• Tidak ada hasil yang ditemukan

September 2021 PERTAMINA DRILLING BLOK ROKAN PASCA-ALIH KELOLA PENANTIAN PANJANG BANGSA DI PUNDAK PERTAMINA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "September 2021 PERTAMINA DRILLING BLOK ROKAN PASCA-ALIH KELOLA PENANTIAN PANJANG BANGSA DI PUNDAK PERTAMINA"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

September 2021 PERTAMINA DRILLING

BLOK ROKAN PASCA-ALIH KELOLA

PENANTIAN PANJANG BANGSA

DI PUNDAK PERTAMINA

(2)
(3)

D A R I R E D A K S I | EDITORIAL

3

COVER STORY

Pencapaian produksi CPI di Blok Rokan selama ini tidak lepas dari dukungan SDM-nya. Harapannya budaya produktivitas semasa dioperasikan CPI dapat dipertahankan SDM yang kini sebagian besar menjadi Perwira Pertamina.

Tidak sedikit yang mempertanyakan kemampuan Pertamina ketika

memenangkan kontrak menjadi operator Blok Rokan selama 20 tahun dari 2021 sampai 2041. Pertama, karena lapangan tersebut hampir satu abad dikuasai Chevron. Kedua, meskipun merupakan lapangan tua, tetapi Blok Rokan masih menjadi tulang punggung produksi minyak nasional.

Pertanyaan itu sedikit demi sedikit memeroleh jawaban ketika Pertamina, melalui Pertamina Hulu Rokan (PHR), melakukan proses transisi dengan baik dan puncaknya ketika per tanggal 9 Agustus 2021 alih kelola berlangsung dengan selamat, andal, dan lancar.

Harapan besar bangsa terhadap blok yang di masa puncaknya pernah menghasilkan 1 juta barel minyak per hari ini direspons PHR dengan

merancang beragam program yang akan dilakukan secara berkelanjutan demi mempertahankan angka produksi.

Dengan kemitraan dan sinergi yang saling menguntungkan antara Pertamina, SKK Migas, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat, dalam hal ini kementerian terkait, PHR pun optimistis mampu memenuhi harapan bangsa.

Salam,

Redaksi Harapan Bangsa dan Optimisme PHR di Blok Rokan

REDAKSI

Pemimpin Redaksi : Corporate Secretary Redaktur Pelaksana : Dhaneswari Retnowardhani Redaksi : Ani Aryani

Distribusi : Aditya Prabowo

Administrasi : Supriyadi TIM KREATIF

MEDIAVISTA

Jl. Syamsi Raya H4/9, Islamic Village, Karawaci, Kab. Tangerang 15810 Phone: 021 22 53 85 26 Web: www.mediavista.id

ALAMAT REDAKSI

PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA Graha PDSI, Jalan Matraman Raya No. 87, Jakarta 13140 Phone : 021 - 29955400

Website : www.pdsi.pertamina.com

@pdsipertamina @pdsi_pertamina

Scan di sini untuk majalah versi digital

PDSI PERTAMINA pdsi.pertamina

(4)

EDITORIAL | D A F T A R I S I

4

Kabar PDSI//Pelatihan Membatik bagi Penyandang Difabel

KARENA PENYANDANG DIFABEL PUN BISA MANDIRI

PDSI berkeinginan program ini tersistematis dan berkelanjutan sehingga peserta pelatihan memiliki semangat dan kualitas karya batik yang baik dan hasilnya bisa dipasarkan ke publik.

SEPTEMBER 2021

0 8

1 1

Kabar PDSI//Management Walkthrough

MOMENTUM BERKOMUNIKASI LANGSUNG DI LAPANGAN

Kunjungan ini diharapkan membuka celah komunikasi dua arah antara komisaris perusahaan dan pekerja. Tidak hanya pada saat kegiatan saja tetapi seterusnya.

Kabar PDSI//Nusantara CSR Awards 2021

TIGA PROGRAM CSR PDSI KEMBALI RAIH PENGHARGAAN

Pencapaian ini merupakan bagian dari upaya PDSI mengukur dan menilai sejauh mana program-program CSR-nya dapat diterima masyarakat.

0 7 0 6

Kabar PDSI//Management Walkthrough

KALI PERTAMA UNTUK OPERASI DI BLOK ROKAN

Selain menunjukkan komitmen manajemen dalam memastikan kualitas pelaksanaan HSSE, kunjungan ini harapannya juga dapat menjadi pemacu semangat kerja frontliners PDSI sehingga mampu memberikan kontribusi terbaiknya selama operasional di lapangan.

Fokus//Blok Rokan Pasca-Alih Kelola

PENANTIAN PANJANG BANGSA DI PUNDAK PERTAMINA

Setelah dipegang Pertamina lewat Pertamina Hulu Rokan, kinerja operasi dan produksi dari Blok Rokan dinanti berbagai pihak.

Diharapkan, ladang hidrokarbon di Bumi Lancang Kuning ini tetap terjaga produksinya.

HSSE Corner// Blind Spot Truk

YANG WAJIB DIWASPADAI SAAT BERDEKATAN

DENGAN TRUK

Minimnya pengetahuan pengendara pada area titik buta truk kerap menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan di jalan raya.

1 3 1 4

(5)

D A F T A R I S I | EDITORIAL

5

Panorama

SHORT ESCAPE:

TAK PERLU JAUH UNTUK MELEPAS JENUH

Kesehatan

EROTOMANIA:

DELUSI ASMARA YANG MEMBAHAYAKAN

HUMOR QUIZ

34

40 42 36

38

Saji

SOUFFLE PANCAKE:

KELEZATAN KUDAPAN ASAL JEPANG

Hobi

FOTOGRAFI:

SAATNYA KEMBALI KE ANALOG

30

Fokus//Keterlibatan PDSI di Blok Rokan

ENABLER PDSI UNTUK TUMBUH DI SEGALA SISI

Blok Rokan diyakini membuka banyak peluang bagi PDSI, baik untuk bisnis eksisting maupun pengembangan bisnis-bisnis baru yang akan PDSI lakukan secara pararel.

18

20

24

Fokus//SDM Blok Rokan

BAJUNYA SAJA YANG DIGANTI, JANGAN ETOS DAN BUDAYA KERJANYA

Transisi SDM di Blok Rokan cenderung berjalan mulus. Modal ini harus dapat dipertahankan dalam kegiatan operasional PHR ke depannya.

Fokus//Jaffee A. Suardin, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR)

PHR OPTIMISTIS MEMPERTAHANKAN PRODUKSI BLOK ROKAN

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Jaffee A. Suardin percaya pada setiap tantangan pasti ada peluang. Begitu pula dengan alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PHR.

Ragam //Kakeibo

TEKNIK SEDERHANA MENGELOLA KEUANGAN

Pengelolaan keuangan memiliki banyak manfaat antara lain melatih hidup hemat, tertib dan teratur, mengurangi stres, menghindari utang, dan memiliki perencanaan masa depan yang baik.

Langkah//Abandonment & Site Restoration

PELUANG MENJADI BISNIS MASA DEPAN PDSI

Kalaupun sekarang belum menjadi prioritas, PDSI yakin proses ASR akan menjadi satu kewajiban dan kebutuhan bagi perusahaan hulu migas. Di sinilah peluang PDSI terbuka.

