• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PESERTA TENTANG PELAKSANAAN PELATIHAN KETERAMPILAN INTI SEBAGAI KESIAPAN RESOSIALISASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI PESERTA TENTANG PELAKSANAAN PELATIHAN KETERAMPILAN INTI SEBAGAI KESIAPAN RESOSIALISASI."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PESERTA TENTANG PELAKSANAAN PELATIHAN KETERAMPILAN INTI SEBAGAI KESIAPAN RESOSIALISASI (Penelitian dilakukan di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi Bimbingan Perawatan Anak dan Pekerja Sosial

Oleh

Septa Sopiatun 0809624

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PERSEPSI PESERTA TENTANG

PELAKSANAAN PELATIHAN

KETERAMPILAN INTI SEBAGAI

KESIAPAN RESOSIALISASI

Oleh Septa Sopiatun

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan

© Septa Sopiatun 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

SEPTA SOPIATUN

PERSEPSI PESERTA TENTANG PELAKSANAAN PELATIHAN KETERAMPILAN INTI SEBAGAI KESIAPAN RESOSIALISASI (Penelitian dilakukan di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra Lembang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dra. Hj. Neni Rohaeni, M.Pd NIP 19610115 198603 2 002

Pembimbing II,

Dr. Ana, M.Pd NIP 19720307 199903 2 001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan PKK FPTK UPI,

(4)

ABSTRAK

PERSEPSI PESERTA TENTANG PELAKSANAAN PELATIHAN KETERAMPILAN INTI SEBAGAI KESIAPAN

RESOSIALISASI

(Penelitian dilakukan di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra Lembang)

Pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit ini perlu mengoptimalkan komponen pembelajarannya, agar dapat mengarahkan dan membekali peserta pelatihan (korban NAPZA) untuk kesiapan resosialisasi. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh informasi persepsi peserta tentang pelaksanaan pelatihan keterampilan inti yang meliputi : tujuan, materi, pendekatan, metode, media, sarana prasarana, dan evaluasi sebagai kesiapan resosialisasi di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra (BRSPP) Lembang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta pelatihan (korban NAPZA) yang mengikuti pelatihan inti yang berjumlah 95 orang. Sampel yang digunakan yaitu sampel purposive dengan jumlah 25 orang. Hasil penelitian meliputi tujuan, materi, pendekatan, metode, media, sarana prasarana, dan evaluasi sebagai kesiapan resosialisasi pada umumnya berada pada kriteria memahami dan cukup memahami. Rekomendasi ditujukan kepada instruktur, Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra (BRSPP) Lembang agar menjadikan acuan atau gambaran persepsi peserta sebagai perbaikan dalam penguasaan mengelola kelas untuk meningkatkan motivasi agar para peserta pelatihan keterampilan menjahit, serta meningkatkan kesiapan resosialisasi berjalan lebih efektif.

Kata Kunci: Keterampilan Menjahit, Pelatihan, Persepsi, Resosialisasi.

PERCEPTION OF PARTICIPANTS OF TRAINING CORE SKILLS AS READINESS RESOCIALIZATION

(The study was conducted at the Institute of Social Rehabilitation Pamardi Son Lembang)

Abstract: Implementation of sewing skills training is necessary to optimize the learning

component, in order to guide and equip participants (victims of drug) for readiness resocialization. The research objective was to obtain participants' perceptions on the implementation of core skills training which includes: objectives, content, approaches, methods, media, infrastructure, and the evaluation of the readiness of resocialization in Social Rehabilitation Center Pamardi Son (BRSPP) Lembang. The research method used is descriptive method. The population in this study were participants (victims of drug) that core training totaling 95 people. The sample used is purposive sample by the number of 25 people. The results include the objectives, content, approaches, methods, media, infrastructure, and the evaluation of the readiness of resocialization in general are the criteria to understand and quite understanding. Recommendations addressed to the instructor, Social Rehabilitation Center Pamardi Son (BRSPP) Lembang for making a reference or description of the participant as an improvement in the control of managing the classroom to increase motivation for the participants to sewing skills training, and improve readiness resocialization run more effectively.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Konsep Persepsi ... 7

