• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia : Studi Kasus Pada Penerjemah Amatir, Semi Profesional, dan Profesional.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia : Studi Kasus Pada Penerjemah Amatir, Semi Profesional, dan Profesional."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Kartika Tarwati, 2014

Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan, hal-hal yang dibahas adalah mengenai latar

belakang masalah dari penelitian, identifikasi masalah dari latar belakang yang

ada, pertanyaan penelitian dan tujuan dari penelitian ini. Tidak hanya itu, bab ini

pun menyajikan manfaat yang diperoleh dari melakukan penelitian. Penjabaran

pada bab pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan gambaran awal mengenai

penelitian yang dilakukan.

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Keberadaan manusia yang berbeda suku bangsa diciptakan Tuhan agar

manusia saling mengenal dan berbagi pengetahuan yang dimilikinya mengenai

dunia ini. Hal seperti itu dapat diwujudkan melalui komunikasi. Komunikasi

tersebut dapat dilakukan baik secara lisan dengan becakap-cakap ataupun melalui

tulisan. Untuk melakukan proses ini dibutuhkan sebuah alat untuk menyampaikan

ide dan pesan yaitu bahasa.

Sejak dahulu, para ahli pikir menyebut manusia sebagai mahluk yang

dilengkapi tutur bahasa (Sobur, 2006:273). Maksud dari kalimat tersebut bahwa

bahasa dapat menjadi ciri dari masing-masing penuturnya. Pendapat ini diamini

oleh Chaer (2007:7) yang menyatakan salah satu fungsi bahasa adalah sebagai

identitas si penutur. Misalnya, bangsa Melayu dengan bahasa Melayunya, bangsa

Arab dengan bahasa Arabnya, dan bangsa Inggris dengan bahasa Inggrisnya.

(2)

Sayangnya, keanekaragaman bahasa juga memunculkan masalah baru.

Salah satu masalah yang muncul adalah ketika dua orang penutur bahasa yang

berbeda mencoba untuk berkomunikasi. Komunikasi yang terjalin dapat sedikit

terhambat karena adanya perbedaan bahasa diantara keduanya. Hal ini disebabkan

setiap bangsa tidak selalu mengerti bahasa bangsa satu dengan bangsa lainnya.

Keadaan seperti ini menyebabkan informasi yang diperoleh terhambat di satu

bahasa sumber saja dan tidak dapat diteruskan kepada pengguna bahasa lainnya.

Contoh paling nyata dari penjelasan di atas terjadi di Indonesia.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat terbentur

dengan kendala bahasa. Sebagai jalan keluar dari masalah tersebut, proses

penerjemahan pun dilakukan. Penerjemahan yang dilakukan dibedakan menjadi

dua macam yaitu penerjemahan secara lisan yang dikenal dengan interpretasi dan

penerjemahan dalam bentuk tulisan yaitu translasi (Bowe dan Martin, 2009: 140).

Sebenarnya, kegiatan penerjemahan bukanlah hal yang baru, kegiatan ini

sudah berlangsung sejak dahulu kala. Musafir dan pedagang memainkan peranan

yang cukup besar dalam proses penerjemahan ini. Keberadaan musafir dan

pedagang yang memiliki kemampuan berbahasa lebih dari satu sangat membantu

proses pengalihan informasi tersebut. Selanjutnya, seiring berkembangnya zaman

proses penerjemahan dilakukan oleh para ahli bahasa. Seperti yang terjadi pada

masa kejayaan Khalifah Islam.

Pada masa pimpinan Harun Al-Rasyid, majelis-majelis penerjemahan

banyak didirikan. Melalui lembaga-lembaga ini teks-teks yang merupakan buah

(3)

3

Kartika Tarwati, 2014

Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

luas dalam bahasa Arab. Begitu pula pada masa renaissance, banyaknya

penerjemahan buku-buku berbahasa Arab dan Yunani kedalam bahasa Latin

berimbas kepada lahirnya para ilmuan dan pemikir-pemikir yang hebat.

Ilustrasi tersebut menunjukkan pentingnya peran penerjemah. Maka, tidak

mengherankan jika saat ini, keberadaan seorang penerjemah semakin banyak

diakui. Salah satunya seperti yang terjadi di Australia. Di sana, pekerjaan sebagai

penerjemah sudah memiliki sebuah organisasi yang didukung dan didanai oleh

pemerintah yang disebut The National Accreditation Authority for Translators

and Interpreters (NAATI).

