ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... vii
DAFTAR ISI ... viii
ABSTRAK ... xi
ABSTRACT ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1
1.2 Rumusan Masalah ……… 6
1.3 Ruang Lingkup Masalah ……….. 7
1.4 Orisinalitas Penelitian ……….. 8
1.5 Tujuan Penelitian ……….. 9
1.6 Manfaat Penelitian ……… 10
1.7 Landasan Teoritis ………. 11
1.8 Metode Penelitian ……… 14
ix
2.1.3 Peraturan Kewarganegaraan di Indonesia ... 20
2.2 Tinjauan Umum Mengenai Penanaman Modal ...………...21
2.2.1 Definisi Penanaman Modal ... 22
2.2.2 Definisi Perusahaan dalam hal ini Perseroan Terbatas ... 24
BAB III STATUS SUATU PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DENGAN PEMEGANG SAHAM BERALIH KEWARGANEGARAAN 3.1 Pengaturan Mengenai Penanaman Modal di Indonesia... 29
3.1.1 Pengaturan Penanaman Modal Dalam Negeri... 30
3.1.2 Pengaturan Penanaman Modal Asing... 31
3.2 Faktor-Faktor Penyebab Berpindahnya Kewarganegaraan... 33
3.3 Perubahan Tipe Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri Yang Pemegang Sahamnya Berpindah Kewarganegaraan... 35
BAB IV KEBERADAAN PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI YANG PEMEGANG SAHAMNYA BERPINDAH KEWARGANEGARAAN APABILA DIKAITKAN DENGAN PERPRES NOMOR 44 TAHUN 2016 4.1 Perpres Nomor 44 Tahun 2016 ... 41
4.1.1 Daftar Bidang Usaha yang Tertutup... 42
ix
4.1.2 Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan... 42
4.2 Upaya Penyesuaian Apabila Modal Asing Pada Perusahaan Bersangkutan Melebihi Batas Yang ditentukan ... 43
4.3 Peraturan Penanaman Modal Asing di Thailand dan Singapura ... 49
4.3.1 Peraturan Penanaman Modal Asing di Thailand...49
4.3.2 Peraturan Penanaman Modal Asing di Singapura... 52
4.4 Perbandingan Peraturan Penanaman Modal di Indonesia, Thailand dan Singapura ... 58
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan………....………... 61
5.2 Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA
RINGKASAN
xii
Warga Negara atau Kewarganegaraan merupakan salah satu unsur konstitutif keberadaan (eksistensi) suatu Negara. Dalam lingkup Internasional, hal-hal yang menyangkut Kewarganegaraan sangat diperhatikan karena menyangkut Identitas dan Status Hukum seseorang. Salah satunya dalam hal kepemilikan perusahaan.
Bagaimana status suatu Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri yang pemegang sahamnya beralih kewarganegaraan serta keberadaan perusahaan bersangkutan jika dikaitkan dengan Daftar Negatif Investasi 2016. Penulisan Skripsi ini menggunakan metode penelitian normatif dengan pendekatan Perundang-Undangan dan Pendekatan Perbandingan.
Status Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri yang Pemegang sahamnya berpindah kewarganegaraan berubah statusnya menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing. Apabila keberadaan perusahaan bersangkutan dihubungkan dengan Daftar Negatif Investasi 2016, terdapat beberapa kondisi diantaranya: Perusahaan tersebut melakukan usaha di bidang yang tidak diatur dalam Daftar Negatif Investasi sehingga dapat melanjutkan usahanya karena termasuk dalam bidang usaha yang terbuka. Perusahaan tersebut melakukan usaha di bidang yang terbuka dengan persyaratan sehigga jumlah modal asingnya tidak boleh melebihi batas maksimal yang ditentukan. Jika modal asing dalam perusahaan bersangkutan melebihi batas maksimal maka perusahaan tersebut wajib menyesuaikan jumlah modal asingnya sesuai ketentuan dalam jangka waktu dua tahun.
