• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM

KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

oleh:

ANDIKA YUDHA SURYADI PUTRA

1000744

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

(3)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Oleh

Andika Yudha Suryadi Putra

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan – Universitas Pendidikan Indonesia

© Andika Yudha Suryadi Putra 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

ANDIKA YUDHA SURYADI PUTRA

1000744

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Drs. Dadang Sukirman, M.Pd NIP. 19591028 198703 1 002

Pembimbing II

Dr. Cepi Riyana, M.Pd NIP. 19751230 200112 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Ketua Program Studi

Teknologi Pendidikan

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd. NIP. 19591121 198503 1 001

(5)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

(6)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Andika Yudha Suryadi Putra (1000744). Studi Evaluasi Fasilitas dan Tenaga

Ahli Laboratorium Komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandung.

Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Pendidikan Indonesia, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian fasilitas dan tenaga ahli laboratorium komputer di SMA Negeri Kota Bandung berdasarkan standar yang dipersyaratkan oleh Permendiknas No. 24 Tahun 2007 dan No. 26 Tahun 2008. Penelitian ini merupakan jenis penelitian evaluatif dengan menggunakan metode deskriptif. Instrumen pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung, angket dan wawancara. Instrumen penelitian menggunakan checklist yang digunakan pada saat observasi dengan skala penilaian model Rating Scale dan

pada instrumen angket dengan skala Guttman. Teknik pengambilan sampel

dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan sampel berstrata (Sratifed Sampling). Data diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan berdasarkan Permendiknas No. 24 Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas dan No. 26 Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga Laboratorium Sekolah Menengah Atas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketercapaian ditinjau dari prasarana laboratorium komputer yaitu pada segi Luas ruang laboratorium komputer adalah 65% (layak). Sarana laboratorium komputer berdasarkan aspek: (1) tingkat kelayakan ditinjau dari perabot laboratorium komputer adalah 96% (sangat layak), (2) tingkat kelayakan ditinjau dari peralatan pendidikan laboratorium komputer adalah 74 % (layak), (3) tingkat kelayakan ditinjau dari media pendidikan laboratorium komputer adalah 100% (sangat layak), dan (4) tingkat kelayakan ditinjau perangkat lain pada laboratorium komputer adalah 86% (sangat layak). Kualifikasi tenaga ahli laboratorium komputer yang belum memenuhi standar kelayakan ditinjau berdasarkan: (1) kualifikasi pada kepala laboratorium komputer lebih dari setengah aspek telah mencapai standar kelayakan. (2) kualifikasi pada laboran laboratorium komputer hanya setengah aspek yang mencapai standar kelayakan. Kompetensi tenaga ahli laboratorium komputer telah memenuhi standar kelayakan ditinjau berdasarkan: (1) kompetensi pada kepala laboratorium komputer semua aspek telah mencapai standar kelayakan, (2) kompetensi pada laboran laboratorium komputer semua askpek telah mencapai standar kelayakan.

(7)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Andika Yudha Suryadi Putra (1000744). The Evaluation Study of the Facilities

and Skilled-staff of a Computer Laboratory at the State High School in Bandung. Skripsi of the Department of Curriculum and Technology Education, Faculty of Education, Indonesia University of Education, 2014.

This study aims to determine the extent of the feasibility of the facility and computer lab skilled staff in SMA Bandung based on standards required by Permendiknas No. 24 Tahun 2007 and No. 26 Tahun 2008.

This research is an evaluative research using descriptive evaluation method. The data were gathered using observation, interview, and questionnaire. A checklist research instrument with Gutmman scale was used when observation took place. The sampling technique is done by using a stratified sampling method (sratifed sampling). The obtained data was then compared with the standards set by Permendiknas No. 24 Tahun 2007 regarding the Standard of Infrastructure at Senior High School and Permendiknas No. 26 Tahun 2008 concerning the Standard of Skilled-staff in Laboratory at Senior High School .

The results revealed that the level of achievement in terms of the feasibility of the space computer laboratory infrastructure that was 65 % (feasible). The aspect of the computer laboratory facilities are: (1) the feasibility in computer lab furniture was 96 % (very decent); (2) the feasibility of educational computer lab equipment is 74 % (decent); (3) the feasibility of media educational computer lab is 100 % (very decent); and ( 4 ) the feasibility of other supporting devices in the computer lab was 86 % (very decent). The qualifications of computer lab staff who do not meet required standards are reviewed in its: (1) more than half qualification of the feasibility standard of the head of the computer lab has been reached; (2) merely half of qualifications of the eligibility standards in computer lab laboratory aspects have been fulfilled. The eligibility standards of the competences of expert computer laboratory have been realized, which are reviewed based on: (1) the fulfillment of the required standard by the head of the computer lab; (2) the fulfillment of the required standard by the staff of the computer lab

(8)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Fasilitas Pembelajaran ... 9

1. Konsep Fasilitas Pembelajaran ... 10

2. Jenis Fasilitas Pembelajaran ... 11

3. Pengelolaan Fasilitas Pembelajaran ... 12

B. Laboratorium Komputer ... 15

1. Pengertian Laboratorium Komputer ... 15

2. Fungsi Laboratorium Komputer ... 17

3. Pemanfaatan Laboratorium Komputer ... 18

C. Tenaga Ahli Laboratorium Komputer ... 22

1. Pengertian Tenaga Ahli Laboratorium Komputer ... 22

2. Tugas Tenaga Ahli Laboratorium Komputer ... 23

3. Manajemen Tenaga Ahli Laboratorium Komputer ... 24

D. Fasilitas dan Tenaga Ahli Laboratorium Komputer Sebagai Sumber Belajar ... 25

(9)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Standar Kelayakan Fasilitas Laboratorium Komputer ... 26

