• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI SE-KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI SE-KOTA MEDAN."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

!· I,

Kbinaa. Analisis Kesulitan Guru Biologi dalam f'rosts Pcmbelajaran di SMA Negeri Se-Kota Medan. Tesis. Medan: Program Pa5casaljana Universitas Negeri Medan,2011

Tujuan penelitian ini ada!ah untuk mengetahui kesulitan guru biologi dalam proses pembelajaran yang ditinjau dati aspek kesulitan menyusun perangkat pembelajaran, kcsulitan pada pelabanaan pcmbelajaran, dan tesulitan dalarn me.laksanakan evaluasi. Penelitian dengan metode deskriptif, data diperoleh melalui dokwnentasi, observas~ angket, dan wawancara, dl SMA Negeri se-Kota Medan tahun 2011. Populas.i peoelitian liCillua guru SMA N~ se-Kota Medan sebanyak 120 orang guru biologi dan sampel 30 orang JU1U kelas XI dari 15 SMA Negeri Kola Medan. Teknik yaog digunakan adalah tnaliJis slatistlk, yaitu dmpn mengunakan persentue. Hasil penclitian ini adalah kesulitan guru biologi dalam aspek menyu.sun pc:r1111ibt pcmbclajanan sebesar 46,91% tmmaauk kategorl kesuli18n rendah. kesu.litan

auru

biologi daJam aspek peiaksanMn pembelajaran llllbeur 66,72% tennasuk katcgori k.esulitan scdang, kesulitan guru biologi dalam aspek evaluasi sebesar 53,40% tennasu.Jr. k.ategori kesulitan sedang . .Rat.-raiB jumlab persenlaSe guru biologl dalam proses pembelajaran sebesar 56,88% tcrmasuk kalqori kesulitan sedang. kesulitan guru biologi bctduaJbn jenjang pendldikan, raJa-rata ~ kesulitln gutV bioloci deugan pendidikan Sl sebcsar 54,92o/., termasuk kAtagori kt:sulilan.

!Cdana.

Kesulitan guru biologi denpn pendidilc.ln S2 sebesar 57,08%, termasuk kmgori kesulitan sedang. Kesulitan guru biolQgi berdasarUn scrtifikasi, rata-rata jumlab k.csufitan guru biologi

yang

sudab settifibsi sebew

53,48%, t.etmasuk

ka~gori k.e!ulitan sedang dan l'lla-ratajumlab kesulitan guru biologi yang belum sertifilwi sebesar 70,47% termasuk kategori lteslllitan tinggi.
(2)

'II

Analysis of diffiCulties of class X1 Biology teachers in teaching learning process in SMA in Medan city. Thesis. Medan: Post Graduate program of Medan state University. 2011

The purpose oftllis study to found out the difficulties of biology teachers in teach learning process who has view the aspects of difficult in developed teach, learning devices, dillicult in caring out the activity and the difficult was doing the evaluation. This study was done witll descriptive analysis. Data were obtained through documentation, observation, question and interviews, from SMA throughout Medan city in 201 I. The researob population all biology teachers is 120 in SMA in Medan, and the sample w~ 30 class XI Biology teachers from 1 S SMA in Medan. The technique used to starutica1 analysis, by using perccntaaes. The result of this study wu difficult in the aspect of developed teaching and lcarnina device was 46,91%, oonsidorcd as low dift"teulty category, the diflkulty

m

aspect of Clll'r)'ins out tc:ec:biDJ

'tanrins

ac:tivity was 6(;, 72% oonside!'cd as medium difficulty category md the difficulty in the aspoct oftcacber's evaluation was S3,40o/o, considered IllS medium difficulty category. The average percentage of difficulty of Biology teachers in teaching

leamina

process wa.s 56,83%, considered u medium difficulty category. The diffiCuhy of Biology teach« based on their ~ education. the avenge ~ of difficulty categocy aud that of S2 was 57,01%, oonsidcred as medium difficulty category. The difficulty carqory of biology teacbcts baed on certit¥lates held.. The average number of diff'ICulty of certified biology k:aebcrs was 54,48%, considcRd liS medium diffiCulty category, while wlw haven 't got their certifiCiltc w~ 70,47o/o, considered as the high difficulty category.

Key word: Biology teachers, Difficulty, The learning process

(3)

BABI

PENDAHULUAN

1.1. Latar Bebib.ag Mualah

Pendidikan adalah usaha

orang

dewasa dalam perpulan dcngan 811¥-anak untuk memimpin jasmani dan rohani kelll'llh kedewasun. Dalam artian, pendidikan adalah sebuah proses transfer nilai-nilal dati orang dewua (guru atau orang tua) kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam sepia hal. Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi seriap bangsa yang sedang membangun.

Berdasarkan fungsi dan tujuan pcndidikan n.as.ional yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 bahwa Pendidlkan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membcnllllc watak serta pemdaban bangsa yang bermartabat dalam rangb mencerdask.an kehidupan bangsa serta mengembangkan potensi pesena didik agar menjadi manusia yang beriman dan bettaqwa kepada Tuhan Yang Malta Esa, berakhlak mulia, sehat. berilmu, cabp, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bet1a.nggung jawab (Fachruddin, 2009).

