Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM
KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
oleh:
ANDIKA YUDHA SURYADI PUTRA
1000744
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Oleh
Andika Yudha Suryadi Putra
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan – Universitas Pendidikan Indonesia
© Andika Yudha Suryadi Putra 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
ANDIKA YUDHA SURYADI PUTRA
1000744
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Drs. Dadang Sukirman, M.Pd NIP. 19591028 198703 1 002
Pembimbing II
Dr. Cepi Riyana, M.Pd NIP. 19751230 200112 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Ketua Program Studi
Teknologi Pendidikan
Dr. Toto Ruhimat, M.Pd. NIP. 19591121 198503 1 001
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Andika Yudha Suryadi Putra (1000744). Studi Evaluasi Fasilitas dan Tenaga
Ahli Laboratorium Komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandung.
Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Pendidikan Indonesia, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian fasilitas dan tenaga ahli laboratorium komputer di SMA Negeri Kota Bandung berdasarkan standar yang dipersyaratkan oleh Permendiknas No. 24 Tahun 2007 dan No. 26 Tahun 2008. Penelitian ini merupakan jenis penelitian evaluatif dengan menggunakan metode deskriptif. Instrumen pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung, angket dan wawancara. Instrumen penelitian menggunakan checklist yang digunakan pada saat observasi dengan skala penilaian model Rating Scale dan
pada instrumen angket dengan skala Guttman. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan sampel berstrata (Sratifed Sampling). Data diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan berdasarkan Permendiknas No. 24 Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas dan No. 26 Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga Laboratorium Sekolah Menengah Atas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketercapaian ditinjau dari prasarana laboratorium komputer yaitu pada segi Luas ruang laboratorium komputer adalah 65% (layak). Sarana laboratorium komputer berdasarkan aspek: (1) tingkat kelayakan ditinjau dari perabot laboratorium komputer adalah 96% (sangat layak), (2) tingkat kelayakan ditinjau dari peralatan pendidikan laboratorium komputer adalah 74 % (layak), (3) tingkat kelayakan ditinjau dari media pendidikan laboratorium komputer adalah 100% (sangat layak), dan (4) tingkat kelayakan ditinjau perangkat lain pada laboratorium komputer adalah 86% (sangat layak). Kualifikasi tenaga ahli laboratorium komputer yang belum memenuhi standar kelayakan ditinjau berdasarkan: (1) kualifikasi pada kepala laboratorium komputer lebih dari setengah aspek telah mencapai standar kelayakan. (2) kualifikasi pada laboran laboratorium komputer hanya setengah aspek yang mencapai standar kelayakan. Kompetensi tenaga ahli laboratorium komputer telah memenuhi standar kelayakan ditinjau berdasarkan: (1) kompetensi pada kepala laboratorium komputer semua aspek telah mencapai standar kelayakan, (2) kompetensi pada laboran laboratorium komputer semua askpek telah mencapai standar kelayakan.
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Andika Yudha Suryadi Putra (1000744). The Evaluation Study of the Facilities
and Skilled-staff of a Computer Laboratory at the State High School in Bandung. Skripsi of the Department of Curriculum and Technology Education, Faculty of Education, Indonesia University of Education, 2014.
This study aims to determine the extent of the feasibility of the facility and computer lab skilled staff in SMA Bandung based on standards required by Permendiknas No. 24 Tahun 2007 and No. 26 Tahun 2008.
This research is an evaluative research using descriptive evaluation method. The data were gathered using observation, interview, and questionnaire. A checklist research instrument with Gutmman scale was used when observation took place. The sampling technique is done by using a stratified sampling method (sratifed sampling). The obtained data was then compared with the standards set by Permendiknas No. 24 Tahun 2007 regarding the Standard of Infrastructure at Senior High School and Permendiknas No. 26 Tahun 2008 concerning the Standard of Skilled-staff in Laboratory at Senior High School .
The results revealed that the level of achievement in terms of the feasibility of the space computer laboratory infrastructure that was 65 % (feasible). The aspect of the computer laboratory facilities are: (1) the feasibility in computer lab furniture was 96 % (very decent); (2) the feasibility of educational computer lab equipment is 74 % (decent); (3) the feasibility of media educational computer lab is 100 % (very decent); and ( 4 ) the feasibility of other supporting devices in the computer lab was 86 % (very decent). The qualifications of computer lab staff who do not meet required standards are reviewed in its: (1) more than half qualification of the feasibility standard of the head of the computer lab has been reached; (2) merely half of qualifications of the eligibility standards in computer lab laboratory aspects have been fulfilled. The eligibility standards of the competences of expert computer laboratory have been realized, which are reviewed based on: (1) the fulfillment of the required standard by the head of the computer lab; (2) the fulfillment of the required standard by the staff of the computer lab
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Fasilitas Pembelajaran ... 9
1. Konsep Fasilitas Pembelajaran ... 10
2. Jenis Fasilitas Pembelajaran ... 11
