Keterkaitan proyek dengan proyek lain disekitar atau sebaliknya

2. Tujuan dan Kegunaan Studi ANDAL

a. Tujuan dilaksanakannya Studi ANDAL adalah : 1) Mengidentifikasi rencana usaha atau kegiatan yang

menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan;

2) Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak penting;

3) Memprakirakan dan mengevaluasi rencana usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.

b. Kegunaan Studi ANDAL adalah :

1) Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah;

2) Membantu proses pengambilan keputusan tentang KEl’UTUSAN MENEARl’OSTEL NO. KM.94/UM.001/MITT-94 287

(26)

kelayakan lingkungan dari rencana usaha atau kegiatan;

3) Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha atau kegiatan;

4) Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan dari rencana usaha atau kegiatan;

5) Memberi informasi bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan dampak positif dan menghindari dampak negatif yang akan ditimbulkan dari suatu rencana usaha atau kegiatan.

BABU. METODA STUDI

Metoda studi mencakup tentang dampak penting yang di telaah, wilayah studi, metodapengumpulan dan analisis data, metoda prakiraan dampak penting, serta evaluasi dampak penting yang masing-masing diuraikan pada Bab Metoda Studi ini disusun dengan mengacu pada hal-hal yang tertuang dalam dokumen Kerangka Acuan.

1. Dampak Penting yang Ditelaah

a. Uraikan secara singkat mengenai rencana usaha atau kegiatan penyebab dampak, terutama komponen usaha yang berkaitan langsung dengan dampak yang ditimbulkan;

b. Uraikan dengan singkat mengenai rona lingkungan yan g terk en a dampak, teru tam a kom ponen lingkungan yang langsung terkena dampak;

c. Aspek-aspek yang diteliti sebagaimana dimaksud pada butir l.a dan b. dimaksud mengacu pada hasil pelingkupan yang tertuang dalam dokumen Kerangka Acuan untuk ANDAL.

288 KEPUTUSAN MENPARl’OSTEL NO. KM.94/UM.001/MPPT-94

(27)

2. Wilayah Studi

Lingkup wilayah studi mengacu pada penetapan wilayah studi yang digariskan dalam Kerangka Acuan untuk ANDAL, dan hasil pengamatan dilapangan, dan batas wilayah studi ANDAL dimaksud digambarkan pada peta dengan skala yang memadai.

3. Metoda Pengumpulan dan Analisis Data

a. Mengingat studi ANDAL merupakan telaahan men­

dalam atas dampak penting usaha atau kegiatan terhadap lingkungan, maka jenis data yang di­

kumpulkan baik data primer maupun sekunder harus bersifat sahih, dan dapatdipercaya (reliable) yang diperoleh melalui metoda atau alat yang bersifat sahih;

b. Uraian secara jelas tentang metoda atau alat yang digunakan, serta lokasi pengumpulan data berbagai komponen lingkungan yang diteliti sebagaimana dimaksud pada butir l.b. lokasi pengumpulan data agar dicantumkan dalam peta dengan skala memadai;

c. Pengumpulan data untuk demografi, sosial ekonomi, sosial budaya, dan kesehatan masyarakat, sejauh mungkin menggunakan kombinasi tiga metoda (metoda triangulasi, studi pustaka, survai data sekunder, pengamatan/pemeriksaan) agar diperoleh data yang reliabilitasnya tinggi;

d. Uraian secara jelas tentang metoda atau alat yang digunakan dalam analisis data. Misalnya untuk analisa data rencana pembangunan usaha hotel dapat digunakan metoda matriks, flow chart, daftar uji (check list) sederhana.

KEPUTUSAN MENPARPOSTFXNO. KM.94/UM.00I/MPPT-94 289

(28)

4. Metoda Prakiraan Dampak Penting

Uraian secara jelas tentang metoda yang digunakan untuk memprakirakan besar dampak usaha atau kegiatan terhadap komponen lingkungan yang dimaksud pada butir II. 1.b. Penggunaan metoda formal dan non formal dalam memprakirakan dampak penting agar diuraikan secara jelas setiap komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak penting. Pada hakekatnya prakiraan dampak itu ingin mendapatkan bagai manakah besarnya dampak (magnitude) yang diperhitungkan dari perubahan lingkungan saat ini dengan kondisi lingkungan yang terjadi dilapangan se­

bagai akibat kegiatan pembangunan.

Metoda prakiraan dampak dibagi menjadi 2 (dua) yaitu metoda formal dan metoda informal.

Metoda formal biasanya menggunakan perhitungan matematis dan metoda informal merupakan metoda yang banyak menggunakan cara kualitatif deskripsi, misalnya intuitive, analysis, profesional jugment atau pertimbangan keahlian.