Bowe dan Martin (2009: 148) menyebutkan bahwa organisasi ini membagi

penerjemah dan interpreter menjadi empat level, yaitu; praprofessional

interpreter/translator, interpreter/translator, advance translator/conference

interpreter, dan advance translator (senior)/conference interpreter (senior).

Selain di Australia, Indonesia juga memiliki sebuah organisasi yang menghimpun

para penerjemah Indonesia. Organisasi ini dikenal dengan nama Himpunan

Penerjemah Indonesia (HPI).

Himpunan yang sudah berdiri sejak tahun 1974 ini merupakan

perkumpulan para penerjemah buku dan juru bahasa. Organisasi ini bersifat

non-profit (www.hpi.go.id). Para penerjemah yang bergabung dalam organisasi ini

merupakan para penerjemah yang menganggap bidang penerjemahan sebagai

profesi atau pekerjaan utamanya.

Seperti yang telah disebutkan di atas, anggota HPI terdiri atas orang-orang

(4)

menjadi anggota perhimpunan ini. Masih banyak sekali para penerjemah yang

tidak tergabung dalam perhimpunan ini. Biasanya mereka adalah para penerjemah

yang belum profesional.

Menurut Nababan (2008:20) dalam pidato pengukuhannya sebagai guru

besar menyatakan bahwa penerjemah dapat digolongkan menjadi penerjemah

amatir, penerjemah semi-profesional, dan penerjemah profesional. Penerjemah

amatir adalah penerjemah yang melakukan tugas penerjemahan sebagai hobi.

Sebaliknya, penerjemah profesional adalah penerjemah yang menghasilkan

terjemahan profesional bukan demi hobi tetapi demi uang (Robinson, 2007:28).

Sementara itu, penerjemah semi-professional adalah penerjemah yang melakukan

tugas penerjemahan untuk memperoleh kesenangan diri dan uang.

Walaupun memiliki perbedaan status profesi, para penerjemah tetap

memiliki tujuan yang sama. Semuanya bertujuan menerjemahkan bahasa sumber

(yang selanjutnya akan disebut Bsu) ke bahasa sasaran (yang selanjutnya akan

disebut Bsa). Tapi, proses penerjemahan tersebut bukanlah hal yang mudah

karena setiap bahasa memiliki aturan-aturannya sendiri. Sehingga, saat

penerjemah sedang menerjemahkan, ia harus mematuhi aturan-aturan bahasa

tersebut agar hasil terjemahannya tetap sesuai dengan Bsu tetapi jelas dan alami

dalam Bsa.

Untuk mencapai hal tersebut, penerjemah menggunakan cara-cara yang

tepat dalam menerjemahkan setiap kata, frasa, dan kalimat sehingga menghasilkan

sebuah terjemahan yang padu. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknik

(5)

5

Kartika Tarwati, 2014

Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang lebih kecil dari teks yaitu kata dan frasa dalam kalimat (Molina dan Albir,

2002:506).

Penyampaian pesan yang dilakukan oleh penerjemah ini berusaha

menjembatani pesan yang ingin disampaikan penulis kepada para pembacanya.

Penerjemahan pesan tersebut dapat dikatakan sebagai suatu bentuk komunikasi.

Sehingga, secara umum sebuah penerjemahan dianggap memiliki kualitas yang

baik apabila terjemahan tersebut akurat dan tepat secara tulisan maupun makna

sehingga pembaca tidak menyadari adanya perbedaan dari teks asli maupun

terjemahan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai teknik penerjemahan teks bahasa Inggris ke

bahasa Indonesia serta bagaimana kualitas terjemahan dari penerjemah amatir,

semi-profesional, dan profesional.

B. Batasan Masalah Penelitian

Pembatasan masalah penelitian perlu dilakukan sebagai usaha untuk

memfokuskan pada masalah penelitian yang ada. Penelitian ini memfokuskan

pada pemilihan teknik penerjemahan yang digunakan untuk tercapainya

terjemahan yang sepadan. Satuan linguistik yang dianalisis dibatasi hanya pada

tataran mikro saja (kata, frasa, klausa, dan kalimat). Penerapan teknik

penerjemahan tersebut berdampak pada kualitas terjemahan tersebut. Sebagai

batasan, hanya tiga kriteria yang digunakan sebagai indikator kualitas terjemahan

(6)

C. Pertanyaan Penelitian

Untuk menjawab permasalahan yang dijabarkan diatas, maka penelitian ini

dilakukan berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Apa saja teknik yang digunakan oleh penerjemah pada tingkat professional,

semi-profesional, dan amatir dalam menerjemahkan teks bahasa Inggris ke

bahasa Indonesia?

