• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN KUALITAS PERAIRAN PESISIR DENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENILAIAN KUALITAS PERAIRAN PESISIR DENG"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN KUALITAS PERAIRAN PESISIR DENGAN

MENGEMBANGKAN INDEKS SEBAGAI UPAYA

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN

BERKELANJUTAN

DISERTASI

Oleh :

HIDAYATI

058106013/PSL

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENILAIAN KUALITAS PERAIRAN PESISIR DENGAN

MENGEMBANGKAN INDEKS SEBAGAI UPAYA

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN

BERKELANJUTAN

DISERTASI

Untuk Memperoleh Gelar Doktor

Dalam Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh :

HIDAYATI

058106013/PSL

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PENGESAHAN

Judul Penelitian : Penilaian Kualitas Perairan Pesisir Dengan Mengembangkan Indeks Sebagai Upaya Perlindungan Dan Pengelolaan Berkelanjutan

Nama : HIDAYATI

NIM : 058106013

Program Studi : Doktor (S3) Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan

Lingkungan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 17 Maret 2010

PANITIA PENGUJI DISERTASI

Ketua : Prof.Dr.Alvi Syahrin, SH, M.S Anggota : 1. Dr. Ir. Priana Sudjono, MSc

2. Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia Tarigan, MSc 3. Prof. Dr. Ir. Zainuddin, MSc

(5)

PERNYATAAN

PENILAIAN KUALITAS PERAIRAN PESISIR DENGAN

MENGEMBANGKAN INDEKS SEBAGAI UPAYA

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN

BERKELANJUTAN

D I S E R T A S I

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam disertasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar doktor di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, April 2010

(6)

Telah diuji pada

Tanggal : 17 Maret 2010

PANITIA PENGUJI DISERTASI

Ketua : Prof.Dr.Alvi Syahrin, SH, M.S Anggota : 1. Dr. Ir. Priana Sudjono, MSc

2. Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia Tarigan, MSc 3. Prof. Dr. Ir. Zainuddin, MSc

(7)

ABSTRAK

PENILAIAN KUALITAS PERAIRAN PESISIR DENGAN

MENGEMBANGKAN INDEKS SEBAGAI UPAYA

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN

BERKELANJUTAN

Hidayati

Menurunnya kualitas air, rendahnya produksi perikanan tangkap, kemiskinan nelayan, konversi lahan mangrove, dan sedimentasi merupakan permasalahan ekologi, sosial dan ekonomi di perairan pesisir. Pemecahan masalah membutuhkan suatu nilai yang konprehensif yang dapat menggambarkan kondisi perairan yang sebenarnya. Penelitian ini bertujuan untuk pembangunan instrumen penilaian kualitas lingkungan dengan pengembangan indeks dan status perairan sehingga dapat ditetapkan kebijakan perlindungan dan pengelolaan perairan pesisir. Selanjutnya diterapkan di perairan Belawan.

Pengembangan indeks dilakukan dengan melakukan pemilihan indikator, mengkuantifikasikan indikator, pembobotan, dan melakukan perhitungan komposit indikator berdasarkan indeksnya. Status perairan pesisir ditentukan berdasarkan range nilai indeks yang dikembangkan menggunakan program visual basic 6,0, serta kebijakan ditetapkan berdasarkan nilai indeks dan status yang telah ditentukan.

Instrumen tersebut adalah Indeks Perairan pesisir (IPP) merupakan

akumulasi dari indeks kualitas air, indeks kesejahteraan nelayan dan indeks potensi sumber daya hayati pesisir. Kebijakan perlindungan dan pengelolaan perairan pesisir berdasarkan pengembangan indeks dan status perairan terdiri dari kebijakan pencegahan pencemaran dan kerusakan, kebijakan pemeliharaan dan peningkatan potensi internal, kebijakan penanggulangan pencemaran dan kerusakan, kebijakan perbaikan dan pemulihan, serta kebijakan perombakan sistem dan relokasi.

Penerapan penggunaan instrumen indeks perairan pesisir di perairan Belawan adalah sangat tepat, karena memiliki indikator yang fleksibel dan sesuai dengan kondisi perairan Belawan. Nilai indeks perairan pesisir (IPP) Belawan

adalahsebesar 30,58 saat pasang dan 29,55 saat surut yaitu dengan status “buruk”. Kebijakan yang sesuai adalah “perbaikan dan pemulihan” dalam upaya mencapai pembangunan perairan Belawan berkelanjutan dilakukan strategi berbasis kepada Pengelolaan pesisir terpadu, melakukan kajian pola hidrodinamika perairan Belawan, penguatan partisipasi masyarakat, serta penerapan aksi perlindungan dan pengelolaan perairan pesisir.

(8)

Kata kunci : Indeks, Perairan Pesisir, Kualitas Air, Nelayan, Belawan.