5. Metoda Evaluasi Dampak Penting

Uraian singkat tentang metoda evaluasi dampak yang digunakan dalam studi, yakni dengan menggunakan Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting sesuai dengan Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor KEP.056 Tahun 1994 untuk menelaah dampak penting usaha atau kegitan terhadap lingkungan secara holistik, yang menjadi dasar untuk menelaah kelayakan dari alternatif usaha atau kegiatan.

Evaluasi dampak pada hakekatnya merupakan metoda untuk menetapkan :

290 KEPUTUSAN MENPARPOSTELNO. KM.94/UM.001/MPPT-94

(29)

a. Komponen Lingkungan apa sajayang terkena dampak serta besaran dampaknya;

b. Komponen kegiatan, Komponen kegiatan apa saja yang menimbulkan dampak di samping itu kegiatan apa saja yang menimbulkan dampak terbesar, menengah dan dampak yang paling kecil.

Evaluasi dampak juga dimaksud untuk mengetahui berapa derajat kepentingan dampak pada setiap komponen lingkungan yang terkena dampak.

BAB III. RENCANA USAHA ATAU KEGIATAN

1. Identitas Pemrakarsa dan Penyusun ANDAL terdiri dari : a. Pemrakarsa:

1) Nama dan alamat lengkap instansi/ perusahaan sebagai pemrakarsa rencana usaha atau kegiatan;

2) Nama dan alamat lengkap penanggung jawab pelaksanaan rencana usaha atau kegiatan.

b. Penyusun ANDAL

1) Nama dan alamat lengkap lembaga/perusahaan disertai dengan kualifikasi dan rujukannya.

2) Nama dan alamat lengkap penanggung jawab penyusun ANDAL.

2. TujuanRencana Usaha atau Kegiatan

Pernyataan tentang maksud dan tujuan yang jelas dari rencana usaha atau kegiatan pembangunan usaha hotel perlu dikemukakan secara sistematis dan terarah.

3. Kegunaan dan Keperluan Rencana Usaha atau Kegiatan Uraian yang memuat tentang kegunaan dan keperluan mengapa kegiatan harus dilakukan, baik ditinjau dari

KHI’UTUSAN MHN’i'A R l’OSTHI. NO. KM.94/UM.001/MPPT-94 291

(30)

segi kepentingan pemrakarsa maupun dari segi program pembangunan.

a. Penentuan batas-batas lahan yang langsung akan digunakan oleh rencana usaha atau kegiatan pem­

bangunan dan pengembangan harus dinyatakan dalam peta berskala memadai dan dapat memperlihatkan hubungan tata kaitan dan tata letak antara lokasi rencana dengan usaha atau lainnya, seperti pemukiman (lingkungan binaan manusia umumnya), dan lingkungan hidup alami yang terdapat di sekitar rencana usaha atau kegiatan.

Hutan lindung, cagar alam, suaka alam, suaka marga satwa, arkeologi, peninggalan sejarah, daerah sensitif lain, sumber mata air, sungai dan kawasan lindung lainnya yang terletak dekat lokasi rencana usaha atau kegiatan harus diberikan tanda istemewa pada peta;

b. Hubungan antara lokasi rencana usaha atau kegiatan dengan jarak dan tersedianya sumber daya air, energi, sumber daya alam hayati dan, sumber daya alam non hayati serta sumber daya manusia yang diperlukan oleh rencana usaha atau kegiatan setelah usaha atau kegiatan ini beroperasi. Hubungan ini perlu dikemukakan dalam peta dengan skala yang memadai;

c. Alternatif usaha atau kegiatan berdasarkan hasil studi kelayakan (misal : alternatif lokasi, tata letak bangunan atau sarana pendukung, atau teknologi proses produksi). Bila berdasarkan studi kelayakan terdapat beberapa a ltern a tif lokasi usaha atau kegiatan maka berikan uraian tentang masing-masing alternatif lokasi tersebut sebagai mana dimaksud pada butir a. dan b. Agar semua alternatif di bahas dan disajikan keunggulan dan kelemahan dilihat dari segi ekonomi, teknis sosial budaya dan pelestarian lingkungan dari masing-masing alternatif tersebut;

292 KEPUTUSAN MENPARPOSTEL NO. KM.94/UM.001/MPPT-94

(31)

d. Tata letak usaha atau kegiatan dilengkapi dengan peta yang berskala memadai yang memuat informasi tentang letak bangunan dan struktur lainnya yang akan dibangun dalam lokasi rencana usaha atau kegiatan, serta hubungan bangunan dan struktur tersebut dengan bangunan yang sudah ada disekitar rencana usaha atau kegiatan ( jalan raya, jalan kereta api, dermaga dan sebagainya). Bila terdapat beberapa alternatif tata letak bangunan dan struktur lainnya, maka alternatif rancangan tersebut diutarakan dalam peta yang berskala memadai;

e. Tahap pelaksanaan rencana usaha atau kegiatan, jadual pelaksanaan usaha atau kegiatan tahap pra- konstruksi, konstruksi dan jangka waktu masa operasi.