2. Bagaimana kualitas teks terjemahan yang dihasilkan oleh penerjemah pada

tingkat amatir, semi-profesional, dan profesional?

3. Bagaimana perbandingan antara penggunaan lima teknik penerjemahan

utama oleh penerjemah amatir, penerjemah semi-profesional, dan penerjemah

profesional dalam konteks frekuensi penggunaan dan kualitas terjemahan?

D. Tujuan Penelitian

Peneliti memiliki tujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

telah dirumuskan sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah :

1. mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam menerjemahkan dari ketiga

tingkat penerjemah dalam menerjemahkan teks bahasa Inggris ke bahasa

Indonesia;

2. mengetahui kualitas terjemahan dari teks yang sudah diterjemahkan oleh

ketiga orang penerjemah tersebut;

3. mengetahui perbandingan penggunaan lima teknik penerjemahan utama oleh

ketiga orang penerjemah tersebut dalam konteks frekuensi penggunaan dan

(7)

7

Kartika Tarwati, 2014

Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Manfaat Penelitian

Proses penerjemahan dari teks sumber bahasa asing terutama bahasa

Inggris ke bahasa Indonesia sudah menjadi hal yang lumrah di era globalisasi ini.

Tentunya hal ini tidak dapat terlepas dari peran seorang penerjemah. Berkat

keberadaan para penerjemah, masyarakat dapat dengan mudah menemukan

buku-buku terjemahan.

Proses penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah bukanlah hal yang

mudah. Proses ini dapat terjadi sama percis atau beda sama sekali pada setiap

penerjemah. Dalam penerjemahan, penentuan teknik akan memberikan hasil

terjemahan yang berbeda. Pengetahuan teknik penerjemahan dalam

menerjemahkan dapat membantu penerjemah menghasilkan sebuah terjemahan

dengan kualitas yang baik.

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi

yang relevan dalam bidang penerjemahan terutama hal-hal yang berkenaan

dengan teknik penerjemahan dan kaitannya dengan kualitas dari suatu terjemahan.

Hal-hal tersebut diharapkan dapat memperkaya khazanah literasi dalam bidang

terjemahan.

Tidak berhenti sampai disitu, hasil penelitian ini diharapkan dapat

diaplikasikan secara nyata bagi para penerjemah. Dengan pengetahuan yang

mereka dapat mengenai teknik penerjemahan dari hasil penelitian ini, dapat

(8)

Penilaian kualitas pun diharapkan bermanfaat bagi para penerjemah

sebagai indikator kemampuan mereka. Hal ini karena kualitas terjemahan sangat

ditentukan oleh kepiawaian penerjemah dalam mengungkapkan kembali makna dan

bentuk teks sumber ke dalam teks sasaran dengan memperhatikan keakuratan dan

kejelasan pesan Bsu yang disampaikan serta kealamiahan dalam Bsa. Selain bagi para

penerjemah, hasil penelitian ini dapat berguna bagi siapa saja yang berkecimpung

(9)

Kartika Tarwati, 2014

Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab V merupakan bagian terakhir dari penelitian ini. Bab V terbagi

atas dua bagian. Pada bagian pertama berisi kesimpulan dari penelitian yang

disusun berdasarkan pertanyaan penelitian. Terdapat tiga pertanyaan yang perlu

dijawab yaitu teknik-teknik yang digunakan oleh penerjemah amatir,

semi-profesional, dan profesional. Pertanyaan kedua adalah mengenai kualitas teks

terjemahan yang dihasilkan oleh penerjemah amatir, semi-profesional, dan

profesional, dan pertanyaan ketiga perbandingan penggunaan teknik

penerjemahan dalam konteks frekuensi dan kualitasnya. Pada bagian kedua bab

ini adalah saran. Saran yang diberikan diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak

yang terkait terutama bagi para penerjemah dan peneliti bahasa lainnya.

A. Kesimpulan

Hal yang pertama dibahas dalam penelitian ini adalah jenis-jenis teknik

yang digunakan oleh penerjemah amatir, semi-profesional, dan profesional dan

perbandingan penggunaan teknik diantara ketiganya. Berdasarkan hasil penelitian,

ditemukan bahwa penerjemah amatir, semi-profesional, dan penerjemah

profesional menggunakan teknik penerjemahan yang bervariasi. Dilihat dari

banyaknya teknik yang digunakan, penerjemah semi-profesional menggunakan

teknik terjemahan terbanyak yaitu 382 buah teknik. Penerjemah amatir

(10)

buah dan penerjemah profesional menggunakan jumlah teknik paling sedikit yaitu

325 buah teknik terjemahan.