ABSTRACT

THE ASSESMENT OF COASTAL WATERS QUALITY BY DEVELOPING AN INDEX IN AN EFFORT OF PROTECTION

AND SUSTAINABLE MANAGEMENT

Hidayati

Declining water quality, low production of fisheries captures, poverty of fisherman, conversion of mangrove land and sedimentation is a problem of ecological, social and economic in coastal waters.

Solving these problems require a comprehensive value that can describe the actual condition of the waters. This study aims to build environmental quality assessment instrument with the development index and water status in order to set policies and manage the protection of coastal waters that furthermore applied in Belawan waters.

Development of index done by selection indicator, quantifying indicators, weighting and calculating a composite indicator based on the index. Status of coastal waters is determined based on the range of index values developed using visual basic 6.0 program and set policies based on the index value and status that have been determined.

These instruments are called coastal waters index (IPP) that is

accumulation of water quality index, the index of well-being of fisherman and potential index of coastal biological resources. Protection policies and management of coastal waters based on the index and status of development of water pollution prevention policy and damage policy, maintenance and improvement of internal potential, pollution prevention policy and the damage, repair and recovery policies, and reform policies and relocation system.

Application of index instruments in the waters of coastal waters of Belawan is very appropriate because its flexibility and the indicators is accordance with the condition of Belawan waters. The value of index of Belawan Coastal waters (IPP) is 30,58 during high tide and 29.55 during low tide. This status is

considered as “bad”. The appropriate policy is to “repair and recovery”, in an effort to achieve the development of sustainable Belawan waters, with a strategy based on the integrated coastal management, conduct a study patterns of hydrodynamics for Belawan waters, strengthening community participation, and implementation of management actions and protection of coastal water.

(9)

KATA PENGANTAR

Perairan pesisir dihadapkan kepada permasalahan yang sangat kompleks. Sumber permasalahan timbul dari pemanfaatan sumber daya hayati dan perairan oleh manusia. Oleh karena itu diperlukan perlindungan dan pengelolaan perairan pesisir. Selanjutnya perlindungan dan pengelolaan perairan pesisir membutuhkan suatu pengukuran yang dapat menjelaskan kondisi perairan pesisir secara akurat dan terpadu.

Disertasi ini berjudul “Pengukuran Kualitas Perairan Pesisir dengan Mengembangkan Indeks sebagai Upaya Perlindungan dan Pengelolaan Berkelanjutan“ menghasilkan instrumen indeks perairan pesisir, penentuan status perairan dan instrumen kebijakan sebagai solusi permasalahan disebutkan diatas.

Penulis sangat berterima kasih kepada Prof.Dr.Alvi Syahrin, SH.MS, selaku Promotor Utama yang telah membimbing penulis sehingga penulisan disertasi ini dapat diselesaikan. Bimbingan dari Prof. Dr.Alvi Syahrin SH,MS dirasakan sangat penting kepada penulis dalam memberikan tentang bidang keilmuan terkait Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. .

(10)

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia Tarigan, MSc, sebagai Co-Promotor. Penulis sangat terharu ketika beliau memberikan buku-buku yang sangat bermanfaat tentang pola hidrodinamika perairan. Beliau memberikan motivasi sehingga selesainya disertasi ini.

Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Prof. Chairudiddin P.Lubis, Rektor Universitas Sumatera Utara dan Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc., selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Beliau selalu memberikan semangat kepada penulis.

Penulis juga memgucapkan terima kasih kepada Prof.Dr.Retno Widhiastuti, MS, dan Prof.Syamsul Arifin, SH, MH, Kepala Badan Lingkungan Hidup Sumatera Utara yang telah banyak memberikan masukan dan saran serta bimbingan dalam penulisan disertasi ini. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada para dosen penguji yaitu Prof.Dr. Ir.Rahim Mantondang MSIE., Prof.Dr.Ir.Ternala Alexander Barus MSc, dan Prof. Dr. Ir. Zainuddin, MSc.

(11)

M.Eng., Dr. H. Indra Utama, MSi., Ir. Khairul Azhar MSi, .Drs. Khairuddin, MSc., Dra. Halimah MSi., Ir. Sri Maulina MSc., Ir. Sari Farah Dina, MSc., Zulkarnain, SH, MSi., yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran kepada penulis.

Setiap aktivitas tak mungkin terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan orang lain. Dalam penulisan disertasi ini, banyak pihak yang telah memberikan “sesuatu” yang tak ternilai berupa moril dan materil yang diterima penulis.

