• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KABUPATEN / KOTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KABUPATEN / KOTA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KABUPATEN / KOTA

KOTA BITUNG

SULAWESI UTARA

(2)

BITUNG

KOTA BITUNG

ADMINISTRASI

Profil Wilayah

Kota Bitung adalah salah satu kota yang termasuk dalam wilayah propinsi Sulawesi Utara.

Batas administratif adalah sebagai berikut :

ƒ Batas wilayah utara : Kec.

Likupang (Kab. Minahasa) dan Laut Maluku

ƒ Batas wilayah timur : Selat Lembeh

ƒ Batas wilayah selatan : Laut Maluku dan Samudera Pasifik

ƒ Batas wilayah barat : Kec.

Kauditan (Kab. Minahasa)

Tabel 1 . LUAS WILAYAH KOTA BITUNG

Kota Bitung terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan Bitung Selatan, Bitung Tengah, Bitung Barat, Bitung Timur, Bitung Utara seluas 30.400 Ha.

Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Utara (13.640 Ha) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Bitung Tengah (2.438 Ha).

Orientasi Wilayah

Kota Bitung merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Utara yang berada pada posisi geografis 1o23’23” – 1o35’39” LU dan 125o1’43” – 125o18’13” BT. Wilayah daratan kota Bitung mempunyai luas 304 km2, terbagi dalam lima wilayah kecamatan serta 60 kelurahan.

Dilihat dari aspek topografis, keadaan tanahnya 4,18 persen merupakan dataran landai, 18,03 persen berombak, 45,06 persen berombak berbukit dan 32,73 persen

No. Kecamatan Luas (Ha)

1. Bitung Selatan 5.040

2. Bitung Tengah 2.438

3. Bitung Barat 3.374

4. Bitung Timur 5.908

5. Bitung Utara 13.640

Total 30.400

(3)

BITUNG

bergunung. Dibagian Timur mulai dari pesisir pantai Aertembaga sampai dengan

Tanjung Merah di bagian Barat, merupakan dataran yang relatif cukup datar dengan kemiringan 0,15 persen. Pada bagian Utara keadaan topografi semakin bergelombang dan berbukit-bukit. Gambaran morfologi lahan yang membentuk kota Bitung dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2 . MORFOLOGI KOTA BITUNG

No. Muka Lahan Kemiringan (%) Luas (ha) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

Landai Berombak Bergelombang Pegunungan

0 – 2 2 – 15 15 – 40

>40

1.270 5.480 13.700 9.950

4.18 18.03 45.06 32.73

30.400 100

Sumber : Bitung Dalam Angka, 2002

Secara garis besar karakteristik geologi Kota Bitung adalah sebagai berikut :

a. Lapisan tanah merupakan produk gunung berapi purba yang terdiri dari sebagian besar pasir. Sebagian kawasan kota (bagian tengah hingga pelabuhan) merupakan batuan vulkanik keras yang tidak permeabel.

b. Jenis tanah sebagian besar wilayah Kota Bitung adalah tanah Regusol dan sisanya jenis tanah Latosol.

c. Tekstur tanah antara sedang hingga kasar dengan ikatan kurang kuat dan dapat terurai oleh limpasan air permukaan yang agak besar.

d. Kedalaman efektif tanah diatas 60 cm.

Berdasarkan pada uraian diatas, maka :

a. Wilayah kota Bitung sebagian besar mempunyai porositas yang tinggi dan kurang stabil, terutama di bagian Barat, hanya di bagian pesisir pantai yang tergolong stabil dan agak stabil. Di sisi lain, porositas yang tinggi akan mempercepat pengeringan dari genangan yang ada.

b. Hanya sebagian wilayah kota yang berada di sekitar pelabuhan yang mempunyai dasar bangunan yang kokoh.

c. Dikaitkan dengan kondisi morfologi dan topografi, maka bagian Utara kota, khususnya kecamatan Bitung Utara merupakan kawasan rawan erosi.

PENDUDUK

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk kota Bitung tahun 2002 adalah 145.439 jiwa atau naik sebesar 3,66% jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 140.310 jiwa.

