• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Depok Tahun Pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Depok Tahun Pelajaran 2012/2013."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Susi Dwi Susanti, 2014. Efektivitas Program Bimbingan dan Konseling Melalui Teknik Sosiodrama untuk Meningkatkan Kecakapan Emosional Siswa (Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Depok Tahun Pelajaran 2012/2013).

Penelitian bertujuan menghasilkan program bimbingan dan konseling melalui teknik sosiodrama yang efektif untuk meningkatkan kecakapan emosional siswa yang meliputi kemampuan kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan kecakapan membina hubungan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen kuasi dengan desain non-equivalent pretest-posttest control group design. Subyek penelitian siswa kelas XI SMA Negeri 2 Depok Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas kecakapan emosional siswa berada pada kategori sedang. Program bimbingan dan konseling melalui teknik sosiodrama terbukti efektif untuk meningkatkan kecakapan emosional siswa. Rekomendasi penelitian ditujukan kepada pihak-pihak sebagai berikut. Guru bimbingan dan konseling disarankan untuk memanfaatkan program bimbingan dan konseling melalu teknik sosiodrama untuk meningkatkan kecakapan emosional siswa. Bagi penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk menambah variabel penelitian dan menggunakan pendekatan dan metode penelitian yang berbeda dengan peneliti.

(2)

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Susi Dwi Susanti, 2014. The Effectiveness of Guidance and Counseling Program Through Sociodrama Technique to Improve Student’s Emotional Skill (The Quasi Experiment Research on The Students Grade XI of SMA Negeri 2 Depok Year Academic 2012/2013)

This research aims to get guidance and counseling program through effective sociodrama technique to improve student’s emotional skill which involves the skill of self awareness, self regulation, motivation, empathy, and the skill to build the relationship. The method used in this research is quasi experimental with the design of non-equivalent pretst-posttest control group design. The subject of this research is students of year eleven in SMA Negeri 2 Depok Academic Year 2012/2013. The results of the pretest show that the emotional skill of the students in general is in the medium catagory. The guidance and counseling program through sociodrama technique proves effective in improving the student’s emotional skill. This research recommendation is for: guidance and counseling teachers is suggested to use the guidance and counseling program through sociodrama technique to improve the students’ emotional skill; research furthermore, is recommended to add the variable research and use the approach and the method of research which is difference from the researcher.

(3)

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Emosi memiliki peran penting terhadap aktivitas belajar siswa dan besar

pengaruhnya terhadap perilaku. Keberhasilan siswa tidak dapat dipisahkan dari

kecakapan emosional karena aktualisasi diri individu yang optimal sejalan dengan

tingkat kecakapan emosionalnya. Ketidakmampuan siswa dalam mengelola

emosinya dengan baik cenderung berdampak negatif terhadap sikap dan

perilakunya yang akibatnya berpengaruh pada proses dan hasil kerja akademisnya,

serta terhadap kemampuan membina hubungan dengan lingkungan sekitar.

Sosiodrama merupakan salah satu teknik dalam bimbingan dan konseling

yang dapat diberikan oleh konselor untuk membantu serta memfasilitasi siswa

dalam mengembangkan kecakapan emosionalnya. Dengan demikian diharapkan

siswa mampu menghadapi permasalahan dunia remaja serta mampu

memberdayakan potensi yang dimiliki.

Tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu: Bab I merupakan pendahuluan yang

memaparkan latar belakang penelitian. Bab II merupakan kajian pustaka

mengenai konsep kecakapan emosional dan konsep bimbingan dan konseling

melalui teknik sosiodrama. Bab III mengenai metodologi penelitian. Bab IV

memaparkan hasil penelitian dan pembahasan. Dan Bab V merupakan

pendeskripsian kesimpulan dan rekomendasi.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk

penyempurnaan selanjutnya. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi

berbagai pihak, khususnya bagi perkembangan ilmu Bimbingan dan Konseling.

