• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK KELAS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS 8 TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA Pengaruh Lingkungan Fisik Kelas Dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas 8 Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Muhammadiy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN FISIK KELAS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS 8 TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA Pengaruh Lingkungan Fisik Kelas Dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas 8 Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Muhammadiy"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK KELAS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS 8 TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA

PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1)

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:

ORIZA RIVAI SAMODRA A 210 090 152

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

1 ABSTRAK

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK KELAS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS 8 TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2012/2013

Oriza Rivai Samodra A210090152, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh lingkungan fisik kelas terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas 8 SMP Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013, 2) pengaruh kemandirian belaajr siswa terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas 8 SMP Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013, 3) pengaruh Lingkungan Fisik Kelas Dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas 8 Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas 8 SMP Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013 berjumlah 270 siswa dengan sampel sebanyak 152 siswa yang diambil dengan teknik proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan metode angket yang telah diuji cobakan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Berdasar hasil analisis data diperoleh persamaan regresi linier ganda sebagai berikut Y = 43,016 + 0,669 X1 + 0,293 X2, artinya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh lingkungan fisik kelas dan kemandirian belajar . Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: (1) lingkungan fisik kelas berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti berdasarkan hasil perhitungan thitung untuk variabel lingkungan fisik kelas sebesar 4,462 sehingga thitung > ttabel atau 4,462>1.976 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05 dan besar sumbangan efektif 11,61%. (2) kemandirian belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar dengan besar sumbangan efektif 3,29%. Hal ini terbukti berdasarkan hasil perhitungan thitung untuk variabel kemandirian belajar sebesar 2,126 sehingga thitung > ttabel atau 2,126>1.976 dengan nilai signifikansi 0,035<0,05. (3) lingkungan fisik kelas dan kemandirian belajar secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa kelas 8 pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Hal ini terbukti dari hasil uji F yang memperoleh Fhitung sebesar 13,026>Ftabel 3,056 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05. (4) Hasil perhitungan untuk nilai R2 sebesar 0.149, berarti 14,9% prestasi belajar siswa kelas 8 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dipengaruhi oleh variabel lingkungan fisik kela dan kemandirian belajar, sisanya sebesar 85,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ikut dalam penelitian ini.

(4)

PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan juga mendukung tercapainya pembangunan nasional. Untuk mewujutkan pembangunan nasional melalui pendidikan perlu pemberdayaan manusia yang berkualitas. Kenyataannya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan terutama pendidikan dasar dan menengah hal ini dapat dilihat dari HDI (Human Development Index) pada tahun 2011 dari peringkat ke 111 dari 182 negara ke peringkat 124 dari 187 negara ( http://www.suaramerdeka.com/Mutu-Pendidikan-Indonesia-Makin-Mengkhawatirkan). dibandingkan dengan negara tetangga seperti malaysia dan filipina. Untuk itu perlu adanya upaya yang lebih untuk meningkatakan sumber daya manusia dengan cara melalui peningkatan mutu pendidikan. Dengan demikian pendidikan perlu mendapat prioritas oleh pemerintah dimana diharapakan dapat membina dan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS BAB 2 pasal 3 yaitu:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) tidak bisa dilakuan dengan cepat dan mudah tetapi diperlukan sarana yang sesuai dan waktu yang panjang. Untuk itu lembaga pendidikan dinilai sebagai lembaga yang tepat untuk meningkatkan kualiats sumber daya manusia (SDM). Hal ini juga sejalan dengan isi Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS BAB 1 pasal 1 ayat 1 yaitu:

(5)

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia agar tercapai kualitas sumber daya manusia yang baik pemerintah khususnya dalam hal ini telah melakukan beberapa usaha seperti melakukan inovasi dalam dunia pendidikan, peningkatan kualitas guru melalui sertifikasi dan melakuan peningkatan sarana dan prasaran penujang pembelajaran. Pendidikan tidak hanya dilakukan disekolah tetapi juga dilakukan dikeluarga dan masyarakat demi menunjang usaha pemerintah untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Prestasi belajar sebagai salah satu indikator hasil belajar siswa pada kenyataannya sangat ditentukan oleh berbagai faktor. Faktor tersebut terbagi dalam faktor internal siswa atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor internal seperti motivasi, kedisiplinan, minat, bakat, intelegensia, kemandirian Sedangkan faktor eksternal dapat berupa tenaga pendidik/guru, lingkungan sekolah, kondisi kelas, perhatian orang tua, kurikulum dan sebagainya.