1) Tahap Pra konstruksi/Persiapan

Prakiraan dampak negatif yang akan timbul untuk kegiatan pembangunan usaha hotel antara lain : a) Keresahan sosial karena issu e n egatif/

spekulasi tanah;

b) Ketidakpuasan penduduk atas b esarn ya ganti rugi;

c) Hilangnya mata pencaharian penduduk;

d) Kecemasan terhadap kondisi lokasi pemukiman yang baru;

e) Kecemburuan sosial; dan

f) Tergan ggu n ya sum ber daya alam dan peninggalan budaya.

2) Tahap Konstruksi

a) Mobilisasi Bahan/Material danAlat-Alat Besar Lalulalangnya kendaran alat-alat besar dengan frekuensi tinggi akan berdampak yaitu:

KEPUTUSAN MENPARPOSTELNO. KM.94/UM.001/MPPT-94 293

(32)

(1) Meningkatnya kebisingan dan pencemaran udara (debu);

(2) Timbulnya kerusakan pada prasarana umum;

(3) Terganggunya habitat dan tempat mencari makan satwa liar; dan

(4) Kemungkinan dampak lain yang terjadi karena kondisi lokasi.

b) Mobilisasi tenaga Kerja

Mobilisasi tenaga kerja akan menimbulkan dampak yaitu:

(1) Keresahan dan kecemburuan sosial serta konflik dengan adat istiadat kebiasaan setempat;

(2) Meningkatkan tingkat migrasi penduduk; dan (3) Dampak lain yang timbul karena adat

istiadat setempat.

c) Pembuatan/Pengoperasian Base Camp Bengkel dan Gudang akan menimbulkan dampak yaitu:

(1) Meningkatkan pencemaran udara (debu) dan kebisingan;

(2) Timbulnya genangan dan pencemaran air serta gangguan terhadap flora ;dan

(3) Dampak lain yang timbul karena kondisi lokasi setempat.

3) Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan konstruksi mencakup pekerjaan galian dan timbunan tanah, pengerasan p e­

karangan, pengangkutan bahan-bahan material dan peralatan proyek. Dampak yang timbul akibat kegiatan tersebut meliputi :

294 KEPUTUSAN MENPAimxSTEL NO. KM.94/UM.001/MPPT-94

(33)

a) Penyiapan Tanah Dasar (Pembersihan dan Pengupasan Tanah) dampak yang timbul yaitu : (1) Hilangnya vegetasi penutup dan fungsi lahan

semula, serta berpindahnya habitat fauna;

(2) Rusak/terganggunya utilitas umum (jaringan telepon, PLN, gas dan sebagainya);

(3) Meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan;

(4) Tim bu lnya pencem aran terh a d a p air permukaan dan atau air laut;

(5) Rusak dan atau punahnya flora dan fauna di daerah pantai/pesisir; dan

(6) Dampak lain yang timbul karena kondisi lokasi yang ada.

b) Galian dan Timbunan Tanah

Galian dan timbunan tanah yang akan me­

nimbulkan dampak yaitu :

(1) Meningkatnya pencemaran udara (debu) kebisingan, kemacetan dan kecelakaan lalulintas;

(2) Terganggunya aliran air permukaan, pen­

cemaran kualitas air permukaan dan atau air laut dan terganggunya/terpotongnya aliran air tanah;

(3) Gangguan terhadap utilitas umum seperti jaringan telepon, PLN, gas dan lain-lain pada

kedalaman tertentu akibat galian;

(4) Perkiraan dampak n egatif lain karena kondisi lokasi setempat.

c) Lapisan Perkerasan Halaman/Perkarangan/

Lokasi Parkir serta jalan lingkungan

KEPUTUSAN MENPARPOSTEL N ». KM.94/UM.001/MPPT-94 295

(34)

Pengerasan lapisan halaman/ pekarangan / lokasi parkir serta jalan lingkungan menimbulkan dampak yaitu :

(1) Meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan;

(2) Berkurangnya wilayah resapan air; dan (3) Dampak lain karena kondisi lokasi.

d) Pembuatan Pengolahan Air

Prakiraan dampak negatif yang akan timbul yaitu :

