• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Mendengar kata asap pasti dalam benak kita muncul gambaran wujud suatu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Mendengar kata asap pasti dalam benak kita muncul gambaran wujud suatu"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Mendengar kata asap pasti dalam benak kita muncul gambaran wujud suatu kumpulan partikel yang menyerupai awan. Asap merupakan produk samping dari suatu pembakaran ataupun api. Mungkin juga hal inilah yang memicu munculnya pepatah “Tidak ada asap kalau tidak ada api”.

Lalu apa pengaruh asap dalam kehidupan manusia? Asap dapat memberikan efek yang dapat menguntungkan manusia dan juga merugikan. Contoh efek yang menguntungkan adalah menggunakan asap untuk pembasmian hama (fumigasi).

Lalu efek yang merugikan adalah pencemaran udara yang dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan.

Untuk suatu kondisi asap yang sama, dapat menghasilkan tingkat pencemaran yang berbeda. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pencemaran udara tersebut, antara lain jarak. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan tersebut, maka Penulis membuat suatu penelitian untuk mendeteksi asap dengan mengambil lokasi penelitian di PT. Philtera di Medan.

Pemilihan lokasi berdasarkan kebutuhan di PT. Philtera mengingat

perusahaan ini memiliki ruangan server yang harus dijaga suhu udaranya untuk

menghindari terjadinya panas yang melebihi tingkat tertentu. Dan salah satu cara

untuk mengetahui terjadinya panas adalah dengan mendeteksi asap yang muncul

dalam ruangan tersebut.

(2)

2 Melanjuti uraian di atas, maka Penulis mebuat suatu penelitian dengan judul APLIKASI PENDETEKSI SENSOR ASAP BERBASIS ARDUINO DAN MOBILE DI PT. PHLITERA MEDAN.

Aplikasi yang dirancang dengan menggunakan mikrokontroler (microcontroller) yang disebut sebagai Arduino dan Android sebagai penghubung (interface) ke user atau pengguna.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang dapat diidentifikasi selama pengamatan di PT. Philtera adalah :

1. Bagaimana memberitahukan pengguna aplikasi agar dapat mengetahui jika udara telah tercemar?

2. Berapa jarak yang dapat dideteksi oleh sensor untuk menginformasikan adanya asap dalam ruangan tersebut?

1.3. Batasan masalah

Untuk menghindari melebarnya penelitian ini, maka Penulis membuat suatu batasan sebagai berikut :

a. Aplikasi menginformasikan keberadaan asap yang dideteksi oleh mikrokontroler, dalam hal ini Arduino

b. Simulasi dilakukan pada ruangan server PT. Philtera Medan yang berukuran

5x5 m.

(3)

3 c. Aplikasi dapat ditanamkan pada telepon genggam (handphone) yang berbasis

android ataupun perangkat komputer.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pembyatan aplikasi ini adalah untuk memberitahukan kepada pengguna aplikasi apabila terjadi pencemaran udara.

1.5. Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan adanya aplikasi ini maka personil yang berada dalam ruangan server PT. Philtera Medan dapat mengetahui adanya pencemaran udara dalam ruangan tersebut.

1.6. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan bermanfaat dalam penelitian ini, Penulis menggunakan beberapa teknik atau metode pencarian fakta sebagai berikut :

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Dilakukan dengan mempelajari jurnal, buku, dan karya tulis lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

b. Observasi (Observation)

Observasi dilakukan melalui proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematis sehubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini

di lokasi penelitian.

(4)

4 c. Wawancara (Interview)

Dilakukan dengan menjalin komunikasi dua arah dengan beberapa nara sumber demi mendukung kelengkapan informasi yang berkaitan dengan penelitian.

d. Sampling

Dilakukan dengan mengadakan simulasi pendeteksi asap pada jarak-jarak

tertentu dan pencatatan hasil yang ditunjukkan oleh aplikasi.

(5)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Sistem

Kata sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”. Ditinjau dari asal katanya, sistem berarti sekumpulan objek yang bekerja bersama-sama untuk menghasilkan satu kesatuan metode/prosedur/teknik yang digabungkan dan diatur sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang berfungsi untuk mencapai tujuan.

Menurut Kristanto (2007:1), “Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan sesuatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.