2. Standar Kelayakan Tenaga Ahli Laboratorium ... 29

F. Kerangka Pemikiran ... 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

1. Lokasi Penelitian ... 40

2. Populasi Penelitian ... 40

3. Sampel Penelitian ... 41

B. Desain Penelitian ... 44

C. Metode Penelitian ... 45

D. Defenisi Operasional ... 46

1. Laboratorium Komputer ... 46

2. Fasilitas Laboratorium Komputer ... 46

3. Tenaga Ahli Laboratorium Komputer ... 46

E. Instrumen Penelitian ... 46

1. Pengamatan (observation) ... 47

2. Wawancara (interview) ... 48

3. Angket ... 49

F. Validitas ... 50

G. Teknik Pengumpulan Data ... 51

H. Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53

1. Fasilitas Laboratorium Komputer SMA Negeri Kota Bandung ... 56

a. Prasarana Laboratorium Komputer ... 56

b. Sarana Laboratorium Komputer ... 64

2. Tenaga Ahli Laboratorium Komputer ... 93

(10)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Kompetensi Tenaga Ahli Laboratorium ... 97

B. Pembahasan ... 161

1. Fasilitas Laboratorium Komputer SMA Negeri Kota Bandung ... 161

a. Prasarana Laboratorium Komputer ... 161

b. Sarana Laboratorium Komputer ... 165

2. Tenaga ahli laboratorium komputer ... 182

a. Kualifikasi tenaga ahli laboratorium komputer ... 178

b. Kompetensi tenaga ahli laboratorium komputer ... 180

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 203

B. Rekomendasi ... 204

1. Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandung ... 208

2. Prodi Teknologi Pendidikan ... 205

3. Peneliti Selanjutnya ... 205

DAFTAR PUSTAKA ... 206

LAMPIRAN

(11)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini sulit

terbendung lagi pengaruhnya terhadap pemanfaatan di ranah pendidikan.

Kemajuan yang begitu cepat menuntut pendidikan untuk dapat mengikuti dan

menyesuaikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap

proses belajar dan pembelajaran. Salah satu bentuk pemanfaatan

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada ranah pendidikan,

yaitu menjadikan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber belajar.

Sumber belajar sebagai bagian dari komponen proses belajar yang memiliki

pengaruh penting dan sangat besar manfaatnya terhadap ketercapaian tujuan

pembelajaran.

Fasilitas belajar yang merupakan salah satu bentuk sumber belajar

memberikan penjelasan bagaimana perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi diterapkan, seperti komputerisasi untuk mendukung kegiatan

belajar pembelajaran. Penerapan tersebut ditempatkan pada suatu wadah yaitu

laboratorium komputer.

Seperti yang dijelaskan dalam penelitian Permata, A. (2011:23)

laboratorium komputer sebagai sumber belajar dapat membantu untuk

memecahkan masalah atau tempat melakukan percobaan. Sumber belajar,

seperti pendapat Nuradinen (2008:50) yang mengatakan bahwa “laboratorium

dapat berfungsi untuk mengembangkan ranah pengetahuan (cognitive domain),

ranah sikap (affective domain), dan ranah keterampilan (pshychomotor

domain)”. Hasil penelitian mengenai pemanfaatan laboratorium komputer

sebagai sumber belajar dalam meningkatkan kompetensi bidang teknologi informasi dan komunikasi, ditarik kesimpulan yaitu “perencanaan dalam pemanfaatan laboratorium komputer sebagai sumber belajar, pihak Comlabs

USDI ITB terutama tim instruktur Comlabs USDI melakukan studi leteratur,

(12)

2

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang kompeten (Permata, A. 2011:107) ”. Ada dua pokok utama pada hasil penelitian di atas yaitu (1) bentuk infrastruktur yaitu fasilitas yang ada pada

laboratorium, dan (2) sumber daya manusia (SDM) yang kompeten

merupakan tenaga ahli komputer yang mengelola fasilitas tersebut.

Dalam merealisasikan hasil penelitan di atas, maka laboratorium komputer

harus tersedia fasilitas berupa sarana prasarana yang baik sebagai penunjang

dalam pemanfaatan sebagai sumber belajar. Seperti yang tertera dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan pada Bab VII mengenai Standar Sarana dan

Prasarana Pasal 42 Ayat (2) (Peraturan Pemerintah, 2005:32) dikemukakan

bahwa :

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendiidik, ruang Tata Usaha ruang Perpustakaan, ruang Laboratorium, ruang bengkel kerja tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkalanjutan.

Lembaga atau institusi pendidikan adalah satuan pendidikan yang

bertanggung jawab terhadap sarana prasarana yang memadai berkaitan dengan

proses pendidikan yaitu pihak sekolah. Seperti yang dijelaskan Minarti, S.

(2011:249) sekolah dituntut memiliki kemandirian untuk mengatur dan

mengurus kepentingan sekolah menurut kebutuhan dan kemampuan sendiri

serta berdasarkan pada aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan tetap

mengacu pada peraturan dan perundang-undangan pendidikan nasional yang

berlaku, terutama ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan salah satunya seperti yang

telah dimuat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, yang di dalamnya mencakup dasar dan tujuan,

penyelenggaraan pendidikan termasuk wajib belajar, penjaminan kualitas

pendidikan serta peran masyarakat dalam sistem pendidikan nasional.

Kebijakan tersebut dibuat untuk menghasilkan Pendidikan Indonesia yang

(13)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hal tersebut terlebih dahulu menentukan standar yang harus menjadi acuan

pelaksanaan kegiatan pendidikan, maka untuk itu pemerintah mengeluarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP) yang kemudian dibentuk pula Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) sebagai badan yang menentukan delapan standar dan

kriteria pencapaian penyelenggaraan pendidikan. Adapun standar-standar yang

menjadi dasar bagi penyelenggaraan pendidikan tersebut yaitu; (1) Standar Isi;

(2) Standar Proses; (3) Standar Kompetensi Lulusan; (4) Standar Pendidik dan

Tenaga Kependidikan; (5) Standar Sarana dan Prasarana; (6) Standar

Pengelolaan; (7) Standar Pembiayaan; dan (8) Standar Penilaian Pendidikan.