Penduduk tersebut tersebar pada lima kecamatan yang ada, masing-masing kecamatan Bitung Selatan 16.602 jiwa (11,42%), kecamatan Bitung Tengah 37.283 jiwa (25,63%), kecamatan Bitung Barat 29.465 jiwa (20,26%), kecamatan Bitung Timur 49.263 jiwa (33,87%) dan Kecamatan Bitung Utara 12.826 jiwa (8,82%).

Berdasarkan pendataan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tahun 2002 diketahui bahwa di kota Bitung terdapat sebanyak 34.933 rumah tangga dengan rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga sebanyak 4,16 jiwa.

Dari data kependudukan di atas maka Kota Bitung dapat digolongkan kepada Kelas Kota Sedang, dimana berdasar kriteria BPS mengenai kelas kota, Kota Sedang adalah Kota dengan jumlah penduduk antara 100.000 sampai 500.000 jiwa.

(4)

BITUNG

Sebaran dan Kepadatan Penduduk

Tabel. DISTRIBUSI KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA BITUNG TAHUN 2002

Kecamatan Luas (Ha) Penduduk Kepadatan Penduduk

Per Ha Bitung Tengah

Bitung Barat Bitung Selatan Bitung Timur Bitung Utara

2.438 3.374 5.040 5.908 13.640

37.283 29.465 16.602 49.273 12.825

15,29 8,73 3,29 8,34 0,94 Jumlah / Total 30.400 145.448 4,78

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2002

Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu Kecamatan Bitung Tengah (15,29 jiwa/Ha), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu Kecamatan Bitung Utara (0,94 jiwa/Ha)

SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN

Komponen Air Bersih Unit Produksi

Penyediaan air bersih sistem perpipaan di Kota Bitung secara resmi mulai dioperasikan pada tahun 1972 dimana pada saat itu Bitung masih berstatus kecamatan dan hingga saat ini telah mengalami beberapa kali perubahan status.

Status yang terakhir adalah sebagai Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Bitung pada tahun 1993 berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Bitung No : 27 tahun 1993.

Air bersih yang bisa diproduksi pada saat ini adalah : 588.708 m3.

Sedangkan kapasitas terpasang / design adalah : 370 lt/dt. Air baku PDAM Bitung diambil dari sumber mata air dan air permukaan. Sumber dari mata air terdapat pada tiga kelurahan yaitu Kel. Danowudu, Kel. Kumersot dan Kel. Tendeki dimana pengaliran ke daerah pelayanan (melalui reservoir distribusi) dialirkan secara gravitasi sedangkan sumber air baku dari sungai disadap dari sungai Girian yang terdapat di kelurahan Pinokalan.

Sementara itu sistem pengolahan yang digunakan adalah sistem pengolahan secara lengkap (packet treatment) pada air baku air permukaan (sungai Girian), dengan menggunakan bahan kimia berupa aluminium sulfat (bongkahan), soda ask (bubuk), kaporit (bubuk) dan orthotolidine (cair).

Air baku dari mata air pada umumnya mempunyai kualitas yang sangat baik sehingga pengolahan yang digunakan hanya pengolahan sederana.

Unit produksi yang ada terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :

ƒ Bangunan penangkap air (broncaptering)

ƒ Bangunan sadap (intake)

ƒ Pipa transmisi dan Bak Pelepas Tekan (BPT)

ƒ Instalasi Pengolahan Air (IPA) Packet Treatment

ƒ Bangunan Rumah Pompa dan Peralatan Pompa (Khusus IPA)

ƒ Peralatan pembubuhan bahan kimia berupa pompa dosing dan bak mom

ƒ Meter induk produksi

Kondisi Pendistribusian Air PDAM Kota Bitung

(5)

BITUNG

ƒ Zona I : Melayani daeah Apela I dan II dan Tewaan

ƒ Zona II : Melayani daerah Bitung daratan, yang dilayani oleh reservoar Danowudu dengan kapasitas 1.000 m3 dan Madidir dengan kapasitas 2.750 m3.

ƒ Zona III : Daerah Aer Tembaga, untuk melayani Pulau Lembeh dari reservoar 150 m3.

Air bersih dari Kumersot I dan II dari mata air sebagian didistribusikan langsung ke perumahan untuk melayani daerah yang levelnya relatif tinggi yang dapat dinikmati 200 SR. Sebagian dari air baku tersebut melalui pipa diameter 200 mm dialirkan ke reservoar Donowudu (1.000 m3), elevasi + 90 m di atas permukaan laut setelah melalui bak pelepas tekan (BPT).