Bandung, 7 Juli 2014

(4)

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Penguasa alam

semesta, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis diberi kemampuan

dan kemudahan untuk menyelesaikan studi dan penulisan tesis ini.

Proses penyelesaian studi dan penulisan tesis ini tidak lepas dari bantuan,

dukungan, doa, dan motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Nandang Rusmana, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Bimbingan

Konseling Sekolah Pascasarjana UPI dan Pembimbing I yang telah banyak

membantu membimbing dan memperkaya wawasan penulis dalam

metodologi penelitian dan implementasi program sehingga uji efektivitas

program tidak mengalami hambatan yang berarti.

2. Dr. Ipah Saripah, M. Pd., selaku Pembimbing II atas perhatian yang luar

biasa, pengertian, bimbingan dan motivasinya, serta masukan dan saran untuk

penyempurnaan penulisan tesis ini

3. Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M. Pd., yang telah memberikan bimbingan,

arahan, petunjuk, dan saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

4. Dr. Ilfiandra, M. Pd., Dr. Mubiar Agustin, M.Pd., dan Nurhudaya, M.Pd.

yang telah menimbang dan memberi masukan atas instrumen penelitian dan

program.

5. Teman-teman seperjuangan kelas B Sekolah Pascasarjana Angkatan 2010.

Dua tahun akan terasa sulit dan panjang tanpa kalian. Semoga Allah SWT.

memudahkan dan melancarkan semua perjuangan kita.

6. Drs. H. Sukandi Mustafa, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 2 Depok beserta

(5)

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan lancar dan dukungan yang

luar biasa selama proses studi.

7. Rekan-rekan guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 2 Depok, dan

khususnya Dra. Sumarsih dan Dra. Truly Erlina Hariwikanti yang telah ikut

membantu penulis dalam uji keterbacaan program dan proses penelitian.

8. Keluarga tercinta, terutama suamiku Heri Abrianto dan anak-anakku: Nur

Aziz Edy Pratama, Nur Farida Primandari, dan Haniyah Nurulita Sabrina atas

pengertian, dukungan dan doanya selama penulis mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan.

9. Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan tesis ini.

Semoga seluruh dukungan, bantuan, bimbingan dan semangat yang telah

diberikan oleh semua pihak, diterima Allah SWT sebagai amal kebaikan dan

Allah berkenan membalasnya dengan pahala yang melimpah. Amin.

Bandung, 7 Juli 2014

(6)

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

(7)

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

PERNYATAAN... ii

ABSTRAK... iii

ABSTRACT... iv

KATA PENGANTAR... v

UCAPAN TERIMA KASIH... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR BAGAN... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... 1

B.Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian... 13

C.Tujuan Penelitian... 14

D.Manfaat Penelitian... 15

E.Asumsi Penelitian... 15

F. Metode Penelitian... 17

. BAB II KECAKAPAN EMOSIONAL DAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA A.Konsep dan Dimensi Kecakapan Emosional... 18

B.Kecakapan Emosional Sebagai Kecakapan Hidup... C.Upaya-Upaya Bimbingan untuk Meningkatkan Kecakapan Emosional... 35 44 D.Kerangka Teoretik Program Bimbingan dan Konseling Melalui Teknik Sosiodrama... 49

BAB III METODE PENELITIAN A.Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian... 84

B.Populasi dan Sampel... 86

C.Definisi Operasional Variabel... 89

D.Pengembangan Instrumen Penelitian... 92

E.Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling melalui Teknik Sosiodrama... 98

F. Prosedur Penelitian... 104

(8)

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian... 112

1. Hasil Studi Pendahuluan... 2. Rumusan Program Bimbingan dan Konseling Melalui Teknik Sosiodrama untuk Meningkatkan Kecakapan Emosional Siswa... 112 126 3. Implementasi Program Bimbingan dan Konseling melalui Teknik Sosiodrama untuk meningkatkan Kecakapan Emosional Siswa... 4. Efektivitas Program Bimbingan dan Konseling melalui Teknik Sosiodrama untuk Meningkatkan Kecakapan Emosional Siswa... 140 160 B. Pembahasan Hasil Penelitian... 168