(Peraturan Pemerintah, 2005:4)

Sehubungan dengan standar sarana dan prasarana sekolah, terutama

Sekolah Menengah Atas yang membutuhkan sarana dan prasarana yang

lengkap, salah satunya yaitu ruang laboratorium. Seperti yang dijelaskan di

atas penggunaan laboratorium sebagai sumber belajar dan untuk peningkatan

mutu pembelajaran, banyak terdapat mata pelajaran yang membutuhkan

laboratorium sebagai sarana contohnya, laboratorium kimia untuk mata

pelajaran kimia, laboratorium biologi untuk mata pelajaran biologi,

laboratorium bahasa untuk mata pelajaran bahasa, dan juga laboratorium

komputer sebagai sarana mata pelarajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK), yang merupakan salah satu mata pelajaran yang dominan

bersifat praktek.

Selanjutnya, menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 129a/u/2004 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Pendidikan (SPM) untuk SMA Pasal 4 ayat 1 (Keputusan Menteri, 2004:5)

yang salah satu menjelaskan bahwa 90% sekolah harus memiliki sarana dan

prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan secara

nasional. Sehingga sarana dan prasarana salah satu fasilitas yang diutamakan

dari sekolah dalam kegiatan pembelajaran, apalagi kegiatan pembelajaran

(14)

4

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengenai standar pengelolaan yang merupakan salah satu dari delapan

standar dan kriteria pencapaian penyelenggaraan pendidikan, dimana menurut

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

129a/u/2004 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan (SPM)

untuk SMA Pasal 4 ayat 1 (Keputusan Menteri, 2004:5) yang salah satu

menjelaskan 80 persen sekolah memiliki tenaga kependidikan non guru untuk

melaksanakan tugas administrasi dan kegiatan non mengajar lainnya.

Sehingga ada suatu bentuk tenaga kependidikan yang bertugas dalam

pengelolaan fasilitas sekolah tadi. Tenaga ahli yang bertugas dalam mengelola

fasilitas laboratorium harus memiliki sosok tenaga ahli yang profesional di

bidangnya, yaitu mengelola laboratorium. Menurut Syaiful Sagala (2009:1)

Profesional merupakan sikap profesional yang berarti melakukan sesuatu

sebagai pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu

luang atau hobi belakang. Seorang professional mempunyai kebermaknaan

ahli (expert) dengan pengetahuan yang dimiliki dalam melayani pekerjaannya.

Tanggung jawab (responsibility) atas keputusannya baik intelektual maupun

sikap, dan memiliki rasa kesejawatan menjunjung tinggi etika profesi dalam

suatu organisasi yang dinamis.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas,

pada pasal 1 poin 1 menjelaskan Standar sarana dan prasarana untuk sekolah

dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah

tsanawiyah (SMP/MTs), dan sekolah menengah atas/madrasah aliyah

(SMA/MA) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum

prasarana. Poin 2 menjelaskan Standar Sarana dan Prasarana sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran Peraturan Menteri ini. Maka

telah ada kriteri minimum sarana dan kriteria minimum prasarana yang harus

(15)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengenai kelayakan standar pengelola fasilitas sekolah terutama fasilitas

sarana dan prasarana laboratorium komputer, yaitu tenaga ahli laboratorium

sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008

tentang Kualifikasi Laboran Sesuai Standar Nasional inilah yang akan menjadi

standar tenaga ahli laboratorium sebagai tenaga ahli profesional. Adapun isi

dari Permendiknas tersebut yaitu pada pasal 1 pada poin (1) mengenai standar

tenaga laboratorium sekolah mencakup kepala laboratorium, teknisi

laboratorium, dan laboran sekolah. Pada poin (2) standar tenaga laboratorium

yang wajib untuk dapat diangkat sebagai tenaga laboratorium sekolah. Dan

poin (3) berisi mengenai lampiran standar tenaga laboratorium yang dimaksud

pada poin 2. Di pasal 2 tercantum himbauan kepada pihak penyelenggara

sekolah untuk dapat menerapkan standar tenaga laboratorium sekolah

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini, selambat-lambatnya 5 (lima)

tahun setelah Peraturan Menteri ini ditetapkan, dan pada pasal 3 mengenai

pemberlakuan peraturan ini pada tanggal ditetapkan yaitu pada tahun 2008.

Penunjang akan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia salah satu nya

yaitu pengembangan Kurikulum, yang dimana Kurikulum yang diterapkan

sekarang yaitu Kurikulum 2013. Dalam sistem implementasi Kurikulum 2013

sarana dan prasarana sebagai salah satu komponen utama untuk menghasilkan

lulusan yang kompeten (Kemendikbud, bahan uji publik Kurikulum 2013.

2013: 84). Kurikulum 2013 sebagai antisipasi akan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang terus maju, sebagai contohnya dimana

semua mata pelajaran sudah terintegrasi dengan Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) dan kegiatan pembelajaran sudah seharusnya berbasis

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai alat atau media yang

membantu guru dalam kegiatan pembelajaran.

Dari berbagai macam peraturan dan perundang-undangan khususnya

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 dan Permendiknas Nomor 26 Tahun

2008 mengukuhkan pentingnya peran sarana dan prasarana sebagai fasilitas

pendidikan dan pentingnya standarisasi bagi pengelola fasilitas pendidikan

(16)

6

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan terutama pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA),

dan sebagai bentuk kepedulian peneliti untuk meningkatkan mutu pendidikan

di Kota Bandung, dan sebagai bentuk kontribusi peneliti dalam mendukung

penerapan dan pengembangan Kurikulum 2013 di SMA Negeri Kota Bandung.