Menurut Fathansyah (2002: 9), “Sistem adalah suatu susunan yang teratur, gagasan-gagasan, konsepsi-konsepsi yang saling tergantung”.

2.2. MikroKontroler

Mikrokontroler merupakan suatu IC yang di dalamnya berisi CPU, ROM, RAM, dan I/O. Dengan adanya CPU tersebut maka mikrokontroler dapat melakukan proses berfikir berdasarkan program yang telah diberikan kepadanya.

Mikrokontroler banyak terdapat pada peralatan elektronik yang serba otomatis,

mesin fax, dan peralatan elektronik lainnya. Mikrokontroler dapat disebut

(6)

6 pula sebagai komputer yang berukuran kecil yang berdaya rendah sehingga sebuah baterai dapat memberikan daya. Mikrokontroler terdiri dari beberapa bagian seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.1 Bagian Mikrokontroller

Sumber : Lucky Yuditia Putra, Perancangan Sistem Pengukur Suhu Menggunakan Arduino

Pada Gambar 2.1 di atas tampak suatu mikrokontroler standar yang tersusun atas komponen-komponen sebagai berikut :

1. Central Processing Unit (CPU)

CPU merupakan bagian utama dalam suatu mikrokontroler. CPU pada mikrokontroler ada yang berukuran 8 (delapan) bit ada pula yang berukuran 16 (enam belas) bit. CPU ini akan membaca program yang tersimpan di dalam ROM dan melaksanakannya.

2. Read Only Memory (ROM)

(7)

7 ROM merupakan suatu memori (alat untuk mengingat) yang sifatnya hanya dibaca saja. Dengan demikian ROM tidak dapat ditulis. Dalam dunia mikrokontroler ROM digunakan untuk menyimpan program bagi mikrokontroler tersebut. Program tersimpan dalm format biner („0‟ atau „1‟). Susunan bilangan biner tersebut bila telah terbaca oleh mikrokontroler akan memiliki arti tersendiri.

3. Random Acces Memory (RAM)

Berbeda dengan ROM, RAM adalah jenis memori selain dapat dibaca juga dapat ditulis berulang kali. Tentunya dalam pemakaian mikrokontroler ada semacam data yang bisa berubah pada saat mikrokontroler tersebut bekerja.

Perubahan data tersebut tentunya juga akan tersimpan ke dalam memori. Isi pada RAM akan hilang jika catu daya listrik hilang.

4. Input / Output (I/O)

Untuk berkomunikasi dengan dunia luar, maka mikrokontroler menggunakan terminal I/O (port I/O), yang digunakan untuk masukan atau keluaran.

5. Komponen lainnya

Beberapa mikrokontroler memiliki timer/counter, ADC (Analog to Digital

Converter), dan komponen lainnya. Pemilihan komponen tambahan yang

sesuai dengan tugas mikrokontr oler akan sangat membantu perancangan sehingga

dapat mempertahankan ukuran yang kecil. Apabila komponen komponen tersebut

belum ada pada suatu mikrokontroler, umumnya komponen tersebut masih dapat

ditambahkan pada sistem mikrokontroler melalui port-portnya.

(8)

8 2.3. Arduino

Menurut Artanto ( 2012:1), “Arduino didefinisikan sebagai sebuah platform elektronik yang open source, berbasis pada software dan hardware yang fleksibel dan mudah digunakan, yang ditujukan untuk seniman, desainer, hobbies dan setiap orang yang tertarik dalam membuat objek atau lingkungan yang interaktif” .

Arduino sebagai sebuah platform komputasi fisik (Physical Computing) yang open source pada board input ouput sederhana, yang dimaksud dengan platform komputasi fisik disini adalah sebuah sistem fisik hyang interaktif dengan penggunaan software dan hardware yang dapat mendeteksi dan merespons situasi dan kondisi.

Menurut Artanto (2012:2), kelebihan arduino dari platform hardware mikrokontroler lain adalah:

1. IDE Arduino merupakan multiplatform, yang dapat dijalankan di berbagai sistem operasi, seperti Windows, Macintosh dan Linux.

2. IDE Arduino dibuat berdasarkan pada IDE Processing, yang sederhana sehingga mudah digunakan.

3. Pemrograman arduino menggunakan kabel yang terhubung dengan port USB, bukan port serial. Fitur ini berguna karena banyak komputer yang sekarang ini tidak memiliki port serial.