Disertasi ini dipersembahkan kepada orangtua tercinta Almarhum H.Wan Kuasairi dan Almarhum Ibunda Hj. Siti Nurbaya, suami dan anak-anak tercinta Ir.Ulam Raya Hutagalung, MSi, Ira Rumiris Hutagalung, Mitra Muhammad Arsyad Hutagalung dan Putri Nadya Hutagalung, atas cinta kasih mereka penulis memiliki semangat untuk menyelesaikan program Doktor di Universitas Sumatera Utara. Selain itu ucapan terima kasih kepada Abanganda Wan Ilham Kusairi/ Ningsihyani, Kakanda Wahyu Kusairi, SE/Ir. Masrudin Dalimunthe MSi, dan adinda Wan Taufik, SE/Susita Zahra yang telah memberikan dukungan dan kasih sayang kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ferti Saragih, SH., Siti Bayu, Sip, MSi., M.Nur Hasibuan, SP., Joys Suterca Tarigan, ST., Anna Maria Haurissa, SE, dan Maulida Hasibuan serta seluruh personil Laboratorium Badan Lingkungan Hidup Sumatera Utara yang telah bersedia memberikan bantuan baik pemikiran maupun memberikan dukungan kepada penulis.

(12)

pihak yang telah banyak membantu dan namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga ilmu yang diperoleh dapat dikembangkan dan diterapkan kepada bangsa dan negara.

Medan, 29 Maret 2010

(13)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Hidayati, lahir di Pulau Raja Kabupaten Asahan Sumatera Utara pada tanggal 6 April 1963, putri ketiga dari Almarhum H. Wan Kusairi dengan Hj. Siti Nurbaya.

Menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD No 1. Pabatu Tebing Tinggi Tahun 1975, Sekolah Menengah Pertama (SMP) YAPEKSI Pabatu Tebing Tinggi Tahun 1978, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 7 Medan Tahun 1981. Selanjutnya menyelesaikan Program Sarjana Teknik Kimia dari Universitas Sumatera Utara (S1) Tahun 1988, kemudian melanjutkan ke Sekolah Pascasarjana (S2) Jurusan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Sumatera Utara Tahun 2000-2002, mengikuti Program Doktor Sekolah Pascasarjana (S3) Jurusan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Sumatera Utara Tahun 2006-2010.

(14)

DAFTAR ISI

2.8 Indeks Kualitas Perairan Pesisir di Negara lain. ... 30

2.9 Kebijakan Perlindungan dan Pengelolaan Perairan Pesisir. ... 35

2.10 Ruang Lingkup Studi Kebijakan Publik . ... 39

III GAMBARAN KONDISI PERAIRAN BELAWAN... 41

3.1. Kondisi Kecamatan Medan Belawan. ... 41

3.2. Sumber Pencemar Potensial. ... 42

3.3. Potensi Sumber Daya Alam Perairan Belawan. ... 45

IV METODOLOGI PENELITIAN ... 49

4.1. Menyusun Lingkup Pandang terhadap Permasalahan Perairan Pesisir... 49

4.2. Pengembangan Indeks Perairan Pesisir (IPP)... 49

(15)

Pesisir ... 51

4.4. Pembuatan Instrumen Kebijakan Perlindungan dan Pengelolaan Perairan Pesisir ... 52

4.5. Pengukuran Indeks Perairan (IPP). ... 52

4.6. Menentukan Strategi Penerapan Kebijakan Perlindungan dan Pengelolaan Perairan Belawan... 52

4.7. Pemetaan Pola Hidrodinamika di perairan Belawan... 53

V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 55

5.1 Indeks Perairan Pesisir ... 55

5.1.1 Penentuan Komponen Indeks. ... 55

5.1.2. Pengembangan Indeks Perairan Pesisir. ... 56

5.1.3. Status Perairan Pesisir. ... 93

5.1.4. Model Indeks Perairan Pesisir dan status Perairan Pesisir menggunakan Visual Basic 6,0. ... 94

5.1.5. Instrumen Kebijakan Perlindungan dan Pengelolaan Perairan Belawan ... 96

5.2. Upaya Perlindungan dan Pengelolaan Perairan Belawan ... 102

5.2.1. Perlindungan dan Pengelolaan PesisirBerkelanjutan... 102

5.2.2 Perangkat Kebijakan Perlindungan dan Pengelolaan Perairan Pesisir. ... 105

5.2.3. Pengukuran Nilai Indeks dan status Perairan Pesisir Belawan dan Kebijakan Perlindungan dan Pegelolaan Perairan Belawan. ... 109

5.2.4. Strategi Perlindungan dan Pengelolaan Perairan Pesisir. 112 VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 156

6.1. Kesimpulan ... 156

6.2. Saran-Saran ... 157

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1. Indeks Kualitas Air NSF ... 14

2.2. Kategori Pencemaran Indeks Prat’s. ... 15

2.3. Persamaan Sub Indeks Dari Mc Duffi. ... 15

2.4. Variabel dan Pembobotan Indeks O’Connors... 16

2.5. Parameter Kualitas Air Laut Yang Berdasarkan Kepmen LH Nomor 51 Tahun 2004... 18

2.6. Nilai pH dan Pengaruhnya Terhadap Biota Perairan. ... 19

2.7. Kesesuaian Perairan Untuk Kepentingan Perikanan Berdasarkan Nilai Padatan Tersuspensi (T 2.8. Parameter dari Komponen Ekologi. ... 32