26

28

M O T I V A S I

(6)

INOVASI | K A B A R P D S I

6

Sejumlah penyandang difabel terlihat antusias mengikuti kegiatan pelatihan membatik yang diselenggarakan PDSI sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR). Kegiatan yang mengusung tema ‘Merajut Asa di Tengah Pandemi’ ini berlangsung selama dua hari, 24-25 Agustus 2021, di Aula Gedung Balai Pustaka, Matraman, diikuti 30 orang peserta dengan kebutuhan khusus.

PDSI berkeinginan program ini tersistematis dan berkelanjutan sehingga peserta pelatihan memiliki semangat dan kualitas karya batik yang baik dan hasilnya bisa dipasarkan ke publik.

Pelatihan Membatik bagi Penyandang Difabel

KARENA

PENYANDANG DIFABEL PUN BISA MANDIRI

Communication and Relations Manager PDSI Dhaneswari Retnowardani mengatakan, program Pelatihan Seni Batik Betawi untuk Difabel ini merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial PDSI. Program ini dikhususkan bagi penyandang disabilitas agar mereka bisa mandiri secara finansial, meraih kemenangan di tengah tantangan yang muncul karena pandemi, juga lebih kreatif dan inovatif.

Kalaupun pelatihan membatik yang menjadi pilihan, menurut Dhanes, karena berdasarkan observasi dan social mapping kebutuhan masyarakat dari berbagai kalangan di Kecamatan Matraman, program inilah yang dipandang sangat berpotensi dalam menyiasati masa depan penyadang difabel.

“Pelatihan membatik bagi penyandang difabel merupakan program CSR PDSI yang sudah dijadwalkan sejak awal 2021. PDSI berkeinginan program ini tersistematis dan berkelanjutan sehingga peserta pelatihan memiliki semangat dan kualitas karya batik yang baik dan hasilnya bisa dipasarkan ke publik,”

imbuhnya.

Jika peserta pelatihan batik menghasilkan karya dengan kualitas yang sangat baik, PDSI bahkan bisa turut membantu memasarkan melalui network perusahaan.

CSR Assistant PDSI Indah Septiani menambahkan, selain bisa menjadi bekal keterampilan bagi kaum difabel, pelatihan ini juga menjadi upaya PDSI dalam melestarikan budaya Indonesia khususnya Batik Betawi.

“Nantinya pelatihan ini akan dimonitor dan dievaluasi, hingga akhirnya para penyandang disabilitas bisa mandiri,” terang Indah.

Sementara itu, Wakil Camat Matraman Mujiono mengatakan, program pelatihan membatik ini menjadi pilihan tepat, karena di samping melestarikan warisan budaya, batik juga memiliki nilai jual yang cukup tinggi.

“Kami berharap, pelatihan membatik ini tidak hanya berhenti sampai di sini saja, melainkan terus berlanjut hingga para peserta mendapatkan keterampilan yang cukup sehingga dapat menghasilkan produk batik bernilai jual tinggi,” papar Mujiono.

(7)

K A B A R P D S I | INOVASI

7

Selain menunjukkan komitmen manajemen dalam memastikan kualitas pelaksanaan HSSE, kunjungan ini harapannya juga dapat menjadi pemacu semangat kerja frontliners PDSI sehingga mampu memberikan kontribusi terbaiknya selama operasional di lapangan.

KALI PERTAMA UNTUK OPERASI DI BLOK ROKAN

Management Walkthrough

Sejumlah kelonggaran dalam pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diberikan pemerintah per tanggal 9 Agustus 2021 lalu mendorong jajaran direksi dan manajemen PDSI melaksanakan management walkthrough (MWT) secara tatap muka (langsung) ke rig PDSI #52.2/

PD550-M.

Jajaran direksi PDSI diwakili Direktur Utama PDSI Rio Dasmanto dan Direktur Keuangan dan Administrasi PDSI Desiantien didampingi Direktur Utama PDC Teddyanus Rozarius dan Corporate Secretary PDSI Rian Dhanisaputra pada hari Minggu (15/8).

MWT dilakukan satu hari sebelum tajak rig PDSI #52.2/PD550-M di sumur

Bekasap P-01, Blok Rokan, Riau, yang dilaksanakan pada Selasa (17/8) pukul 00.00.

Kunjungan ini selain untuk

menunjukkan komitmen manajemen dalam memerhatikan dan memastikan kualitas pelaksanaan HSSE secara langsung, harapannya juga dapat menjadi pemacu semangat kerja frontliners PDSI sehingga mampu memberikan kontribusi terbaiknya selama operasional di lapangan.

Beberapa poin Rio sampaikan di kunjungan pertamanya setelah menjabat Direktur Utama PDSI di Blok Rokan itu, antara lain agar personel PDSI mempertahankan perfoma HSE yang baik, memberikan performance

yang optimal ke PHR selaku customer PDSI, mengimplementasikan protokol kesehatan COVID-19 dengan ketat, hingga memastikan tertib administrasi dan mengoptimalkan penghematan anggaran operasional di lapangan.

Adapun Desi mengharapkan seluruh personel dapat fokus di setiap aspek pekerjaan, selalu menjaga komunikasi dan koordinasi yang baik antar sesama pekerja, dan mengomunikasikan setiap ada kendala operasional agar dapat segera di-follow up.

Sementara itu, Teddy, mewakili manajemen PDC yang menjadi salah satu mitra kerja PDSI di Blok Rokan, secara khusus mendorong peningkatan elf performance dan equipment.

(8)

Kunjungan ini diharapkan membuka celah komunikasi dua arah antara komisaris

perusahaan dan pekerja. Tidak hanya pada saat kegiatan saja tetapi seterusnya.

MOMENTUM

BERKOMUNIKASI LANGSUNG

DI LAPANGAN

Management Walkthrough

Di kesempatan berbeda, management walkthrough (MWT) ke rig PDSI #52.2/PD550-M yang sedang beroperasi di sumur Bekasap-01, Blok Rokan, Riau, juga dilakukan Komisaris Utama PDSI Nur Endro Buwono dan Komisaris PDSI Aditya Murthiawan didampingi Corporate Secretary PDSI Rian Dhanisaputra pada Selasa (24/8).

Dalam kunjungan yang berlangsung siang ke sore hari tersebut, keduanya mengingatkan bahwa setiap personel PDSI merupakan perwakilan perusahaan di lapangan sehingga berkewajiban menjaga perilaku dan tindakannya, termasuk dalam menangani isu-isu sosial, demi menjaga citra dirinya sendiri dan perusahaan (humas).

Terkait dengan status Blok Rokan yang baru alih kelola dari Chevron Pacific Indonesia (CPI), Bono mengharapkan personel PDSI dapat beradaptasi dengan transition system dari PHR dengan baik, serta ke depannya dapat melakukan bridging system atau bridging document dalam menyikapi kultur PHR yang baru.Keduanya juga mendorong dilakukannya peningkatan atau improvement pada peralatan dan aset perusahaan untuk menunjang operasional, serta memastikan setiap pekerjaan dapat direncanakan dengan matang.

Setelah rig PDSI #52.2/PD550-M, BOC PDSI melanjutkan MWT ke kantor PDSI Project Area Sumbagsel (SBS), maintenance workshop, dan rig PDSI #20.2/EMSCOD2-M yang beroperasi di sumur KRG-12, Karangan-PC, Prabumulih, SBS, pada Kamis (26/8).

Di rig kedua ini, Bono dan Adit mengapresiasi jam kerja selamat rig #20.2/EMSCOD2-M yang sudah mencapai dua juta jam kerja selamat dan juga performa rig tersebut yang secara berkesinambungan telah melakukan kegiatan pengeboran dengan tepat waktu dan cepat. Di sisi lain, mengingat masih tingginya angka kejadian COVID-19, keduanya mengingatkan pekerja agar selalu meningkatkan kepatuhannya dalam menerapkan protokol kesehatan.