1. Hasil Studi Pendahuluan... 2. Efektivitas Program Bimbingan dan Konseling melalui Teknik Sosiodrama untuk Meningkatkan Kecakapan Emosional Siswa... 3. Keterbatasan Penelitian... 168 182 190 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan... 191

B. Rekomendasi... 193

DAFTAR PUSTAKA... 196

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 205

(9)

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Perbandingan Model Teori Kecerdasan Emosional... 30 2.2 Peran dan Tugas Konselor dalam Sosiodrama... 71

2.3 Tahapan Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Melaui

Teknik Sosiodrama untuk Meningkatkan Kecakapan emosional Siswa... 78 3.1 Jumlah Populasi... 86 3.2

3.3 3.4

Jumlah Sampel Penelitian... Kisi-Kisi Instrumen Kecakapan Emosional ... Hasil Uji Kelayakan Program...

88 93 100

3.5 Pedoman Observasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling

melalui Teknik Sosiodrama pasa Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Depok ... 103

3.6 Pedoman Observasi Terhadap Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan

Program Bimbingan dan Konseling melalui Teknik Sosiodrama Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Depok ... 103 3.7 Hasil Uji Normalitas ... 107 3.8 Norma Skor untuk Kategori Kecakapan Emosional Siswa ... 109

3.9 Kategori Skor Aktual Kecakapan Emosional SMA Negeri 2 Depok... 109

4.1 Gambaran Umum Kecakapan Emosional Siswa Kelas XI SMA

Negeri 2 Depok... 112

4.2 Gambaran Umum Kecakapan Emosional Siswa Kelas XI

Berdasarkan Masing-masing Dimensi dan Indikator... 113 4.3 Gambaran Kecakapan Emosional Siswa Sebelum Intervensi…... 118

4.4 Gambaran Kecakapan Emosional Siswa pada Berdasarkan Capaian

Masing-masing Dimensi Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol.... 119

4.5 Gambaran Kecakapan Emosional Siswa pada Berdasarkan Capaian

Masing-masing Indikator Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol... 119

4.6 Gambaran Kecakapan Emosional Siswa Setelah Intervensi... 121

4.7 Gambaran Kecakapan Emosional Pada Masing-masing Dimensi... 122

4.8 Gambaran Kecakapan Emosional Siswa pada Dimensi Kesadaran

Diri... 123

4.9 Gambaran Kecakapan Emosional Siswa Pada Dimensi Pengaturan

Diri... 123 4.10 Gambaran Kecakapan Emosional Siswa pada Dimensi Memotivasi

Diri... 124 4.11 Gambaran Kecakapan Emosional Siswa pada Dimensi Empati... 125 4.12 Gambaran Kecakapan Emosional Siswa pada Kecakapan Membina

(10)

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kontrol... 161 4.15 Hasil Uji Homoginitas Kecakapan Emosional Siswa... 161

4.16 Hasil Uji Statistik Sampel Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 162 4.17 Hasil Uji Independen Sampel Kelompok Eksperimendan Kelompok

Kontrol ... 163 4.18 Hasil Perhitungan Gain Score Kecakapan Emosional Pada

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 162 4.19 Hasil Uji t Berpasangan Gain Score Kelompok Eksperimen dan

Kontrol ... 164 4.20 Efektivitas Program Bimbingan dan Konseling Melalui Teknik

Sosiodrama Terhadap Masing-masing Dimensi Kecakapan

Emosional... 165

4.21 Efektivitas Program Bimbingan dan Konseling Melalui Teknik

Sosiodrama Terhadap Masing-masing Indikator Kecakapan

(11)

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

2.1 2.2

3.1 3.2 3.3

Pembagian Kecakapan Hidup... Pengembangan Kecakapan emosional Siswa Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling dengan Teknik Sosiodrama... Desain Penelitian... Rancangan Penelitian... Bagan Alur Penelitian...