Untuk mencapai tujuan yug diinJinlcan tmcbut, mlka dalam lembaga pendidik.an formal yaitu sekolah, keberllasilan pendidi.kan ditcntubn oldt keberhasilan pelaksanAan kegiatan belajar men~ar, yakni keterpaduan antara

k:ePtan

JUl\1 dcnga.n kegialan siawa. Baaaimana sl.swa belajar banyak ditentubn oldt bagaimana guru mengajar. Salah satu usaha untuk meagoptimallwl pembelajaran adalah dengan mempetbaild pengajaran yang banyak djpengaruhi oleh guru, karena pengl!jaran adalah suatu sistem, maka perbaikannya pwt

barus

(4)

I .

l

I

2

mcninabtkan kualitas dan kuantitas ltegiamn belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, maka guru barus memilik.i daD menguasa.i percncanaan k.egiatan be~ar

mengajar. melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan meJalalkan penilaian terhadap hasil dari proses bela jar mengajar.

Sesuai dcngan amanat Peratman Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pcndidikan saJah saw standat yang h81\ls dikembangkan adalah standat prosts. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berlcaitall dcngan pelalcsanaan pcmbelajaran pads satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran padA saruan pendidikan dasar dan mcnengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standat pr~s ini berlalcu untuk jenjang pendidikan dasar dan mencngah pada jalur formal, bai.k pada sistem paket maupun pada sistem ~it semester. Standar proses meJiputi perencanaan proses pembehijaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian basil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan etisicn.

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelabanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran. standar kompelensi (SK), kompeten5i clasat (KD), indlbtor pencapaian kompetenSi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelaja.n111, kegiatan pembelajaran. penilaian hasil belajar. dan sumber belajar. Sedap guru pada satuan

(5)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

3

cukup

basi

pnWtsa, .krcativit&s, dan kemaodiri.an scsuai dengan bak.at, minat. dan perkembangan fisik serta psikologls peserta didik.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan impkmentasi dari R.PP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegi.atan pendahuluan, kegiatan

inti

dan kegiaun penutup. Pada kegiatan pendahuluan hal yang dilakukan guru adalah: mettyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengilnrti proses pembelajaran, mengajuk.an penanyaan·penanyaan yang menga.itlcan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, menjelasbn tujuan pembel~a.ran

atau kompetensi dasar yang alcan dicapai, dan menyampaikan cal1lpan mstefi sau penjelasan.

Kegialan inti Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses pembeh\jaran untu.lc mencapai KD yang dilakukan seciC8. interaktif, inspinllif, menyenangk.an, menantang, memotivasi

pesen.a

didik Ulltu.lc befpartisipusi aktif, serta memberik.an ruaog yang cukup bagi pralwsa, krtativitas, dan kanandirian sesu.ai dengan

bakat, minat dan perk.embangan fisik serta psikologls peserta didik. Pada k.eglaran imi mmggunakan metode yang disesuailaul dc:ngan ka.rU.tt:rlstik peserta didik dan mala pelaj~~t~~n, yang dapat mellputi proses di:splorasi, elaborasi, dan koofinnasi.

(6)

~

I

I

'

I

I

I

I

I

I

I

I

I:

I

f

I

I

I

f

I

I

I

' ) 4

Penilaian dilabkan oldt SUN te:madap basil pembelaj1n11 untuk

mc:ngulrur tingkat penc«paian kompcla!Si peser1a didlk, scm digunabn 5Cbepi bahan penyusunan lapol'llll kemajuan basil bclajar, dan mcrnperbaiki proses

pem

belajaran. Penilaian di lakukan sec.ra kons is len. sistematik, dan terprogram

dengan menggunabn tcs dan nonte:s dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasH karya berupa tugas. proyelc atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian basil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mala Pelajaran.

Menjadi guru yang bc:rkompetensi profesional memcrlllkan penguasaan

pembelaj81811 sctara lu.a.s melalui pendidibn formal d.n pclatihan yang memenuhi sam:lar kompetcnsi yang ditetapbn dalam standar nasional pendidiltan. Kep\ltU.98JI tmebut berdasatlcan Undang-Undana Guru No: 14 tahun 2005 Bab N pesaJ 10 ayat I )'ltlg berbunyi: Kornpetmsi guru mcliputi kompetensi pcdagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

kompetensi profesional yang diperoleb melalui pendidikan profe3i.