(9)

K A B A R P D S I | INOVASI

9

Dalam forum PDSI-PHR menyatakan komitmen untuk saling mendukung dan terus menjaga koordinasi dan komunikasi di antara keduanya.

Alignment Komunikasi dan Koordinasi PHR-PDSI

SATU PERTAMINA, SATU TUJUAN,

SATU SUARA

Tidak hanya aspek teknis dan operasional, faktor non-teknis kadang turut menjadi tantangan kegiatan hulu migas. Contohnya, masalah sosial dengan masyarakat di sekitar wilayah operasi. Untuk

menghindarinya, pemilik wilayah kerja (WK) dan perusahaan jasa pendukung kegiatan harus mampu menjalin relasi yang baik dengan masyarakat dan pihak eksternal lainnya.

Dengan tujuan menyelaraskan pandangan, tujuan, dan langkah yang dapat

mengoptimalkan relasi antara Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan PDSI, selaku kontraktor pengeboran di Blok Rokan, dengan masyarakat setempat, keduanya menyelenggarakan forum Alignment

Komunikasi dan Koordinasi pada 7-9 September di Kantor Area PHR, Duri, Riau.

“PDSI akan bekerja dalam jangka waktu cukup lama di Blok Rokan dan ini kali pertama kami bekerja dengan PHR, sehingga kami perlu untuk mengenal lebih dalam stakeholder kami, termasuk pemda, masyarakat, LSM, dan lain-lain. Tujuannya untuk menciptakan relasi, pemahaman yang sama, hingga mendapatkan dukungan guna kelancaran operasi pengeboran,” jelas Communication and Relations Manager PDSI Dhaneswari Retnowardhani.

Salah satu poin yang menjadi kesepakatan dalam forum tersebut adalah PHR dan PDSI akan bersama-sama melakukan

sosialisasi dan mengedukasi masyarakat bahwa keduanya berada di bawah naungan Subholding Upstream (SHU) Pertamina yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Keberadaannya di Blok Rokan sejatinya memperkuat komitmen negara untuk menciptakan ketahanan energi yang dilakukan anak-anak bangsa sendiri.

Selain itu, dalam forum PDSI-PHR juga menyatakan komitmen untuk saling mendukung dan terus menjaga koordinasi dan komunikasi di antara keduanya, salah satunya saat pelaksanaan program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL).

Alignment Komunikasi dan Koordinasi antara PHR-PDSI ini dihadiri VP General Affair PHR Sukamto dan Security Manager PHR Zulkarnain Denie. Sementara turut hadir dari pihak PDSI, Pjs. Security Manager Achmad Syahrudi, Project Coordinator Agusmanjaya, CSR Assistant Indah Septiani, dan Asmen Security Andri Kusuma.

“Ke depannya kami menjadi baris terdepan kegiatan operasi, sehingga sudah seharusnya kami dapat menunjukkan satu kolaborasi dan menyampaikan satu pesan yang mencerminkan satu Pertamina dan satu tujuan,” tutup Dhanes.

(10)

INOVASI | K A B A R P D S I

10

Dengan program CSR ini PDSI mencoba memberikan sesuatu yang berbeda, lebih bermanfaat, dan berkelanjutan, dengan harapan bisa mendorong produktivitas masyarakat terutama dari kalangan ibu- ibu rumah tangga.

BERDAYAKAN IBU-IBU RT

AGAR LEBIH PRODUKTIF

Kampung Minyak

PDSI melalui Program Corporate Social

Responsibility (CSR) kembali meluncurkan program penanggulangan COVID-19 dengan membentuk

‘Kampung Minyak’ di Pemukiman warga di Jl Kayumanis Satu Lama, Gang Satu RW 08 Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur, pada Rabu (15/9).

Kampung Minyak merupakan akronim dari kampung milik nyak-nyak.

Untuk menandai dimulainya program produktif Kampung Minyak, Corporate Secretary PDSI Rian Dhanisaputra, bersama Wakil Camat Matraman M. Husnul Fauzi dan Lurah Palmeriam Setiyawan melakukan tabur benih ikan di kolam gizi, bibit tanaman hidroponik, dan tanaman aquaponik.

Rian mengatakan, melalui program CSR ini PDSI mencoba untuk memberikan sesuatu yang berbeda yang lebih bermanfaat dan berkelanjutan, dengan harapan bisa mendorong produktivitas masyarakat terutama dari kalangan ibu-ibu rumah tangga.

“Istilah berkelanjutan bukan hanya selesai pada hari ini saja, melainkan juga bisa berkembang hingga memberikan penghasilan tambahan bagi warga Kampung Minyak. Semoga kelak masyarakat RW 08 Palmeriam bisa memanfaatkan dan mengembangkan Kampung Minyak dengan lebih baik lagi,”

katanya.

Selain itu, PDSI juga akan terus memantau dan mendukung keberadaan kampung dengan memberikan penyuluhan tentang budidaya tanaman hidroponik dan aquaponik, pembuatan media tanam hidroponik dan kolam ikan aquaponik. Lalu penghijauan lingkungan, pembentukan dan kaderisasi ketahanan pangan Pertamina.

Sementara itu, Wakil Camat Matraman, Muhammad Husnul Fauzi sangat mengapresiasi langkah PDSI dalam mengembangkan pemberdayaan masyarakat dalam program

penghijauan melalui beberapa program CSR. Salah satunya Kampung Minyak di wilayah RW 08 Palmeriam.

Menurutnya, dengan adanya program Kampung Minyak ini diharapkan akan mampu mendongkrak pangan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan, tapi juga bisa meningkatkan perekonomian dan menyejahterakan warga sekitar.

“Dari program Kampung Minyak, kita ingin mengajak masyarakat aktif bercocok tanam di masa pandemi. Tentunya ini ke depan bisa menghasilkan usaha untuk peningkatan kesejahteraan keluarga,” jelas Fauzi.

(11)

K A B A R P D S I | INOVASI

11

Pencapaian ini merupakan bagian dari upaya PDSI mengukur dan menilai sejauh mana program-program CSR-nya dapat diterima masyarakat.

TIGA PROGRAM CSR PDSI

KEMBALI RAIH PENGHARGAAN

Nusantara CSR Awards 2021

Komitmen PDSI terhadap tanggung jawab sosial dan kepeduliannya terhadap ekonomi masyarakat dan lingkungan kembali menuai apresiasi The La Tofi School of CSR melalui ajang anugerah Nusantara CSR Awards 2021.

Di malam penghargaan yang digelar secara hybrid (live zoom dan offline) dari Ramayana Terrace Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Rabu (15/9), PDSI berhasil meraih tiga penghargaan sekaligus, yakni kategori Peningkatan Mutu Pendidikan dalam program Sekolah E-Learning Dan Pelatihan Kompetensi Guru di Era Pembelajaran Jarak Jauh Sebagai Teknik Dasar Pembelajaran Digital Yang Fundamental Di Tengah Pandemi.

Kategori Pemberdayaan Penyandang Disabilitas dalam program Kreasi Batik Betawi Penyandang Disabilitas Cetusan Pertamina Rauf Rejeki Baru di Tengah Pandemi, serta kategori Bantuan Kesehatan dan Ekonomi (charity) untuk Penanganan Darurat COVID-19 dalam program Berbagi Sebagai Motivasi Untuk Terus Berjaya Di Tengah Pandemi.