4. Arduino adalah hardware dan software open source dimana pembaca bisa

mengunduh software dan gambar rangkaian arduino tanpa harus membayar

ke pembuat arduino.

(9)

9 5. Biaya hardware cukup murah, sehingga tidak terlalu menakutkan untuk

membuat kesalahan.

6. Proyek arduino ini dikembangkan dalam lingkungan pendidikan sehingga bagi pemula akan lebih cepat dan mudah mempelajarinya.

7. Memiliki begitu banyak pengguna dan komunitas di internet dapat membantu setiap kesulitan yang dihadapi.

2.4. Analisis Perancangan Sistem

Analisis dan perancangan sistem menunjukkan kepada proses pemeriksaan suatu keadaan dengan maksud untuk memperbaikinya melalui prosedur dan metode yang lebih baik. Perancangan Sistem adalah proses perencanaan sebuah sistem baru atau sebuah sitem yang menggantikan/melengkapi sebuah sistem yang telah ada. Akan tetapi sebelum perencanaan ini dilakukan, kita harus memahami sistem lama secara menyeluruh dan menentukan bagaimana komputer dapat digunakan sebaik-baiknya untuk membuat pengoperasiannya lebih efektif.

Dengan demikian analisis sistem adalah proses pengumpulan dan penerjemahan fakta, pendiagnosaan masalah, serta penggunaan informasi itu untuk merekomendasikan perbaikan sistem.

Langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan

langkah-langkah yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem

yang akan dikembangkan di tahap perencanaan sistem. Perbedaannya terletak

pada ruang lingkup tugasnya. Dalam analisis sistem ini, penelitian yang dilakukan

(10)

10 oleh analis sistem merupakan penelitian terinci, sedang di perencanaan sistem sifatnya hanya penelitian pendahuluan.

Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut ini:

1. Identify, yaitu mengindentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

Sehingga jika telah mengikuti langkah-langkah tersebut sistem yang telah dibuat akan lebih baik dan sesuai kaidah yang telah dibuat dalam merancang sebuah sistem.

2.5. Alat Pengembangan Sistem a. Diagram Konteks

Menurut Jogianto (2005:11), “Context Diagram (CD) adalah kasus khusus DFD (bagian dari DFD yang berfungsi memetakan model lingkaran), yang dipresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan system”.

Diagram konteks menggunakan beberapa notasi atau simbol, sebagaimana tertera

pada tabel 2.1.

(11)

11 Tabel 2.1. Notasi Diagram Konteks

No. Notasi Kegunaan

1 mewakili keseluruhan sistem.

2 terminator sebagai sumber, pelaku dan sumber sekaligus pelaku.

3

aliran data.

Sumber : Husni iskandar pohan, Pengantar Perancangan Sistem

b. Bagan Alir Program

Menurut Jogiyanto (2005:802), “Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem”. Bagan alir program dibuat dengan menggunakan beberapa notasi atau simbol,seperti pada tabel 2.2 sebagai berikut:

Tabel 2.2. Notasi Bagan Alir Program

No. Notasi Kegunaan

1 input/output untuk mewakili data.

2 Proses.

3 arus dari proses.

4

sambungan bagan alir ke halaman yang sama atau ke halaman yang lain.

5 keputusan penyeleksian kondisi di dalam program.

(12)

12 Tabel 2.2. Notasi Bagan Alir Program (Lanjutan)

NO Notasi Kegunaan

6

proses terdefinisi, operasi yang rinciannya ditunjukkan di tempat lain.

7 persiapan untuk pemberian nilai awal suatu besaran.

8

titik terminal yang menunjukkan awal atau akhir dari suatu proses.

Sumber : Jogiyanto HM, Analisis dan Sistem Informasi

c. Data Flow Diagram

Simbol-simbol yang digunakan dalam perancangan sistem database disajikan pada gambar 2.3:

Tabel 2.3. Simbol-Simbol Data Flow Diagram (DFD)

SIMBOL Penjelasan

Gene and Sarson De Marco and Yourdan Symbols Entitas (Source)/

Kesatuan Luar

Proses Simpanan Data

(Data Store) Alir data (Data Flow) Sumber : Budi Sutedjo dan Michael AN, Perencanaan Dan Pembangunan

Sistem Informasi

(13)

13 Elemen-elemen yang menyusun suatu DFD ada empat, yaitu :

1. Kesatuan Luar (Entity / Entitas)

Kesatuan Luar merupakan kesatuan di luar sistem yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem, dapat berupa orang, organisasi, sumber informasi lain ataupun penerima akhir dari suatu laporan.