(1) Perubahan fungsi lahan sebagai penam­

pungan limbah cair, pencemaran kualitas air dan timbulnya bau yang kurang sedap; dan (2) Dampak lain karena kondisi lokasi.

e) Pengangkutan bahan-bahan m aterial dan peralatan proyek :

Prakiraan dampak negatif yang akan timbul : (1) Meningkatnya pencemaran udara (debu)

dan kebisingan;

(2) Kerusakan prasarana jalan umum; dan (3) Dampak lainnya yang mungkin terjadi.

t) Bangunan Bawah (galian pondasi dan tiang pancang)

Prakiraan dampak negatif yang akan timbul yaitu :

(1) Timbulnya kebisingan dan getaran karena penanaman tiang pancang;

(2) Terganggunya utilitas umum;

(3) Berkurangnya debit air sumur penduduk akibat pembuatan sumur dalam; dan

(4) Dampak lain yang mungkin terjadi.

296 KEPUTUSAN MENPARI’OSTEL NO. KM.94/UM.001/MPPT-94

(35)

g) Bangunan Atas (konstruksi fisik)

Prakiraan dampak negatif yang akan timbul yaitu :

(1) Meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan; dan

(2) Keam anan pek erja dan m a sya ra k a t sekitarnya.

4) Tahap Operasi

Pada tahap operasional hotel, beberapa kegiatan dan dampak negatif yang ditimbulkan antara lain sebagai berikut :

a) Kegiatan/tingkah laku wisatawan, dampak yang ditimbulkan akibat tingkah laku wisatawan yang datang di hoteldapat mempengaruhi sosial budaya masyarakat sekitarnya.

b) Pengeluaran limbah cair dan padat dari hotel dapat berdampak negatif terhadap :

- Pencemaran kadar air tanah, air sungai dan laut;

- Pencemaran udara (bau).

c) Pengadaan air bersih yang diperlukan hotel berdampak :

- Terjadi longsor di bawah tanah;

- Kurangnya air tanah dari sumur penduduk.

d) Kegiatan lalu-lalang kendaraan dilokasi parkir dapat menyebabkan kemacetan lalulintas.

e) Kegiatan operasional dapur/restoran dan kegiatan operasional tata graha menimbulkan : - Limbah cair yang berakibat pencemaran air;

- Pendangkalan air sungai, danau dan tepi laut;

KEPUTUSAN MENPARPOSTELNO. KM.94/UM.001/MPPT-94 297

(36)

- Timbulnya bau tidak sedap (pencemaran udara);

Limbah padat;

Pencemaran lingkungan oleh lalat maupun penyakit;

- Pengrusakan struktur tanah;

Kerusakan besar lainnya.

f) Kegiatan Laundry Hotel dapat berdampak terhadap :

- Pencemaran air karena zat kimia;

Mematikan binatang sungai dan laut;

g) Operasi dari mesin diesel - Pencemaran udara;

- Limbah gas dan cair/olie;

Kebisingan.

BAB IV. RONA LINGKUNGAN HIDUP

1. Rona lingkungan hidup di wilayah studi rencana usaha atau kegiatan pembangunan usaha hotel, harus mengungkap­

kan secara mendalam komponen-komponen lingkungan yang berpotensi terkena dampak penting usaha atau kegiatan. Selain itu komponen lingkungan hidup yang me­

miliki arti ekologis dan ekonomis perlu mendapat perhatian.

2. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sumber daya alam yang ada di wilayah studi rencana usaha atau kegiatan pembangunan usaha hotel tersebut, baik yang sudah atau yang akan dimanfaatkan maupun yang masih dalam bentuk potensi. Penyajian kondisi sumber daya alam ini perlu dikemukakan dalam peta atau tabel dengan skala yang memadai dan bila perlu harus dilengkapi dengan gambar grafik atau foto.

298 KEPUTUSAN MF.Nl’ARPOSTEL NO. KM.94/UM.001/MPPT-94

(37)

3. Data dan informasi rona lingkungan hidup di wilayah rencana usaha atau kegiatan pada butir ini agar dibatasi pada komponen-komponen lingkungan yang berkaitan dengan, atau berpotensi terkena dampak penting.

a. Fisik-Kimia 1) Iklim

a) Komponen iklim yang perlu diketahui antara lain seperti tipe iklim, suhu maksimum/mini­

mum, rata-rata) kelembaban curah hujan dan jumlah hari hujan, keadaan angin (arah dan

kecepatan) intensitas radiasi matahari;

b) Data periodik bencana (siklus tahunan, dan lain sebagainya) seperti sering terjadinya angin ribut, banjir tahunan, banjir bandang di wilayah studi rencana usaha atau kegiatan;

c) Data yang tersedia dari stasiun meteorologi dan geofisika yang mewakili wilayah studi tersebut;

d) Kualitas udara baik di lokasi rencana kegiatan, di dalam dan di daerah sekitar wilayah studi rencana usaha atau kegiatan;

e) Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode kejadiannya.