CSR Assistant PDSI Indah Septiani mengatakan, pencapaian ini merupakan bagian dari upaya PDSI mengukur dan menilai sejauh mana program-program CSR-nya dapat diterima masyarakat dan sejauh mana keberhasilan program tersebut dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

“Tentunya kami sangat senang dan bangga atas penghargaan ini, meski begitu kami juga tetap akan terus melakukan improvement dalam menjalankan berbagai program CSR PDSI. Dan harapannya akan lebih inovatif dan beragam sehingga dapat menjangkau masyarakat lebih luas dan terbukti meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Indah.

Chairman The La Tofi School of CSR sekaligus Ketua Tim Penilai merangkap Anggota Tim Penilai dalam sambutannya mengatakan, dari 41 perusahaan dan 150 lebih program yang masuk masing-masing memberikan dampak dan ada cerita

perubahan yang terjadi. Hal ini menjadi bukti bahwa apa yang sudah dilakukan oleh perusahaan di Indonesia sangat luar biasa.

Kriteria penilaian Nusantara CSR Award 2021 ini didasarkan pada program- program yang berdampak positif yang mengacu pada kesuksesan program dalam membantu mengatasi masalah sesuai dengan kebutuhan sosial, inovasi, dan mudah untuk diterapkan bagi masyarakat.

Adapun tim penilai dalam event ini dilakukan La Tofi, Chairman The School of CSR, Prof. Ibnu Hamad, Guru Besar Komunikasi Universitas Indonesia, Jo Kumala Dewi, Direktur Kemitraan Lingkungan Kementerian KLHK, Sarman Simanjorang, Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Otonomi Daerah KADIN, dan Agus Suharyono, Asdep Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Kementerian BUMN.

(12)

INOVASI | H S S E C O R N E R

12

Vaksinasi massal yang masuk ke dalam Program Vaksinasi Gotong Royong (VGR) ini menjadi upaya PDSI-PHSS melindungi pekerja dan mitra kerja di lingkungannya dari kemungkinan terpapar COVID-19.

Program Vaksinasi COVID-19 PDSI

DIBERIKAN

BAGI RATUSAN PEKERJA DAN MITRA KERJA DI PHSS

PDSI menyelenggarakan program vaksinasi bagi pekerja dan mitra kerja di Base Camp Rig PDSI #28.2/D1000-E yang sedang beroperasi di Project Pertamina Hulu Sanga- Sanga (PHSS), Field Mutiara, Kalimantan Timur, pada Kamis (16/9).

Dari total 104 personel yang memperoleh vaksinasi kebanyakan pekerja PDSI di rig #28.2/D1000-E dan

#30.2/D1000-E baik yang bertugas di bagian pengeboran, heavy equipment, maupun katering. Ditambah belasan pekerja dari services company lain yang turut beroperasi di lapangan tersebut.

Penyelenggaraan vaksinasi ini, menurut Project Manager Middle East PDSI Slamet Nurhadi, diinisiasi PDSI Project Middle East dan PHSS selaku pemilik wilayah kerja. Selain itu, program vaksinasi juga melibatkan Pertamedika.

“Kegiatan vaksinasi menjadi upaya PDSI-PHSS, yang merupakan bagian Subholding Upstream (SHU)

Pertamina, dalam mendukung program vaksinasi nasional pemerintah. Ini juga bentuk tanggung jawab perusahaan kepada semua pekerja dan mitra kerja di lingkungan PDSI agar terlindungi dari paparan COVID-19,” jelas Slamet.

Vaksinasi massal yang masuk ke dalam Program Vaksinasi Gotong Royong (VGR) ini menggunakan vaksin Sinopharm. “Ini baru vaksinasi pertama. Vaksin kedua nanti juga direncanakan tetap di base camp yang sama,”

imbuh Slamet.

Terkait lokasi vaksinasi, Slamet menjelaskan, “Ini langkah proaktif PDSI-PHSS untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan.”

Dengan mengambil lokasi terdekat dari pekerja, pelaksanaan vaksinasi menjadi lebih cepat, efisien, juga lebih terkoodinasi dengan baik. Karena dilakukan di lingkungan sendiri, harapannya juga jadi lebih terjaga dan aman bagi pekerja.

Pesan Slamet, meskipun dengan vaksinasi diyakini pekerja akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap serangan virus corona, tetapi pekerja harus terus menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah dan perusahaan.

(13)

H S S E C O R N E R | INOVASI

13

YANG WAJIB

DIWASPADAI SAAT BERDEKATAN

DENGAN TRUK

Minimnya pengetahuan pengendara pada area titik buta truk kerap menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan di jalan raya.

Blind Spot Truk

Area titik buta atau yang disebut no zone merupakan titik paling lemah dalam berkendara. Kondisi ini wajib diwaspadai oleh para pengendara untuk meminimalkan terjadinya risiko kecelakaan di jalan raya.

Setiap kendaraan memiliki titik buta yang berbeda-beda, semakin besar dimensi kendaraan maka area titik buta pun semakin luas. Misal truk, kendaraan ini memiliki visibilitas yang sangat terbatas karena ukurannya yang cukup besar dan lebar. Belum lagi jika ditambah dengan adanya muatan yang besar, sehingga pada sudut-sudut tertentu tidak bisa terlihat oleh pengemudi truk, baik itu dari kaca spion maupun melihat secara langsung. Berikut ini adalah empat titik buta pada truk yang wajib diwaspadai oleh para pengendara.

BAGIAN BELAKANG TRUK

Bagian belakang truk merupakan zona paling berbahaya di antara sisi truk lainnya. Pasalnya bagian belakang truk memiliki titik buta yang hampir sepenuhnya tidak bisa terlihat oleh pengemudi truk. Jadi pergerakan truk akan ditentukan oleh kendaraan di depannya.

Apabila sedang berada di area tersebut, harap selalu waspada dan sebaiknya tetap jaga jarak minimal 10-15 meter dari belakang truk. Hal ini untuk mengantisipasi tabrak belakang jika truk mengurangi kecepatan secara tiba-tiba. Biasanya kasus ini sering terjadi di jalan bebas hambatan.

BAGIAN DEPAN TRUK

Hampir sebagian truk memiliki dimensi yang cukup tinggi, sehingga fokus dari pandangan pengemudi akan cenderung mengarah lurus jauh ke depan.

Dengan begitu, objek yang persis berada di depannya menjadi tidak terlihat. Untuk menjaga jarak aman, minimal berada sekitar 4-5 meter dari sisi depan truk.

SISI KANAN DEPAN

Titik buta truk salah satunya berada di sisi kanan depan atau persis berada di samping pengemudi truk. Pasalnya, di area ini tidak terlihat pada spion kanan truk. Jarak paling aman apabila sedang berada di area samping kanan truk adalah bagian sisi tengah sampai belakang. Karena di posisi tersebut kendaraan lain justru lebih terlihat di spion truk.

SISI KIRI DEPAN

Seperti pada sisi kanan truk, bagian sisi kiri dari truk juga memiliki potensi titik buta yang sama, yakni berada persis di sebelah kiri depan. Bagian area ini tidak tertangkap pantulan spion kiri. Pada area titik buta ini sebaiknya dihindari, karena selain dilarang untuk mendahului dari sebelah kiri, pengemudi truk juga cukup jarang melihat spion bagian sisi kiri.

EMPAT TITIK BUTA pada truk yang wajib diwaspadai

oleh para

pengendara.

(14)

INOVASI | F O K U S

14

Blok Rokan Pasca-Alih Kelola

Tanggal 9 Agustus 2021 jadi era baru pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Rokan. Setelah 97 tahun dikelola PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), Blok Rokan kini dalam genggaman langsung bangsa sendiri lewat tangan Pertamina.