Kata Kunci: Kewarganegaraan, Perusahaan (PT), Modal Asing
ABSTRACT
THE CORRELATION OF CITIZENSHIP AND CORPORATE OWNERSHIP IN INDONESIA
A Citizen is one of the constitutive element of a Country. In International scope, citizenship become a concern because it involve a person’s identity and legal status. As in the case of Corporate Ownership.
How is the status of Domestic Corporation whose the shareholders devolve their citizenship and how about the existence of those corporation if it associated with 2016 Indonesia Negative Investment List. This Research is a normative legal research that using a statutory approach and comparative approach.
The status of those Domestic Corporation whose the shareholders devolve their citizenship switch over into Foreign Corporation. When the existence of those Corporation associated with 2016 Indonesia Negative Investment List, There are several conditions which are: those Corporation doing business in the sector that are not regulated in 2016 Indonesia Negative Investment List so those corporation may continue the business because it come under the sector that opened for Foreign Investment. Those corporation doing business in that come under the sector that opened with requirements so the amount of Foreign Capital on those corporation should not over specified limit. If the Foreign Capital of those corporation exceeds the maximum limit, then those corporation have to adjust the Foreign Capital into the prescribed limit within two years.
Key Words: Citizenship, Corporation, Foreign Capital
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Warga negara atau kewarganegaraan merupakan salah satu unsur konstitutif keberadaan (eksistensi) suatu negara.
1Hal ini sesuai dengan Pasal 1 Konvensi Montevideo 1933 yang menetapkan empat syarat keberadaan negara yaitu, adanya penduduk tetap yakni warga negara, adanya wilayah tertentu dimana setiap negara harus memiliki wilayah atau teritorial yang nampak nyata dengan batas-batas yang dapat dikenali baik dalam arti faktual maupun yuridis, ada pemerintah yang menjalankan pemerintahan serta kemampuan untuk secara mandiri melakukan hubungan dengan negara lain.
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) diatur hak-hak dari seorang warga negara diantaranya: dalam Pasal 28 A disebutkan bahwa, Setiap orang berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya. Untuk mempertahankan kehidupannya, seorang warga negara memerlukan pekerjaan yang bisa menghasilkan pendapatan bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Ada banyak cara untuk bekerja maupun menciptakan lapangan pekerjaan, salah satunya melalui pendirian perusahaan. Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan perekonomian.
1
Bagir Manan, 2009, Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU No.12 Tahun
2006,FH UII Press,Yogyakarta,h.1.2
Istilah perusahaan untuk pertama kalinya terdapat di Pasal 6 Kitab Undang- Undang Hukum Dagang yang mengatur mengenai penyelenggaraan pencatatan yang wajib dilakukan oleh setiap orang yang menjalankan perusahaan. Salah satu perusahaan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah Perseroan Terbatas (PT), yakni badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Undang- Undang Perseroan Terbatas, serta peraturan pelaksanaanya.
Pada era globalisasi, perusahan-perusahaan tidak hanya dimiliki oleh warga negara Indonesia, melainkan juga terdapat perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh Orang Asing. Warga Negara Asing dapat mendirikan perusahaan di Indonesia sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
2Secara historis keberadaan penanam modal asing di Indonesia sebenarnya bukan merupakan fenomena yang baru, mengingat modal asing sudah hadir di Indonesia semenjak zaman kolonial dahulu.
3Ternyata kehadiran penanam modal asing pada masa kolonial berbeda dengan masa setelah kemerdekan, karena tujuan dari penanaman modal asing di masa kolonial tentu didedikasikan untuk kepentingan pihak penjajah dan bukan untuk kesejahteraan bangsa Indonesia.
4Setelah merdeka pada tanggal 17
2
Gatot Supramono, 2014, Hukum Orang Asing di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, h.36.
3
David Kauripan, 2013. Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia, Kencana, Jakarta, h.1.
4
Ibid.