37

(12)

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. SK Pembimbing Penulisan Tesis dan Surat Keterangan

Penelitian... 206 2. Instrumen Penelitian... 207 3. Hasil Pengolahan Data Penelitian... 208

4. Program Intervensi dan Satuan Layanan Bimbingan dan

(13)

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Remaja dalam perkembangannya mengalami berbagai perubahan baik

emosi, tubuh, minat, maupun pola perilaku. Masa remaja dari beberapa pandangan

diidentifikasi sebagai masa yang rawan dan sering menimbulkan kekhawatiran

pada orang tua dan guru. Menurut Hall (Santrock, 2003:10) remaja merupakan

masa penuh topan dan tekanan (storm and stress), dimana remaja sebagai masa

goncangan yang ditandai dengan konflik dan perubahan suasana hati.

Aristoteles (Santrock, 2003:9) menyatakan bahwa pada permulaan masa

remaja individu sering tidak stabil dan tidak sabar, dikarenakan kurang adanya

kontrol diri yang dibutuhkan untuk menjadi seseorang yang matang.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri remaja maupun akibat Perubahan-perubahan lingkungannya

seringkali dapat menimbulkan gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai

akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja.

Ketidakmampuan remaja dalam mengelola emosinya dimungkinkan dapat

berdampak negatif terhadap sikap dan perilakunya. Sehingga akhirnya akan

berimbas pada proses dan hasil kerja akademik di sekolah, juga terhadap

kemampuannya ketika membina hubungan dengan lingkungan sekitar. Goleman

(2009:36) mengemukakan tanpa kecakapan emosional, individu tidak akan dapat

menggunakan kemampuan-kemampuan kognitif mereka sesuai dengan potensi

(14)

2

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

resiko menghadapi kesulitan-kesulitan seperti: kegagalan akademis, kecanduan

alkohol, dan adanya kecenderungan terhadap perilaku tindak kejahatan.

Dalam Goleman (2009:329-330) digambarkan mengenai hasil survey

tingkat keterampilan emosional anak-anak Amerika yang berusia tujuh hingga

enam belas tahun pada pertengahan tahun 1970-an hingga akhir tahun 1980-an

dinyatakan keadaannya semakin memburuk. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

kecenderungan sikap menarik diri dari pergaulan atau masalah sosial; mudah

cemas dan depresi; memiliki masalah dalam hal perhatian atau berpikir; serta

nakal atau agresif.

Fenomena kasus-kasus kriminalitas tidak jarang melibatkan remaja

sebagai tokoh utamanya. Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI,

2007) melaporkan bahwa jumlah remaja mencapai 30% dari jumlah penduduk di

Indonesia. Survey tersebut menunjukkan bahwa remaja laki- laki lebih banyak

melakukan tingkah laku anti sosial daripada perempuan. Dilaporkan juga bahwa

pada data kasus aborsi yang berjumlah 2,4 juta kasus, 700-800 ribu kasus

dilakukan oleh remaja. Berikutnya penderita HIV/AIDS di Indonesia dari 52.000

orang yang terinfeksi 70% adalah remaja yang diakibatkan oleh perilaku sex

bebas.

Hasil penelitian Badan Narkotika Nasional bekerja sama dengan

Universitas Indonesia (BKKBN, 2011), melaporkan bahwa 50 – 60% pengguna

narkoba di Indonesia adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. Hasil penelitian

(15)

3

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

juta orang. Diantara jumlah tersebut, 48% orang sebagai pecandu dan sisanya

sekedar coba-coba dan pemakai.

Fenomena perilaku remaja akibat oleh ketidakmampuan mengelola

emosinya lainnya adalah dalam bentuk tawuran pelajar. Komnas Perlindungan

Anak (2012) melaporkan bahwa jumlah tawuran pelajar memperlihatkan kenaikan

pada enam bulan pertama tahun 2012. Di wilayah Jakarta terjadi 139 tawuran

kasus tawuran dengan 12 kasus menyebabkan kematian. Pada tahun 2011

terdapat 339 kasus yang menyebabkan 82 anak meninggal dunia.