Undang-Undang Guru BAB D Pasal 3 kompetcnsi pedagogik scbqaimana di.maksud pada ayat 2 merupekan kcmampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran pcscrta didik yang sekurang·k\ltaniJtya meliputi: pemabaman wawasan asau landuan kcpcodidibn. pemalwnan tcrhadap pcsrta didik, mengembangb.n kurik:ulum atau silabus, pcrancanpn pembelaj.nn, pclabanaan

pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemantaatan teknologi pembel~aran.

evaluasi hasil belajar, dan pengembangan pesena didik untuk mengalctualisasikan betbagai potensi yang di milik.inya. Atlonim (2004) menyebutkan kompetensi ini

(7)

I

r

I

I •

5

wawasaa kcpendidikan, kenuunpuan merencenab.o

program

bel~

m.u.

kemampuan melaksantkan intc:Taks.i atau mengelola proses belajar mengajar, dan kcmampuan melalculWI penilaian (Asmani, 2009). Menurut Sugiaryo (d.&lam Vulianto, 2004) pembelajaran pada hakikamya menebnkan segi profes.ionalismc guru dalam mcnggali sumber bahan ajar yang multi sumber. Dalam hal itu

t«masuk

pengala.man di Japanpn untuk mcnjalanka.n trifungsi edukatifuya. yaitu

sebagai fasilitator, motivator, dan dinarnisator bagi pericemb;lngan intclc:lrtual dan

sosial ana.k didik. Guru sebagai komponen suategis dalam proses pembelajaran berpotensi met\iadi titik Iemah atau pe.ngbambat pokok dalam ketercapaian prous pembell\iafan k.etika tid.ak mampu mencapai kematangan profesional.

Guru memegang pera.nan penting dalam hal menyediak:an fasilitas belajar bagi siswa. Fasilit.as belajat tersebut dapat berupa variasi peade.katan pembelajaran, penyediaan media pembelajaran yang krearif serta yang tidak k.alah pentingnya adalah pemberian kesempatan pada siswa untuk melakukan pengamata.n, dan eksplorasi.

Berdasarkan Undang-Undang Guru BAB JV Pasal 8 bahwa guru wajib memiliki akademik, kompetensi. sertifikasi pendidik. sebat jasmani dan rohani,

serta memiliki kemampuan untuk mewqjudkan tujuan pendidikan naslonal. Kompetensi merupakan salah satu kualifibsi auru yang tetpenting (Anonim, 200S). Bfla kompetensi ini tidak. ada pada diri seorang guru, maka ia tidak alcan betlcompctm daJam melakuk:an tugasnya dan hasilnya pun tidak akan optimal.

(8)

~---I •

I

!

~

6

dimilild guru. pengalaman menJikuU scminarlpelatihan, asal Universitas, dan peresttii yang pcmah diraih guru biologi kelas XI di SMA Negeri Kota Medan adalah sebagai berikut:

Tabel J.l. Jenjang Pendidikan Gwu Biologi

Jenjang Pcndidikan S2 Sl Jwnlah

Jumlah l20rang 180rang 300rang

Per.sentase 40% 60"hl 100"..4>

Dari Tabel 1.1. Diketahui guru yang memiliki jenjang pendidikan S2 beijwnlah 12 orang (40%) dan guru yang memiliki jenjang pendidikan Sl betjumlah 18 otang (60%). dan ada bebenlpa dari mereka meneruskan kejenjang

S2 pendidikan biologi oamun belum tmelesaik.an. Data tersebut telah memcnuhi

standat pemenuban undang-undang No 14 tahun 2005 Jentang guru dan dosen

dimana pendidikan minimum guru SMA adalah S 1. Denpn demikian diharapkan pemahaman percncanaan pcmbelajaran yang baik jika guru..gllnl bc:tlatar belakang pendid.i.kan.

Tabe11.2. Pengalam110 Mmal\iardlm Scrtlfikasi Profcsi Ouru BioJogi

Penplaman MenJP,jar Sudah memi1iki sertifikat Belwn memiliki sertitlkat

0- JOtabun 2 Orang 60rang

> 10 -20tahun IS Orang > 20 - 30 lahun S Orang

> 30 - 40 tah\DI 2 Onma

Jwnlah 24

Orang

60rang [image:8.612.84.529.68.657.2]
(9)

7

[image:9.613.85.528.79.651.2]

guru sodah !Citifi.kas~ sedangkan guru yana m&sa kaj111ya lcurang dari S tatum belum

sertifilwi.

Tabel 1.3. Penp)aman Mengikud Seminar dan Peladhan Gwu Biologi

> 10 - IS kali

:>

s -

10 .kali 1-Ska.li Belumpemah

Jumlah

Jumleh

IS Dr.ng 8 Orang 3 Orang

4

Orang

30 Orang

Betdasarkan Tabel 1.3. mengenai pengalaman mengikuti Seminar daD pelatihan mendapatkan hasil yang sama terbadap basil pcngalaman mengajar.

Guru yang mengajar yang lebih lama mendapatkan kesempatan mengikuti

seminar dan pelatihan yang lebih banyak. Guru dapat mem~canakan pembelajaran yang baik jika telah memilik.i bekal terlebih dahulu untulc pembelajaran. Bekal

tcnebut dapal dipero\eh mclalui jenjang pendidibn. pcngallman mengajar dan mengikuti bertlapi seminar dan pelatihan yang menunjang proses pembelajaran.