Mata air Kumersot I dengan kapasitas sumber sebesar 30 lt/dt dan kapasitas terpasang sebesar 79 lt/dt akan menghasilkan air sebesar 20 lt/dt serta mata air Kumersot II dengan kapasitas sumber sebesar 20 lt/dt dan terpasang 40 lt/dt dan kapasitas produksi sebesar 14 lt/dt.

Mata air Danowudu I dengan kapasitas sumber 79 lt/dt dan kapasitas terpasang sebesar 120 lt/dt serta kapasitas produksi sebesar 66 lt/dt. Mata air ini berada pada elevasi 184 m diatas permukaan laut, sebagian dari airnya didistribusikan ke pemukiman terdekat ; sedangkan sisanya secara gravitasi dialirkan ke reservoar Donuwudu setelah melalui bak pelepas tekan, sedangkan sisanya akan bergabung dengan air baku dari mata air Danowudu II.

Air dari reservoir Danowudu setelah melalui bak pelepas tekan didistribusikan ke konsumen baik perumahan di bagian Barat Kota, Tengah dan Timur. Sebagian dari air tersebut selanjutnya masuk ke reservoar Madidir dengan kapasitas (2.750 m3) dengan elevasi + 44 dpl. Air dari reservoar ini sebagian digunakan untuk melayani pelabuhan dan bertemu dengan air dari reservoar Aer Tembaga, sedangkan sisanya melalui booster pump digunakan untuk melayani daerah yang memiliki elevasi relatif tinggi di bagian Timur Kota.

Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Pinokelan yang memanfaatkan sungai Girian sebagai sumber air baku. Kapasitas sumber Sungai Girian adalah antara 500 – 1.000 lt/dt, sedang kapasitas terpasang untuk kedua IPA adalah 20 lt/dt dan kapasitas produksi masing-masing sebesar 12 lt/dt. Saat ini telah terpasang 2 unit IPA yang menghasilkan air sebanyak 24 lt/dt. Kedua alat ini dijalankan dengan waktu terbatas, yaitu kurang lebih 8 jam per hari untuk menekan biaya operasional yang cukup tinggi, baik listrik dan bahan kimia. Air dari hasil pengolahan ini sebagian didistribusikan ke reservoar Manembo-nembo dengan pipa diameter 200 mm sepanjang 2 km dengan pompa yang berada pada ketinggian + 95 m dpl dengan kapasitas reservoar sebesar 450m3. Selain itu untuk meningkatkan kapasitas distribusi di Danowudu, sebagian air dari Pinokelan dipompakan ke reservoar Danowudu melalui pipa transmisi diameter 200 mm.

Air dari reservoar Manembo-nembo selanjutnya didistribusikan ke perumahan di kelurahan Manembo-nembo terutama yang memiliki level yang tinggi.

Berdasarkan hasil data dari Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa 20% dari penduduk kota yang tidak berlangganan air bersih PDAM menggunakan sumber air utama untuk kebutuhan minum, mandi dan mencuci adalah dari sumber gali, sementara itu hampir 50% dari sumur gali tersebut kualitasnya kurang baik menurut standar kesehatan. Kemungkinan telah terjadinya pencemaran terhadap air tanah (sumur gali) cenderung tinggi, hal ini kemungkinan disebabkan oleh : jarak sumur

(6)

BITUNG

gali ke tempat buangan air limbah yang kurang dari 10 meter atau letak sumur

berdekatan dengan saluran sanitasi yang buruk.

Sistem Transmisi dan Distribusi

Pipa transmisi dan distribusi PDAM kota Bitung terbagi dalam dua sistem pengaliran yaitu gravitasi dan dengan menggunakan pompa / booster pump. Unit ini terdiri dari :

a. Pipa transmisi

b. Bak Pelepas Tekan (BPT) c. Reservoir Distribusi d. Pipa Distribusi e. Meter Induk Distribusi

Air bersih dari unit produksi didistribusikan ke konsumen dengan sistem gravitasi kecuali pada daerah-daerah ketinggian dan ujung-ujung pipa distribusi menggunakan booster pump. Sistem distribusi air bersih PDAM kota Bitung saat ini dibagi dalam 6 sistem pengaliran melalui pipa Pelayanan Distribusi I s/d VI, dimana satu sama lain saling terinterkoneksi dan dipantau / dimonitor selama 1 x 24 jam oleh petugas (Profil dan Potensi Perusahaan PDAM Bitung).