2. Proses

Proses merupakan kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh orang atau mesin komputer, dimana aliran data masuk ditransformasikan ke aliran data keluar.

3. Penyimpanan

Penyimpanan (Data Stores) merupakan komponen yang digunakan untuk memodelkan kumpulan data yang disimpan dengan cara tertentu. Data yang mengalir disimpan dalam data store. Aliran data di-update atau ditambahkan ke data store.

4. Data Flow

Arus Data (Data flow) menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil proses sistem dan dapat berbentuk formulir atau dokumen yang digunakan, laporan tercetak yang dihasilkan oleh sistem, tampilan atau output di layar komputer yang dihasilkan oleh sistem, masukan untuk komputer, komunikasi lisan/ucapan, surat-surat/memo dan lain-lain.

(14)

14 d. Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut Jogianto (2005:35), “Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model konseptual yang mendeskripsikan hubungan antar penyimpanan. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. Dengan ERD dapat menguji model dengan mengabaikan proses yang harus dilakukan”.

ERD menggunakan sejumlah notasi atau simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data. Ada 3 (tiga) macam simbol atau notasi yang digunakan, seperti tabel 2.4 sebagai berikut:

Tabel 2.4: Notasi Entity Relationship Diagram

No Notasi Kegunaan

1 Entity, yaitu suatu objek yang memiliki elemen yang disebut atribut. Misalnya : Entity Mahasiswa, Entity Mata Kuliah dan Lain-lain.

2 Relationship atau hubungan, yaitu hubungan

antara entity. Misalnya entity Mahasiswa dengan entity matakuliah hubungannya mengikuti.

3 Atribut, yaitu elemen dari entity yang berfungsi mendeskripsikan karakter entitas, misalnya atribut nama, alamat dan entitas Mahasiswa.

Sumber : Husni Iskandar Pohan

(15)

15 BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : a. Identifikasi masalah

b. Rumusan masalah c. Solusi masalah d. Pembuatan alat

e. Simulasi alat yang telah dibuat

f. Pencatatan (dokumentasi) hasil simulasi g. Pengambilan kesimpulan dan saran

Melanjuti tahapan-tahapan yang telah disebutkan di atas dan melanjuti penulisan pada Bab-bab sebelumnya, maka Bab ini membahas tentang pembuatan alat untuk mendeteksi sensor asap.

3.1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada Penelitian ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan.

Tabel 3.1. Alat dan Bahan

Hardware Software

Arduino UNO Resistor 100 ohm Sensor Asap MQ7 Kabel jumper

Android Studio

Software Arduino 1.0.5

Software fritzing

(16)

16 Bluetooth

Komputer Mobile Phone

3.2. Rancangan Sistem Pengukur Asap

Udara di sekitar ruangan akan dideteksi oleh sensor MQ7 dan dihitung berdasarkan frekwensinya dalam satuan Herzt (Hz). Lalu hasil perhitungan tersebut akan di kirim ke Arduino yang akan di konversi sesuai dengan satuan ISPU. Nilai ISPU tersebut diklasifikasikan dalam rentang tertentu untuk menentukan keadaan udara di ruangan tersebut. Nilai ISPU tersebut dapat dilihat pada monitor komputer ataupun mobile phone yang terhubung dengan Arduino.

Semakin besar nilai yang ditunjukkan oleh monitor maka tinggi tingkat pencemaran udara di ruagan tersebut.

a. Skema Rancangan Sistem Pengukur Asap

Adapun skema pengukuran asap dengan bluetooth dapat dilihat pada gambar 3.1

MQ7 ARDUINO BLUETOOTH ANDROID

asap

Gambar 3.1 Sekema Sistem pengukur asap dengan Bluetooth

(17)

17 Adapun skema pengukuran asap dengan USB dapat dilihat pada gambar 3.2

MQ7 ARDUINO USB PC

asap

Gambar 3.2 Sekema Sistem dengan USB

Sistem pencemaran udara di dalam ruangan terdiri dari Sensor Asap (MQ7), Arduino UNO , Android, dan bluetooth. Sensor MQ7 digunakan untuk menginput perubahan tegangan dari analog ke digital agar dapat diterima oleh mikrokontroler. Mikrokontroler yang digunakan adalah Arduino UNO.