Untuk itu peneliti tertarik untuk mencoba melakukan penelitian terhadap itu

dengan judul :

“Studi Evaluasi Fasilitas dan Tenaga Ahli Laboratorium Komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, secara umum dapat

dirumuskan masalahnya yaitu apakah fasilitas dan tenaga ahli laboratorium

komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandung sudah memenuhi

standar kelayakan berdasarkan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 dan

Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 standar sarana prasarana dan standar

tenaga ahli laboratorium?

Secara lebih rinci, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut:

1. Apakah prasarana laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas

Negeri Kota Bandung pada saat ini telah memenuhi standar kelayakan

berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah

Atas Negeri Kota Bandung?

2. Apakah sarana laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri

Kota Bandung pada saat ini telah memenuhi standar kelayakan

berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah

Atas?

3. Apakah kualifikasi tenaga ahli laboratirum komputer di Sekolah

(17)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 26 Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga Laboratorium Sekolah?

4. Apakah kompetensi tenaga ahli laboratirum komputer di Sekolah

Menengah Atas Negeri Kota Bandung telah memenuhi standar kelayakan

berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 26 Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga Laboratorium Sekolah?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan

jawaban yang jelas mengenai ketercapaian standar kelayakan fasilitas dan

tenaga ahli laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri

Kota Bandung terhadap ketentuan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007

dan Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 standar sarana prasarana dan

standar tenaga ahli laboratorium.

2. Tujuan Khusus

a. Kesesuaian prasarana laboratorium komputer di Sekolah Menengah

Atas Negeri Kota Bandung pada saat ini telah memenuhi standar

kelayakan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Republik

Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan

Prasarana Sekolah Menengah Atas.

b. Kesesuaian sarana laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas

Negeri Kota Bandung pada saat ini telah memenuhi standar kelayakan

berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor

24 Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah

Menengah Atas.

c. Kesesuaian kualifikasi standar tenaga ahli laboratirum di Sekolah

Menengah Atas Negeri Kota Bandung telah memenuhi standar

kelayakan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga

(18)

8

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Kesesuaian kompetensi standar tenaga ahli laboratirum di Sekolah

Menengah Atas Negeri Kota Bandung telah memenuhi standar

kelayakan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga

Laboratorium Sekolah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian serta

memberikan informasi menganai pedoman atau panduan operasional

mengenai standar kelayakan fasilitas dan tenaga ahli laboratorium

komputer, agar benar-benar diterapkan pada lembaga-lembaga pendidikan

sekolah, guna memperkaya khasanah ilmu pengetahuan maupun kajian

pustaka serta penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan fasilitas dan

tenaga ahli laboratorium komputer untuk menunjang mutu pendidikan

pada bidang lingkungan pembelajaran sebagai sumber belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandung

Dapat dijadikan bahan pedoman operasional untuk program penelitian

dan pengembangan terhadap kelayakan fasilitas dan tenaga ahli

laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandung

untuk meningkatkan mutu pendidikan Sekolah Menengah Atas.

b. Bagi prodi Teknologi Pendidikan

Dapat menjadi bahan pedoman operasional untuk program penelitian

dan pengembangan dengan mata kuliah yang berhubungan dengan studi

kelayakan fasilitas dan tenaga ahli laboratorium komputer di Sekolah

Menengah Atas Negeri Kota Bandung.

(19)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dapat dijadikan pedoman operasional maupun bahan inspirasi untuk

studi kelayakan fasilitas dan tenaga ahli laboratorium komputer di Sekolah

(20)

40

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri yang ada di Kota Bandung Provinsi Jawa Barat, tepatnya berada di

laboratorium komputer Sekolah Menengah Atas dari beberapa SMA

Negeri setiap klaster SMA Negeri Kota Bandung. Waktu penelitian ini

dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu tahapan pra-survei pada bulan

Februari 2014, dan pelaksanaan penelitian dilakukan bulan Februari 2014

sampai dengan Maret 2014.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan

sempel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 117-118).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh

fasilitas beserta tenaga ahli laboratorium yang ada di laboratorium

komputer di Sekolah Menengah Atas di Kota Bandung pada tahun 2014.

Dimana pada sekolah menengah atas kegiatan pembelajaran praktek pada

laboratorium harus memiliki fasilitas dan tenaga ahli laboratorium yang

baik sesuai dengan standar yang berlaku, sehingga laboratorium komputer

(21)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Sampel Penelitian

Selain itu dalam penelitian ini, dalam pengambilan sampelnya,

peneliti menggunakan metode pengambilan sampel berstrata (Sratifed

Sampling) dimana populasi dikelompokan dalam strata tertentu kemudian

diambil sampel secara random dengan proporsi yang seimbang sesuai

dengan posisinya dalam populasi (Suharsaputra, U. 2012:117). Peneliti

menggunakan metode pengambilan sampel berstrata (Sratifed Sampling)

karena seluruh fasilitas dan tenaga ahli laboratorium yang ada di

laboratorium komputer merupakan populasi, sehingga sampel akan

diambil dari beberapa laboratorium komputer SMA Negeri yang ada di

Kota Bandung dengan membagi populasi dalam strata tertentu, dengan

mengelompokan dalam bentuk 3 strata, yaitu SMA Negeri kluster 1, SMA

Negeri kluster 2, dan SMA Negeri kluster 3, berdasarkan nilai passing

grade dari PPDB Kota Bandung tahun 2013, seperti tabel di bawah ini.

