• Tidak ada hasil yang ditemukan

No. : 1178/ UN /KRK/2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "No. : 1178/ UN /KRK/2021"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

(2)

(3) DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SERTIFIKAT EVALUASI DRAFT TUGAS AKHIR. No. Dok. Edisi Rev Tgl Efektif Halaman. : FM-GKM-S1TI-FT-6-0611 0 01 : 09 Juli 2018 : 1 dari 1. “SERTIFIKAT EVALUASI DRAFT TUGAS AKHIR” No. : 1178/ UN5.2.1.4.1.4./KRK/2021. Kami yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa setelah melakukan Pembimbingan Tugas Akhir terhadap mahasiswa:. Nama. : Gebriella Sebastini Siagian. NIM. : 170403154. Tempat dan tanggal lahir : Jayapura, 18 Januari 2000 Judul Tugas Akhir. : Evaluasi Budaya K3 Terhadap Kesiapan Pedagang Pasar Halat di Masa Pandemi Covid-19. Menetapkan ketentuan-ketentuan berikut sebagai hasil evaluasi: Dapat menerima Draft Tugas Akhir Departemen Teknik Industri dan kepada penulisnya diizinkan untuk mengikuti seminar yang akan diadakan Departemen Teknik Industri FT USU.. Medan,. Agustus 2021. Dosen Pembimbing. Buchari, S.T., M. Kes. Ketua,. Dr. Ir. Meilita Tryana Sembiring, ST, MT, IPM.

(4)

(5) PERNYATAAN ORISINALITAS. Judul. : Evaluasi Budaya K3 Terhadap Kesiapan Pedagang Pasar Halat Di Masa Pandemi Covid-19. Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.. Medan, 2 Agustus 2021. Gebriella Sebastini Siagian NIM.170403154.

(6) ABSTRAK Prinsip Utama K3 yaitu melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja. Keselamatan menunjukkan suatu bentuk praktik yang mengacu pada kemampuan kita untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya peristiwa berbahaya. Pada Desember 2019 muncul sebuah virus corona yang dikenal dengan COVID-19 (Corona Virus Desese-2019) di kota Wuhan, China. Pemerintah Republik Indonesia telah melaporkan 1.748.230 orang terkonfirmasi positif COVID-19. Ada 48.477 kematian terkait COVID-19 yang dilaporkan hingga 18 Mei 2021. Diidentifikasi bahwa sejumlah pasar tradisional di Indonesia menjadi klaster baru penyebaran virus corona, setelah ratusan pedagang di sejumlah daerah terinfeksi Covid-19 karena contact rate di lokasi pada pasar sangat tinggi. Demi meminimalisir penyebaran Covid-19 baik pemerintah dan masyarakat melakukan berbagai upaya pencegahan dan adaptasi kebiasaan baru dan membentuk budaya baru. Tujuan Penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh budaya K3 terhadap kesiapan pedagang Pasar Tradisional Halat dimasa pandemi Covid-19 dalam upaya pencegahan Covid-19 serta Mengetahui pengaruh paling dominan karakterisktik budaya K3 terhadap kesiapan pedagang pasar halat dimasa pandemi Covid-19. Subjek yang diambil yaitu para pedagang pasar Halat, Medan berjumlah 79 orang. Analisis pada penelitian ini dilakukan menggunakan metode Safety culture Assesment Review Team (SCART). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable kesiapan pedagang memiliki pengaruh yang erat terhadap karakteristik budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Diketahui bahwa nilai korelasi atau R square sebesar 56,3%. Penilaian SCART (Safety culture Assesment Review Team) pada karakteristik budaya keselamatan diperoleh nilai 567,75 dimana mendapat peringkat C pada budaya keselamatan yang berarti kinerja keselamatan di bawah ketentuan yang disyaratkan dan akan menyebabkan risiko pelanggaran terhadap kepatuhan persyaratan keselamatan. Rekomendasi usulan yang diberikan pada pedagang dan pengelola pasar adalah dengan Perlunya kegiatan sosialisasi dan pendekatan terkait pencegahan dan penanganan Covid-19 pada pedagang Pasar Halat, Medan. Kata Kunci : Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kesiapan, Covid-19.

(7) ABSTRACT The main principle of K3 is to protect and ensure the safety of every worker and other people in the workplace. Safety denotes a form of practice that refers to our ability to eliminate or reduce the likelihood of a hazardous event occurring. In December 2019, a coronavirus known as COVID-19 (Corona Virus Disease-2019) emerged in the city of Wuhan, China. The Government of the Republic of Indonesia has reported 1,748,230 people confirmed positive for COVID-19. There were 48,477 COVID-19-related deaths reported as of May 18, 2021. It was identified that many traditional markets in Indonesia became a new cluster for the spread of the coronavirus, after hundreds of traders in some areas were infected with Covid19 because the contact rate at the market location was very high. To minimize the spread of Covid-19, both the government and the community are making various prevention efforts and adopting new habits, and forming a new culture. The purpose of this study was to evaluate the influence of K3 culture on the readiness of Halat Traditional Market traders during the Covid-19 pandemic to prevent Covid-19 and to find out the most dominant influence of K3 cultural characteristics on the readiness of Halat market traders during the Covid-19 pandemic. The subjects taken were the traders of the Halat market, Medan totaling 79 people. The analysis in this study was conducted using the Safety Culture Assessment Review Team (SCART) method. The results showed that the variable readiness of traders has a close influence on the characteristics of the culture of occupational safety and health (K3). It is known that the correlation value or R square is 56.3%. The SCART (Safety Culture Assessment Review Team) assessment on the safety culture characteristics obtained a score of 567.75 which got a C rating on safety culture which means that safety performance is below the required provisions and will cause a risk of violating the safety requirements compliance. The recommendations given to traders and market managers are the need for socialization activities and approaches related to the prevention and handling of Covid-19 for traders at Halat Market, Medan. Keywords : Safety Culture, Occupational Health and Safety (K3), Readiness, Covid-19.

(8) KATA PENGANTAR. Puji dan Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan Rahmat-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tugas Akhir dan menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan baik. Tugas Sarjana ini merupakan salah satu persyaratan yang diajukan kepada Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik (Strata Satu Teknik Industri). Adapun Tugas Sarjana ini berjudul Evaluasi Budaya K3 Terhadap Kesiapan Pedagang Pasar Halat di Masa Pandemi Covid-19. Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk perbaikan tulisan ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan berharap agar tugas sarjana ini dapat memberikan manfaat kepada Pembaca.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN, AGUSTUS 2021. PENULIS, GEBRIELLA SEBASTINI SIAGIAN.

(9) UCAPAN TERIMAKASIH. Penulis memanjatkan Puji dan Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada: 1.. Kedua Orang tua terkasih yang selalu memberi dukungan dan motivasi kepada penulis baik secara moril maupun materil, dan senantiasa mendoakan penulis.. 2.. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, S.T., M.T., selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.. 3.. Bapak Buchari, S.T., M.Kes., selaku Dosen Pembimbing dan, atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukkan yang diberikan kepada Penulis dalam penyusunan Tugas Sarjana ini.. 4.. Ibu Dr. Eng. Listiani Nurul Huda, MT dan Ibu Ir.Anizar, M.Kes selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah memberikan arahan dan masukan terkait topik Tugas Sarjana penulis.. 5.. Ibu Dr. Eng. Listiani Nurul Huda, MT selaku kepala Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan semangat..

(10) 6.. Ibu Nismah Panjaitan S.T., M.T., Pak Chalis Fajri Hasibuan, S.T., MSc dan Ibu Chindy Elsanna Revadi selaku Staff Laboratorium Ergonomi & Perancangan Sistem Kerja, Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.. 7.. Staf pegawai Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Bang Tumijo, Bang Nurmansyah, Kak Rahma, Bang Eddy, Kak Neneng, Kak Ester, dan Kak Nori.. 8.. Saudara tersayang Giovanna Bastini Siagian dan Gilbert Bony Siagian yang tiada henti mendukung penulis dan senantiasa mendoakan penulis.. 9.. Sahabat penulis Tim kerja praktek yaitu Arta Juniati dan Ivani Ayu yang selalu memberi dukungan dan saling menopang selama masa perkuliahan.. 10. Sahabat “Mahasiswa Tingkat Akhir aka Cips” dan “Sibo” yaitu Andrew, Anen, Arta, Ayu, Daniel, Eva, Gilbert WG, Glen, Jamichael, Jeremy, Marcel, Marvel, Reinhard, Sam, Shinta, Titin, dan Vinez yang telah memberikan semangat dan dukungan serta saling mendoakan selama masa perkuliahan 11. Rekan-rekan asisten Laboratorium Ergonomi & Perancangan Sistem Kerja, Fakultas Teknik USU, yaitu “Sobat Nobar”, Kelvin, Recha, Cindy, Bayu, Rhyval, Rahel, Rafii, Paska, Vandrick, Vinez. Asisten LEPSK 2018, Utari, Jelita, Winda, Hari, Fani, Angel, Jose, Diah, Andika, Lina, dan Hafidah yang telah memberikan dukungan motivasi dan dorongan semangat kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana Ini..