B. Konsep Kesiapan Resosialisasi dan penyalahgunaan NAPZA ... 12

C. Program Pelatihan Keterampilan Menjahit di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra Lembang ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 36

B. Metode Penelitian... 37

C. Definisi Oprasional ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 39

E. Teknik Pengolahan Data ... 39

F. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Hasil Penelitian ... 43

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

(6)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN Uji Validitas dan Reliabilitas ... 68

Kisi-kisi penelitian ... 70

Surat Penelitian ... 72

Instrumen Penelitian... 73

Surat-surat ... 76

Riwayat Hidup ... 78

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna, yakni memiliki akal dan pikiran. Setiap manusia adalah unik berbeda satu sama lainnya. Tidak ada satupun manusia yang sama, bahkan saudara kembar pun tidak sama dan juga memiliki kelebihan kekuatan yang berbeda satu sama lain. Selain itu manusia dapat melakukan perbuatan positif dan negatif, tergantung pada kesadaran moral yang dapat memilih tindakan yang baik atau buruk. Manusia yang memiliki pandangan hidup adalah manusia yang mempunyai persepsi dan bisa menyikapi semua yang positif dan negatif. Manusia yang mengalami penyimpangan yakni penyalagunaan NAPZA.

Masalah penyalagunaan NAPZA di kalangan masyarakat cenderung semakin berkembang dari waktu ke waktu, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Menurut Direktorat tindak pidana narkoba diibuktikan dari data BNN berjumlah 1.776 orang pada tahun 2011 yang berkembang masih relatif tinggi. Perkembangan masalah penggunaan NAPZA di tengah-tengah masyarakat memerlukan perhatian dan penanganan yang komprehensif dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Permasalahan ini tidak boleh diabaikan begitu saja, namun harus ditangani, karena ini berkaitan dengan dampak terhadap masa depan generasi muda kita, apabila tidak ditangani dikhawatirkan akan hilangnya suatu generasi (lost generation) sebagai penerus bangsa kita.

(8)

2

Tujuan kesejahteraan sosial di atas dimaksudkan untuk memberikan pelayanan dalam rangka rehabilitasi sosial dan juga perlindungan sosial terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Pelayanan ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial dan bertanggung jawab untuk memfasilitasi peningkatan kesejahteraan penyandang masalah kesejahteraan, yang kedudukan, tugas, dan fungsinya diatur dengan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 82/HUK/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial yaitu : “Menyelenggarakan, memfasilitasi, mengendalikan pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada para penyandang masalah ketelantaran, kecacatan, dan ketunaan sosial”.

Salah satu kepedulian pemerintah dalam menangani penyalagunaan NAPZA yakni Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP) Lembang Bandung Barat, yang memiliki peran strategis dalam penanganan masalah penyalagunaan NAPZA di lingkungan masyarakat, yaitu dengan melaksanaan program rehabilitasi bagi korban penyalagunaan NAPZA dapat diimplementasikan dalam bentuk kegiatan/program bimbingan fisik, mental, sosial, dan pelatihan keterampilan. Pelatihan keterampilan yang diadakan oleh Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra (BRSPP) Lembang diantaranya adalah barbershop, montir motor, montir mobil, sablon dan menjahit ditujukan untuk mempersiapkan resosialisasi. Sesuai dengan yang dikemukakan Rolf P. Lynton dan Udai Pareek (1998) bahwa : Pelatihan mempersiapkan peserta latihan untuk mengambil jalur tindakan tertentu yang dilukiskan oleh teknologi dan organisasi tempat bekerja, dan membantu peserta memperbaiki prestasi dalam kegiatannya terutama mengenai pengertian dan keterampilan.

(9)

3

resosialisasi. Para instruktur pelatihan perlu memahami kondisi peserta pelatihan yang berbeda dengan peserta lain pada umumnya, sehingga perlu ada penanganan khusus dalam pelaksanaan pelatihan.