Sedikit tentang sejarah Blok Rokan, Chevron, sebelumnya bernama Standard Oil Company of California (Socal), melacak jejak emas hitam di wilayah Sumatera dan Kalimantan sejak Maret 1924. Dari pencarian tersebut, di periode 1940-an, dua lapangan minyak ditemukan di Sumatera, yaitu Lapangan Duri (1941) dan Minas (1944). Berselang 11 tahun sejak ditemukan, minyak dari Lapangan Duri berhasil diproduksi. Lapangan Minas menyusul berproduksi pada Februari 1954.

Kedua lapangan minyak di Blok Rokan ini menjadi andalan Chevron di wilayah kerja tersebut. Capaian tertingginya bisa dirasakan pada tahun 1973, saat produksi minyak Blok Rokan berhasil menembus 1 juta barel per hari (bph). Adapun dari hampir satu abad berada di Blok Rokan, Chevron secara total telah memproduksi sebanyak 11,69 miliar barel minyak atau setara dengan 46 persen produksi nasional.

PENANTIAN PANJANG BANGSA

DI PUNDAK PERTAMINA

Setelah dipegang Pertamina lewat Pertamina Hulu Rokan, kinerja operasi dan produksi dari Blok Rokan dinanti berbagai pihak. Diharapkan, ladang hidrokarbon di Bumi Lancang Kuning ini tetap terjaga produksinya.

Dok: SKK Migas

(15)

F O K U S | INOVASI

15

Pertamina sendiri ditetapkan sebagai pengelola WK Rokan berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 1923 K/10/

MEM/2018 Tanggal 6 Agustus 2018. Lewat Kepmen tersebut, setelah 8 Agustus 2021 hingga 20 tahun berikutnya Pertamina akan menjadi pengelola WK Rokan dengan Participating Interest (PI) sebesar 100 persen, termasuk PI 10 persen yang akan ditawarkan kepada BUMD.

Pertamina terpilih menjadi operator di Blok Rokan karena proposal yang diajukannya kepada pemerintah lebih baik dibandingkan yang disodorkan CPI.

Kondisi di Awal September

Proses transisi alih kelola WK Rokan dari CPI kepada Pertamina lewat Pertamina Hulu Rokan (PHR) sendiri dilihat banyak pihak berjalan cukup baik. Menurut Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro, ini karena sejak awal masa transisi, antara CPI, Pertamina, dan SKK Migas sudah satu pemahaman sehingga proses transfer berbagai hal yang diperlukan berlangsung lancar tanpa riak berarti. “Misalkan, mirroring contract vendor sesuai dengan target, alih SDM juga sebagian besar SDM CPI terbawa ke PHR,” urainya.

Pendapat senada dilontarkan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno yang menilai proses transisi sudah dipersiapkan secara matang dengan waktu yang cukup panjang sebelum alih kelola.

“Alhamdulillah semua berjalan mulus karena memang berbagai persiapan sudah mencapai finalisasinya sebelum tanggal serah terima terlaksana,” jelas Eddy.

Selain SDM, beberapa poin krusial yang dinilai Eddy cukup baik proses transisinya yakni alih data dan sistem informasi.

Perkembangannya, setelah sebulan dikelola PHR, berdasarkan data SKK Migas pada Kamis, 9 September, produksi minyak WK Rokan mulai merangkak naik jadi 158 ribu bph. Sebelumnya pada 8 Agustus, hari terakhir CPI jadi operator, produksinya tinggal 150 ribu bph. Sebelumnya lagi, rata-rata produksi minyak sepanjang Juli

Alhamdulillah semua berjalan mulus karena memang berbagai persiapan

sudah mencapai finalisasinya sebelum tanggal serah terima terlaksana.

2021 di kisaran 160,5 ribu bph atau sekitar 24 persen dari produksi minyak nasional.

Produksi WK Rokan sendiri diharapkan dapat mencapai 165 ribu bph pada akhir tahun 2021, sesuai dengan target pada APBN 2021. Sekretaris SKK Migas Taslim Z.

Yunus mengharapkan target tersebut dapat dicapai pada akhir tahun nanti. “Sekarang sudah masuk bulan September, maka harus ditingkatkan lebih tinggi. Tergantung usaha keras Pertamina, yang harus dipercepat adalah pengeboran, workover, well services, karena hasilnya belum maksimal,” kata Taslim.

Genjot Pengeboran

Dalam keterangan resmi Pertamina (8/8/2021) disebutkan komitmen Pertamina mempertahankan produksi di Blok Rokan dengan melakukan banyak pengeboran.

Dalam kurun waktu Agustus hingga Desember 2021 akan ada sebanyak 161 sumur yang dibor, terdiri dari 84 sumur baru dan 77 sumur eks Chevron. Selanjutnya pada tahun 2022 direncanakan akan ada tambahan pengeboran sekitar 500 sumur.

Selain itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widayawati menyebutkan bahwa Pertamina sudah menyiapkan dana lebih dari US$2 miliar untuk investasi di Blok Rokan.

Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Mukhtasor menilai upaya Pertamina tersebut sudah baik, sebab untuk tahap awal memang prosesnya masih bertahap. Mulai dari kemampuan mengelola lokasi baru, pengenalan lingkungan sosial dan alam yang khas, juga warisan persoalan yang ditinggalkan operator lama.

“Jadi memang sebaiknya strateginya siap untuk maraton, bukan lari sprint. Apalagi kalau lari sprint yang menyebabkan kehabisan nafas, berhenti, lalu disalip pesaing dan hadiahnya diambil pihak lain,”

papar Anggota Dewan Energi Nasional periode 2009-2014 ini.

Adapun bagi Komaidi banyaknya kegiatan pengeboran yang dilakukan Pertamina adalah hal wajar dan harus dilakukan.

Eddy Soeparno

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI

(16)

INOVASI | F O K U S

16

Tindakan tersebut sebelumnya juga dilakukan CPI. Dan upaya tersebut pun tidak serta-merta langsung bisa dipanen di depan mata. Menurutnya, membutuhkan proses, melalui tahapan yang cukup panjang dan tentu juga melalui pengorbanan, termasuk biaya investasi untuk melakukan pengeboran.

“Bagi sebuah perusahaan (US$

2 miliar) itu sangat besar. Jadi memang (Blok Rokan) ini (harus) luar biasa effort-nya. Tidak hanya kerja kerasnya, tetapi daya dukung uangnya juga perlu besaran yang sangat luar biasa,” imbuh Komaidi.

Implementasikan EOR Dari komitmen yang telah disampaikan Pertamina, Taslim memberi catatan, kegiatan pengeboran sebaiknya dilakukan di lapisan-lapisan yang belum dikuras minyaknya oleh Chevron. Lalu jika ingin lebih cepat menghasilkan produksi dapat dilakukan dengan menggiatkan upaya workover dan well services. “Kepastian workover dan well services lebih menjamin dibandingkan pengeboran yang masih harus mencari lapisan- lapisan yang minyaknya belum diproduksikan keluar,” terangnya.

Langkah yang juga bisa dilakukan adalah menguras dead stock di tangki-tangki penyimpanan minyak di Blok Rokan. Jumlahnya lumayan, sekitar 900 ribu sampai 1 juta barel minyak dari tangki-tangki

Paling utama yang memengaruhi kinerja perusahaan adalah SDM dan tata organisasinya.