3. Pengelolaan Fasilitas Pembelajaran ... 12
B. Laboratorium Komputer ... 15
1. Pengertian Laboratorium Komputer ... 15
2. Fungsi Laboratorium Komputer ... 17
3. Pemanfaatan Laboratorium Komputer ... 18
C. Tenaga Ahli Laboratorium Komputer ... 22
1. Pengertian Tenaga Ahli Laboratorium Komputer ... 22
2. Tugas Tenaga Ahli Laboratorium Komputer ... 23
3. Manajemen Tenaga Ahli Laboratorium Komputer ... 24
D. Fasilitas dan Tenaga Ahli Laboratorium Komputer Sebagai Sumber Belajar ... 25
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Standar Kelayakan Fasilitas Laboratorium Komputer ... 26
2. Standar Kelayakan Tenaga Ahli Laboratorium ... 29
F. Kerangka Pemikiran ... 38
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 40
1. Lokasi Penelitian ... 40
2. Populasi Penelitian ... 40
3. Sampel Penelitian ... 41
B. Desain Penelitian ... 44
C. Metode Penelitian ... 45
D. Defenisi Operasional ... 46
1. Laboratorium Komputer ... 46
2. Fasilitas Laboratorium Komputer ... 46
3. Tenaga Ahli Laboratorium Komputer ... 46
E. Instrumen Penelitian ... 46
1. Pengamatan (observation) ... 47
2. Wawancara (interview) ... 48
3. Angket ... 49
F. Validitas ... 50
G. Teknik Pengumpulan Data ... 51
H. Analisis Data ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53
1. Fasilitas Laboratorium Komputer SMA Negeri Kota Bandung ... 56
a. Prasarana Laboratorium Komputer ... 56
b. Sarana Laboratorium Komputer ... 64
2. Tenaga Ahli Laboratorium Komputer ... 93
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Kompetensi Tenaga Ahli Laboratorium ... 97
B. Pembahasan ... 161
1. Fasilitas Laboratorium Komputer SMA Negeri Kota Bandung ... 161
a. Prasarana Laboratorium Komputer ... 161
b. Sarana Laboratorium Komputer ... 165
2. Tenaga ahli laboratorium komputer ... 182
a. Kualifikasi tenaga ahli laboratorium komputer ... 178
b. Kompetensi tenaga ahli laboratorium komputer ... 180
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 203
B. Rekomendasi ... 204
1. Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandung ... 208
2. Prodi Teknologi Pendidikan ... 205
3. Peneliti Selanjutnya ... 205
DAFTAR PUSTAKA ... 206
LAMPIRAN
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini sulit
terbendung lagi pengaruhnya terhadap pemanfaatan di ranah pendidikan.
Kemajuan yang begitu cepat menuntut pendidikan untuk dapat mengikuti dan
menyesuaikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap
proses belajar dan pembelajaran. Salah satu bentuk pemanfaatan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada ranah pendidikan,
yaitu menjadikan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber belajar.
Sumber belajar sebagai bagian dari komponen proses belajar yang memiliki
pengaruh penting dan sangat besar manfaatnya terhadap ketercapaian tujuan
pembelajaran.
Fasilitas belajar yang merupakan salah satu bentuk sumber belajar
memberikan penjelasan bagaimana perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi diterapkan, seperti komputerisasi untuk mendukung kegiatan
belajar pembelajaran. Penerapan tersebut ditempatkan pada suatu wadah yaitu
laboratorium komputer.
Seperti yang dijelaskan dalam penelitian Permata, A. (2011:23)
laboratorium komputer sebagai sumber belajar dapat membantu untuk
memecahkan masalah atau tempat melakukan percobaan. Sumber belajar,
seperti pendapat Nuradinen (2008:50) yang mengatakan bahwa “laboratorium
dapat berfungsi untuk mengembangkan ranah pengetahuan (cognitive domain),
ranah sikap (affective domain), dan ranah keterampilan (pshychomotor
domain)”. Hasil penelitian mengenai pemanfaatan laboratorium komputer
sebagai sumber belajar dalam meningkatkan kompetensi bidang teknologi informasi dan komunikasi, ditarik kesimpulan yaitu “perencanaan dalam pemanfaatan laboratorium komputer sebagai sumber belajar, pihak Comlabs
USDI ITB terutama tim instruktur Comlabs USDI melakukan studi leteratur,
2
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang kompeten (Permata, A. 2011:107) ”. Ada dua pokok utama pada hasil penelitian di atas yaitu (1) bentuk infrastruktur yaitu fasilitas yang ada pada
laboratorium, dan (2) sumber daya manusia (SDM) yang kompeten
merupakan tenaga ahli komputer yang mengelola fasilitas tersebut.
Dalam merealisasikan hasil penelitan di atas, maka laboratorium komputer
harus tersedia fasilitas berupa sarana prasarana yang baik sebagai penunjang
dalam pemanfaatan sebagai sumber belajar. Seperti yang tertera dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan pada Bab VII mengenai Standar Sarana dan
Prasarana Pasal 42 Ayat (2) (Peraturan Pemerintah, 2005:32) dikemukakan
bahwa :
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendiidik, ruang Tata Usaha ruang Perpustakaan, ruang Laboratorium, ruang bengkel kerja tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkalanjutan.
Lembaga atau institusi pendidikan adalah satuan pendidikan yang
bertanggung jawab terhadap sarana prasarana yang memadai berkaitan dengan
proses pendidikan yaitu pihak sekolah. Seperti yang dijelaskan Minarti, S.
(2011:249) sekolah dituntut memiliki kemandirian untuk mengatur dan
mengurus kepentingan sekolah menurut kebutuhan dan kemampuan sendiri
serta berdasarkan pada aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan tetap
mengacu pada peraturan dan perundang-undangan pendidikan nasional yang
berlaku, terutama ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan salah satunya seperti yang
telah dimuat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang di dalamnya mencakup dasar dan tujuan,
penyelenggaraan pendidikan termasuk wajib belajar, penjaminan kualitas
pendidikan serta peran masyarakat dalam sistem pendidikan nasional.