Dilihat dari jenis teknik yang digunakan, 13 jenis teknik penerjemahan

yang digunakan oleh penerjemah amatir. Teknik terjemahan yang paling banyak

dilakukan adalah teknik harfiah Sementara itu, teknik kompensasi adalah teknik

yang paling sedikit digunakan.

Berbeda dengan penerjemah amatir, kedua penerjemah lainnya yaitu

penerjemah semi-profesional dan penerjemah profesional sama-sama

menggunakan 17 jenis teknik penerjemahan. Teknik terjemahan yang paling

banyak digunakanpun sama yaitu teknik penerjemahan harfiah. Perbedaannya

adalah penerjemah profesional menggunakan teknik harfiah lebih banyak dari

penerjemah semi-profesional yaitu sebanyak 142 buah sementara penerjemah

semi-profesional menggunakan 137 buah teknik. Banyaknya teknik harfiah yang

digunakan merupakan hal yang wajar karena teks yang diterjemahkan merupakan

sebuah artikel non-fiksi. Selanjutnya, teknik yang paling sedikit digunakan oleh

penerjemah semi-profesional dan penerjemah profesional juga sama yaitu teknik

adaptasi dan teknik deskripsi.

Ternyata, banyaknya jenis teknik terjemahan bergantung pada kompetensi

penerjemah. Terlihat dari jenis teknik yang digunakan oleh penerjemah

semi-profesional dan semi-profesional lebih banyak dibandingkan penerjemah amatir. Tetapi

hal ini tidak berlaku pada banyaknya jumlah penggunaan teknik.

Hal selanjutnya yang dibahas adalah mengenai kualitas dari penerjemah

(11)

163

Kartika Tarwati, 2014

Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kualitas dari ketiga penerjemah tersebut ditemukan bahwa penerjemah amatir

menerjemahkan teks dengan akurat dan sangat jelas tetapi memiliki kealamian

yang kurang. Hal ini disebabkan penerjemah amatir berorientasi pada pemindahan

tanda-tanda bahasa secara struktural sehingga maknanya kurang dapat diterima.

Sebaliknya, penerjemah semi-profesional menerjemahkan teks cukup

akurat tetapi hasilnya sangat jelas dan alami. Banyaknya teknik penambahan dan

penghilangan menjadi konstribusi terbesar sehingga tingkat keakuratannya berada

pada kategori cukup. Sementara itu, penerjemah profesional menerjemahkan teks

secara sangat akurat, jelas dan sangat alami. Hal ini merupakan hasil dari

pengetahuan dan pengalaman penerjemahan yang lebih lama dari kedua

penerjemah lainnya.

Kesimpulan ketiga, lima teknik utama yang digunakan oleh ketiga

penerjemah adalah teknik penerjemahan harfiah, teknik transposisi, teknik

penghilangan, teknik peminjaman murni, dan teknik amplifikasi. Penggunaan

teknik-teknik tersebut memberikan efek berbeda kepada ketiga penerjemah.

Teknik penerjemahan harfiah menghasilkan penerjemahan yang sangat akurat

bagi penerjemah amatir tetapi tingkat kejelasan dan kealamiannya rendah. Hal

tersebut berbanding terbalik dengan penerjemah profesional yang juga banyak

menggunakan teknik peminjaman harfiah tetapi memiliki tingkat keakuratan,

kejelasan, dan kealamian yang tinggi.

Kesimpulan terakhir, definisi dari penerjemah amatir, semi-profesional,

dan profesional sebagiknya didefinisikan kembali, karena berdasarkan analisis

(12)

dari penerjemah semi-profesional, dan profesional tidak jauh berbeda. Hal yang

dapat membedakan keduanya adalah dari sisi pengalaman dan kepemilikan

sertifikat sebagai seorang penerjemah.

B. Saran-Saran

1. Saran bagi Penerjemah

Penerjemah sebagai seorang mediator yang menjembatani maksud dari

penulis asli kepada para pembaca teks terjemahan haruslah menghindari

kesalahan-kesalahan kecil yang dapat menghambat ketersampaian makna. Oleh

sebab itu, beberapa saran bagi para penerjemah.

a. Kurang tepatnya padanan kata yang digunakan memunculkan kesalahan

gramatikal masih sering ditemukan pada teks terjemahan penerjemah amatir.