Mikrokontroler yang digunakan ini diisikan dengan program yang nantinya akan ditampilkan pada layar Android.

Sebagai sensor asap digunakan MQ7 yang telah dikalibrasikan langsung dalam ISPU. Tegangan keluarannya (Volt) akan mengalami perubahan 5mV untuk setiap perubahan 1 ISPU.

b. Diagram Alir Rancangan Sistem Pengukur Asap

Deskripsi kerja secara keseluruhan dari sistem pengukur pencemaran udara pada ruangan pada Penelitian ini, sistem ini akan mulai beroperasi ketika diberikan sumber tegangan melalui port usb komputer ke Arduino. Yang ditampilkan pada Aplikasi mobile.

Untuk lebih jelas tentang deskripsi kerja secara keseluruhan dari sistem

pengukuran pencemaran udara pada ruangan pada Penelitian ini dapat melihat

gambar pada Gambar 3.3, dimana gambar tersebut merupakan flowchart atau

diagram alir secara keseluruhan pada sistem pengukuran pencemaran udara pada

(18)

18 ruangan dan ditampilkan pada Aplikasi mobile menggunakan android studio sebagai tampilan hasil pengukurannya.

Mulai

Deteksi Udara

Konversi analog ke indeks ISPU

0<ISPU<51

51<ISPU<100

100<ISPU<200

200<ISPU<300

Kondisi=”Udara Berbahaya”

Kondisi

Selesai

Kondisi=”Kondisi Udara Baik”

Kondisi=”Udara Mulai Tercemar”

Kondisi=”Udara Tidak Sehat”

Kondisi=”Udara Sangat Tidak

Sehat”

B

B

B

B S

S

S

S

Gambar 4.3 Diagram alir sistem kontrol ISPU

(19)

19 c. Tabel Rancangan Sistem Pengukur Asap

Tabel sistem dibuat mengacu pada Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan tentang Pedoman Perhitungan Dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemaran Udara. Berdasarkan Pedoman Teknis Perhitungan Dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara, maka dibentuk angka dan kategori ISPU yang dapat dilihat dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Angka dan Kategori Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)

Indeks Kategori

1 – 50 Baik

51 – 100 Sedang

101 – 199 Tidak Sehat

200 – 299 Sangat Tidak Sehat

300 – lebih Berbahaya

3.3 Rancangan Tampilan Aplikasi

a. Rancangan Aplikasi Menggunakan Komputer

Pembuatan form aplikasi komputer sudah tersedia pada aplikasi software

Arduino. Informasi yang ditampilkan berupa indeks asap dan keterangan dalam

bentuk teks. Gambar rancangan aplikasi dapat dilihat pada gambar 3.4.

(20)

20 Port yang terhubung

Nilai Digital Keterangan

Gambar 3.4 Rancangan formulir aplikasi desktop

b. Rancangan Aplikasi Menggunakan Mobile Phone

Pembuatan form aplikasi mobile di disain semudah mungkin agar mudah

dipahami dan mudah digunakan. Layer dari aplikasi mobile merupakan display

output yang dikirim dari Arduino. Informasi yang ditampilkan berupa indeks asap

dan keterangan dalam bentuk teks.

(21)

21

Judul

Kriteria ISPU

indeks Asap yang di tampilkan

tombol pengujian apakah bluetooth koneksi atau tidak

Gambar 3.5 Rancangan formilir aplikasi android

Pada Gambar 3.5, bagian atas merupakan judul aplikasi, selanjutnya merupakan kriteria asap. Adapun kriteria asap akan menjelaskan ketika 0 sampai dengan 50, kondisi udara mulai tercemar yaitu 51 sampai dengan 100, kondisi udara tidak sehat 101 sampai dengan 199, kondisi udara sangat tidak sehat 200 sampai dengan 299, dan kondisi udara berbahaya 300 sampai dengan 500.

Selanjutnya merupakan bagian indeks asap yang di tampilkan sesuai dengan apa

yang dideteksi oleh sensor. Bagian terakhir yaitu tombol penguji apakah

Bluetooth behasil terkoneksi atau tidak dengan aplikasi. Untuk melakukan

(22)

22 pendeteksian pencemaran udara maka dibutuhkan sensor asap yang mampu mendeteksi rentang pencemaran udara di ruangan.