Kebijakan tersebut dibuat untuk menghasilkan Pendidikan Indonesia yang
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hal tersebut terlebih dahulu menentukan standar yang harus menjadi acuan
pelaksanaan kegiatan pendidikan, maka untuk itu pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yang kemudian dibentuk pula Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) sebagai badan yang menentukan delapan standar dan
kriteria pencapaian penyelenggaraan pendidikan. Adapun standar-standar yang
menjadi dasar bagi penyelenggaraan pendidikan tersebut yaitu; (1) Standar Isi;
(2) Standar Proses; (3) Standar Kompetensi Lulusan; (4) Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan; (5) Standar Sarana dan Prasarana; (6) Standar
Pengelolaan; (7) Standar Pembiayaan; dan (8) Standar Penilaian Pendidikan.
(Peraturan Pemerintah, 2005:4)
Sehubungan dengan standar sarana dan prasarana sekolah, terutama
Sekolah Menengah Atas yang membutuhkan sarana dan prasarana yang
lengkap, salah satunya yaitu ruang laboratorium. Seperti yang dijelaskan di
atas penggunaan laboratorium sebagai sumber belajar dan untuk peningkatan
mutu pembelajaran, banyak terdapat mata pelajaran yang membutuhkan
laboratorium sebagai sarana contohnya, laboratorium kimia untuk mata
pelajaran kimia, laboratorium biologi untuk mata pelajaran biologi,
laboratorium bahasa untuk mata pelajaran bahasa, dan juga laboratorium
komputer sebagai sarana mata pelarajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), yang merupakan salah satu mata pelajaran yang dominan
bersifat praktek.
Selanjutnya, menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 129a/u/2004 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pendidikan (SPM) untuk SMA Pasal 4 ayat 1 (Keputusan Menteri, 2004:5)
yang salah satu menjelaskan bahwa 90% sekolah harus memiliki sarana dan
prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan secara
nasional. Sehingga sarana dan prasarana salah satu fasilitas yang diutamakan
dari sekolah dalam kegiatan pembelajaran, apalagi kegiatan pembelajaran
4
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengenai standar pengelolaan yang merupakan salah satu dari delapan
standar dan kriteria pencapaian penyelenggaraan pendidikan, dimana menurut
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
129a/u/2004 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan (SPM)
untuk SMA Pasal 4 ayat 1 (Keputusan Menteri, 2004:5) yang salah satu
menjelaskan 80 persen sekolah memiliki tenaga kependidikan non guru untuk
melaksanakan tugas administrasi dan kegiatan non mengajar lainnya.
Sehingga ada suatu bentuk tenaga kependidikan yang bertugas dalam
pengelolaan fasilitas sekolah tadi. Tenaga ahli yang bertugas dalam mengelola
fasilitas laboratorium harus memiliki sosok tenaga ahli yang profesional di
bidangnya, yaitu mengelola laboratorium. Menurut Syaiful Sagala (2009:1)
Profesional merupakan sikap profesional yang berarti melakukan sesuatu
sebagai pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu
luang atau hobi belakang. Seorang professional mempunyai kebermaknaan
ahli (expert) dengan pengetahuan yang dimiliki dalam melayani pekerjaannya.
Tanggung jawab (responsibility) atas keputusannya baik intelektual maupun
sikap, dan memiliki rasa kesejawatan menjunjung tinggi etika profesi dalam
suatu organisasi yang dinamis.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas,
pada pasal 1 poin 1 menjelaskan Standar sarana dan prasarana untuk sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah
tsanawiyah (SMP/MTs), dan sekolah menengah atas/madrasah aliyah
(SMA/MA) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum
prasarana. Poin 2 menjelaskan Standar Sarana dan Prasarana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran Peraturan Menteri ini. Maka
telah ada kriteri minimum sarana dan kriteria minimum prasarana yang harus
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengenai kelayakan standar pengelola fasilitas sekolah terutama fasilitas
sarana dan prasarana laboratorium komputer, yaitu tenaga ahli laboratorium
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008
tentang Kualifikasi Laboran Sesuai Standar Nasional inilah yang akan menjadi
standar tenaga ahli laboratorium sebagai tenaga ahli profesional. Adapun isi
dari Permendiknas tersebut yaitu pada pasal 1 pada poin (1) mengenai standar
tenaga laboratorium sekolah mencakup kepala laboratorium, teknisi
laboratorium, dan laboran sekolah. Pada poin (2) standar tenaga laboratorium
yang wajib untuk dapat diangkat sebagai tenaga laboratorium sekolah. Dan
poin (3) berisi mengenai lampiran standar tenaga laboratorium yang dimaksud
pada poin 2. Di pasal 2 tercantum himbauan kepada pihak penyelenggara
sekolah untuk dapat menerapkan standar tenaga laboratorium sekolah
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini, selambat-lambatnya 5 (lima)
tahun setelah Peraturan Menteri ini ditetapkan, dan pada pasal 3 mengenai
pemberlakuan peraturan ini pada tanggal ditetapkan yaitu pada tahun 2008.
Penunjang akan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia salah satu nya
yaitu pengembangan Kurikulum, yang dimana Kurikulum yang diterapkan
sekarang yaitu Kurikulum 2013. Dalam sistem implementasi Kurikulum 2013
sarana dan prasarana sebagai salah satu komponen utama untuk menghasilkan
lulusan yang kompeten (Kemendikbud, bahan uji publik Kurikulum 2013.