Tabel 3.1. Daftar Passing Grade hasil PPDB Kota Bandung 2013 tingkat Sekolah

(22)

42

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

(23)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Negeri

Pengelompokan SMA Negeri di Kota Bandung berdasarkan kluster

yang telah ditetapkan berdasarkan Passing Grade tahun 2013:

Tabel 3.2. Pengelompokan SMA Negeri di Kota Bandung berdasarkan kluster

(24)

44

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SMA Negeri 27

Kemudian sampel akan diambil berdasarkan populasi yang telah

dibagi berdasarkan tiga strata di atas, yang dilakukan dengan pengambilan

sampel strata proporsional (Proportional Stratifield Samplling) yaitu

jumlah sampel disamakan dengan proporsi strata dalam populasi, seperti

yang dijelaskan Suharsaputra, U. (2012:117) penentuan sampel berstrata

yaitu menentukan dulu proporsi sampel atas populasi yang proporsinya

adalah 10% kemudian proporsi ini dikalikan jumlah subjek pada tiap strata.

Besarnya sampel untuk masing-masing strata, hasilnya (1) Kluster 1 :

7 X 10% = 0,7 yaitu 1 Sekolah; (2) Kluster 2 : 6 X 10% = 0,6 yaitu 1

Sekolah; dan (3) Kluster 3 : 14 X 10% = 1,4 yaitu 1 Sekolah. Maka,

sampel yang dipilih untuk masing-masing srtata secara acak (random

sample) yaitu SMA Negeri 2 Bandung dari kluster 1, SMA Negeri 7

Bandung dari kluster 2, dan SMA Negeri 15 Bandung dari kluster 3.

B. Desain Penelitian

Desain evaluasi adalah suatu kondisi dan prosedur yang diciptakan

oleh evaluator untuk mengumpulkan data. Penyusunan desain evaluasi

program merupakan langkah pertama menyangkut aspek perencanaan. Di

dalam tahap perencanaan ini diuraikan garis besar mengenai hal-hal yang

lain yang berkaitan dengan kegiatan evaluasi tersebut. (1) Tahap pertama

pada penelitian ini yaitu menentukan variabel yang akan diteliti, Berikut

(25)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. hubungan antar variabel

(2) Langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk instrumen yang

akan digunakan serta kepada siapa instrument tersebut ditujukan

(responden). (3) Pada langkah selanjutnya ini evaluator terjun kelapangan

untuk mengimplementasikan desain yang telah dibuat, mulai dari

mengumpulkan dan menganalisis data, menginterpretasikan, dan

menyajikan dalam bentuk yang mudah untuk dipahami dan komunikatif.

(4) Terakhir dilakukan penyusunan laporan evaluasi (Purwanto dan

Suparman. A, 1999: 73).

C. Metode Penelitian

Metode penelitian dan tata cara penelitian adalah tata cara bagaimana

suatu penelitian dilaksanakan. Seperti yang dijelaskan Sugiyono bahwa

metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

2012:2).

Berdasarkan fokus telaahan pada penelitian ini yaitu bermaksud

mencari informasi tentang kelayakan fasilitas laboratorium dan tenaga ahli

laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandung

yang sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia

Nomor 24 Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah

Menengah Atas, sehingga pada penelitian ini merupakan penelitian

evaluasi.

Penelitian evaluasi digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk

mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi, yang merupakan

kondisi nyata mengenai keterlaksanaan rencana yang memerlukan evaluasi

(26)

46

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode

penelitian deskriprif evaluatif, karena penelitian ini memusatkan perhatian

kepada masalah aktual yang terjadi pada saat berlangsungnya penelitian.

Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk deskripsi secara sistematis,

faktual dan akurat. Seperti yang diungkapkan oleh Sudjana dan Ibrahim

(2001:64). “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat

sekarang ini. Dengan kata lain, penelitian deskriptif evaluatif mengambil

masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual

mengenai program sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan”.

D. Defenisi Operasional

1. Laboratorium Komputer

Laboratorium komputer merupakan suatu ruang atau tempat

dimana seseorang dapat mengadakan kegiatan pembelajaran, kegiatan

ilmiah, kegiatan penelitian, percobaan atau demonstrasi yang bersifat

praktikum dan menghasilkan pengalaman belajar, atas bantuan

berbagai fasilitas laboratorium komputer dan dikelola khusus oleh

seorang tenaga laboratorium.

2. Fasilitas Laboratorium Komputer

Fasilitas laboratorium komputer merupakan sarana dan prasarana

yang terdapat di dalam ruang laboratorium komputer, sarana

merupakan peralatan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan

pembelajaran pada laboratorium komputer, sedangkan prasarana

merupakan suatu peralatan tidak bergerak digunakan sebagai

penunjang utama terselenggaranya kegiatan pembelajaran di

laboratorium komputer.

3. Tenaga Ahli Laboratorium Komputer

Tenaga laboratorium sekolah yaitu seorang yang bertanggung

(27)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencangkup; Kepala laboratorium yang merencanakan kegiatan dan

mengembangkan pemenfaatan fasilitas laboratorium. Teknisi/laboran

bertanggung jawab terhadap laboratorium komputer secara teknis dan

membantu kepala laboratorium dalam kegiatan administrasi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian ini, pada fasilitas laboratorium

menggunakan instrumen pengamatan (observation) sebagai tambahan

menggunakan instrumen wawancara (interview), karena penelitian ini

untuk melihat keadaan sarana dan prasarana laboratorium komputer di

Sekolah Menengah Atas Negeri favorit Kota Bandung yang sebenarnya

dengan standar yang ada pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan

Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan

Prasarana Sekolah Menengah Atas. Pada penelitian tenaga ahli

laboratorium instrumen yang digunakan yaitu angket, karena penelitian ini

untuk melihat kualifikasi dan kompetensi yang menjadi standar yang harus

dimiliki oleh tenaga ahli laboratorium di Sekolah Menengah Atas Negeri

favorit Kota Bandung yang sebenarnya dengan standar yang ada pada

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 26

Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga Laboratorium Sekolah.