Hal ini menunjukkan bahwa penerjemah amatir masih memiliki kekurangan

dalam kompetensi kebahasaan dan wacana. Oleh karena itu, penerjemah perlu

untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam bahasa Inggris dan bahasa

Indonesia. Selain itu, para penerjemah juga perlu mempelajari konsep-konsep

penerjemahan sebagai pedoman penting dalam melakukan kegiatan

penerjemahan.

b. Informasi yang terkandung dalam sebuah teks adalah penting terutama untuk

teks-teks ilmiah. Banyaknya penggunaan teknik penghilangan sudah tentu

akan mempengaruhi keakuratan teks terjemahan. Peneliti berharap para

penerjemah terutama penerjemah semi-profesional agar berhati-hati dalam

(13)

165

Kartika Tarwati, 2014

Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Tidak hanya teknik penghilangan saja yang dapat mempengaruhi kualitas

terjemahan, penggunaan teknik penambahan yang berlebihan pun dapat

mempengaruhi hal tersebut. Banyaknya teknik penambahan yang digunakan

akan mengkhianati peran penerjemah sebagai seorang mediator dari penulis

asli kepada pembaca bahasa sasaran karena alih-alih memberikan informasi

yang lebih jelas malah membuat pembaca semakin bingung. Oleh karena itu,

teknik ini harus digunakan dengan cermat.

d. Penggunaan teknik pinjaman harus disesuaikan dengan padanan dalam bahasa

sumber. Ada baiknya apabila para penerjemah merujuk pada aturan pinjaman

istilah bahasa asing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sehingga

penggunaan teknik tersebut tidak mengurangi kualitas dari teks terjemahan.

2. Saran bagi Peneliti lainnya

Penelitian ini hanya berorientasi pada produk dan aspek yang dibahas

terbatas hanya pada aspek objektif dan aspek afektif. Hasil yang dibahasnya pun

masih bersifat luas dan belum mendalam. Oleh karenanya, penelitian lanjutan

pada bidang ini sangat terbuka lebar. Peneliti mengharapkan, penelitian

selanjutnya lebih bersifat praktis sehingga manfaatnya dapat dirasakan dalam

(14)

The Translation Of International News In Seputar Indonesia Daily. LANGUAGE

CIRCLE Journal of Language and Literature, 8 (2), hlm. 41-51.

Alwasilah, A. C. (2010) Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Anari, S. M. dan Bouali, Z. (2009) Naturalness and Accuracy in English

Translation of Hāfiz. Journal of Teaching English as a Foreign Language and

Literature, 1(3), hlm 75-85.

Ardi, H. (2010) Teknik Penerjemahan Buku 'Asal-Usu[ Elite Minangkabau

Modern: Respons terhadap Kolonial Belanda Abad XIX/XX. Tesis, Program

Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Arikunto, S. (2006) Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (edisi revisi keempat). Jakarta: Rineka Cipta.

Baker, M. (1991) In Other Words: A Course book on Translation. London: Routledge.

Bassnet, S. (2002) Translation Studies. (3rd ed). New York: Routledge.

Bell, R.T. (1991) Translation and Translating: Theory and Practice. London: Longman Group UK Limited.

Bowe, H. and Martin, K. (2009) Communication Across Cultures: Mutual

Understanding in A Global World. Melbourne: Cambridge University Press.

Catford, J. C. (1978) A Linguistics Theory of Translation: An Essay in Applied

Linguistics. Oxford: Oxford University Press.

Chaer, A. (2007) Linguistik Umum. (edisi ketiga). Jakarta: Rineka Cipta.

Creswell. J. W. (1998) Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing

Among Five Traditions. California: Sage Publications, Inc.

Definition of multiple sclerosis (t.t) tersedia di www.mayoclinic.org [diakses pada tanggal 10 April 2014]

Echols, J. M. dan Shadily, H. (2005) Kamus Inggris-Indonesia: An

(15)

167

Kartika Tarwati, 2014

Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fraenkle, J. R. dan Wallen, N. E. (2009) How to Design and Evaluate Research in

Education. (seventh edition). New York: McGraw-Hill Higher Education.

Handayani, L. (2010) Perbedaan Tingkat Depresi antara Penderita Epilepsi

Umum dengan Penderita Epilepsi Parsial di RSUDDr. Moewardi Surakarta.

SKRIPSI. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Hartono, R. (2011) Teori Penerjemahan (A Handbook for Translators): Inggris-

Indonesia Indonesia-Inggris. Semarang: CV. Cipta Prima Nusantara Semarang.