3.1. Kabupaten/Kotamadya Yang Berada Dalam Pengaruh DAS Sungai Belawan dan Sungai Deli. ... 43

3.2. Jumlah penduduk di Kecamatan Medan Belawan. ... 43

4.1. Rating dan Tingkat Kepentingan Indikator. ... 50

5.1. Pembobotan Indeks Kualitas Air Perairan pesisir... 57

5.2. Pembobotan Indeks Kesejahteraan Nelayan. ... 58

5.3. Pembobotan Indeks Kesehatan... 58

5.4 Pembobotan Indeks Perumahan. ... 58

5.5. Pembobotan Indeks Potensi Sumberdaya Hayati... 58

5.6. Pembobotan Indeks Perikanan Tangkap. ... 59

5.7. Pembobotan Indeks Mangrove... 59

5.8. Perhitungan Indeks Kualitas Air Perairan Pesisir =100. ... 85

5.9. Perhitungan Indeks Kualitas Air Perairan Pesisir = 72,42. ... 85

5.10. Perhitungan Indeks Kualitas Air Perairan Pesisir = 45,55. ... 86

5.11. Perhitungan Indeks Kualitas Air Perairan Pesisir = 21,69. ... 86

5.12. Perhitungan Indeks Kualitas Air Perairan Pesisir = 0. ... 87

5.13. Perhitungan Indeks Kesejateraan Nelayan Dengan Sub Indeks = 100. 87 5.14. Perhitungan Indeks Kesejateraan Nelayan = 79,93... 88

5.15. Perhitungan Indeks Kesejateraan Nelayan = 58,02... 88

5.16. Perhitungan Indeks Kesejateraan Nelayan = 40,66... 89

5.17. Perhitungan Indeks Kesejateraan Nelayan Dengan Sub Indeks = 0. 89 5.18. Perhitungan Indeks Perikanan Mangrove = 100. ... 90

5.19. Perhitungan Indeks Potensi Sumber Daya hayati = 77,89. ... 90

5.20. Perhitungan Indeks Potensi Sumber Daya hayati= 52,81. ... 90

5.21. Perhitungan Indeks Potensi sumber Daya Hayati = 27,73. ... 90

5.22. Perhitungan Indeks Mangrove, Sub Indeks = 0. ... 91

5.23. Perhitungan Indeks Perairan pesisir =100... 91

5.24. Perhitungan Indeks Perairan Pesisir = 76,51... 91

5.25. Perhitungan Indeks Perairan Pesisir = 51,86... 91

5.26. Perhitungan Indeks Perairan Pesisir = 29,87... 92

5.27. Perhitungan Indeks Perairan Pesisir = 0... 92 5.28. Evaluasi Terhadap Kriteria Implementasi Kebijakan

(17)

dan Pengelolaan Perairan Pesisir Belawan Sumatera Utara ... 97

5.29. Kebutuhan Komponen Perlindungan dan Pengelolaan Perairan Pesisir. ... 104

5.30. Perangkat Kebijakan Pesisir... 105

5.31. Perangkat Kebijakan Pesisir di Sumatera Utara... 107

5.32. Kebijakan Pengelolaan Berbasis Indeks Perairan Pesisir... 111

5.33. Zona Pengelolaan Perairan Belawan... 122

5.34. Hubungan Kondisi Pola Hidrodinamika Perairan Belawan terhadap Indeks Kualitas Air Perairan Belawan. ... 141

5.35. Matrik Fungsi dan Wewenang dari masing-masing ... Lembaga Yang Terkait dalam Pengelolaan Sumberdaya Pesisir perairan Belawan ... 147

(18)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1. Tahapan Proses Penentuan Indeks Kualitas Lingkungan... .

13

2.2. Beberapa fungsi ekosistem mangrove yang memiliki hubungan

dengan sumberdaya perikanan. ... 26

2.3. Kategori Air Permukaan di Uni Eropa. ... 31

2.4. Bagan Sistem Pembagian Status Perairan Permukaan. ... 33

3.1. Pengaruh kegiatan pelabuhan terhadap kualitas air perairan pesisir 44 3.2. Peta Kegiatan-Kegiatan di Sekitar Perairan Belawan ... 46