2013: 84). Kurikulum 2013 sebagai antisipasi akan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus maju, sebagai contohnya dimana
semua mata pelajaran sudah terintegrasi dengan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dan kegiatan pembelajaran sudah seharusnya berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai alat atau media yang
membantu guru dalam kegiatan pembelajaran.
Dari berbagai macam peraturan dan perundang-undangan khususnya
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 dan Permendiknas Nomor 26 Tahun
2008 mengukuhkan pentingnya peran sarana dan prasarana sebagai fasilitas
pendidikan dan pentingnya standarisasi bagi pengelola fasilitas pendidikan
6
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan terutama pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA),
dan sebagai bentuk kepedulian peneliti untuk meningkatkan mutu pendidikan
di Kota Bandung, dan sebagai bentuk kontribusi peneliti dalam mendukung
penerapan dan pengembangan Kurikulum 2013 di SMA Negeri Kota Bandung.
Untuk itu peneliti tertarik untuk mencoba melakukan penelitian terhadap itu
dengan judul :
“Studi Evaluasi Fasilitas dan Tenaga Ahli Laboratorium Komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandung”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, secara umum dapat
dirumuskan masalahnya yaitu apakah fasilitas dan tenaga ahli laboratorium
komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandung sudah memenuhi
standar kelayakan berdasarkan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 dan
Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 standar sarana prasarana dan standar
tenaga ahli laboratorium?
Secara lebih rinci, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah prasarana laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas
Negeri Kota Bandung pada saat ini telah memenuhi standar kelayakan
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah
Atas Negeri Kota Bandung?
2. Apakah sarana laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri
Kota Bandung pada saat ini telah memenuhi standar kelayakan
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah
Atas?
3. Apakah kualifikasi tenaga ahli laboratirum komputer di Sekolah
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga Laboratorium Sekolah?
4. Apakah kompetensi tenaga ahli laboratirum komputer di Sekolah
Menengah Atas Negeri Kota Bandung telah memenuhi standar kelayakan
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga Laboratorium Sekolah?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan
jawaban yang jelas mengenai ketercapaian standar kelayakan fasilitas dan
tenaga ahli laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri
Kota Bandung terhadap ketentuan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007
dan Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 standar sarana prasarana dan
standar tenaga ahli laboratorium.
2. Tujuan Khusus
a. Kesesuaian prasarana laboratorium komputer di Sekolah Menengah
Atas Negeri Kota Bandung pada saat ini telah memenuhi standar
kelayakan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan
Prasarana Sekolah Menengah Atas.
b. Kesesuaian sarana laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas
Negeri Kota Bandung pada saat ini telah memenuhi standar kelayakan
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor
24 Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah
Menengah Atas.
c. Kesesuaian kualifikasi standar tenaga ahli laboratirum di Sekolah
Menengah Atas Negeri Kota Bandung telah memenuhi standar
kelayakan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga
8
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Kesesuaian kompetensi standar tenaga ahli laboratirum di Sekolah
Menengah Atas Negeri Kota Bandung telah memenuhi standar
kelayakan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga
Laboratorium Sekolah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian serta
memberikan informasi menganai pedoman atau panduan operasional
mengenai standar kelayakan fasilitas dan tenaga ahli laboratorium
komputer, agar benar-benar diterapkan pada lembaga-lembaga pendidikan
sekolah, guna memperkaya khasanah ilmu pengetahuan maupun kajian
pustaka serta penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan fasilitas dan
tenaga ahli laboratorium komputer untuk menunjang mutu pendidikan
pada bidang lingkungan pembelajaran sebagai sumber belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandung
Dapat dijadikan bahan pedoman operasional untuk program penelitian
dan pengembangan terhadap kelayakan fasilitas dan tenaga ahli
laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandung
untuk meningkatkan mutu pendidikan Sekolah Menengah Atas.
b. Bagi prodi Teknologi Pendidikan
Dapat menjadi bahan pedoman operasional untuk program penelitian
dan pengembangan dengan mata kuliah yang berhubungan dengan studi
kelayakan fasilitas dan tenaga ahli laboratorium komputer di Sekolah
Menengah Atas Negeri Kota Bandung.
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dapat dijadikan pedoman operasional maupun bahan inspirasi untuk
studi kelayakan fasilitas dan tenaga ahli laboratorium komputer di Sekolah
40
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri yang ada di Kota Bandung Provinsi Jawa Barat, tepatnya berada di
laboratorium komputer Sekolah Menengah Atas dari beberapa SMA
Negeri setiap klaster SMA Negeri Kota Bandung. Waktu penelitian ini
dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu tahapan pra-survei pada bulan
Februari 2014, dan pelaksanaan penelitian dilakukan bulan Februari 2014
sampai dengan Maret 2014.
2. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan
sempel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 117-118).
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh
fasilitas beserta tenaga ahli laboratorium yang ada di laboratorium
komputer di Sekolah Menengah Atas di Kota Bandung pada tahun 2014.