Peserta yang memiliki persepsi positif atau baik tentang suatu objek yaitu pelatihan keterampilan, diduga akan lebih mempersiapkan dan melaksanakan fungsi sosialnya, memiliki rasa tanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakat. Namun, apabila peserta pelatihan persepsi negatif atau buruk tentang suatu objek yaitu pelatihan keterampilan, maka diduga mengalami gangguan pada proses kesiapan resosialisasi. Kondisi tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kesuksesan pelatihan untuk resosialisasi itu sendiri.

Uraian latar belakang yang telah dikemukakan dijadikan dasar pemikiran penulis untuk melakukan penelitian tentang Persepsi Peserta Tentang Pelaksanaan Pelatihan Keterampilan Inti Sebagai Kesiapan Resosialisasi Di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra Lembang. Penelitian ini dilakukan karena permasalahannya sangat erat kaitannya dengan Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga terutama pada mata kuliah kesejahteraan sosial dan konstruksi pola busana, sehingga mendapatkan tambahan pengalaman dan pengetahuan mengenai pelayanan korban NAPZA berupa pelatihan keterampilan menjahit untuk kesiapan resosialisasi.

B.Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Program yang berkaitan dengan tujuan, materi, metode, media, sarana

prasarana, dan evaluasi pelatihan keterampilan menjahit di BRSPP masih perlu dikembangkan.

(10)

4

3. Kondisi peserta pelatihan yang pernah mengalami kencanduan NAPZA mengakibatkan penurunan prestasi, sehingga perlu adanya motivasi untuk meningkatkan kualitas kepercayaan diri sebagai resosialisasi.

Setiap penelitian perlu adanya penjelasan masalah yang akan diteliti, sehingga penelitian jelas dan terarah. Penulis merumuskan masalah penelitian ini yaitu : “Bagaimana persepsi peserta tentang pelaksanaan pelatihan keterampilan inti sebagai kesiapan resosialisasi di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra Lembang?”.

C.Batasan Masalah

Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra (BRSPP) merupakan salah satu tempat rehabilitasi bagi para korban NAPZA. Tujuan rehabilitasi adalah untuk menyadarkan dan membimbing para korban NAPZA agar mampu beperan aktif dalam kehidupan masyarakat secara normatif.

Program rehabilitasi untuk para korban NAPZA berupa bimbingan fisik, bimbingan mental, bimbingan sosial dan pelatihan keterampilan. Jenis pelatihan keterampilan inti yang diberikan di dalam BRSPP terdiri atas:

1. Pelatihan keterampilan menjahit

2. Pelatihan keterampilan tata rias atau barbershop 3. Pelatihan keterampilan montir motor

4. Pelatihan keterampilan montir mobil 5. Pelatihan keterampilan sablon

(kurikulum pelayanan dan rehabilitasi di BRSPP, 2011)

Salah satu permasalahan program pelatihan keterampilan menjahit dalam melaksanakan pelatihan keterampilan menjahit yaitu masih perlu dikembangkan untuk memenuhi syarat pelaksanaan pelatihan, sehingga tujuan peserta pelatihan kurang terarah dalam mempersiapkan resosialisasi.

(11)

5

batasi berdasarkan penjelasan di atas, yaitu persepsi peserta tentang pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit yang berkaitan dengan tujuan, materi, metode, media, sarana prasarana, dan evaluasi pelatihan keterampilan menjahit di BRSPP.

D.Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum dalam penelitian ini untuk mengetahui gambaran persepsi peserta tentang pelaksanaan pelatihan keterampilan inti sebagai kesiapan resosialisasi di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra (BRSPP) Lembang.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit sebagai keterampilan inti yang meliputi : tujuan, materi, pendekatan, metode, media, sarana prasarana, dan evaluasi sebagai kesiapan resosialisasi di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra (BRSPP) Lembang.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Manfaat bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian dan informasi tentang persepsi peserta tentang pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit sebagai keterampilan inti untuk para peserta (korban NAPZA) dalam meningkatkan kualitas kepercayaan diri sebagai resosialisasi. 2. Manfaat bagi para praktisi, khususnya pelatih program keterampilan dalam

(12)

6

3. Manfaat bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mempelajari penanganan korban NAPZA, di samping itu dapat menguasai pelaksanaan program pelatihan untuk penanganan korban NAPZA, sehingga lebih memahami tentang kesejahteraan sosial.