Mengumpulkan informasi atau data melalui pengamatan (observation),

lalu pengisian angket oleh tenaga ahli laboratorium, dan untuk

memperlengkap data maka peneliti menggunakan instrumen wawancara

(interview) terhadap laboratorium komputer tersebut.

1. Pengamatan (observation)

Melalui pengamatan (observation), peneliti dapat secara langsung

melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan sehingga akan

mendapatkan data yang objektif, faktual, cermat, teliti dan terinci

mengenai kegiatan lapangan, manusia dan situasi sosial. Dilakukan

(28)

48

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut. Adapun hal-hal yang akan diobservasi meliputi: (1) Prasarana

laboratorium komputer berupa lahan ruang laboratorium komputer;

dan (2) Sarana laboratorium komputer.

Adapun untuk acuan pada instrumen ini menggunakan skala

pengukuran, dimana skala pengukuran merupakan kesepakatan yang

digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya

interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila

digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif

(Sugiyono, 2012:133). Pada penelitian untuk kelayakan fasilitas

laboratorium ini, skala yang digunakan adalah rating scale (skala

bertingkat). Karena, Rating Scale sendiri adalah skala pengukuran

dimana data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan

dalam pengertian kuantitatif. Karena yang terpenting dari penggunaan

skala pengukuran rating scale adalah harus dapat mengartikan setiap

angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item

instrumen (Sugiyono, 2012:141).

Penelitian ini dibuat dalam bentuk checklist dengan menggunakan

skala bertingkat yaitu: (a) Bobot 4 (sangat layak); (b) Bobot 3 (layak);

(c) Bobot 2 (tidak layak); dan (d) Bobot 1 (sangat tidak layak).

Selanjutnya keempat dimensi tersebut akan dijabarkan menurut metode

rating scale. Berikut Kriteria Penilaian penelitian berdasarkan Model

rating scale.

Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Penelitian

Bobot Defenisi

4 Sangat Layak

3 Layak

2 Kurang Layak

1 Tidak Layak

(29)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melalui wawancara (interview) digunakan bila ingin mengetahui

hal-hal dari responeden lebih mendalam, peneliti dapat mengumpulkan

data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari

sumbernya. Wawancara ini digunakan untuk mendapatkan informasi

atau menjaring data tentang mengenai keadaan sarana dan prasarana

laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri favorit Kota

Bandung seperti kondisi fisik ruang komputer dan peralatan di ruang

laboratorium komputer yang sebenarnya dengan standar yang ada pada

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah

Menengah Atas. Wawancara yang digunakan menggunakan teknik

wawancara terbuka, dimana responden bebas menjawab sesuai alat

pemikirannya. Sebagai sumber data adalah tenaga ahli laboratorium.

3. Angket

Angket digunakan untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat

rahasia, mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat,

dan paham dalam hubungan kausal. Sehingga dengan menggunakan

angket dapat memberikan jawaban yang terbuka, dan dapat

memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang situasi obejk

yang diteliti.

Penelitian pada tenaga ahli laboratorium skala yang digunakan

yaitu skala Guttman. Skala Guttman digunakan untuk mendapatkan

jawaban yang tegas (konsisten) terhadap suatu permasalahan yang

ditanyakan yaitu mengenai kualifikasi dan kompetensi tenaga ahli

laboratorium.

Menurut Usman Rianse dan Abdi bahwa “skala Guttman sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan atribut universal” (Usman Rianse dan Abdi, 2011:155). Skala Guttman disebut juga skala

(30)

50

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti. Adapun

skoring perhitungan responden dalam skala Guttman adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.4. Skoring Perhitungan Skala Guttman

Alternatif skor terendah “nol”, untuk alternatif jawaban dalam kuesioner, penyusun menetapkan kategori untuk setiap pernyataan positif, yaitu

Ya = 1 dan Tidak = 0, sedangkan kategori untuk setiap pernyataan

negatif, yaitu Ya = 0 dan Tidak = 1. Dalam penelitian ini penyusun

menggunakan skala Gutman dalam bentuk checklist, dengan demikian

penyusun berharap akan didapatkan jawaban yang tegas mengenai data

yang diperoleh.

F. Validitas

Menurut Arikunto (2010: 211) validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument.

Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.

Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Sebelum melakukan penelitian instrumen penelitian tersebut harus

diuji validitasnya oleh para ahli atau Expert Judgement. Instrumen yang

digunakan untuk standar sarana dan prasarana berpedoman pada lampiran

Permendiknas Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Mengenai

Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas.

Pada penelitian kali ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi.

(31)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(konsep) yang harus diukur, yang berarti alat ukur mampu mengungkap isi

suatu konsep atau variabel yang hendak diukur (Suharsaputra, U. 2012:99).

Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan

kisi-kisi instrumen, dalam kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti, indikator

sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pertanyaan yang

telah dijabarkan dari indikator (Sugiyono, 2012:182). Pembuktian validitas

isi dilakukan dengan cara menyusun kisi-kisi yang dikembangkan dari

kajian teoritis yang mendalam mengenai Permendiknas Republik

Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana

Sekolah Menengah Atas, dan Permendiknas Republik Indonesia Nomor 26

Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga Laboratorium Sekolah. Dengan

cara ini diharapkan butir-butir instrumen penelitian ini telah mencakup

seluruh kawasan isi objek yang hendak diukur. Untuk lebih menyakinkan

terhadap instrumen yang telah disusun, dimohonkan penilaian atau

validitas isi kepada dosen ahli.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak

akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Penyusun menggunakan wawancara dan angket (kuesioner) dalam

mengumpulkan data yang didalamnya terdapat seperangkat daftar

pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Pada penelitian fasilitas

laboratorium, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur

berupa lembar pertanyaan wawancara berskala rating scale, data yang diperoleh berupa data kriteria bertingkat yaitu “sangat layak, layak, tidak layak dan sangat tidak layak”.