Dimana pada sekolah menengah atas kegiatan pembelajaran praktek pada
laboratorium harus memiliki fasilitas dan tenaga ahli laboratorium yang
baik sesuai dengan standar yang berlaku, sehingga laboratorium komputer
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Sampel Penelitian
Selain itu dalam penelitian ini, dalam pengambilan sampelnya,
peneliti menggunakan metode pengambilan sampel berstrata (Sratifed
Sampling) dimana populasi dikelompokan dalam strata tertentu kemudian
diambil sampel secara random dengan proporsi yang seimbang sesuai
dengan posisinya dalam populasi (Suharsaputra, U. 2012:117). Peneliti
menggunakan metode pengambilan sampel berstrata (Sratifed Sampling)
karena seluruh fasilitas dan tenaga ahli laboratorium yang ada di
laboratorium komputer merupakan populasi, sehingga sampel akan
diambil dari beberapa laboratorium komputer SMA Negeri yang ada di
Kota Bandung dengan membagi populasi dalam strata tertentu, dengan
mengelompokan dalam bentuk 3 strata, yaitu SMA Negeri kluster 1, SMA
Negeri kluster 2, dan SMA Negeri kluster 3, berdasarkan nilai passing
grade dari PPDB Kota Bandung tahun 2013, seperti tabel di bawah ini.
Tabel 3.1. Daftar Passing Grade hasil PPDB Kota Bandung 2013 tingkat Sekolah
42
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Negeri
Pengelompokan SMA Negeri di Kota Bandung berdasarkan kluster
yang telah ditetapkan berdasarkan Passing Grade tahun 2013:
Tabel 3.2. Pengelompokan SMA Negeri di Kota Bandung berdasarkan kluster
44
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SMA Negeri 27
Kemudian sampel akan diambil berdasarkan populasi yang telah
dibagi berdasarkan tiga strata di atas, yang dilakukan dengan pengambilan
sampel strata proporsional (Proportional Stratifield Samplling) yaitu
jumlah sampel disamakan dengan proporsi strata dalam populasi, seperti
yang dijelaskan Suharsaputra, U. (2012:117) penentuan sampel berstrata
yaitu menentukan dulu proporsi sampel atas populasi yang proporsinya
adalah 10% kemudian proporsi ini dikalikan jumlah subjek pada tiap strata.
Besarnya sampel untuk masing-masing strata, hasilnya (1) Kluster 1 :
7 X 10% = 0,7 yaitu 1 Sekolah; (2) Kluster 2 : 6 X 10% = 0,6 yaitu 1
Sekolah; dan (3) Kluster 3 : 14 X 10% = 1,4 yaitu 1 Sekolah. Maka,
sampel yang dipilih untuk masing-masing srtata secara acak (random
sample) yaitu SMA Negeri 2 Bandung dari kluster 1, SMA Negeri 7
Bandung dari kluster 2, dan SMA Negeri 15 Bandung dari kluster 3.
B. Desain Penelitian
Desain evaluasi adalah suatu kondisi dan prosedur yang diciptakan
oleh evaluator untuk mengumpulkan data. Penyusunan desain evaluasi
program merupakan langkah pertama menyangkut aspek perencanaan. Di
dalam tahap perencanaan ini diuraikan garis besar mengenai hal-hal yang
lain yang berkaitan dengan kegiatan evaluasi tersebut. (1) Tahap pertama
pada penelitian ini yaitu menentukan variabel yang akan diteliti, Berikut
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. hubungan antar variabel
(2) Langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk instrumen yang
akan digunakan serta kepada siapa instrument tersebut ditujukan
(responden). (3) Pada langkah selanjutnya ini evaluator terjun kelapangan
untuk mengimplementasikan desain yang telah dibuat, mulai dari
mengumpulkan dan menganalisis data, menginterpretasikan, dan
menyajikan dalam bentuk yang mudah untuk dipahami dan komunikatif.
(4) Terakhir dilakukan penyusunan laporan evaluasi (Purwanto dan
Suparman. A, 1999: 73).
C. Metode Penelitian
Metode penelitian dan tata cara penelitian adalah tata cara bagaimana
suatu penelitian dilaksanakan. Seperti yang dijelaskan Sugiyono bahwa
metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,
2012:2).
Berdasarkan fokus telaahan pada penelitian ini yaitu bermaksud
mencari informasi tentang kelayakan fasilitas laboratorium dan tenaga ahli
laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandung
yang sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah
Menengah Atas, sehingga pada penelitian ini merupakan penelitian
evaluasi.
Penelitian evaluasi digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk
mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi, yang merupakan
kondisi nyata mengenai keterlaksanaan rencana yang memerlukan evaluasi
46
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
penelitian deskriprif evaluatif, karena penelitian ini memusatkan perhatian
kepada masalah aktual yang terjadi pada saat berlangsungnya penelitian.
Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk deskripsi secara sistematis,
faktual dan akurat. Seperti yang diungkapkan oleh Sudjana dan Ibrahim
(2001:64). “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat
sekarang ini. Dengan kata lain, penelitian deskriptif evaluatif mengambil
masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual
mengenai program sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan”.
D. Defenisi Operasional
1. Laboratorium Komputer
Laboratorium komputer merupakan suatu ruang atau tempat
dimana seseorang dapat mengadakan kegiatan pembelajaran, kegiatan
ilmiah, kegiatan penelitian, percobaan atau demonstrasi yang bersifat
praktikum dan menghasilkan pengalaman belajar, atas bantuan
berbagai fasilitas laboratorium komputer dan dikelola khusus oleh
seorang tenaga laboratorium.
2. Fasilitas Laboratorium Komputer
Fasilitas laboratorium komputer merupakan sarana dan prasarana
yang terdapat di dalam ruang laboratorium komputer, sarana
merupakan peralatan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran pada laboratorium komputer, sedangkan prasarana
merupakan suatu peralatan tidak bergerak digunakan sebagai
penunjang utama terselenggaranya kegiatan pembelajaran di
laboratorium komputer.