F. Struktur Organisasi skripsi

Bab I merupakan Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

Bab II merupakan Kajian Pustaka, yang menguraikan mengenai landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar penelitian.

Bab III merupakan Metode Penelitian, yang berisi tentang lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data penelitian serta analisis data.

Bab IV merupakan Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang berisi mengenai pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan. Membahas gambaran umum mengenai pembahasan penelitian.

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat kegiatan penelitian memperoleh data yang diperlukan. Balai Rehabilitasi Sosial Pramadi Putra Lembang, Propinsi Jawa Barat dijadikan lokasi penelitian karena Balai Rehabilitasi Sosial Pramadi Putra Lembang merupakan lembaga rehabilitasi yang menyelenggarakan pelatihan menjahit. Di samping itu, masalah yang akan diteliti belum ada yang meneliti sebelumnya, sehingga memotivasi peneliti untuk melaksanakan penelitian.

2. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta pelatihan (korban NAPZA) yang mengikuti pelatihan inti di BRSPP Lembang- Bandung yang berjumlah 95 orang.

3. Sampel

Sampel diambil berdasarkan sebagian populasi yang ada. Populasi dalam penelitian ini terbatas, maka penarikan sampel dilakukan secara

Purposive Sampling yaitu sampel yang diambil berdasarkan tujuan penelitian.

(14)

37

Tabel 3.1

Daftar Peserta Pelatihan (korban narkotika) Berdasarkan Jenis Keterampilan

NO JENIS KETERAMPILAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

1. Menjahit *) 25 *) 0 *)

Sumber : BRSPP Lembang, 2012.

Ket. *) jenis keterampilan yang dijadikan sampel penelitian

B.Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desktiptif. Metode desktiptif menurut Irawan Soehartono (1995: 35) yaitu “Penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih.” Metode deskriptif yang telah dikemukakan di atas dijadikan acuan di dalam melakukan penelitian tentang “Persepsi Peserta Tentang Pelaksanaan Pelatihan Keterampilan Inti Sebagai Kesiapan Resosialisasi Di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra Lembang.”

Pada penelitian ini, data diambil dari para peserta pelatihan keterampilan menjahit sebagai kesiapan resosialisasi.

C.Definisi Operasional

1. Persepsi

(15)

38

2. Pelatihan

Edwin B. Flippo, (Anwar P. Mangkunegara, 2003 : 52), mengemukakan bahwa “Training is the act of increasing the knowledge and skill of employee for doing a particular job” (Pelatihan adalah tindakan meningkatkan pengetahuan alam dan keterampilan seorang pegawai untuk melaksanakan perkerjaan tertentu).

3. Keterampilan Menjahit

Arifah A. Riyanto (2003: 266) menjelaskan bahwa menjahit adalah “Keterampilan dalam pembuatan busana”.

4. Kesiapan Resosialisasi

Pengertian kesiapan menurut Slameto (1995:113) yaitu: “Keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon”.

Resosialisasi menurut Romli Atmasasmita (Aris Irawan, 2011) adalah : Suatu proses integrasi antara narapidana, petugas lembaga pemasyarakatan dan masyarakat, dan kedalam proses integrasi manusia termasuk merubah sistem nilai-nilai dari pada narapidana, sehingga ia akan dapat baik dan efektif meradapatasikan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.

(16)

39

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala likert. Sesuai dengan yang dijelaskan Irawan Soehartono (1995: 77) bahwa:

Skala likert ini terdiri atas sejumlah pernyataan yang semuanya

menunjukkan sikap terhadap suatu objek tertentu atau menunjukkaan ciri tertentu yang akan diukur, setiap perntayaan disediakan sejumlah alternatif tanggapan yang berjenjang atau bertingkat.