Tabel1.4. Asal Universitas Universiw

Pendidf.kan BioJogi Unimcd

Tcknol()li Pc:odidikan Pasca Sarjana Unimcd Aleta IV STIE. Riama

Pasca Sarjana USU Jumlah

Jumlab 17 Orang

(10)

:

8

.Bcrdasarlc.an basil obscrvui awal dari 30 orang guru biologi, 24 orang

guru biologi tidak membawa RPP bdalam kelas dengan alasan tertingpl di rumah, dan tm:lapat 3 orang gwu membawa RPP kedalam kelas namun tidak berkC$inambwlpn dengan pelaksanaan pembelaj8flll, kamla pada umumnya para guru masih mengkopy RPP dati sdcolah lain, yang bcrarti p~ pe~Jyusunart

RPP tida.k matpcu kepada filosofi KTSP dari BSNP.

Guru lebih domlnan ~ metode e«am.aal pada saat pembell\ia.ran. schingga terlihat para siswa pasif pada saat pembelajaran berlanS'ung. Guru tidak memahami bag11imana mengimplementasikan pendebta.n di kelas sebagaimana disarankan kurikulum tinglcat satuan pendidikan. Pengelolaan kelas dilakukan secara lconvensional sehingga tidak memungkinkan terjadinya interaksi antar siswa. Da.lam melakukan evaluasi, umumnya guru menggunakan tes secara tertulis, seflingga tes banya berorientasi ke ranah kognitif, hanya beberapa guru yang menggunaklln rubrik u.ntuk

penilaian. lni berani bahwa pemabaman guru tentang asesmen banya pada ranab kosnitif, tidak sampai pada ranah afektif dan psikomotor. Sementara untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajat yang dilakukan oleh guru, mab guru harus memiliki dan menguasai perencanaan kegiaran belajar mengajar, melaksarlakan kegiatan yang ditencanakan dan melalcukan penilaian terhadap hasil dati proses betajar mengajar.

(11)

..

,

9

menentu.k.an tujuan pembelajaran. 0engan adanya kurikulum. seorang slswa a.kan

lebih tetarah dal.am m~ kompetensi tertentu.

Menurut Mulyati (dalam Tusimab, 2003), unsur-unsur yang terdapat dalam pengajaran ada tiga yaitu: (I) Manusia. dalam hal inj adalah guru seb8pi pengajar dan siswa sebagai subjek belejar, (2) Institusi, yaitu lembaga atau sekolalt sebapi penyedia sarana dan p.rasarana yang dibutuhkan dalam penglljaran. dan (3) Pengejaran, yaitu betk:aitan dcngan kurikulum yang merupak.an pcdoman fl'Uileri yang ekan diajatlum. Ketiga unsur tersebut tidek berdiri sa!di.ri, ttt.epi satu dengao ya.tli lainnya saling terkait. Proses pengaj~~~n

yang melibedcan ketip unsur te111ebut dalllltl kenyataannya tidak sela.manya beQalan seperti apa yang diharapkan, katena berbagai kesulitan yang dialami pada salah satu

unsure dalam

pengl\iaran akan berpengaruh pada unsur lain. Hal ini katena adanya kete!biten ketiga unsur pengajaran tersebut. kesuliten yang dibadapi oleh guru berk.aitan denpn pengaj111111 yang dilaksana.kan yak.ni berk.altan denean perencanaan yang mc:Jiputi kompetensl yang haru.s dicapai, metode men~ar yang digunakan dan evaluasi. Kesulitan )'11.118 dihadapi i.nstitusi dalam bal ini sekolab adalah ketmediaa.o alat dan

bahan.

sumber belajar seperti media. elat perap dan buku serta fasilitas pendukwtg.

Berdasarkan hasil wawancara, masalah guru biologi kelas XI di sekolah SMA Negeri Medan mempunyai masalah yang sama yaitu: kurangnya motivasi siswa untuk belajar, sehingga guru sulit untuk mendapatkan respon darl siswa dalam proses pembelajaran. Ketcrsedian sarana dan ptaSanma di sekolah.

sepeni

(12)

:

I

I !<

10

kctib melalcukan praktikum dcnpn kcadaan

laboratoriwn

sekolab yang tidak mernadai, yaitu alat dan bahan seperti mikroskop yang ada di sekolah jumlahnya terbatas dan di beberapa sekolah tidak memiliki mikroskop. Bahan yang di butuhkan pad.a saat melakukan praktilc.um

sepeni

preparat awetan. larutan, tidak tersedia di selcolah. Selain itu beberapa guru sulit melakukan praktikum k.arena

keadaan labora!Orium sek.olah tidak dipisahlcan antara labora!Oriwn biologi. fisika dan kimia, serta guru sulit untuk menentulwt jadwal praktlkum. Jumlah siswa

.wu

kelas di SMA Negeri Medan rata-rata dengan jumlah slswa 45 orang lebih satu kelas, sehingga guru sulit ketika melakukan evaluasi (penilaian) seperti penilaian afdttif dan pslkomotorik. Penilaian Y8lli dilakukan guru hanya penilaian kosnitif.

