• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit nomor 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan Postpaaarbank, dengan tujuan mendidik masyarakat agar gemar menabung yang kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat. Namun demikian keadaan keuangan Postpaaarbank pulih kembali pada tahun 1941.

Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan Postpaaarbank dan mendirikan Tyokin Kyoku sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. Tyokin Kyoku hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945

telah memberikan inspirasi kepada Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai

pengambilan Tyokin Kyoku dari pemerintah Jepang ke Pemerintah R.I. dan

terjadilah penggantian nama menjadi Kantor Tabungan Pos. Bapak Darmosoetanto

ditetapkan oleh Pemerintah R.I. menjadi Direktur yang pertama. Tugas pertama

Kantor Tabungan Pos adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang

Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan Kantor Tabungan Pos tidak berumur

panjang, karena agresi Belanda (Desember 1946) mengakibatkan didudukinya

semua kantor termasuk kantor cabang dari Kantor Tabungan Pos hingga tahun

1949. Saat Kantor Tabungan Pos dibuka kembali (1949), nama Kantor Tabungan

Pos diganti menjadi Bank Tabungan Republik Indonesia. Sejak kelahirannya dan

sampai berubah nama Bank Tabungan Republik Indonesia, lembaga ini bernaung

di bawah Kementrian Perhubungan.

(2)

Banyak kejadian bernilai sejak tahun 1950 tetapi yang substantif bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat Nomor 9 tahun 1950 yang mengubah nama “Postpaaarbank In Indonesia” berdasarkan staatsblat Nomor 295 tahun 1941 menjadi Bank Tabungan Pos dan memindahkan induk kementrian dari Kementrian Perhubungan ke Kementrian Keuangan di bawah Menteri Urusan Bank sentral.

Walaupun dengan UU Darurat tersebut masih bernama Bank Tabungan Pos, tetapi tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Pos menurut undang-undang Darurat tersebut dikukuhkan dengan UU Nomor 36 tahun 1953 tanggal 18 Desember 1953.

Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi Bank Tabungan Negara didasarkan pada PERPU Nomor 4 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU Nomor 2 tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964.

Penegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik Negara ditetapkan dengan UU Nomor 20 tahun 1968 tanggal 19-22-1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964) Bank Tabungan Negara menjadi BNI unit V, jika tugas utama saat pendirian Postpaaarbank (1897) sampai dengan Bank Tabungan Negara (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 Bank Tabungan Negara ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertama kalian penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.

Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi tahun 1992, yaitu dengan

dikeluarkannya PP Nomor 24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang merupakan

pelaksanaan dari UU Nomor 7 tahun 1992 bentuk hukum BTN berubah menjadi

Perusahaan Perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi PT Bank Tabungan Negara

(Persero) dengan call name BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent Price

Waterhouse Coopers, Pemerintah melalui Menteri BUMN dalam surat nomor S-

554/M-MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002 memustuskan BTN sebagai Bank

(3)

Visi BTN

Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.

Misi BTN

Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.

Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.

Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional dan memiliki integritas tinggi.

Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value

Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.

Lokasi Pelaksanaan Skripsi Kantor Cabang Bandung

Alamat : Jalan Jawa No. 7 Bandung 40117 Telepon : (022) 4232112, 4241034, 4241036

Logo BTN

Gambar 1.1

Logo BTN

Sumber : www.btn.co.id

(4)

Logo BTN mengambil pola Segi Enam. Pola ini mengambil bentuk Sarang Lebah, yang menyiratkan adanya kegiatan menabung pada masyarakat, sebagaimana halnya lebah yang selalu menyimpan madu perolehannya. Dengan lambang ini, BTN melaksanakan pembagunan nasional dengan mengerahkan dana masyarakat berbentuk tabungan. Pola ini juga menyiratkan "Atap Rumah" yang menjadi citra dan misi utama BTN, sebagai pelaksana KPR bagi masyarakat. Warna Huruf Biru Tua Biru melambangkan rasa nyaman, tenang, menyejukkan, warna ini umumnya dipakai oleh institusi di bidang jasa.

1.2. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Teori Kebutuhan menurut Maslow dalam Kotler & Keller (2009:227) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkatkan yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.

Gambar 1.2

(5)

Lebih lanjut Maslow dalam Kotler & Keller (2009:227) menyatakan bahwa manusia akan berusaha memuaskan dulu kebutuhan mereka yang paling penting.

Jika seseorang berhasil memuaskan kebutuhan yang penting, kemudian dia akan berusaha memuaskan kebutuhan yang terpenting berikutnya. Namun jika ia telah memiliki cukup makanan dan minuman, kebutuhan terpenting berikutnya menjadi mendesak. Setelah kebutuhan fisologis terpenuhi maka akan muncul kebutuhan rasa aman dan perlindungan. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan diantaranya kebutuhan fisik seperti perlindungan dan kebebasan dari ancaman seperti perang, penyakit, kerusuhan, bencana alam, binatang buas dan pencuri, juga manusia akan mendapatkan gangguan psikologis. Salah satu wadah atau tempat dimana manusia dapat merasa aman dan perlindungan adalah rumah.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2011 pasal 1 ayat 7, rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.