Reservoir Distribusi

Reservoir distribusi seluruhnya berjumlah 7 buah, masing-masing mempunyai fungsi berbeda berdasarkan kondisi daerah pelayanan dan kontinuitas pelayanan. Fungsi reservoir yang ada pada saat ini pertama sebagai reservoir balancing untuk mengatasi fluktuasi pemakaian selama 24 jam, kedua sebagai reservoir distributor saja dimana suplai airnya melalui pompa transmisi atau booster pump khusus untuk daerah pelayanan dengan penjadwalan pengaliran. Tabel 3.8. memperlihatkan kondisi reservoir distribusi PDAM Bitung sampai dengan akhir 2000.

Cakupan Pelayanan

Kota Bitung secara adminsitratif mempunyai 4 kecamatan terdiri dari 44 kelurahan, meliputi kecamatan Bitung Timur, 9 kelurahan, kecamatan Bitung Tengah 14 kelurahan, kecamatan Bitung Utara 11 kelurahan dan kecamatan Bitung Selatan (Pulau Lembeh) 10 Kelurahan.

Daerah-daerah yang terjangkau oleh jaringan distribusi PDAM Bitung saat ini, kecamatan Bitung Timur 6 kelurahan, kecamatan Bitung Tengah 13 kelurahan, kecamatan Bitung Utara 8 kelurahan, kecamatan Bitung Selatan (P. Lembeh) 4 kelurahan (melalui pipa bawah laut).

Sesuai dengan laporan bulanan pelanggan untuk periode bulan April 2003, pelayanan air bersih kota Bitung mencakup 63,42% dari total jumlah penduduk kota Bitung yaitu 144.128 jiwa dan penduduk terlayani 91.400 jiwa.

Jumlah sambungan rumah sebanyak 13.840 buah, yang aktif sebanyak 12.193 unit dan tidak aktif 1.647, HU/MCK sebanyak 101 unit, aktif 65 unit, 36 unit tidak aktif, Terminal Air (TA) sebanyak 121 unit, 45 aktif dan yang tidak aktif sebanyak 76 unit.

Kahilangan Air

Kehilangan air sesuai laporan bulanan periode April 2003 adalah sebesar 25%. Di bawah ini data penggunaan air yang ada :

Total Hasil Produksi

Total Hasil yang didistribusikan

Pemakaian operasi instalasi, kantor dan rumah dinas

= 588.708,00 m3

= 441.504,00 m3

= 22.958,21 m3

(7)

BITUNG

Pemakaian PEMDA yang dimanfaatkan masyarakat kota Bitung (Tangki Pemadam / Taman)

Total air terjual Kebocoran fisik Kehilangan air

= 18.984,67 m3

= 267.423,00 m3

= 5.058,73 m3

= 127.079,39 m3 Prosentase hasil produksi / terdistribusi

Kehilangan air hasil produksi / terdistribusi Prosentase hasil produksi / air terjual Kehilangan air hasil produksi / air terjual Prosentase air terdistribusi / air terjual

Prosentase pemakaian instalasi & pemakaian Pemda Kehilangan air terdistribusi / air terjual

= 75,00 %

= 25,00 %

= 45,43 %

= 54,57 %

= 60,57 %

= 9,50 %

= 29,93 % Tabel 3. DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH DI KOTA BITUNG

NO. URAIAN SATUAN BESARAN

I. Pelayanan Penduduk

1. Jumlah penduduk Jiwa 144.128 2. Jumlah pelanggan Jiwa 91.400 3. Penduduk terlayani % 63,42 II. Data Sumber

1. Nama pengelola : PDAM Kota Bitung 2. Sistem : -

3. Sistem sumber : Sumber air permukaan

4. Kapasitas sumber Lt/dt 649 III. Data Produksi

1. Kapasitas produksi Lt/dt 124 2. Kapasitas desain Lt/dt 370 3. Kapasitas pasang Lt/dt 370

4. Produksi aktual m3/th -

IV. Data Distribusi

1. Sistem distribusi : Gabungan dengan reservoir 2. Kapasitas distribusi Lt/dt 159 3. Asumsi kebutuhan air Lt/hr 14.412.800 4. Ratio kebutuhan % 112,14 5. Air terjual m3/th 267.423 6. Air terdistribusi m3/th 441.504 7. Total penjualan air Rp - 8. Cakupan pelayanan air % 63,42 9. Cakupan penduduk Jiwa 91.400 10. Jumlah mobil tangki Unit - V. Data Kebocoran