(11) 12. Sahabat semasa sekolah, Dachi, Srili, Echa, Angel, Cacak, Tasya, Trik, Rey, Nola, Delin, Mela, Regita, dan Febi yang telah memberikan semangat dan mendukung serta mendoakan penulis. 13. Rekan-rekan “Celestial Love” Nasrani Angkatan 2017, Teknik Industri USU yang membantu penulis selama proses perkuliahan. 14. Rekan-rekan “ATLANTIS” Angkatan 2017, Teknik Industri USU yang membantu penulis selama proses perkuliahan. 15. Idola penulis Bangtan Sonyeondan, Namjoon, Jin, Suga, Jhope, Jimin, Taehyung, dan Jungkook yang menghadirkan musik indah serta harapan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini. 16. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, hanya Tuhan yang dapat membalas kalian semua, Amin. Semoga Kasih Karunia Tuhan yang Maha Esa memberkati, melindungi, dan menyertai kita semua. GEBRIELLA SEBASTINI SIAGIAN.

(12) DAFTAR ISI. BAB. HALAMAN LEMBAR JUDUL ..................................................................... i. LEMBAR PENGESAHAN ...................................................... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................... iii. ABSTRAK ................................................................................. iv. KATA PENGANTAR ............................................................... vi. UCAPAN TERIMA KASIH .................................................... vii. DAFTAR ISI .............................................................................. ix. DAFTAR TABEL ..................................................................... xiv. DAFTAR GAMBAR ................................................................. xvi. DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. xviii. I. PENDAHULUAN.......................................................................... I-1. 1.1. Latar Belakang ...................................................................... I-1. 1.2. Perumusan Masalah .............................................................. I-9. 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. I-9. 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ I-9. 1.5. Asumsi dan Batasan Masalah................................................ I-10. 1.4. Sistematika Penulisan Laporan ............................................. I-11. II. PENGUMPULAN DATA ............................................................. II-1. 2.1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3) ................................ II-1. 2.1.1.. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)....... II-1. 2.1.2.. Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ..... II-1.

(13) DAFTAR ISI (LANJUTAN). BAB. HALAMAN 2.1.3. Keselamatan Kerja ...................................................... II-2. 2.1.4. Kesehatan Kerja .......................................................... II-3. 2.2. Budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja ........................... II-3. 2.2.1. Defenisi ....................................................................... II-3. 2.2.2. Komitmen Budaya Keselamatan ................................. II-5. 2.2.3. Komitmen Utama/ Aspek Budaya Keselamatan ......... II-6. 2.2.4. Karakteristik Budaya Keselamatan ............................. II-6. 2.3. Pasar Tradisional ................................................................... II-9. 2.4. Persyaratan Operasional Tempat Perdagangan ..................... II-10. 2.5. Kesiapan ................................................................................ II-11. 2.6. Safety Culture Assesment Review Team (SCART) ............... II-11. 2.7. Kuesioner .............................................................................. II-13. 2.8. Uji Validitas .......................................................................... II-13. 2.9. Uji Reabilitas ......................................................................... II-14. 2.10. Uji Asumsi Klasik ................................................................. II-15. 2.10.1. Uji Normalitas ........................................................... II-15. 2.10.2. Uji Multikolinearitas ................................................. II-15. 2.10.3. Uji Heteroskedastisitas .............................................. II-16. 2.11. Uji Koefisiensi Regresi Linier Berganda .............................. II-16. 2.11.1. Uji Parsial (Uji T)...................................................... II-16. 2.11.2. Uji Simultan (Uji F) .................................................. II-17. 2.11.3. Uji Determinasi (R2) ................................................. II-18. 2.11.4. Analisis Regresi Linear Berganda ............................. II-19. 2.12. Teknik Sampling ................................................................... II-20. III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. III-1. 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ III-1. 3.2. Jenis Penelitian ...................................................................... III-1. x.

(14) DAFTAR ISI (LANJUTAN). BAB. HALAMAN. 3.3. Subjek dan Objek Penelitian ................................................. III-2. 3.4. Populasi dan Sampel ............................................................. III-2. 3.5. Variabel Penelitian ................................................................ III-4. 3.6. Kerangka Konsep Penelitian ................................................. III-4. 3.7. Tahap Penelitian .................................................................... III-5. 3.8. Defenisi Operasional ............................................................. III-7. 3.9. Metode Pengumpulan Data ................................................... III-7. 3.10. Metode Pengolahan Data ..................................................... III-10 3.11. Analisis Pemecahan Masalah ............................................... III-11 3.12. Kesimpulan dan Saran .......................................................... III-12. IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ..................... IV-1. 4.1. Pengumpulan Data ................................................................... IV-1. 4.1.1. Analisis Karakteristik Responden ................................. IV-1. 4.1.1.1. Jenis Kelamin.................................................. IV-1. 4.1.1.2. Umur ............................................................... IV-2. 4.1.1.3. Suku ................................................................ IV-2. 4.1.1.4. Pekerjaan......................................................... IV-3. 4.1.1.5. Pendidikan ...................................................... IV-4. 4.1.2. Distribusi Jawaban Responden ...................................... IV-5. 4.1.2.1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keselamatan Sebagai Nilai yang Diakui dan Dipahami ......................................................... IV-5. 4.1.2.2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kepemimpinan dalam Keselamatan ............... IV-7. 4.1.2.3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Akuntabilitas Keselamatan ............................ IV-11 xi.

(15) DAFTAR ISI (LANJUTAN). BAB. HALAMAN. 4.1.2.4. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keselamatan Terintegrasi............................... IV-11 4.1.2.5. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keselamatan Sebagai Penggerak Pembelajaran ...... IV-13 4.1.2.6. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kesiapan Pencegahan Covid-19 .................... IV-16 4.2. Pengelolahan Data .................................................................. IV-18 4.2.1. Uji Validitas.................................................................. IV-18 4.2.1.1. Uji Validitas Keselamatan Sebagai Nilai yang Diakui dan Dipahami ..................................... IV-19 4.2.1.2. Uji Validitas Kepemimpinan dalam Keselamatan.. IV-20 4.2.1.3. Uji Validitas Akuntabilitas Keselamatan....... IV-22 4.2.1.4. Uji Validitas Keselamatan Terintegrasi ......... IV-23 4.2.1.5. Uji Validitas Keselamatan Sebagai Penggerak Pembelajaran .................................................. IV-25 4.2.1.6. Uji Validitas Kesiapan Pencegahan Covid-19..... IV-27 4.2.2. Uji Reabilitas ................................................................ IV-28 4.2.3. Uji Asumsi Klasik ........................................................ IV-29 4.2.3.1. Uji Normalitas ............................................... IV-29 4.2.3.2. Uji Heteroskedasitas ...................................... IV-30 4.2.3.3. Uji Multikolinearitas ...................................... IV-31 4.2.4. Uji Parsial (Uji T) ......................................................... IV-32 4.2.5. Uji Simultan (Uji F)...................................................... IV-34 4.2.6. Pengujian Koefisien Determinasi (Uji R2) ................... IV-34 4.2.7. Metode Safety Culture Assesment Review Team (SCART)...... IV-37. xii.

(16) DAFTAR ISI (LANJUTAN). BAB. V.. HALAMAN. ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................. V-1. 5.1. Analisis dan Pembahasan Karakteristik Responden ................ V-1. 5.2. Analisis dan Pembahasan Pengaruh Keselamatan Sebagai Nilai yang Diakui dan Dipahami Terhadap Kesiapa Pedagang ........ V-2. 5.3. Analisis dan Pembahasan Pengaruh Keselamatan dalam Keselamatan Terhadap Kesiapan Pedagang .................................................. V-2. 5.4. Analisis dan Pembahasan Pengaruh Akuntabilitas Keselamatan Terhadap Kesiapan Pedagang .................................................. V-3. 5.5. Analisis dan Pembahasan Pengaruh Keselamatan Terintegrasi Terhadap Kesiapan Pedagang .................................................. V-4. 5.6. Analisis dan Pembahasan Pengaruh Keselamatan Sebagai Penggerak Pembelajaran Terhadap Kesiapan Pedagang ........................... V-5. 5.7. Analisis dan Pembahasan Karakteristik Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja .............................................................. V-6. 5.8. Rekomendasi Penelitian .......................................................... V-6. 5.9. Analisis dan Pembahasan Lokasi Penelitian .......................... V-11. VI. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... VI-1. 6.1. Kesimpulan .............................................................................. VI-1. 6.2. Saran ........................................................................................ VI-2. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN. xiii.

(17) DAFTAR GAMBAR. GAMBAR. HALAMAN. 1.1.. Data Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Tahun 2021 .......... I-3. 1.2.. Data Kasus Meninggal Akibat Covid-19 di Indonesia Tahun 2021 ..... I-4. 1.3. Data Kasus Positif Covid-19 di Medan Tahun 2021 ............... I-5. 1.4.. Kondisi Pasar Halat, Medan .................................................... I-6. 1.5.. Fasilitas Pada Pasar Halat ........................................................ I-7. 3.1.. Kerangka Konseptual Penelitian ............................................. III-5. 3.2.. Tahap Penelitian ...................................................................... III-6. 4.1.. Grafik Data Jenis Kelamin Responden .................................... IV-2. 4.2.. Grafik Data Umur Responden ................................................. IV-2. 4.3.. Grafik Data Suku Responden .................................................. IV-3. 4.4.. Grafik Data Jenis Dagangan Responden ................................. IV-3. 4.5.. Grafik Data Pendidikan Responden ........................................ IV-4. 4.6.. Diagram Rekapitulasi Skoring Variabel Keselamatan Sebagai Nilai yang Diakui dan Dipahami ............................................. 4.7.. IV-7. Diagram Rekapitulasi Skoring Variabel Kepemimpinan dalam Keselamatan ................................................................. IV-9. 4.8.. Diagram Rekapitulasi Skoring Variabel Akuntabilitas Keselamatan .... IV-11. 4.9.. Diagram Rekapitulasi Skoring Variabel Keselamatan Terintegrasi ... IV-13. 4.10.. Diagram Rekapitulasi Skoring Variabel Keselamatan Sebagai Penggerak Pembelajaran......................................................... IV-15. 4.11. Diagram Rekapitulasi Skoring Variabel Kesiapan Pencegahan Covid-19 ................................................................................. IV-17. 4.12.. Rata-rata Pembobotan Variabel Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Pencegahan Covid-19 ............................................. IV-18. 4.13.. Hasil Uji Validitas Keselamatan Sebagai Nilai yang Diakui dan Dipahami .......................................................................... IV-19. 4.14.. Hasil Uji Validitas Kepemimpinan dalam Keselamatan ...... IV-21.