3. Tenaga Ahli Laboratorium Komputer
Tenaga laboratorium sekolah yaitu seorang yang bertanggung
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mencangkup; Kepala laboratorium yang merencanakan kegiatan dan
mengembangkan pemenfaatan fasilitas laboratorium. Teknisi/laboran
bertanggung jawab terhadap laboratorium komputer secara teknis dan
membantu kepala laboratorium dalam kegiatan administrasi.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen utama dalam penelitian ini, pada fasilitas laboratorium
menggunakan instrumen pengamatan (observation) sebagai tambahan
menggunakan instrumen wawancara (interview), karena penelitian ini
untuk melihat keadaan sarana dan prasarana laboratorium komputer di
Sekolah Menengah Atas Negeri favorit Kota Bandung yang sebenarnya
dengan standar yang ada pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan
Prasarana Sekolah Menengah Atas. Pada penelitian tenaga ahli
laboratorium instrumen yang digunakan yaitu angket, karena penelitian ini
untuk melihat kualifikasi dan kompetensi yang menjadi standar yang harus
dimiliki oleh tenaga ahli laboratorium di Sekolah Menengah Atas Negeri
favorit Kota Bandung yang sebenarnya dengan standar yang ada pada
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga Laboratorium Sekolah.
Mengumpulkan informasi atau data melalui pengamatan (observation),
lalu pengisian angket oleh tenaga ahli laboratorium, dan untuk
memperlengkap data maka peneliti menggunakan instrumen wawancara
(interview) terhadap laboratorium komputer tersebut.
1. Pengamatan (observation)
Melalui pengamatan (observation), peneliti dapat secara langsung
melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan sehingga akan
mendapatkan data yang objektif, faktual, cermat, teliti dan terinci
mengenai kegiatan lapangan, manusia dan situasi sosial. Dilakukan
48
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut. Adapun hal-hal yang akan diobservasi meliputi: (1) Prasarana
laboratorium komputer berupa lahan ruang laboratorium komputer;
dan (2) Sarana laboratorium komputer.
Adapun untuk acuan pada instrumen ini menggunakan skala
pengukuran, dimana skala pengukuran merupakan kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya
interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif
(Sugiyono, 2012:133). Pada penelitian untuk kelayakan fasilitas
laboratorium ini, skala yang digunakan adalah rating scale (skala
bertingkat). Karena, Rating Scale sendiri adalah skala pengukuran
dimana data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan
dalam pengertian kuantitatif. Karena yang terpenting dari penggunaan
skala pengukuran rating scale adalah harus dapat mengartikan setiap
angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item
instrumen (Sugiyono, 2012:141).
Penelitian ini dibuat dalam bentuk checklist dengan menggunakan
skala bertingkat yaitu: (a) Bobot 4 (sangat layak); (b) Bobot 3 (layak);
(c) Bobot 2 (tidak layak); dan (d) Bobot 1 (sangat tidak layak).
Selanjutnya keempat dimensi tersebut akan dijabarkan menurut metode
rating scale. Berikut Kriteria Penilaian penelitian berdasarkan Model
rating scale.
Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Penelitian
Bobot Defenisi
4 Sangat Layak
3 Layak
2 Kurang Layak
1 Tidak Layak
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Melalui wawancara (interview) digunakan bila ingin mengetahui
hal-hal dari responeden lebih mendalam, peneliti dapat mengumpulkan
data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya. Wawancara ini digunakan untuk mendapatkan informasi
atau menjaring data tentang mengenai keadaan sarana dan prasarana
laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri favorit Kota
Bandung seperti kondisi fisik ruang komputer dan peralatan di ruang
laboratorium komputer yang sebenarnya dengan standar yang ada pada
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah
Menengah Atas. Wawancara yang digunakan menggunakan teknik
wawancara terbuka, dimana responden bebas menjawab sesuai alat
pemikirannya. Sebagai sumber data adalah tenaga ahli laboratorium.
3. Angket
Angket digunakan untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat
rahasia, mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat,
dan paham dalam hubungan kausal. Sehingga dengan menggunakan
angket dapat memberikan jawaban yang terbuka, dan dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang situasi obejk
yang diteliti.
Penelitian pada tenaga ahli laboratorium skala yang digunakan
yaitu skala Guttman. Skala Guttman digunakan untuk mendapatkan
jawaban yang tegas (konsisten) terhadap suatu permasalahan yang
ditanyakan yaitu mengenai kualifikasi dan kompetensi tenaga ahli
laboratorium.
Menurut Usman Rianse dan Abdi bahwa “skala Guttman sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan atribut universal” (Usman Rianse dan Abdi, 2011:155). Skala Guttman disebut juga skala
50
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengenai kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti. Adapun
skoring perhitungan responden dalam skala Guttman adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.4. Skoring Perhitungan Skala Guttman
Alternatif skor terendah “nol”, untuk alternatif jawaban dalam kuesioner, penyusun menetapkan kategori untuk setiap pernyataan positif, yaitu
Ya = 1 dan Tidak = 0, sedangkan kategori untuk setiap pernyataan
negatif, yaitu Ya = 0 dan Tidak = 1. Dalam penelitian ini penyusun
menggunakan skala Gutman dalam bentuk checklist, dengan demikian
penyusun berharap akan didapatkan jawaban yang tegas mengenai data
yang diperoleh.
F. Validitas
Menurut Arikunto (2010: 211) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument.
Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Sebelum melakukan penelitian instrumen penelitian tersebut harus
diuji validitasnya oleh para ahli atau Expert Judgement. Instrumen yang
digunakan untuk standar sarana dan prasarana berpedoman pada lampiran
Permendiknas Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Mengenai
Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas.