Agustus 1945, Indonesia tumbuh menjadi negara berkembang yang sedang melakukan pembangunan nasional. Penanaman modal asing di Indonesia menjadi sesuatu yang sifatnya tidak dapat dihindarkan (inevitable), bahkan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
5Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang selanjutnya disebut Undang-Undang Penanaman Modal disebutkan tujuan penyelenggaraan penanaman modal yaitu untuk:
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;
b. Menciptakan lapangan kerja;
c. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;
d. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;
e. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional;
f. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan;
g. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri; dan
h. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hal di atas menunjukkan bahwa penanaman modal asing juga memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Namun di Indonesia tidak semua bidang usaha terbuka untuk penanaman modal. Sesuai dengan Pasal 12 ayat (3) Undang-Undang Penanaman
5
Ibid. h.1
4
Modal, disebutkan bahwa: Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan, dan keamanan nasional serta kepentingan nasional lainnya, Pemerintah kemudian menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal yang dikenal dengan Daftar Negatif Investasi. Diterbitkannya Daftar Negatif Investasi tersebut tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk melindungi perekonomian Indonesia demi mensejahterakan warga negara Indonesia. Dengan adanya Daftar Negatif Investasi ini Pemerintah membatasi penanaman modal asing khususnya dalam sektor usaha vital di Indonesia agar dikemudian hari tidak beralih kepada pihak asing.
Selanjutnya timbul pertanyaan, bagaimana jika pemilik perusahaan yang semula berkewarganegaraan Indonesia, beralih kewarganegaraan menjadi warga negara asing. Hal ini bisa saja terjadi, seperti yang diatur dalam Pasal 23 Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan dimana Warga Negara Indonesia kehilangan kewargaegaraanya jika yang bersangkutan:
a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;
b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain,
sedangkan orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
c. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan;
d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden;
e. Secara sukarela masuk dalam dinas tentara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia;
f. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut;
g. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
h. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya; atau
i. Bertempat tinggal di luar wilayah Negara Republik Indonesia selama 5
(lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa
alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya
untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu 5
(lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang
6
bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
Dengan latar belakang yang telah dikemukakan oleh Penulis, Penulis bermaksud menulis Skripsi dengan judul “HUBUNGAN KEWARGANEGARAAN DENGAN KEPEMILIKAN PERUSAHAAN DI INDONESIA”
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam suatu penelitian hukum menjadi titik sentral; perumusan masalah yang tajam disertai dengan isu hukum (legal issues, legal questions) akan memberikan arah dalam menjawab
pertanyaan atau isu hukum yang diketengahkan.
6Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat ditarik dua rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana status suatu Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri dengan pemegang saham berpindah kewarganegaraan?
2. Bagaimana keberadaan Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri yang Pemegang Sahamnya Berpindah Kewarganegaraan dalam
6
Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum,
RajaGrafindo Persada, Jakarta, h. 37.
kaitannya dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal?
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup penelitian merupakan bingkai penelitian;
membatasi area penelitian. Dengan ruang lingkup penelitian dapat menunjukkan secara pasti variabel-variabel mana yang akan diteliti dan yang mana yang tidak.
7Dalam menulis suatu karya ilmiah diperlukan suatu batasan- batasan mengenai materi yang akan diuraikan. Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi ini akan diberikan batasan-batasan pembahasan yang dimuat dalam Ruang Lingkup antara lain sebagai berikut:
1. Membahas mengenai status Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri dengan pemegang saham berpindah kewarganegaraan 2. Membahas mengenai keberadaan perusahaan Penanaman Modal
Dalam Negeri yang pemegang sahamnya berpindah kewarganegaraan dalam kaitannya dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.
7
ibid, h. 41.
8
1.4 Orisinalitas Penelitian
Penelitian hukum dengan judul “Hubungan Kewarganegaraan Dengan Kepemilikan Perusahaan di Indonesia” memang benar merupakan hasil pemikiran penulis sendiri. Sejauh penelusuran yang penulis lakukan baik di ruang koleksi skripsi Fakultas Hukum Universitas Udayana maupun melalui internet, tidak terdapat penelitian yang sama yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan baik di Universitas Udayana maupun Perguruan Tinggi lainnya kecuali yang secara tertulis dalam penulisan penelitian ini dan disebutkan dalam daftar pustaka yang digunakan penulis sebagai acuan kerangka berfikir. Untuk penelitian sejenis yang serupa dengan penelitian yang diajukan dapat dilihat pada tabel berikut:
Nama Penulis Judul Skripsi Permasalahan yang diangkat Felicia Halim
(060200108)
Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara Medan tahun 2009
TINJAUAN HUKUM TENTANG
KEPEMILIKAN SAHAM ASING DALAM
PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL KERJASAMA
PATUNGAN (STUDI
1. Bagaimana manfaat penanaman modal
langsung dan
bagaimana pengaturan
penanaman modal asing di Indonesia?
2. Bagaimana pengaturan
kepemilikan saham
PADA PT INALUM) asing pada perusahaan Join Venture?
3. Bagaimana
kepemilikan saham asing pada PT.
INALUM?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Umum
1. Untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pada bidang penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
2. Melatih mahasiswa dalam usaha menyatakan pikiran ilmiah secara tertulis
3. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan hukum
4. Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk menganalisis status Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri dengan pemegang saham berpindah Kewarganegaraan 2. Untuk menganalisis keberadaan perusahaan Penanaman Modal
Dalam Negeri yang pemegang sahamnya berpindah
kewarganegaraan dalam kaitannya dengan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang
10
Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
1. Memberikan bahan referensi bagi penelitian yang terkait selanjutnya
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi khususnya untuk mahasiswa dan praktisi hukum internasional dalam memahami status suatu Perusahaan Penanaman Modal dalam Negeri yang pemegang sahamnya berpindah kewarganegaraan serta keberadaan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri yang pemegang sahamnya berpindah kewarganegaraan dalam kaitannya dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
khususnya dalam hukum perdagangan internasional untuk
memahami status suatu perusahaan penanaman modal
dalam negeri dengan pemegang saham berpindah
kewarganegaraan serta keberadaan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri yang pemegang sahamnya berpindah kewarganegaraan apabila dikaitkan dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan daftar bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal.
1.7 Landasan Teoritis
Beberapa teori yang Penulis gunakan dalam menulis skripsi ini antara lain:
1. Teori Kewarganegaraan Republik (Republican Citizenship) Teori Kewarganegaraan Republik berpendirian bahwa kebebasan individual hanya mungkin ada dalam suatu jaminan keamanan negara yang berada dibawah rule of law dan kebajikan Warga Negara (Civic Virtues) untuk berpartisipasi didalamnya.
8Dari prespektif republican kewarganegaraan memiliki dimensi etis dan hukum (legal).
9Status hukum Warga Negara akan berkaitan erat dengan kepemilikan yang memuat hak-hak dan kewajiban terhadap kepentingan publik. Teori kewarganegaraan ini menekankan pentingnya kewajiban, tanggung jawab dan civic virtue dari Warga Negaranya. Civic virtue berarti kesediaan
8
Samsuri, 2014, “Teori-Teori Kewarganegaraan” Universitas Negeri Yogyakarta, URL:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-samsuri-spd-mag/teori-teori- kewarganegaraan.pdf. diakses tanggal 29 Mei 2016
9
Ibid.
12
mendahulukan kepentingan publik. Warga Negara yang baik menurut teori ini adalah Warga Negara yang mendahulukan kepentingan umum.
Dalam teori kewarganegaraan republikan memiliki karakteristik etis demikian juga status hukum yang berarti setiap Warga Negara tidak hanya dilindungi oleh hukum melainkan juga harus tunduk pada hukum. Kewarganegaraan memiliki dimensi etis yang dimunculkan dengan dua cara antara lain: Warga Negara yang baik adalah yang memiliki semangat publik yakni dengan mementingkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.