Kata prestasi belajar terbentuk dari dua suku kata yaitu prestasi dan belajar. Menurut WJS Poerwadarminto (2004:768) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “Hasil yang telah dicapai”. Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2000:150) bahwa prestasi adalah “Hasil belajar yang meliputi seluruh ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa”.

(6)

Mata pelajaran ilmu sosial merupakan mata pelajaran wajib yang diberikan bagi siswa dari jenjang pendidikan dasar hingga menengah, tidak terkecuali di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta, pada mata pelajaran ini banyak siswa yang mendapat prestasi belajar yang rendah hal ini berdasarkan pantauan selama melaksanakan PPL (program pengenalan lapangan) prestasi mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih kurang dari 60% yang dapat mencapai KKM .

Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal, jika semua faktor yang dalam proses belajar mengajar baik itu faktor internal maupun faktor eksternal dapat berjalan dengan baik. Salah satu faktornya adalah lingkungan kelas, lingkungan kelas yang nyaman memudahkan peserta didik untuk berkonsentrasi. Lingkungan kelas akan terhubung dengan proses belajar mengajar baik itu lingkungan fisik maupun nonfisik. Menurut Muhammad Saroni (2006:82-83) “Lingkungan fisik adalah lingkungan yang memberi peluang gerak dan segala aspek yang berhubunga dengan upaya penyegaran pikiran bagi siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang sangat membosankan. Lingkungan fisik ini meliputi saran prasarana pembelajaran yang di miliki sekolah seperti lampu, ventilasi, bangku, dan tempat duduk yang sesuai untuk siswa, dan lain sebagainya.”

Dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat, peserta didik akan mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat menikmati proses belajar yang peserta didik lakukan. Menurut Dunn dan Dunn (dalam Mudhofir, 2001) “Kondisi belajar dapat mempengaruhi konsentrasi, pencerapan, dan penerimaan informasi”. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar berpengaruh terhadap hasil belajar atau prestasi.

Menurut Rianto Milan (2007:1) “Pengelolaan kelas merupakan upaya pendidik untuk menciptakan dan mengendalikan kondisi belajar serta memulihkannya apabila terjadi gangguan atau penyimpangan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal”. Proses pembelajaran yang optimal oleh pendidik dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam memfasilitasi peserta didik sehingga peserta didik dapat meraih hasil belajar sesuai harapan. Hal ini diyakini dapat memberikan kemudahan peserta didik untuk menumbuh kembangkan kemampuannya baik itu kemampuan afektif, psikomotorik maupun kognitif.

(7)

mengajar. Hal ini sesuai dengan Ahmad Rohani (2004:127) menyatakan bahwa “Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai hubungan penting terhadap hasil perbuatan belajar”.

Pembelajaran yang bermakna dan bisa mengaktifkan siswa adalah pembelajaran yang berdasarkan pengalaman belajar yang mengesankan. Sesuai dengan pandangan Sudjatmiko dan Nurlaili (2003:4) yang menyatakan bahwa “Kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa bersosialisasi dengan menghargai perbedaan (pendapat, sikap, kemampuan prestasi) dan berlatih untuk bekerja sama mengkomunikasikan gagasan, hasil kreasi, dan temuannya kepada guru dan siswa lain”. Oleh sebab itu diperlukan kemandirian siswa dalam belajar baik sendiri maupun bersama teman-temannya untuk meningkatkan prestasi.

Menurut Haris Mujiman (2009:7). “Dalam kegiatan pembelajaran, kemandirian sangat penting karena kemandirian merupakan sikap pribadi yang sangat diperlukan oleh setiap individu. Sementara Menurut Utari Sumarmo (2006:5) “Dengan kemandirian, siswa cenderung belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu secara efisien, akan mampu mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain secara emosional”. Dengan kemandirian belajar siswa mampu menganalisis permasalahan yang kompleks, mampu bekerja secara individual maupun kelompok, dan berani mengemukakan gagasan.

Siswa di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki dorongan untuk mencapai keberhasilan berupa prestasi belajar yang baik namun prestasi belajar tersebut dicapai bukan dari hasil usahanya sendiri. Sebagian siswa menggunakan masih melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan sikap kemandirian, seperti: belajar jika disuruh, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, menyalin pekerjaan teman saat diberi tugas oleh guru, melakukan kecurangan saat tes, dan hal negative lainnya. Hal ini menandakan bahwa sikap kemandirian siswa SMP Muhammadiyah 1 Surakarta masih rendah.

(8)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh Lingkungan Fisik Kelas terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas 8 SMP Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013, 2) pengaruh kemandirian siswa terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas 8 SMP Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013, 3) pengaruh Lingkungan Fisik Kelas Dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas 8 Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan uraian di atas jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, karena dalam penelitian ini berusaha untuk memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian pada saat sekarang dan berusaha meneliti pengaruh variabel satu dengan variabel lainnya. Sedangkan pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang menggunakan data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data diperoleh dari sampel penelitian kemudian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian dipresentasikan.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta pada siswa dan siswi kelas 8 tahun ajaran 2012/2013 . Sampel diambil berdasarkan tabel Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan 5% yaitu sejumlah 152 dengan teknik proporsional random sampling dengan undian. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi.

(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN

SMP Muhammadiyah 1 Surakarta yang terletak di Jl. Flores No.1 Kampung Baru Pasar Kliwon, Surakarta. Amal usaha bidang pendidikan ini bertekad mewujudkan sekolah sebagai tempat menuntut ilmu sebagai " Ilmu Yang Amaliah, Dan Amal Yang Ilmiah " yakni mampu menumbuhkan Ilmu yang dapat diamalkan baik secara akademik maupun dalam kehidupan sehari-hari, sebaliknya dapat diamalkan secara keilmuan atau dapat diterima secara agama dan ilmiah keilmuan.

Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis pertama yaitu uji normalitas yang digunakan untuk mengetahui apakah data data berasal dari populasi yang memiliki sebaran atau distribusi normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors melalui uji Kolmogrov-Smirnov dalam program SPSS 15.0. Untuk menolak atau menerima hipotesis dengan cara membandingkan nilai probabilitas dengan taraf signifikansi (α) =5%. Jika nilai probabilitas > 0.05 maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. Adapun ringkasan hasil uji normalitas menyimpulkan bahwa Lhitung < Ltabel dan nilai signifikansi > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data sampel dari masing-masing variabel berdistribusi normal.

Hasil uji prasyarat analisis kedua yaitu uji linearitas. Tujuan uji Linieritas adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk hubungan antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Adapun ringkasan hasil uji Linieritas dan keberartian regresi Linier yang dilakukan menggunakan alat bantu program SPSS 15.0 for windows adalah Fhitung < Ftabel dan nilai signifikansi > 0,05 maka data tersebut dapat dinyatakan linier.

Setelah uji prasarat analisis terpenuhi selanjutnya dilakukan analisis regresi linear berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 15.0 for windows dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) menentukan nilai-nilai a, b1, dan b2, (2) uji t, (3) uji F, (4) mencari koefisien determinasi dan, (4) mencari sumbangan relatif dan sumbangan efektif.

(10)

koefisien regresi masing-masing variabel bebas bernilai positif, seperti terlihat pada persamaan regresi linier ganda sebagai berikut :

Y = 43,016 + 0,669 X1 + 0,293 X2. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan menggunakan program SPSS 15.0 diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,149 yang berarti bahwa lingkungan fisik kelas dan kemandirian belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial, sebesar 14,9%, sedangkan 85,1% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

1. Variabel Pemanfaatan lingkungan fisik kelas terhadap prestasi Belajar Siswa kelas 8 SMP Muhammadiyah Surakarta tahun ajaran 2012/2013

Hasil uji hipotesis pertama yaitu ”ada pengaruh yang signifikan lingkungan fisik kelas terhadap prestasi belajar siswa ”. Berdasarkan perhitungan hasil uji t regresi memperoleh thitung variabel lingkungan fisik kelas (X1) sebesar 4,462 lebih besar dari ttabel (1,976) dengan signifikansi 0,000<0,05. Dengan hasil perhitungan sumbangan efektif dan sumbangan relatif, variabel lingkungan fisik kelas memberikan sumbangan relatif sebesar 79,% dan sumbangan efektif sebesar 11,61%. Hal ini berarti lingkungan fisik kelas berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Artinya, semakin baik lingkungan fisik kelas, maka semakin tinggi prestasi belajar siswa. Sebaliknya semakin rendah lingkungan fisik kelas, maka semakin rendah prestasi belajar siswa.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahawa bahwa lingkungan fisik kelas berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, lingkungan fisik kelas yang baik tentu akan menunjang semua kegiatan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mampu berjalan dengan efektif dan efisien dan tentunya akan bepengaruh kepada siswa selaku peserta didik dalam hal ini yaitu prestasi belajar.