2) Fisiografi

a) Topografi bentuk lahan (morphologi), ketinggian struktur geologi dan jenis tanah;

b) Indikator lingkungan yang berhubungan dengan stabilitas geologi dan stabilitas tanah, terutama ditekankan bila terdapat gejala ketidakstabilan, dan harus diuraikan dengan jelas dan seksama (longsor tanah, gempa, sesar, kegiatan-kegiatan vulkanis, dan sebagainya);

KEl’l/TUSAN MENPARPOSTEL NO. KM.94/UM.001/MPPT-94 299

(38)

c) Keunikan, keistim ewaan dan kerawanan bentuk lahan dan batuan secara geologis.

3) Hidrologi

a) Karakteristik fisik sungai, danau, rawa (rawa pasang surut, rawa air tawar) dan pola aliran drainase;

b) Rata-rata debit dekade bulanan, tahunan;

c) Kadar sidementasi (lumpur), tingkat erosi;

d) Kondisi fisik daerah resapan air permukaan dan air tanah;

e) Fluktuasi dan potensi air tanah (dangkal dan dalam)

f) Tingkat penyediaandan kebutuhan/pemanfaat­

an air untuk, air minum, mandi, cuci;

g) Tingkat penyediaan dan k eb u tu h an / p e­

manfaatan air untuk keperluan lainnya;

h) Kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air me­

ngacu pada baku mutu dan parameter kualitas air yang terkait dengan limbah yang akan keluar.

4) Hidrooseanografi

Khusus untuk kegiatan pembangunan usaha hotel yang akan didirikan di loksai atau sekitar pantai d iteliti pola hidrodinam ika kelau tan seperti pasang surut, arus dan gelombang ombak, morfologi, pantai, abrasi dan erosi yang terjadi secara alami di daerah penelhian.

5) Ruang Lahan dan Tanah

a) Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lain pada saat rencana usaha atau kegiatan diajukan dan kemungkinan potensi pengem­

bangannya di masa datang;

300 KEPUTUSAN MENl’ ARI'OSTEL N » . KM.94/UM.001/M1TT-94

(39)

b) Rencana pengembangan wilayah, rencana tata ruang, rencana tataguna tanah, dan sumber daya alam lainnya yang secara resmi atau belum resmi disusun oleh pemerintah setempat baik di tingkat kabupaten, propinsi atau nasional di wilayah studi rencana usaha atau kegiatan;

c) Kemungkinan adanya konflik atau pembatasan yang timbul antara rencana tata guna tanah dan sumber daya alam lainnya yang sekarang ber­

laku dengan adanya pemilikan / penentuan lokasi bagi rencana usaha atau kegiatan;

d) Inventarisasi nilai estetika dan keindahan bentang alam serta daerah rekreasi yang ada di wilayah studi rencana usaha atau kegiatan;

b. Biologi 1) Flora,

a) Uraikan tentang jen is-jen is vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang-undang yang berada dalam wilayah studi rencana usaha atau kegiatan;

b) Jelaskan tentang keunikan dari vegetasi dan ekosistemnya yang berada pada wilayah studi rencana usaha atau kegiatan;

c) Peta zona biogeoklimatik dari vegetasi alami yang meliputi tipe vegetasi, sifat-sifat dan kerawanannya.

2) Fauna

a) Keragaman fauna, habitat, penyebaran, pola migrasi, populasi hewan budidaya serta satwa dan habitatnya;

KEPUTUSAN MENPARPOSTEL NO. KM.94/UM.001/MPPT-94 301

(40)

b) Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata yang dianggap penting;

c) Perikehidupan hewan termasuk cara per- kem bangbiakannya;

c. Sosial

1) Demografi

Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan agama;

Kepadatan dan sebaran penduduk;

Angkatan keija produktif;

Tingkat kelahiran dan kematian.

2) Ekonomi

Kesempatan keija dan berusaha;

Pola pemilikan dan penguasaan sumber- daya alam;

Tingkat pendapatan penduduk;

Prasarana dan sarana perekoniman;

Pola pemanfaatan sumberdaya alam.

3) Budaya

Pranata sosial atau lembaga kemasyarakatan yang tumbuh di kalangan masyarakat;

Adat istiadat dan pola kebiasaan yang berlaku;

Proses sosial di kalangan masyarakat;

Akulturasi, asimilasi, dan integrasi dari berbagai kelompok masyarakat;

Kelompok-kelompok dan organisasi sosial;

Pelapisan sosial;

Perubahan sosial

Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan.