Pada penelitian kali ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi.
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(konsep) yang harus diukur, yang berarti alat ukur mampu mengungkap isi
suatu konsep atau variabel yang hendak diukur (Suharsaputra, U. 2012:99).
Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan
kisi-kisi instrumen, dalam kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti, indikator
sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pertanyaan yang
telah dijabarkan dari indikator (Sugiyono, 2012:182). Pembuktian validitas
isi dilakukan dengan cara menyusun kisi-kisi yang dikembangkan dari
kajian teoritis yang mendalam mengenai Permendiknas Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana
Sekolah Menengah Atas, dan Permendiknas Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga Laboratorium Sekolah. Dengan
cara ini diharapkan butir-butir instrumen penelitian ini telah mencakup
seluruh kawasan isi objek yang hendak diukur. Untuk lebih menyakinkan
terhadap instrumen yang telah disusun, dimohonkan penilaian atau
validitas isi kepada dosen ahli.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Penyusun menggunakan wawancara dan angket (kuesioner) dalam
mengumpulkan data yang didalamnya terdapat seperangkat daftar
pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Pada penelitian fasilitas
laboratorium, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur
berupa lembar pertanyaan wawancara berskala rating scale, data yang diperoleh berupa data kriteria bertingkat yaitu “sangat layak, layak, tidak layak dan sangat tidak layak”.
Pengumpulan data pada penelitian tenaga ahli laboratorium yaitu,
dengan menggunakan alat ukur berupa angket berskala Guttman, data
52
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yaitu “Ya” dan “Tidak” sehingga dengan demikian penyusun berharap mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang
diteliti.
Adapun tahapan proses pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:
1. Pengambilan data dilakukan oleh penyusun sendiri dengan mendatangi
subjek penelitian.
2. Penyusun melakukan pengematan terhadap subjek penelitian yang
akan disesuaikan berdasarkan pedoman yang telah disusun sebelumnya.
3. Penyusun menjelaskan kepada calon responden mengenai teknik
menjawab pertanyaan wawancara dan pengisian angket, apabila ada
sesuatu yang kurang jelas, calon responden dipersilahkan untuk
bertanya.
4. Pengumpulan data untuk wawancara, dilakukan dengan cara
menanyakan langsung pada responden berdasarkan bertanyaan yang
telah disusun sebelumnya.
5. Pengumpulan data untuk angket, dengan cara membagikan angket
secara langsung oleh penyusun pada respoen dan setelah pengisian
selesai, angket dikumpulkan kepada penyusun.
6. Data primer didapat dari hasil studi pengamatan dan pengisian angket
ditambah hasil wawancara yang berisi data mengenai permasalahan
yang diberikan.
7. Untuk mempertegas data primer yang didapat dari hasil pengamatan
dan angket, adapun data lainnya yang didapat dari wawancara.
8. Setelah data didapat proses selanjutnya analisa data.
H. Analisis Data
Analisis data untuk data yang dihasilkan dari angket yang
menggunakan penilaian skala guttman akan dihitung jawaban yang benar,
lalu ditentukan dengan jumlah terbanyak yang mewakili keseluruhan.
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan Skala persentase yaitu perhitungan dalam analisis data yang
akan menghasilkan persentase yang selanjutnya dilakukan interpretasi
pada nilai yang diperoleh. Untuk penilaian skala rating proses perhitungan
persentase dilakukan dengan cara mengkalikan hasil bagi skor riil dengan
skor ideal dengan seratus persen (Sugiyono, 2012: 99), dengan rumus
sebagai berikut:
Kriteria pencapaiannya adalah sebagai berikut:
4 = Sangat Layak = 76 % - 100 %
3 = Layak = 51 % - 75 %
2 = Tidak Layak = 26 % - 50 %
1 = Sangat Tidak Layak = 0 % - 25 %
203
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Penelitian ini mengungkapkan pencapaian standar kelayakan fasilitas dan
tenaga ahli labroatorium komputer di SMA Negeri Kota Bandung berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Laboratorium Sekolah Menengah
Atas dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
26 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah.
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan di depan,
kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Prasarana laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri
Kota Bandung pada saat ini telah memenuhi standar kelayakan
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor
24 Tahun 2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah
Menengah Atas. Tingkat kelayakan ditinjau dari prasarana ruang
laboratorium komputer SMA Negeri Kota Bandung yaitu pada segi
Luas ruang laboratorium komputer adalah 65% (layak).
2. Sarana laboratorium komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota
Bandung pada saat ini telah memenuhi standar kelayakan berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 Mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas.
Tingkat kelayakan ditinjau dari sarana laboratorium komputer SMA
Negeri Kota Bandung berdasarkan aspek: (1) tingkat kelayakan
ditinjau dari perabot laboratorium komputer SMA Negeri Kota
Bandung adalah 96% (sangat layak), (2) tingkat kelayakan ditinjau dari
peralatan pendidikan laboratorium komputer SMA Negeri Kota
Bandung adalah 74 % (layak), (3) tingkat kelayakan ditinjau dari
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah 100% (sangat layak), dan (4) tingkat kelayakan ditinjau
perangkat lain pada laboratorium komputer SMA Negeri Kota
Bandung adalah 86% (sangat layak).
