• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Distinctive Capability dan Implikasinya pada Keunggulan Bersaing UMKM Kota Bandung Sebagai Industri Kreatif (Survei Pada Empat Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Distinctive Capability dan Implikasinya pada Keunggulan Bersaing UMKM Kota Bandung Sebagai Industri Kreatif (Survei Pada Empat Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung)."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

i

DAFTAR ISI

ABSTRACT……….. i

ABSTRAK………. ii

KATA PENGANTAR……….. iii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iv

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR……… xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ……… 1

1.2 Identifikasi Masalah ………. 11

1.3 Rumusan Masalah ……… 12

1.4 Tujuan Penelitian……….. 12

1.5 Kegunaan Penelitian ……… 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka………... 15

2.1.1 Konsep Strategi Pemasaran Berorientasi Pasar………… 15

2.1.2 Konsep Distinctive Capability……… 24

2.1.3 Konsep Keunggulan Bersaing………... 28

2.2 Kerangka Pemikiran……….. 40

2.3 Hipotesis………. 49

BAB III SUBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian………..………. 52

3.2 Metode Penelitian……….. 53

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan……… 53

3.2.2 Operasionalisasi Variabel……….. 54

3.2.3 Jenis dan Sumber Data………... 65

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel…..…... 66

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data………. 71

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas………...…….. 74

3.2.7 Hasil Pengujian Analisis Data…………..……….. 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian……….. 96

(2)

ii

4.1.2 Karakteristik UMKM Dilihat Berdasarkan Demografi, dan Pengalaman Responden Pada Empat Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung……… 103 4.1.2.1 Karakteristik Responden Dilihat dari Gender

Pemilik dan Usia Pemilik UMKM Kota Bandung Berdasarkan Kelompok Sentra……… 103 4.1.2.2 Karakteristik UMKM Unggulan Kota Bandung

Dilihat dari Tahun Berdiri Perusahaan dan Jenis Mesin/Alat Usaha Berdasarkan Kelompok Sentra……….. 106 4.1.2.3 Karakteristik UMKM Unggulan Kota Bandung

Dilihat dari Gender Pemilik dan Usia Pemilik Berdasarkan Kelompok Sentra……… 108 4.1.2.4 Karakteristik UMKM Unggulan Kota Bandung

Dilihat dari Pendidikan Pemilik dan Pendidikan Pegawai Berdasarkan Kelompok Sentra……… 110 4.1.2.5 Karakteristik UMKM Unggulan Kota Bandung

Dilihat dari Modal Awal dan Pendapatan Bersih Berdasarkan Kelompok Sentra………... 112 4.1.2.6 Karakteristik UMKM Unggulan Kota Bandung

Dilihat dari Jumlah Karyawan dan Kegiatan Inti Perusahaan Berdasarkan Kelompok Sentra…… 114 4.1.2.7 Karakteristik UMKM Unggulan Kota Bandung

Dilihat Berdasarkan Kelompok Sentra dan tujuan Pemasaran……… 116 4.1.2.8 Karakteristik UMKM Unggulan Kota Bandung

Dilihat dari Jumlah Outlet dan Konsumen Tujuan Pemasaran Berdasarkan Kelompok Sentra……….. 118 4.1.2.9 Karakteristik UMKM Unggulan Kota Bandung

Dilihat dari Fokus Strategi yang dipakai Berdasarkan Kelompok Sentra……… 119 4.1.3 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung

terhadap Orientasi Pasar……… 122 4.1.3.1 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota

Bandung terhadap Fokus Pada Konsumen……. 122 4.1.3.2 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota

Bandung terhadap Competitive Intelegent……. 125 4.1.3.3 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota

Bandung terhadap Keterhubungan Antar Fungsi……….. 129 4.1.3.4 Rekapitulasi Tanggapan Sentra UMKM

(3)

iii

Pasar………. 4.1.4 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung

terhadap Distinctive Capability ………. 137 4.1.4.1 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota

Bandung terhadap Produksi……… 137 4.1.4.2 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota

Bandung terhadap Pemasaran……….. 140 4.1.4.3 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota

Bandung terhadap Keuangan ………. 143 4.1.4.4 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota

Bandung terhadap Sumber Daya Manusia……. 146 4.1.4.5 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota

Bandung terhadap Riset dan Pengembangan….. 149 4.1.4.6 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota

Bandung terhadap Distinctive capability……….. 152 4.1.4.7 Rekapitulasi Tanggapan Sentra UMKM

Unggulan Kota Bandung terhadap Distinctive

Capability………... 154

4.1.5 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Keunggulan Bersaing……….. 159 4.1.5.1 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota

Bandung terhadap Keunggulan Posisi…………. 160 4.1.5.2 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota

Bandung terhadap Keterhubungan Aktifitas…... 163 4.1.5.3 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota

Bandung terhadap Kekuatan Persaingan dan Lingkungan Mikro………... 166 4.1.5.4 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota

Bandung terhadap Critical Industry Value Drivers……….. 169 4.1.5.5 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota

Bandung terhadap Kemampuan Sumber Daya 172 4.1.5.6 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota

Bandung terhadap Perubahan dan Kesinambungan……… 175 4.1.5.7 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota

Bandung terhadap Biaya dalam Setiap Aktifitas UMKM Badung………... 178 4.1.5.8 Rekapitulasi Tanggapan Sentra UMKM

(4)

iv

4.2.2 Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Keunggulan Bersaing 188 4.2.3 Pengaruh Distinctive Capability Terhadap Keunggulan

Bersaing……….. 191

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……… 194 5.2 Saran……….. 198

(5)

v

DAFTAR TABEL

1.1 The Global Competitiveness Index……….. 2

1.2 Kondisi Industri Dan Perdagangan Kota Bandung………. 4

1.3 Komoditi Ekspor Kota Bandung Per Wilayah Pasar……….. 5

1.4 Banyaknya Usaha Mikro Dan Kecil Menurut Kategori Jasa dan Jenis Kesulitan Yang Dialami……….. 7

2.1 Definisi Orientasi Pasar………... 18

2.2 Sumber Kompetensi Pada Berbagai Tahap Evolusi Industry………. 27

2.3 Definisi Keunggulan Bersaing……… 29

2.4 Studi Perihal Orientasi Pasar, Distinctive Capability dan Keunggulan Bersaing……… 37

3.1 Operasionalisasi Variabel... 54

3.2 Jenis dan Sumber Data……… 65

3.3 Jumlah Populasi Empat Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung…………. 67

3.4 Penyebaran Proposi Sampel……… 70

3.5 Kriteria Pemberian Skor Angket………. 73

3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Tujuan Penelitian……… 73

3.7 Koefisien Kolerasi………... 76

3.8 Hasil Pengujian Realibilitas Instrumen………... 83

3.9 Kriteria Goodness of Fit……….... 85

3.10 Kriteria Goodness of Fit……….... 87

3.11 Pengujian Model Penelitian.……….... 87

3.12 Bobot Regresi Pada Faktor……..……….... 91

3.13 Evaluasi Bobot Regresi Uji Kausalitas……… 91

3.14 Efek Langsung, Efek Tidak Langsung, dan Efek Total (Standardize)……… 93

3.15 Koefisien Diterminasi…..……….……….... 94

3.16 Kesimpulan dari Hasil Analisis Data Atas dasar Regresi Weight………….... 95

4.1 Karakteristik UMKM Unggulan Kota Bandung Dilihat dari Jenis Kepemilikan dan Jenis Badan Usaha Berdasarkan Kelompok Sentra……… 104

4.2 Karakteristik UMKM Unggulan Kota Bandung Dilihat dari Tahun Berdiri Perusahaan dan Jenis Mesin/Alat Usaha Berdasarkan Kelompok Sentra….. 106

4.3 Karakteristik UMKM Unggulan Kota Bandung Dilihat dari Gender Pemilik dan Usia Pemilik Berdasarkan Kelompok Sentra………... 108

(6)

vi

dan Pendapatan Bersih Berdasarkan Kelompok Sentra………. 4.6 Karakteristik UMKM Unggulan Kota Bandung Dilihat dari Jumlah

Karyawan dan Kegiatan Inti Perusahaan Berdasarkan Kelompok Sentra….. 114 4.7 Karakteristik UMKM Unggulan Kota Bandung Dilihat Berdasarkan

Kelompok Sentra dan Daerah Tujuan Pemasaran ……….. 116 4.8 Karakteristik UMKM Unggulan Kota Bandung Dilihat dari Jumlah Outlet

dan Konsumen Tujuan Pemasaran Berdasarkan Kelompok Sentra………… 118 4.9 Karakteristik UMKM Unggulan Kota Bandung Dilihat dari Fokus Strategi

yang dipakai Berdasarkan Kelompok Sentra……….. 120 4.10 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Fokus Pada

Konsumen……… 122

4.11 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Competitive

Intelegent………... 126

4.12 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Keterhubungan Antar Fungsi……….. 129 4.13 Rekapitulasi Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap

Orientasi Pasar………. 133 4.14 Rekapitulasi Skor Rata-Rata Kinerja Orientasi Pasar Berdasarkan Kelompok

Sentra ………. 134

4.15 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Produksi ….. 138 4.16 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Pemasaran… 139 4.17 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Keuangan…. 141 4.18 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Sumber daya

Manusia………. 146 4.19 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Riset dan

Pengembangan ……… 149 4.20 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Distinctive

capability……… 152

4.21 Rekapitulasi Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap

Distinctive Capability……….. 155

4.22 Rekapitulasi Skor Rata-Rata Kinerja Distinctive Capability……….. 156 4.23 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Keunggulan

