• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Waktu Pemberian Giberelin Terhadap Induksi Pembungaan Tanaman Leek (Allium Porrum) T1 512004004 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Waktu Pemberian Giberelin Terhadap Induksi Pembungaan Tanaman Leek (Allium Porrum) T1 512004004 BAB II"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

2. KERANGKA TEORITIS

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Tanaman Leek 2.1.1.1. Botani

Tanaman leek mempunyai taksonomi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh) Divisio : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae Subkelas : Liliidae

Ordo : Liliales

Famili : Alliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium ampeloprasum var. porum L.

Leek atau sering dikenal dengan nama bawang prei mempunyai akar

(2)

berbentuk bulat, berukuran kecil dan berwarna hijau muda. Biji yang masih muda berwarna putih dan setelah tua berwarna hitam, berukuran sangat kecil, berbentuk bulat agak pipih dan berkeping satu. Biji tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif. Khusus untuk leek tidak membentuk umbi (Cahyono, 2009).

2.1.1.2. Syarat Lingkungan Tumbuh

Bawang daun bisa tumbuh di dataran rendah maupun tinggi. Dataran rendah yang terlalu dekat pantai bukanlah lokasi yang tepat karena pertumbuhan bawang daun menginginkan ketinggian sekitar 250-1.500 m dpl. Di daerah dataran rendah produksi anakan bawang daun juga tak seberapa banyak. Curah hujan yang tepat sekitar 1.500-2.000 mm/tahun. Daerah tersebut sebaiknya juga memiliki suhu udara harian 18-25°C. Tanah dengan pH netral (6,5-7,5) cocok untuk budi daya bawang daun. Bila tanah bersifat asam lakukan pengapuran pada saat pengolahan tanah. Jenis tanah yang cocok ialah andosol (bekas lahan gunung berapi) dan tanah lempung yang mengandung pasir (Anonim, 2008b). Tanaman leek yang ada saat ini masih terdapat hubungannya dengan leek liar yang ada di

Mediterania, Kepulauan Canary, Madeira dan Azores. Leek merupakan tanaman musim dingin. Kebanyakan leek dapat dipanen sepanjang tahun di semua iklim. Seperti jenis tanaman sayur kale, leek merupakan jenis tanaman sayur yang toleran terhadap suhu dingin. Menurut faktanya, semakin dingin suhu lingkungannya, maka rasa leek akan makin manis pula. Leek mampu hidup di tempat yang mempunyai suhu dingin, akan tetapi leek tidak akan mampu hidup di tempat dengan suhu di atas 85º F (29,4º C) (Roberts, 2009).

2.1.1.3. Jenis

Tanaman leek secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Summer

Leek dan Winter Leek. Summer Leek merupakan jenis tanaman yang mempunyai

(3)

toleran terhadap suhu panas serta peka terhadap tanah tandus dengan suhu dingin dibandingkan dengan leek jenis Winter.

Secara umum, Summer Leek dapat tumbuh pada musim semi sampai dengan musim gugur. Winter Leek merupakan jenis leek yang berwarna gelap dan hampir berwarna biru kehijauan dan lebih pendek dari gambas. Winter leek mempunyai waktu mencapai maturasi lebih lambat yakni 120-180 hari. Leek jenis ini mempunyai rasa yang lebih manis, dan teksturnya lunak. Winter Leek merupakan tanaman yang kurang toleran terhadap panas, namun malah mampu bertahan di suhu di bawah nol sekalipun (Roberts, 2009).

2.1.2. Pembungaan Tanaman

Proses pembungaan mengandung sejumlah tahap penting, yang semuanya harus berhasil dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir yaitu biji. Fase besar dalam siklus hidup tanaman, yaitu fase vegetatif dan fase reproduktif, banyak dipengaruhi oleh berbagai mekanisme yang merupakan kontrol genetik. Fase vegetatif atau juvenil adalah interval waktu selama tanaman tersebut belum mampu bereproduksi (membentuk biji). Fase juvenil diawali dengan pembukaan tunas dan perluasan sel meristem apikal. Semua proses yang berlangsung dalam tubuh tanaman ditujukan untuk pertambahan jumlah dan volume sel meristem pada titik-titik tumbuh tanaman. Pertumbuhan meninggi dan pembentukan tunas-tunas pucuk mendominasi proses pertumbuhan.