Bentuk dari instrumen penilitian ini adalah bentuk checklist. Untuk setiap pernyataan dalam penelitian ini disediakan lima alternatif jawaban setiap item instrumen dengan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Bentuk dari instrumen penelitian ini adalah bentuk checklist. Skor yang diberikan subyek positif : Sangat Setuju (SS) skor 5, Setuju (S) skor 4, Ragu-ragu (RG) skor 3, Tidak Setuju (TS) skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (TS) skor 1. Untuk kepentingan penelitian, maka dilakukan konfersi pada tingkat skala likert sebagai berikut:

1. Sangat Setuju (SS) = Sangat Memahami (SM) 2. Setuju (S) = Memahami (M)

3. Ragu-ragu (RG) = Cukup Memahami (CM) 4. Tidak Setuju (TS) = Kurang Memahami (KM) 5. Sangat Tidak Setuju (TS) = Tidak Memahami (TM)

E.Teknik Pengolahan Data

(17)

40

1. Verifikasi data

Skala likert yang terkumpul selanjutnya diperiksa tentang kelengkapan jawaban responden pada setiap item sesuai dengan pendoman.

2. Tabulasi data

Tabulasi data merupakan langkah memasukkan data berdasarkan hasil penggalian data di lapangan. Bertujuan untuk memprediksi jawaban mengenai frekuensi tiap item option dalam item, sehingga terlihat jelas frekuensi jawaban responden. Responden hanya dapat memilih salah satu alternatif jawaban, sehingga jumlah frekuensi jawaban sama dengan jumlah responden (n).

3. Presentase data

Persentase jawaban responden dihitung untuk melihat perbandingan besar kecilnya frekuensi jawaban yang diberikan responden. Rumusan persentase data yang digunkan menurut Ali Mohammad (1995:184) adalah sebagai berikut:

Keterangan :

P = Persentase ( jawaban responden yang dicari) f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden 100 %= Bilangan tetap 4. Penafsiran data

Penafsiran data pada penelitian ini, yaitu : jawaban responden dari pernyataan yang dapat dijawab salah satu alternatif jawaban, sehingga jumlah frekuensi jawaban sama dengan jumlah responden.

Penafsiran data dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas terhadap jawaban dari pernyataan yang diajukan. Kriteria penafsiran data dalam

(18)

41

penelitian ini berpendoman pada batasan yang dikemukakan oleh Ali Mohammad (1995:184), yaitu sebagai berikut :

100 % : Seluruhnya 76 % - 99 % : Sebagian besar

51 % - 75 % : Lebih dari setengahnya 50 % : Setengahnya

26 % - 49 % : Kurang dari setengahnya 1 % - 25 % : Sebagian kecil

0% : Tidak seorang pun

Data yang telah dianalisis selanjutnya ditafsirkan dengan menggunakan batasan-batasan menurut Ridwan (2010:22) yaitu :

81%-100% : Sangat tinggi / sangat memahami 61%-80% : Tinggi / memahami

41%-60% : Cukup tinggi / cukup memahami 21%-40% : Rendah / kurang memahami 0%-20% : Sangat rendah / tidak memahami

F. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Perhitungan uji validitas dalam penelitian ini menggunakan kolerasi

product moment pearson”. Validitas yang diukur merupakan validitas butir

(19)

42

Tabel 4.1 Validitas Butir Soal

Validitas Butir Soal Jumlah

Valid 1,2,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17, 18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29

28

Tidak valid 3 dan 30 2

Sumber data : hasil pengolahan uji validitas butir soal 2. Uji Reliabilitas

Perhitungan uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keajegan instrumen penelitian. Hasil perhitungan uji reabilitas pada sampel sebanyak 15 peserta derajat kebebasan dk=n-2 dan taraf signifikan 5% maka didapat r tabel= 0,707. Berdasarkan hasil perhitungan uji reabilitas dengan menggunakan rumus Alpha diperoleh bahwa r hitung (r11) sebesar 0,951. Hal ini menujukan bahwa instrumen angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel, dimana r hitung = 0,951 > r tabel = 0,707 (perhitungan lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran).