3.4 Rancangan Perangkat Keras

a. Rancangan Perangkat Keras Arduino Dengan Bluetooth

Setelah merangkai rangkaian arduino dengan Sensor asap, pada sub bab ini akan menambahkan Bluetooth dimana ada 4 pin yaitu pin 1 TR, pin 2 TX sebagai input dan output lalu pin 3 ke 5 volt, pin 4 ke ground. Detail rangkaian dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Rangkaian Arduino dengan Bluetooth.

Rangkaian di atas tampilan output dapat di tampilkan melalui android

melalui modul Bluetooth HC-5.

(23)

23 b. Rancangan Perangkat Keras Arduino Dengan Usb

Gambar 3.7 Rangkaian Arduino dan MQ7

Rangkaian di atas nilai output dapat dihasilkan menggunakan komputer

dengan menggunakn penghubung port USB.

(24)

24

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL

Melanjuti perancangan yang ada, maka dilanjutkan dengan pembuatan alat pendeteksi asap tersebut. Lalu dilakukan pengujian terhadap alat untuk mengetahui apakah seluruh perangkat menjalankan fungsi–fungsi sesuai dengan yang telah direncanakan dengan baik atau tidak. Setelah pengujian dilakukan, maka hasilnya didokumentasikan. Pengujian software dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja software yang telah di rancang. Pengujian ini meliputi :

4.1 Pengujian Rangkaian Arduino dengan Bluetooth yang di Tampilkan Melalui Android

Pengujian dilakukan dengan menentukan lokasi dari satu lembar kertas yang dibakar kemudian akan dilakukan pencatatan pada sistem. Lokasi pertama berada pada miniatur ruangan yang telah dibuat sebelumnya, kemudian akan dilanjutkan pada jarak 1 (satu) meter, lalu dilanjutkan pada jarak 5 (lima) meter.

Ketika udara mulai tercemar sensor akan medeteksi nilai analog yang akan dikalkulasikan agar menampilkan pencemaran udara sebenarnya dengan rumus yang ada di bawah ini.

T = asap*(500.0 / 1024.0) dimana:

T = asap

(25)

25 Pada Penelitian ini, rangkaian diuji dengan kondisi normal dan diberikan asap dari kertas yang dibakar. Hasil pengujian ini terdapat pada Tabel 4.1.

a. Tabel Hasil Pengujian Arduino Dengan Android

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Arduino dengan android

NO Jarak ISPU

1 Miniatur 294.23

2 1 (satu) m 112.41

3 5 (lima) m 72.83

b. Perhitungan Secara Manual Arduino Dengan Android

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Manual Arduino dengan android

Nilai Digital Jarak Keterangan

72.83 5 (lima) m Udara Mulai Tercemar

112.41 1 (satu) m Udara Tidak Sehat

294.23 Dekat Miniatur Udara Sangat Tidak Sehat

Untuk menghubungkan antara aplikasi dan Arduino menggunakan

bluetooth. Ketika aplikasi mobile dijalankan dan memilih port Arduino yang

terbaca di dalam mobile, lalu memilih Baud Rate (satuan kecepatan dalam

mengirim data) yaitu 9600, secara langsung berinteraksi dengan aplikasi mobile

dan segera merespon untuk mengeluarkan output dari Arduino secara visual.

(26)

26 c. Tampilan Hasil Pada Monitor Android

Berikut Hasil Tampilan Pada Monitor Android Pada Jarak 5 (lima) meter, 1 (satu) meter, dan dekat miniatur.

Gambar 4.1 Tampilan Hasil Pada Monitor Android Pada Jarak 5

(Lima) Meter

(27)

27

Gambar 4.2 Tampilan Hasil Pada Monitor Android Pada Jarak 1(Satu) Meter

(28)

28

Gambar 4.3 Tampilan Hasil Pada Monitor Android Pada Jarak Dekat Miniatur

(29)

29 4.2 Pengujian Rangkaian Arduino dengan Tampilan di Komputer

Cara kerja alat sama halnya cara kerja dengan menggunakan Bluetooth.