3.3. Peta Aliran Sungai Deli ... 47

3.4. Peta Aliran Sungai Belawan ... 48

4.1. Tahapan proses komposit komponen Indeks Perairan Pesisir. ... 51

4.2. Titik Sampling Pengukuran Pola Hidrodinamika di Perairan Belawan ... 54

5.1. Komponen Lingkungan Wilayah Pesisir... 56

5.2. Garfik Indikator pH. ... 60

5.3. Grafik Indikator Suhu... 61

5.4. Grafik Indikator Dissolve Oksigen (DO). ... 61

5.5. Grafik Indikator Kekeruhan. ... 62

5.6. Grafik Indikator TotalSuspended Solid (TSS). ... 63

5.7. Grafik Indikator Amoniak. ... 63

5.8. Grafik Indikator Nitrat. ... 64

5.9. Grafik Indikator Tembaga. ... 65

5.10. Grafik Indikator Merkuri... 65

5.11. Grafik Indikator Cadmium. ... 66

5.12. Grafik Indikator Konsumsi Makanan dan Minuman. ... 68

5.13. Grafik Indikator Non Makanan dan Minuman... 69

5.14. Grafik Indikator Pendidikan... 70

5.15. Grafik Sub Indikator Umur Harapan Hidup... 71

5.16. Grafik Sub Indikator Angka Kematian Bayi... 71

5.17. Grafik Sub Indikator Ratio Jumlah Penduduk Dengan Tenaga Medis... 72

5.18. Grafik Sub Indikator Jumlah Pelayanan Kesehatan. ... 73

5.19. Grafik Sub Indikator Luas Lantai Rumah Nelayan... 74

5.20. Grafik Sub Indikator Kepemilikan Rumah. ... 74

5.21. Grafik Sub Indikator Ketersediaan Air Minum... 75

5.22. Grafik Indikator Pakaian. ... 76

5.23. Grafik Indikator Rekreasi. ... 77

5.24. Grafik Indikator Keamanan Dan Ketertiban. ... 78

5.25. Grafik Indikator Kepedulian Lingkungan Hidup. ... 78

5.26. Grafik Sub Indikator Laju Pertumbuhan Ikan... 80

5.27. Grafik Sub Indikator Mortalitas. ... 81

(19)

5.29. Grafik Sub Indikator Hasil Tangkapan... 82

5.30. Grafik Sub Indikator Keragaman Mangrove... 83

5.31. Grafik Sub Indikator Tutupan Lahan Mangrove... 83

5.32. Grafik Sub Indikator Kerapatan Mangrove... 84

5.33. Bagan Status Perairan Pesisir. ... 93

5.34. Form : Analisa Indeks Perairan Pesisir (IPP)”. ... 94

5.35. Form Detail Indeks Kesejahteraan Nelayan (IKN). ... 95

5.36. Form : Detail Indeks Potensi Sumber Daya Hayati (IPSH) ... 95

5.37. Grafik Hubungan Indeks Perairan Pesisir, Status Perairan dan Kebijakan Perlindungan dan Pengelolaan Pesisir Berkelanjutan... 101

5.38. Perlindungan dan Pengelolaan Perairan Pesisir Berkelanjutan... 103

5.39. Hubungan Kualitas Air terhadap Kondisi Perairan Belawan... 110

5.40. Pengaruh Kualitas Air Terhadap Komponen Lain ... 112

5.41. Bagan Kelembagaan Pengelola Perairan Belawan... 116

5.42. Skema Strategi Penerapan Kebijakan Perlindungan dan Pengelolaan Perairan Belawan. ... 118

5.43 Profil Kedalaman Perairan Belawan. ... 121

5.44. Lokasi Pengukuran Parameter Hidrodinamika Perairan Belawan . 123 5.45. Bentuk Pola Arus di Perairan Belawan pada Kondisi Debit Maksimum di Sungai Belawan dan Sungai Deli... 124

5.46. Bentuk Pola Arus yang Digambarkan Dalam Bentuk Tracer. ... 125

5.47. Bentuk Pola Arus di Muara Sungai Belawan dan Sungai Deli ... 126

5.48. Bentuk Pola Penyebaran Sedimen di Perairan Belawan. ... 127

5.49. Bentuk Kedalaman pada Zona 7, Zona 6, dan Zona 8 Ditinjau dari Potongan Melintang. ... 128

5.50. Bentuk Kedalaman Pada Zona 12, Zona 9, Zona 10 dan Zona 11 Ditinjau Dari Potongan Melintang. ... 129

5.51. Bentuk Kedalaman Pada Zona 1, Zona 2, Zona 3, Zona 4 dan Zona 5 Ditinjau Dari Potongan Melintang ... 130

5.52. Bentuk Kedalaman Pada Zona 13, Zona 14 dan Zona 15 Ditinjau Dari Potongan Melintang. ... 130

5.53. Bentuk Pola Arus yang Digambarkan dalam Bentuk Vektor ... 132

5.54. Profil Arus di Perairan Belawan... 133

5.55. Bentuk Pola Penyebaran Sedimen di Perairan Belawan. ... 134

5.56. Bentuk Kedalaman Pada Zona 7, Zona 6, Dan Zona 8 Ditinjau Dari Potongan Melintang ... 134

5.57. Bentuk Kedalaman Pada Zona 12, Zona 9, Zona 10 Dan Zona 11 Ditinjau Dari Potongan Melintang. ... 135

5.58. Bentuk Kedalaman Pada Zona 1, Zona 2, Zona 3, Zona 4 dan Zona 5 Ditinjau Dari Potongan Melintang. ... 135

5.59. Bentuk Kedalaman Pada Zona 13, Zona 14 Dan Zona 15 Ditinjau Dari Potongan Melintang ... 136

(20)