(http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/29/refleksi-akhir-tahun-2012-sakitnya-pendidikan-kita--520765.html).

Hasil penelitian Ramli (2010) menggambarkan 24% siswa SMP Negeri di

Kota Malang memiliki kecerdasan emosional pada klasifikasi rendah yang

ditandai dengan sikap siswa antara lain: (a) kurang mampu menunjukkan persepsi

dan akspresi emosinya dengan baik (16%); (b) belum mampu menggunakan

emosi (18%); (c) kurang memiliki kemampuan pemahaman diri (18%); dan (d)

kesulitan dalam mengelola emosi (16%).

Berikutnya hasil penelitian Nurnaningsih (2011) menyatakan bahwa 38%

siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Cicalengka tahun pelajaran 2010/2011 memiliki

kecerdasan emosional pada kategori yang rendah. Hal ini ditunjukkan dengan

siswa mengalami keadaan antara lain: (a) kesulitan di dalam mengenali perasaan

dalam dirinya (30,67%); (b) belum mampu menangani emosi diri (36,67%); (c)

belum dapat membangkitkan semangat yang ada pada dirinya (58,67%); (d)

(16)

4

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mampu menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain

(61,33%). Dampak dari kondisi tersebut berakibat pada pencapaian hasil

akademik yang tidak maksimal dan kesulitan ketika melakukan penyesuaian diri

saat berhubungan dengan orang lain.

Berdasarkan hasil penelitian Daryono (2011) menyatakan bahwa

gejala-gejala ganggunan emosional yang dialami oleh siswa diantaranya adalah

kecenderungan datang terlambat ke sekolah sebagai bentuk indikator lemahnya

motivasi belajar dan kesadaran diri siswa yang masih sangat kurang. Selain itu

sebagian siswa yang memiliki nilai akademik tinggi namun secara

sosioal-emosional rendah, maka kurang disukai oleh teman-temannya. Hal ini disebabkan

antara lain, karena siswa: tidak dapat bekerja sama, tidak empati bahkan egois dan

sombong, cepat tersinggung, reaktif, bicara sering menyinggung, konsep diri yang

negatif, tidak mudah menerima saran dan kritik orang lain, menonjolkan

kelebihan diri dan menunjukkan sikap tidak asertif, tidak berani mengambil

keputusan, kemandirian yang lemah, dan kurang berani mengambil resiko.

Berbagai fakta permasalahan emosional yang dialami oleh para remaja

seperti tersebut di atas antara lain dapat disebabkan remaja belum sepenuhnya

mampu memahami diri sendiri dan orang lain dengan baik. Hal ini diduga karena

mereka tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang perkembangan emosi

dan keterampilan mengembangkan emosinya. Di samping itu semua perilaku

remaja tidak lepas dari berbagai pengaruh, seperti: lingkungan keluarga dan gaya

pengasuhan orang tua, lingkungan sekolah, hubungan teman sebaya, dan

(17)

5

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seringkali remaja tidak mampu menghindari hal-hal negatif yang merugikan

dirinya dan orang lain.

Apabila permasahan-permasalahan yang berkaitan dengan aspek

emosional ini berlarut-larut tanpa diatasi dengan baik, maka dapat berakibat

terhambatnya individu dalam mecapai keberhasilan dalam berbagai bidang

kehidupan baik akademik. pibadi, maupun sosialnya. Oleh karena itu kecakapan

emosional perlu dikembangkan untuk menghindari terjadinya perkembangan

psikologis yang menyimpang. Individu dengan kecakapan emosional yang

berkembang dengan baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil

dalam kehidupannya, menguasai kebiasaan berpikir yang mendorong

produktivitas mereka (Goleman, 2009:48).