Hal yang membedakan hanya terletak pada port yang digunakan untuk menghubungkannya. Dalam hal ini menggunakan port usb, antara aplikasi dan Arduino dengan komputer. Ketika aplikasi komputer dijalankan dan memilih port Arduino yang terbaca di dalam komputer, lalu memilih Baud Rate (satuan kecepatan dalam mengirim data) yaitu 9600, secara langsung berinteraksi dengan aplikasi komputer dan segera merespon untuk mengeluarkan output dari Arduino secara visual.

a. Tabel Hasil Pengujian Arduino Dengan Komputer

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Arduino dengan komputer

NO Jarak ISPU

1 Dekat Miniatur 339.20

2 1 (satu) meter 128.54

3 5 (lima) meter 65.49

b. Perhitungan Secara Manual Arduino Dengan Komputer

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Manual Arduino dengan Komputer

Nilai Digital Jarak Keterangan

65.49 5 (lima) meter Udara Mulai Tercemar

128.54 1 (Satu) meter Udara Tidak Sehat

339.20 Dekat Miniatur Udara Sangat Tidak Sehat

(30)

30 c. Tampilan Hasil Pada Monitor Komputer

Berikut hasil tampilan pada monitor komputer pada jarak 5 (Lima) meter, 1 (satu) meter, dan dekat miniatur.

Gambar 4.4 Tampilan Hasil Pada Monitor Komputer Pada Jarak 5 (Lima)

meter

(31)

31 Gambar 4.5 Tampilan Hasil Pada Monitor Komputer Pada Jarak 1 (satu) meter

Gambar 4.6 Tampilan Hasil Pada Monitor Komputer Pada Jarak Dekat

Miniatur

(32)

32

Pengujian dilakukan kembali dengan tidak memberikan asap pada sensor

asap untuk pengecekan indeks pencemaran udara di ruangan, maka sistem

menunjukkan indeks sedang ±140. Hal ini disebabkan karena ruangan sebelumnya

sudah tercemar asap pada saat percobaan sebelumnya. Artinya sisa pencemaran

udara masih dapat dideteksinoleh alat walau sudah tidaknada lagi objek yang

terbakar dalam rusngan tersebut.

(33)

33

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan rangkaian urain di atas, maka Penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan adanya alat pengukur asap di dalam ruangan dapat memantau pencemaran udara dan sebagai pemberi tahu pengguna rungn apakah udara masih baik atau buruk.

2. Dengan adanya aplikasi ini user jadi lebih mudah mendapatkan informasi apakah udara sudah tercemar atau belum.

6.1 Saran

Setelah melakukan Penelitian, maka penulis dapat memberikan saran untuk pengembanagan lebih lanjut, yaitu:

1. Alat ini dapat dikembangkan lagi agar fungsi alat dilengkapi dengan pencarian sumber asap yang memiliki nilai pencemaran yang paling tinggi sehingga dapat dilakukan pemadaman sumber asap dengan segera.

2. Penambahan wifi agar jangkaun jarak yang dideteksi dapat lebih luas

dengan memperbanyak penempatan sensor yang terhubung dengan wifi

tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya bahan kepustakaan dan mampu memberikan kontribusi pada pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan akuntansi keperilakuan

(3) Apabila Surat Keterangan Pemanfaatan tempat Berjualan sudah berakhir dan bangunan pasar secara teknis masih layak dipergunakan untuk berdagang, maka pemegang hak

Tugas KPPU sebagaimana diatur dalam Pasal 35 huruf a, b, c, d dan Pasal 4 Keppres 75/1999 telah dilakukan oleh KPPU yaitu melakukan penilaian terhadap

semua tingkah laku yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku dalam masyarakat yang meliputi norma agama, etika, peraturan sekolah, keluarga dan sebagainya, itu

Selain alam, Kabupaten Buleleng juga memiliki banyak potensi budaya berupa pura-pura bersejarah yang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda yang tersebar di desa-desa seperti

[r]

Dari percobaan yang dilakukan sebanyak 5 kali dengan nilai k yang berbeda-beda, hasil akurasi yang diperoleh pada tabel 4 dengan dataset Indian Pima yang

Pendampingan kemitraan PTK SMP dengan Komite Sekolah (SMPN 1 Kota Cimahi): Sebagai Nara Sumber Utama (Salah satu materinya adalah DDR).. P2TK-SMP