1. Kebocoran administrasi % 30 2. Kebocoran teknis % 45,43

Sumber : data Identifikasi kinerja air bersih (Laporan akhir tahun anggaran 2002)

Dari data tersebut di atas diperoleh jumlah pelanggan air bersih di Kota Bitung adalah 91.400 jiwa. Jika dianalisis lebih lanjut jumlah ini sedikit masih kurang dibandingkan dengan cakupan pelayanan air yang sebesar 63,42% dari jumlah penduduk atau sekitar 91.406 jiwa. Namun jumlah ini sudah mencukupi dengan adanya toleransi perhitungan.

Jumlah ini didapatkan dengan memperhitungkan jumlah keseluruhan sambungan (baik aktif dan non aktif), yaitu sebanyak 91.400 jiwa, dengan asumsi 1KK = 5-6 orang.

Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Sedang sebesar 15%, dan kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk Kota Bitung disajikan dalam tabel berikut ini :

(8)

BITUNG

Tabel 4. DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA BITUNG Kapasitas Produksi

Eksisting Jumlah Penduduk

(jiwa) Lt/dt Lt/hr

Kebutuhan Ideal Kota Sedang

(lt/org/hr)

Kebutuhan

Total (lt/hr) Selisih (lt/hr)

144.128 124 10.713.600 100 14.412.800 3.699.200

Sumber : analisis

Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Bengkulu dengan jumlah penduduk 144.128 jiwa, membutuhkan air bersih sebesar 14.412.800 liter/hari. Jumlah ini diperhitungkan dari jumlah penduduk dikalikan dengan jumlah/kebutuhan dasar penduduk untuk klasifikasi kota sedang (100 lt/org/hr). Namun PDAM Kota Bitung baru dapat memproduksi sebanyak 10.713.600 liter/hari. Sehingga masih dibutuhkan peningkatan kapasitas produksi sebanyak 3.699.200 liter/hari, atau 42,81 liter/detik.

Tabel 5. DATA PELAYANAN AIR BERSIH DI KOTA BITUNG

NO. URAIAN SATUAN BESARAN

I. Pelayanan Penduduk

1. Jumlah penduduk Jiwa 144.128 2. Jumlah pelanggan Jiwa 91.400 3. Penduduk terlayani % 63,42 II. Data Tarif

1. Rumah tangga Rp -

2. Niaga Rp -

3. Industri Rp -

4. Instansi Rp -

5. Sosial Rp -

Tarif rata-rata Rp -

III. Data Konsumen

1. Jumlah sambungan rumah Unit 14.032 2. Jumlah sambungan rumah tangga Unit 12.193 3. Jumlah sambungan niaga Unit - 4. Jumlah sambungan industri Unit - 5. Jumlah sambungan sosial Unit - 6. Jumlah sambungan instansi Unit -

7. Terminal air Unit 121

8. Hidran umum Unit 20

9. Kran umum Unit -

10. Konsumsi rumah tangga m3/th - 11. Konsumsi non rumah tangga m3/th - 12. Jumlah jiwa/sambungan rumah Jiwa/SR -

13. Jumlah jiwa/hidran umum Jiwa/unit - 14. Tingkat pelayanan umum % - IV. Data Administrasi

1. Keuangan Rp -

2. Efisiensi penagihan % -

3. Jumlah pegawai Orang -

4. SLA Rp -

5. RPD Rp -

6. Jangka waktu pinjaman SLA Tahun - 7. Jangka waktu pinjaman RPD Tahun -

Sumber : data Identifikasi kinerja air bersih (Laporan akhir tahun anggaran 2002)

Untuk jumlah sambungan rumah adalah sebanyak 14.032 unit, jika diasumsikan 6 jiwa/SR (luar Pulau Jawa) maka akan dapat perhitungan cakupan penduduk sejumlah 84.192 jiwa.