Taslim Z. Yunus

Sekretaris SKK Migas yang ada di Dumai. Detailnya, “Itu

dicairkan dulu pakai chemical kemudian keluar dipisahkan, baru minyaknya bisa diambil. Biasanya itu bisa di-recover 80 persennya, karena ada pasir dan lumpur juga di dalamnya. 80 persennya minyak itu sudah lumayan banyak.”

Taslim juga menyoroti pengamanan jalur-jalur pipa di wilayah Rokan. Sebab terindikasi mulai ada lagi kegiatan illegal tapping pipa di tengah jalan.

Isu ini bagi SKK Migas cukup penting untuk dibenahi Pertamina karena bisa memengaruhi produksi minyak dari Blok Rokan serta terkait juga dengan aspek safety dan lingkungan.

Tak hanya pengeboran, Komaidi menambahkan, Pertamina juga penting mengimplementasikan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) sampai pengembangan migas non konvensional yang belum terjamah di Rokan. Untuk itu, Komaidi menyarankan, Pertamina perlu membangun pusat penelitian sendiri untuk pengembangan EOR. Apalagi potensi dari Blok Rokan masih cukup besar, termasuk untuk sumber daya migas non konvensional. “Untuk shale oil dan shale gas diinformasikan di sana masih belum tergarap sama sekali oleh Chevron, sehingga potensi itu saya kira bisa dimanfaatkan Pertamina,”

jelasnya.

Sependapat dengan Komaidi, Mukhtasor menjabarkan, dengan prospek cadangan Blok Rokan yang masih baik ditambah adanya trust dari masyarakat, maka manajemen

(17)

F O K U S | INOVASI

17

Pertamina/PHR harus pandai memanfaatkannya. “Manajemen PHR yang punya jiwa enterpreneurship harus bisa menggunakan modal ini untuk mendapatkan dukungan pendanaan bagi PHR,” lanjut Mukhtasor.

Pilih Prioritas Investasi

Lebih jauh tentang investasi, Eddy Soeparno mengingatkan, Blok Rokan merupakan blok minyak yang sudah tua dan produksinya sudah mulai menurun. Karena itu, prioritas investasi di sana perlu dijalankan secara cermat. “Jadi kita harus menghitung keekonomian dari blok itu sendiri, jangan sampai investasinya terlalu banyak ditanamkan untuk kegiatan eksplorasi tetapi hasilnya tidak memadai,” beber Eddy.

Selain faktor finansial, menurut Eddy, ada dua hal penting lain yang harus diperhatikan Pertamina, yaitu kapasitas teknis dan proses pengambilan keputusan dari manajemen. Untuk aspek teknis, SDM Pertamina sudah mampu bersaing dan mendapat pengakuan di kancah internasional. Apalagi SDM yang ada saat ini relatif sama karena notabene hanya berganti baju dari seragam CPI ke PHR.

“Kalau kita bicara pengembangan teknologi ke depan, saya kira negara- negara lain lebih maju. Tetapi untuk mengejar, memahami, mendalami untuk menguasai, saya kira putra-putri Indonesia tidak akan kalah,” ujarnya.

Hanya memang untuk proses pengambilan keputusan di

Pertamina yang acap kali terkendala karena membutuhkan waktu lama, Eddy menyarankan, perlu adanya proses yang cepat untuk kondisi-kondisi tertentu.

Pendapat sama disampaikan SKK Migas.

Taslim Z. Yunus mengungkapkan, di Pertamina masih ada jalur birokrasi yang memakan waktu dalam pengambilan keputusan. Untuk itu, menurutnya, PHR harus diberikan kewenangan yang lebih luas sehingga segala proses bisnis di perusahaan dapat dilakukan secara lebih cepat. “Paling utama yang mempengaruhi kinerja perusahaan adalah SDM dan tata organisasinya,” ingatnya.

Perlukah Insentif?

Dengan peluang dan juga tantangan yang ada di depan mata, Pertamina tentunya harus siap menghadapinya. Bagaimana dengan dukungan pemerintah?

Komaidi memberikan gambaran bahwa saat ini lapangan-lapangan yang dikelola Pertamina rata-rata sudah tua dan keekonomiannya mulai turun. “Rokan juga seperti itu. Ketika produksinya turun, biayanya akan semakin mahal. Nah kalau semakin mahal, keekonomian proyeknya ini membutuhkan dukungan insentif supaya menjadi wajar. Misalnya, bagi hasilnya harus disesuaikan, perpajakannya diberikan perlakuan khusus,” papar Komaidi.

Bagi sebuah perusahaan (US$

2 miliar) itu sangat besar. Jadi memang (Blok Rokan) ini (harus) luar biasa effort-nya. Tidak hanya kerja kerasnya, tetapi daya dukung uangnya juga perlu besaran yang sangat luar biasa.

Komaidi Notonegoro

Direktur Eksekutif Reforminer Institute

Dari pihak SKK Migas, Taslim lebih mengingatkan soal proposal yang telah diajukan Pertamina sehingga bisa terpilih jadi pengelola WK Rokan. Menurutnya, isi dari proposal tersebut seharusnya sudah terukur dan bisa dijalankan Pertamina.

“Dari proposal yang diajukan itu dilakukan (saja) dahulu,” ucapnya santai.

Sementara menurut Mukhtasor, yang dibutuhkan Pertamina sejatinya hanya satu, yakni pemerintah, khususnya Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM jangan sampai intervensi dalam keputusan bisnis. Dengan pemerintah memberikan keleluasaan, maka Pertamina bisa fokus pada usaha menjaring kepercayaan publik dan dunia usaha. “Kalau itu bisa dilakukan, itu dukungan yang luar biasa,” jelas Mukhtasor.

Terlepas dari itu, kembali Eddy menegaskan, masuknya Blok Rokan membuat Pertamina menguasai 60 persen pengelolaan lapangan migas di dalam negeri. Pertamina punya tanggung jawab yang besar di pundaknya untuk meningkatkan produksi, apalagi target Indonesia tahun 2030 itu 1 juta barel (per hari) dari minyak. Kesimpulannya, upaya dan performa Pertamina di Blok Rokan tidak hanya menjadi perhatian tetapi juga penantian bangsa.

(18)

INOVASI | F O K U S

18

Ada tiga modal utama dalam upaya eksploitasi sumber daya minyak dan gas bumi (migas), yaitu dana, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM).

Di antara ketiganya, bagi Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Mukhtasor, SDM adalah yang paling utama. “Dalam bisnis itu yang utama bukan modal uang, tapi trust, lalu GRC atau Governance, Risk and Compliance. Itu semua dipengaruhi budaya perusahaan dan dibangun oleh manusia-manusia yang ada di perusahaan, SDM-nya,” tegas Mukhtasor.

Sependapat dengan Mukhtasor, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro

menambahkan, faktor SDM menjadi kunci kesuksesan dari perusahaan migas. Disebutkannya, faktor SDM berpengaruh sampai 80 persen dari kunci kesuksesan perusahaan migas. Sisanya faktor teknologi dan faktor- faktor lainnya. “Kalau pun punya teknologi, tetapi SDM- nya tidak bisa menjalankan kan tidak bisa apa-apa.

Tetapi kalau SDM-nya canggih, tidak punya teknologi, masih bisa beli,” lanjutnya.

Komaidi mengibaratkannya dengan balap mobil, walaupun dengan mesin kendaraan yang sama namun jika pembalap di balik kemudinya punya skill yang jauh berbeda tentu adu balap mobil tersebut menjadi tidak kompetitif dan sudah bisa ditebak siapa pemenangnya.

“Bukan mobilnya, yang jauh lebih penting itu adalah siapa yang menjadi driver-nya,” kiasnya.