Pengumpulan data pada penelitian tenaga ahli laboratorium yaitu,

dengan menggunakan alat ukur berupa angket berskala Guttman, data

(32)

52

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu “Ya” dan “Tidak” sehingga dengan demikian penyusun berharap mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang

diteliti.

Adapun tahapan proses pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Pengambilan data dilakukan oleh penyusun sendiri dengan mendatangi

subjek penelitian.

2. Penyusun melakukan pengematan terhadap subjek penelitian yang

akan disesuaikan berdasarkan pedoman yang telah disusun sebelumnya.

3. Penyusun menjelaskan kepada calon responden mengenai teknik

menjawab pertanyaan wawancara dan pengisian angket, apabila ada

sesuatu yang kurang jelas, calon responden dipersilahkan untuk

bertanya.

4. Pengumpulan data untuk wawancara, dilakukan dengan cara

menanyakan langsung pada responden berdasarkan bertanyaan yang

telah disusun sebelumnya.

5. Pengumpulan data untuk angket, dengan cara membagikan angket

secara langsung oleh penyusun pada respoen dan setelah pengisian

selesai, angket dikumpulkan kepada penyusun.

6. Data primer didapat dari hasil studi pengamatan dan pengisian angket

ditambah hasil wawancara yang berisi data mengenai permasalahan

yang diberikan.

7. Untuk mempertegas data primer yang didapat dari hasil pengamatan

dan angket, adapun data lainnya yang didapat dari wawancara.

8. Setelah data didapat proses selanjutnya analisa data.

H. Analisis Data

Analisis data untuk data yang dihasilkan dari angket yang

menggunakan penilaian skala guttman akan dihitung jawaban yang benar,

lalu ditentukan dengan jumlah terbanyak yang mewakili keseluruhan.

(33)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan Skala persentase yaitu perhitungan dalam analisis data yang

akan menghasilkan persentase yang selanjutnya dilakukan interpretasi

pada nilai yang diperoleh. Untuk penilaian skala rating proses perhitungan

persentase dilakukan dengan cara mengkalikan hasil bagi skor riil dengan

skor ideal dengan seratus persen (Sugiyono, 2012: 99), dengan rumus

sebagai berikut:

Kriteria pencapaiannya adalah sebagai berikut:

4 = Sangat Layak = 76 % - 100 %

3 = Layak = 51 % - 75 %

2 = Tidak Layak = 26 % - 50 %

1 = Sangat Tidak Layak = 0 % - 25 %

(34)

203

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Penelitian ini mengungkapkan pencapaian standar kelayakan fasilitas dan

tenaga ahli labroatorium komputer di SMA Negeri Kota Bandung berdasarkan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun

2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Laboratorium Sekolah Menengah

Atas dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

26 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah.

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan di depan,

kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Prasarana laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri

Kota Bandung pada saat ini telah memenuhi standar kelayakan

berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor

24 Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah

Menengah Atas. Tingkat kelayakan ditinjau dari prasarana ruang

laboratorium komputer SMA Negeri Kota Bandung yaitu pada segi

Luas ruang laboratorium komputer adalah 65% (layak).

2. Sarana laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota

Bandung pada saat ini telah memenuhi standar kelayakan berdasarkan

Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun

2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas.

Tingkat kelayakan ditinjau dari sarana laboratorium komputer SMA

Negeri Kota Bandung berdasarkan aspek: (1) tingkat kelayakan

ditinjau dari perabot laboratorium komputer SMA Negeri Kota

Bandung adalah 96% (sangat layak), (2) tingkat kelayakan ditinjau dari

peralatan pendidikan laboratorium komputer SMA Negeri Kota

Bandung adalah 74 % (layak), (3) tingkat kelayakan ditinjau dari

(35)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah 100% (sangat layak), dan (4) tingkat kelayakan ditinjau

perangkat lain pada laboratorium komputer SMA Negeri Kota

Bandung adalah 86% (sangat layak).

3. Kualifikasi tenaga ahli laboratorium komputer di Sekolah Menengah

Atas Negeri Kota Bandung belum memenuhi standar kelayakan

berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga

Laboratorium Sekolah. Kualifikasi tenaga ahli laboratorium komputer

ditinjau berdasarkan: (1) kualifikasi pada kepala laboratorium

komputer SMA Negeri Kota Bandung lebih dari setengah aspek telah

mencapai standar kelayakan. (2) kualifikasi pada laboran laboratorium

komputer SMA Negeri Kota Bandung hanya setengah aspek yang

mencapai standar kelayakan.

4. Kompetensi tenaga ahli laboratorium komputer di Sekolah Menengah

Atas Negeri Kota Bandung telah memenuhi standar kelayakan

berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga

Laboratorium Sekolah. Kompetensi tenaga ahli laboratorium komputer

ditinjau berdasarkan: (1) kompetensi pada kepala laboratorium

komputer SMA Negeri Kota Bandung semua aspek telah mencapai

standar kelayakan, (2) kompetensi pada laboran laboratorium

komputer SMA Negeri Kota Bandung semua askpek telah mencapai

standar kelayakan.