3. Kualifikasi tenaga ahli laboratorium komputer di Sekolah Menengah
Atas Negeri Kota Bandung belum memenuhi standar kelayakan
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga
Laboratorium Sekolah. Kualifikasi tenaga ahli laboratorium komputer
ditinjau berdasarkan: (1) kualifikasi pada kepala laboratorium
komputer SMA Negeri Kota Bandung lebih dari setengah aspek telah
mencapai standar kelayakan. (2) kualifikasi pada laboran laboratorium
komputer SMA Negeri Kota Bandung hanya setengah aspek yang
mencapai standar kelayakan.
4. Kompetensi tenaga ahli laboratorium komputer di Sekolah Menengah
Atas Negeri Kota Bandung telah memenuhi standar kelayakan
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Mengenai Standar Tenaga
Laboratorium Sekolah. Kompetensi tenaga ahli laboratorium komputer
ditinjau berdasarkan: (1) kompetensi pada kepala laboratorium
komputer SMA Negeri Kota Bandung semua aspek telah mencapai
standar kelayakan, (2) kompetensi pada laboran laboratorium
komputer SMA Negeri Kota Bandung semua askpek telah mencapai
standar kelayakan.
B. Rekomendasi
1. Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandung
a. Perlunya penambahan luas ruang laboratorium komputer sehingga
standar rasio luas minimal per peserta didik dapat tercapai yaitu 2
205
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Perlunya memperhatikan jumlah dan spesifikasi perangkat komputer
sehingga siswa dapat maksimal dalam kegiatan praktek menggunakan
komputer.
c. Perlu adanya peningkatan mutu perangkat komputer khususnya pada
CPU yang sudah mulai ketinggalan jaman dan tidak mampu lagi
menggunakan software multimedia pada jaman sekarang ini.
d. Perlunya memperhatikan pentingnya penggunaan stabilizer untuk
menjaga agar tidak terjadi kerusakan dari perangkat komputer dan
menjaga keselamatan agar tidak terjadinya kebakaran.
e. Diharapkan adanya perhatian khusus terhadap pengakuan berupa
sertifikat dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan
pemerintah yang bertujuan sebagai pengakuan akan dirinya sebagai
kepala dan laboran laboratorium komputer sekolah.
f. Perlunya manajemen sumber daya manusia (MSDM) yang baik,
terutama pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia,
sehingga beberapa aspek yang belum dicapai oleh kepala dan laboran
laboratorium komputer sekolah.
2. Prodi Teknologi Pendidikan
Sebagai bahan pedoman operasional untuk program penelitian dan
pengembangan dengan mata kuliah yang berhubungan dengan studi
kelayakan fasilitas dan tenaga ahli laboratorium komputer di Sekolah
Menengah Atas Negeri Kota Bandung, seperti pengantar teknologi
informasi dan komunikasi, pengelolaan pembelajaran teknologi informasi
dan komunikasi, jaringan komputer, pengelolaan laboratorium dan
sebagainya.
3. Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat dikembangkan lagi agar dapat diketahui tingkat
ketercapaian untuk kondisi fasilitas dan tenaga ahli labroatorium komputer
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
Tentang Standar Sarana dan Prasarana Laboratorium Sekolah Menengah
Atas dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
206
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Group.
Daryanto, M. (2003). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. (2008). Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta. Direktorat Tenaga Pendidikan.
Holstein, H. (1986). Murid Belajar Mandiri Situasi Belajar Mandiri Dalam Pelajaran Sekolah. Bandung: Remadja Karya.
Imron, Ali. (2004). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Malang: Departemen pendidikan nasional, universitas negeri malang.
Keputusan Menteri. (2004). Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan, Jakarta: Mendiknas.
Maskurin. (2010). Pemanfaatan Laboratorium Komputer Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Dalam Mata Pelajaran TIK Pada Pokok Bahasan Microsoft Excel Di MTs Al Istiqomah Dungus, Kec. Wungu, Kab. Madiun. Makalah pada Jurusan Kurikum dan Teknologi pendidikan, UPI, Bandung: tidak diterbitkan.
Masyhuri dan Zainuddin. (2008). Metodologi Penelitian; Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama.
Minarti, S. (2011). Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Mulyasa, E. (2012). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Notoatmodjo, S. (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Nuradinen, S. (2008). Efektifitas Pengelolaan Laboratorium Komputer Sebagai Sarana Pembelajaran Praktikum Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Skripsi Sarjana Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peraturan Menteri. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Mendiknas.
Peraturan Menteri. (1980). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1980 Tentang Pokok-Pokok Organisasi Universitas/Institut Negeri, Jakarta: Mendiknas
Peraturan Menteri. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/Mi), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/Mts), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Jakarta: Mendiknas.
Permata, A. (2011). Pemanfaatan Laboratorium Komputer Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Kompetensi Bidang Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.
Prihatin, E. (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta
Purwanto dan Suparman, A. (1999). Evaluasi program diklat. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara.
Rumampuk, D.B. (1988). Media Instruksional IPS. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Rusman, Kurniawan, D. dan Riyana, C. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Sagala, S. (2009). Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan. Bandung. Alfabeta.
Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan Jenis, Metode Dan Prosedur. Jakarta: Kencana Prenada Media
Sugiyono (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
208
Andika Yudha Suryadi Putra, 2014
STUDI EVALUASI FASILITAS DAN TENAGA AHLI LABORATORIUM KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Suryabrata, S. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo.
Tim Penyusun. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Umar, H. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan: Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: Rajawali Pers.
Undang-undang Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Presiden Republik Indonesia.
Warsono. (2005). Pengelolaan Laboratorium Fisika SMA Negeri 1 Sewon. Tesis Magister PPs UNY. Yogyakarta: tidak diterbitkan.