Transisi SDM Lancar

Kecenderungan itulah yang membuat banyak pihak meyakini keberhasilan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) menggenjot produksi Wilayah Kerja (WK) Rokan tidak lepas dari faktor kesuksesannya mengelola SDM. Tidak mengherankan pula jika eksodus pekerja CPI menjadi perwira PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) selama masa transisi alih kelola Blok Rokan patut diapresiasi secara positif.

Pertamina tercatat menerima hampir seluruh pekerja eks CPI untuk bergabung di PHR, yaitu sebanyak 2.689 orang atau sekitar 98 persen dari total pekerja CPI di Blok Rokan. Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mengungkapkan, hanya sedikit pekerja eks CPI yang tidak melanjutkan kariernya di Blok Rokan bersama PHR.

Mereka rata-rata sudah bekerja bersama CPI cukup lama dan menjelang masa pensiun. “Saya kira prosesnya berjalan dengan baik. Buktinya sampai hari

BAJUNYA SAJA YANG DIGANTI,

JANGAN ETOS DAN BUDAYA KERJANYA

Transisi SDM di Blok Rokan cenderung berjalan mulus. Modal ini harus dapat dipertahankan dalam kegiatan operasional PHR ke depannya.

SDM Blok Rokan

(19)

F O K U S | INOVASI

19

ini kita tidak mendengar atau membaca adanya keluhan atau hambatan. Jadi hanya sekadar ganti baju saja, tadinya bajunya Chevron, sekarang bajunya Pertamina,”

papar Eddy.

Mukhtasor memberi penilaian sama. “Saya mengapresiasi keberhasilan merangkul dan meredam kekhawatiran karyawan sebagai dampak perubahan manajemen. Ribuan karyawan dapat dipertahankan bekerja di Blok Rokan, itu bagus,” pujinya.

Dalam pandangannya, pilihan sebagian besar karyawan yang tetap bekerja di WK Rokan tersebut memiliki nilai positif terutama yang terkait kinerja operasi perusahaan.

“Ada peluang budaya produktivitas semasa dioperasikan CPI dapat dipertahankan,”

ujarnya.

Pertahankan Budaya Positif

Meskipun begitu tidak berarti eksodus SDM itu jadi jaminan produktivitas ke depan, sebab budaya kerja bisa saja berubah di tengah jalan dengan adanya kultur baru yang masuk. “Pengalaman sulitnya mempertahankan budaya produktif ini bisa dilihat di kasus Blok Mahakam. Jangan sampai terulang di Blok Rokan,” pesan Mukhtasor.

Tidak menutup mata terhadap kemungkinan yang disampaikan Mukhtasor, isu ini juga menjadi catatan pihak SKK Migas. Sekretaris

SKK Migas Taslim Z. Yunus mengingatkan agar orang-orang Pertamina yang dibawa bergabung ke Blok Rokan dapat langsung bersinergi secara baik dengan karyawan eks CPI di sana. “Jangan ini jadi masalah buat perusahaan,” ucap Taslim.

Taslim menegaskan pentingnya budaya positif dari organisasi lama tetap dipertahankan. Dia menceritakan pengalamannya saat bekerja di Chevron dahulu.

Dirinya yang tinggal di kompleks

perumahan karyawan dekat dengan kantor merasa risih jika pada akhir pekan hanya bersantai-santai dan tidak masuk kantor yang jaraknya sangat dekat. “Kita tinggal di perumahan dekat kantor, malu rasanya kalau Sabtu dan Minggu tidak ke kantor,”

tuturnya seraya menyarankan agar budaya positif semacam itu dapat diserap dan dipertahankan oleh para Perwira Pertamina di Rokan.

Namun, Komaidi mengakui betapa sulitnya proses integrasi antara dua budaya organisasi yang bergabung menjadi satu.

Diceritakannya, dirinya pernah bekerja di masa penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). “Itu prosesnya cukup lama, kalau tidak salah sekitar lima tahun untuk pendahuluannya, adjustment-nya,

dan akulturasi kebiasaan yang beda-beda,”

kisahnya.

Dalam konteks Rokan, lanjut Komaidi, seharusnya lebih mudah untuk beradaptasi sebab sebagian besar karyawan yang ada di PHR saat ini adalah orang-orang yang sama dengan dahulu saat masih berseragam Chevron. “Tidak ada suatu kegiatan yang memerlukan adaptasi antara SDM yang satu dengan yang lain, karena dulunya juga teman-temannya sendiri. Kalaupun pindah bagian, diacak kembali, mereka juga sudah saling kenal, cara kerja satu sama lain sudah saling memahami,” paparnya.

Tidak Bisa Instan

Ditambahkan Mukhtasor, dalam proses penyelarasan SDM yang ada, manajemen Pertamina harus berinisiatif untuk membuka dan menyesuaikan diri. Dengan demikian Pertamina dapat memelihara produktivitas dari SDM yang dahulu telah sukses mendukung CPI berjaya di Blok Rokan dengan sumber daya minyaknya yang sangat besar.

“Jangan disamakan dengan mengelola lapangan Pertamina di tempat lain yang umumnya lebih kecil. Para karyawan eks CPI telah mengakumulasi pengetahuan dan pengalaman yang khas di Rokan. Itu harus diapresiasi, dijaga, dan dikembangkan,”

terang Mukhtasor.

Ke depannya, Pertamina dan PHR harus mampu bersabar dalam pengembangan para perwira yang bertugas di WK Rokan.

Dalam pandangan Mukhtasor, alih kelola Blok Rokan seharusnya tidak hanya ditandai dengan bertambahnya aset Pertamina, tetapi harus bisa diikuti dengan naik kelasnya Pertamina karena mendapatkan SDM dari perusahaan kelas dunia yang telah lama punya budaya kelas dunia.

“Tidak bisa instan. Pertamina saya kira lebih baik datang ke Rokan tidak dengan posisi seperti majikan yang lebih tahu. Perlu lebih rendah hati, dengan demikian Pertamina akan mengambil manfaat yang besar dari alih kelola ini,” pungkas Mukhtasor.

Jangan disamakan dengan mengelola lapangan Pertamina di tempat lain yang umumnya lebih kecil. Para karyawan eks CPI telah mengakumulasi pengetahuan dan pengalaman yang khas di Rokan.

Itu harus diapresiasi, dijaga, dan dikembangkan.

Mukhtasor

Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(20)

INOVASI | F O K U S

20

PHR OPTIMISTIS

MEMPERTAHANKAN

PRODUKSI BLOK ROKAN

Jaffee A. Suardin, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR)

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Jaffee A. Suardin percaya pada setiap tantangan pasti ada peluang. Begitu pula dengan alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PHR. Banyak yang melihatnya sebagai tantangan, tetapi baginya ini juga peluang besar untuk mencapai visi Pertamina menjadi perusahaan energi kelas dunia. Berikut lebih lanjut wawancara Energia Pertamina Drilling dengan Jaffee.

Apa arti penting alih kelola Blok Rokan dari pihak CPI kepada Pertamina, baik untuk Pertamina serta PHR, negara dan masyarakat?

Secara historis dan produksi Wilayah Kerja (WK) Rokan merupakan salah satu blok minyak tertua dan terbesar di Indonesia, yaitu sejak 1958. Pada tahun 1973, di puncak masa produksinya, WK Rokan mampu menghasilkan 1 juta barel minyak per hari.

Bahkan sampai saat ini WK Rokan menjadi salah satu tulang punggung produksi minyak nasional dengan menyumbangkan sekitar 24 persen dari total produksi minyak mentah harian, atau sekitar 162 ribu barel per hari.