5.61. Perubahan Kedalaman Saat Debit Maksimum Dan Debit

Minimum Pada Zona 12, Zona 9, Zona 10 Dan Zona 11... 138 5.62. Perubahan Kedalaman Saat Debit Maksimum Dan Debit

Minimum Pada Zona 12, Zona 9, Zona 10 Dan Zona 11... 139 5.63. Grafik Indeks Perairan Pesisir IPP tiap zona dan Hubungan antara

Indek Perairan Pesisir IPP dengan Indeks Kualitas Air Pesisir IKAP 140

5.64. Interaksi Kegiatan Manusia dan Dampaknya Terhadap Kualitas

(21)

DAFTAR SINGKATAN

ADPEL : Administrator Pelabuhan

APEC : Asia Pacific Economic Cooperation

BAPPEDASU : Badan Perencanaan Daerah Sumatera Utara

BED : Bycatch Excluder Device

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

BKPM : Badan Koordinasi Penanaman Modal

BLHSU : Badan Lingkungan Hidup Sumatera Utara

BMG : Badan Meteorologi dan Geofisika

CERC : Coastal Engineering Research Center

CPO : Cruite Palm Oil

EPI : Environtmental Performance Index

EQS : Ecological Quality Status

ER : Ecosystem Richness

(22)

GNP : Gross Domestic Product

IPM : Indeks Pengembangan Manusia

IPP : Indeks Perairan Pesisir

IPSH : Indeks Potensi Sumber Daya Hayati

ISO : International Standard Organization

IUU : Illegal, Unregulated and Unreported

KMB : Konsorsium Mitra Bahari

Lantamal : Pangkalan Utama Angkatan Laut

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

LU : Lintang Utara

MSY : Maximum Sustainable Yield

NCVI : National Coastal Vulneability Index

NOOA : National Oceanic and Atmospheric Administration

NO2 : Nitrogen dioksida

NO3 : Nitrogen trioksida

NSF : National Sanitation Foundation

NTU : Nephelometric Turbidity Unit

PA : Protected Area Coverage

PAM : Perusahaan Air Minum

PKSPL : Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan

PLTU : Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Ppb : Pengelolan Perairan Pesisir Berkelanjutan

(23)

PPS : Pelabuhan Perikanan Samudra

PPT : Pengelolaan Pesisir Terpadu

PT : Perseroan Terbatas

PU : Pekerjaan Umum

RI : Republik Indonesia

RMA : Resources Management Associates

Satpol Airud : Satuan Polisi Air dan Udara

SDA : Sumber Daya Alam

SOP : Standar Operational Procedure

SPBU : Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum

SPM : Standar Pelayanan Minimal

SR : Species Richnes

SR : Species Richness

TED : Turtle Excluder Device

TNI AL : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut

TSS : Total Suspended Solid

UNCLOS : United Nations Convention on the Law of the Sea

UNDP : United Nations Development Programme

UPT : Unit Pelaksana Teknis

UR : Urbanization

UU : Undang-Undang

UUPWP PPK : Undang-Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir Pulau-Pulau Kecil

WFD : Water Frame Directive

WHO : World Health Organization

ZEE : Zona Ekonomi Eksklusif

(24)

DAFTAR ISTILAH

Abrasi : proses perubahan bentuk pantai yang

disebabkan gelombang laut, arus dan pasang surut.

Alkalinity : kemampuan untuk menetralkan asam.

Alluvial : tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan

Appraisal : penaksiran.

Aquaculture : kegiatan usaha tambak.

Arus : proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang menyebabkan perpindahan horizontal dan vertikal massa air.

Assessment : penilaian.

Bad : status sangat buruk.

Bahari : berhubungan dengan kelautan.

Baku mutu : batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar yang terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan.

Beach Index : indeks pantai.

Biomass : biomassa.

Biota : keseluruhan kehidupan yang ada pada satu wilayah geografi tertentu dalam suatu waktu tertentu.

Bottom-up : bawah-atas.

(25)

Clarity : kejelasan.

Coastal Engineering Research Control : pengawasan penelitian teknik pantai.

Coastal fisheries : perikanan pantai.

Coastal index : indeks pesisir.

Coastal water : air pesisir.

Code of Conduct : kode perlakuan.

Common property : milik bersama.

Community based management : manajemen berbasis komunitas.

Compatibility : keserasian.

Conflic of interest : konflik kepentingan.

Debit : jumlah volume air yang mengalir dalam setiap detik.

Degradasi : penurunan kualitas maupun perusakan lahan.

Dissipated resource rent : hilangnya rent sumberdaya yang

semestinya diperoleh dari pengelolaan yang optimal.

Distributive Policies : kebijakan distributive.

Distributor : penyalur.

Diversity : keragaman.

DO (Dissolved Oxygen) : oksigen terlarut. Ecological Quality Status : status kualitas ekologi.

Economic Pressure : kondisi ekonomi di suatu negara dimana indikator ekonomi kurang baik.

Ecoport : program aksi dalam pengendalian pencemaran lingkungan di pelabuhan. Ecosystem Richness : kesempurnaan ekosistem.

Endemic : spesies asli dari suatu tempat yang berupa wilayah geografis tertentu seperti pulau, kepulauan atau negara.

(26)

Erosi : peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) Estuaria : wilayah pesisir semi tertutup yang

mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka.

Estuaria regime : perairan estuaria

Existing : keadaan awal mula.

Expenditue : pengeluaran

Flag of convenience : ukuran kenyamanan.

Flushing : penyebaran polutan ke berbagai arah karena fluktuasi muka air saat pasang surut terjadi.

Free Surface : permukaan aliran bebas

Gage : daerah yang mewakili.

Gelombang irregular : gelombang tak beraturan.

Genetic diversity : keragaman genetik

Gerusan : proses semakin dalamnya dasar sungai

karena interaksi antara karakteristik aliran dengan karakteristik material dasar sungai

Good governance : pemerintahan yang baik.

Good : status baik

Horton Quality Index : indeks kualitas Horton. Human Impact Index : indeks pengaruh manusia.

Human Treat : perlakuan manusia.

(27)

Incentive : dana tambahan.

Index : indeks.

Insitu : sumber air

Integrated coastal management : pengelolaan wilayah pesisi terpadu.

Integrated : keterpaduan

Jurisdictional conflict : konflik hukum.

Konservasi ekologis : upaya yang dilakukan untuk memelihara ekosistem

Layout : tata ruang.

Main aspect : aspek utama

Management rules : ketentuan manajemen.

Maritim : kelautan.

Market failure : gagal pasar.

Material Policies : kebijakan barang.

Mc Duffi’s River Pollution Index : indeks polusi sungai Mc Duffi. Mixed semi diurnal : siklus setengah harian tetap.

Moderate : status sedang.

Morfologi : pengetahuan tentang bentuk.

Multy aspect : aspek yang lebih luas.

Nearshore regime : perairan sekitar pantai.

Non point source : bukan sumber yang utama.

O’Connors Index : indeks O’Connors

Oceanic regime : perairan samudera

Offshore fisheries : perikanan di laut lepas.

One plan and one management : satu rencana dan satu manajemen Open access resources : sumber daya yang bisa dimasuki

Open access : bisa dimasuki.

Outlet : saluran.

Overcapacity : melebihi kapasitas.

(28)

Pasang surut : peristiwa naik turunnya muka air laut yang disebabkan oleh adanya gaya tarik antara bumi dengan benda-benda angkasa lainnya, terutama bulan dan matahari.

Performance : prilaku.

pH : derajat keasaman yang diguna-kan untuk menyatakan tingkat keasaman atau

kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.

Plywood : kayu lapis.

Poaching : penangkapan ikan oleh negara lain tanpa izin dari negara yang bersangkutan.

Policy analysis : analisis kebijakan.

Policy decisions : pengambilan kebijakan.

Policy demands : kebijakan yang diharapkan.

Policy frameworks : kerangka kerja.

Policy impact : pengaruh kebijakan.

Policy implementor : pembuat kebijakan.

Policy outcome, Policy outputs : hasil kebijakan. Policy performance : prilaku kebijakan.

Policy statements : pernyataan kebijakan.

Policy : kebijakan.

Polutan : zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran

Poor : status buruk.

Prati’s Implicit Index of Pollution : indeks polusi implisit Prati.

Primary Sector : sektor utama.

Prime mover : penggerak.

Private Goods Policies : kebijakan barang pribadi.

(29)

Public Goods Policies : kebijakan barang-barang umum.

Public interest : kepentingan masyarakat.

Public policy : kebijakan yang diperuntukkan bagi masyarakat.

Rating : pemberian angka

Red tide : peristiwa kematian massal plankton Dynoflagellata yang didahului oleh terjadinya blooming dynoflagellata. Redistributive Policies : kebijakan terdistribusi yang berulang. Refactory Organic Matter : bahan organik daur ulang.

Refraksi : pembelokan gelombang akibat perbedaan kedalaman.

Regime Open Access : perairan yang bisa dimasuki.

Rekruitmen : permintaan/kebutuhan

Reliability of Data : data yang bisa diandalkan.

Resources Management Associates : berhubungan dengan manajemen sumber daya. pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut.

