BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pada tahun 2011 sebanyak 8,7 juta orang menderita TB Paru dan 1,4 juta meninggal karenanya. Lebih dari 95% kematian akibat TB Paru terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pada tahun 2010 terdapat sekitar 10 juta anak yatim piatu akibat kematian TB Paru orang tuanya (WHO, 2011).
Menurut WHO (World Health Organization), sampai dengan tahun 2006 diperkirakan setiap tahun terjadi 539.000 kasus TB Paru dengan kematian sekitar 101.000. Secara kasar diperkirakan dari setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 110 penderita TB Paru BTA positif yang sebagian besar menyerang kelompok usia produktif. TB Paru merupakan salah satu jenis penyakit generatif yang telah berjangkit dalam periode waktu lama di tengah-tengah masyarakat Indonesia, menyerang kelompok usia produktif maupun anak-anak, dan merupakan penyakit menular pembunuh nomor satu (Depkes RI, 2007).
Selatan dan Nigeria (Depkes RI, 2007). Menurut hasil penelitian Sreeramareddy dkk. (2013), pengetahuan masyarakat di India tentang penularan TB Paru masih minim dan masih ada kesalahpahaman. Beberapa partisipan mengatakan bahwa cara penularan TB Paru adalah melalui makanan, peralatan makanan dan bersentuhan dengan pasien TB Paru. Sebagian merahasiakan dari orang lain (tetangga) jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit TB Paru.
Berdasarkan laporan dari survei prevalen nasional tahun 2009, tingkat prevalensi TB Paru adalah 244 per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk tahun yang sama tingkat kematian karena tuberkulosis sebanyak 39 per 100.000 penduduk. Penemuan kasusTB Paru BTA positif di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 adalah sebanyak 23.922 kasus (69,04%), sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 16.716 (48,15%) (Kemenkes RI, 2011).
Penelitian Ngapiyem (2007), menunjukkan bahwa angka kejadian infeksi TB Paru pada anak yang kontak serumah dengan penderita TB Paru BTA (+) dewasa di kabupaten Magelang sebanyak 68,8% (99 dari 144 orang) dengan tuberkulin positif.
orang dan perempuan sebanyak 13 orang. Sejumlah orang ini akan sangat berpotensi untuk menularkan penyakitnya kepada anggota keluarganya. Hal ini membuat peneliti ingin mencari tahu dan menggali lebih dalam pengetahuan keluarga mengenai upaya pencegahan penularan penyakit TB Paru di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat pengetahuan keluarga mengenai upaya pencegahan penularan penyakit TB Paru di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga.
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, sebagai bahan ajar, dan acuan bagi ilmu pengetahuan. 2. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan dalam membuat perencanaan dan program pencegahan penularan untuk kasus TB Paru dimasa mendatang bagi dokter, perawat maupun unit pelayanan kesehatan khususnya TB Paru dan sebagai bahan pendidikan kesehatan bagi pasien atau keluarga.
3. Bagi Profesi Keperawatan
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta memberikan kontribusi untuk mengevaluasi program pendidikan kesehatan tentang penyakit menular khususnya penyakit TB Paru.
4. Bagi Keluarga dan Masyarakat Umum
b. Keluarga dapat menjadi role mode untuk membagi informasi kepada keluarga lainnya (masyarakat umum).
5. Bagi Peneliti