Rendahnya

kualitas

oliiJNI

pendidibn serin&bll ditujukan kcpada

auru

yang dinyatabn mempunyai tinsbt profesiooalisme yanr rendah scbagai seorang

guru. Gwu yang

dikatakaD

mcmpun)'li nilai proftsiooalisme rcndll!

apabila guru

yang dala.m membelajarkan materi pel~aran tidak dlpel sampai kepeserta didik dikamtakan ada beberapa kesulltaD yang dihadlpi guru bailt pada saat pe.rcnc:anaan, pelaksanaan maupun evaluasi (penilalan). Denpn adanya kesulitan yug dibadapi guru maka kualitas dan kuantitas hasil pcmbclajaran tidak optimal.

(13)

:

.. 4

11

l.l. lde•ll11kui MuaJah

Berdasatkan latar belakang masalab yang dikcmuk.akan di atas. mab dapat d.iidentifibsik.an masalah-masalah berltenaan dengan penetirian ini, yakni;

(I) Aplikasi

rencana

pcmbelajllliD yllllg tidak tepat.

(2) Guru bidang studi biologi tidak mempcdomani RPPnya pada saat mengajar di dcpan kelas.

(3} Umumnya JW'II bidang studi biologi belum mampu meny5USun RPPnya sendiri SCl!liAi denpn kondisi sekolalulya masing-muing.

(4) Pendcbtan pembelajaran yana sesuai matcri pcmbelajaran serta pemanf.utan IPTBK bolum l'llllbimal.

(.S) Ketenedian sarana pnasarana di sckolah belum memadai. (6) EvalWISi basil be~ar yang kurang tepat.

1.3. BaCU.• Masalllh

Agar Rllllg lingkup dari penclitian cJ.pat dijel.asbn denpn lebib efelctif dan efesien, maka masalah pada penclitillll ini dibat&si sebagai berilrut:

I. Objck Pene!iti1111, kesuliran guru mata pelaj.nm biologi dari aspek penyusunan RPP, pelllcsanaan pembelajaran dan melaksanakan evalua.\i pembelajaran. 2. Subjelt peoelitian. subjek penelitian ini adalah Guru bidang studi biologi yang

ada di SMA Ncgcri Se-Kota Medan yang meopJ. di kelas XJ.

u .

.a. ...

Muala.
(14)

:

12

I. .Bagaimana tingkat kesulitan guru biologi kelas XI dalam menyusun rencana pembel~.nn biologi di SMA Neacri Medan?

2. Bagaimana tingkal kesulitan guru biologi kelas XI daJam pelalcsanaan pembelajaran di SMA Negeri Melbn?

3. Bagaimana tingkat kesulitan guru biologi kelas XI melakukan evaluasi pembelejaran biologi di SMA Negeri Medan?

4. Bapimana

tinabt

kcsulitan guru biologi kelas XI dalam proses pembelajaran ditinjau dari jmjang peodidikan dan sertifilwi guru tcrltadap perenc;anaan pembeJajaran, pelalcsanaan pcmbelajaran., dan melalcukan evaluasi pembelajann di SMA Negcri Medlin?

1.5. T•Juaa PeHUdaa

Sesual dccpn nunusan muaJah dl

etas.

malta tlljuan peoditi111 ini adallh: I. Untulc mengetahui tingk.at lc:C$Jijtan guru biologi kelas XI dalam menyusun

rencana pcmbeJajaran biologi di SMA Negeri Medan.

2. Untulc mengeuhui tingkat .kesulitan guru biologi kelas XI daJam pelaksanaan

pembelajaran di SMA Negeri Mcdan.

3. Untuk mengetahui tingkat kesulitan guru biologi kelas XI melakukan evaluasi pembelajaran biologi di SMA Negeri Mcdan.

4. Untulc 111CIIietahul tingkat ke.sulitan guru biologl kelas XI dalam proses

pembelaj~~n~n ditilljau dati jenjang pc:ndid.ikan dan sertifikasi guru terluldap

perencanun pembelajanm, pelabanaan pembelajaran, dao melabkan

(15)

:

13

1.6. Mulut Pe11dltiaD

Hull penelitian ini dibatapkan dapat bcfmaafaat bagi dunia pendidilum pada umumnya dan panbelajaran biologi pada khU$\ISilya baik secara teoritis meupun pra.ktis. Manfw pcnelitian secara teoritis: (I) Oengan teraDalisisnya tingkat kesulitan guru biologi da.lam proses pembelajaran, yaitu guru Jcurang

menggunak.an variasi metode mengajar, Jru.rang menggunakan media pembelajaran. dikarenakan k.urangnya sarana dan prasarana dati sekolah maka akan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam pelllksanaan proses pembefajaran biologi periode berikutnya, baik untuk perencanaan dan pengembangan kurikulum oleh Depdiknas. dan (2) Hasil penelitian ini diharapkan d4pat memberikan swnbangan pemikiran yang positif bagi pendidikan serta memberik.an manfaat sebagal salah salll bagia.n dalam usaha penlngluuan proses

pembelajaran.

