• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERSONIL DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DOSEN : STUDI KASUS DI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG DAN POLITEKNIK INDUSTRI & NIAGA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PERSONIL DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DOSEN : STUDI KASUS DI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG DAN POLITEKNIK INDUSTRI & NIAGA BANDUNG."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERSONIL DALAM UPAYA

MENINGKATKAN KINERJA DOSEN

(STUDIKASUS DIUNIVERSITAS ISLAM BANDUNG DAN

POLITEKNIK1NDUSTRI & NIAGA BANDUNG)

THESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Bidang Studi Administrasi Pendidikan

SRIHANDAYANI

ADMINISTRASI PENDDDDKAN 959652

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Prof. Dr. Suparidi

Pembimbing I

•r—ff

(3)

ABSTRAKSI

Menyoroti upaya pengembangan personil secara terprogram dalam hubungannya

dengan peningkatan kinerja yang dapat dilihat pada pelaksanaan fungsi dosen,

nampaknya masih perlu

dipertanyakan sejauhmana upaya tersebut

memberikan

kontribusi atau membawa dampak bagi peningkatan kinerja yang pada akhirnya akan berdampak pula pada peningkatan mutu pendidikan. Peneli-tian ini mencoba mendeskripsikan sekaligus menganalisis pelaksanaan pengem-bangan personil dengan studi kasus penelitian yang dilakukan di Universitas Islam Bandung dan Politeknik Industri & Niaga Bandung dalam upaya mening-katkan kinerja dosennya. Hal ini dimaksudkan sebagai suatu langkah awal yang bersifat dasar dalam rangka mencapai tujuan untuk menemukan dan mensistema-sikan aktifitas yang akan dilakukan dengan

sumber daya optimal dan hasil yang maksimal.

Studi ini bertujuan untuk memahami, mendeskripsikan dan menjelaskan Pengembangan Dosen baik yang dilakukan secara formal maupun mandiri dalam mempengaruhi kualitas kinerjanya, terutama ditinjau dari sudut konsep pengembangan sumber dayamanusia.

Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah dalam thesis ini adalah: Faktor-faktor apa saja yang terkait dalam Pengembangan Dosen sehingga dapat meningkatkan kinerjanya ?. dengan pertanyaan penelitian mengenai 1) Faktor apa yang menjadi dasar kebijakan dalam Pengembangan Dosen. (2 Faktor-faktor manakah yang dominan dalam pengembangan dosen yang dapat meningkatkan kinerja dan 3) Potensi, kekuatan, juga kelemahan, ancaman dan kendala apa yang ada dalam pelaksanaan pengembangan personil, serta bagaimana cara memanfaatkan atau cara mengatasinya.

Dari temuan penelitian dan bahasan penelitian yang dikonfirmasikan dengan

kajian pustaka didapat kesimpulan:

Dasar kebijakan pengembangan dosen secara umum tersurat di dalam Rencana

Induk Pengembangan dari Perguruan Tinggi. Dasar kebijakan lain adalah dengan memperhatikan sumber-sumber daya yang dimiliki oleh lembaga seperti kebutuhan dosen dan dana yang tersedia.

Pengembangan dosen memegang peranan penting dan strategis untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pendidikan tinggi, dan upaya pengembangan dosen tersebut dalam berbagai bentuk wujudnya baik yang berbentuk formal institusional maupun yang dilakukan sebagai upaya mandiri individual yang

didasarkan pada kesadaran dan kebutuhan untuk meningkatkan kinerja dalam

menjalankan tugas akademiknya telah ada dan dilaksanakan.

Dalam pelaksanaan pengembangan dosen ditemukan beberapa kecenderu-ngan

menurut karakteristik-karakteristik tertentu. Kecenderungan yang dimaksud terlihat dalam berbagai bentuk maupun wadah pengembangan dosen yaitu: pengiriman dosen untuk studi lanjut ke pasca sarjana, penataran dan latihan dosen, seminar-seminar dan diskusi-diskusi ilmiah, bimbingan akademik dosen senior terhadap dosen yunior, pengembangan dosen yang dilakukan secara mandiri dan lain sebagainya.

Di UNISBA sudah ada usaha dan bentuk program pengembangan dosen, yang

didukung oleh berbagai pihak meskipun belum direncanakan dan dilaksanakan

secara maksimal karena terbentur beberapa kendala. Namunn demikian, dengan

(4)

keterbukaan dan keinginan untuk mengembangkan diri, maka diusahakan berbagai

cara untuk mengatasinya, sehinggga pengembangan

dosen yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Tidak demikian halnya yang

terjadi di PPoliteknik Industri & NiagaBandung (PINB), Manajemen Pengembangan personil untuk Staf Dosen belum disusun dalam suatu bentuk perencanaan yang

terprogram sehingga pengembangan dosen dilaksanakan hanya secara temporal dan apabila dianggap perlu dan mendesak saja.

Faktor Pendukung sehingga beberapa kegiatan pengembangan dosen tetap dapat terlaksana adalah berkat adanya dukungan dari berbagai pihak yaitu pihak

Yayasan, Lembaga Pimpinan Perguruan Tinggi dan kerja sama di antara sesama dosen.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengembangan dosen di lapa-ngan adalah masalah dosen pribadi, dan sulitnya mencari waktu untuk berkumpul secara lengkap serta terbatasnya dana yang ada. Kendala ini terjadi di Unisba, sedangkan di PINB lebih banyak lagi kendala yang dihadapi. Di PINB programpengembangan dosen bukanlah merupakan prioritas utama sehingga bayak kebijakan yang tidak kondusif untuk para dosen yang ingin studi lanjut. Kendala lain adalah keterbatasan dana dan masalah pribadi dosen ditambah dengan kendala dikarenakan kurangnya dosen senior yang mau membimbing dosen yunior dan masa kerja dosen yang relatifmuda.

Dalam penelitian ini didapat temuan bahwa dosen yangtelah mengikuti program

pengembangan dosen dalam bentuk studi lanjut ke S2 dan S3 menunjukkan kinerja akademik yang telah memenuhi harapan, demikian juga dengan dosen yang sudah berstatus senior. Sementara sebaggian dari dosen yang masihyunior terdapat beberapa

indikator yang menunjukkan Kecende-rungan kinerja akademik yang belum memadai

sebagaimana yang diharapkan. Penilaian tersebut didasarkan pada beberapa kriteria antara lain segi pengua-ssaan materi pengetahuan dari sejumlah dosen yunior,

keterampilan Profesional sebagai dosen dan keterampilan dalam hubungan manusia

serta kegiatan pene-litian dan penulisan karya ilmiah, seminar serta karya pengabdian

masyarakat.

(5)

w

DAFTARISI

KATA PENGANTAR i

UCAPAN TERIMAKASIH iii

ABSTRAKSI vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xvii

DAFTARBAGAN xviii

BABI PENDAHULUAN 1

A. LATARBELAKANG MASALAH 1

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH 6

C. TUJUAN PENELITIAN 7

D. MANFAAT PENELITIAN 8

E. KERANGKA PENELITIAN & SISTEMATIKA PELAPORAN 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11

A. PENGEMBANGAN PERSONIL 11

1. Pengertian Pengembangan Personil 11

2. Pengembangan Dosen 13

3. Proses Pengembangan Personil , 15

4. Tujuan dan Strategi Pengembangan Dosen 27

5. Beberapa Bentuk/Model Pengembangan Dosen 32

(6)

B. MANAJEMEN KINERJA 34

1. Penilaian Kinerja 37

2. Tujuan dan Fungsi Penilaian Kinerja 39

3. Standar Kinerja Dosen 42

C. HASIL PENELITIAN TERDAHULU 48

D. PREMIS-PREMIS 50

BAB HI METODOLOGI PENELITIAN 53

A. METODE PENELITIAN 53

B. METODE PENGUMPULAN DATA 54

C. SAMPEL PENELITIAN 56

D. TAHAP-TAHAP PENELITIAN 57

E. PENGOLAHAN DATA 58

F. RENCANA MENCAPAI TINGKAT KEPERCAYAAN 60

G. LANGKAH-LANGKAHL PENELITIAN 60

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 62

A. UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG (UNISBA) 62

1. Sejarah Singkat Unisba 62

2. Organisasi 65

3. Keadaan Tenaga Dosen 66

B. POLITEKNIK INDUSTRI & NIAGA BANDUNG (PINB) 66

1. Sejarah Singkat Unisba 66

2. Organisasi 68

3. Keadaan Tenaga Dosen 69

(7)

C. TEMUAN PENELITAN 70

1. Dasar dan Tujuan Pengembangan Dosen 70

2. Bentuk Pengembangan Dosen 71

<

a. Program Pendidikan Pasca Sarjana 71

b. Program Penataran dan Latihan Dosen 74

c. Seminar-seminar serta Diskusi Ilmiah 76

d. Pembinaan Dosen Yunior oleh Dosen Senior 78

e. Pengembangan Dosen Mandiri 80

3. FaktorPendukung 81

4. Kendala yang ditemukan 82

5. Kinerja Dosen 84

D. BAHASAN ATAS TEMUAN PENELITAIN 90

1. Dasar dan Tujuan Pengembangan Dosen 90

2. Bentuk Pengembangan Dosen 91

a. Program Pendidikan Pasca Sarjana 91

b. Program Penataran dan Latihan Dosen ., 94

c. Seminar-seminar serta Diskusi Ilmiah 96

d. Pembinaan Dosen Yunior oleh Dosen Senior 97

e. Pengembangan Dosen Mandiri 99

3. Faktor Pendukung 100

4. Kendala yang ditemukan dan Usaha mengatasi 101

(8)

BABV KESIMPULAN 108

A. KESIMPULAN 108

B. REKOMENDASI 112

C. MODEL PENGEMBANGAN DOSEN YANG DIUSULKAN 116

1. Unisba 116

2. PINB 117

DAFTARPUSTAKA xiii

(9)

DAFTAR TABEL

Tabelno. 1. Keadaan Dosen Unisba TA. 1997/1998

66

Tabel no. 2. Keadaan Dosen PINB TA. 1997/1998

69

[image:9.595.158.479.281.607.2]

Tabel no. 3. Grafik Keadaan Dosen Unisba TA 1997/1998 73

Tabel no. 4 Grafik Keadaan Dosen PINB TA 1997/1998 73

(10)

DAFTAR BAGAN

Baganno. 1. Kerangka Penelitian

••-•

9

Baganno. 2. Proses Pengembangan Personil

15

Bagan no. 3. Kerangka kerja untuk merancang Format Program

Pengembangan Personil

••

23

Bagan no. 4. Model Manajmen Kinerja dan Majaemen Penilaian

Kinerja

36

Bagan no. 5. Komponen Kinerja

44

Bagan no. 6. Elemen-elemen Kompetensi Profesional

46

Bagan no. 7. Ringkasan Tugas Pokok, Wewenang, Tangung jawab

Dosen Perguruan Tinggi menurut Jabatan 48

Baganno. 8.Langkah-langkahPenelitian

. 61

Bagan no. 9. Standar Kinerja Dosen 86

Baganno. 10 Ringkasan Bahasan Penelitian

106

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATARBELAKANG

V

Pendidikan memiliki peran yang strategis dalam pengembangan sumber daya

manusia, untuk itu peningkatan kualitas pendidikan, terutama pendidikan tinggi

merupakan sarana kunci bagi pembangunan bangsa. Sebab jenjang pendidikan ini

berorientasi pada penyiapan tenaga kerja yang berkemampuan akademis dan atau

profesional yang dibutuhkan dalam pembangunan.

Misi dari Perguruan Tinggi, sesuai PP. No. 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan

Tinggi yaitu:

1 Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

akademik

dan/atau profesional yang

dapat menerapkan mengembangkan,

dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan/atau kesenian;

2 Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau

kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tarafkehidupan

masyarakat dan memperkaya kehidupan nasional.

Fungsi Perguruan Tinggi dalam pembangunan nasional diantaranya adalah:

a) Sebagai penghasil agen-agen perubahan yang mampu mendorong dan memelopori

perubahan dalam berbagai aspeknya menuju masyarakat modern.

b) Pencipta dan pendukung ide-ide yang selalu hidup, dan

c) Pemberi sumbangan bagi kemajuan intelektual dan sosial di masyarakat (Sonhaji:

1990)

Dari uraian di atas terlihat bahwa Perguruan Tinggi sebagai suatu institusi

dihadapkan pada masyarakat yang mempunyai tuntutan tertentu dari Perguruan tinggi

dimana tuntutan dan kebutuhan itu semakin kompleks dan berat di era globalisasi

ini karena hal tersebut diharapkan selalu sejalan dan beriringan dengan perkembangan

(12)

Oleh sebab itu pendidikan tinggi harus terus dibina dan dikembangkan untuk

menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

akademik dan atau profesional, serta kemampuan kepemimpinan yang tanggap terhadap

kebutuhan pembangunan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berjiwa

penuh pengabdian dan memiliki rasa tanggungjawab yang besar terhadap masa depan

bangsa dan negara (GBHN 1993).

Suatuelemen penting di Perguruan Tinggi dalam mendukung misi tersebut adalah

dosen yang menurut PP. No. 10 Tahun 1990 adalah:

Dosen adalah seorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat oleh penyelenggara perguruan tinggi dengan tugas utama mengajar pada perguruan tinggi yang bersangkutan.

Syarat untuk menjadi dosen adalah. (1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) berwawasan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, (3) memiliki

kualifikasi sebagai tenaga pengajar, (4) mempunyai moral dan integritas yang tinggi dan

(5) memiliki rasa tanggungjawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara.

Perguruan Tinggi sebagai suatu lembaga pendidikan yang memiliki potensi

sumber daya manusia, perlu memperhatikan upaya pengembangan sumber daya

manusia yang dimilikinya terutama dosen, agar pengetahuan dan keterampilan yang

dimilikinya tidak tertinggal zaman tetapi diusahakan selalu sejalan dan seiring dengan

kemajuan pengetahuan dan teknologi yang perkembangannya semakin pesat di era

industrialisasi dan globalisasi sekarang ini.

~J Salah satu fungsi administrasi personil dalam suatu organisasi atau lembaga

adalah pengembangan personil yang pelaksanaannya tidak terlepas dari jalinan fungsi

administrasi secara keseluruhan untuk mencapai tujuan organisai atau lembaga.

Fungsi-fungsi yang berkaitan dan merupakan suatu mata rantai administrasi personil itu adalah:

(13)

(recruitment), seleksi (selection), orientasi dan penempatan (orientation and place

ment), pelatihan dan pengembangan (training and development), Penilaian kinerja

(performance appraisal), perencanaan karier (careerplanning),dan kompensasi(com

pensation) (William B. Werther, JR. and Keith Davis: 1993).

Pengembangan sumber daya manusia juga perlu direncanakan secara seksama,

dengan tetap memperhatikan faktor kemanusiaan, sehingga sumber daya manusia itu

dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi tercapainya tujuan lembaga

pendidikan. Pengembangan personil yang ditujukan untuk dosen diharapkan akan

dapat meningkatkan kinerja dosen sehingga pada akhirnya akan meningkatkan mutu

pendidikan itu sendiri. Meski diakui bahwa permasalahan mutu pendidikan pada

dasamya tidak berdiri sendiri. Hal itu berkaitan dengan kebijaksanaan dan proses

manajemen lainnya, khususnya manajemen personil, seperti perencanaan, rekrutmen,

pengangkatan dan pembinaan personil pada satu sisi serta kelemahan komitmen,

keberanian serta kemampuan membelajarkan siswa sesuai dengan perkembangan iptek

modern pada sisi lain (Achmad Sanusi, 1987: 10-11). Dengan demikian persoalan mutu

pendidikan akan banyak berkaitan dengan soal bagaimana mengajar dosen sebagai

pendidik dan bagaimana belajar murid. Dosen dalam hal ini dihadapkan pada keharusan

dan tuntutan kinerja yang berkenaan dengan kemampuan profesionalnya.

Secara profesional, untuk dapat melaksanakan tugas mengajar, dosen di pergu

ruan tinggi dituntut memiliki kemampuan utama yang secara umum meliputi: (a)

pe-nguasaan ilmu sesuai dengan spesialisasinya masing-masing; (b) pepe-nguasaan

meto-dologi/strategi pengajaran dan penelitian; dan (c) pribadi dan sikap profesional.

v Castetter mengemukakan salah satu model pengembangan sumber daya manu

(14)

mengorganisasikan dan mengembangkan perencanaan mikro, mengoperasikan serta

mengimplementasikan rencana-rencana tersebut, mengevaluasi dengan melihat hasil

dari perencanaan yang telah dibuat untuk kemudian dijadikan sebagai bahan

masu-kan dan umpan balik bagi perbaimasu-kan perencanaan maupun penyusunan selanjutnya.

Dengan demikian manajemen tersebut merupakan proses yang berlangsung terus

menerus yang mengaitkan manusia dan aspirasinya dengan mempertimbangkan segala

keterbatasan dalam sumber daya dan dana yang dimiliki. Oleh karena itu dalam

Pengembangan sumber daya manusia diperlukan suatu kebijakan dan strategi serta

peraturan administrasi personil yang mendukung terlaksananya pengembangan sumber

daya manusia tersebut. v

Sehubungan dengan pengembangan personil di perguruan tinggi dalam upaya

meningkatkan kinerja dosen, maka diperlukan standar yang dapat dijadikan sebagai

ukuran/kriteria. Adapun standar kinerja dosen secara konseptual dan umum

menca-kup aspek kemampuan profesional, kemampuan sosial

dan kemampuan pribadi

(RochmanNatawidjaja, Depdikbud, 1980).

Kaitannya dengan kinerja dosen atau guru, menurut Fakry Gaffar (1987: 159):

"Kinerja guru terbagi ke dalam tiga bidang besar yaitu: (1)

content knowledge,

(2)

behavioral skills,dan (3)human relationsskills.

Content knowledge berkaitan dengan penguasaan materi pengetahuan yang akan

diajarkan kepada peserta didik. Behavioral skills berupa keterampilan perilaku yang

harus dimiliki oleh dosen yang berkaitan dengan penguasaan didaktis metodo- logis.

Sedangkan human relations skilss adalah kemampuan manusiawi untuk dapat menjalin

hubungan yang baik dengan unsur manusia yang terlibat dalam proses pendidikan

(15)

Oleh karena itu peningkatan kinerja dosen di perguruan tinggi perlu

dikembang-kan secara terencana, terpola dan terpadu dalam satu sistem pengelolaan perguruan

tinggi, sehingga mampu meningkatkan kinerja dosen yang berarti pula memberikan

kontribusi pada peningkatan mutu pendidikan tinggi yang pada gilirannya nanti akan

mampu memberikan sumbangan yang berarti bagi keberhasilan pembangunannasional.

Dalam mencapai tujuan, peran sumber daya manusia ditujukan pada peningkatan

kontribusi yang dapat diberikan oleh para dosen dalam organisasi ke arah ter-capainya

tujuan. Jelas bahwa lahirnya satuan organisasi atau kegiatan yang mengelola sumber

daya manusia bukanlah dimaksudkan sebagai tujuan namun sebagai aiat untuk

meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja organisasi keseluruhan,

o

sehingga pada gilirannya nanti dapat meningkatkan kinerja dosen.

Disadari pula bahwa staf dosen dalam kehidupan kampus, merupakan salah satu

kunci yang turut menentukan berhasil tidaknya program pendidikan yang dijalankan.

Oleh karena itu dosen merupakan

the man behind the system

dalam mencapai kua

litas yang diharapkan. Dalam kaitan ini Oteng Sutisna (1987: 103) mengemukakan:

"kualitas program pendidikan tidak hanya bergantung kepada konsep-konsep progam

yang cerdas tetapi juga pada personil pengajar yang mempunyai kesanggupan dan

keinginan

untuk berperestasi. Tanpa personil yang cakap dan efektif,

program

pendidikan yang dibangun atas konsep-konsep yang cerdas serta dirancang dengan

telitipun tidak dapat berhasil".

Jadi konsep yang baik, program yang akurat untuk menyelenggarakan pendidikan

belum menjamin keberhasilan akan tetapi yang paling penting adalah personil

pe-ngajar/dosen yang cakap dan profesional. Jelaslah disini bahwa pengembangan personil

dalam upaya meningkatkan kinerja dosen

berkaitan

erat

dengan permasalahan

peningkatan mutu pendidikan pada Perguruan tinggi. Seberapa jauh dan besamya

(16)

perguruan tinggi, karena setiap Perguruan tinggi mempunyai program pengemba

ngan per8onilnya sendiri.

Pengembangan personil ini diharapkan akan merupakan jawaban dalam

meng-hadapi masalah kinerja dosen untuk dapat mewujudkan standar kinerja yang

diingin-kan, sehingga akhirnya diharapkan akan bermuara pada meningkatnya mutu pendidi

kan. Karena pengembangan personil diharapkan dapat meningkatkan kinerja dosen

sehingga dari sini diharapkan akan dapat tercipta suatu kondisi belajar mengajar yang

produktif, efektifdanefisien.

Menyoroti upaya pengembangan personil secara terprogram dalam hubungannya

dengan peningkatan kinerja yang dapat dilihat pada pelaksanaan fungsi dosen,

nampaknya masih perlu dipertanyakan sejauhmana upaya tersebut memberikan

kontribusi atau membawa dampak bagi peningkatan kinerja yang pada akhirnya akan

berdampak pula pada peningkatan mutu pendidikan. Penelitian ini mencoba men

deskripsikan sekaligus menganalisis pelaksanaan pengembangan personil dengan stu

di kasus penelitian yang dilakukan di Universitas Isiam Bandung dan Politeknik

Indus-tri & Niaga Bandung dalam upaya meningkatkan kinerja dosennya. Hal ini

dimaksud-kan sebagai suatu langkah awal yang bersifat dasar dalam rangka mencapai tujuan

untuk menemukan dan mensistemasikan aktifitas yang akan dilakukan dengan sumber

daya optimal dan hasil yang maksimal.

B. PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH

Manajemen personil mencakup perencanaan tenaga, rekrutmen, seleksi, induksi,

penilaian, pengembangan, kompensasi collektive bargaining, keamanan, kontinuitas

(17)

Pengembangannya saja dengan fokus

pada pengembangan dosen dan tidak pada

personil lain. Fokus utama dalam penelitian ini berkenaan dengan pengembangan

dosen, baik melalui pengembangan mandiri atau individual maupun yang berkenaan

dengan program pengembangan secara formal institusional

yang terencana dalam

kaitannya dengan peningkatan kualitas kinerja dosen dalam menjalankan tugas dan

fungsi akademisnya.

Berdasarkan tugas yang harus diemban serta tantangan yang dihadapi oleh

dosen, penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor yang terkait pada kegiatan mana

jemen pengembangan personil. Berdasarkan hal itu maka rumusan masalah dalam

thesis ini adalah: Faktor-faktor apa saja yang terkait dalam Pengembangan Dosen

sehingga dapat meningkatkan kinerjanya?. Secara rinci fokus penelitian ini,

diurai-kan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Faktor apa yang menjadi dasar kebijakan dalam pengembangan dosen?.

2. Faktor-faktor manakah yang dominan dalam pengembangan dosen yang dapat

meningkatkan kinerja?.

3. Potensi, kekuatan, juga kelemahan, ancaman dan kendala apa yang ada dalam

pelaksanaan pengembangan personil, serta bagaimana cara memanfaatkan atau

cara mengatasinya?.

C. TUJUAN PENELITIAN

Studi ini bertujuan untuk memahami, mendeskripsikan dan menjelaskan pe

ngembangan dosen baik melalui program secara formal maupun secara mandiri da

lam mempcngaruhi kualitas kinerjanya, terutama ditinjau dari sudut konsep pengem

(18)

8

Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis sebagaimana halnya

dalam penelitian-penelitian kuantitatif. Berdasarkan fakta-fakta serta hubungan antar

fakta

yang ditemukan tersebut maka penelitian ini diharapkan dapat

menjaring

berbagai informasi yang dapat dikembangkan menjadi suatu hipotesis.

Secara lebih khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui Faktor-faktor yang menjadi dasar kebijakan dalam pengembangan

dosen.

2. Mengetahui faktor-faktor manakah yang dominan dalam meningkatkan kinerja.

3. Mengetahui potensi, kekuatan yang dimiliki, juga kelemahan ancaman dan kendala

yang ada dalam pelaksanaan pegembangan dosen serta cara memanfaatkan atau cara

mengatasinya.

D. MANFAAT PENELITIAN

Secara teoritik penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

upaya pengembangan wawasan keilmuan dalam bidang administrasi pendidikan,

khususnya dalam mencari bentuk manajemen pengembangan dosen yang sesuai dengan

kebutuhan dan kenyataan empiris saat ini. Penelitian ini juga diharapkan dapat

memberikan kejelasan langkah-langkah yang efektifdan efisien dalam melaksanakan

pengembangan dosen sehingga dapat meningkatkan kinerja dosen yang pada akhirnya

akan memberikan sumbangan yang berarti bagi perbaikan mutu pendidikan tinggi.

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai suatu masukan

yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan perbandingan bagi pengembangan staf

(19)

Khusus untuk Universitas Islam Bandung dan Politeknik Industri & Niaga

Bandung, penelitian ini diharapkan diharapkan dapat menjadi masukan bagi

penyem-purnaan, perencanaan dan penyusunan kembali program pengembangan dosen di

masa-masa mendatang.

E. KERANGKA PENELITIAN DAN SISTEMATDXA PELAPORAN

Untuk memperjelas kaitan antara aspek-aspek pelaksanaan pengembangan dosen,

di bawah ini digambarkan dalam kerangka penelitian berikut ini

Bagan No. 1 Kerangka Penelitian

FAKTOR YANG MENDASARIDAN MEMPENGARUHI

- RCPRencana Induk

Pengembangan) - Persyaratan

Kualifi-kasi Dosen

" Kemampuan Dosen

KENDALA Dana/Biaya Waktu Senioritas Kebijakan Skala Prioritas Beban Kerja Masalah Pribadi PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DOSEN -PENGEMBANGAN DOSEN -MANAJEMEN KINERJA ; -PENDUKUNG

(20)

10

SistematikaLaporan Penelitian thesis ini disajikan dalam 5 Bab yang terdiri dari:

Bab I: berisi Latar Belakang, Pembatasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, serta Kerangka Penelitian dan Sistematika Pelaporan.

Bab II: berisi Tinjauan Pustaka mengenai pembahasan beberapa teori yang

dianggap relevan dan menunjang penelitian thesis ini. Berdasarkan tinjauan pustaka

dan permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan beberapa premis yang akan ditinjau

lebih lanjut dalam pembahasan penelitian.

Bab HI. berisi Metodologi Penelitian yang membahas mengenai metode pene

litian yang digunakan, data yang diperlukan, sampel penelitian, tahapan penelitian,

pengolahan data dan langkah-langkah yang ditempuh selama penelitian.

Bab IV: berisi Temuan penelitian dan Pembahasan mengenai pokok permasa

lahan yang dimulai dengan pemaparan mengenai Sejarah singkat, Organisasi dan

Keadaan Tenaga Dosen pada masing-masing Perguruan Tinggi yang diteliti, Dasar

Kebijakan Pengembangan Dosen dan Kinerja Dosen.

Bab V: berisi Kesimpulan yang disajikan menurut pokok permasalahan dan

kemudian direkomendasikansesuai dengan permasalahan yang timbul selama penelitian

ini, serta dilengkapi dengan model pengembangan dosen yang diusulkan.

(21)

BAB III

METODOLOG1 PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Penelitian ini mempunyai fokus kajian mengenai perilaku manusia. Metode yang

tepat untuk jenis penelitian ini adalah metode kuaUtatif, yakni metode yang ditujukan

untuk memahami perilaku manusiadilihat dari sudut pelaku sendiri.

Karakteristik penelitian kuaUtatif menurut Nasution (1992; 59-60), antara lain

adalah;

1) Pengambilan data dilakukan dalam suasana sewajarnya tanpa memanipulasi situasi

yang ada dengan peneliti sebagai instmmen data.

2) Sampel bersifat purposive yakni diambil sesuai dengan fokus kajian, yang dapat memberikan informasi setuntas mungkin.

3) Hasil penelitian bempa deskripsi, lebihmengutamakan proses daripada produk. 4) Analisa data dilakukan secara terns menerus untuk mencari makna yang bersifat

kontekstual atau sesuai dengan persepsi subjek yang diteliti. 5) Kesimpulan ditarik melalui proses verifikasi,

Selanjutnya Nasution mengemukakan bahwa: "Dalam penelitian kualitatif peneliti

hams langsung mengumpulkan data dalam situasi yang sesungguhnya, Oleh sebab itu

ia hams turun sendiri ke lapangan, No entry, no research"

Penelitian kualitatif ini, tidak berangkat dari hipotesis dan teori untuk diuji, tetapi

peneliti langsung terjun di lapangan untuk mengumpulkan data yang relevan, kemudian

data tersebut diberi makna, Penelitian ini mencoba mendes-kripsikan dan menganalisa

manajemen pengembangan personil bagi peningkatan kinerja dosen, termasuk

didalam-nya, visi, misi, tujuan, strategi, faktor pendukung, kendala dan usaha mengatasinya.

Penelitian ini mengacu pula pada penelitian kualitatif seperti yang disintesakan

dari pendapat yang dikemukakan oleh Bogdan & Biklen (1982; 22-27) dan Lincoln &

(22)

54

Guba (1985:39-44) serta L.J. Moelong dalam Metodologi Penelitian Kualitatif

(1990:4-9) yaitu:

1) Penelitian kualitatif mempunyai latar alamiah (natural setting)

2) Manusia sebagai alat/instrumen penelitian sehingga lebih memungkinkan

adapta-bilitas

3) Menggunakan metode kualitatif

4) Analisa data secara induktif

5) Teori dari dasar (grounded theory) melalui analisis secara induktif 6) Laporan bersifat deskriptif (pengembangan)

7) Lebih mementingkan proses daripada hasil

8) Adanya "batas" yang ditentukan oleh fokus penelitian

9) Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data 10)Disain bersifat sementara

11) Hasil penelitian dimndingkan dan disepakati bersama.

Berdasarkan karakteristik tersebut, di bawah ini

dikemukakan hal-hal yang

berkaitan dengan pelaksanaan penelitian ini yaitu:

1) metode pengumpulandata

2) sampel atau narasumber

3) langkah-langkahpenelitian

4) prosedur analisis data

5) validasi temuan penelitian

B. METODE PENGUMPULAN DATA

Untuk mendapatkan data yang akurat diperlukan teknik pengumpulan data yang

sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif. Dalam hai ini teknik yang digunakan

untuk mengumpulkan data adalah studi dokumentasi,wawancara dan observasi. Ketiga

teknik ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang saling melengkapi dan menun

jang.

Studi dokumentasi digunakan untuk melacak berbagai hal yang berkaitan dengan

program pengembangan personil dalam upaya meningkatkan kinerja dosen. Misalnya

(23)

55

yang akan dan telah dilakukan baik oleh Universitas Islam Bandung (UNISBA) mau

pun PoliteknikIndustri dan Niaga Bandung (PINB) dalam upayanya melakukan pembi

naan dan pengembangan dosen guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

(dalam hal ini dosen) di perguman tinggi yang dikelolanya, dan data tentang laporan

hasil evaluasi pengembangan dosen yang telah dilakukan.

Menumt Lofland dan Lofland (Moelong, 1990: 112) sumber data utama dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Kata-kata ini dapat temngkap

melalui serangkaian wawancara yang bersifat terbuka hingga wawancara yang lebih

terstmktur. Wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka ditujukan

untuk mendapatkan data atau informasi selengkap mungkin; sedangkan wawancara

terstmktur lebih ditujukan untuk menjaga agar wawancara dapat tetap berlangsung

pada konteks permasalahan penelitian dan untuk meya-kinkan kebenaran data yang

bersifat spesifik.

Wawancara yang dipergunakan dalam penelitian thesis ini adalah wawan-cara

semi terstmktur. Semi terstmktur maksudnya adalah dengan menggunakan panduan

(alat yang bempa pedoman wawancara) supaya wawancara mempunyai arah yang

jelas, tetapi tidak menghendaki jawaban yang ditentukan lebih dahulu, dan subyek

penelitian diberi keleluasaan dan kebebasan dalam memberikan jawaban dengan

kata-katanya sendiri untuk menjelaskan gejala yang terjadi di lapangan, sehingga

pertanyaan dapat berkembang untuk menelusuri data yang ada lang langsung dari

sumber yang memiliki situasi yang alami (natural). Dengan demikian diharapkan dapat

diperoleh deskripsi yang lengkap secara alami (wajar tanpa dimanipulasi) tentang

(24)

56

Islam Bandung (UNISBA) maupun oleh Politeknik Industri dan Niaga Bandung

(PINB),

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mendapatkan data yang cermat,

faktual dan sesuai dengan konteksnya, M.Q. Pattton dalam Nasution (1992:59-60)

menguraikan manfaat pengamatan bagi peneliti adalah;

1) mampu memahami konteks secara holistik

2) memungkinkan peneliti menggunakan metode induktifyang tidak terpengaruh

konsep atau pandangan sebelumnya

3) dapat mengungkapkan hal-hal yang sensitif yang tidak temngkap dalam

wawancara, dan

4) mampu merasakan situasi sosial yang sesungguhnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengamatan, baik langsung ataupun

tidak langsung akan sangat bermanfaat untuk dapat mengungkapkan situasi yang

sebenarnya,

C. SAMPEL PENELITIAN

Sampel yang diambil disesuaikan dengan pemilihan informasi dan keragaman

fenomena yang diteliti. Informasi yang diperoleh adalah dari populasi informan yang

benar-benar menguasai permasalahan yang sedang ditteliti, yaitu subyek yang memiliki

karakteristik yang berkaitan dengan pengembangan dosen baik itu di Universitas Islam

Bandung maupun di Politeknik Industri & Niaga Bandung, Karena itu sampel yang

digunakan adalah sampel purposif yang meruppakan suatu cara pengambilan sampel

berdasarkan karakteristik-karak-teristik tertentu yang dimiliki oleh anggota sampel,

(Ivonna S. Lincoln & E, G. Guba 1985:202). Dengan menggunakan sampling purposif

cara yang dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betuloleh peneliti

(25)

57

Sehubungan dengan metode penelitian ini yang bersifat kualitatif, maka yang

dipentingkan adalah konteksnya dan bukanjumlah anggota sampelnya.

D. TAHAP-TAHAP PENELITIAN

Penelitian ini dibagi atas tiga tahap, yaitu (1) tahap orientasi, (2) tahap eksplorasi,

dan (3) tahap member chek, Penjelasan ketiga tahap ini adalah;

1) Tahap Orientasi

Sebagai tahap awal terlebih dahulu dilakukan prasurvai dan pendekatan kepada

lembaga-lembaga terkait yang menjadi lokasi penelitian, guna memperoleh

gambaran tentang lokasi dan permasalahan, serta untuk mengklasifikasikan fokus

penelitian di luar ide pertama peneliti, Kemudian mengadakan observasi dan

wawancara awal kepada beberapa responden, Isi observasi dan wawan-cara ini

masih bersifat umum dan terbuka, Informasi yang diperoleh tersebut dianalisis untuk

menemukan hal-hal yang bersifat spesifik, penting dan sangat berguna untuk

diteliti lebih lanjut secara mendalam sebagai fokus penelitian yang sesungguhnya.

2)Tahap Eksplorasi

Setelah diperoleh fokus penelitian yang mantap, penelitian dilanjutkan pada tahap

eksplorasi. Pada tahap eksplorasi ini, peneliti mengadakan wawancara yang lebih

teliti dan mendalam (depth interview), Wawancara pada tahap ini lebih terstmktur

serta didasarkan pada hasil wawancara pada tahap orientasi, Observasi yang

lebihmendalam terhadap fokus penelitian juga dilakukan pada tahap eksplorasi ini,

(26)

58

3) Tahap Member Check

Tahap ini dilakukan agar hasil penelitian ini dapat lebih dipercaya. Hasil observasi

dan wawancara yang sejak semula telah dianalisis, dituangkan ke dalam bentuk

laporan dan dikonfirmasikan kepada responden guna dinilai kesesuaiannya dengan

informasi yang diberikan, Setelah itu meminta penjelasan dan informasi bam bila

dipandang perlu untuk melengkapi data yang telah ada.

E. PENGOLAHAN DATA

S. Nasution dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif (1992:126) mengemu

kakan bahwa analisis data kualitatif adalah proses menyusun data

(menggolong-golongkannya dalam tema atau kategori) agar dapat ditafsirkan/ diinterpretasikan),

Pengolahan data ini juga dilakukan berpedoman dengan berpedoman pada Bogdan

&Biklen(1982:27-29) yakni pengolahan data secara kualitatif yaitu;

1) Sumberdata diperoleh secara langsung oleh peneliti

2) Data diharapkan secara deskriptif 3) Penekanan diletakan pada proses 4) Dilakukan lebih bersifat induktif, dan 5) Kebermaknaan sumber data tafsiran peneliti

Dengan demikian dalam proses analisis data diperlukan daya kreatif dari peneliti

untuk mengolah data tersebut sehingga menjadi bermakna. Penafsiran terhadap

keterangan-keterangan yang ada dijadikan hasil penelitian yang kemudian dimjuk

dengan pendapat/acuan lain.

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan mengi

(27)

59

1) Selama data dikumpulkan

a, Membuat catatan lapangan (hasil observasi dan wawancara yang langsung

dicatat ketika proses berlangsung

b, Membuat laporan lapangan berdasarkan catatan lapangan secara lebih rapi dan

lengkap,

c, Membuat rangkuman lapangan baik hasil observasi, wawancara maupun studi

dokumentasi,

d, Mengadakan "Member check" terhadap rangkuman laporan lapangan hasil

observasi dan wawancara dengan subyek penelitian bersangkutan, Serta menga

dakan "audit trail" terhadap rangkuman hasil studi dokumentasi.

e, Mengadakan perbaikan rangkuman laporan lapangan sehingga data yang

dipeproleh sesuai dengan yang dimaksud oleh subyek penelitian dan sesuai

dengan sumber aslinya.

f, Memberi kode pada setiap laporan lapangan yang telah diperbaiki. Pem-berian

kode dapat dilakukan dan direvisi beberapa kali disesuaikan dengan

perkembangan proses dan jenis data yang diperoleh.

g, Memberi komentar secara umum untuk bagian tertentu dari rangkuman laporan

lapangan,

2) Setelah semua data terkumpul

a, Mengadakan reduksi data dengan merangkum laporan lapangan tersebut,

mencatat hal-hal pokok yang relevan dengan fokus penelitian, menyu-sunnya

(28)

60

b. Membuat display data dalam bentuk tabel sehingga hubungan antara data yang

satu dengan yang lainnya menjadi jelas dan tidak terlepas sebagai suatu

kebulatan yang utuh.

c. Mengadakan "Cross site analisys" dengan cara membandingkan dan menga

nalisis data yang satu dengan data yang lain secara lebih mendalam,

d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis tersebut dalam menemukan

kecenderungan umum, maupun kekhususannya untuk dilacak lebih lanjut.

F. RENCANA MENCAPAI TINGKAT KEPERCAYAAN

Tingkat kepercayaan dalam penelitian thesis ini didapat dengan mem-perhatikan

persyaratan sebagai berikut:

1) Kredibilitas, yaitu melakukan observasi dalam waktu yang memadai secara

kronologis, serta mengadakan diskusi dengan teman, member check dan referensi,

2) Transferabilitas, dicapai dengan melakukan deskripsi data yang disusun secara rinci

dari hasil penelitian,

3) Dependabilitas yaitu melakukan audiensi dengan dosen pembimbing berda-sarkan

data mentah hasii analisis dan induksi

G. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan dapat digambarkan dalam

(29)

OBSERVASI

OBSERVASI

1 DATA

Bagan No. 8

Langkah-langkah Penelitian

TAHAP ORIENTASI

DISAIN PENELITIAN

TAHAP EKSPLORASI

WAWANCARA

1

WAWANCARA STUDI DOKUMENTASI

ANALISIS DATA -REDUKSI DATA

-DISPLAY DATA

-VERIFIKASI DATA

TAHAP MEMBER CHECK

+

REVISI

Z3Z

RESPONDEN

KESIMPULAN AKHIR

TEORI

(30)

BABV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Kesimpulan berikut ini didasarkan atas hasil penelitian dan analisisnya, serta kajian

sumber-sumber kepustakaan yang relevan dan temuan penelitian beserta

pembaha-sannya selama penelitian berlangsung. Berikut ini dikemukakan beberapa pokok kesim

pulan;

1. Dasar kebijakan pengembangan dosen secara umum tersurat di dalam Rencana

Induk Pengembangan dari Perguman Tinggi. Dasar kebijakan lain adalah dengan

memperhatikan sumber-sumber daya yang dimiliki oleh lembaga seperti kebutuhan

dosen dan dana yang tersedia.

2. Pengembangan dosen memegang peranan penting dan strategis untuk meningkatkan

kinerja dan kualitas pendidikan tinggi, dan upaya pengembangan dosen tersebut

dalam berbagai bentuk wujudnya baik yang berbentuk formal institusional maupun

yang dilakukan sebagai upaya mandiri individual yang didasarkan pada kesadaran

dan kebutuhan untuk meningkatkan kinerja dalam menjalankan tugas

akademik-nya telah ada dan dilaksanakan.

3. Dalam pelaksanaan pengembangan dosen ditemukan beberapa kecendemngan

menumt karakteristik-karakteristik tertentu Kecendemngan yang dimaksud terlihat

dalam berbagai bentuk maupun wadah pengembangan dosen yaitu; pengiriman

dosen untuk studi lanjut ke pasca sarjana, penataran dan latihan untuk dosen,

seminar-seminar dan diskusi-diskusi ilmiah, bimbingan akademik dosen senior

(31)

109

terhadap dosen yunior, pengembangan dosen yang dilakukan secara mandiri dan

lain sebagainya.

4, Di UNISBA sudah ada usaha dan bentuk program pengembangan dosen, yang

didukung oleh berbagai pihak meskipun belum direncanakan dan dilaksanakan

secara maksimal karena terbentur beberapa kendala. Namun demikian, dengan

keterbukaan dan keinginan untuk mengembangkan diri, maka diusahakan berbagai

cara untuk mengatasinya, sehinggga proggram pengembangan dosen yang direnca

nakan dapat terlaksana dengan baik, Tidak demikian halnya yang terjadi di

Politeknik Industri & Niaga Bandung (PINB), Manajemen Pengembangan personil

untuk Staf Dosen belum disusun dalam suatu bentuk perencanaan yang terprogram

sehingga pengembangan dosen dilaksanakan hanya secara temporal dan apabila

dianggap perlu dan mendesak saja.

5. Faktor Pendukung sehingga beberapa kegiatan pengembangan dosen tetap dapat

terlaksana adalah berkat adanya dukungan dari berbagai pihak yaitu pihak Yayasan,

Lembaga Pimpinan Perguman Tinggi dan kerja sama di antara sesama dosen, Di

Unisba pihak yayasan dan Lembaga Perguman Tinggi mendukung dengan cara

menjadikan pengembangan dosen sebagai suatu kebijaksanaan dalam meningkatkan

mutu Lembaga. Pimpinan Perguran Tinggi mendukung dengan cara memberikan

informasi dan kesempatan serta dorongan moril kepada dosen untuk mengem

bangkan dirinya. Sesama rekan dosen selain mendukung secaramoril, juga bersedia

menggantikan dan mengambil alih tugas-tugas yang ditinggalkan selama dosen

yang bersangkutan mengikuti kegiatan pengembangan dosen, Di PINB, dari pihak

Lembaga dukungan diberikan dengan cara memberikan kelonggaran dalam

(32)

110

tetap hams dilaksanakan. Dukungan dari pimpinan lembaga dalam bentuk duku

ngan moril dan kesempatan yang diberikan untuk mengembangan diri, Sedangkan

dari sesama rekan dosen, dukungan yang diberikan bempa kesediaan dalam

membantu menyelesaikan tugas-tugas dari Lembaga atau mengambil alih tugas

tersebut yang bukan tugas mengajar selama dosen mengikuti program pengemba

ngan dosen.

6. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pengembangan dosen di

lapangan adalah masalah dosen pribadi, dan sulitnya mencari waktu untuk

berkumpul secara lengkap serta terbatasnya dana yang ada. Kendala ini terjadi di

Unisba, sedangkan di PINB lebih banyak lagi kendala yang dihadapi. Di PINB

program pengembangan dosen bukanlah mempakan prioritas utama sehingga

banyak kebijakan yang tidak kondusif untuk para dosen yang ingin studi lanjut.

Kendala lain adalah keterbatasan dana dan masalah pribadi dosen ditambah dengan

kendala yang dikarenakan kurangnya dosen senior yang mau membimbing dosen

yunior dan masa kerja dosen yang relatif muda.

7. Usaha untuk mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan personil dosen di

UNISBA dilakukan dengan cara: pimpinan membicarakan masalah pribadi dosen

secara kekeluargaan dan secara bersama-sama mencari jalan keluar, menciptakan

iklim kerjasama yang baik sehingga tugas belajar tetap dapat dilaksanakan, semen

tara tugas yang ditinggalkan digantikan atau dibantu oleh rekan dosen yang lain.

Agar tersedia cukup waktu untuk berkumpul secara lengkap, maka disusunjadwal

sedemikian mpa sehingga ada waktu tertentu dimana pada waktu itu dapat di

lakukan pembinaan dan pengembangan dosen. Kendala keterbatasan dana diatasi

(33)

I l l

secara bergiliran disesuaikan dengan kesempatan dan sumber dana yang tersedia. Di

PINB kendala mengenai belum adanya prioritas utama untuk program pengem

bangan dosen diatasi dengan cara mengagendakan secara teratur dan berkala

program pengembangan dosen dengan memilih bentuk-bentuk pegembangan yang

dapat diikuti oleh banyak dosen seperti penataran/pelatihan dan seminar atau dis

kusi ilmiah. Kendala dari kurangnya dosen senior dicoba diatasi dengan

menugas-kan dosen yunior untuk menjadi asisten dari dosen-dosen Luar Biasa yang diang

gap sudah senior dan mau melakukan proses pembimbingan. Kendala akibat kebi

jakan yang tidak kondusifsaat ini diatasi dengan memberikan sedikit keringanan

bagi dosen yang sedang mengikuti program pengembangan untuk mengatur

kewajiban hadir di kampus disesuaikan dengan keperluan dosen tersebut.

8. Dalam penelitian ini didapat temuan bahwa dosen yang telah mengikuti program

pengembangan dosen dalam bentuk studi lanjut ke S2 dan S3 menunjukkan

kinerja akademik yang telah memenuhi harapan, demikian juga dengan dosen

yang sudah berstatus senior. Sementara sebagian dari dosen yang masih yunior

terdapat beberapa indikator yang menunjukkan kecendemngan kinerja akademik

yang belum memadai sebagaimana yang diharapkan, Penilaian tersebut didasarkan

pada beberapa kriteria antara lain segi penguasaan materi pengetahuan dari

sejumlah dosen yunior, keterampilan profesional sebagai dosen dan keterampilan

dalam hubungan manusia serta kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah,

(34)

112

B. REKOMENDASI

Rekomendasi berikut mempakan implikasi atas temuan, kecendemngan atau

gejala yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, Pokok-pokok rekomendasi

dapat dikemukakan sebagai berikut.

1, Upaya pengembangan dosen sebagai salah satu fungsi strategi dalam manajemen

personil perguman tinggi yang hubungannya tidak terlepas dari fungsi serta

unsur-unsur lainnya dalam organisasi perguman tinggi, memerlukan penangan yang lebih

efektif agar dapat mencapai tingkat produktivitas individual maupun institusional

perguman tinggi sebagaimana yang diharapkan. Penanganan efektif yang dimak

sudkan antara lain dengan adanya perencanaan secara terpadu dan terintegrasi

secara harmonis antara perencanaan jangka panjang, menengah dan pendek, antara

satu unit dengan unit lainnya, implementasi program secara fleksibel serta evaluasi

program-program pengembangan dosen yang memadaisertafoliow-up-nya,Potensi

dan faktor pendukung serta berbagai kemungkinan yang dapat diupayakan dalam

program pengembangan dosen akan kurang berarti tanpa suatu perencanaan yang

baik,

2, Melihat kecendemngan yang ada berdasar temuan penelitian ini mengimplikasikan

perlunya program pengiriman dosen untukmengikuti studi lanjut ke jenjang S2 dan

S3 dengan mengambil altematif dan prioritas bidang-bidang yang strategis dan

relevan bagi perkembangan dunia ilmu di masa-masa mendatang. Prioritas bagi

dosen yunior untuk mendapat kesempatan lebih besar mempakan salah satu langkah

yang positif bagi pengembangan dosen menuju ke arah peningkatan kualitas dosen

(35)

113

3, Program-program penataran atau latihan yang bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan dosen dalam kondisi tuntutan pembahan yang

begitu dinamis, nampaknya akan tetap diperlukan. Akan tetapi semakin dirasakan

pula perlunya peningkatan efisiensi dan efektivitas program tersebut. Adanya

kenyataan bahwa materi program latihan/penataran belum begitu memenuhi

kebutuhan pelaksanaan fungsi mengisyaratkan keharusan untuk menyeleksi lebih

tajam lagi materi untuk program penataran dan pelatihan yang akan dilaksanakan.

Kriteria-kriteria suatu program latihan yang efektif sebagaimana telah dibahas

dalam penelitian ini kiranya dapat bermanfaat sebagai salah satu sumber acuan dalam

menyusun dan melaksanakan program-program latihan bagi dosen di masa

mendatang. Kriteria yang dimaksud antara lain menyangkut isi program latihan,

metode yang digunakan dalam latihan/penataran sesuai atau tidak dengan materi

maupun peserta-pesertanya, keterampilan dan kemampuan penatar dalam

menyajikan dan melatih/mengajar, pencapaian tujuan-tujuan program penataran

sebagaimana yang diharapkan, relevansi materi maupun kemanfaatannya setelah

peserta kembali bertugas dan aplikasi terhadap pengetahuan dan keterampilan

atau sikap yang diperoleh lewat program tersebut.

4. Memperhatikan kecendemngan pembinaan dosen senior terhadap yunior, kiranya

perlu dikembangkan hubungan fungsional yang bermakna antara senior selaku

pembina dan yunior sebagai yang dibina. Secara konkrit hubungan yang bermakna

yang dimaksudkan ialah perlakuan senior terhadap yunior baik bempa penugasan

atau pemberian kesempatan untuk melakukan kegiatan akademik. Kondisi

hubungan pembina dan yang dibina perlu dikembangkan menjadi suatu kondisi

(36)

114

berperilaku sebagia panutan bagi yang dibina, memandang mereka yang dibina

sebagai individu yang memiliki potensi dan kemungkinan-kemungkinan untuk

berkembang. Di pihak lain dosen yunior yang dalam proses "pematangan" melalui

assistantship menggunakan kesempatan ini sebagai proses belajar yang tidak kecil

artinya. Persepsi sebagian dosen yang sudah diangkat menjadi staf pengajar

perguman tinggi, bahwa mereka sudah cukup mampu dengan pengalaman dan

prestasi yang dicapai pada tingkat SI sehingga agak enggan untuk dibina dan

disebut sebagai asisten mempakan suatu hal yang kelim.

5. Berbagai bentuk pengembangan personil bagi dosen telah dilaksanakan baik itu di

Unisba maupun di PINB sebagaimana telah didiskusikan pada bab-bab terdahulu.

Di Unisba sejumlah dosen dari berbagai jumsan telah menyelesaikan program

pendidikan pasca sarjana dan doktor yang kini telah kembali melaksanakan fungsi

akademiknya di tempat semula. Sementara sebagian lagi sedang mengikuti proses

penyelesaian program S2 dan S3 baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri,

Dalam kondisi yang demikian itu, ditemukan kecendemngan kinerja dosen

sebagaimana yang telah dilaporkan dalam topik hasil penelitian. Implikasi dari

kecendemngan yang didapat dalam penelitian ini maupun penelitian lainnya, ialah

perlunya memperhatikan aspek dan faktor lain dalam upaya pengembangan dosen.

Upaya formal institusional bukanlah segalanya untuk meningkatkan kinerja dosen,

Upaya individual yang didasarkan pada kesadaran, motivasi dan nilai-nilai yang

ada pada diri masing-masing untuk tumbuh, berkembang dan berprestasi mempakan

suatu faktor yang patut diperhatikan. Komitment yang mempakan keterikatan pada

nilai-nilai atas dasar kesadaran, pengertian, keyakinan, kebutuhan atualisasi diri,

(37)

115

tanggung jawab untuk mengerjakannya mempakan variabel yang mempunyai

sumbangan besar bagi pengembangan dosen secara keselumhan. Upaya individual

yang didasarkan pada komitment itulah yang justm berakar kokoh dan tumbuh

sehingga pada akhirnya dapat dicapai kinerja yang diharapkan, Jadi dengan kata

lain upaya pengembangan dan peningkatan kemampuan dosen untuk mencapai

kinerja yang diharapkan hams dikembangkan secara harmonis dalam keterpaduan

antara pengembangan melalui program-program institusional dan individual yang

dibangun dari pribadi-pribadi dosen itu sendiri.

6. Untuk pengembangan dosen di PINB, dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI

No, 30 tahun 1990, pasal 40 mengenai salah satu tugas Senat Universitas, maka

seyogyanya ada Komisi Khusus yang terdiri dari wakil Yayasan, Lembaga Pergu

man Tinggi, dan dosen untuk menangani pengembangan dosen, sehingga pengem

bangan dapat berjalan lebih baik, Adapun tugas utama komisi atau tim ini antara lain:

a) Mengelola dan menyalurkan informasi, baik yang berasaldari pihak Yayasan dan

Lembaga Perguman Tinggi, lembaga yang menyelenggaran program pengemba

ngan dosen, maupun dari dosen yang mengikuti program kegiatan pengemba

ngan tersebut.

b) Mengadakan survei atau penelitian mengenai kebutuhan pengembangan dosen.

Seperti jumlah peserta, bidang ilmu dan kompetensi yang akan dikembangkan,

keadaan dan kemampuan sumber daya dan biaya yang tersedia, dan sebagainya,

c) Menetapkan kebijakan dan strategi dalam menyusun program pengembangan dosen

yang sesuai dengan misi lembaga, kebutuhan jumsan, minat dan bakat dosen serta

(38)

116

d) Memonitor pelaksanaan pengembangan dosen, yang dilakukan melalui program

studi lanjut di dalam dan di luar negeri, maupun program pengembangan lainnya,

e) Mengevaluasi manajemen perencanaan dan pelaksanaan program serta kegiatan

pengembangan dosen selama proses maupun pada akhir suatu program dilaksana

kan. Serta menjadikannya sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam proses

manajemen pelaksanaan dan penyusunan pengembangan selanjutnya,

C. MODEL PENGEMBANGAN DOSEN YANG DIUSULKAN

Model atau benmk pengembangan dosen yang diusulkan untuk dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dalam penyusunan perencanaan pengembangan dosen di masa

mendatang adalah;

1.Unisba

a) Melanjutkan dan memantapkan benmk pengembangan yang telah ada dan sedang

dilakukan selama ini yaitu program studi lanjut, penataran dan latihan, seminar dan

diskusi ilmiah, pembinaan dosen seniorterhadap dosen yunior dan pengembangan

dosen secara mandiri, dengan beberapa penyempumaan dalam teknik operasional

dan pelaksanaannya sehingga diharapkan dapat berjalan dengan lebih baik, terarah,

efektif dan efisien.

b) Dirasa perlu untuk mulai menambah benmk pengembangan dosen bempa pem

binaan kepribadian dan rohani dalam pertemuan-pertemuan berkala, evaluasi proses

pembelajaran, pencangkokan dosen, kegiatan melalui organisasi profesi untuk me

ngembangkan aspek-aspek profesional dan kegiatan penelitian dan pengabdian

pada masyarakat yang bisa bekerjasama dengan misalnya LSM-LSM yang mulai

(39)

117

c) Untuk pendanaan dapat diperoleh dengan upaya menjalin kerjasama dari

lembaga-lembaga dalam masyarakat baik itu di dalam negeri atau di luar negeri.

d) Untuk sumber informasi dapat diperoleh melalui jaringan informasi yang lebih

canggih seperti internet antar perguman tinggi baik yang ada di Indonesia maupun

yang ada di luar negeri untuk mendapatkan informasi yang lebih

akurat^

terbaru mengenai hal-hal yang berhubungan dengan program pengembs

seperti bidang ilmu yang ditawarkan untuk diikuti, program, jenis,

waktu, biaya dan persyaratan untuk mengikutinya.

2. PINB

a) Melanjutkan dan memantapkan bentuk pengembangan yang telah ada dan sedang

dilakukan selama ini yaitu program penataran dan latihan Bahasa Inggris, seminar

pembinaan dosen senior terhadap dosen yunior dan pengembangan dosen secara

mandiri, dengan penyempumaan dalam teknik operasional dan pelaksanaannya

sehingga diharapkan dapat berjalan dengan lebih baik, terarah, efektif dan efisien.

b) Sangat perlu sekali untuk segera membuat skala prioritas pengembangan dosen agar

program pengembangan dapat dilaksanakan dengan lebih teratur dan terjadwal.

c) Perlu untuk membuat beberapa kebijakan yang dapat mendukung teriaksananya

pengembangan dosen dengan lebih terpadu dan terarah yang dapat dituangkan

dalam benmk Surat Keputusan atau peraturan-peratuan Lembaga.

d) Dirasa perlu untuk mulai menambah bentuk pengembangan dosen bempa pem

binaan kepribadian dan rohani dalam pertemuan-pertemuan berkala, evaluasi proses

pembelajaran, pencangkokan dosen, kegiatan melalui organisasi profesi untuk me

(40)

118

pada masyarakat yang bisa bekerjasama dengan misalnya LSM-LSM yang mulai

banyak bermunculan sekarang ini.

e) Untuk pendanaan dapat diperoleh dengan upaya menjalin kerjasama dari

lembaga-lembaga dalam masyarakat baik itu di dalam negeri atau di luar negeri.

f) Unmk sumber informasi dapat diperoleh melalui jaringan informasi yang lebih

canggih seperti internet antar perguman tinggi baik yang ada di Indonesia maupun

yang ada di luar negeri unmk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan

terbam mengenai hal-hal yang berhubungan dengan program pengembangan dosen

seperti bidang ilmu yang ditawarkan unmk diikuti, program, jenis, tujuan, tempat,

(41)

DAFTAR PUSTAKA

A. Sanusi. (1987). Apa Yang Membuat IKIP Kita JKJP. Bandung: IKIP Bandung.

A. Sanusi & Rochman Natawidjaja. (1991) Studi Pengembangan Model Pendi-dikan

Profesional Tenaga Kependidikan. Depdikbud Jakarta.

Allan C. Omstein (1980). Strategi for Effective Teaching. Loyola Universitas of Chicago, Navotas Press Metro Manila.

Anwar, M. Idochi. (1986). Penelitian terhadap Kemampuan Dasar Gum Bidang Studi

Keterampilan Jasa Lulusan Program D-II di SMA Se-Kotamadva Bandung.

Laporan Penelitian IKIP Bandung,

Bishop Leslie J. (1980). Staff Development and Instrukctioal Instruction. Allyn &

Bacon Inc. Boston.

Bogdan, C. Robert & Biklen, SK. (1982). Qualitative Research for Educations an

Introduction Jo. Theory an Method. Boston, Allyn and Bacon Inc.

Bush Robert N. (1971). Curriculum Proof Teachers Who Does What to Whom, in Lois J. Rubin (Ed). Procedures for Change, Allyn and Bacon, Inc. Boston.

Castetter William B. (1981). The Personnel Function in Educational Administra-tion.

Mc-Graw-Hill Book Company NY,

Chandler B. J. Paul Y. Petty. (1955). Personnel Managementin School Adminis-tration.

World Book Company, New York.

Charles E. Johnson et. all. (1974). A Meaning For Competency. Competency Based

Education Center Colledge of Education University of Georgia Athens, Georgia.

Davis, Keith & John W. Newstrom. (1985). Perilaku Dalam Organisasi. terjema-han Agus Dharma, Erlangga Jakarta.

Dessler, Gary. (1993), Manajemen Personalian. Edisi ketiga. Terjemahan Agus Dharma, Erlangga Jakarta.

Flippo, Edwin B. (1990). Manajemen Personalia Ed. 6. Alih Bahasa Moh. Msud.

Erlangga Jakarta.

Fortunato Ray, Geneva Wadell. (1981). Personel Administration m Higher Education. Jossey-Bass Publisher San Fransisco.

(42)

Gaffar, Fakry. (1987) Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodologi, Jakarta PPLPTK

Depdikbud.

Gill Roger .(1995). Productivity Oualitiy Management, Makalah Seminar Sehari dari

Prof. Roger Gill.

H. TB. Hasanuddin. (1998). Manajemen Sumber Daya Penunjang Unmk Me ningkatkan Kinerja Dosen. Disertasi IKIP Bandung tidak diterbitkan.

Hoyle Eric. Jacquette Megarry, Myron Atkin. (1980). World Year Book of Education, Kogan Page. London.

Handoko, T. Hani. (1987). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi

2. BPFE Jogjakarta.

Ingridwati Kurnia. (1992). Pengembangan Profesional Tenaga Pengajar Tetap FKIP Unika Atmajava Jakarta 1988 -1995. Thesis HOP Bandung tidak diterbitkan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1985), Balai Pustaka Jakarta.

Kalumata, Elisa Lexi. (1998). Pengembangan Tenaga Akademik Pada IKIP Manado.

Thesis IKIP Bdg tidak diterbitkan.

Koesnadi Hardjasoemantri. (1986). Peranan Motivasi Individu Dalam Pengembangan

Staf Akademik di Kelembagaan Perguman Tinggi. Universitas Gajah Mada.

Jogjakarta

L.J. Moleong. (1988). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta PPLPTK

Depdikbud.

Mescon H. Michael, dkk, (1981). Management. Harper & Row Publisher New York.

Mitrani Alain. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia Berdasarkan Kompetensi.

Grafiti Jakarta.

Nasution, S. (1987). Metode Research Penelitian Ilmiah. Penerbit Jemars Bandung.

Nawawi, Hadari. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia unmk Bisnis Kompetitif. Gadjah Mada University Press Jogjakarta.

Mc. Corkle O. Chester, Sandra Orr Archibald. (1982). Management and Leadership m Higher Education. Jossey Bassa Publisher. San Fransisco.

Otto & Sunder. (1964). Elementary School Organization and Administration. New

York: Appleton Century-Crofts

Peter Jarvis. (1983). Profesional Educations, Crown Helm, London Canberra.

(43)

Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1990 tentang Perguman Tinggi.

Peratuaran Pemerintah No 38 tahun 1992 tentang Tenaga "Kependidikan dan Penjelasannya".

Peraturan Pemerintah. No. 39 tahun 1992 tentang "Peran Masyarakat Dalam Pen

didikan Nasional dan Penjelasannya".

, (1998). Buku Pedoman Unisba.

, (1990). Rencana Induk Pengembangan PINB.

Rochman Natawidjaja. (1994). Profesionalisasi

Gum.

Makalah pada Seminar

Pendidikan Profesional Tenaga Kependidikan. FPS IKIP Bandung.

Roestiyah NK. (1982). Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Bina Aksara Jakarta.

Schuler, Randall S. (1987). Personnel and Human Resource Management. Third

Edition. West Publishing Company.

Sergiovanny J. Thomas, Robert J. Starrat. (1979). Supervisi on: Human Perspectives. McGraw Hill Book Company New York.

Simamora, Henry. (1995). Manajemen Sumber Dava Manusia. STIE YKPN Jog-jakarta.

Son Haji. (1990)Perguman Tinggi Dalam Pembangunan. Makalah IKIP Malang

Stonner James A. F. (1984). Management. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs. New York USA.

Sudradjat, Adjat. (1997). Upaya Pengembangan Kemampuan Profesional Tenaga Pendidik Pada Lembaga Pendidikan dan Latihan Pegawai Departemen Penerangan Daerah Bandung Thesis IKIP Bandung tidak diterbitkan.

Supandi dan Achmad Sanusi. (1988). Kebijaksanaan dan Keputusan Pendidikan,

Jakarta PPLPTK Depdikbut,

Sutisna Oteng. (1987) Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Unmk Praktek

Profesional. Angkasa Bandung.

UUD. 1945, P4, GBHN TAP MPR (1993). Bahan Penataran P4 Pola 100 jam dan 45

jam bagi Mahasiswa Bam.

Undang-Undang RI. No. II tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:

CV Eko Jaya.

(44)

Usada. (1988). Proses Pengembangan Kemampuan Mengajar dan Meneliti Tenaga Edukatif Universitas Sebelas Maret. Thesis IKIP Bandung, tidak diterbitkan.

Werther, William B. and Keith Davis. (1993). Human Resources And Personnel Management. Fourth Edition. McGraww-Hill International Editions.

Gambar

Tabel no. 4 Grafik Keadaan Dosen PINB TA 1997/1998

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah skripsi yang ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas pendidikan Ekonomi dan Bisnis. © Siti Nurhaliza

Sifat magnet yang dihasilkan pada kegiatan ini adalah magnet ……… hal ini karena paku besar hanya saat dihubungkan dengan arus listrik DC saja memiliki kemampuan magnetik,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur temper terhadap struktur mikro, kekuatan tarik dan ketahanan korosi paduan Fe-2,2Al-0,6C dalam larutan 0,5%

[r]

 jika kamu sakit atau sakit atau dalam perjalanan atau dalam perjalanan atau kembali dari kembali dari tempat buang air tempat buang air *kakus) atau *kakus) atau menyentuh

Istri petani tembakau di Dusun Tattat bekerja untuk membantu pada proses pembibitan tembakau, penanaman tembakau, pemanenan tembakau dan pengolahan tembakau. Porsi

Kemajuan teknologi dewasa ini dan di masa-masa yang akan datang terutama di bidang informasi dan komunikasi telah menyebabkan dunia ini menjadi sempit

Pada kasus seperti kebijakan moneter tidak efektif, sebaliknya kebijakan fiskal akan sangat efektif, karena pergeseran ke kanan atas kurva IS sepanjang kurva LM yang horisontal