B. Rekomendasi

1. Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandung

a. Perlunya penambahan luas ruang laboratorium komputer sehingga

standar rasio luas minimal per peserta didik dapat tercapai yaitu 2

(36)

205

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Perlunya memperhatikan jumlah dan spesifikasi perangkat komputer

sehingga siswa dapat maksimal dalam kegiatan praktek menggunakan

komputer.

c. Perlu adanya peningkatan mutu perangkat komputer khususnya pada

CPU yang sudah mulai ketinggalan jaman dan tidak mampu lagi

menggunakan software multimedia pada jaman sekarang ini.

d. Perlunya memperhatikan pentingnya penggunaan stabilizer untuk

menjaga agar tidak terjadi kerusakan dari perangkat komputer dan

menjaga keselamatan agar tidak terjadinya kebakaran.

e. Diharapkan adanya perhatian khusus terhadap pengakuan berupa

sertifikat dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan

pemerintah yang bertujuan sebagai pengakuan akan dirinya sebagai

kepala dan laboran laboratorium komputer sekolah.

f. Perlunya manajemen sumber daya manusia (MSDM) yang baik,

terutama pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia,

sehingga beberapa aspek yang belum dicapai oleh kepala dan laboran

laboratorium komputer sekolah.

2. Prodi Teknologi Pendidikan

Sebagai bahan pedoman operasional untuk program penelitian dan

pengembangan dengan mata kuliah yang berhubungan dengan studi

kelayakan fasilitas dan tenaga ahli laboratorium komputer di Sekolah

Menengah Atas Negeri Kota Bandung, seperti pengantar teknologi

informasi dan komunikasi, pengelolaan pembelajaran teknologi informasi

dan komunikasi, jaringan komputer, pengelolaan laboratorium dan

sebagainya.

3. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dikembangkan lagi agar dapat diketahui tingkat

ketercapaian untuk kondisi fasilitas dan tenaga ahli labroatorium komputer

(37)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007

Tentang Standar Sarana dan Prasarana Laboratorium Sekolah Menengah

Atas dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

(38)

206

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Group.

Daryanto, M. (2003). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. (2008). Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta. Direktorat Tenaga Pendidikan.

Holstein, H. (1986). Murid Belajar Mandiri Situasi Belajar Mandiri Dalam Pelajaran Sekolah. Bandung: Remadja Karya.

Imron, Ali. (2004). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Malang: Departemen pendidikan nasional, universitas negeri malang.

Keputusan Menteri. (2004). Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan, Jakarta: Mendiknas.

Maskurin. (2010). Pemanfaatan Laboratorium Komputer Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Dalam Mata Pelajaran TIK Pada Pokok Bahasan Microsoft Excel Di MTs Al Istiqomah Dungus, Kec. Wungu, Kab. Madiun. Makalah pada Jurusan Kurikum dan Teknologi pendidikan, UPI, Bandung: tidak diterbitkan.

Masyhuri dan Zainuddin. (2008). Metodologi Penelitian; Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama.

Minarti, S. (2011). Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Mulyasa, E. (2012). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Notoatmodjo, S. (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Nuradinen, S. (2008). Efektifitas Pengelolaan Laboratorium Komputer Sebagai Sarana Pembelajaran Praktikum Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Skripsi Sarjana Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.

(39)

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peraturan Menteri. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Mendiknas.

Peraturan Menteri. (1980). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1980 Tentang Pokok-Pokok Organisasi Universitas/Institut Negeri, Jakarta: Mendiknas

Peraturan Menteri. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/Mi), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/Mts), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Jakarta: Mendiknas.

Permata, A. (2011). Pemanfaatan Laboratorium Komputer Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Kompetensi Bidang Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.

Prihatin, E. (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta

Purwanto dan Suparman, A. (1999). Evaluasi program diklat. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara.

Rumampuk, D.B. (1988). Media Instruksional IPS. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Rusman, Kurniawan, D. dan Riyana, C. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Sagala, S. (2009). Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan. Bandung. Alfabeta.

Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan Jenis, Metode Dan Prosedur. Jakarta: Kencana Prenada Media

Sugiyono (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

(40)

208

Andika Yudha Suryadi Putra, 2014

STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Suryabrata, S. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo.

Tim Penyusun. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Umar, H. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan: Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: Rajawali Pers.

Undang-undang Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Presiden Republik Indonesia.

Warsono. (2005). Pengelolaan Laboratorium Fisika SMA Negeri 1 Sewon. Tesis Magister PPs UNY. Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Gambar

Tabel 3.1. Daftar Passing Grade hasil PPDB Kota Bandung 2013 tingkat Sekolah
Tabel 3.2. Pengelompokan SMA Negeri di Kota Bandung berdasarkan kluster
Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Penelitian
Tabel 3.4. Skoring Perhitungan Skala Guttman

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan metode Control Chart yaitu UCL dan LCL, dalam kurun waktu satu tahun apakah PT NGK BUSI INDONESIA memiliki produksi yang baik pada

Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga, Ekstrakurikuler Bukan Olahraga Dan Tidak Mengikuti Ekstrakurikuler Terhadap Perilaku Agresi Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia |

University of Basel, University Hospital, Department of Internal

Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga, Ekstrakurikuler Bukan Olahraga Dan Tidak pengaruh aktivitas yang diikuti siswa dalam kelompok tersebut terhadap perilaku siswa

[r]

Sudah jatuh tertimpa tangga// Mungkin itulah kata yang tepat jika dikaitkan dengan penderitaan berkepanjangan yang dialami oleh ibu Maryati// Awalnya hanyalah terjatuh dari

lebih dari seribu mahasiswa aceh yang belajar di Yogyakarta sampai saat ini/ tidak mengetahui. kondisi keluarganya// Sampai saat ini/ mereka hanya mampu memantau keadaan

dari Gabusan/ untuk digantikan pengrajin lain yang belum. mendapat giliran masuk gabusan// Konon/ Pengrajin