• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MINGGU KE ENAM

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)

A. Pengertian SPT:

Surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuaan peraturan perundang-undangan perpajakan.

B. Fungsi SPT :

Bagi Wajib Pajak Penghasilan

1. Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang.

2. Untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui pemotongan pajak atau pemungutan pajak lain dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak.

3. Untuk melaporkan pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagi Pengusaha Kena Pajak

1. Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah yang sebenarnya terutang.

2. Untuk melaporkan pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran.

3. Untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan oleh pengusaha kena pajak dan atau pihak melalui lain dalam satu masa pajak, yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

C. Jenis - Jenis SPT :

Secara garis besar SPT dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. SPT Masa adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak yang terutang dalam satu masa pajak.

2. SPT Tahunan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak yang terutang dalam satu tahun pajak.

D. Batas Waktu Pembayaran dan Penyetoran Pajak :

1. Untuk Pajak Masa selambat-lambatnya tanggal 15 setelah berakhirnya masa pajak.

2. Untuk Pajak Tahunan, selambat-lambatnya tanggal 25 bulan ketiga setelah berakhirnya tahun pajak.

(2)

E. Batas Waktu Penyampaian SPT :

1. Untuk SPT Masa : selambat-lambatnya tanggal 20 setelah berakhirnya masa pajak.

2. Untuk SPT Tahunan : selambat-lambatnya akhir bulan ketiga setelah berakhirnya tahun pajak.

F. Sanksi Keterlambatan atau Tidak Menyampaikan SPT :

1. Wajib Pajak terlambat menyampaikan SPT dikenakan denda, untuk SPT Masa sebesar Rp 50.000 dan utuk SPT Tahunan sebesar Rp 100.000.

2. Tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar karena kealpaan wajib pajak sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan atau denda setinggi- tingginya 2 (dua) kali lipat pajak terutang yang tidak atau kurang bayar.

3. Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap dengan sengaja sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar.

G. Sanksi Perpajakan :

Dalam Undang-Undang Perpajakan dikenal dua macam sanksi, yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana. Ancaman terhadap pelanggaran suatu norma perpajakan ada yang diancam dengan sanksi administrasi saja, ada yang diancam dengan sanksi pidana saja dan ada pula yang diancam dengan sanksi administrasi dan pidana.

Perbedaan sanksi Administrasi dan sanksi Pidana menurut Undang-Undang Perpajakan adalah :

1. Sanksi Administrasi

Merupakan pembayaran kerugian kepada negara, khususnya yang berupa bunga dan kenaikan. Menurut ketentuan dalam Undang-Undang perpajakan ada 3 macam sanksi administrati, yaitu : Denda, Bunga, Kenaikan.

2. Sanksi Pidana

Merupakan siksaan dan penderitaan, menurut Undang-Undang Perpajakan ada 3 macam sanksi pidana, yaitu : Denda Pidana, Kurungan, dan Penjara.

 Denda Pidana

Berbeda dengan sanksi berupa denda administrasi yang hanya diancam / dikenakan kepada wajib pajak yang melanggar ketentuan peraturan perpajakan, sanksi berupa denda pidana selain dikenakan kepada wajib pajak ada juga yang diancam kepada pejabat pajak atau kepada pihak ketiga yang melanggar norma.

Denda pidana dikenakan kepada tindak pidana yang bersifat pelanggaran maupun bersifat kejahatan.

 Pidana Kurungan

Pidana kurungan hanya diancam kepada tindak pidana yang bersifat pelanggaran.

Dapat ditujukan kepada wajib pajak, pihak ketiga.

 Pidana penjara sama halnya pidana kurungan, merupakan hukuman perampasan kemerdekaan. Pidana penjara diancam terhadap kejahatan. Ancaman pidana

(3)

penjara tidak ada yang ditunjukan kepada pihak ketiga, adanya kepada pejabat dan kepada wajib pajak.

PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 FORMULIR 1721

PT. INDAH GARMENT perusahaan yang bergerak dibidang industri garment mempunyai data karyawan untuk pengisian SPT PPh Pasal 21 tahun pajak 2009 sebagai berikut:

Nama Pemotong Pajak : PT. INDAH GARMENT

NPWP : 05.721.045.3.999.000

Alamat : Jl. Cempaka Raya II No. 4

Jakarta Timur 13810

No. Telepon : (021) 8727538 Nama Pimpinan Perusahaan : Wijaya Kusuma DATA PENGHASILAN PEGAWAI

I. Pegawai Tetap

1. Nama : Wijaya Kusuma

Alamat : Jl. Pegangsaan No 14 Jakarta

Jabatan : Direktur

Status : Kawin / 4 anak Mulai bekerja : 1 Januari 2009

Penghasilan dan potongan setiap bulan selama tahun 2009 :

Gaji Rp. 2.500.000

Tunjangan jabatan Rp. 1.000.000

Tunjangan makan Rp. 400.000

Tunjangan transport Rp. 500.000 Bonus tahun 2009 Rp 10.000.000 Iuran pensiun yang dibayar karyawan Rp. 50.000

2. Nama : Andika Prasetyo

Alamat : Jl. Anggrek No. 19C Jakarta Jabatan : Staff Keuangan

Status : Duda

Mulai bekerja : 1 Januari 2009

Penghasilan dan potongan setiap bulan selama tahun 2009 :

Gaji Rp. 2.000.000

Tunjangan jabatan Rp. 800.000

(4)

Tunjangan transport Rp. 400.000

Tunjangan makan Rp. 300.000

Bonus tahun 2009 Rp 2.000.000 Iuran Pensiun yang dibayar karyawan Rp. 30.000

3. Nama : Andriana Susanti

Alamat : Jl. Indah Permai No.50 Jakarta Jabatan : Staff Personalia

Status : kawin / 1 anak ( suami bekerja ) Mulai bekerja : 1 Januari 2009

Penghasilan dan potongan setiap bulan selama tahun 2009 :

Gaji Rp. 1.900.000

Tunjangan jabatan Rp. 300.000

Tunjangan transport Rp. 250.000

Tunjangan makan Rp. 200.000

Bonus tahun 2009 Rp 2.000.000

4. Nama : Singgih Sanyoto

Alamat : Jl. Kasuari No.20 Jakarta Jabatan : Staff Keuangan

Status : Kawin / 0

Penghasilan dan potongan setiap bulan selama tahun 2009 :

Gaji Rp. 1.800.000

Tunjangan jabatan Rp. 300.000

Tunjangan transport Rp. 250.000

Tunjangan makan Rp. 250.000

II. Pegawai Tidak Tetap

1. Nama : Glenn Lasso

Alamat : Jl. Mahakam No. 12 Jakarta Status : Kawin / 0

Masa Bekerja : Januari – Desember 2009 Penghasilan yang dibayar tiap bulan Rp 1.500.000 III. Penerima Honorarium

1. Nama : Virginia Brillianty

Alamat : Jl. Bouleverd No. 4 Jakarta Status : Kawin / 1 anak

Honorarium yang dibayar atas Jasa Pelatihan Pegawai sebesar Rp 1.200.000

(5)

IV. Komisaris

1. Nama : Cleo Berlianqa NPWP : 05.687.451.3.000.468

Alamat : Jl. Swadinda No. 03B Jakarta Status : Kawin / 3 anak

Honorarium yang diterima sebesar Rp. 50.000.000.

V. Tenaga Ahli

1. Nama : Sabrina Choirunnisa NPWP : 07.475.682.4.331.261

Alamat : Wisma Bahari Kav. 32 Jakarta Status : Kawin / 3 anak

Honorarium yang diterima selama tahun 2009 atas jasanya mengaudit laporan keuangan sebesar Rp. 20.000.000

Jawaban Manual : I. Pegawai Tetap

1. Wijaya Kusuma

a. Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus

Penghasilan gaji sebulan Rp 2.500.000

Tunjangan Jabatan Rp 1.000.000

Tunjangan Makan Rp 400.000

Tunjangan Transport Rp 500.000 +

Penghasilan Bruto Sebulan Rp 4.400.000

Penghasilan Bruto Setahun Rp 52.800.000

Bonus Rp 10.000.000 +

Penghasilan Bruto Gaji dan Bonus Rp 62.800.000

Pengurang :

Biaya Jabatan (5% x Rp 62.800.000)

(maksimal diperkenankan) Rp 3.140.000

Iuran Pensiun Rp 600.000 +

Jumlah pengurang Rp 3.740.000 -

Penghasilan neto setahun Rp 59.060.000

PTKP (K/3)

 Wajib Pajak = Rp 15.840.000

 Status Kawin = Rp 1.320.000

 Tanggungan 3 = Rp 3.960.000 +

Rp 21.120.000 -

Penghasilan Kena Pajak Rp 37.940.000

(6)

PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji dan Bonus : 5 % x 37.940.000 = Rp 1.897.000

b. Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji :

Penghasilan gaji sebulan Rp 2.500.000

Tunjangan Jabatan Rp 1.000.000

Tunjangan Makan Rp 400.000

Tunjangan Transport Rp 500.000 +

Penghasilan Bruto Sebulan Rp 4.400.000

Penghasilan Bruto Setahun Rp 52.800.000

Pengurang :

Biaya Jabatan (5% x Rp 52.800.000) Rp 2.640.000 Iuran Pensiun Rp 600.000 +

Jumlah pengurang Rp 3.240.000 -

Penghasilan neto setahun Rp 49.560.000

PTKP (K/3) Rp 21.120.000 -

Penghasilan Kena Pajak Rp 28.440.000

PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji:

5 % x 28.440.000 = Rp 1.422.000

c. Perhitungan PPh Pasal 21 atas Bonus :

PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus = Rp 1.897.000 PPh Pasal 21 atas Gaji = Rp 1.422.000 PPh Pasal 21 atas Bonus = Rp 475.000

2. Andika Prasetyo

a. Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus

Penghasilan gaji sebulan Rp 2.000.000

Tunjangan Jabatan Rp 800.000

Tunjangan Makan Rp 400.000

Tunjangan Transport Rp 300.000 +

Penghasilan Bruto Sebulan Rp 3.500.000

Penghasilan Bruto Setahun Rp 42.000.000

Bonus Rp 2.000.000 +

Penghasilan Bruto Gaji dan Bonus Rp 44.000.000

Pengurang :

Biaya Jabatan (5% x Rp 44.000.000)

(maksimal diperkenankan) Rp 2.200.000

Iuran Pensiun Rp 360.000 +

Jumlah pengurang Rp 2.560.000 -

Penghasilan neto setahun Rp 41.440.000

PTKP (TK/0)

(7)

 Wajib Pajak = Rp 15.840.000 -

Penghasilan Kena Pajak Rp 25.600.000

PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji dan Bonus : 5 % x 25.600.000 = Rp 1.280.000

c. Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji :

Penghasilan gaji sebulan Rp 2.000.000

Tunjangan Jabatan Rp 800.000

Tunjangan Makan Rp 400.000

Tunjangan Transport Rp 300.000 +

Penghasilan Bruto Sebulan Rp 3.500.000

Penghasilan Bruto Setahun Rp 42.000.000

Pengurang :

Biaya Jabatan (5% x Rp 42.000.000) Rp 2.100.000 Iuran Pensiun Rp 360.000 +

Jumlah pengurang Rp 2.460.000 -

Penghasilan neto setahun Rp 39.450.000

PTKP (TK/0) Rp 15.840.000 -

Penghasilan Kena Pajak Rp 23.700.000

PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji:

5 % x 23.700.000 = Rp 1.185.000

c. Perhitungan PPh Pasal 21 atas Bonus :

PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus = Rp 1.280.000 PPh Pasal 21 atas Gaji = Rp 1.185.000 PPh Pasal 21 atas Bonus = Rp 95.000

3. Andriana Susanti

a. Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus

Penghasilan gaji sebulan Rp 1.900.000

Tunjangan Jabatan Rp 300.000

Tunjangan Makan Rp 250.000

Tunjangan Transport Rp 200.000 +

Penghasilan Bruto Sebulan Rp 2.650.000

Penghasilan Bruto Setahun Rp 31.800.000

Bonus Rp 2.000.000 +

Penghasilan Bruto Gaji dan Bonus Rp 33.800.000

Pengurang :

Biaya Jabatan (5% x Rp 33.800.000) Rp 1.690.000 -

Penghasilan neto setahun Rp 32.110.000

PTKP (K/1)

 Wajib Pajak = Rp 15.840.000 -

(8)

Penghasilan Kena Pajak Rp 16.270.000

PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji dan Bonus : 5 % x 16.270.000 = Rp 813.500

b. Perhiitungan PPh Pasal 21 atas Gaji :

Penghasilan gaji sebulan Rp 1.900.000

Tunjangan Jabatan Rp 300.000

Tunjangan Makan Rp 250.000

Tunjangan Transport Rp 200.000 +

Penghasilan Bruto Sebulan Rp 2.650.000

Penghasilan Bruto Setahun Rp 31.800.000

Pengurang :

Biaya Jabatan (5% x Rp 31.800.000) Rp 1.590.000

Penghasilan neto setahun Rp 30.210.000

PTKP (K/1) Rp 15.840.000 -

Penghasilan Kena Pajak Rp 14.370.000

PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji:

5 % x 14.370.000 = Rp 718.500

c. Perhitungan PPh Pasal 21 atas Bonus :

PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus = Rp 813.500 PPh Pasal 21 atas Gaji = Rp 718.500 PPh Pasal 21 atas Bonus = Rp 95.000 4. Singgih Sanyoto

Perhiitungan PPh Pasal 21 atas Gaji :

Penghasilan gaji sebulan Rp 1.800.000

Tunjangan Jabatan Rp 300.000

Tunjangan Makan Rp 250.000

Tunjangan Transport Rp 250.000 +

Penghasilan Bruto Sebulan Rp 2.600.000

Penghasilan Bruto Setahun Rp 31.200.000

Pengurang :

Biaya Jabatan (5% x Rp 31.200.000) Rp 1.560.000

Penghasilan neto setahun Rp 29.640.000

PTKP (K/0) Rp 17.160.000 -

Penghasilan Kena Pajak Rp 12.480.000

PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji:

5 % x 12.480.000 = Rp 624.000

(9)

II. Pegawai Tidak Tetap 1. Glenn Lasso

Penghasilan satu tahun (12 x Rp 1.500.000 ) Rp 18.000.000

PTKP (K/0) Rp 17.160.000

PKP Rp 840.000

PPh Terutang = 5% x Rp 840.000 = Rp 42.000

III. Penerima Honorarium 1. Virginia Brillianty

Honorarium = 5 % x Rp 1.200.000 = Rp 60.000

IV. Komisaris

1. Cleo Berlianqa

Honorarium : 5 % x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000

V. Tenaga Ahli

1. Sabrina Choirunnisa

Pph Terutang = 15% x 50% x Rp 20.000.000 = Rp 1.500.000

Referensi

Dokumen terkait

Artemia franciscana (Anostraca, Artemidae) adalah Crustacea tingkat rendah yang digunakan sebagai pakan alami dalam usaha budidaya ikan dan udang, terutama dalam

 Meminta penjelasan Pimpinan KPK terkait dengan penanganan kasus yang dilakukan oleh KPK terhadap kasus-kasus yang menarik perhatian masyarakat dan nilai kerugian

Kohar (Samin Anom) adalah orang yang akrab dengan lingkungan Islam walaupun Islam Kejawen atau abangan yang berkembang dalam kerajaan Islam Jawa di Pajang, Jipang, dan

Materi program DBE1 dikembangkan berdasarkan lebih dari 25 peraturan perundang- undangan yang terkait dengan pendidikan dan desentralisasi. Peraturan perundang- undangan yang

Penerimaan yang baik sangat penting, karena sangat membantu orang tua dengan anak spesial melakukan upaya-upaya untuk menolong putra-putri mereka. Dengan kondisi menerima orang

Apabila peserta lelang dengan harga penawaran yang dinilai terlalu rendah tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan yang ditetapkan dalam dokumen

Sampel adalah pekerja pengasapan ikan di desa Bandarharjo semarang, yang sudah memenuhi kriteria inklusi, pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan

Investment Opportunity on Dividend Policy and Firm Value. Objek penelitian pada perusahaan manufaktur go public di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006 sampai 2011.