(9)

BITUNG

Komponen Persampahan

Sampah Kota Bitung dikelola oleh Dinas Kebersihan & Pertamanan Cabang Bitung, dengan menggunakan integrated system.

Berikut disajikan data sampah di kota Bitung:

Tabel 6. DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BITUNG

NO. URAIAN SATUAN BESARAN

I. Data Pengumpulan Sampah

1. Nama pengelola : DKP Kota Bitung 2. Sistem : Integrated system

3. Jumlah penduduk Jiwa 144.128 Lt/ /hr 432.380 4. Asumsi produksi sampah

m3/hr 432,38 5. Jumlah sampah m3/hr 394,50 6. Jumlah pelayanan m3/hr 126 7. Cakupan layanan geografis Ha 16.416

8. Cakupan layanan penduduk Jiwa 77.829,12 9. Ilegal dumping : sedikit

II. Data TPA

1. Jumlah pelayanan TPA m3/hr 126 2. Nama TPA : Tewaan

3. Status TPA : milik Pemda

4. Luas TPA Ha 1

5. Kapasitas m3 -

6. Umur Tahun -

7. Sistem :Controlled Landfill

8. Jarak ke permukiman Km -

9. Incenerator Unit -

10. Nama pengelola : - III. Data Peralatan TPA

1. Bulldozer Unit 1

2. Back hoe Unit -

3. Loader Unit -

4. Shovel Unit -

5. Water tank Unit -

Sumber : kompilasi data

Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka kebutuhan komponen persampahan Kota Bitung disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 7. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA BITUNG

Jumlah Penduduk (jiwa)

Timbulan Sampah Kota Sedang

(lt/org/hr)

Perkiraan Timbulan Sampah Total (m3//hr)

Sampah yang Terangkut

(m3/hr)

Selisih (m3/hr)

144.128 3 432,38 126 306,38

Sumber: Analisis

Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3 liter/orang/hari, Kota Bitung dengan jumlah penduduk 144.128 jiwa, menghasilkan 432,38 m3/hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk dikalikan 3/1000 (m3/hr). Namun Kota Bitung baru dapat mengelola sebanyak 126 m3/hr. Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 306,38 m3/hr.

Tabel 8. DATA PENGANGKUTAN DAN PEMBIAYAAN SAMPAH

(10)

BITUNG

DI KOTA BITUNG

NO. URAIAN SATUAN BESARAN

I. Data Transportasi Persampahan

1. Jumlah pelayanan terangkut m3/hr 126 Jumlah kendaraan

Truk Unit 6

Arm roll Unit -

Compactor Unit -

2.

Pick up Unit -

Jumlah peralatan

Gerobak Unit -

3.

Container Unit 12

4. Transfer depo Unit -

5. Jumlah TPS Unit -

II. Data Pembiayaan

1. Retribusi Rp -

2. Biaya pembuangan Rp -

3. Biaya pengangkutan Rp -

4. Biaya pengumpulan Rp -

5. Biaya satuan Rp -

6. Biaya operasional dan pemeliharaan Rp -

Sumber : kompilasi data

Komponen Sanitasi / Limbah Cair

Dikarenakan keterbatasan data yang kami perolah selama survey, maka komponen sanitasi dari kota Bitung yang dapat disajikan adalah sebagai berikut.

Tabel 9. DATA PENGELOLAAN SANITASI/LIMBAH CAIR DI KOTA BITUNG

NO. URAIAN SATUAN BESARAN

I. Data Sanitasi On Site

1. Jumlah penduduk Jiwa 144.128 2. Asumsi produksi limbah Lt/hr 28.826

3. Kapasitas IPLT m3/bln -

4. Jumlah septik tank Unit -

5. Cubluk Unit -

6. Cakupan on site - -

7. Jumlah komunal MCK unit - 8. Jumlah komunal septik tank Unit - II. Data Tarif Pelayanan Sanitasi

1. Tarif penyedotan Rp -

2. Dasar penyedotan Rp -

III. Data Alat Angkut Sanitasi

1. Jumlah truk tinja Unit - 2. Kondisi truk tinja : -

IV. DATA IPLT 1. Nama IPLT : -

2. Kapasitas IPLT m3/bln -

3. Nama Pengelola IPLT : - 4. Nama IPAL : -

5. Lokasi : -

6. Operasional angkut : -

Sumber : kompilasi data

Untuk produksi limbah, setiap manusia diasumsikan memproduksi limbah cair sejumlah 0,2 lt/org/hr. Angka ini merupakan kebutuhan ideal dari setiap penduduk

(11)

BITUNG

pada kelas kota sedang. Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota

Bengkulu ini sejumlah 28.825,60 lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal produksi limbah setiap manusia dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Bitung.

Komponen Drainase

Dikarenakan keterbatasan data yang kami perolah selama survey, maka komponen drainase dari kota Bitung yang dapat disajikan adalah sebagai berikut.

Tabel 10. DATA DRAINASE DI KOTA BITUNG

NO. URAIAN SATUAN BESARAN

I. Data Pengelolaan Drainase

1. Nama Pengelola : Sub Dinas Cipta Karya Kota Bitung

2. Anggaran Rp -

3. Cakupan pelayanan % -

4. Cakupan penduduk Jiwa - 5. Peresapan air hujan : -

6. Stasiun pompa air Unit -

7. Kolam retensi Unit -

II. Data Saluran Drainase

1. Curah hujan mm/th 1.875 2. Total panjang saluran Km - 3. Panjang saluran primer Km - 4. Panjang saluran sekunder Km - 5. Panjang saluran tersier Km - 6. Kondisi saluran baik % - 7. Kondisi saluran sedang % - 8. Kondisi saluran rusak % - III. Data Genangan

1. Luas genangan Ha -

2. Tinggi genangan m -

3. Lama genangan Jam -

4. Frekuensi genangan /tahun -

Sumber : Sub Din. Perencanaan Dinas Kimpraswil Kota Bengkulu

Komponen Jalan

Dikarenakan keterbatasan data yang kami perolah selama survey, maka kami tidak bisa menyajikan komponen jalan dari kota Bitung.

Tabel 11. KONDISI JARINGAN JALAN DI KOTA BITUNG

Kondisi Jalan Jumlah No. Status Jalan

Nasional Propinsi Kabupaten (Km) I

Jenis Permukaan a. Aspal b. Kerikil c. Tanah d. Tidak dirinci

II

Kondisi Jalan a. Baik b. Sedang c. Rusak

(12)

BITUNG

III

Kelas Jalan a. Kelas I b. Kelas 11 c. Kelas III d. Kelas IV e. Kelas V f. Tidak dirinci

Sumber : Dinas Kimpraswil Kota Bengkulu, Tahun 2001

(13)

Laporan Final Updating Profile dan Kebutuhan Prasarana dan Sarana Perkotaan Kota Sedang dan Kota Kecil

BITUNG

Gambar

Tabel 2 . MORFOLOGI KOTA BITUNG
Tabel 4. DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA BITUNG  Kapasitas Produksi  Eksisting Jumlah Penduduk  (jiwa)  Lt/dt Lt/hr  Kebutuhan Ideal Kota Sedang (lt/org/hr)  Kebutuhan Total (lt/hr)  Selisih (lt/hr)  144.128 124  10.713.600  100  14.412.800  3.699.200  S
Tabel 7. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA BITUNG
Tabel 9. DATA PENGELOLAAN SANITASI/LIMBAH CAIR   DI KOTA BITUNG
+2

Referensi

Dokumen terkait

Purpose: ​This study aims to analyze and describe the risk of exposure to pesticides (age, sex, education, smoking habits, length of service, time of spraying, number

Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Iriansyah dkk (2019) Penggunaan Youtube tak hanya mengalami hasil yang baik dalam keterampilan menyimak dan

Namun demikian, dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbutan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara usia ibu dan paritas dengan kejadian plasenta previa di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun

called family initialization. That is, both the base and the main methods use 199.. Algorithm 1 Cluster analysis using heterogeneous initialization. Removing the constraint of the

Pengelantangan dikerjakan terhadap bahan tekstil bertujuan menghilangkan warna alami yang disebabkan oleh adanya pigmen-pigmen alam atau zat-zat lain, sehingga

(Studi Analisis Isi Tentang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Selama Masa Satu Tahun Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II Pada Tajuk Rencana Surat Kabar

Hendra 1999 menyatakan bahwa arang merupakan hasil pembakaran dari bahan-bahan yang mengandung karbon pada suhu 500- 600 o C dengan udara terbatas, dalam proses lebih lanjut