(18) DAFTAR GAMBAR (Lanjutan). GAMBAR. HALAMAN. 4.15.. Hasil Uji Validitas Akuntabilitas Keselamatan..................... IV-23. 4.16.. Hasil Uji Validitas Keselamatan Terintegrasi ....................... IV-24. 4.17.. Hasil Uji Validitas Keselamatan Sebagai Penggerak Pembelajaran... IV-26. 4.18.. Hasil Uji Validitas Kesiapan Pencegahan Covid-19 ............ IV-27. 4.19.. Hasil Uji Normalitas .............................................................. IV-29. 4.20.. Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................. IV-30. 4.21.. Hasil Uji F .............................................................................. IV-34. 4.22.. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Uji-R2) .............................. IV-35. 5.1.. Kondisi Pasar .......................................................................... V-11. 5.2.. Display Board Protokol Kesehatan ........................................ V-11. xvii.

(19) DAFTAR TABEL. TABEL. HALAMAN. 2.1.. Klasifikasi Budaya K3 ............................................................. I-13. 3.1.. Kisi-kisi Pernyataan Kesiapan Budaya K3 .............................. III-8. 3.2.. Kisi-kisi Penyataan Kuesioner Budaya K3 ............................. III-9. 4.1.. Rekapitulasi Data Karakteristik Responden ............................ IV-4. 4.2.. Atribut Variabel Keselamatan Sebagai Nilai yang Diakui dan Dipahami ................................................................................. 4.3.. IV-5. Rekapitulasi Skoring Data Variabel Keselamatan Sebagai Nilai Yang Diakui dan Dipahami ..................................................... IV-6. 4.4.. Atribut Variabel Kepemimpinan dalam Keselamatan ............. IV-7. 4.5.. Rekapitulasi Skoring Data Variabel Kepemimpinan dalam Keselamatan............................................................................. IV-8. 4.6.. Atribut Variabel Akuntabilitas Keselamatan.......................... IV-10. 4.7.. Rekapitulasi Skoring Data Variabel Akuntabilitas Keselamatan ....... IV-10. 4.8.. Atribut Variabel Keselamatan Terintegrasi ............................ IV-12. 4.9.. Rekapitulasi Skoring Data Variabel Keselamatan Terintegrasi....... IV-12. 4.10.. Atribut Variabel Keselamatan Sebagai Penggeak Pembelajaran .... IV-14. 4.11. Rekapitulasi Skoring Data Variabel Keselamatan Sebagai Penggerak Pembelajaran......................................................... IV-14. 4.12.. Atribut Variabel Kesiapan Pencegahan Covid-19 .................. IV-16. 4.13.. Rekapitulasi Skoring Data Variabel Kesiapan Pencegahan Covid-19..... IV-16. 4.14.. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Keselamatan Sebagai Nilai yang Diakui dan Dipahami ..................................................... IV-20. 4.15.. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kepemimpinan dalam Keselamatan............................................................................ IV-22. 4.16.. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Akuntabilitas Keselamatan ... IV-23. 4.17.. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Keselamatan Terintegrasi ... IV-26.

(20) DAFTAR TABEL (Lanjutan). TABEL. 4.18.. HALAMAN. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Keselamatan Sebagai Penggerak Pembelajaran......................................................... IV-27. 4.19.. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kesiapan Pencegahan Covid-19 ... IV-28. 4.20.. Hasil Uji Reabilitas ................................................................. IV-28. 4.21.. Hasil Uji Multikolinearitas ..................................................... IV-31. 4.22.. Hasil Uji Parsial ...................................................................... IV-32. 4.23.. Hubungan Antar Variabel ....................................................... IV-36. 4.24.. Rekapitulasi Hasil Penilaian Skor Karakteristik Budaya Keselamatan Pasar Halat ........................................................ IV-37. 5.1.. Rekomendasi Perbaikan .......................................................... 5.2.. Standard Operational Procedure (SOP) Pasar Halat ............. V-10. xv. V-8.

(21) DAFTAR LAMPIRAN. LAMPIRAN. HALAMAN. 1. Serifikat Evaluasi Draft Tugas Sarjana ................................... L-1. 2. Serifikat Evaluasi Draft Tugas Sarjana ................................... L-2. 3. Kuesioner Budaya Keselamatan .............................................. L-3. 4. Rekapitulasi Data Responden .................................................. L-4. 5. Tabel F ..................................................................................... L-5. 6. Tabel R .................................................................................... L-6. 7. Tabel T ..................................................................................... L-7. 8. Form Permohonan Tugas Akhir .............................................. L-8. 9. Form Penetapan Tugas Akhir .................................................. L-9. 10. Surat Keputusan Tugas Akhir.................................................. L-10. 11. Kartu Kehadiran Kuliah Umum, Seminar Hasil, Workshop. 12. dan Conference ........................................................................ L-11. Form Asistensi ......................................................................... L-12.

(22) BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) menurut undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja secara optimal yang meliputi pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit akibat kerja. Berlandaskan tujuan utama Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) seperti diketahui melalui Undang-Undang No 1 Tahun 1970 salah satunya yaitu melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 463 / MEN / 1993 berisi konsep dasar keselamatan dan kesehatan kerja yaitu perilaku yang tidak aman karena kurangnya kesadaran pekerja dan kondisi lingkungan yang tidak aman. (Ramadhan et al., 2021). Pada dasarnya keselamatan menunjukkan suatu bentuk praktik yang mengacu pada kemampuan kita untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya peristiwa berbahaya, yang dapat mengganggu fungsi fisik, mental dan organisasi kita (Antonsen, 2009). Pada Desember 2019 muncul sebuah virus corona yang dikenal dengan COVID-19 (Corona. Virus. Desese-2019) di kota Wuhan, China. Covid-19. merupakan jenis virus baru yang sebelumnya belum pernah diidentifikasi pada manusia. Covid-19 ditularkan antara hewan ke manusia dan manusia ke manusia.. I-1.

(23) I-2. Covid-19 memiliki karakteristik yaitu kecepatan penyebaran yang tinggi. (Lee, 2020). Covid-19 mulai mewabah di Indonesia sejak awal Maret hingga saat ini Agustus 2021, menurut data WHO Hingga 18 Mei 2021, Pemerintah Republik Indonesia telah melaporkan 1.748.230 orang terkonfirmasi positif COVID-19. Ada 48.477 kematian terkait COVID-19 yang dilaporkan dan 1.612.239 pasien telah pulih dari penyakit tersebut. Kemudian berdasarkan data Pemko Medan hingga 1805-2021 diperoleh bahwa COVID-19 telah menjadi pandemi global dengan terkonfirmasi positif 15.393 orang di kota Medan dengan 14.792 dinyatakan sembuh dan 531 dikonfirmasi meninggal. Salah satu langkah preferentif, pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan guna meminimalisir penyebaran Covid-19. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan seperti memberlakukan Prokes (Protokol Kesehatan) 3M, pemberlakuan. PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan PPKM. (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) pada beberapa daerah di Indonesia yang diatur dalam Permenkes RI Nomor 9 Tahun 2020. ( Kiki et al., 2021). Dalam era baru ini, salah satu upaya mengurangi kemungkinan terjadinya peristiwa berbahaya yaitu Covid-19, maka diperlukannya pembentukan budaya keselamatan. Budaya akan membentuk perilaku-perilaku khusus. Budaya merupakan hasil. dari multiple goal yang mengarah kepada interaksi. antara. manusia (psychological), pekerjaan (behavioral), dan organisasi (situational) yang membentuk pola perilaku (D, 2000)..

(24) I-3. Budaya keselamatan positif dicapai ketika seseorang belajar dari wawasan dan intuisi daripada insiden, dan mengubah cara berpikir dan bertindak mereka dengan berbagi pengalaman dan mengatasi masalah bersama. Angka positif Covid-19 di Indonesia termasuk paling tinggi di ASEAN. Kasus positif Covid-19 meningkat sejak dilakukannya New normal. Berikut merupakan data jumlah kasus baru Covid-19 serta batasan rata-rata 7 hari pada 18 Mei 2021- 16 Juni 2021 yang terus mengalami peningkatan. Kasus Positif Covid-19 Tahun 2021 12000 10000 8000. 6000 4000 2000. 18 Mei 19 Mei 20 Mei 21 Mei 22 Mei 23 Mei 24 Mei 25 Mei 26 Mei 27 Mei 28 Mei 29 Mei 30 Mei 31 Mei 1 Juni 2 Juni 3 Juni 4 Juni 5 Juni 6 Juni 7 Juni 8 Juni 9 Juni 10 Juni 11 Juni 12 Juni 13 Juni 14 Juni 15 Juni 16 Juni. 0. Kasus Baru. Rata-rata 7 Hari. Sumber: Universitas Johns Hopkins. Gambar 1.1. Data Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Tahun 2021. Berdasarkan Gambar 1.1. dapat dilihat bahwa kasus positif Covid-19 meningkat melebihi batas rata-rata per 7 harinya. Meningkatnya kasus positif Covid-19 juga mempengaruhi jumlah pasien yang meninggal. Berikut merupakan grafik tingkat kematian akibat Covid-19 di Indonesia..

(25) I-4. Kasus Meninggal Akibat Covid-19 Tahun 2021 250 200 150 100 50. 18 Mei 19 Mei 20 Mei 21 Mei 22 Mei 23 Mei 24 Mei 25 Mei 26 Mei 27 Mei 28 Mei 29 Mei 30 Mei 31 Mei 1 Juni 2 Juni 3 Juni 4 Juni 5 Juni 6 Juni 7 Juni 8 Juni 9 Juni 10 Juni 11 Juni 12 Juni 13 Juni 14 Juni 15 Juni 16 Juni. 0. Kasus baru. Rata-rata 7 hari. Sumber: Universitas Johns Hopkins. Gambar 1.2. Data Kasus Meninggal Akibat Covid-19 di Indonesia Tahun 2021. Diidentifikasi bahwa sejumlah pasar tradisional di Indonesia menjadi klaster baru penyebaran virus corona, setelah ratusan pedagang di sejumlah daerah, seperti Padang, Palangkaraya dan Jakarta, terinfeksi Covid-19 karena contact rate di lokasi pada pasar sangat tinggi, Seperti pada Tribun News menyatakan DKI Jakarta diidentifikasi kasus positif Covid-19 di pasar tradisional berjumlah 1053 orang yang tersebar pada 190 pasar di Jakarta. Pedagang menyatakan tidak ada pilihan lain selain membuka tokonya demi perputaran roda ekonomi. Angka positif Covid-19 di Medan meningkat sejak dilakukannya adaptasi kebiasaan baru (New Normal). Berikut merupakan data jumlah kasus baru dalam 14 hari terakhir mulai 14 Juni 2021- 27 Juni 2021.

(26) I-5. Kasus Positif Covid 2021 Kota Medan 3100 3000 2900 2800 2700 2600 2500 2400 2300 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 juni juni juni juni juni juni juni juni juni juni juni juni juni juni Kasus baru. Rata-rata. Sumber: Pemprov Sumut. Gambar 1.3. Data Kasus Positif Covid-19 di Medan Tahun 2021. Menurut surat edaran menteri perdagangan No.12 Tahun 2020, menyatakan pasar rakyat harus memastikan pedagang menggunakan masker, face shield, dan sarung tangan saat melakukan aktivitas berjualan. Jarak antara pedagang dan pembeli minimal 1,5 meter, adanya pengontrol suhu dibawah 37,3oC, menyediakan tempat mencuci tangan dan hand sanitizer serta menjaga kebersihan lapak, dan fasilitas umum lain seperti toilet dan parkiran. Pasar yang merupakan tempat bertemu pedagang dan pembeli berpotensi menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Proses interaksi jual beli pada pasar tidak diterapkan protokol kesehatan sesuai surat edaran menteri perdagangan No.12 Tahun 2020, seperti dapat dilihat pada Gambar 1.4. merupakan kondisi aktual pasar Halat, Medan..

(27) I-6. Gambar 1.4. Kondisi Pasar Halat, Medan. Pasar Halat, Medan merupakan pasar tradisional yang ikut merasakan dampak pengaruh pandemi Covid-19. Budaya keselamatan baru yang kurang tercermin menurut protokol kesehatan, dapat dilihat pada Gambar 1.4. bahwa masih banyak pedagang dan pembeli yang tidak menggunakan masker dengan benar dan tidak menjaga jarak. Pengelola pasar juga tidak melakukan kontrol, pengawasan dan sanksi kepada para pedagang dan pembeli yang tidak memakai masker dan menjaga jarak di sekitar area Pasar Halat. Dapat dilihat pada Gambar 1.5. Budaya baru sudah dibentuk seperti disediakannya tempat pencuci tangan oleh pengelola pasar dan para pedagang dan pembeli yang sudah memakai masker saat memasuki area pasar. Masalah yang terjadi yaitu pada kondisi aktualnya belum adanya kepatuhan dari para penjual dan pembeli terhadap budaya baru, seperti tidak mencuci tangan saat memasuki area pasar dan melepas masker saat berjualan. Hal ini disebabkan karena tidak terdapat pengawasan dari pihak pengelola pasar pada pintu masuk untuk memastikan setiap orang yang memasuki area pasar agar mencuci tangan dan melakukan pengecekan.

(28) I-7. suhu, serta tidak adanya kontrol terhadap implementasi Prokes pedagang dan pembeli pada saat waktu operasi pasar dari pihak pengelola Pasar Halat.. Gambar 1.5. Fasilitas Pada Pasar Halat. Budaya keselamatan mencerminkan sikap, keyakinan, persepsi, dan nilai yang dimiliki karyawan terkait dengan keselamatan. Dilihat dari kondisi aktual pasar, Budaya keselamatan sudah terlihat tetapi kesiapan pedagang dalam menjalankan budaya dan melakukan transaksi jual-beli perlu ditingkatkan guna meminimalkan penyebaran bahaya ditempat kerja bagi diri sendiri dan orang lain, bahaya yang dimaksud yaitu Covid-19 dan menjamin keselamatan dan kesehatan para pedagang dan pembeli pada Pasar Halat, Medan. Beberapa kajian terhadap budaya keselamatan yang pernah dilakukan sebelumnya, diantaranya oleh: Purwaningsih et al., (2019) melakukan penelitian mengenai penilaian budaya keselamatan dengan metode SCART (Safety culture Assesment Review Team), dengan Menggunakan metode SCART (Safety culture.

(29) I-8. Assesment Review Team) untuk mengetahui tingkat budaya keselamatan dan memberikan rekomendasi untuk peningkatan budaya keselamatan secara berkelanjutan. Dengan hasil implementasi budaya keselamatan meraih skor 626.77 menduduki peringkat C atau Cukup yang berarti “kinerja keselamatan di bawah ketentuan yang disyaratkan dan akan menyebabkan risiko pelanggaran terhadap kepatuhan persyaratan keselamatan”. Nopiyanti et al., (2020) melakukan penelitian mengenai hubungan iklim keselamatan dan kesehatan kerja terhadap budaya K3 di proyek citra tower kemayoran, menggunakan metode SCART dengan hasil tingkat budaya K3 mendapatkan total nilai 671 menduduki peringkat B atau Baik yang berarti kinerja keselamatan sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dan tidak menyebabkan risiko terhadap kepatuhan persyaratan keselamatan. Situmorang (2013) melakukan penelitian mengenai evaluasi budaya keselamatan untuk prioritas pentingnya karakteristik/atribut dengan teknik AHP. Dengan implementasi budaya keselamatan menggunakan metode SCART dengan menduduki peringkat C atau Cukup dengan skor 630,07 yang menunjukkan bahwa kinerja keselamatan untuk implementasi budaya keselamatan di bawah yang diekspektasikan walaupun keselamatan sudah menjadi tujuan organisasi. Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah dijelaskan serta riset-riset mengenai penilaian karakteristik budaya K3 menggunakan metode SCART yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti ingin melihat kesiapan budaya K3 pada pedagang Pasar Tradisional Halat dalam upaya pencegahan virus Covid-19 di masa pandemi..

(30) I-9. 1.2.. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, Perumusan. masalah yang terjadi ialah, kenaikan wabah Covid-19 menyebar dan mengharuskan kita untuk hidup dan berdampingan dengan virus Covid-19, yang menyebabkan adanya perubahan budaya K3 berupa kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi budaya K3 yang terjadi pada pedagang Pasar Tradisional Halat terhadap kesiapannya dalam pencegahan covid19 di masa pandemi Covid-19.. 1.3.. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini yaitu melihat mengevaluasi budaya K3. terhadap kesiapan pedagang pasar dalam upaya pencegahan Covid-19 pada Pasar Tradisional Halat di masa pandemi Covid-19. Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu: 1.. Mengidentifikasi karakteristik budaya K3. 2.. Mengetahui pengaruh paling dominan dari ke lima karakteristik budaya K3.. 3.. Memberi rekomendasi untuk mengatasi masalah kesiapan penerapan budaya K3 pada pedagang pasar halat di masa pandemi Covid-19.. 1.4.. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai. berikut:.

(31) I-10. 1.. Manfaat bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dan mengembangkan kemampuan untuk. menganalisis dan berfikir secara sistematis sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai wahana untuk mengkaji secara ilmiah tentang evaluasi budaya K3 terhadap kesiapan pedagang Pasar Tradisional Halat di masa pandemi Covid-19. 2.. Manfaat bagi Pedagang Pasar Sebagai bahan referensi dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya. budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di masa pandemi Covid-19 sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat berupa kesiapan dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan sehingga dapat meminimalisir terjadinya penyebaran wabah Covid-19. 3.. Manfaat bagi Pengelola Pasar Manfaat bagi pengelola pasar adalah untuk menjadi bahan masukan dan. evaluasi dalam pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada Pasar Tradisional Halat sehingga dapat meminimalisir terjadinya penyebaran wabah Covid-19.. 1.5.. Asumsi dan Batasan Masalah Asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:. 1.. Subjek penelitian dalam kondisi yang sehat secara jasmani dan rohani.. 2.. Subjek penelitian merupakan seorang pedagang dan pengelola pasar. 3.. Tidak ada pergantian subjek selama penelitian berlangsung..

(32) I-11. 4.. Populasi pedagang mencakup seluruh pedagang pada Pasar Tradisional Halat, Medan.. 5.. Jawaban yang diberikan oleh subjek penelitian tidak dipengaruhi oleh siapapun. Batasan masalah dalam penelitian tugas sarjana ini adalah sebagai berikut:. 1.. Penelitian ini dilakukan di Pasar Tradisional Halat, Medan.. 2.. Penelitian ini dilakukan dengan survei lapangan dengan menyebarkan kuesioner yang telah disiapkan untuk dapat mengevaluasi budaya K3 terhadap kesiapan pedagang pasar di masa pandemi Covid-19.. 3.. Penelitian ini dibatasi pada Objek yang diteliti yaitu hanya bentuk kesiapan pada pedagang Pasar Tradisional Halat, Medan.. 1.6.. Sistematika Penulisan Laporan Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas sarjana adalah. sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang permasalahan yang menadasari dilakukannya penelitian dengan judul “Evaluasi Budaya K3 terhadap Kesiapan Pedagang Pasar Tradisional Halat di Masa Pandemi Covid-19” perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, asumsi dan batasan yang digunakan dalam penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian, Bab II, Landasan Teori, menguraikan teori-teori Budaya Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan Karakteristik Budaya Keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

(33) I-12. Bab III, Metodologi Penelitian, menjabarkan tentang urutan langkahlangkah dalam pemecahan masalah dan penjelasan secara garis besar tentang lokasi dan waktu penelitian, jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, kerangka konseptual penelitian, Tahapan Penelitian. Bab IV, Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisikan data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah. Bab V, Analisis Pemecahan Masalah dan Pembahasan diuraikan analisis terhadap hasil dari pengolahan data terhadap pemecahan masalah dalam penelitian. Dalam Bab VI, Kesimpulan dan Saran, berisikan intisari yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran-saran yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya..

(34) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). 2.1.1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993 menyatakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/ perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien. Konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja adalah perilaku yang tidak aman karena kurangnya kesadaran pekerja dan kondisi lingkungan yang tidak aman. Untuk itu ILO (1980) dalam resolusinya menyatakan ada tiga prinsip dasar tentang keselamatan dan kesehatan kerja yaitu pekerjaan harus terdapat pada lingkungan kerja yang aman, sehat dan selamat, kondisi pekerjaan harus sesuai dengan pekerja, dan pekerjaan haruslah sesuatu yang nyata sebagai prestasi individu, pemenuhan kebutuhan secara pribadi dan untuk pelayanan masyarakat umum (Widiatmoko, 2014).. 2.1.2. Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Secara umum tujuan dari K3 adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Namun tujuan K3 dapat juga dirinci sebagai berikut (Kurniawidjaja, 2010) :. II-1.

(35) II-2. 1.. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan. sehat dan selamat. 2.. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar.. 3.. Meningkatkan derajat kesehatan para petugas. Kesehatan dan keselamatan adalah suatu sistem yang bertujuan melakukan. pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya kecelakaan yang diakibatkan oleh aktivitas kerja dan juga pencegahan akan timbulnya penyakit yang diakibatkan oleh hubungan kerja di dalam lingkungan kerja para karyawan. kesehatan dan keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan (Mohammad Y et al., 2014).. 2.1.3. Keselamatan Kerja Menurut CoVan (1995) dalam konteks keselamatan yang lebih luas, mencakup kesehatan kerja maupun aspek keselamatan. (Tulus Winarsunu, 2008). Keselamatan menyangkut segenap proses dalam perlindungan tenaga kerja terhadap segala kemungkinan adanya bahaya yang timbul dalam lingkungan saat menjalankan pekerjaan. Adapun terdapat 2 usaha yang memberikan perlindungan keselamatan kerja menurut Soeprihatno adalah sebagai berikut: 1.. Usaha preventif atau pencegahan Preventif atau pencegahan merupakan proses mengendalikan atau menghambat. sumber bahaya yang dapat terjadi ditempat kerja sehingga dapat mengurangi atau tidak menimbulkan bahaya bagi karyawan,.

(36) II-3. Langkah pencegahan tersebut dapat dibedakan sebagai berikut: a) Subtitusi (mengganti alat yang kurang/tidak berbahaya) b) Isolasi (memberi pemisah terhadap sumber bahaya) c) Pengendalian teknis terhadap sumber bahaya d) Pemakaian alat pelindung diri (APD) e) Petunjuk dan peringatan ditempat kerja f) Latihan keselamatan dan kesehatan kerja 2.. Usaha represif atau kuratif Represif atau kuratif merupakan kejadian atau kecelakaan yang disebabkan. sumber bahaya yang terjadi di tempat kerja. Saat terjadi kecelakaan, penting dan sangat dirasakan arti persiapan baik fisik maupun mental para karyawan dalam rangka menghadapi dan mengatasinya.. 2.1.4. Kesehatan Kerja Kesehatan kerja merupakan kebebasan dari kekerasan fisik. Faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu ditentukan disebut resiko kesehatan, contohnya yaitu seperti lingkungan yang dapat membuat stress dan memberi gangguan fisik.. 2.2.. Budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja. 2.2.1. Defenisi Budaya kesehatan dan keselamatan kerja merupakan gabungan dari nilainilai dan kepercayaan-kepercayaan yang berinteraksi dengan struktur organisasi.

(37) II-4. dan sistem pengendalian yang membentuk norma-norma perilaku (Cooper,2000). Upaya menciptakan atau membangun budaya kesehatan dan keselamatan kerja merupakan langkah utama dalam menciptakan perubahan perilaku kesehatan dan keselamatan kerja. Upaya menciptakan atau membangun budaya kesehatan dan keselamatan kerja/ safety culture merupakan langkah pertama dalam upaya mencapai keamanan pasien (Patient Safety), yaitu membangun kesadaran. akan. nilai keamanan pasien, menciptakan kepemimpinan serta budaya yang terbuka dan adil (Rachmawati, 2011) Dalam budaya keselamatan “Patologis”, pemberi kerja dan pekerja tidak peduli tentang pelanggaran aturan keselamatan; ini sering disebut budaya keselamatan "Tidak peduli". Dalam budaya keselamatan “Reaktif”, keselamatan menjadi penting hanya setelah kecelakaan; ini sering disebut sebagai "budaya keselamatan yang disalahkan". Dalam budaya keselamatan “Kalkulatif”, ada sistem untuk mengelola semua bahaya; ini sering disebut sebagai "Budaya keselamatan terencana". Dalam budaya keselamatan “Proaktif”, pekerja tidak mengerjakan masalah yang mereka temukan, tetapi menghindari masalah terlebih dahulu untuk memperbaiki lingkungan kerja. Budaya keselamatan “generatif” adalah budaya keselamatan yang dinamis, di mana keselamatan dibangun ke dalam cara kerja dan berpikir. Dengan demikian, budaya keselamatan yang buruk atau patologis dapat berkembang menjadi budaya keselamatan yang positif atau generatif jika perubahan budaya dikelola dengan baik. Budaya keselamatan mencerminkan sikap, keyakinan, persepsi, dan nilai yang dimiliki karyawan terkait dengan keselamatan. Budaya keselamatan sering.

(38) II-5. dilihat sebagai bagian dari budaya organisasi dan perbedaan konsep ini serta iklim keselamatan tidak jelas. Budaya keselamatan merupakan konsep multidimensi. Jumlah faktor penyusun berkisar antara 2-19 tetapi hampir selalu mencakup faktorfaktor seperti tanggung jawab manajemen, kepuasan kerja, tanggung jawab individu, gaya kepemimpinan dan komunikasi, kesadaran risiko, dan pengambilan risiko. (Shiney, 2014). 2.2.2. Komitmen Budaya Keselamatan Budaya keselamatan mempunyai dua komponen utama. Komponen pertama adalah kerangka kerja yang diperlukan dalam suatu organisasi dan merupakan tanggung jawab dari hirarki manajemen. Komponen kedua adalah sikap staf/individu pada semua tingkatan dalam merespon dan memanfaatkan kerangka kerja tersebut Tingkat pengambil kebijakan menunjukkan komitmen terhadap budaya keselamatan dengan (Kurniasih, 2013): a. Menumbuh-kembangkan nilai-nilai budaya keselamatan; b. Menetapkan tanggung jawab, wewenang dan kewajiban yang jelas untuk setiap individu dalam penanganan sikap dan perilaku terhadap keselamatan; c. Menyediakan anggaran yang diperlukan dalam menumbuhkembangkan budaya keselamatan; d. Menempatkan tingkat manajer pada posisi yang dapat menentukan keputusan organisasi;.

(39) II-6. e. Menyusun perencanaan budaya keselamatan yang terkoordinasi dan penetapan perencanaan budaya keselamatan pada tingkat manajer; f. Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut penerapan budaya keselamatan.. 2.2.3. Komponen Utama/Aspek Budaya Keselamatan Budaya keselamatan memiliki 3 komponen utama/ aspek yaitu bersifat psikologis, situasional, dan perilaku yang dapat diukur dengan baik menggunakan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif (Cooper, 2002) 1. Aspek psikologis pekerja terhadap K3 (Psychological aspects, what people feel, what is believe). Berkaitan tentang apa yang dirasakan terkait aspek pribadi, misalnya: cara berpikir, menilai, motivasi, dan lain sebagainya 2. Aspek perilaku K3 pekerja (Behavioral aspects, what people do, what is done). Berkaitan erat dengan perilaku sehari-hari, misalnya: perilaku seharihari di perusahaan, kebiasaan dalam K3, dan lain sebagainya. 3. Aspek Situasi atau organisasi dalam kaitan dengan K3 (Situasional aspects, what organizational has, what is said). Berkaitan dengan situasi lingkungan kerja, misalnya: SOP, Sistem manajemen K3. Lingkungan kerja dan lain sebagainya. 2.2.4. Karakteristik Budaya Keselamatan Karakteristik budaya keselamatan sebagai strategi untuk menumbuhkembangkan budaya keselamatan mencakup sikap dan perilaku yang terstruktur. Karakteristik budaya keselamatan juga dapat ditafsirkan sebagai serangkaian proses.

(40) II-7. berinteraksi dari setiap individu yang terlibat memberikan kontribusi untuk mencapai kinerja keselamatan yang tinggi. Karakteristik ini dibentuk oleh atribut atribut dan atribut dibentuk oleh indikator-indikator. Kondisi indikator inilah yang dinilai oleh responden. Berdasarkan Perka BATAN Nomor 200 Tahun 2012, Budaya keselamatan terdiri dari 5 (lima) karakteristik dan diuraikan menjadi 37 atribut budaya keselamatan. Penilaian tingkat budaya keselamatan ini terdiri dari 37 atribut keselamatan. 1.. Keselamatan sebagai nilai yang diakui dan dipahami dengan 6 atribut. 2.. Kepemimpinan dalam keselamatan dengan 10 atribut. 3.. Akuntabilitas keselamatan dengan 5 atribut. 4.. Keselamatan terintegrasi dengan 9 atribut. 5.. Keselamatan sebagai penggerak pembelajaran dengan 7 atribut. Adapun berikut karakteristik budaya keselamatan.(Biro et al., 2019) a.. Keselamatan sebagai nilai yang diakui dan dipahami Keselamatan merupakan pertimbangan utama pengalokasian sumber daya,. tujuan, sasaran dan rencana yang tertuang dalam rencana strategik. Oleh karena itu diperlukan usaha untuk meyakinkan setiap individu bahwa keselamatan dan pelaksanaan kegiatan berjalan beriringan. Pendekatan jangka panjang yang proaktif dan mempertimbangkan isu keselamatan diperlihatkan dalam pengambilan keputusan. Organisasi mendorong supaya sikap sadar keselamatan dapat diterima dan didukung secara bersama..

(41) II-8. b.. Kepemimpinan dalam keselamatan Memastikan adanya individu yang kompeten, membangun keterlibatan aktif. individu pada keselamatan secara berkelanjutan dalam membangun keterbukaan dan komunikasi yang baik dalam organisasi. c.. Akuntabilitas Keselamatan Tanggung jawab dengan kewenangan yang jelas sehingga akuntabilitas. dapat ditetapkan, dan tanggung jawab serta rasa memiliki keselamatan terdapat pada semua tingkatan organisasi dan individu. Peran dan tanggung jawab secara jelas didefinisikan dan dipahami termasuk di dalamnya kesesuaian dan kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang berlaku. d.. Keselamatan terintegrasi Budaya keselamatan mencakup segala sesuatu yang dilakukan termasuk. budaya keselamatan pada pasar. Untuk budaya keselamatan yang kuat maka harus jelas bahwa keselamatan harus terintegrasi dalam semua kegiatan di pasar. Kepercayaan tertanam dalam organisasi, dan setiap individu memiliki pengetahuan yang diperlukan dan memahami proses pekerjaan serta terdapat kerja sama antar bidang/bagian. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja serta kondisi kerja seperti waktu, beban kerja dan tekanan dipertimbangkan. Kondisi lingkungan kerja dan kebersihan serta kerapihan harus terpelihara dengan baik dan mencerminkan komitmen yang tinggi. Pada setiap tahapan kegiatan, aspek keselamatan harus dipertimbangkan sebagaimana arti pentingnya..

(42) II-9. e.. Keselamatan sebagai penggerak pembelajaran Pembelajaran keselamatan dapat dimulai dengan sikap bertanya pada setiap. individu. Setiap individu didorong untuk melaporkan secara terbuka terhadap penyimpangan dan kesalahan yang ada pada setiap proses kerja. Pembelajaran untuk peningkatan kemampuan dalam mengenal dan mendiagnosis setiap penyimpangan indikator keselamatan, serta merumuskan dan menerapkan solusi serta memantau pengaruh dari tindakan perbaikan.. 2.3.. Pasar Tradisional Pasar terlahir dari keinginan beberapa orang yang ingin memperoleh bahan. kebutuhan. Di Indonesia saat ini ada lebih kurang 13.450 pasar tradisional yang mampu menampung sekitar 13 juta pedagang kios dan 9 juta pedagang kaki lima. Pasar tradisional banyak diminati dikarenakan selain harga jual yang diberikan lebih murah, proses jual beli pada pasar juga dapat dapat dilakukan dengan cara menawar. Pasar tradisional adalah representasi dari ekonomi rakyat, juga merupakan tempat bergantung pedagang skala kecil dan menengah. Jutaan penduduk Indonesia masih mencari pengadaan kebutuhan sehari-harinya pada pasar tradisional. (Malano, 2011).

(43) II-10. 2.4.. Persyaratan Operasional Tempat Perdagangan Berdasarkan peraturan menteri No.20 Tahun 2020, menunjukkan beberapa. persyaratan yang diatur untuk tempat-tempat perdagangan di masa pandemi Covid19, diantaranya yaitu: a.. Pasar Rakyat 1. Memastikan semua pedagang, pengelola pasar sehat dan negative Covid-19 berdasarkan bukti hasil tes PCR/Rapid test yang difasilitasi pemerintah daerah setempat, dengan menggunakan masker, face shield, dan sarung tangan selama beraktivitas. 2. Pedagang diatur secara bergiliran dengan jarak minimal 1,5 meter. 3. Memastikan suhu tubuh pedagang, pengelola dibawah 37,3oC. 4. Melarang masuk orang dengan gejala pernapasan seperti batuk/flu/sesak nafas. 5. Mewajibkan pengunjung memakai masker dan menjaga jarak antrian 1,5 meter serta melewati control suhu tubuh pengunjung di bawah 37,3oC. 6. Di daerah pasar disediakan tempat cuci tangan, sabun, dan hand sanitizer, serta menjaga kebersihan dengan melakukan penyemprotan disinfektan. 7. Menerapkan pengaturan sirkulasi dan batasan waktu kunjungan serta jumlah pengunjung maksimal 30% dari jumlah kunjungan pasar saat kondisi normal dengan menerapkan kontrol ketat pada pintu masuk dan pintu keluar..

(44) II-11. 2.5.. Kesiapan Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dikatakan bahwa. kesiapan berasal dari kata dasar “siap” yang memiliki arti “sudah sedia”, dimana menurut Mulyani (2013) mengungkapkan bahwa kesiapan adalah kondisi individu yang membuat siap untuk memberikan respon dalam cara tertentu dalam situasi tertentu. Kesiapan amat perlu diperhatikan dalam suatu proses, jika sudah terdapat kesiapan, maka hasilnya akan memuaskan. Prinsip-prinsip kesiapan menurut (Slemeto, 2010) 1.. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi. 2.. Kematangan. jasmani. dan. rohani. penting. untuk. memperoleh. pengalaman 3.. Pengalaman mempunyai pengaruh positif terhadap kesiapan. 4.. Kesiapan. terbentuk. selama. masa. pembentukan. dalam. masa. perkembangan Faktor yang mempengaruhi kesiapan mencakup tiga aspek diantaranya yaitu, (1) Kondisi fisik, mental, dan emosional, (2) Kebutuhan, motif, dan tujuan, (3) Keterampilan dan pengetahuan.. 2.6.. Safety Culture Assesment Review Team (SCART) Safety Culture Assessment Review Team (SCART) adalah suatu metode. penilaian mandiri terhadap budaya keselamatan yang awalnya dikembangkan untuk organisasi yang mengelola fasilitas nuklir..

(45) II-12. Tujuan dari pedoman SCART ini adalah untuk memberikan panduan dalam persiapan, pengoperasian, pelaporan secara komprehensif dalam hal budaya keselamatan. Tujuan utama dari SCART adalah untuk memberikan penilaian yang valid dari tingkat budaya keselamatan sesuai dengan standar internasional. Dalam penilaian SCART dilakukan observasi dan tinjauan literatur. Penilaian diri melalui metode SCART ditujukan untuk mengidentifikasi faktor penimbul kelemahan dan penguat dalam penerapan budaya keselamatan, serta untuk mendapat umpan balik mengetahui sebab dari masalah-masalah akibat pelemahan budaya K3, serta upaya peningkatan untuk melakukan perbaikan atau rekomendasi sehingga mencapai budaya K3 yang berkelanjutan sesuai panduan SCART (Lestariningsih et al., 2017) Pada metode SCART terdapat 5 karakteristik yang mempengaruhi budaya K3, dimana nilai 5 karakteristik tersebut akan menghasilkan bobot yang akan menunjukkan nilai klasifikasi peringkat budaya keselamatan sehingga didapat nilai kesiapan seorang individu/organisasi dalam budaya K3, dengan tabel klasifikasi sebagai berikut:.

(46) II-13. Tabel 2.1. Klasifikasi Budaya K3. Skor. Peringkat Budaya Keselamatan. 0 - 400. Peringkat E. 400 - 533. Peringkat D. 534 -666. Peringkat C. 667 -833. Peringkat B. 834 - 100. Peringkat A. Keterangan Kinerja keselamatan berada dalam ketidakcukupan, ketidakefisienan, tidak adanya kendali /kontrol terhadap program budaya keselamatan. Kinerja keselamatan secara signifikan berada di bawah yang disyaratkan dan kemungkinan besar akan menimbulkan ketidakefisienan yang berlanjut menimbulkan risiko kecelakaan. Kinerja keselamatan di bawah ketentuan yang disyaratkan dan akan menyebabkan risiko pelanggaran terhadap kepatuhan persyaratan keselamatan. Kinerja keselamatan sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dan tidak menyebabkan risiko pelanggaran terhadap kepatuhan persyaratan keselamatan. Kinerja keselamatan diatas ketentuan yang disyaratkan sehingga tidak menyebabkan risiko pelanggaran terhadap kepatuhan persyaratan keselamatan. Sumber: Pengumpulan Data. 2.7.. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan. memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab, tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadi ataupun hal-hal yang ia ketahui. 2.8.. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut dapat. mengukur apa yang diukur. Untuk mengukur tingkat validitas item-item pertanyaan kuesioner terhadap tujuan pengukuran adalah dengan melakukan korelasi antar skor item pertanyaan dengan skor variabel (Ghozali, 2005)..

(47) II-14. Dikatakan valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Cara-cara yang umum digunakan untuk menguji validitas instrument adalah melalui analisis sebagai berikut. 1. Analisis Korelasi (Correlational Analysis). 2. Analisis Faktor (Factor Analysis). 3. Multirait. Analisisi korelasi sangat sesuai digunakan untuk menguji validitas serempak dan prediktif (Concurrent validity and predictive validity) ataupun Validitas konvergen dan diskriminan (Convergent and discriminant validity).. 2.9.. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur. dapat diandalkan. Kuesioner yang dinyatakan valid untuk selanjutnya perlu dilakukan reliabilitas dengan rumus ”Alpha Cronbach”. Tingkat reliabilitas suatu konstruk / variabel penelitian dapat dilihat dari hasil statistik Alpha Cronbach (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60.

(48) II-15. (Ghozali, 2005). Semakin nilai alphanya mendekati satu maka nilai reliabilitas datanya semakin terpercaya.. 2.10.. Uji Asumsi Klasik Sebagai syarat dalam melakukan analisis regresi maka dilakukan uji asumsi. klasik terhadap model regresi yang digunakan, dilakukan agar dapat diketahui apakah model regresi tersebut merupakan model regresi yang baik atau tidak (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas.. 2.10.1. Uji Normalitas Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji kenormalan distribusi nilai residual. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap normalitas kesalahan pengganggu/ error yang digunakan untuk melihat apakah variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi normal.. 2.10.3. Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas adalah keadaan dimana model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi gejala multikolinieritas. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinieritas dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Toleransinya. Dasar pengambilan kesimpulan bahwa model regresi tidak terdapat multikolinieritas.

(49) II-16. adalah jika nilai VIP (Variance inflation factor) berada di bawah 10 dan untuk nilai toleransinya adalah lebih besar dari 10% atau 0,1. 2.10.2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala/ masalah heteroskedastisitas. (Ghozali, 2005). Salah satu cara menguji heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan nilai residualnya (SRESID).. 2.11.. Uji Koefisiensi Regresi Linier Berganda. 2.11.1. Uji Parsial (Uji T) Uji T dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variable terikat dengan cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel atau membandingkan nilai signifikansi dengan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005) a.. Menentukan Formulasi Hipotesis - H0 : β = 0, artinya variabel X1, X2, X3 dan X4 tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel Y. - H1 : β = 0, artinya variabel X1, X2, X3 dan X4 mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel Y..

(50) II-17. b.. Menentukan derajat kepercayaan 95% (α =0,05). c.. Menentukan signifikansi - Nilai signifikansi (P Value) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. - Nilai signifikansi (P Value) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.. d.. Membuat kesimpulan - Bila (P Value) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya variabel independent secara parsial mempengaruhi variabel dependent. - Bila (P Value) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya variabel independent secara parsial tidak mempengaruhi variabel dependent.. 2.11.2. Uji Simultan (Uji F) Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan (serempak) terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya sebagai berikut: Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005) a.. Menentukan Formulasi Hipotesis - H0 : β1 = β2 = 0, artinya variabel X1, X2, X3 dan X4 tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel Y. - H1 : β1 = β2 ≠ 0, artinya variabel X1, X2, X3 dan X4 mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel Y.. b.. Menentukan derajat kepercayaan 95% (α =0,05). c.. Menentukan signifikansi - Nilai signifikansi (P Value) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima..

(51) II-18. - Nilai signifikansi (P Value) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. d.. Membuat kesimpulan - Bila (P Value) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya variabel independent secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi variabel dependent. - Bila (P Value) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya variabel independent secara simultan (bersama-sama) tidak mempengaruhi variabel dependent.. 2.11.3. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan (R2) ini berkisar antara nol sampai dengan satu (0≤R≤1). Jika koefisien determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat..

(52) II-19. 2.11.4. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hubungan variabel independent, yaitu Keselamatan sebagai nilai yang diakui dan dipahami(X1), Kepemimpinan dalam keselamatan (X2), Akuntabilitas keselamatan(X3), Keselamatan terintegrasi(X4), dan Keselamatan sebagai penggerak pembelajaran(X5) terhadap variabel dependent Kesiapan pedagang(Y). Persamaan regresi yang dipakai adalah sebagai berikut: Y = β1 Χ1 + β2 Χ2 + β3 Χ3 + β4 Χ4 + β5 Χ5 е Keterangan : Y = Kesiapan Pedagang β1 = Koefisien regresi dari variabel Χ1 (Keselamatan sebagai nilai yang diakui dan dipahami) Χ1 = Keselamatan sebagai nilai yang diakui dan dipahami β2 = Koefisien regresi dari variabel Χ2 (Kepemimpinan dalam keselamatan) Χ2 = Kepemimpinan dalam keselamatan β3 = Koefisien regresi dari variabel Χ3 (Akuntabilitas keselamatan) Χ3 = Akuntabilitas keselamatan β4 = Koefisien regresi dari variabel Χ4 (Keselamatan terintegrasi) Χ4 = Keselamatan terintegrasi β5 = Koefisien regresi dari variabel Χ5 (Keselamatan sebagai penggerak pembelajaran) Χ5 = Keselamatan sebagai penggerak pembelajaran e = Standar error.

(53) II-20. 2.12.. Teknik Sampling Dalam menentukan data yang akan diteliti pada penulisan ini, teknik. penentuan sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan metode pengambilan sampel secara acak sederhana yang dinamakan metode simple random sampling. Subjek penelitian yaitu pedagang dan pengelola Pasar Halat, Medan..

(54) BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian evaluasi budaya K3 terhadap kesiapan pedagang Pasar Halat di masa pandemi Covid-19 berjenis penelitian korelasi. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Dengan proses pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner. Subjek penelitiannya yaitu pedagang pada Pasar Halat, Medan. Setelah data dikumpulkan, selanjutnya diproses secara kuantitatif dimana dilakukan uji statistik,. kemudian mengukur peringkat budaya K3 responden. Berikut ini. dijelaskan lebih lanjut mengenai metodologi penelitian evaluasi budaya K3 terhadap kesiapan pedagang Pasar Halat di masa pandemi Covid-19.. 3.1.. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pasar Halat, Medan. Waktu penelitian dilakukan. dari bulan Juni 2021 sampai Juli 2021. 3.2.. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan. kuantitatif menggunakan penelitian survey. Menggunakan responden yang diambil dengan teknik simple random sampling. Pada umumnya penelitian survei menggunakan kuesioner sebagai media pengambilan datanya. Penelitian survei mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat. III-1.

(55) III-2. pengumpulan data yang pokok. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda (Sandu, 2015). 3.3.. Subjek dan Objek Penelitian Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas. objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Subjek penelitian pada penelitian kali ini yaitu pedagang dan pengelola Pasar Halat, Medan. Objek penelitian adalah suatu atribut dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono. 2013). Objek penelitian yaitu pengaruh budaya K3 terhadap kesiapan pedagang dalam upaya pencegahan Covid-19 dimasa pandemi Covid-19.. 3.4.. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin. meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. (Arikunto. 2014). Populasi dalam penelitian ini yaitu pedagang dan pengelola Pasar Halat, Medan. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang teliti. Dinamakan penelitian sampel apabila bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel (Arikunto. 2014)..

(56) III-3. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling dengan metode pengambilan sampel secara acak sederhana yang dinamakan metode simple random sampling yaitu setiap elemen dalam populasi diberikan hak kemungkinan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Malhotra, 2007). Dalam pengambilan sampel pada penelitian ini mengacu pada teori Slovin. Banyaknya pekerja pada Pasar Halat adalah sebesar 368 jiwa pedagang. Perhitungan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin dengan perhitungannya adalah sebagai berikut: n=. N N(d2 )+1. Dimana : n = Ukuran sampel N = Populasi d = Taraf nyata atau batas kesalahan. Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah: n=. n=. 368 368(0,12 )+1 368 4,68. n=78,63 = 79 Orang Maka anggota populasi yang diambil sebagai sampel adalah sebanyak 79 orang..

(57) III-4. 3.5.. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini, dibagi menjadi beberapa variabel untuk. mempermudah dalam penyusunan kerangka berpikir penelitian, yaitu sebagai berikut: 1.. Variabel. Terikat (Dependent) merupakan variabel. yang nilainya. dipengaruhi oleh nilai variabel lain. Pada penelitian ini memiliki variabel terikat yaitu kesiapan pencegahan Covid-19. 2.. Variabel Bebas (Independent) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat baik secara positif maupun secara negatif. Pada penelitian ini memiliki variabel bebas yaitu karakteristik budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3).. 3.6.. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka. konseptual. merupakan. suatu. model. konseptual. yangmenunjukkan hubungan logis antara faktor atau variabel yang telah diidentifikasi penting untuk menganalisis masalah penelitian. Kerangka konseptual untuk penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1..

(58) III-5. Karakteristik Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kesiapan Pencegahan Covid-19. Sumber : Pengumpulan Data Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian. 3.7.. Tahapan Penelitian Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, yang diawali dengan melakukan. studi lapangan dan mencari studi literatur hingga menghasilkan kesimpulan. Tahapan rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2..

(59) III-6. Mulai. Studi Lapangan. Studi Literatur. Rumusan Masalah. Metode Penelitian. Tujuan Penelitian. Tidak Cukup. Perancangan materi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dan sekunder. Pengambilan data primer dan sekunder. Cukup. Perancangan Kuisioner Tidak Cukup. Pengambilan data kuisioner. Pengelolahan Data. Pengumpulan data primer dan sekunder. Cukup. Analisis Data. Kesimpulan dan Saran. Selesai. Sumber : Pengumpulan Data Gambar 3.2. Tahapan Penelitian.

(60) III-7. 3.8.. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan penjelasan sistematis dari konsep dan. variabel. Tujuan dari definisi operasional adalah untuk menjelaskan tentang pengukuran indikator-indikator dari variabel terkait (Sinulingga. 2011). Terdapat 5 karakteristik yang mempengaruhi budaya K3, yaitu keselamatan sebagai nilai yang diakui dan dipahami, kepemimpinan dalam keselamatan, akuntabilitas keselamatan, keselamatan terintegrasi, dan keselamatan sebagai penggerak pembelajaran, dimana ke-5 karakteristik tersebut diuraikan dan terdiri dari 37 atribut budaya keselamatan. Sedangkan salah satu faktor dari kesiapan yaitu penggunaan alat pelindung diri (APD), Penjaminan mutu produk, dan lainnya. 3.9.. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti. untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian a.. Data Primer Data primer pada penelitian ini didapat melalui kuesioner. Penyebaran. kuesioner dilakukan untuk mendapatkan data penerapan Budaya keselamatan dan kesehatan kerja pada pedagang pasar Halat, Medan. b.. Data Sekunder Data sekunder pada penelitian ini dapat berupa gambaran umum pasar dan. jumlah populasi pedagang yang didapat dari pengelola pasar. Data sekunder lainnya yaitu bobot atribut yang diperoleh dari penelitian terdahulu yang berjudul evaluasi.

(61) III-8. budaya keselamatan untuk prioritas pentingnya karakteristik atau atribut dengan teknik AHP (Situmorang, 2013) Berdasarkan definisi operasional dihasilkan deskriptor yang selanjutnya diolah menjadi pernyataan kuesioner. Deskriptor tersebut merupakan hasil pengembangan dari bagian variabel kemudian sub variabel sehingga menghasilkan pernyataanpernyataan dalam kuesioner. Deskriptor pada kuesioner tersebut juga disesuaikan dengan hasil pengamatan dan telah melakukan terhadap kondisi pasar Halat kota Medan dan Budaya K3 yang berlaku pada pasar tersebut di masa pandemi Covid19. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pernyataan Kesiapan Budaya K3 No . I. Kesiapan Budaya Keselamatan II. 1 III. Bobot Atribut 2 3 4 5 IV V VI VII. KESIAPAN PENCEGAHAN COVID-19. 1. 2. 3. 4. 5. 6.. Y1 ( Protokol kesehatan) Y2 ( Penggunaan alat pelindung diri) Y3 ( Penjaminan mutu produk) Y4 ( Strerilisasi pedagang) Y5 ( Kontribusi Top Management) Y6 ( Lingkungan kerja). 1 1 1. 2 2 2. 3 3 3. 4 4 4. 5 5 5. 1 1. 2 2. 3 3. 4 4. 5 5. Terdapat 5 karakteristik budaya keselamatan yang terdiri dari 37 atribut keselamatan, berikut merupakan karakteristik dan atribut budaya keselamatan menurut SCART. Kisi-kisi pernyataan kuesioner ditunjukkan pada Tabel 3.2..

(62) III-9. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pernyataan Kuesioner Budaya K3 No. I. Karakteristik dan Atribut Budaya Keselamatan II. 1 III. Bobot Atribut 2 3 4 5 IV V VI VII. KESELAMATAN SEBAGAI NILAI YANG DIAKUI DAN DIPAHAMI. 1. 2. 3. 4. 5. 6.. A1 (Keselamatan merupakan prioritas tertinggi) A2 (Keselamatan adalah perencanaan hidup) A3(Strategi keselamatan seperti protokol kesehatan) A4 (Keselamatan diikuti pelaksanaan dapat berjalan baik) A5 (Pengambilan keputusan) A6 (Perilaku sosial sadar protokol keselamatan). 4. 13. 26. 43. 65. 3. 9. 19. 31. 47. 3. 9. 18. 29. 44. 3. 8. 16. 27. 40. 2. 6. 12. 20. 30. 1. 3. 7. 12. 17. KEPEMIMPINAN DALAM KESELAMATAN. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.. B1 (Komitmen Penjual) B2 (Komitmen keselamatan pada proses berjualan) B3 (Keterlibatan pemerintah dalam subsidi keselamatan) B4 (Keterampilan dalam menjaga keselamatan) B5 (Kompetensi individu) B6 (Peran aktif individu dalam keselamatan) B7 (Perubahan prosedur kesehatan selama masa pandemi) B8 (Upaya keterbukaan komunikasi) B9 (Kemampuan menyelesaikan masalah) B10 (Hubungan kepercayaan). 4. 11. 22. 36. 54. 3. 9. 18. 30. 45. 3. 8. 17. 28. 42. 3. 8. 15. 26. 38. 2. 7. 14. 23. 35. 2. 6. 11. 19. 28. 2. 6. 12. 19. 29. 2. 5. 9. 15. 23. 1. 4. 8. 14. 21. 1. 4. 7. 12. 18. AKUNTABILITAS KESELAMATAN. 17. 18. 19. 20. 21.. C1 (Menjalankan social distancing) C2 (Pemahaman peran dan etika selama new normal) C3 (Adanya tingkat kepatuhan terhadap prosedur keselamatan) C4 (Perwujudan peraturan pemerintah yang jelas) C5 (Adanya kepemilikan akan keselamatan). 3. 9. 18. 29. 44. 2. 6. 12. 21. 31. 2. 6. 11. 19. 28. 1. 4. 8. 14. 21. 1. 3. 5. 9. 13.

Referensi

Dokumen terkait

Rantai kimia ini dipercaya dimulai dari dalam air laut, karena kondisi atmosfer saat ini belum berkembang menjadi kawasan yang dapat dihuni makhluk hidup karena radiasi ultraviolet

cases ACTs as % of all antimalarials received by &lt;5 (survey) Primaquine distributed vs reported P..

Berdasarkan data yang didapat bahwasannya pasien yang mengalami hipertensi itu terjadi pada lansia yang berpendidikan tidak tamat sekolah dasar (SD), semakin

Dari hasil analisa univariabel diketahui bahwa sebagian besar paritas ibu hamil di RSUD Wonosari tahun 2014 adalah dalam kategori paritas tidak berisiko

Hasil: Hasil uji hipotesis I menggunakan Paired Sample t-test diperoleh nilai p&lt;0,05 (p = 0,002) yang berarti pemberian perlakuan latihan fitnes dapat menurunkan lingkar

Dengan demikian berita, artikel, profil dan cerpen yang seperti ini tetap dimasukkan pada kategori pro diskriminasi, dengan pertimbangan bahwa ada bias gender yang

[r]

Agar organisasi memiliki daya saing yang tinggi dalam skala global, maka organisasi tersebut harus mampu melakukan pekerjaan secara lebih baik, efektif dan efisien dalam menghasilkan