Selain itu WK Rokan memberikan warna baru bagi PHR dari segi sumber daya manusia dan teknologi, hal tersebut kami harapkan bisa menjadi pendukung Pertamina untuk menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia.

Pertamina, dalam hal ini Pertamina Hulu Rokan (PHR), berkomitmen untuk menjalankan amanah yang diberikan Pemerintah kepada kami untuk mengoperasikan WK Rokan sejak 9 Agustus 2021 dengan terus bermitra dengan seluruh pemangku kepentingan terkait, baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten sampai ke desa, termasuk dengan masyarakat, universitas, lembaga adat dan organisasi lainnya.

(21)

F O K U S | INOVASI

21

Seperti diketahui di akhir Juli 2021, rata- rata produksi WK Rokan sekitar 160,5 ribu barel per hari (bph) dan ditargetkan mencapai 165 ribu bph pada akhir 2021, apakah PHR optimistis target tersebut bisa dicapai?

Kami optimis mencapai target produksi 165 ribu barel per hari di akhir tahun 2021.

Fokus kami adalah mempertahankan kinerja keselamatan, efisiensi biaya di berbagai lini, dan program pengeboran sumur baru serta perawatan rutin dan pengerjaan ulang sumur (well service/workover) yang agresif dan menyeluruh.

Selain itu, kami terus memanfaatkan fasilitas Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC) yang memantau aktivitas operasi dan fasilitas di atas permukaan (surface) yang lokasinya tersebar di seluruh WK Rokan untuk dipantau secara real time. Melalui kolaborasi dengan sejumlah tim, IODSC mampu membantu menurunkan potensi kehilangan produksi minyak (loss production opportunity/LPO) bawah permukaan (subsurface) hingga 40 persen.

IODSC memanfaatkan transformasi digitalisasi dengan menyimpan data dari berbagai bidang dan

mengimplementasikannya sebagai factory automation untuk kinerja sumur dan peralatan. Data yang terekam digunakan untuk menyusun prioritisasi pekerjaan kritikal dan perawatan sumur serta peralatan. Salah satu hasilnya adalah turunnya total siklus jadwal waktu rig perawatan rutin dan pengerjaan ulang sumur (well service/workover) hingga lebih dari 30 persen, yang berdampak pada biaya operasi yang lebih efisien.

Bagaimana dengan upaya-upaya EOR yang akan dilanjutkan Pertamina di Blok Rokan;

seperti apa perkembangannya?

Implementasi teknologi chemical enhance oil recovery (CEOR) di Lapangan Minas yang saat ini sedang kami proses. Sedangkan program lain selain pengeboran terkait upaya peningkatan produksi migas adalah

teknologi injeksi air (waterflood) dan injeksi uap (steamflood) yang sudah diaplikasikan di lapangan-lapangan WK Rokan.

Pertamina telah menetapkan anggaran investasi sampai tahun 2025 sebesar lebih dari US$2 miliar di Blok Rokan. Mungkin bisa dipaparkan untuk kegiatan apa sajakah dana investasi tersebut?

Secara ringkas, fokus program kerja PHR di WK Rokan untuk 5 tahun ke depan adalah tentunya peningkatan produksi melalui program pengeboran yang masif, pekerjaan workover, optimalisasi penerapan teknologi waterflood di sejumlah lapangan-lapangan baru, pengembangan formasi Telisa, optimalisasi teknologi steamflood dan pengembangan area steamflood baru di Duri Area 14 dan Lapangan Kulin, serta inisiasi program CEOR.

Apa saja peluang dan tantangan PHR, misal terkait penguasaan teknologi, kemampuan produksi, dan kemampuan ekonomis; bagaimana kiranya menyiasati tantangan tersebut?

Tantangan terbesar di WK Rokan tentunya karena usia lapangan-lapangan utama, misalnya Minas, Duri, Bangko, Bekasap, dan lain-lain, yang sudah tua. Lapangan Minas yang beroperasi sejak 1952 dan Lapangan Duri yang beroperasi sejak 1954.

WK Rokan telah berkontribusi bagi produksi minyak nasional selama kurang lebih enam dekade dan kandungan minyak di lapangan- lapangan tua WK Rokan ini masih besar.

Hal ini karena kami fokus untuk memanfaat

teknologi terkini, keahlian dan pengalaman sumber daya manusia untuk menjaga jumlah produksi.

Salah satunya dengan Teknologi enhance oil recovery steamflood yang sebelumnya telah terbukti sukses meningkatkan kinerja produksi Lapangan Duri sampai 5x lipat akan kita lanjutkan dan optimalkan. Teknologi yang sama akan kita perluas di lapangan baru. Begitu juga dengan teknologi waterflood yang diaplikasi di Lapangan Minas akan kita implementasikan di lapangan-lapangan lain yang memilki karakteristik yang sama.

Lalu rencana proyek CEOR di Lapangan Minas, kami akan terus bekerja dengan tujuan akhir implementasi injeksi kimia di lapangan yang berpredikat lapangan minyak terbesar di Asia Tenggara.

Pemanfaatan teknologi 4.0 juga terjadi di industri migas. “Big Data” terkait kinerja operasi dan bisnis, baik praktik terbaik (best practice) dan pembelajaran (lesson learned) yang dikumpulkan selama bertahun-tahun merupakan modal utama bagi fasilitas IODSC untuk dianalisa dan menemukan solusi terbaik, cepat dan tepat.

Tantangan lainnya terkait kasus pencurian aset dan pencurian minyak (illegal tapping). WK Rokan yang memiliki wilayah kerjaya yakni lebih dari 6.000 kilometer persegi dan tersebar di tujuh kabupaten dan kota di Provinsi Riau.

Sumber daya manusia merupakan aset terpenting.

Apa artinya memiliki cadangan minyak yang besar, teknologi yang canggih, sarana yang

lengkap tapi kita tidak punya manusia yang dapat memanfaatkan sarana dan teknologi yang lengkap dan canggih tadi untuk memproduksi minyak dengan selamat dan andal.

Referensi

Dokumen terkait

“Merek adalah aset yang menciptakan value bagi pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan menghargai kualitas”. Dari definisi tersebut menggambarkan peran merek tidak

Batch Programing atau yang biasa disebut Windows CMD Shell scripting adalah suatu bahasa pemrograman yang dibuat dan disusun dari kumpulan baris perintah

Penelitian ini bermaksud untuk mengevaluasi desiminasi portal GPO tahun 2011 dengan mengacu pada model diseminasi yang dikembangkan oleh Harmsworth dan dituangkan

Dengan perbedaan ini penulis ingin meneliti lebih dalam penggunaan kalimat tanya dengan objek bahasa yang berbeda, yaitu bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, dengan

11 Sarlito Wirawan Sarwono.. peran terhadap siswa. Berdasarkan data ini dapat diketahui bahwa peran guru memberikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengembangan

Pertama , meskipun keterlambatan me- ngesahkan Peraturan Desa Cilebut Timur Nomor 2 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun 2015 serta

Berdasarkan grafik pada Gambar 5.10, Gambar 5.11, dan Gambar 5.12 routing protocol AODV yang telah dimodifikasi mampu mengatasi Black Hole , dan Worm Hole

Tutkimustuloksia sisältyy jo edellä mainittuihin artikkeleihin (Nord- berg ja Sundgren 1998; Nordberg 1999). Varsinaisesti tutkimuksen anti on kuitenkin esitetty Eva Sundgrenin