Kemudahan yang ditawarkan bank untuk memiliki rumah adalah Kredit

Pemilikan Rumah (KPR). Ini merupakan fasilitas usaha pinjaman/ kredit bank

dengan memberikan kesempatan untuk memiliki rumah idaman dengan pendanaan

atau kredit bank. KPR dianggap menguntungkan karena dapat memiliki rumah

sendiri dengan cara mencicil. Istilah KPR pada awalnya diorbitkan oleh BTN,

dibuktikan dengan realisasi KPR pertama kali di Indonesia oleh BTN di Semarang

pada 10 Juli 1976. Oleh karena itu, BTN menetapkan Hari KPR setiap 10 Desember

(sumber: www.btn.co.id, diakses tanggal 16 Februari 2015). Salah satu cabang

BTN di Jawa Barat adalah BTN kantor cabang Bandung. BTN Bandung

memberikan pelayanan KPR untuk properti di wilayah Bandung.

(6)

Gambar 1.3

Grafik perkembangan realisasi KPR oleh BTN di Bandung Sumber : Data Sekunder BTN Bandung

Setelah dilakukan penelitian pendahuluan yang dilakukan dalam bentuk penyebaran kuesioner kepada 30 orang nasabah KPR BTN terkait dengan brand image dan proses keputusan pengambilan KPR BTN, diperoleh data sebagai berikut:

Table 1.1.

Permasalahan brand image dan proses keputusan pembelian

No Permasalahan Brand Image % Permasalahan Proses

Keputusan Pembelian %

1

Nasabah KPR BTN mengalami kesulitan

meningat logo BTN

9% Nasabah ingin melakukan

KPR di bank lain 12%

Nasabah mengalami

Nasabah tidak akan

4331

5785

5354 5188

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Perkembangan realisasi KPR oleh BTN Bandung

Perkembangan realisasi KPR oleh BTN di Bandung

(7)

No Permasalahan Brand Image % Permasalahan Proses

Keputusan Pembelian %

3 Fasilitas kurang lengkap

dan kurang terawat 6% Nasabah tidak yakin tepat

melakukan KPR di BTN 5%

Total 21% Total 24%

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masih terdapat permasalahan mengenai brand image dan proses keputusan pembelian KPR BTN di kantor cabang Bandung.

Kotler & Armstrong (2012:176) menyatakan bahwa pada umumnya keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh citra merek yang paling disukai.

Hal tersebut didukung pula oleh penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh Syahputra & Oktafani (2014:1) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara citra merek (brand image) dengan proses keputusan pembelian. Ketika sebuah merek memiliki citra yang kuat dan positif di benak konsumen maka merek tersebut akan selalu diingat dan kemungkinan konsumen untuk membeli merek yang bersangkutan sangat besar. Berdasarkan uraian diatas peneliti mengambil judul

“Pengaruh Brand Image Terhadap Proses Keputusan Pengambilan KPR BTN Kantor Cabang Bandung.”

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana brand image KPR BTN?

2. Bagaimana proses keputusan pembelian KPR BTN?

3. Bagaimana brand image terhadap proses keputusan pembelian KPR BTN?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah :

(8)

2. Untuk mengetahui proses keputusan pembelian KPR BTN.

3. Untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap proses keputusan pembelian KPR BTN.

1.5. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan sumber informasi yang berguna bagi pengelola manajerial BTN Kantor Cabang Bandung. Hasil penelitian ini pun dapat dijadikan bahan referensi bagi berbagai pihak yang membutuhkan dan bagi penelitian selanjutnya.

2. Kegunaan Akademis

Penelitian ini memperluas wawasan praktis dari teori pemasaran dan perilaku konsumen khususnya terkait dengan variabel yang diteliti dan sekaligus hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa brand image mempengaruhi proses keputusan pengambilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di BTN.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian yang dilakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang kajian pustaka dan uraian umum tentang teori-

teori dan model yang digunakan serta literature yang berkaitan dengan

(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang metode penelitian yang digunakan, operasionalisasi variabel, tahapan penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas serta teknik analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menjelaskan secara rinci tentang pembahasan

“Pengaruh Brand Image terhadap proses keputusan pengambilan KPR di BTN Kantor Cabang Bandung”. yang berisi data-data yang telah dikumpulkan dan diolah untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang akan dihadapi kedepannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari pembahasan

“Pengaruh Brand Image terhadap proses keputusan pengambilan KPR di

BTN Kantor Cabang Bandung”.

Gambar

Grafik perkembangan realisasi KPR oleh BTN di Bandung  Sumber : Data Sekunder BTN Bandung

Referensi

Dokumen terkait

15,36 Untuk mengurangi resiko efek samping dari TCA dengan konsentrasi yang sangat tinggi dapat digunakan TCA. dengan konsentrasi yang lebih rendah yaitu TCA

“ Pengaruh Suhu Operasi Terhadap Persen Yield Produk Bahan Bakar Cair Dari Proses Catalytic Cracking Limbah Pabrik Crumb Rubber ” dengan baik dan sesuai.. pada waktuya, sholawat

Dari sini akan dibentuk suatu vektor antara dokumen dengan kata (documents with terms) yang kemudian untuk kesamaan antar dokumen dengan cluster akan ditentukan oleh

informasi lain yang relevan dan diperlukan untuk KDD, seperti data atau informasi eksternal. Pada penelitian ini, data yang di cleaning adalah atribut/k olom

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi ketoksikan akut ekstrak metanol daun kesum ( Polygonum minus Huds) terhadap larva Artemia salina

Kecelakaan kerja banyak menimpa para perajin batu marmer yang sudah memakai APD pada saat bekerja, hal ini terjadi karena pemakaian APD yang tidak sesuai dengan

tertulis antara PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang

Rangkuman F-hitung tahap multiplikasi pada faktor jenis pisang memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada parameter jumlah daun dan panjang tunas, sedangkan kedinian