2. Variabel Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Prestasi Belajar Siswa Kelas 8 Smp 1 Muhammadiyah Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013

(11)

semakin tinggi kemandirian belajar, maka semakin tinggi prestasi belajar siswa. Sebaliknya semakin rendah kemandirian belajar, maka semakin rendah prestasi belajar siswa.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahawa bahwa kemandirian belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, siswa yang mempunyai sikap kemandirian akan lebih mudah meraih prestasi dikarenakan siswa yang memliki sifat mandiri akan dengan senantiasa melakukan hal yang merupakan tanggung jawab dalam hal ini belajar.

3. Variabel Lingkungan Fisik Kelas Dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 8 Smp 1 Muhammadiyah Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013

Pengujian hipotesis ketiga yaitu ”ada pengaruh yang signifikan lingkungan fisik kelas dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa”. Berdasarkan perhitungan uji F memperoleh nilai Fhitung > Ftabel (13,026> 3,057) dengan nilai signifikansi 0,000<0,05, maka lingkungan fisik kelas dan kemandirian belajar secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Dengan total sumbangan efektif variabel lingkungan fisik kelas dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa sebesar 15,06%. Sedangkan sisanya 84,94% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Dari hasil penelitian yang saya lakukan, variabel lingkungan fisik kelas memberikan sumbangan relatif sebesar 79,% dan variabel kemandirian belajar memberikan sumbangan relatif sebesar 21%. Sedangkan berdasarkan sumbangan efektifnya, variabel lingkungan fisik kelas memberikan sumbangan sebesar 11,61% dan kemandirian belajar memberikan sumbangan sebesar 3,29%.

KESIMPULAN

Setelah analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

(12)

ganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 4,462 > 1,976 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000 dengan sumbangan efektif sebesar 11,61%.

2. Kemandirian belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas 8 SMP 1 Muhammadiyah Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Hal ini dapat dibuktikan dengan analisis regresi linear ganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 2,1267 > 1,976 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,035 dengan sumbangan efektif sebesar 3,29%. 3. Lingkungan fisik kelas dan Kemandirian belajar positif dan signifikan terhadap

prestasi belajar prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas 8 SMP 1 Muhammadiyah Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Hal ini dapat dibuktikan dengan analisis regresi linear ganda (uji F) diketahui bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu 13,026 > 3,057 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani dan Abu Ahmad. 1991. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta.Rineka Cipta.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anonim. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.

Haris,Mujiman.2009. Managemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri.

Milan, Rianto 2007, Pengelolaan Kelas Model Pakem. Jakarta : Dirjen PMPTK

Mudhofir, Ali. 2001 .Kamus Filsafat Barat,Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Saroni, Muhammad. 2006, Manajemen Madrasah, Kiat Menjadi Pendidik Yang

Kompeten. Yogyakarta : AR-RUZZ

Sudjatmiko dan Lili Nurlaili. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Dirjen

Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sumarmo, Utari. 2006. Berpikir Matematika Tingkat Tinggi Apa, Mengapa dan

Bagaimana Dikembangkan pada Siswa Sekolah Menengah dan Mahasiswa Calon

Guru. Makalah pada Seminar Pendidikan Matematika di FMIPA Universitas

Pajajaran Tahun 2006. Bandung

Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

(14)

Primasiwi,Andika.2012.

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/Mutu-Pendidikan-Indonesia-Makin-Mengkhawatirkan. (diakses pada tanggal 13

Referensi

Dokumen terkait

Hepatoprotective Effects of Allium cepa (Onion) Extracts Against Paracetamol-Induced Liver Damage in Rats.. African Journal

Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pada PT.PLN (Persero) Area

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul: “ ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN DAGING SAPI DI PASAR TRADISIONAL DAN

Klarifikasi dihadiri oleh Direktur/Kuasa Direktur dengan membawa seluruh dokumen asli penawaran dan dokumen asli sesuai formulir isian kualifikasi.. Membawa 1

Pengertian PLC, Diagram sirkuit dalam sistem kontrol PLC,dan Teknik. pemrograman

Sanggahan paling lambat disampaikan pada hari Jumat, tanggal 21 Juni 2013 jam 15.00 WIB Sanggahan disampaikan kepada Pokja-2 Pekerjaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan Pemerintah

Dengan hak bebas royalti non-ekskiusif rnt Unilersitas Sebelas Maret berhak menyinrpan, mengalihmediakan, mengelolanya dalam benruk pangkalan data (database),

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji persentase karkas dan potongan komersial yang meliputi persentase karkas, persentase dada, sayap, punggung, paha atas dan