Tabel 4.2 Ringkasan perhitungan uji reliabilitas instrumen

r hitung r tabel Keterangan

0,951 0,707 Signifikan

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Pada bab V ini akan dipaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti. Kesimpulan yang dapat ditarik dari persepsi peserta tentang pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit sebagai kesiapan resosialisasi di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra (BRSPP) Lembang yang meliputi tujuan, materi, pendekatan, metode, media, sarana prasrana dan evalusi adalah:

Persepsi peserta tentang tujuan pelatihan keterampilan menjahit sebagai kesiapan resosialisasi berada pada kriteria memahami yaitu untuk merangsang cara kerja otak agar kembali normal, sedangkan persepsi peserta tentang tujuan pelatihan keterampilan menjahit sebagai kesiapan resosialisasi berada pada kriteria kurang memahami yaitu untuk menyadarkan agar mampu berperan aktif dalam kehidupan masyarakat secara normatif.

Persepsi peserta tentang materi pelatihan keterampilan menjahit sebagai kesiapan resosialisasi berada pada kriteria memahami yaitu cara mengambil ukuran badan dalam pembuatan busana pria, sedangkan persepsi peserta tentang materi pelatihan keterampilan menjahit sebagai kesiapan resosialisasi berada pada kriteria kurang memahami yaitu penandaan pola untuk menerapkan pembuatan pola.

(21)

63

Persepsi peserta tentang media pelatihan keterampilan menjahit sebagai kesiapan resosialisasi berada pada kriteria memahami yaitu peserta memahami media yang menggunakan modul pelajaran, sedangkan persepsi peserta tentang media pelatihan keterampilan menjahit sebagai kesiapan resosialisasi berada pada kriteria cukup memahami yaitu peserta cukup memahami dengan menggunakan media majalah.

Persepsi peserta tentang sarana dan prasarana pelatihan keterampilan menjahit sebagai kesiapan resosialisasi berada pada kriteria memahami yaitu peserta memahami penggunaan ruangan praktek menjahit, sedangkan persepsi peserta tentang sarana dan prasarana pelatihan keterampilan menjahit sebagai kesiapan resosialisasi berada pada kriteria kurang memahami yaitu peserta kurang memahami dalam penggunaan meja menggambar.

Persepsi peserta tentang evaluasi pelatihan keterampilan menjahit sebagai kesiapan resosialisasi berada pada kriteria memahami yaitu peserta memahami tentang penggunaan tes perbuatan (performance test), sedangkan persepsi peserta tentang evaluasi pelatihan keterampilan menjahit sebagai kesiapan resosialisasi berada pada kriteria cukup memahami yaitu peserta cukup memahami penerapan Praktek Belajar Kerja (PBK) di perusahaan dan praktek pemantapan keterampilan untuk kembali ke masyarakat.

B.Rekomendasi

Berdasarkan temuan dan kesimpulan dari penelitian ini, berikut yang diajukan sebagai rekomendasikan atau masukan adalah sebagai berikut :

1. Instruktur

(22)

64

peserta sebagai perbaikan dalam penguasaan mengelola kelas untuk meningkatkan motivasi latihan para peserta pelatihan keterampilan menjahit. 2. Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra (BRSPP)

Persepsi peserta pelatihan menjahit sebaiknya ditampung oleh para instruktur untuk membantu memecahkan solusi yang dirasakan oleh peserta, selanjutnya di diskusikan kepada bagian kurikulum Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra (BRSPP) Lembang agar pelaksanaan pelatihan sebagai kesiapan resosialisasi berjalan lebih efektif.

3. Peneliti selanjutnya

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M (1995). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : PT. Sinar Baru.

BRSPP. (2011). Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi

Putra. Bandung.

DEPSOS. RI. (2004). Modul Resosialisasi dan Pembinaan Lanjut dalam

Penangulangan Eks Penyalagunaan NAPZA. Jakarta.

DEPSOS. RI. (2004). Pendoman Resosialisasi dan Pembinaan Lanjut dalam

Penangulangan Eks Penyalagunaan NAPZA. Jakarta.

DEPSOS. RI. (2007). Standarisasi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban

NAPZA dalam Panti. Jakarta : CV. Andal Bhineka Mandiri.

Gerungan, W. A. (1996). Psikologi Sosial. (edisi kedua). Bandung : PT Refika Aditama.

Jubaedah, Y. (2008). Modul Belajar dan Pembelajaran PKK. Bandung: Prodi PKK. Mangkunegara, P. A. (2003). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia. Bandung. PT. Refika Aditama.