Manfaat penelitian secara praktis: (I) Dtpat memberikan input bagi

(16)

I

·.

S.l. Si•pulaa

BABV

SIMPULAN,JMPLIKASI DAN SA'ltAN

Berdasaltan uraian dari ha.siJ penelitian dan pembahasan diperoleb simpulan babwa dalam pelak.sanaan pcmbelajaran biologi di SMA Negeri Mc:dan menunjukkan adanya kesulitan pada 3 aspek berdasarlcan nilai rata·rata persentase

)•aitu:

I. Tingkat kesulitan guru blologi kelas XI dahtm menyusun peranglull pembelajaran 46,91% yang tergolong kategori rendah .

2. Tingkat kesuJitan guru biologi kelas XI dalam proses pelak.sanaan pembelajaran 66,72% tergolong kategori sedang.

3. Tlngkat kesulit.llll guru biologi kelas XI dalam melakuka.n evaluasi

pembelajaran 53,40"/o tergolong kategori sedang. Rata·rata kesulitan

meJii8jar guru biologi kelas

xr

dari aspek menyusun perangbt pembe~aran.

proses pelaksanaan pembelajann, dan evaluasi dengan jumlab penemase

~.ss% ta"gOiona!Waaori scdang.

4. TinJbt kesulitan guru biologi kelas XI dalam proses ,pembelajaran dengan jenjang pcndidikan Sl denpn perscntase kc:sulitan sebesat 54,92% tergolong

bteaori sedang. Kc:sulitan guru dalarn

proses

pembelajaran dengan jenjang pendidikan S2 dengan perscntase kesulitan sebesar 57,08% tergolong kategori sedang. Kesulitan guru yang sudah sertifikasi dalam proses pembelajaran dengan pe13Cntase kesulitan sebesar 53,48,.-. tergolong kategori sedang. Kesulitan g11n1 yang belum sertifikasi dalam proses pembelajllll'lll1
(17)

.

i !.

(

!·.

97

Hasil t.emuan analisis data m«~unjukkan bahwa tingkat kesulic.n guru bidallg studi biologi di SMA Neserl Se-Kota Mcdan dalam proses pembelajaran

tennasuk dalam kategori sedang. kemllitan guru-SUJll mala pelajaran biologi dalam proses pcmbelajaran kemungkinan guru kurang mengoptimalkan fimgsi fonun MGMP untuk bertukar pikiran tentang penywunan rencana pembelajaran yang sesuai dengan keadaan sekolah masing-masing, kW'IIIgnya sarana dan

pnLSal'llll& sehingga pembelajaran tidak sesual dengan kompetensi yang ingin

dicapai.

Kui'8Jlgnya sarana dan prasarana dari sekolah sehingga pembelajaran tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Guru harus lebih k.reatif dalam

menentukan metode pada saaat mengajar serta menggunakan media pada saat pembelajaran sebingga suasana didalam lcclas mcnjadi lebih kondusif.

S.J. Saraa

Berdasatkan uraian di alas saran-saran yang dapat dibccikan dati basil pencl iti.an in i adalah sebegai berikut;

J. Guru diharapkan Jcbih mengoptimalk.an fungsi fOtUm MGMP lll1tUk bcrtukar piki1'8J1 serta pengalaman tentang pehlksanaan, kesulitan dalam proses

pembclajaran biologi.

2. Sekolah Negeri yang ada di Mcdan diharapkan dapat mclengkapi sarana dan

prasarana sehingga pembelajaran dapat beljalan dcngan kompeecnsi yang ingin dicapai.

3. Guru diharapkan menycsuaikan stntegi pembelajaran sehingga materi dapat

(18)

I

I I

I

I

I

I

I

I

\

·

..

I

\

98

4. Guru diharapluut mampu mendesain sendiri media yang alcan digunalcan untulc pembelajaran, disesuaikan deogan atobsi waktu yang disediakan.

5. Guru diharapkan membuat buku penilaian dari setiap siswa. hal ini untuk membantu guru melakukan penilaian dengan jumlah slswa yang terlalu banyak: dalam satu kelas.

(19)

I

·.

I>AFl'AR PUSTAKA

Anonim. 200S. Undang-Undang No.14 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depanemen Pendidikan Nasional.

Anonim. 2003. Undang-Undang No.20 tentang Standar Kompetens.i Guru. Jakana: Departemen Pendidikan Nasional.

Anonim. 2010. Persentase Kelayakan Menglijar · Kepala Sekolah dan Ouru Menurut Jenjang · Pendidikan Tahun 2009/2010, (Online),

( , diakses I Januari lO l I).

Ali, M. 1992. Penelitian KependidiAan Prosedur dan StraJegi. Bandung: Angkasa.