Selain itu Warga Negara yang baik memiliki perhatian pada masalah publik dalam bentuk loyalitas kepada negara, membayar pajak dan mentaati hukum yang belaku.
2. Teori Jalan Tengah (The Middle Path Theory)
Teori Jalan Tengah atau The Middle Path Theory
merupakan teori yang menengahi perbedaan pandangan dari Teori
Klasik (Neo-Classical Theory) yang berpendapat bahwa semua
penanaman modal asing baik sifatnya dan Teori Ketergantungan
(Dependency Theory) yang beranggapan bahwa semua penanaman
modal bersifat membahayakan. Sedangkan Teori Jalan Tengah
(The Middle Path Theory) percaya bahwa penanaman modal asing
memiliki aspek positif dan aspek negatif terhadap host country,
oleh sebab itu host country harus berhati-hati dan bijaksana melalui pengembangan kebijakan regulasi yang adil.
3. Asas Kepastian Hukum
Asas kepastian hukum yaitu asas dalam Negara Hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan perturan perundang- undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam kegiatan Penanaman Modal.
4. Asas Place of Incorporation
Asas ini beranggapan bahwa status dan kewenangan badan hukum seyogianya ditetapkan berdasarkan hukum dari tempat badan hukum itu secara resmi didirikan/dibentuk.
105. Asas Kepentingan Umum
Asas ini didasarkan pada wewenang Negara untuk mengatur dan melindungi kepentingan dalam kehidupan bermaysarakat. Dalam hal ini suatu negara dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada serta peristiwa yang bersangkutan oleh kepentingan umum.
6. Asas Keterbukaan
Asas ini mengenai adanya kesediaan untuk keterbukaan masing-masing pihak dalam hubungan antar bangsa berlandaskan hukum internasional untuk memberikan informasi dengan jujur yang berlandaskan keadilan, sehingga masing-masing pihak akan
10
Bayu Seto, 2013, Dasar-Dasar Hukum Perdata Internasional, Citra Aditya Bakti, Bandung,
h.263.
14
mengetahui secara jelas mengenai manfaat, hak dan kewajiban dalam menjalin hubungan ditingkat internasional.
1.8 Metode Penelitian
Metodologi Penelitian Hukum artinya ilmu tentang cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis).
11Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya, kecuali itu maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gelaja bersangkutan.
12Metodologi penelitian yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah Metode Penelitian Normatif.
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif terdiri dari penelitian terhadap asas-asas hukum, sistematika hukum serta taraf sinkronisasi hukum.
13Pada penelitian hukum jenis ini acapkali hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-
11
Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 57.
12
Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta, h.3.
13
Bambang Sunggono, 2013, Metodologi Penelitian Hukum, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, h.41.
undangan (law in book) atau hukum patokan berprilaku manusia yang dianggap pantas.
b. Jenis Pendekatan
Jenis Pendekatan yang penulis gunakan dalam skripsi ini antara lain sebagai berikut:
1. Pendekatan Perundang-undangan (The Statute Approach) Penelitian hukum dalam level dogmatik hukum atau keperluan untuk praktik hukum tidak dapat melepaskan diri dari pendekatan perundang-undangan.
14Pendekatan ini dilakukan dengan menelaah berbagai peraturan perundang- undangan yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang dihadapi. Pendekatan ini dilakukan dengan mempelajari kesesuaian antara Undang-Undang Dasar dengan Undang- Undang, atau antara Undang-Undang yang satu dengan Undang-Undang lainnya.
2. Pendekatan Perbandingan (Comparative Approach)
Pendekatan ini dilakukan dengan membandingkan peraturan hukum di suatu negara dengan peraturan hukum di negara lain mengenai hal yang sama. Perbandingan dilakukan untuk menemukan kesamaan dan perbedaan di antara peraturan hukum tersebut. Dalam hal ini, Penulis membandingkan
14