Posisi ……… 160 4.24 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap

Keterhubungan Aktifitas ……….. 163 4.25 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Kekuatan

(7)

vii

4.26 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Critical

Industry Value Drivers……… 169

4.27 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Kemampuan Sumber Daya……… 172 4.28 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Perubahan

dan Kesinambungan ……… 175 4.29 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Biaya dalam

Setiap Aktifitas………..…….. 178 4.30 Rekapitulasi Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap

Keunggulan Bersaing ……….……. 181 4.31 Rekapitulasi Skor Rata-Rata Kinerja Keunggulan Bersaing Berdasarkan

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

1.1 UMKM yang Menjalin Kemitraan Menurut Jenis Kemitraan……….. 5

1.2 UMK yang Tidak Ada Rencana Mengembangkan Usaha Menurut Alasan Utama………... 6

1.3 UMK yang Mengalami Kesulitan Menurut Kesulitan Utama……….. 7

2.1 Dimention Market Orientation... 20

2.2 Agregasi Kategoris Orientasi Pasar……….. 22

2.3 Five Business –Level Strategy………... 31

2.4 The seven C’s for Analyzyng The Sources of Firm’s Profits and Competitive Adantage………. 34

2.5 Kerangka pemikiran pengaruh orientasi pasar terhadap distinctive capability dan implikasinya terhadap keunggulan bersaing………. 48

2.6 Paradigma pengaruh orientasi pasar terhadap distinctive capability dan implikasinya terhadap keunggulan bersaing………. 49

2.7 Model Penelitian………... 50

3.1 Struktur Model Penelitian………. 88

3.2 Model Struktural Estimasi Persamaan Struktural Orientasi Pasar Pengaruhnya Terhadap Distinctive Capability Serta Dampaknya Pada Keunggulan Bersaing UMKM Kota Bandung………. 90

3.3 Model Struktural Estimasi Persamaan Struktural Orientasi Pasar Pengaruhnya Terhadap Distinctive Capability Serta Dampaknya Pada Keunggulan Bersaing UMKM Kota Bandung (Standardize)……… 90

4.1 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Fokus Pada Konsumen………. 124

4.2 Skor Rata-Rata Kinerja Fokus Pada Konsumen……….. 124

4.3 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Competitive Intelegent………. 127

4.4 Skor Rata-Rata Kinerja Competitive Intelegent………. 128

4.5 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Keterhubungan Antar Fungsi……… 131

4.6 Skor Rata-Rata Kinerja Keterhubungan Antar Fungsi……….... 131

4.7 Rekapitulasi Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Orientasi Pada Konsumen……… 133

(9)

ix

4.9 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Produksi 138

4.10 Skor Rata-Rata Kinerja Produksi……… 139

4.11 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Pemasaran 141 4.12 Skor Rata-Rata Kinerja Pemasaran……….. 142

4.13 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Keuangan 144 4.14 Skor Rata-Rata Kinerja Keuangan……… 145

4.15 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Sumber Daya Manusia………... 147

4.16 Skor Rata-Rata Kinerja Sumber Daya Manusia………... 148

4.17 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Riset dan Pengembangan………. 150

4.18 Skor Rata-Rata Kinerja Riset dan Pengembangan Skor Rata-Rata Kinerja Riset dan Pengembangan………. 151

4.19 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Distinctive capability……… 153

4.20 Rekapitulasi Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Distinctive Capability……… 155

4.21 Rekapitulsi Skor Rata-Rata Kinerja Distinctive Capability………. 158

4.22 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung ……….. 161

4.23 Skor Rata-Rata Kinerja Keunggulan Posisi……….. 162

4.24 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Keterhubungan Aktifitas………... 164

4.25 Skor Rata-Rata Kinerja Keterhubungan Aktifitas……… 165

4.26 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Kekuatan Persaingan dan Lingkungan Mikro………... 167

4.27 Skor rata-rata kinerja kekuatan persaingan dan lingkungan mikro………... 168

4.28 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Critical Industry Value Drivers ………. 170

4.29 skor rata-rata kinerja Critical Industry Value Drivers……….. 171

4.30 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Kemampuan Sumber Daya……….. 173

4.32 Skor Rata-Rata Kinerja Kemampuan Sumber Daya………. 174

4.33 Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap Perubahan dan Kesinambungan……….. 176

4.34 skor rata-rata kinerja Perubahan dan Kesinambungan……….. 177

(10)

x

4.36 Skor rata-rata kinerja biaya dalam setiap aktifitas……… 180 4.37 Rekapitulasi Tanggapan Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung terhadap

Keunggulan Bersaing………. 182 4.38 Rekapitulasi Skor rata-rata Keunggulan Bersaing Berdasarkan Kelompok

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Abad 21 yang ditandai dengan globalisasi ekonomi, merupakan suatu proses

kegiatan ekonomi dan perdagangan, negara-negara di seluruh dunia menjadi satu

kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa adanya rintangan batas terotorial

negara. Sejak tahun 2003, Indonesia telah memasuki era perdagangan bebas di Kawasan

Asia Tenggara AFTA (Agreement of Free Trade Area), pada tahun 2010 untuk negara

industri dan tahun 2020 untuk negara berkembang dalam era perdagangan bebas di

Kawasan Asia Pasifik APEC (Asia Pasific Economy Community). Berdasarkan era

perdagangan bebas tersebut, menciptakan posisi daya saing suatu negara menjadi sangat

penting artinya.