302 KEPUTUSAN MKNPAkPOSTHI. NO. KM.94/UM.001/MPPT-94

(41)

4) Kesehatan Masyarakat

Insidensi dan prevalensi penyakit yang terkait dengan rencana usaha atau kegiatan;

Sanitasi lingkungan;

Status gizi dan kecukupan pangan;

Jenis dan jumlah fasilitas kesehatan;

Cakupan pelayanan tenaga dokter dan paramedis.

BAB V. PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

1. Prakiraan secara cermat dampak usaha atau kegiatan pada saat prakonstruksi, konstruksi, dan operasi, terhadap lingkungan;

2. Penentuan arti penting perubahan kualitas lingkungan yang diprakirakan bagi masyarakat di wilayah studi rencana usaha atau kegiatan, dan pemerintah; dengan mengacu pada Pedoman Mengenai ukuran Dampak Penting;

3. Mekanisme aliran dampak pada berbagai komponen lingkungan yang perlu diperhatikan :

a. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen sosial;

b. Kegiatan menimbulkan dampak penting pada kom­

ponen fisik kimia, kemudian menimbulkan rangkaian dampak lanjutan berturut-turut terhadap komponen biologi dan sosial;

c. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada aspek fisik kimia dan selanjutnya membangkitkan dampak pada komponen sosial;

d. Dampak penting langsung saling berantai di antara komponen sosial itu sendiri;

e. Dampak penting pada butir a, b, c, dan selanjutnya me­

nimbulkan dampak balik pada rencana usaha atau kegiatan.

KEPUTUSAN MENPARPOSTEL NO. KM.94/UM.001/MPPT-94 303

(42)

BAB VI. EVALUASI DAMPAK PENTING

Menguraikan hasil telaahan dampak penting dari rencana usaha atau kegiatan. Selanjutnya hasil evaluasi ini menjadi masukan bagi instansi yang berwenang untuk memutuskan kelayakan lingkungan dari rencana usaha atau kegiatan, sebagaimana dimaksud dalam PP Nomor 51 Tahun 1993.

1. Telaahan Terhadap Dampak Penting

a. Telaahan holistik atas berbagai komponen ling­

kungan yang diprakirakan mengalami perubahan m endasar (sesuai dengan keputusan Kepala BAPEDALNo. KEP-056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting);

b. Evaluasi dampak yang bersifat holistik adalah telaahan secara totalitas terhadap beragam dampak penting terhadap lingkungan;

c. Dampak-dampak penting yang dihasilkan dari evaluasi disajikan sebagai dampak penting yang harus dikelola.

2. Telaahan Sebagai Dasar Pengelolaan

a. Hubungan kausatif antara rencana usaha atau kegiatan dan rona lingkungan hidup dengan dampak positif dan negatif yang mungkin timbul. Misalnya, mungkin saja dampak penting timbul dari rencana usaha atau kegiatan terhadap rona lingkungan, karena rencana usaha atau kegiatan itu dilaksana­

kan di suatu lokasi yang terkdu padat manusia, atau pada tingkat pendapatan dan pendidikan yang terlalu rendah, bentuk teknologi yang talc sesuai;

b. Ciri dampak penting perlu dikemukakan dengan jelas, dalam arti apakah dampak penting baik positif

atau negatif akan berlangsung terus selama rencana usaha atau kegiatan itu berlangsung;

304 KHl'UTUSAN MHNl’ ARl’OSTBL NO. KM.94/UM.001/Ml>l> l -94

(43)

c. Kelompok masyarakat yang akan terkena dampak negatif dan kelompok yang akan terkena dampak positif. Indentifikasi kesenjangan antara perubahan yang diinginkan;

d. Kemungkinan seberapa luas daerah yang akan ter­

kena dampak penting, apakah hanya dirasakan dampaknya secara lokal, regional, nasional atau bahkan international, melewati batas negara RI;

e. Analisis bencana dan resiko bila rencana usaha atau kegiatan berada di daerah bencana alam atau di dekat sumber bencana alam.

BAB VII. DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini hendaknya dikemukakan rujukan data dan pernyataan penting yang ditunjang oleh kepustakaan ilmiah yang mutakhir serta disajikan dalam suatu daftar pustaka dengan penulisan yang baku.