Anwas. 2006 Studi Evaluatif Pemanfaaran media Peudidikan .JunwJ Telr:nodik

Vol X No. 18: 72-75.

Arikunto, S. 19%. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitlan SuaJu Pendekotan Prabek. Jakarta: Pencrbit Rinelca Cipta.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Jaka11a: Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2000. Media Pengajaran. Jakarta: Raja Gratindo Persada.

Asmani, J, M. 2009. 7 Kompetensi Guru MenyeiKlllgkim dan ProfeslolUJ/.

Y ogyakarta: Penerbit Power Books.

Dakir, H. 2004. Perenc01Wlln dan Pengembangan Kuriku/wn. Jakarta: Rineka Cipta.

Dalyono, M. 1996. Psilwlog{ Pendidilran. Jakarta: Rineika Cipta Djamarah. 1996. Stralegi Belojar Mengqjar. Jakarta: Rinek.a Cipta.

fachruddin. 2009. Pengembangan Profesionalii<U Guru. Jakarta: Gaung Persada. Hamalik, 0. 2008. Kuriladum dan Pembelajaran. Jalwta: BIBIIi Aksara. Hammond, L. 2009. Guru yang Baik di Seliap Kelas. Jakarta: Indeks.

Harahap, B. 1983. Supervisi Pendidilran yang Dilak.sanakon oleh

Guru.

Kepala &A::olah, PenUik dan Pengmf•tJS &A::olah. Jakarta; Damai Jaya.
(20)

II

·.

100

Hergetlbahn & Olson, Matthew H. 2008. Theories of Learning. Edisi ketujuh. Jak:ana : Kencana Pren.ada Media Group.

Herlantl, Rustaman, dan Setiawan. 2007. Kontribusi Wacana Multimedia Terbadap Pemahaman dan Retensi Siswa. Metamorfosa. Vol 2 No I: 29·

38.. .

Ibrahim. R dan Syaodihs, N. 19%. PerencQJU1.f1n PengojOTall . .Jalwta: Rinelca Cipta.

Julianto. 2008. Peninglwan kualitas pembelajaran : Antara profesionalilas guru. media pembelll,iaran dan kualitas pembelajarao. K.hazanah pendldilran, Vol. I, No.I: 2.

Kunandar. 2007. Guru Profosioi'IIJl: /~~tpltfMnlosi Kurilulum Tingkat Satuan

Pendit/Wm dan SuJ:ses d.alom Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Liliasari. 2009. Penganbangan Perkuliahan Betbasls TIK GeneTIK Untuk mcningkatkan Kebennaknaan Bell\jar Mahasiswa Biologi. JU17Jal

Pengajaran MIPA Vol 14 No 2: 23-36

Maheri, S. 2004. PeloJc.sanoan Ujl Coba KwilaJ11m Berbosis KompeteMi (KJJK) di SMV. Semarang: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universilas Negeri Semarang.

Mulyasa, £. 2007. Stetlldm Kqmpeten.si Sertlfikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nandi. 2006. PenuunaAn multimedia interaktif c:lal.un pcombclajatan geografi di persekolahan. Jumal Geo Vol6 No!: I -9

Nasution. 2003. Teknologi PendidJJ:I:Jn. Jakarta: Bumi Aksara.

Reigelutb, C.M. (1983). lflh'UCtioi'IIJl-design theories and model: and ovei'View of

their currenJ statlls. London: Lawrence Erlbaum Associates publishers. Reigeluth, C.M. (1999)./ntrJictionaJ-de.slgn theories and model: A MW paradigm

of instrucliona/ 1heory. Vol II : Lawrence Erlbaum Associates pubilsbers.

Rosyada, D. Poradigma Pendidilcan Demokratls: SebUQ}a Model Pe/ibatan

MasyCII'OAdl I)Qlom Penyelenggaroon Pendi.dilr41J. Ja.karta: Pmlada Medi$. 2004.

Salijaya, W. 2007. Strategi Pembell\iaran. Jakarta: Kencana.

Sadiman, A.R. 2005. Media Pendidik.an. Pengertian, Pengembangon dan

(21)

·•

101

Sudja.na, N. 1998. Pe11111itlon don Penilalon Pendidikan. Bandung: Sinal Baru.

Sudjuwo. 2004. &~ropa A8pd Pengembanga" Swttber &/ajar. Jakarta: Mcdiyatama Sarana Pcrlwa.

Sugi .2006 Pengaruh tingkat ~ndidikan , ~ngolamon mengojar don Azterxtliotm media terhadap UmantpfUDI pru -~ media ~ngQjaran IPS di kela.r 0/ SD Negeri u-K.ecanra~an Sldohtujo

KobJIPOlen Wonogirl. Tesis, Surakarta: Universitas Mul!am~Mdiyah

Suralwta.