Self Regulatory Policies : upaya pengaturan mandiri. Shallow Water Problems : permasalahan air dangkal. Shore Protection Manual : perlindungan pantai buatan.

(30)

Sonneratiaceae : pohon Bogem.

Species diversity : keragaman jenis.

Species Richness : kekayaan jenis.

Specific conductivity : daya konduksi spesifik.

Stabilisator : penyetabil.

Stake holder : pihak terkait.

Stimulator : pembangkit.

Substantive Policies : kebijakan yang substansial.

Sulfat : asam mineral (anorganik) yang kuat.

Surface water : air permukaan

Sustainable development : asas pembangunan berkelanjutan.

Territorial : wilayah.

The Marine Water Quality Index : indeks kualitas perairan pesisir. Total Suspended Solid : total padatan tersuspensi.

Transisi : peralihan.

Transitional waters : air di daerah transisi.

Transmitter : pemancar.

Transparansi : kejelasan.

Turbidity : kekeruhan.

Unregulated fishing : perikanan yang tidak diatur. Unreported fishing : perikanan yang tidak dilaporkan.

Very good : status sangat baik.

Vessel Monitoring System : sistem pengawasan Kapal.

Visual Basic 6.0 : produk perangkat lunak berbasis grafis Microsoft Corporation

Vortex : pusaran yang disebabkan arus.

Wave generating area : daerah pembangkitan gelombang.

Wild life : binatang liar

(31)

Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia : jalur di luar dan berbatasan dengan wilayah Indonesia sebagaimana

ditetapkan berda- sarkan Undang-Undang yang berlaku tentang perairan Indone- sia yang meliputi dasa tanah di bawahnya dan air di atasnya dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil diukur dari garis pangkal

wilayah Indo-nesia.

Zona penyangga : areal hijau yang berfungsi sebagai buffer.

(32)

DAFTAR NOTASI

A : koefisien CERC (0,61 . 106 – 0,79 . 106)

Co : kecepatan rambat gelombang di laut dalam (m/s) f, g : fungsi

g : percepatan gravitasi (m/s2) Hb : tinggi gelombang pecah (m)

Ho : tinggi gelombang signifikan di laut dalam (m)

I : Indeks

Ii : Sub indeks komponen ke-i (i = 1, 2, 3, …, n) In : Sub indeks komponen akhir

Krbr : koefisien refraksi di sisi luar breaker zone (daerah gelombang pecah)

m : landai pantai

n : jumlah data pengamatan

S : jumlah angkutan sedimen selama satu tahun (m3/tahun) V : kecepatan rata-rata arus menyusur pantai (m/s)

w : bobot parameter wi : bobot parameter ke-i x : nilai parameter xi : nilai parameter ke-i y : variabel sub indeks

br : sudut datang gelombang pecah pada breaker zone (o) : diskritisasi kecepatan arus

(33)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I : Peta Zona Pengelolaan di Sekitar Perairan Belawan LAMPIRAN II : Kuesioner Studi Indeks Kualitas Air Perairan Belawan LAMPIRAN III : Kuesioner Studi Indeks Kesejahteraan Nelayan

Tradisional Di Wilayah Pesisir

LAMPIRAN IV : Kuesioner Studi Indeks Potensi Sumber Daya Pesisir (Pesisir Belawan)

LAMPIRAN V : Perhitungan Indeks LAMPIRAN VI : Pembobotan

LAMPIRAN VII : Kuesioner Survei Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Di Kecamatan Medan Belawan

LAMPIRAN VIII : Kegiatan Industri Sepanjang Sungai Deli dan Belawan LAMPIRAN IX : Pengolahan Data

LAMPIRAN X : Inventarisasi Flora di Kawasan Pelabuhan Belawan LAMPIRAN XI : Analisis SWOT

Gambar

Grafik Indikator Nitrat. ..................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Sampah daun-daun Cemara Udang kemudian dibakar, sedangkan sisa-sisa makanan dibiarkan hingga menyebabkan bau yang kurang sedap di sekitar kawasan Pantai Baru, yang

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh harga minyak dunia, harga emas, dan tingkat inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 2003-2012, dengan

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kinetika reaksi vanilin dengan siklopentanon yang menghasilkan 2,5-bis (4-hidroksi-3-metoksibenzilidin) siklopentanon (PGV-O)

Tujuannya adalah mendeskripsikan pembelajaran dengan komputer yang dapat memberikan dampak yang positif terutama mendorong siswa lebih aktif dalam belajar

Penalaan parameter kendali PID untuk mengendalikan kecepatan motor DC yang dipakai pada perancangan ini mampu memberikan respon pengendalian yang paling ideal, dengan nilai K p

Informasi keuangan di atas diambil dari laporan keuangan PT Bank China Construction Bank Indonesia (“Bank”) tanggal 31 Desember 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal

Keterangan : Bilangan yang didampingi oleh huruf kecil yang sama pada baris yang sama maupun huruf besar yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata