PROYEK AKHIR
STUDI PENERAPAN PANEL SURYA DI BADAN GEOLOGI BANDUNG
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Proyek Akhir
Oleh :
Mohamad Risnandar (1002309)
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO JUSUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Studi Penerapan Panel Surya Di Badan Geologi Bandung
Oleh
Mohamad Risnandar
Sebuah Proyek Akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan
©Mohamad Risnandar
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Proyek Akhir ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah... 5
1.3. Rumusan Masalah... 5
1.4. Tujuan Penelitian ... 5
1.5. Manfaat Penelitian ... 6
1.6. Struktur Organisasi Proyek Akhir ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Panel Surya... 9
2.1.1. Cara Kerja Panel Surya ... 9
2.1.2. Jenis Panel Surya ... 10
2.1.3. Potensi Panel Surya ... 11
2.1.4. Efisiensi Daya Panel Surya ... 12
2.1.5. Kebutuhan Panel Surya ... 13
2.1.6. Perangkat Pendukung Panel Surya ... 14
vii
Mohamad Risnandar, 2014
Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung
2.1.6.2. Solar Charge Controller ... 15
2.1.6.3 Inverter ... 16
2.1.6.4. Kabel ... 16
2.2. Penerangan Jalan Umum (PJU) ... 18
2.2.1. Istilah dan Definisi yang Berhubungan dengan PJU ... 18
2.2.2. Fungsi Penerangan Jalan ... 21
2.2.3. Jenis Lampu Penerangan Jalan ... 21
2.2.4. Pencahayaan Pada Ruas Jalan ... 28
2.2.5. Rasio Kemerataan Pencahayaan (Uniformity Rasio) ... 29
2.2.6. Pemilihan Jenis dan Kualitas Lampu ... 29
2.2.7. Penempatan Lampu Penerangan ... 30
2.2.8. Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan ... 32
2.2.9. Pemasangan Rumah Lampu Penerangan ... 37
2.3. Solar Tree ... 40
2.4. Cahaya... 41
2.4.1. Armatur ... 43
2.4.2. Absorsi ... 44
2.4.3. Refleksi ... 45
2.4.4. Transmisi ... 45
BAB III METODE PENELITIAN ... 47
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 47
3.2. Gambar Situasi Lapangan ... 48
3.3. Flow Chart ... 49
3.3.1. Flow Chart Penelitian ... 50
viii
3.5. Alat dan Bahan Penelitian ... 51
3.6. Proses Pengambilan Data ... 52
BAB IV PEMAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 54
4.1. Pemaparan Data ... 54
4.1.1. Spesifikasi PJU ... 54
4.1.1.1. Panel Surya ... 55
4.1.1.2. Baterai ... 56
4.1.1.3. Battery Charge Regulator (BCR) ... 57
4.1.1.4. Data Logger ... 58
4.1.1.5. Kotak Baterai ... 58
4.1.1.6. Lampu Penerangan (Armature) ... 58
4.1.1.7. Tiang Lampu ... 60
4.1.1.8. Pengkabelan... 61
4.1.2. Spesifikasi Sistem Solar Tree ... 62
4.1.2.1. Panel Surya ... 62
4.1.2.2. Baterai ... 63
4.1.2.3. Battery Charge Regulator (BCR) ... 63
4.1.2.4. Inverter ... 66
4.1.2.5. Data Logger ... 68
4.1.2.6. Kotak Baterai ... 68
4.1.2.7. Lampu Penerangan ... 68
4.1.2.8. Tiang Lampu ... 69
4.1.2.9. Pengkabelan... 70
4.2. Pembahasan ... 71
ix
Mohamad Risnandar, 2014
Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung
4.2.1.1. Penerangan Jalan Umum ... 72
4.2.1.2. Solar Tree ... 73
4.2.2. Kapasitas Secara Keseluruhan Panel Surya dan Baterai ... 73
4.2.2.1. Penerangan Jalan Umum ... 74
4.2.2.2. Solar Tree ... 76
4.2.3. Fungsi Dan Cara Kerja Solar Tree di Badan Geologi Bandung ... 78
4.2.4. Biaya Listrik Jika Menggunakan Sumber Listrik dari PLN ... 79
4.2.5. Efisiensi Penggunaan Panel Surya ... 83
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 86
5.1. Simpulan ... 86
5.2. Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 88
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Efisiensi Daya Panel Surya ... 12
Tabel 2.2 Jenis Lampu Penerangan Jalan Secara Umum... 21
Tabel 2.3 Kode Induk Perlindungan IP ... 24
Tabel 2.4 Kualitas Pencahayaan ... 28
Tabel 2.5 Rasio Kemerataan Pencahayaan ... 29
Tabel 2.6 Sistem Penempatan Lampu Penerangan Jalan ... 30
Tabel 2.7Tipikal Distribusi Pencahayaan dan Klasifikasi Lampu ... 32
Tabel 2.8 Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan... 34
Tabel 4.1 Spesifikasi Panel Surya Monokristalin ... 53
Tabel 4.2 Spesifikasi Battery 12 SMG 130 ... 54
Tabel 4.3 Spesifikasi Battery Charge Regulator LS2024R ... 55
Tabel 4.4 Spesifikasi Lampu OSRAM HPML SL4 ... 57
Tabel 4.5 Spesifikasi Panel Surya Polikristalin ... 60
Tabel 4.6 Spesifikasi Battery 12 SMG 130 ... 61
Tabel 4.7 Spesifikasi Battery Charge Controller SOLARCON SCB-series ... 62
Tabel 4.8 Spesifikasi Inverter APOLLO S-210 series ... 64
Tabel 4.9 Spesifikasi Lampu OSRAM ... 67
vi
Mohamad Risnandar, 2014
Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Prinsip Kerja Panel Surya ... 9
Gambar 2.2 Panel Surya Monokristalin ... 10
Gambar 2.3 Panel Surya Polikristalin ... 10
Gambar 2.4 Panel Surya Silikon Amorphous ... 11
Gambar 2.5 Panel Surya yang Terbuat dari GaAs (Gallium Arsenide) ... 11
Gambar 2.6 Potensi Tenaga Surya Dunia ... 12
Gambar 2.7 Kabel NYA ... 17
Gambar 2.8 Kabel NYM ... 17
Gambar 2.9 Kabel NYY ... 18
Gamabr 2.10 Penempatan Lampu Penerangan ... 31
Gambar 2.11 Penempatan Lampu PJU di Kiri/Kanan Jalan di Jalan Dua Arah .. 35
Gambar 2.12 Penempatan Lampu PJU di Kiri dan Kanan Jalan ... 35
Gambar 2.13 Penempatan Lampu PJU di Kiri dan Kanan Jalan Berhadapan di Jalan Dua Arah ... 36
Gambar 2.14 Penempatan Lampu PJU di Median Jalan di Jalan Dua Arah ... 36
Gambar 2.15 Bentuk dan Kontruksi Lampu Tanpa Tiang ... 37
Gambar 2.16 Tipikal Tiang Lampu Lengan Tunggal ... 38
Gambar 2.17 Tipikal Tiang Lampu Lengan Ganda ... 39
Gambar 2.18 Tipikal Lampu Tegak Tanpa Lengan ... 40
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian (google map) ... 47
Gambar 3.2 Badan Geologi Gedung D (tampak depan) ... 48
vii
Gambar 3.4 Flow Chart Penelitian ... 50
Gambar 4.1 Blok Diagram PJU ... 52
Gambar 4.2 Panel surya monokristalin ... 53
Gambar 4.3 Battery tipe 12 SMG 130 ... 54
Gambar 4.4 Battery Charge Regulator (BCR) tipe LS2024R ... 55
Gambar 4.5 Lampu OSRAM HPML SL 4 ... 57
Gambar 4.6 Tiang PJU Single ARM ... 58
Gambar 4.7 Wiring Diagram PJU ... 59
Gambar 4.8 Panel Surya Polikristalin ... 60
Gambar 4.9 Baterai Charge Regulator tipe SOLARCON SCG-series ... 62
Gambar 4.10 Inverter tipe APOLLO S-210 series ... 64
Gambar 4.11 Detail tiang tampak atas ... 68
Gambar 4.12 Detail tiang tampak bawah ... 68
Mohamad Risnandar, 2014
Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung
Abstract : In fact the study is about the application of solar panels which applicated for public street lighting and illumination of the garden (Solar Tree). This research was conducted on Geology institution in Bandung is located at Jalan Dipenogoro 57, Bandung 40122. The depletion of fossil energy sources make the availability of many parties began to switch to using renewable energy, including solar panels, surely, with all the disadvantages and advantages of applying solar panel devices. The purpose of this research is to find out if the power required is already fulfilled the power emitted by the solar panels? What are the functions and workings of the solar tree? application of solar panels is in terms of the economy is eficien?. Research methods used in this research is a case study of the techniques of data collection using observation, interviews, Literature Studies and documentation. From the results of this study revealed that the power needed to light already being met by solar panels, all the functions and workings of the solar tree barely resembles the public street lighting but with a design in such a way that it looks beautiful in terms of aesthetics, researchers drew the conclusion that the devices installed solar panels in the geological Agency is in compliance with the needs of electricity consumption for Public street lighting and Solar Tree, and researchers also recommend several things to progress public street lighting solar panels and Solar Tree, one of which is to add a battery at public street lighting and reduced some units of solar panels on the Solar Tree.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Kebutuhan akan sumber energi masa depan kita sulit diprediksi termasuk
kebutuhan akan sumber energi listrik. Energi listrik tidak dapat diciptakan begitu
saja, diperlukan energi lain untuk dikonvesikan yang nantinya akan menjadi listrik
itu sendiri. Konvensi itu sendiri adalah proses perubahan energi dari satu bentuk
energi menjadi energi lain. Seperti pada prinsip hukum kekekalan energi yang dimana dikatakan bahwa “energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk energi menjadi bentuk energi yang lain”,
begitu pula dengan listrik. Perusahaan pembangkit listrik akan terus memenuhi
kebutuhan listrik kita dengan menggunakan bahan bakar fosil ataupun nuklir.
Energi listrik sangat bergantung pada ketersediaan sumber daya alam karena pada
dasarnya listrik membutuhkan sumber daya alam untuk menjadi pembangkit
listrik seperti air terjun, panas bumi, angin, matahari, fosil (BBM) dan lain-lain.
Di indonesia sangat berlimpah sumber daya alam terbarukan yang bisa dijadikan
pembangkit listrik tetapi selama ini Indonesia masih terpaku pada penggunaan
pembangkit listrik bertenaga bahan bakar minyak. Menurut Istadi (2011, hlm. 5) bahwa “Peranan BBM masih 63% dalam pemakaian energi final nasional tahun 2003 di Indonesia. Indonesia yang dulu menjadi negara pengekspor minyak, sejak 2004 berubah status menjadi negara pengimpor minyak”. Banyak peneliti nasional maupun internasional yang memprediksi beberapa tahun kedepan energi fosil di
Indonesia akan habis dan bebeapa tahun kedepannya lagi bukan cuma Indonesia
tetapi energi fosil seluruh dunia akan habis. Ketergantungan manusia pada energi
fosil ini sudah pada tahap membahayakan, kekayaan alam di bumi terus dikeruk
tanpa memperhitungkan ketersediaan stok yang ada dan ditambah lagi
pembakaran dari energi fosil tersebut membuat polusi yang dimana itu bisa
merusak bumi. Jika energi fosil ini sesuai prediksi peneliti atau tepatnya akan
2
Mohamad Risnandar, 2014
Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung
sektor lain seperti ekonomi, ketahanan pangan dan sektor-sektor lain karena pada
dasarnya BBM sangat berperan vital di kehidupan masyrakat Indonesia pada
khususnya dan Dunia pada umumnya. Sudah semestinya kita mulai beralih ke
penggunaan pembangkit yang lebih ramah pada lingkungan atau yang lebih
sedikit mengkonsumsi bahan bakar minyak. Panel surya adalah salah satu
pembangkit listrik yang ramah lingkungan karena tidak memerlukan bahan bakar
minyak dan 0% polusi.
Di hari yang cerah radiasi matahari memiliki masukan daya sebesar 1 Kw
per meter persegi. Dalam 1,5 mil persegi akan ditempati sebuah pembangkit
listrik dengan daya 200 MW. Jadi sekitar 4000 MW radiasi matahari jatuh pada
tanah yang ditempati pembangkit listrik tenaga surya. Bila kita dapat menutupi
area yang sama dengan panel surya yang memiliki tingkat efisiensi 50% kita dapat
mengbangkitkan kuantitas listrik tanpa mebakar bahan bakar apapun, tetapi
sayangnya tingkat efisiensi panel surya yang ada saat ini maksimal hanya 12%.
Jadi jika dipikirkan secara logika panel surya tidak cocok digunakan di negara
kepulauan kecil seperti Inggris raya, tetapi tidak begitu dengan Indonesia.
Indonesia adalah salah satu negara yang cukup efektif untuk menggunakan panel
surya, karena indonesia diuntungkan dengan letak geografis yang berada di garis
khatulistiwa jadi matahari menyinari wilayah indonesia relatif cukup lama jika
dibandingkan dengan negara lain yang tidak dilintasi garis khatulistiwa. Dengan
keuntungan dari letak geografis ini semestinya Indonesia bisa mengambil untung
dari hal tersebut dengan membuat lebih banyak PLTS (pembangkit listrik tenaga
surya) atau sekedar mengaplikasikan panel surya pada tempat publik. Salah satu
tempat publik yang menerapkan panel surya sebagai sumber listriknya adalah
lampu jalan.
Banyak kini jalan-jalan di pusat kota atau bahkan jalan pribadi milik
perusahaan yang sudah menerapkan panel surya tersebut sebagai sumber listrik,
salah satunya adalah Badan Geologi Bandung yang sudah menerapkan panel
surya tersebut pada fasilitasnya seperti panel surya pada penerangan jalan
3
perangkat panel surya yang dihubungkan langsung dengan lampu jalan, bekerja
untuk menyimpan energi dari matahari pada siang hari dan menggunakan energi
tersebut untuk lampu jalan pada malam hari nya. Bukan hanya panel surya pada
penerangan jalan umum saja bahkan Badan Geologi Bandung sudah menerapkan
perangkat solar tree.
Perangkat ini merupakan perangkat panel surya yang diinovasikan. Sesuai
dengan namanya Solar Tree yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah
pohon dari panel surya. Jadi Solar Tree adalah beberapa panel surya yang
didesain dan dibentuk sedemikian rupa sehingga terbentuk menyerupai pohon
dengan fungsi tertentu tergantung dari tujuan pemasangan perangkat tersebut.
Biasanya fungsi dari perangkat Solar tree ini adalah untuk penerangan di tempat
umum, wifi, sumber listrik dan lain-lain. Perangkat Solar Tree ini mudah dijumpai
di luar indonesia seperti di negara-negara maju, di Indonesia sendiri perangkat ini
masih sangat jarang ditemui karena mungkin disebabkan beberapa faktor seperti
kurangnya kesadaran orang Indonesia untuk menggunakan energi alternatif selain
listrik dari PLN dan juga biaya yang dikeluarkan tidak sedikit untuk
menggunakan perangkat Solar Tree ini. Tidak hanya memiliki fungsi-fungsi
tertentu sebagai sumber listrik, secara visual desain dari perangkat Solar Tree ini
indah untuk dilihat.
Di dalam penelitian ini, peneliti memilih objek penelitian pada panel surya
yang diterapkan di Badan Geologi Bandung sebagai penerangan jalan umum dan
solar tree. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti alasan
Badan Geologi Bandung menggunakan panel surya tersebut, menurut kepala sub
bagian rumah tangga ada beberapa faktor. Beliau sudah sangat mengetahui
penanaman investasi di awal secara ekonomi sangat tinggi tetapi dengan
menggunakan panel surya ini beliau mengharapkan Badan Geologi menjadi pelopor bagi kalangan “plat merah” pada khusunya dan masyarakat Indonesia pada umumnya untuk penggunaan energi alternatif ramah lingkungan dan juga
Badan Geologi berharap mendapat keuntungan karena energi surya ini tidak
4
Mohamad Risnandar, 2014
Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung
Dari hasil wawancara tersebut peneliti menjadi sangat tertarik dengan
penerapan panel surya di Badan Geologi Bandung tersebut. Peneliti mendapatkan
beberapa point yang ingin diteliti, untuk membuktikan seberapa efektif penerapan
panel surya pada PJU, seberapa efektif penerapan panel surya menjadi perangkat
solar tree, dan apa dampak penerapan panel surya ini terhadap lingkungan.
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan, penulis ingin mengetahui
keefektifan penerapan panel surya pada penerangan jalan umum dan perangkat
5
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka fokus
permasalahan dan batasan masalah dalam penelitian ini adalah menganalisis
kelebihan dan kekurangan penggunaan panel surya pada perangkat penerangan
jalan umum (PJU) dan perangkat Solar Tree di Badan Geologi Bandung.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas bisa dikatakan masih terlalu
luas pokok permasalahannya maka dari itu peneliti merumuskan kembali
beberapa masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Adapun rumusan
masalah tersebut adalah :
1. Berapa besar daya panel surya yang dibutuhkan untuk bisa mencukupi
kebutuhan listrik pada penerangan jalan umum dan Solar Tree di Badan
Geologi Bandung?
2. Apakah kebutuhan daya pada penerangan outdoor di Badan Geologi
Bandung sudah tercukupi dengan panel surya?
3. Apa fungsi dan cara kerja perangkat Solar Tree yang digunakan di Badan
Geologi?
4. Berapa besar biaya konsumsi listrik yang dibutuhkan untuk penerangan
jalan umum di Badan Geologi Bandung jika menggunakan listrik dari
PLN?
5. Seberapa efisien penerapan panel surya pada penerangan jalan umum di
Badan Geologi Bandung?
1.4. Tujuan Penelitian
Melihat dari rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui besar panel surya yang dibutuhkan untuk bisa mencukupi
kebutuhan listrik pada penerangan jalan umum dan Solar Tree di Badan
6
Mohamad Risnandar, 2014
Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung
2. Mengetahui kapasitas panel surya yang ada di Badan Geologi secara
keseluruhan.
3. Mengetahui fungsi dan cara kerja perangkat Solar Tree yang diterapkan di
Badan Geologi Bandung
4. Mengetahui besar biaya konsumsi listrik yang dibutuhkan untuk
penerangan jalan umum di Badan Geologi Bandung jika menggunakan
listrik dari PLN.
5. Mengetahui efisiensi penerapan panel surya pada penerangan jalan umum
di Badan Geologi Bandung.
1.5. Manfaat Penelitian Secara Teoritis
Manfaat secara teoritis dari penelitian ini yaitu diharapkan agar
masyarakat lebih terbuka untuk memahami tentang energi listrik terbarukan,
dalam hal ini yaitu Panel Surya. Jika pemahaman masyarakat tentang panel surya
ini sudah baik maka diharapkan juga kedepannya banyak masyarakat yang mulai
beralih dalam menggunakan sumber energi yang lama menjadi sumber energi
terbarukan yang stoknya tidak terbatas. Penyebaran ilmu tentang panel surya ini
bisa dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan penelitian ini. Dengan
banyaknya masyarakat yang beralih dalam menggunakan sumber energi maka
bisa juga meringankan beban pemerintah dalam mensubsidi BBM dan juga
merawat bumi dengan mengurangi polusi.
Secara Praktis
Melalui penelitian ini peneliti berharap ada beberapa manfaat yang
7
1. Manfaat bagi penulis
Bagi penulis adalah mampu menganalisa dan meningkatkan kemampuan
penulis dalam memahami pada umumnya hal-hal yang berkaitan dengan
panel surya (solar cell) dan pada khususnya panel surya yang diterapkan
pada perangkat penerangan jalan umum (PJU) dan perangkat Solar Tree.
2. Manfaat bagi akademik
Bagi akademik adalah menambah jumlah atau koleksi buku-buku tugas
akhir sebagai kebutuhan perpustakan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan panel surya (solar cell) pada umumnya dan panel surya yang
diterapkan pada perangkat penerangan jalan umum (PJU) dan perangkat
Solar Tree pada khususnya.
3. Manfaat Bagi Badan Geologi
Bagi Badan Geologi adalah menambah dan memberikan pengetahuan
tentang perangkat yang di terapkan di Badan Geologi, dalam hal ini yang
dimaksud adalah Panel surya
4. Manfaat Bagi PT SEI (Surya Energi Indotama)
Bagi PT SEI adalah memberi masukan buat PT SEI agar bisa
menyempurnakan kembali perangkat-perangkat yang dibuat PT SEI dalam
hal ini dikhususkan pada PJU dan Solar Tree
1.6. Struktur Organisasi Proyek Akhir
Di dalam Proyek akhir yang peneliti buat terdapat 5 bab. Bab I terdiri dari
pendahuluan yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu latar belakang, identifikasi
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur
organisasi proyek akhir.
Kemudian di bab II berisi tentang tinjauan pustaka yang berisi tentang
materi-materi penelitian secara umu yang di dapat dari berbagai sumber yaitu
buku dan Internet.
Selanjutnya di bab III berisi tentang metode penelitian yang berisi dari
8
Mohamad Risnandar, 2014
Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung
pelaksanaan survey lapangan, alat dan bahan penelitian , dan proses pengambildan
data.
Lalu di bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil
penelitian adalah data-data yang didapat dari lapangan (Badan Geologi Bandung
dan PT SEI). Data-data yang didapat masih mentah. Selanjutnya di pembahasan
yaitu pembahasan dari data-data yang didapat di hasil penelitian sebelumnya,
yang berupa perhitungan-perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.
Selanjutnya di bab V berisi tentang simpulan dan saran. Simpulan adalah
seluruh data yang sudah didapat dan dibahas di bab-bab sebelumnya disimpulkan
kembali, sedangkan saran adalah solusi dari kekurangan perangkat dari sudut
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat studi kasus, sehingga materi penelitian yang
diperoleh pada umumnya bersifat data-data teknis alat dan perangkat yang
menunjang penerapan panel surya di Badan Geologi Bandung.
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitan dilaksanakan di Badan Geologi Bandung Jl. Diponegoro
No.57. Bandung, Jawa Barat.
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian (google map)
Karena status Badan Geologi disini sebagai pengguna atau konsumen dari panel
surya yang diterapkan tersebut, jadi peneliti mengambil data kelengkapan ke
produsen dari panel surya tersebut. PT. SEI (Surya Energi Indotama) adalah
produsen dari panel surya yang diterapkan oleh Badan Geologi tersebut. PT. SEI
terletak di Jl.soekarno-hatta 442 gedung C lantai 2, Bandung, Jawa Barat.
Penelitian dilakukan dari bulan Mei-Juli. Karena peneliti membutuhkan data pada
saat lampu PJU dan solar Tree dalam keadaan hidup dan mati maka waktu
48
Mohamad Risnandar, 2014
Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung 3.2. Gambar situasi lapangan
Gambar berikut menunjukan lokasi penelitian di Badan Geologi Bandung
49
Gambar 3.3 PJU dan Solar Tree di Badan Geologi Bandung
3.3 Flow Chart
Floz chart „diagram alir‟ telah dikenal luas dan umum digunakan untuk
menggambarkan alur proses atau langkah-langkah secara berurutan. Banyak
digunakan antara lain untuk menggambarkan proses bisnis, langkah-langkah
50
Mohamad Risnandar, 2014
Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung 3.3.1 Flow Chart Penelitian
TIDAK
YA
TIDAK
YA
Gambar 3.4 Flow Chart Penelitian Mulai
Survey dan Pengambilan Data
Verifikasi Data
Data Lengkap?
Pengolahan Data
Hasil Sesuai Kebutuhan?
Penulisan Laporan
51
Gambar di atas menunjukan proses penelitian tentang penerapan panel
surya di Badan Geologi Bandung. Berikut alur dari penelitian tersebut, mula-mula
menentukan lokasi mana yang menjadi tempat melakukan penelitian. Setelah
mendapatkan lokasi yang tepat untuk penelitian maka dipilihlan Badan Geologi
Bandung. Setelah menentukan dan mendiskusikan dengan dosen pembimbing dan
telah disetuji maka dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu verifikasi data atau
pengambilan data dari tempat penelitian seperti spesifikasi perangkat, jumlah
perangkat dan kelengkapan data lainnya. Selanjutnya peneliti dibantu oleh dosen
pembimbing memeriksa kelengkapan data, sekiranya data sudah lengkap maka
dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu pengolahan data. Pengolahan data meliputi
hal-hal seperti perhitungan daya, kapasitas baterai, keunggulan dan kekurangan
panel surya dan hal-hal lainnya. Selanjutnya peneliti dibantu oleh dosen
pembimbing memeriksa kembali hasil pengolahan data, apakah kebutuhannya
sudah terpenuhi, jika sudah maka dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu penulisan
laporan.
3.4. Pelaksanaan Survei Lapangan
Pelaksanaan survey pengambilan data di lapangan meliputi :
Pengambilan data teknis berupa soft file dan print out dari Badan Geologi dan PT. SEI.
Pengambilan foto dokumentasi dari PJU dan solar tree di Badan Geologi pada siang hari dan malam hari.
3.5. Alat dan Bahan Penelitian Alat tulis
Kalkulator
Laptop
52
Mohamad Risnandar, 2014
Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung 3.6. Proses Pengambilan Data
Ada beberapa cara yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data
sehingga mendapatkan hasil penelitian yang akurat yaitu sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi jenis terus terang yaitu
dengan cara peneliti mendatangi langsung lokasi penelitian dan berterus
terang kepada pihak yang berwenang bahwa peneliti akan mengadakan
penelitian di lokasi tersebut. Dalam penelitian ini kegiatan peneliti secara
terbuka dapat dilihat dan dikontrol oleh pihak perusahaan atau badan yang
akan diteliti. Kegiatan peneliti yang dilakukan selama penelitian adalah
berawal dari meminta ijin kepada pihak perusahaan atau badan yang akan
diteliti, kemudian setelah mendapatkan ijin tersebut peneliti melihat-lihat
objek penelitian yaitu panel surya yang ada di Badan geologi dan setelah
itu meminta beberapa data awal untuk keberlangsungan peneltian.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang secara langsung atau bertatap
muka untuk bertukar ide atau informasi sehingga didapatkan pokok
permasalahan yang dicari. Teknik wawancara ini dipakai peneliti dalam
penelitian untuk mencari informasi, ide atau data. Wawancara dilakukan
ke beberapa pihak yang berwenang atau kompeten dalam bidang
penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti. Karena di dalam penelitian ini
terlibat 2 lokasi yaitu Badan Geologi Bandung dan PT SEI, maka dari itu
peneliti melakukan wawancara kepada perwakilan yang berkompeten dari
masing-masing lokasi penelitian tersebut, yaitu pembimbing dari Badan
Geologi Bandung dan pembimbing dari PT SEI.
3. Studi Literatur
Studi literatur merupakan kegiatan penelitian dengan cara memahami dan
menganalisis data dari berbagai literatur baik itu buku, skripsi, internet dan
53
tentang perneapannya di Badan Geologi Bandung, sebagai bahan refrensi
peneliti.
4. Dokumentasi
Arikunto (2010, hlm. 274) mengemukakan bahwa “studi dokumentasi
yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya”.
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data terakhir. Studi dokumentasi
merupakan teknik pengumpulan data dengan menganalisis
dokumen-dokumen, baik yang tertulis maupun berupa gambar. Studi dokemntasi ini
bertujuan untuk mempertegas data yang diperoleh melalu gambar terhadap
86 Mohamad Risnandar, 2014
Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan
Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
kesimpulan untuk studi penerapan panel surya di Badan Geologi Bandung adalah:
1. PJU dengan kebutuhan daya minimal sebesar 960 WH, kebutuhan baterai
minimal sebesar 78,43 AH dan kebutuhan solar charge controller minimal
sebesar 11.04 A, itu semua sudah terpenuhi dengan perangkat yang sudah
diterapkan yaitu dengan 2 unit panel surya dengan daya masing-masing
180 Wp, 2 unit baterai dengan kapasitas masing-masing 12V 130AH
(rangkaian seri) dan 1 unit solar charge controller dengan kapsitas 24V
20A.
2. Solar Tree dengan kebutuhan daya minimal sebesar 1920 WH dan
kebutuhan baterai minimal sebesar 158,86 AH, itu semua sudah terpenuhi
dengan perangkat yang sudah diterapkan yaitu dengan 36 unit panel surya
dengan daya 50 Wp dan 8 unit baterai dengan kapasitas masing-masing
12V 130 AH (rangkaian 2 seri 4 pararel).
3. Prediksi jika menggunakan sumber listrik dari PLN dengan menggunakan
beban yang sama maka biaya yang harus dikeluarkan Badan Geologi
sebesar Rp 17.301.600
4. Prediksi biaya yang dikeluarkan Badan Geologi dengan menggunakan
panel surya ini atau bisa disebut biaya pemeliharaan adalah sebesar Rp
34.361.600
5. Panel Surya adalah energi terbarukan yang ramah lingkungan (0% polusi)
dengan sumber energi berlimpah (energi matahari), harga perangkat panel
surya diprediksi dalam beberapa waktu ke depan akan menurun seiring
dengan persaingan harga pasar oleh produsen panel surya, ditambah lagi
Indonesia kini mulai mempertimbangkan pemberian insentif kepada
87
karena tidak ada bagian di perangkat panel surya yang bergerak dan harga
perangkat yang perlu diganti rutin pun cenderung statis.
5.2. Saran
Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan, adapun beberapa saran
agar penerapan panel surya di Badan Geologi bisa menjadi lebih efisien
1. Akan lebih baik jika menambahkan 2 unit baterai lagi dalam setiap unit
PJU, jadi setiap PJU terdapat 4 baterai (2 seri dan 2 pararel). Dengan
menggunakan 4 baterai tersebut maka penyimpanan arus baterai akan
makin bertambah dari yang sebelumnya hanya 1 hari.
2. Akan lebih baik jika mengurangi 4 unit panel surya dalam setiap 1 unit
Solar Tree. Dengan melakukan hal tersebut tentunya akan mengurangi
biaya bagi pengguna (konsumen) dan juga akan tetap mempertahankan
88 Mohamad Risnandar, 2014
Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
Chandra, N. (2011). Armatur Lampu. Tersedia di:
http://noenchandra.blogspot.com/2011/11/armatur-lampu.html [Diakses 20 Juni]
Daryanto.(2011). Teknik Listrik Lanjutan. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera
Dwi Hidayat, A. (2013). Jenis-jenis Kabel Listrik Instalasi Rumah Tinggal. Tersedia di: http://ariefl114.blogspot.com/2013/02/jenis-jenis-kabel-listrik-instalasi.html [Diakses 15 juni]
Jacky. (2013). Pengetahuan Tentang Accu / Battery / Accumulator (mobil – motor). Tersedia di:
http://persaudaraansejati.blogspot.com/2013/04/tips-mengingat-kembali-kode-aki-battery.html [ Diakses 14 juni]
Melati. (2011). Prinsip Kerja Solar Cell (Panel Surya). Tersedia di: http://panel-surya.blogspot.com/p/dewasa-laki-laki.html [Diakses 18 Juni]
PT. Surya Energi Indotama (SEI) (2013). Pekerjaan Pengadaan Solar System. Bandung: PT. Lembaga Elektronika Nasional (LEN)
Setiawan, E & Van Harten, P. (1980). Instalasi Arus Kuat 2. Jakarta: Bina Cipta Aksara
Sulasno. (2009). Teknik konversi energi listrik dan sistem pengaturan. Yogyakarta: Graha Ilmu Yogyakarta
Tanpa nama. (2012). Artikel. Tersedia di:
http://www.esdm.go.id/berita/artikel/56-artikel/5797-matahari-untuk-plts-di-indonesia-.html [Diakses 20 Juni]
Tanpa nama. (2012). SOLAR CELL : Pertimbangan Pemilihan Material Bahan. Tersedia di: http://panelsuryaindonesia.com/konsep-panel-surya/25-solar-cell-pertimbangan-pemilihan-material-bahan [Diakses 15 juni]
Yanti. (2014). Panel Surya. Tersedia di: