PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA GENOTIPE TANAMAN GANDUM
DI DATARAN TINGGI ALAHAN PANJANG KABUPATEN SOLOK
OLEH
WENNI TRIANA 07111010
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR………. i
DAFTAR ISI……… ii
DAFTAR LAMPIRAN……… iii
BAB I. PENDAHULUAN……… 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……… 7
BAB III. BAHAN DAN METODA 3.1 Tempat dan Waktu……… 11
3.2 Bahan dan Alat………. 11
3.3 Rancangan Penelitian……… 11
3.4 Pelaksanaan……… 12
3.5 Panen……… 14
3.6 Variabel Respon……… 14
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……… 15
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……… 25
DAFTAR PUSTAKA……… 26
LAMPIRAN……… 29
Halaman
1. Tinggi tanaman dua genotipe gandum dengan pemberian
beberapa dosis pupuk kandang ayam……….. 15 2. Jumlah anakan produktif dua genotipe gandum dengan
pemberian beberapa dosis pupuk kandang ayam………. 17
3. Bobot kering biji per rumpun dua genotipe tanaman gandum
dengan pemberian beberapa dosis pupuk kandang ayam…… 19
4. Hasil biji per bedengan dua genotipe tanaman gandum dengan
pemberian beberapa dosis pupuk kandang ayam………. 20
5. Bobot 1000 bulir dua genotipe tanaman gandum dengan
pemberian beberapa dosis pupuk kandang ayam………... 22
6. Hasil tanaman per Ha dua genotipe tanaman gandum dengan
pemberian beberapa dosis pupuk kandang ayam……… 23
Halaman
1. Jadwal kegiatan percobaan dari bulan Oktober 2011 sampai
Januari 2012………. 29
2. Denah penempatan plot percobaan menurut faktorial dalam rancangan acak lengkap……….. 30
3. Tata letak tanaman dan sampel dalam satu satuan percobaan……... 31
4. Deskripsi tanaman gandum genotipe IS Jarissa………. 32
5. Deskripsi tanaman gandum genotipe IS 1247………... 33
6. Data analisis tanah………. 34
7. Data analisis pupuk kandang ayam………... 35
8. Analisis sidik ragam ………. 36
9. Perhitungan penggunaan pupuk ……… 38
10. Dokumentasi penelitian ……….. 39
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar penampilan biji tanaman gandum genotipe IS Jarissa ... 24
PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA GENOTIPE TANAMAN GANDUM
(
Triticum aestivum
L.) DI DATARAN TINGGI ALAHAN PANJANG
KABUPATEN SOLOK
ABSTRAK
Penelitian tentang pengaruh dosis pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan hasil dua genotipe tanaman gandum (Triticum aestivum L.) di dataran tinggi Alahan Panjang telah dilaksanakan di Nagari Lembang, Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan Januari 2012. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendapatkan interaksi yang terbaik antara pupuk kandang ayam dengan genotipe gandum, (2) mendapatkan dosis pupuk kandang ayam yang terbaik, dan (3) mendapatkan genotipe gandum yang terbaik untuk dikembangkan di wilayah tersebut.
Rancangan yang digunakan adalah Faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama adalah genotipe gandum dengan dua genotipe yaitu Jarissa dan IS 1247. Faktor kedua adalah dosis pupuk kandang ayam dengan tiga taraf yaitu 0 ton/ha, 10 ton/ha, dan 20 ton/ha. Data yang didapat dianalisis dengan uji F dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, bobot kering biji per rumpun, hasil biji perbedengan, bobot 1000 bulir, dan hasil per hektar.
Hasil penelitian menunjukan tidak adanya interaksi antara dua genotipe gandum dengan berbagai dosis pupuk kandang ayam pada semua variabel pengamatan. Pemberian dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha memberikan hasil yang tinggi pada variabel pengamatan bobot kering biji per rumpun, yaitu 93,68 g. Dilihat dari segi lokasinya daerah Alahan Panjang lebih sesuai ditanami gandum genotipe IS Jarissa karena lebih menguntungkan dan mampu menghasilkan biji yang lebih tinggi, yaitu rata-rata biji perbedengan 37,80 Kg/bedengan dan hasil biji per hektar 4,33 Ton/hektar.
I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Gandum (Triticum aestivum L.) berasal dari daerah subtropik dan salah satu serealia dari famili
Gramineae (Poaceae). Komoditas ini merupakan bahan makanan penting di dunia sebagai sumber
kalori dan protein. Gandum merupakan bahan baku tepung terigu yang banyak digunakan untuk
pembuatan berbagai produk makanan seperti roti, mie, kue biskuit, dan makanan ringan lainnya
(Wiyono, 1980). Gluten pada tepung terigu tidak dimiliki oleh tepung lainnya, sehingga menjadi
keunggulan pada tepung gandum. Kebutuhan tepung terigu di Indonesia meningkat setiap tahun sejalan
dengan perkembangan ekonomi dan jumlah penduduk (Azwar, Danakusuma, Darajat, 1989).
Gandum (Triticum aestivum L.) merupakan salah satu komoditi pangan alternatif,
dalam rangka mendukung ketahanan pangan serta diversifikasi pangan. Untuk saat ini,
diversifikasi pangan yang paling berhasil adalah tepung terigu karena penggunaannya cukup
luas dengan berbagai kemasan, siap saji dan praktis. Seiring dengan hal tersebut, kebutuhan
akan tepung terigu hingga kini menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Tanaman gandum dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada beberapa lahan
pertanian di Indonesia, khususnya pada daerah dataran tinggi yang bersuhu 20-210C
(DEPTAN, 1978). Namun demikian, penelitian dan pengembangan budidaya gandum di
Indonesia masih sangat terbatas. Gandum bukan merupakan tanaman asli Indonesia, tetapi
berasal dari Slovakia maka keragaman genetik tanaman yang tersedia masih sangat terbatas.
Varietas gandum yang ada di Indonesia berasal dari introduksi atau di datangkan dari negara
lain. Biasanya setelah melalui tahapan pengujian daya adaptasi pada beberapa agroekosistem
yang cocok dan daya hasil di beberapa lokasi percobaan, kemudian varietas introduksi dilepas
menjadi varietas gandum baru nasional.
Dari hasil uji coba dan uji adaptif (penyesuaian), ternyata gandum sesuai untuk ditanam
di Indonesia pada ketinggian minimal 800 m dengan suhu berkisar 22 - 24° Celcius dengan
keasaman tanah yang netral pH 6,5-7,1. Semua jenis lahan bisa digunakan kecuali tanah yang
tergenang air. Di Indonesia gandum cocok dibudidayakan di dataran tinggi beriklim kering
(DEPTAN, 1978).
Konsumsi gandum pada tahun pemasaran 2010/2011 Indonesia diperkirakan
meningkat menjadi 5,8 juta ton, dimana sebelumnya pada tahun pemasaran 2009/2010 sebesar
ketergantungan terhadap biji gandum, dan menguras devisa negara yang cukup besar
(DEPTAN 1978).
Menurut USDA (2011), dalam tahun pemasaran 2010/2011 tingkat konsumsi tepung
terigu Indonesia per kapita adalah 18 kg. Harga mie instan saat ini lebih murah dari pada beras
dan banyak konsumen yang berpenghasilan rendah menggunakan mie instan sebagai pengganti
sarapan dan makan malam. Akibatnya, industri mie merupakan sektor yang paling cepat
berkembang dan merupakan 60 persen dari konsumsi tepung terigu secara keseluruhan di
Indonesia. Industri toko roti sebagai pangsa konsumsi menggunakan 20 persen, sedangkan
rumah tangga dan sektor komersial biskuit mengambil masing-masing sebesar 10 persen saham
konsumsi.
Salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan akan impor tanaman gandum dan
tepung terigu tersebut bisa terwujud melalui budidaya tanaman gandum di Indonesia. Seiring
dengan penggunaan lahan yang makin intensif, maka bahan organik yang ada di dalam tanah
ikut berkurang. Menurunnya kandungan bahan organik tanah merupakan salah satu kerusakan
tanah yang sering terjadi. Tanah-tanah yang sudah mengalami kerusakan akan sulit mendukung
pertumbuhan tanaman. Sifat-sifat tanah yang sudah rusak memerlukan perbaikan agar tanaman
dapat tumbuh dan berproduksi dengan optimal.
Perbaikan kualitas tanah dapat dilakukan dengan cara penambahan bahan organik ke
dalam tanah. Pupuk kandang merupakan pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak, baik
ayam, sapi, kerbau maupun kambing yang dapat digunakan untuk menambah hara,
memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah.
Kotoran ayam baik untuk pemupukan, karena mengandung banyak zat-zat makanan
tumbuh-tumbuhan, ini disebabkan oleh susunan makanan yang banyak mengandung protein.
Kotoran ayam mengandung Nitrogen tiga kali lebih banyak dari pupuk organik lainnya dan di
dalam tanah lebih cepat bereaksi karena termasuk pupuk panas (Hardjowigeno, 1987).
Menurut Widowati et al. (2004), beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk kandang
ayam selalu memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi
karena pupuk kandang ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara
yang cukup pula dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pupuk kandang lainnya.
1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilihat respon pertumbuhan tanaman gandum apabila
di tanam di daerah Indonesia yang mempunyai iklim yang sesuai dengan pertumbuhan
peluang untuk pengembangan tanaman gandum yang membutuhkan daerah di dataran tinggi
yang berikllim kering.
Kotoran ayam baik untuk pemupukan, karena mengandung banyak zat-zat makanan
tumbuh-tumbuhan, ini disebabkan oleh susunan makanan yang banyak mengandung protein.
Kotoran ayam mengandung Nitrogen tiga kali lebih banyak dari pupuk organik lainnya dan di
dalam tanah lebih cepat bereaksi karena termasuk pupuk panas (Hardjowigeno, 1987).
Penambahan bahan organik sebagai teknologi produksi pada tanaman tidak hanya untuk
meningkatkan hasil tanaman, tetapi juga memperbaiki kesuburan tanah serta mengarahkan
pada sistim pertanian berkelanjutan yang dapat menjamin kelestarian usaha tani.
Masalah yang telah diidentifikasi di atas, dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pertumbuhan dan hasil tanaman gandum pada masing-masing genotipe
dengan pemberian pupuk kandang ayam berbagai dosis.
2. Gandum dengan genotipe manakah yang mempunyai pertumbuhan dan hasil yang
terbaik.
3. Dosis pupuk kandang ayam berapakah yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman gandum.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh pemberian pupuk kandang
ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman gandum.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mendapatkan interaksi yang terbaik antara pupuk kandang ayam dangenotipe gandum.
2. Mendapatkan dosis pupuk kandang ayam yang terbaik untuk tanaman gandum.
3. Mendapatkan genotipe gandum yang terbaik untuk dikembangkan di wilayah tersebut.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pada
eksploirasi fisiologi mengenai variasi peranan nilai dan hasil tanaman gandum berbeda
genotipe pada lingkungan tanah yang diberi pupuk kandang ayam, melalui variabel-variabel
yang menggambarkan interaksi antara genotipe gandum dengan pemberian pengaruh pupuk
kandang ayam. Berdasarkan hal itu dapat disusun alat teknologi pengembangan tanaman
gandum di Sumatera Barat.
1.5.1. Kerangka pemikiran
Salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan akan impor tanaman gandum dan
tepung terigu tersebut bisa terwujud melalui budidaya tanaman gandum di Indonesia. Di
samping itu periode penanaman gandum di Indonesia lebih singkat (3-4 bulan) dibandingkan
di daerah subtropis (6 bulan dan hanya sekali setahun), sehingga pengusahaan tanaman
gandum di Indonesia dapat dilakukan lebih dari sekali satu tahun jika kondisi lingkungan
khususnya hujan memungkinkan (Hariadi, 2002). Faktor lain yang mempengaruhi
keberhasilan dan produksi tanaman gandum adalah pemupukan. Pertumbuhan vegetatif
tanaman dan produksi hasil suatu tanaman tergantung pada interaksi antara tanaman dan
keadaan lingkungan dimana tanaman itu tumbuh. Keadaan lingkungan dapat dibagi menjadi
beberapa faktor yaitu: iklim, tanah, dan organisme lainnya.
Salah satu usaha untuk mengatur lingkungan ini adalah dengan pemupukan,
diantaranya pupuk kandang sebagai pupuk organik. Pupuk kandang mempunyai beberapa sifat
yang lebih baik dibandingkan dengan pupuk alami lainnya maupun pupuk buatan, yaitu sebagai
hara makro dan mikro, dapat meningkatkan daya menahan air serta banyak mengandung
mikroorganisme (Rinsema, 1986).
Pupuk kotoran ayam merupakan salah satu bentuk bahan organik yang dapat digunakan
untuk memperbaiki kualitas tanah, antara lain sifat fisika tanah, kimia dan biologinya
(Hardjowigeno, 2003). Pupuk ini disamping mengandung unsur hara makro seperti N, P, K,
Ca, dan Mg juga mengandung unsur mikro seperti Cu dan sejumlah kecil Mn, Co, dan B yang
sangat penting untuk pertumbuhan tanaman (Sarief,1986). Pupuk kotoran ayam mengandung
Nitrogen tiga kali lebih besar dari pupuk kandang lainnya.
Kandungan bahan organik tanah telah terbukti berperan sebagai kunci utama dalam
mengendalikan kualitas tanah baik secara fisik, kimia maupun biologi. Bahan organik mampu
memperbaiki sifat fisik tanah seperti menurunkan berat volume tanah, meningkatkan
permeabilitas, menggemburkan tanah, memperbaiki aerasi tanah, meningkatkan stabilitas
agregat, meningkatkan kemampuan tanah memegang air, menjaga kelembaban dan suhu tanah,
mengurangi energi kinetik langsung air hujan, mengurangi aliran permukaan dan erosi tanah
(Puget et al., 1995).
Bahan organik mampu memperbaiki sifat kimia tanah seperti menurunkan pH tanah,
dapat mengikat logam beracun dengan membentuk kelat komplek, meningkatkan kapasitas
pertukaran kation dan sebagai sumber hara bagi tanaman (Stevenson, 1994). Dari sifat biologi
benang hifa terutama dari jamur mycorrhiza dan hasil eskresi tumbuhan dan hewan lainnya
(Addiscott, 2000).
1.5.2. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut :
1. Pertumbuhan dan daya hasil genotipe tanaman gandum sebagai respon terhadap
pemberian pupuk kandang ayam berbeda dosis, dan perbedaan itu bergantung pada
dosis pupuk kandang ayam.
2. Hasil genotipe tanaman gandum tertentu pada tanah dengan pemberian pupuk kandang