BAB VIII.LAMP1RAN

Bahan-bahan yang dilampirkan :

1. Surat izin atau rekomendasi yang telah diperoleh pem­

rakarsa sampai dengan saat ANDAL akan disusun;

2. Surat-surat tanda pengenal, keputusan, kualifikasi, rujukan bagi para pelaksana dan peneliti serta penyusun analisis dampak lingkungan;

3. Foto-foto rona lingkungan awal, usulan rencana usaha atau kegiatan sehingga bisa memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang hubungan timbal balik serta kemungkinan dampak lingkungan penting yang akan ditimbulkannya;

4. Diagram, peta, gambar, grafik, serta tabel lain yang belum tercantum dalam dokumen;

5. Hal-hal lain yang dipandang perlu atau relevan untuk dimuat dalam lampiran.

KEPUTUSAN MENPARPOSTEL NO. KM.94/UM.OOI/MPPT-94 305

(44)

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN MENTERI PARPOSTEL NOMOR : KM.94/UM.001 /MPPT-94 TANGGAL : 22 November 1994

PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANDAL (KA-ANDAL)

PEMBANGUNAN USAHA PADANG GOLF

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Uraian secara singkat latar belakang dilaksanakannya studi ANDAL ditinjau d a ri:

a. Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

b. Kebijaksanaan Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan;

c. Kaitan Rencana Usaha atau Kegiatan dengan Dampak Penting yang mungkin ditimbulkan.

Kegiatan yang menimbulkan dampak dan besarnya dampak yang ditimbulkan sangat ditentukan oleh :

Jenis rencana kegiatan;

Lokasi dan luas area yang diperlukan;

Jadual pelaksanaan;

Komponen proyek yang mencakup jenis dimensi dan kapasitas serta bangunan;

Cara pelaksanaan proyek;

Keterkaitan proyek dengan proyek lain di sekitar atau sebaliknya.

2. Tujuan dan Kegunaan Studi

a. Maksud dan Tujuan Studi ANDAL,

306 KHI’UTUSAN MHNI'Akl’OSTKI. NO. KM.94/UM.001/MITT-94

(45)

1) M en gid en tifik asi dan m enguraikan re n ca n a kegiatan, terutama yang berpotensi menimbul­

kan dampak penting;

2) Mengidentifikasikan rona lingkungan awal di daerah lokasi;

3) M em prakirakan dan m en geva lu asi dam pak lingkungan akibat perubahan yang ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan usaha Padang Golf;

4) Memberikan sarantindak dalam arahan atau alternatif pengelolaan dan alternatif pemantauan lingkungan.

b. Kegunaan,

Membantu pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengolaan lingkungan dari saat rencana kegiatan dilakukan.

BAB II. RUANG LINGKUP STUDI

1. Lingkup Rencana Usaha atau Kegiatan yang Alcan Ditelaah Uraikan secara singkat mengenai rencana usaha atau kegiatan penyebab dampak, dan komponen usaha atau kegiatan yang ditelaah yang berkaitan dengan dampak yang ditimbulkannya.

Kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dalam pembangunan usaha Padang Golf meliputi tahapan : a. Tahap Pra Konstruksi

1) Kegiatan pembebasan lahan mencakup kegiatan mengubah status pemilikan dan peruntukan lahan, misalnya lahan penduduk menjadi lahan proyek;

2) Kegiatan pemindahan penduduk akibat pembebasan hak yang mencakup kegiatan memindahkan dan memukimkan kembali penduduk yang lokasinya terkena proyek; dan

KEPUTUSAN MENPARPOSTEL NO. KM.94/UM.001/MPPT-94 307

(46)

3) Kegiatan lain yang relevan dengan proyek yang akan dilaksanakan.

b. Tahap Konstruksi

1) Tahap Persiapan Konstruksi

a) Mobilisasi bahan/material dan alat-alatbesar mencakup untuk pembuatan base camp;

b) Pembuatan/pengoperasian bengkel, gudang dan sebagainya yang menunjang terlaksananya pekerjaan pembangunan Padang Golf;

c) Mobilisasi tenaga kerja yaitu akibat tenaga kerja yang didatangkan dari luar terhadap tenaga kerja yang berada disekitar proyek;

d) Penyiapan lahan dasar mencakup kegiatan pembersihan dan pengupasan tanah yang menyebabkan hilangnya tumbuhan/pohon- pohon serta hilangnya lapisan tanah teratas/

top soil; dan

e) Kegiatan lain yang relevan.

2. Tahap Pelaksanaan Konstruksi

a) Kegiatan penggalian dan penimbun tanah untuk keperluan penyiapan lokasi bangunan. Pekerjaan galian mencakup kegiatan pemotongan tebing, dan penimbunan tanah;

b) Pengangkutan bahan material dan peralatan proyek yang m enggunakan ja la n umum sebagai jalan kerja; dan

c) Pembangunan Drainase yang berhubungan dengan saluran/irigasi di luar lokasi proyek.

d) Kegiatan lain yang relevan.