Keunggulan bersaing merupakan isu strategis dalam pembangunan industri

secara nasional. Perubahan lingkungan menuntut daya saing tinggi bagi industri-industri

agar mampu bertahan. Dengan perkataan lain, peningkatan daya saing merupakan syarat

keharusan agar indutri mampu bersaing pada pasar khususnya pasar global. Indonesia

harus berupaya sangat keras melakukan peningkatan daya saing yang dapat mendukung

pengembangan industri agar tidak semakin tertinggal dengan negara lain.

Competitive advantage merupakan suatu keharusan agar perusahaan dapat

(12)

2

keterpurukan, seperti yang ditunjukkan oleh laporan World Economic Forum (WEF),

suatu badan independent yang berkedudukan di Jenewa, menunjukkan tingkat daya

saing Indonesia pada Growth Competitiveness Index GCI tahun 2008-2009 berada pada

posisi 55 dari 134 negara dan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu pada

2007-2008 berada di posisi 54.

Tabel 1.1

The Global Competitiveness Index

Negara Ranking

2007-2008 2008-2009 2009-2010

Singapura 7 5 3

Malaysia 21 21 24

Brunai Darussalam - 39 32

Thailand 28 34 36

Indonesia 54 55 54

Vietnam 68 70 75

Philipina 71 71 87

Sumber: World Economic Forum – The Global Competitiveness Report 2008-2009, 2009-2010

Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa posisi Indonesia dalam daya saing

global dinilai masih rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Hal ini

mengindikasikan bahwa keunggulan bersaing industri dan sektor lainnya dinilai belum

optimum, sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia yang begitu melimpah

belum teroptimalkan dengan baik.

Di banyak negara, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang

berkembang tumbuh kesadaran betapa pentingnya peranan UMKM terutama dalam hal

kemampuannya menyerap tenaga kerja. Dengan sifat bisnisnya yang fleksibel, UMKM

(13)

3

diawal masa krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997. Usaha berskala

kecil yang tergolong UMKM relatif sangat mudah melakukan penyesuaian terhadap

perubahan lingkungan. Di Indonesia dengan jumlah UMKM mencapai 42 juta lebih unit

yang tersebar di berbagai setor di wilayah Indonesia, merupakan sektor dimana lebih

dari 99 persen angkatan kerja tergantung UMKM.

Kota Bandung merupakan kota yang dihuni oleh usaha kecil dan menengah yang

cukup besar, berdasarkan data dinas KUMKM dan Perindag 2008 setiap tahunnya

jumlah unit usaha UMKM Kota Bandung terus meningkat, hal tersebut juga berdampak

pada penyerapan tenaga kerja yang besar. Pada tahun 2005 UMKM yang tercatat

sejumlah 2.625 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja 10.932 pekerja, meningkat pada

tahun 2006 yaitu terdapat 6.512 unit usaha UMKM dengan jumlah tenaga kerja sebesar

21.928 pekerja, pada tahun 2007 mengalami peningkatan yaitu sebanyak 5.312 unit

usaha yang mempekerjakan 60.242 pekerja. Jumlah yang signifikan dalam penyerapan

tenaga kerja dibandingkan usaha besar yaitu secara berturut-turut; tahun 2005 terdapat

352 unit usaha dengan pekerja sebanyak 3503, tahun 2006 terdapat 432 unit usaha

dengan pekerja sebanyak 11928, dan tahun 2007 terdapat 521 unit usaha dengan

mempekerjakan 2451 pekerja. Berikut data data selengkapnya mengenai kondisi

(14)

4

Tabel 1.2

Kondisi Industri Dan Perdagangan Kota Bandung

No SEKTOR/ KEGIATAN

2005 2006 2007

UU TK INV (Rp) UU TK (Rp) INV UU TK (Rp) INV

1 Perdagangan

Perusahaan Kecil 2,102 6,946 343,427,792,583 3,656 10,213 516,489,856,476 4,157 8,314 1,039,250,123

Perusahaan Menengah 463 662 84,623,000,000 1,164 4,326 400,989,549,078 721 3,116 216,300,000

Perusahaan Besar 76 327 343,163,171,604 348 4,326 400,989,549,078 426 2,163 303,563,000

Jumlah 2,641 7,935 871,213,964,187 5,168 18,865 1,318,468,954,632 5,304 13,593 1,559,113,123

2 Perdagangan

Perusahaan Kecil 30 2,242 72,666,882,000 1,588 2,675 235,609,189 2,880 48,246 263,990,568

Perusahaan Menengah 30 1,082 22,495,068,000 104 4,714 83,735,268 146 5,660 106,463,267

Perusahaan Besar 276 3,176 40,861,696,000 84 7,602 567,821,273 95 2,880 615,949,973

Jumlah 336 6,500 136,023,646,000 1,776 14,991 887,165,730 3,121 62,404 986,403,809

3 IKDK Non Formal

a. Industri Non Formal 8,664 34,656 18,064,440,000 8,835 35,342 18,412,880,000 9,006 36,028 19,162,880,000

b.Perdagangan Non Formal 19,655 39,310 98,275,000,000 19,797 39,996 99,775,000,000 21,776 40,682 101,275,000,000

Jumlah 28,319 73,966 116,339,440,000 28,632 5,338 118,187,880,000 30,782 76,710 120,437,880,000

Jumlah Total 31,296 88,401 1,123,577,050,187 35,576 109,194 1,437,544,000,362 39,207 152,707 122,983,396,932

Ket:

UU = unit usaha TK = tenaga kerja INV = investasi

Sumber: KPJM Dinas KUMKM dan Perindag IEN 2008

Dari berbagai kelebihan UMKM sebagai pelaku usaha, keberadaan UMKM

dipandang berperan penting dalam struktur ekonomi suatu negara/suatu wilayah. Oleh

sebab itu upaya penumbuhan UMKM termasuk mengembangkan daya saingnya dalam

menghadapi phenomena globalisasi menjadi salah satu prioritas dari banyak negara.

Pengakuan tentang pentingnya keberadaan UMKM terlihat dengan jelas dalam forum

The APEC SME Summit 2009 yaitu “Potensi bisnis UMKM di kawasan Asia Pasifik

bisa bertambah 1 triliun dollar AS jika semua pemimpin 21 anggota APEC memberikan

iklim usaha yang mendukung kepada pelaku bisnis ini. UMKM juga mempekerjakan

sekitar 60 persen angkatan kerja di Asia Pasifik. Hanya 10 persen dari jumlah

perusahaan di Asia Pasifik yang merupakan pelaku usaha besar, sisanya adalah

(15)

5

persoalan yang dihadapinya juga sangat kompleks. Karena karakteristik UMKM yang

berskala kecil, padat karya, berbasis sumberdaya lokal serta dengan berbagai

keterbatasannya, maka untuk meningkatkan daya saingnya perlu dipilih strategi

pengembangan UMKM yang memiliki keunggulan.

Tabel 1.3

Komoditi Ekspor Kota Bandung Per Wilayah Pasar

No. WILAYAH PASAR TAHUN 2003 NILAI US$ TAHUN 2004 NILAI US$ TAHUN 2005 NILAI US$ TAHUN 2006 NILAI US$ TAHUN 2007 NILAI US$ 1 Amerika Serikat, NAFTA

dan Amerika Latin

82.323.137,09 194.032.182,10 291.181.046,29 275.531.230,63 251.887.808,41

2 Eropa/Eropa Timur 490.141.460,52 406.618.607,94 236.329.361,23 143.525.830,65 253.446.563,36 3 Jepang/Asia Lainnya 126.331.871,48 54.602.700,14 24.367.774,28 63.982.824,30 48.110.737,50

4 ASEAN 53.759.113,94 40.688.929,13 37.127.692,01 71.489.500,38 30.858.069,66

5 Timur Tengah 107.368.980,17 77.316.134,25 46.506.559,18 98.450.356,03 81.514.640,15

6 Afrika 9.680.573,45 6.932.058,58 5.399.302,83 11.708.517,16 5.773.751,62

7 Australia/ Selandia Baru 13.315.027,60 5.404.636,64 4.058.461,61 2.830.965,89 3.089.140,12

Total Eksport 882.920.164,25 785.595.248,78 644.970.197,43 667.519.225,04 674.680.710,82

Sumber: KPJM Dinas KUMKM dan Perindag IEN 2008

Pengembangan dan pembinaan sentra UMKM sebagai industri strategis serta

keterlibatan pemerintah dalam memberikan pembinaan dan pengembangan wilayah

sentra yang marketable dinilai belum begitu sukses hal ini terlihat dari jumlah UMKM

yang melakukan kemitraan berdasarkan bimbingan usaha lebih sedikit dibandingkan

kemitraan yang lain. Seperti terlihat dalam data berikut ini.

(16)

6

Gambar 1.1

UMKM yang Menjalin Kemitraan Menurut Jenis Kemitraan

Sama halnya dengan tujuan industri kreatif sebagai core sector jasa wisata dalam

pengembangan wisata terpadu pengembangan core sector jasa wisata dan perdagangan

dalam upaya pembenahan dan pengembangan wisata terpadu dinilai belum efektif

Sumber: Sosialisasi hasil sensus ekonomi 2006 BPS sensus sampel (SE06-SS) 2008

Gambar 1.2

UMK yang Tidak Ada Rencana Mengembangkan Usaha Menurut Alasan Utama

Berdasarkan hasil sensus BPS tahun 2006 menjelaskan bahwa Kesulitan yang

dialami UMKM diantaranya adalah pemasaran dimana berada pada posisi kedua. Hal ini

menjelaskan bahwa UMKM masih memiliki keterbatasan dalam hal penguasaan

(17)

7

Tabel 1.4

Banyaknya Usaha Mikro Dan Kecil Menurut Kategori Jasa Dan Jenis Kesulitan Yang Dialami

Kategori Banyaknya Usaha Tidak Mengalami Kesulitan Mengalami Kesulitan

Jenis Kesulitan Utama Bahan

Baku

Pemasaran Modal BBM/ Energi

Transportasi Keterampilan Upah Buruh

Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Pertambangan dan Penggalian 245 700 122 193 123 597 36 249 39 770 20 023 2 903 5 733 3 027 738 15 144 Industri Pengolahan 3 194 461 1 515 436 1 579 325 403 534 323 160 550 567 32 916 28 291 28 013 19 523 92 921 Listrik, Gas, dan Air 10 677 5 363 5 324 342 964 1 210 1 763 162 231 56 636 Konstruksi 157 381 82 294 75 037 5 643 19 334 21 750 594 1 479 7 394 5 384 13 039 Pedagangan Besar dan Eceran 10 226 595 5 068 024 5 458 571 5 673 1 586 789 2 238 418 44 190 344 439 16 021 7 611 207 148 Penyedia Akomodasi dan Penyedia

Makan Minum

2 994 858 1 585 339 1 425 019 513 363 525 751 594 257 31 379 19 954 5 433 3 013 68 639 Transportasi 2 470 080 197 151 12 723 929 160 773 290 454 114 505 308 825 77 116 8 830 17 044 441 200 Komunikasi 214 406 108 542 105 454 14 355 58 293 19 915 785 668 924 999 22 557 Perantara Keuangan 61 043 34 899 25 111 1 502 3 801 13 248 91 367 930 183 7 472 Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa

Perusahaan

790 704 5 84 265 206 439 172 83 436 623 842 12 141 3 946 3 680 1 430 39 142 Jasa Pendidikan 335 639 213 556 122 083 5 050 10 425 37 297 476 5 471 14 882 13 183 35 003 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 172 705 131 054 41 621 1 245 11 529 5 933 368 3 664 4 596 823 11 935 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, Budaya,

Hiuran dan Perorangan lainnya

1 459 749 807 741 652 008 1 585 229 541 223 217 7 036 3 894 34 436 13 732 104 142 Jasa Perorangan yang Melayani rumah

Tangga

179 474 137 721 41 753 27 954 7 775 3 229 863 1 943 3 112 11 139 10 382 Jumlah 22 513 472 11 554 458 10 378 054 1 173 977 3 756 553 3 859 254 444 340 303 327 133 329 95 128 1 073 002

Sumber: Hasil Sensus 2006 BPS

Sumber: Sosialisasi hasil sensus ekonomi 2006 BPS sensus sampel (SE06-SS) 2008

Gambar 1.3

UMK yang Mengalami Kesulitan Menurut Kesulitan Utama

Potensi UMKM Indonesia dalam rangka memenangkan, mempertahankan dan

(18)

8

sesuai dengan permintaan pasar, consumer value perception dan perbaikan kinerja

sumber daya manusia pengelolanya pada setiap sub sistem UMKM yang ada.

Salah satu pendekatan terintegrasi yang dipandang sesuai adalah pengembangan

UMKM melalui pendekatan kelompok serta membangun jaringan usaha yang saling

terkait. Pendekatan pengembangan aktivitas usaha UMKM secara berkelompok ini

dikenal dengan istilah Sentra,

Kota Bandung telah menetapkan enam sentra industri sebagai pusat industri dan

wisata belanja yang diunggulkan, diantaranya adalah Sentra sepatu dan olahan kulit

Cibaduyut, sentra kaos Surapati, sentra jeans Cihampelas, sentra tekstil Cigondewah,

sentra rajutan Binong Jati dan sentra tahu Cibuntu.

Melalui programnya mulai tahun 2007 Pemerintah Kota Bandung melakukan

program revitalisasi kawasan industri enam sentra industri di Kota Bandung. Dimana

keenam sentra unggulan Kota Bandung terangkum dalam program prioritas Dinas

KUMKM dan Perindag Bandung Makmur dengan pokok kegiatan Pengembangan

perekonomian kota yang berdaya saing dalam menunjang penciptaan lapangan kerja dan

pelayanan publik serta meningkatkan peranan swasta dalam pembangunan ekonomi kota

meliputi:

1. Pengembangan dan pembinaan UMKM

2. Perlindungan Konsumen

(19)

9

4. Pengembangan core sector jasa wisata dan perdagangan dalam upaya

pembenahan dan pengembangan wisata terpadu

5. Penataan dan pembinaan pedagang kaki lima pada sisi kelembagaan dan lokasi

kegiatan.

Dalam program ini pemerintah Kota Bandung melakukan berbagai kegiatan,

kebijakan dan pencitraan (brand identity) terhadap sentra industri UMKM tersebut.

Namun dari prioritas Dinas KUMKM dan Perindag Bandung diatas dipandang belum

optimal.

Salah satu strategi pemasaran dalam mengahadapi keadaan pasar yang bergejolak

adalah strategi orientasi pasar. Dapat dikatakan bahwa strategi orientasi pasar

menggunakan pengetahuan pasar untuk menentukan strategi perusahaan dari sebuah

organisasi. Organisasi didorong oleh pasar serta memiliki fokus pelanggan, kesadaran

pesaing, dan pemahaman tentang pasar. Strategi ini merupakan strategi yang berorientasi

pada pasar yang mencakup company (C1), customer (C2), serta competitor (C3) dan

berusaha memberikan nilai yang superior bagi pelanggannya untuk mendapatkan

keunggulan bersaing di pasar, karena orientasi utamanya adalah untuk memperbaiki

akses pasar. Perusahaan yang menggunakan strategi orientasi pasar mendapatkan

keuntungan yang superior secara selektif dengan memelihara pelanggan dan keuntungan

yang potensial.

Distinctive capability memainkan peranan penting dalam berkontribusi terhadap

(20)

10

inovasi dalam bisnis adalah indikator yang berbeda dari praktek bisnis yang mengarah

pada mempertahankan kinerja bisnis dari waktu ke waktu. Pemilik bisnis usaha kecil

melaksanakan aspek pengalaman praktik bisnis dalam rangka menciptakan bisnis yang

berbeda dan kompeten. Unsur pengalaman yang dimiliki oleh usaha kecil dan menengah

memberikan masukan yang signifikan untuk bersaing dengan bisnis lain. (Rosita and

Linda, 2009:2)

Distinctive capabilities berkaitan dengan sumber daya unik dan berbeda dengan

yang dimiliki pesaing. Sumber daya seperti ini merupakan sumber keunggulan

perusahaan dan efektif apabila dapat mencocokkannya dengan tuntutan pelanggan.

Memahami dan mempertimbangkan distinctive capabilities dan menghubungkannya

dengan tuntutan pelanggan penting dalam menyusun strategi pemasaran

Jika pemasaran dan strategi masuk pasar mencapai tujuan yang diinginkan,

hasilnya akan penciptaan seperangkat distinctive capability yang menyediakan

sumber-sumber keunggulan kompetitif.

Sehingga untuk meraih keunggulan bersaing dan memiliki distinctive capability

UMKM harus melakukan suatu strategi pemasaran berorientasi pasar. Karena dengan

berfokus pada pasar dan menawarkan barang atau jasa sesuai dengan keinginan pasar,

UMKM Kota Bandung bukan tidak mungkin untuk dapat besaing dengan industri

sejenis bahkan dengan industri besar sekalipun.

Bisnis yang berorientasi pasar telah terbukti menguntungkan dan berhasil

(21)

11

mengidentifikasi dan merespon ancaman kompetitif dapat membuat konsekuensi serius

bagi perusahaan (Walker and Mulin, 2008:7) Oleh karenanya diperlukan penelitian

mengenai “Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Distinctive Capability dan Implikasinya

Terhadap Keunggulan Bersaing UMKM Kota Bandung Sebagai Industri Kreatif”.

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang adalah berkaitan dengan

fenomena perdagangan bebas serta hypercompetitive dimana situasi lingkungan penuh

ketidakpastian dan bergejolak menyebakan perusahaan UMKM dengan strategi

pemasaran yang tidak berorientasi pasar dan tidak memiliki distinctive capability akan

sulit mempertahankan daya saingnya dalam pasar.