Himpunan Penerjemah Indonesia (t.t) Sejarah Himpunan Penerjemah Indonesia. Tersedia di www.hpi.go.id [diakses 18 Juli 2013]

Jedamski, D. (2009) Terjemahan Sastra dari Bahasa-Bahasa Eropa ke dalam Bahasa Melayu Sampai Tahun 1942. Dalam Chambert-Loir, H (penyunting)

Sadur: Sejarah Terjemahan di Indonesia dan Malaysia. Jakarta: Kepustakaan

Gramedia, hlm. 172-244.

Larson, M. L. (1984) Meaning Based translation: A Guide to Cross Language

Equivalence. Lanham: University Press of America. Inc.

Lörcher, W. (2005) The Translation Process: Methods and Problems of its Investigation. Meta: Translators' Journal, 50 (2), hlm. 597-608.

Moentaha, S. (2006) Bahasa dan Terjemahan: Language and Translation: The

New Millenium Publication. Jakarta: Kesaint Blanc.

Molina, L dan Albir, A..H. (2002) Translation Techniques Revisited: A Dynamic and Functionalist Approach. Meta Translator’ Journal, 47 (4), hlm. 498-512.

Munday, J. (2006) Introducing Translation Studies: Theory and Applications. Oxon: Routledge.

Nababan, M.R. (2008) Kompetensi Penerjemahan dan Danpaknya pada Kualitas Terjemahan. Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Penerjemahan Universitas

Sebelas Maret. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Nababan, M, dkk , (2012) Pengembangan Model penilaian Kualitas Terjemahan.

Kajian Linguistik dan Sastra, 24 (1), hlm 35-57.

Newmark, P. (1982) Approach to Translation. Oxford: Pergamon Press, Ltd.

(16)

Nida, E. A. (2001) Contexts in Translating. Philadelphia: John Benjamins Publishing Company.

Nida, E. A. dan Taber, C. R. (1982) The Theory and Practice of Translation. Leiden: E.J. Brill.

Rahman, S. dan Damaianti, V. (2006) Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosda Karya.

Robinson, D. H. (2007) Becoming a Transalator: An Introduction to the Theory

and Practice of Translation. 2nd ed. New York: Routledge.

Silalahi, R. (2009) Dampak Teknik, Metode, dan Ideologi Penerjemah pada

Kualitas Terjemahan Teks Medical-Surgical Nursing dalam Bahasa Indonesia.

Disertasi. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sobur, A. (2006) Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Sugiyono (2004) Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, CV

Suryawinata, Z dan Hariyanto, S. (2003) Translation: Bahasa Teori & Penuntun

Praktis Menerjemahkan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Syihabuddin (2011) Pendidikan dan Bahasa dalam Perspektif Islam. Bandung: Rizqi Press.

The Free Dictionary. Tersedia di http://idioms.thefreedictionary.com [diakses 15 Desember 2013]

Wong, D dan Shen, D. (1999) Factors Influencing the Process of Translating.

Meta: Translators' Journal, 44 (1), hlm 78-100.

Referensi

Dokumen terkait

Teknik Sipil, Universitas Widya Dharma Klaten, Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Pelaksana terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Studi Kasus

Unsur-unsur golongan utama dalam sistem periodik terletak pada golongan A. Golongan utama disebut juga unsur representatif. Dalam bab ini yang dipelajari hanya unsur-unsur golongan

Pada stage kedua mengikuti stage pertama menggunakan model FEM pada lag 2 dihasilkan bahwa pertumbuhan ekonomi (predicted) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

982 KEGIATAN PRODUKSI LAYANAN RUMAH TANGGA UNTUK DIGUNAKAN SENDIRI. KEGIATAN ORGANISASI DAN BADAN

Sebagai bahan informasi berita Disarankan menghubungi Disnakertransduk prov jatim No.031.. Dinas PU

Bila nilai checksum dari registry sistem berbeda dengan nilai fungsi hash hasil pengolahan, maka CRC32 akan menyatakan bahwa file yang di deteksi dalam kondisi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Galur harapan yang memiliki potensi hasil tinggi pada lahan masam optimal dan non optimal adalah Galur harapan KH2, KH31, KH35, KH40, KH42 dan

Ditambahkan oleh Ibnu Hazm, bahwa apabila tidak dilakukan wasiat oleh pewaris kepada kerabat yang tidak mendapatkan harta pusaka, maka hakim harus bertindak