PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 18 TAHUN 2004
TENTANG
RETRIBUSI IJ1N PEMBUANGAN LIMBAH CAIR PADA SUMBER-SUMBER AIR ATAU BADAN AIR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GRESIK
Menimbang : Bahwa Retribusi Ijin Pembuangan Limbah Cair Industri atau kegiatan usaha lainnya sebagaimana di dalam Keputusan Bupati Gresik Nomor 33 tahun 2001, agar tidak bertentangan dengan sifat dan pemungutan Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) Undang- undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 tahun tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu meninjau dan menyempurnakan tata cara pemungutan Retribusi dimaksud sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan dengan pengaturannya dalam suatu Peraturan Daerah.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara tahun l950 No.41);
2. Undang-undang Nomor 11 tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara tahun 1974 Nomor 65. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046);
3. Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara tahun 1981. No. 76. Tambahan Lembaran Negara No. 3209);
4. Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara tahun 1997 Nomor 41.
Tambahan Lembaran Negara No. 3685);
5. Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengeloluan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara tahun 1997 Nomor 68.
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);
6. Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara tahun 2000 No. 246.
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);
7. Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
8. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara tahun 2004 No. 125. Tambahan Lembaran Negara No. 4437);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3409);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 44 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3445);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara tahun 2000 No.54, Tambahan Lembaran Negara No. 3952);
13. Peraturan Pemrintah Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara tahun 2001 No. 119, Tambahan Lembaran Negara No.4139);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 1 53. Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161);
15. Keputusan Presiden Nomor 44 tahun 1999 tentang Tehnik penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang. Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara 1999 No. 70);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor T tahun 2000 tentang Pengenda1ian Pencemaran Air di Kabupaten Gresik (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 4 Seri B).
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GRESIK
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TENTANG RETRIBUSI IJIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR PADA SUMBER-SUMBER AIR ATAU BADAN AIR.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Gresik;
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah;
3. Bupati adalah Bupati Daerah;
4. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gresik;
5. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kabupaten Gresik;
6. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Gresik;
7. Satuan Pemegang Kas adalah Unit yang dipimpin pemegang Kas yang melaksanakan masing-masing fungsi Keuangan Daerah;
8. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
9. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberi oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan;
10. Badan adalah Sekelompok orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan Iainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Firma, kongsi, Koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkurnpul an, yayasan, organi sasi massa.
organisasi politik atau organisasi yang sejenis. lembaga, bentuk usaha tetap dan hentuk badan lainnva;
11. Air adalah Sernua Air yang terdapat di dalam atau berasal dan Sumber-sumber air baik yang terdapat diatas maupun dibawah permukaan tanah. termasuk dalam pengertian air yang terdapat di laut;
12. Sumber Air adalah Wadah air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah;
13. Pencemaran Air adalah Masuknya atau dimasukkannya makhluq hidup, Zat, Energi dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya;
14. Limbah Cair adalah Bahan cair hasil samping kegiatan ekonomi atau proses produksi atau pemukiman yang masuk atau dimasukkan kedalam sumber air dalam jumlah atau kandungan dengan cara tertentu akan menyebabkan perubahan kualitas badan air;
15. Baku Mutu Limbah Cair adalah batas maksimum limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan;
16. Retribusi Perijinan tertentu adalah Kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian ijin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pengaturan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan;
17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang disingkat SKRD adalah Surat Keputusan penentuan besarnya jumlah retribusi yang terhutang;
18. Surat Setoran Retribusi Daerah yang disingkat SSRD adalah Surat yang oleh wajib retribusi digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terhutang ke Kas Daerah atau tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Bupati;
19. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang disingkat SKRDKBT adalah Surat ketetapan yang menentukan atas jumlah Retribusi yang telah ditetapkan;
20. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang disingkat SKRDLB adalah Surat ketetapan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit Retribusi lebih besar dan pada Retribusi yang terhutang atau tidak seharusnya terhutang;
21. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang disingkat STRD adalah Surat untuk melakukan tagihan Retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda;
22. Surat Keputusan Keberatan.
BAB II
KETENTUAN PERIJINAN
Pasal 2
(1) Setiap orang pribadi atau badan yang melakukan pembuangan limbah cair pada sumber-sumber air atau badan air wajib mendapat ijin terlebih dahulu dari Bupati;
(2) Untuk mendapatkan ijin sebagaimana dirnaksud ayat (1) selain harus melengkapi syarat-syarat sebagaimana ditentukan dalam Pasal 14 Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 32 tahun 2000, juga syarat-syarat dokumen lainnya yang diperlukan;
(3) Ijin sebagaimana dimaksud ayat (1) diterbitkan dalam bentuk Keputusan Bupati yang tata cara pengajuannya akan ditentukan oleh Bupati.
BAB III
NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 3
Dengan nama Retribusi Ijin Pembuangan Limbah Cair pada Sumber- sumber Air atau Badan Air dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan pemberian ijin pembuangan limbah cair pada sumber sumber air atau Badan Air.
Pasal 4
Obyek Retribusi adalah Pelayanan atas pemberian ijin pembuangan limbah cair pada sumber-sumber air atau badan air setelah proses pengolahan terlebih dahulu.
Pasal 5
(1) Subyek Retribusi ada Orang pribadi atau Badan yang mendapatkan pelayanan ijin melakukan pembuangan limbah cair pada sumber- sumber air atau Badan Air;
(2) Wajib Retribusi adalah Orang atau Badan yang mendapat pelayanan ijin melakukan pembuangan limbah cair pada sumber-sumber air atau Badan Air yang diwajibkan membayar Retribusi.
BAB IV
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 6
Retribusi ijin pembuangan limbah cair pada sumber sumber air atau badan air digolongkan sebagai Retribusi Perijinan tertentu.
BAB V
PRINSIP DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RITRIBUSI
Pasal 7
Prinsip dalam penetapan Struktur dan Besarnya tarif Retribusi Ijin pembuangan limbah cair pada sumber sumber air atau Badan air dimaksudkan untuk menutupi biaya administrasi pemberian ijin, pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIP
Pasal 8
Struktur dan besarnya tarif retribusi ijin pembuangan limbah cair pada sumber-sumber air atau badan air adalah sebagai berikut:
I. Tarif pelayanan pemberian ijin sebagai berikut:
a. golongan I dibawah 100 M3/hari sebesar Rp. 100.000.- (Seratus ribu rupiah);
b. golongan II 101 M3 s/d 500 M3/hari sebesar Rp. 250.000.- (Dua ratus lima puluh rihu rupiah);
c. golongan III 501 M3 s/d 1000 M3/hari sebesar Rp. 500.000.- (Lima ratus ribu rupiah);
d. golongan IV 1001 M3 s/d 5000 M3/hari sehesar Rp. 750.000,- (Tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)
e. golongan V 5001 M3 sd 10.000 M3/hari sebesar Rp.l.000.000,- (Satu juta rupiah):
f. golongan VI 10.001 M3 s/d 25.000 M3/hari sebesar Rp.1.250.000.- (Satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah);
g. golongan VII diatas 25.000 M3 / hari sebesar Rp. 1.500.000,- (Satu juta lima ratus ribu rupiah).
II. Besarnya tarif retribusi pembuangan adalah sebesar Rp. 6.- (Enam rupiab) setiap M3 limbah cair yang dibuang.
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 9
Retribusi ijin pembuangan limbah cair pada sumber-sumber air atau Badan air dipungut di wilayah Daerah.
BAB VIII
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 10
(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan;
(2) Hasil pungutan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor secara Bruto ke Kas Daerah.
BAB IX
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 11
Dalam hal wajib Retribusi tidak membayar tepat waktunya atau kurang bayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2
% (dua persen) setiap buian dan besarnya Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah.
BAB X
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 12
(1) Pembayaran Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus;
(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan SKRDKBT dan STRD;
(3) Tata cara pembayaran, Penyetoran, tempat pembayaran retribusi disetor secara Bruto ke Kas Daerah.