Mar’at, (1991). Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Mulyasa, E (2004). Manajemen Berbasis Sekolah cet.VII. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, J. (1999). Psikologi Komunikasi. (Edisi revisi). Bandung. Remaja Rosdakarya.

Ridwan. (2010). Skala pengukuran variabel-variabel penelitian. Bandung. Alfabeta. Riyanto. A.A. (2003). Teori Busana. Bandung: Yapemdo.

Robbins, S.P.(2003). Perilaku Organisasi. Jilid I. Jakarta: PT INDEKS Kelompok Garmedia.

(24)

66

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soehartono. I (1995). Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Sudjana, N. (1999). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Suharsimi, A (2002).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Thoha, M (1993). Prilaku Organisasi. Jakarta : CV. Rajawali. UPI. (2011). Pendoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.

UUD. (2002). Undang-undang Narkotika dan Psikotropika. Jakarta : Sinar Grafika. Walgito, B. (2003). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

SKRIPSI:

Irawan, A. (2011). Resosialisasi Narapidana Anak Berkaitan Dengan Efektivitas

Pola Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Anak. Artikel.

Padang: Universitas Andalas.

Sudrajat, R. (2012). Persepsi peserta didik tentang metoda pekerjaan sosial sebagai

kompetensi dasar kesejaheraan sosial. Skripsi. Bandung : Universitas Pendidikan

Indoesia.

Wahono, H. (2003). Perbandingan persepsi polisi dan mahasiswa terhadap

pelanggaran hak asasi manusia dalam aksi demostrasi mahasiawa. Skripsi.

Depok: Universitas Indonesia. INTERNET:

BNN. (2012) Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. [Online].

(25)

67

Damandiri, (2008). Persepsi. [Online].

Tersedia : http://sigma-data.blogspot.com/2010/03/rekrutmen-dosen-alumni-terhadap.html. [20 juni 2012].

DEPSOS. (2010). Kementrian Sosial. Jakarta. [Online]

Tersedia:

http://www.depsos.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=40 [13 Maret 2012].

Prihartini, Y. (2012). Penyalagunaan NAPZA Yang Perlu Dimanusiakan. [Online]

Tersedia:

http://www.bppsdmk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article &id=126:-penyalahguna-napza-korban-yang-perlu-dimanusiakan&catid=37:artikel [9 Septermber 2012].

Purnamawati dan Eldarni. (2001). Media Pembelajaran. [Online]

Tersedia:

http://wijayalabs.blogspot.com/2007/11/media-pembelajaran.html [9 Septermber 2012].

Satria. (2008). Pengertian Keterampilan dan Jenisnya. [Online].

Tersedia: http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2197108-pengertian-keterampilan-dan-jenisnya/#ixzz1x0EudbD2. [28 juni 2012].

UUD. (2009). Undang-undang no 11 tahun 2009. [Online].

Gambar

Tabel 4.1 Validitas Butir Soal Butir Soal

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keempat Bakteriofag yang didapatkan merupakan Bakteriofag dengan struktur asam nukleat berupa DNA untai ganda

Belum adanya syslog server yang dapat menampilkan log jika terjadi serangan di sebuah jaringan client yang ditampilkan secara terpusat untuk memudahkan para admin wahana

Gambaran distribusi jumlah sampel berdasarkan kelompok usia menunjukkan bahwa dari 343 sampel, proporsi kelompok usia 15 tahun lebih banyak dibandingkan dengan

Program strategi DPD Partai Gerindra Provinsi DKI Jakarta dalam pemilihan umum kepala daerah tahun 2012 untuk pasangan calon Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama,

Dapat menyusun deskripsi bilangan dan operasi matematis menggunakan jenis kata dengan tepat untuk menyusun kalimat sederhana.. TUJUAN

[r]

Pada form inilah anda dapat mengolah tabel barang yang ada di database DBSQLServer.. Gambar 1.8 Hasil Pembentukan Form

pengetahuan kami mengenai komposisinya, produk ini tidak berbahaya selama digunakan dengan tepat dan sesuai dengan tujuan penggunaan produk ini.. Batas