• Tidak ada hasil yang ditemukan

2017 Mutu Sesi 1 AU Pengantar Mata Kuliah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2017 Mutu Sesi 1 AU Pengantar Mata Kuliah"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

I. Pengantar Kebijakan dan Manajemen Mutu dalam Pelayanan Kesehatan

Bagian pengantar ini memberikan gambaran umum mengenai pentingnya keselamatan pasien dan kualitas pelayanan kesehatan. Materi diawali dengan tujuan pembelajaran umum yang menekankan kemampuan menganalisis masalah keselamatan pasien, kebijakan dan mutu pelayanan kesehatan, serta mengidentifikasi intervensi perbaikan. Mahasiswa juga diharapkan memahami sistem manajemen mutu, memilih pendekatan peningkatan mutu, dan menyusun program perbaikan mutu yang berkesinambungan. Penggunaan kerangka berpikir analitis menjadi kunci dalam memahami dan mengaplikasikan materi ini. Nilai akademisnya terletak pada integrasi teori manajemen mutu dengan praktik pelayanan kesehatan, sekaligus memiliki implikasi pedagogis yang signifikan dalam membentuk profesional kesehatan yang berkompeten.

1.1 Tujuan Pembelajaran Umum dan Khusus

Tujuan pembelajaran umum menekankan pada kemampuan analisis masalah keselamatan pasien, kebijakan, dan mutu pelayanan kesehatan, serta intervensi perbaikan. Tujuan pembelajaran khusus lebih spesifik, meliputi analisis masalah menggunakan kerangka Berwick, analisis risiko, analisis kerangka kerja mutu dan indikator, pemahaman sistem manajemen mutu, perencanaan peningkatan mutu berkesinambungan, dan analisis kebijakan mutu serta fraud dalam era JKN. Hal ini menunjukkan pendekatan yang holistik dan terstruktur, memastikan mahasiswa mampu menguasai berbagai aspek penting dalam manajemen mutu pelayanan kesehatan. Nilai akademisnya terletak pada pendekatan yang terukur dan terarah, sehingga memudahkan mahasiswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.

1.2 Struktur Sesi Perkuliahan

Struktur perkuliahan disusun secara sistematis, dimulai dari pengantar keselamatan dan mutu, model Berwick, pemberdayaan pasien, sistem mikro dan makro pelayanan kesehatan, manajemen risiko, standar dan indikator mutu, sistem manajemen mutu, kepemimpinan mutu, program peningkatan mutu, lingkungan, kebijakan Kemenkes, mutu dan fraud di era JKN, kerangka kerja mutu, dan akreditasi fasilitas kesehatan. Urutan ini mencerminkan alur logis dalam memahami isu keselamatan dan mutu, dari perspektif pasien hingga sistem organisasi. Nilai akademisnya terletak pada penyampaian materi yang terstruktur dan komprehensif, memungkinkan mahasiswa membangun pemahaman yang menyeluruh.

II. Analisis Kasus dan Studi Kasus Keselamatan Pasien

Bagian ini menyajikan sejumlah studi kasus dan contoh nyata permasalahan keselamatan pasien, seperti kesalahan operasi, misdiagnosis, infeksi nosokomial, dan adverse drug events. Studi kasus-kasus ini bertujuan untuk mengilustrasikan konsep-konsep yang dibahas sebelumnya. Penggunaan studi kasus, seperti contoh kasus kesalahan amputasi kaki yang salah, memberikan konteks nyata terhadap dampak kesalahan dalam pelayanan kesehatan. Nilai akademisnya berada pada kemampuan mahasiswa untuk menerapkan teori ke dalam konteks praktik, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan pasien.

2.1 Kasus Kesalahan Medis dan Dampaknya

Berbagai kasus kesalahan medis yang disajikan, seperti kesalahan amputasi, misdiagnosis, dan infeksi nosokomial, menunjukkan kerugian yang signifikan baik bagi pasien maupun sistem kesehatan. Penggunaan data statistik prevalensi kejadian yang tidak diharapkan, menunjukkan skala permasalahan dan urgensi peningkatan keselamatan pasien. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman dampak nyata dari kesalahan dan pentingnya implementasi sistem yang efektif untuk mencegahnya.

2.2 Definisi dan Klasifikasi Kesalahan

Bagian ini menjelaskan definisi kesalahan (error) dan klasifikasi kesalahan berdasarkan IOM (Institute of Medicine), membedakan antara kesalahan perencanaan dan pelaksanaan, serta kesalahan komisi dan omisi. Konsep slip dan lapse juga dijelaskan untuk memahami mekanisme terjadinya kesalahan. Diagram Swiss Cheese digunakan untuk menjelaskan teori multi-kausal, menunjukkan kompleksitas penyebab kesalahan. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman yang mendalam mengenai tipologi kesalahan dan faktor-faktor yang berkontribusi.

III. Kerangka Kerja Mutu dan Indikator Kinerja

Bagian ini membahas konsep mutu dalam pelayanan kesehatan, berbagai definisi mutu dari berbagai sumber, dan dimensi-dimensi mutu. Model Berwick dijelaskan sebagai kerangka kerja untuk peningkatan mutu. Diskusi mengenai perspektif pemangku kepentingan dalam menentukan mutu, juga menekankan pentingnya perspektif pasien. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman yang holistik mengenai konsep mutu, sekaligus memberikan alat analisis yang praktis dalam mengukur dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

3.1 Definisi dan Dimensi Mutu

Berbagai definisi mutu dari sumber yang berbeda (Oxford English Dictionary, Agency for Healthcare Research and Quality, IOM) dibandingkan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif. Dimensi mutu seperti efektivitas, efisiensi, keamanan, akses, dan kepuasan pasien dijelaskan secara detail. Bagian ini juga membahas pentingnya mempertimbangkan perspektif berbagai pemangku kepentingan (pasien, dokter, regulator) dalam menentukan standar mutu. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman yang komprehensif dan multi-perspektif tentang konsep mutu.

3.2 Model Peningkatan Mutu (Model Berwick)

Model peningkatan mutu Berwick dibahas secara mendalam, menekankan siklus peningkatan mutu yang berkesinambungan. Diagram alur Model Berwick memberikan gambaran visual dari proses peningkatan mutu. Bagian ini menunjukkan aplikasi praktis dari teori dan model dalam konteks peningkatan pelayanan kesehatan. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman langkah-langkah praktis dalam meningkatkan mutu dan kemampuan menerapkannya dalam konteks nyata.

3.3 Evaluasi Mata Kuliah

Sistem evaluasi mata kuliah terdiri dari penugasan (10% total) seperti analisis artikel ilmiah, partisipasi dalam pembelajaran internasional, dan penulisan rangkuman bab, serta ujian tengah dan akhir semester (60%). Presensi 75% juga merupakan syarat kelulusan. Sistem ini menjamin penilaian holistik atas kemampuan mahasiswa yang mencakup pemahaman teoretis dan aplikasi praktis. Nilai akademisnya terletak pada keselarasan antara tujuan pembelajaran dan metode evaluasi.

Referensi

Dokumen terkait