BAB XI
PENGURANGAN KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 13
(1) Bupati dapat memberikan pengurangan. keringanan dan pembebasan retribusi;
(2) Pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi;
(3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi akan ditetapkan oleh Bupati;
BAB XII
TATA CARA PENAGIHAN
Pasal 14
(1) Retribusi yang terhutang berdasarkan SKRD, SRD, SKRDKR, SKRDKBT, SKRDLB, STRD. Surat Kcputusan Pembetulan, Surat Keberatan dan Putusan Banding yang tidak atau kurang bayar oleh wajib retribusi pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa;
(2) Penagihan Retribusi dengan Surat Paksa dilaksanakan berdasarkan Peraturan Perundang undangan yang berlaku.
BAB XIII
TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN RETRIBUSI
Pasal 15
(1) Wajib retribusi harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati untuk perhitungan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi;
(2) Atas dasar permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kelebihan pembayaran retribusi dapat langsung diperhitungkan terlebih dahulu dengan hutang retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga oleh Bupati;
(3) Apabila perhitungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdapat sisa, kelebihan pembayaran tersebut dapat diperhitungkan dengan pembayaran retribusi selanjutnya.
Pasal 16
(1) Dalam hal kelehihan pembayaran Retribusi yang masih tersisa setelah dilakukan perhitungan sebagaimana dimaksud Dalam Pasal 16, diterbitkan SKRDLB paling lambat 60 (Enam Puluh) hari sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi;
(2) Kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembalikan kepada wajih Retribusi paling lambat 60 (Enam Puluh) hari sejak diterbitkan SKRDLB;
(3) Pengembalian kelebihan pernbayaran Retribusi dilakukan setelah lewat waktu 60 (Enam Puluh) hari sejak diterbitkannva SKRDLB.
Bupati memberikan imbalan hungan 2 % (Dua Perseratus) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan Retribusi.
Pasal 17
(1) Pengembalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar kelebihan retribusi;
(2) Atas perhitungan sebagaimana dimaksud Dalam Pasal 17 diterbitkan bukti pemindabukuan yang berlaku juga sebagai bukti pembayaran.
BAB XIV
PEMBINAAN TERHADAP PERUSAHAAN
Pasal 18
Terhadap suatu badan yang sudah memiliki ijin, Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban melaksanakan pembinaan antara lain dalam membentuk bimbingan tehnis yang berkaitan dengan pengelolaan limbah cair.
BAB XV KADALUWARSA
Pasal 19
(1) Penagihan Retribusi kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terhutang retribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana dibidang Retribusi;
(2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila:
a. Diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa;
b. Ada pengakuan hutang retribusi dan wajib pajak baik langsung maupun tidak langsung.
BAB XVI
TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KADALUWARSA
Pasal 20
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena kadaluwarsa dapat dihapus;
(2) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
BAB XVII PENGAWASAN
Pasal 21
Bupati menunjuk Pejabat untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini.
BAB XVIII KETENTUAN PIDANA
Pasal 22
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat diancam denda pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terhutang;
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB XIX PENYIDIKAN
Pasal 23
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah di beri wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang retribusi Daerah sebagaimana dimaksud Dalam Undang undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;
(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah:
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dan orang atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen- dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi Daerah;
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapat bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen, serta melekukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. Meminta bantuan terlaga ahii dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. Menghentikan penyidikan;
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
BAB XX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 06 tahun 2000 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
Pasal 25
Hal-hal yang beluni cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.
Pasal 26
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Gresik.
Ditetapkan di : Gresik Pada tanggal : 22 Mei 2004
BUPATI GRESIK TTD
Drs. KH. ROBBACH MA’SUM, MM Diundangkan di Gresik
Pada tanggal 29 Mei 2004
Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GRESIK TTD
Drs. SUTARDJI, MSi Pembina Tk. I NIP. 010 153 194
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2005 NOMOR 6 SERI C