Sujana, N. 2008. Penilaian Has// Prose3 &/ajar Mengojar. Bandung: PT Remaja. Suparlan. 2004. Mencerdaslcan Kehidupan &mgsa, dari Konsepsi Satnpai

Dengan lmplementasi. Y ogyakarta: Hik.ayaL

Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakatta: Hibyat.

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembe/ajat'Q11 &rorkfllasi Srandar Proses Pendidilton. Jakarta: Prenada.

Satori, Djama'an. 2007. Profui /(egllnlan. Jakana: Peneltit Universitas Terbuka. Sulistiyawatl. 2006. "Analisi.J Ham/Hu1111 dtJ/om Proses Pembelajaron Biologi dan

Cara Pemecahannya dalom Pelaksanaan Kllrllallwm 1()()4 hagf GVI'II &las X SMA Negtri Se-KDbvpa/trt SeiPWlDI8: Paku.llas MIPA Unnes. Sunyono, I Wayan Wirya, Eko Suyanto, Oimin Suy&di. 2009. ldentifilwi

Mualah KesuliWI Delam PembeJajUWJ Kimia SMA Kelas X di Propinsi Lampung. JurnaJ Pendidilcan MJPA - FKJP Un~rsiJas Lampwtg., Vol 13, No. I, hal: 1- 12.

SuryQSUbroto, 1997. Proses Be/ajar Mengqjar di Sekolah. Jalwta: R.ineka Cipta.

Tegub. 2008. Pcningbtan Kualitas Pembelajlll1oll: Arlwa Profesionali!M Guru, Media Pembelajaran, dan Kualitas Pembell\iaran. Jumol Omu Peflliidilcan .

(Online), Jilid I, No. 1 ( diakses 20 Januari 20 I J ).

Techoolyl3. 2009. Pengertian

Pembelajatan/ (Diakses II Apil 20 II)

Bela jar dan Pembelaj&nlll.

Pengert.ian-Bel!Var-dan-Trisno. 2002. Teori-tsorl PerkembalvJan Kognit!f dan Pro.r.8 Pembe/q/aran JWI8 Relevan Ufllllk Pttrtbe/c9at'Q11 Matellllllika Jakarta:Departemcn

(22)

t

·.

102

Tusimah. 2003. "A11D1Lri.J HOMbatan do1allt Prosu Pe~r~bel~anm Kimia Polok

Bahason Larutan bagi Gtlru-gunt Ktla.t 2 SMU Negeri se·KabJIPCllen

Purworejo d4n Cara Penttcahonnya''. Skrip.1l. Sernarang: Fakultas MIPA Unnes.

Ulpah Maria,2007. Kcsulitan Guru dalam mengaplikasilwl Komputct sebe.pl Media Pembelajaran di Perguruan Tinggi Jumal /TUQnia Vol 12 No. 1:

57-65.

Ursila. 2006 Ktsiapan Gunt SMA Negeri 1 S~rta do/am Pelak.Janoan Kurikulwn Tingmt Saluan Pendidimn Tesis, Suralwta: Univenitas Muhllltlmadiyah SUillkarta.

Uzer, U. M. 2005. Menjodi Guru Profesional. Bandung: Remaja RO$dakarya.

Uzcr, U. M dan Lilis, S. 1993 . Upaya Optimalisari Kegiutan Be/ajar Mengajar.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

WIISpodo, M. 2007. Slrltegi Pembelajaran dan Eflkasi Diri Warga Belajar Terbadap Capaian BelajaJ'. JurnoJ Omiah Jlisi PTK-PNF. Vol: 2, No.2.

Gambar

Tabel J.l. Jenjang Pendidikan Gwu Biologi
Tabel 1.3. Penp)aman Mengikud Seminar dan Peladhan Gwu Biologi

Referensi

Dokumen terkait

Obyek dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja dan kedisiplinan kerja karyawan di Koperasi Jasa Keuangan Syariah Amanah Ummah Surabaya yang terletak di Jl1. Karah Agung No.42

Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa: (1) Peranan pembimbing skripsi dalam proses penulisan skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan

Bagi petemak kecil dengan skala kepemilikan hartya 2-3 ekor per peternak yang mendominasi usaha temak sapi di Indonesia, satu-satunya jalan yang harus dilakukan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan suhu dan waktu perendaman panas dingin terhadap retensi dan penetrasi bahan pengawet Diffusol CB serta

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja konselor dalam proses konseling secara umum sudah tergolong baik, namun pada beberapa aspek masih banyak kelemahan

PT Pos Indonesia (Persero) Jakarta Selatan mempunyai prosedur pengiriman barang yang mudah dipahami oleh masyarakat, dan penerapan prosedur pengiriman barang tersebut

- Pembalikan Fase Daya Alternatif**: Aktif jika urutan fase pada daya alternatif tidak sesuai dengan nilai yang benar pada alat pengendali.. Setiap kali suatu servis

Biaya-biaya untuk bahan-bahan kemasan seperti itu dan segala tenaga kerja yang terkait harus dibayarkan di luar Harga Minimum Perdagangan yang Adil kepada para produsen di tingkat