Perusahaan dituntut untuk menganalisis dan menetapkan strategi pemasaran

yang berorentasi pasar. Menurut Best (2000:6), perusahaan dengan orientasi pasar yang

rendah hanya memililki pemahaman yang dangkal terhadap persaingan dan kebutuhan

pelanggan. Bagi perusahaan, hal ini akan menyebabkan posisi persaingan yang tidak

terfokus.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka yang menjadi ruang

lingkup dan arah penelitian dituangkan dalam tema sentral berikut: Untuk

meningkatkan keunggulan bersaing UMKM Kota Bandung perlu melakukan analisis

terhadap strategi pemasaran dalam rangka meningkatkan keunggulan bersaing melalui

(22)

12

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dikemukakan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi pemasaran berorientasi pasar yang dilakukan pada sentra

UMKM unggulan Kota Bandung

2. Bagaimana distinctive capability pada sentra UMKM unggulan Kota Bandung

3. Bagaimana keunggulan bersaing sentra UMKM unggulan Kota Bandung

4. Seberapa besar pengaruh strategi pemasaran berorientasi pasar terhadap distinctive

capability pada sentra unggulan UMKM Kota Bandung

5. Seberapa besar pengaruh strategi pemasaran berorientasi pasar terhadap keunggulan

bersaing pada sentra UMKM unggulan Kota Bandung

6. Seberapa besar pengaruh distinctive capability terhadap keunggulan bersaing pada

sentra UMKM unggulan Kota Bandung

1.4Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk analisis dan menjelaskan pengaruh strategi

pemasaran yang beorientasi pasar UMKM terhadap distinctive capability dan

(23)

13

persaingan bebas. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk menganalisis bagaimana strategi pemasaran berorientasi pasar yang

dilakukan pada sentra UMKM unggulan Kota Bandung

2. Untuk menganalisis bagaimana distinctive capability pada sentra UMKM unggulan

Kota Bandung

3. Untuk menganalisis bagaimana keunggulan bersaing pada sentra UMKM

unggulan Kota Bandung

4. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh strategi pemasaran berorientasi pasar

terhadap distinctive capability pada sentra UMKM unggulan Kota Bandung

5. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh strategi pemasaran berorientasi pasar

terhadap keunggulan bersaing pada sentra UMKM unggulan Kota Bandung

6. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh distinctive capability terhadap

keunggulan bersaing pada sentra UMKM unggulan Kota Bandung

1.5Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh informasi untuk dianalisis dan

dapat digunakan sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian yangakan

(24)

14

1.5.1 Kegunaan Penelitian Secara Teoritis

a. Memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan ilmu Ekonomi

Manajemen, khususnya pada bidang Manajemen Pemasaran mengenai strategi

pemasaran yang berorientasi pasar dalam menciptakan keunggulan bersaing

melalui distinctive capability

b. Memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian tindak lanjut tentang

pelaksanaan strategi pemasaran yang berorientasi pasar dan distinctive capability

yang mempengaruhi keunggulan bersaing dalam rangka pengembangan ilmu

bidang Manajemen Pemasaran Stratejik.

1.5.2 Kegunaan Penelitian Secara Praktis

a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran (konseptual) bagi UMKM dalam

mengembangkan strategi pemasaran yang berorientasi pasar dan strategi UMKM

dengan upaya peningkatan distinctive capability sehingga berdampak pada

keunggulan bersaing.

b. Masukan bagi pemerintah daerah guna mengembangkan perdagangan dan

UMKM dalam memenuhi kebutuhan domestik dan internasional.

c. Informasi bagi pemerintah pusat sebagai bahan pertimbangan dalam kebijakan

Gambar

Tabel 1.1 The Global Competitiveness Index
Tabel 1.2  Kondisi Industri Dan Perdagangan Kota Bandung
Tabel 1.3 Komoditi Ekspor Kota Bandung Per Wilayah Pasar
Gambar 1.2  UMK yang Tidak Ada Rencana Mengembangkan Usaha
+2

Referensi

Dokumen terkait

In the present set of experiments, microdialysis probes were implanted in the NAC, and glutamate, g -aminobutyric acid (GABA) and dopamine (DA) were measured during

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan saintifik, keterampilan proses sains siswa mengalami peningkatan yaitu aktivitas guru pada siklus I pertemuan

Bapak ibu dosen Fakultas Ilmu komunikasi dan Sosiologi Universtitas Kristen Satya Wacana yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari peprofilan kriminal pelaku eksploitasi seksual pada anak dapat dilakukan melalui 4 (empat) korbannya, dimana subjek

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat resesi gingiva pada subjek yang menyikat gigi dengan menggunakan bulu sikat gigi lembut ( soft ) dan bulu sikat gigi

Pelaksanaan pada tahap do telah sesuai dengan SAP yang dibentuk, hanya saja masih banyak mahasiswa yang membutuhkan pengarahan tentang teknik pembelajaran. Hal ini terjadi

Berdasarkan hasil dan pembahasan, siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah memiliki kendala pada saat menyelesaikan masalah siswa belum

Penetapan harga (SPP, biaya pembangunan, biaya laboratorium), adalah elemen harga jasa pendidikan, pemberian beasiswa, prosedur pembayaran dan syarat cicilan. 3) Lokasi