(4)

berhubungan dengan kesiapannya untuk berbunga (Anonim, 2009). Menurut penelitian, jumlah daun minimum untuk menuju ke fase reproduktif tanaman leek adalah 6-7 helai daun (Roberts, 2009).

2.1.3. Pengaruh Waktu Pemberian Giberelin Terhadap Induksi Pembungaan Tanaman

Untuk mendapatkan pengaruh terhadap induksi pembungaan tanaman maka diperlukan pengaturan waktu pemberian Giberelin yang berbeda-beda untuk setiap tanaman. Waktu yang dimaksud dalam hal ini adalah lamanya dan saat yang tepat pemberian Giberelin. Contoh kasus yang berhubungan dengan induksi pembungaan pada beberapa tanaman diantaranya adalah merangsang pembungaan dan pembijian bawang daun dalam jumlah banyak melalui perlakuan suhu rendah (vernalisasi), yaitu pada suhu 10°C selama 1-4 minggu. Pada skala penelitian vernalisasi ini dilakukan pada benih (biji) maupun bibitnya (Rukmana, 1995). Selanjutnya, penelitian mengenai induksi pembungaan bawang bombay menunjukkan bahwa di daerah tropika agar terjadi pembungaan, umbi benih divernalisasi pada temperatur 10°C selama 2 bulan. Pada penelitian tentang pengaturan waktu pembungaan Arabidopsis, menunjukkan bahwa tanaman tersebut akan mampu berbunga lebih awal apabila mendapat perlakuan vernalisasi selama kurun waktu 8 minggu setelah tanam.

(5)

2.1.4. Pengaruh Pemberian Giberelin Terhadap Pertumbuhan Tanaman Di antara hormon tumbuhan yang dikenal, Giberelin mempunyai kemampuan khusus memacu pertumbuhan tumbuhan utuh pada banyak spesies, terutama tumbuhan kerdil atau tumbuhan dwi tahunan. Penggunaan Giberelin dapat mempengaruhi besarnya organ tanaman melalui proses pembelahan dan pembesaran sel. Keutamaan sintesis Giberelin pada tanaman tingkat tinggi adalah meristematik daun,akar dan perkecambahan. Giberelin sebagai zat pengatur tumbuh berpengaruh pada perkecambahan dan aspek fisiologis lainnya. Selain itu giberelin mempunyai peranan dalam mendukung pembentukan RNA baru serta sintesa protein (Jelita, 2010).

Kemampuan Giberelin pada tanaman diantaranya adalah mendorong perkembangan biji. Giberelin adalah senyawa organik yang sangat penting dalam proses perkecambahan suatu biji karena bersifat pengontrol perkecambahan. Giberelin dibutuhkan untuk pembebasan α-amilase yang menghasilkan hidrolisis tepung dan perkecambahan. Adapun respon positif terhadap giberelin terjadi dalam kisaran konsentrasi yang luas, bahkan kandungan giberelin yang tinggi tidak bersifat racun (Jelita, 2010). Diduga Giberelin yang terdapat di dalam biji merupakan penghubung antara isyarat lingkungan dan proses metabolik yang menyebabkan pertumbuhan embrio (Anonim, 2008c).

(6)

adalah jelas, ketika mutan tumbuhan tertentu yang kerdil, diberi Gibberellin. Beberapa kapri yang kerdil tumbuh dengan ketinggian normal bila diberi Giberelin. Apabila Giberelin diaplikasikan ke tumbuhan yang ukurannya normal, seringkali tidak memberikan respon. Nampaknya, tumbuhan tersebut sudah memproduksi dosis hormon yang optimal. Suatu contoh yang paling menonjol, dari perpanjangan batang yang telah diinduksi oleh Giberelin adalah terjadinya pemanjangan yang tiba-tiba yang disebut bolting, yaitu pertumbuhan tangkai bunga yang cepat (Campbell dan Reece, 2002).

Selanjutnya, Giberelin juga berpengaruh pada pertumbuhan daun, mendorong pembungaan dan perkembangan buah, serta mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar serta pemunculan tunas baru (Anonim, 2008c). Giberelin diketahui pula dapat menggantikan panjang hari yang dibutuhkan oleh beberapa spesies, hal inipun menunjukkan adannya interaksi dengan cahaya (Salisbury dan Ross, 1995).

2.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian, dan tinjauan pustaka maka dapat dikemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Pemberian Giberelin pada benih dan bibit selama 8 minggu dapat menginduksi pembungaan dan pemunculan floret serta tunas leek pada konsentrasi 10¯ 5Mm (3,5 ppm).

2. Pemberian Giberelin pada tanaman dapat memacu pemanjangan batang, pertumbuhan daun, memacu pembesaran organ tanaman (pengaruhnya terhadap berat brangkasan basah dan kering dan diameter batang) dan merangsang pemunculan tunas/anakan baru.

2.3. Definisi dan Pengukuran Variabel

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dari hipotesis, maka dibuat definisi dan pengukuran variabel sebagai berikut:

(7)

bunga berukuran ± 1 cm. Sedangkan pengukuran pada tiap unit percobaan dikatakan berbunga apabila pada tiap unit percobaan terdapat 50% tanaman sudah membentuk tunas bunga. Pengamatan pada saat pertambahan tinggi tanaman mulai melambat/konstan.

2. Tinggi tanaman yang dimaksud adalah ukuran panjang dari pangkal batang hingga pucuk daun tertinggi. Pengukuran tinggi tanaman dengan menggunakan mistar dengan satuan cm. Pengukuran dilakukan rutin setiap 1 minggu sekali setelah tanaman mulai berkecambah.

3. Jumlah daun yang dimaksud adalah jumlah seluruh daun yang muncul sampai dengan terjadi pembungaan yang terdiri dari jumlah daun segar yang belum mengalami senescens ditambah daun yang sudah mengalami senescens (penuaan). Pengukuran dilakukan pada saat akhir pengamatan (terjadi pembungaan). Satuan yang digunakan untuk menghitung jumlah daun yaitu helai.

4. Berat brangkasan basah tanaman yang dimaksud adalah berat per rumpun tanaman dari bagian yang terdapat di atas permukaan tanah, dilakukan setelah panen berakhir dan ditimbang dalam satuan berat (gram).

5. Berat brangkasan kering tanaman yang dimaksud adalah berat tajuk tanaman dari bagian yang terdapat di atas permukaan tanah kecuali buah dan akar, dilakukan setelah panen berakhir, dikeringkan dengan oven pada suhu 105°C hingga tidak terdapat penurunan berat atau berat sudah konstan dan ditimbang dalam satuan berat (gram).

6. Diameter batang adalah mengukur batang tanaman (batang sejati yang ada dipermukaan tanah) yang diukur dengan jangka sorong dalam satuan panjang (cm).

7. Berat basah akar adalah berat bagian akar tanaman tanpa melalui proses pengeringan yang diukur dengan timbangan elektrik dengan satuan berat (gram).

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Tidak akan menuntut BPH Migas apabila dana DIPA BPH Migas 2013 tidak mencantumkan kegiatan yang dilelang atau HPS kegiatan mengalami perubahan.. Kontrak pengalaman pekerjaan

[r]

Trend Rasio Rentabilitas Modal Sendiri cenderung mengalami penurunan secara berangsur dari tahun 2008-2012, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan koperasi dalam

[r]

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, serta memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

Penggunaan antibiotika terbanyak pada pasien sepsis neonatal di ruang Perina adalah antibiotik kombinasi Amoksisillin dan Gentamisin sebagai pengobatan lini pertama

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diperlukan suatu kajian penelitian tentang pengaruh herbal terapeutik rimpang kunyit ( Curcuma longa ) terhadap jumlah

yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini yang berjudul “ Apliakasi Sensor Ultrasonik pada Rancang Bangun