3) Tahap Operasi dan Pemeliharaan

Tahap ini merupakan pengoperasian setiap jenis kegiatan usaha Padang Golf yang dalam

308 KEPUTUSAN MENPARIUSTEL NO. KM.94/UM.00I/MPPT-94

(47)

pelaksanaanya dapat menimbulkan dampak ter­

hadap lingkungan dari fasilitas/sarana yang ter­

sedia yaitu antara lain : a) Restoran;

b) Pengadaan air bersih;

c) Pertamanan;

d) Sistem drainase;

e) Pengolahan limbah (cair, padat, gas);

f) Penyediaan sumber tenaga listrik diesel.

2. Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal

Uraikan dengan singkat mengenai rona lingkungan yang terkena dampak, dan komponen lingkungan yang ditelaah karena terkena dampak.

Lingkungan yang mungkin terkena dampak proyek kegiatan pembangunan usaha Padang Golf sebagai berikut : a. Di Lokasi proyek antara lain :

1) Budaya (cagar budaya) setempat;

2) Pemukiman/perumahan/bangunan umum;

3) Flora dan fauna;

4) Sumber daya air;

5) Utilitas umum;

6) Prasarana jalan umum;

7) Para pemakai jalan umum.

b. Lokasi sekitar proyek yang terkait antara lain : 1) Budaya/kebiasaan masyarakat disekitar;

2) Peruntukan sungai/danau;

3) Kondisi dan atau kualitas sungai dibagian hulu dan atau di hilir‘serta danau;

4) Kondisi flora dan fauna air;

5) Pemakai air sungai di hilir; dan 6) Tata guna lahan.

KEPUTUSAN MENPARPOSTELNO. KM.94/UM.001/MPPT-94 309

(48)

c. Kegiatan lain di sekitar proyek yang mungkin terkena dampak dan atau yang menimbulkan dampak terhadap kegiatan pembangunan Padang Golf.

Lingkup Wilayah Studi

Wilayah studi ini mencakup : Wilayah proyek, ekologis, sosial, dan administratif adalah wilayah teknis yang merupakan wilayah studi ANDAL.

a. Batas Proyek,

Yang dimaksud dengan batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana usaha atau kegiatan akan me­

lakukan kegiatan prakonstruksi, konstruksi dan operasi.

b. Batas ekologis,

Yang dimaksud dengan batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha atau kegiatan menurut media transportasi limbah (air, udara) dimana proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar.

c. Batas Sosial,

Yang dimaksud batas sosial adalah ruang disekitar rencana usaha atau kegiatan yang merupakan tempat berlangsu ngnya berbagai in teraksi sosial yan g mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai proses dinamika sosial suatu kelompak masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan men­

dasar akibat suatu rencana usaha atau kegiatan.

d. Batas Administratif

Yang dimaksud dengan batas administratif adalah ruang dimana masyarakat secara leluasa melakukan

310 KEPUTUSAN MENI’ARPOSTEL NO. KM.94/UM.001/MPPT-94

Referensi

Dokumen terkait

He pulled himself up with his crutch, and then he said, “Thank you.” He thought the bear nodded its head in the moonlight, but perhaps he imagined it.. There was a crash of wings,

Untuk bisa menggunakan bootstrap, setidaknya kita harus sedikit punya kemampuan menghafal nama-nama class yang sudah disediakan Bootstrap, Pertama-tama, bootstrap

ءانب لا ةيحان نم درسلا يلحت لأا ةيناتك في ناطلسلا ةصق روحسلما ، نم جتن ينب ةقلاع لأا ناتك لوعفلما و في ةصقلا " روحسلما ناطلسلا

Interaksi berbagai jenis mulsa dan pupuk organik cair batang pisang menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 4 minggu setelah tanam, dan

2) Pengumpulan data yaitu menyebarkan angket kemampuan pembuatan keputusan karier dengan jumlah responden sebanyak 239 peserta didik kelas XII MAN I Kota Bandung. 3)

Set iap produk hukum yang didasarkan di Negara I ndonesia t idak boleh bert ent angan dengan Pancasila.. Pancasila sebagai sum ber dari segala sum ber hukum t ercant um

Memberikan saran media dan metode yang digunakan sesuai karakteristik siswa untuk mengajar kepada mahasiswa yang akan melakukan praktek karena guru lebih

6 Dalam penelitian ini yang maksud dalam data primer adalah data yang berkaitan dengan penyelenggaraan bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh Kemenag Kabupaten