Hasil-hasil penelitian menyatakan bahwa, emosi memilik peranan yang

sangat bermakna dalam kegiatan belajar siswa dan besar pengaruhnya terhadap

perilaku siswa (Dahlan, 2000). Mayer & Salovey (1997) menyatakan individu

yang dapat mengatur emosinya, dapat disebut memiliki keterampilan mengelola

emosi, maka dia akan lebih produktif dari individu yang kurang memiliki

keterampilan mengelola emosinya. Ia akan lebih mudah berkonsentrasi, berpikir

logis, mampu memotivasi dirinya untuk fokus pada aktivitas yang konstruktif dan

membina hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitar. Hal ini sejalan

dengan pendapat yang menyatakan bahwa kecakapan emosional yang tinggi dapat

berkontribusi dalam proses pembelajaran siswa (Elias & Arnold, 2006; Svetlana,

(18)

6

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipisahkan dari kecakapan emosional karena aktualisasi diri individu yang

optimal sejalan dengan tingkat kecakapan emosionalnya.

Dalam Nurnaningsih (2011) Gottman menunjukkan bukti bahwa individu

yang memiliki kecakapan emosional yang relatif baik, akan mampu memperoleh

nilai akademik tinggi, mampu bergaul lebih baik, tidak banyak mengalami

masalah tingkah laku dan tidak mudah terpancing untuk melakukan tindak

kekerasan bila dibandingkan dengan mereka yang kecakapan emosionalnya

rendah.

Sebuah laporan dari National Center for Clinical Infant Program

(Goleman, 2009:273), menyatakan bahwa keberhasilan individu di sekolah bukan

diramalkan berdasarkan kumpulan fakta tentang kemampuan diri untuk membaca,

melainkan juga oleh ukuran-ukuran emosional dan sosial pada dirinya. Hal ini

ditandai oleh suatu kemampuan dimana individu yakin pada diri sendiri dan

mempunyai minat; mengetahui pola perilaku yang diharapkan orang lain dan

bagaimana mengendalikan dorongan hati untuk tidak berbuat nakal; mampu

menunggu, mengikuti petunjuk, dan mengacu pada guru untuk mencari bantuan;

serta mampu mengungkapkan kebutuhan-kebutuhannya saat bergaul dengan

individu lain. Menurut laporan tersebut, hampir semua individu yang prestasi

sekolahnya buruk, tidak memiliki satu atau lebih unsur aspek-aspek kecakapan

emosional.

Beberapa pendapat di atas didukung oleh hasil-hasil penelitian berikut,

antara lain: Parker et al. ( 2004) dan Mishra (2012) yang menyatakan bahwa

(19)

7

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa; Yahaya, et al. (2012), menyatakan bahwa kecerdasan emosional

memberikan kontribusi dalam meningkatkan kemampuan kognitif pada siswa; dan

Elizabeth & Chirayath (2013), menyatakan bahwa meskipun hubungan antara

kecakapan emosional dan gaya belajar tidak sangat kuat, namun kecakapan

emosional mempengaruhi gaya belajar.

Kinerja dan prestasi yang baik di bidang akademik adalah target utama dan

tujuan untuk setiap siswa di sekolah. Untuk mendapatkan hasil yang baik, selain

dari teknik belajar yang efektif dan terencana, siswa harus mampu mengenali diri

mereka sendiri khususnya emosi diri, sehingga tidak menjadi penghambat bagi

keberhasilannya. Oleh karena itu setiap siswa harus mampu mengidentifikasi

dirinya, karena kecakapan emosional tidak hanya dibutuhkan untuk kepentingan

keberhasilan di bidang akademis tetapi juga untuk kesuksesan hidup di bidang

kehidupan lainnya di masa depan.

Dengan tujuan membangun manusia yang tangguh dan mampu

menghadapi tuntutan dan perubahan globalisasi, upaya untuk membantu

meningkatkan kecakapan emosional siswa harus dipertimbangkan sepanjang

proses pendidikan di sekolah. Gottman (2001) menyatakan dengan membantu

mengembangkan dan meningkatkan kecakapan emosional individu, diharapkan

dapat membantu individu akan menjadi lebih terampil dalam menenangkan

dirinya dengan cepat, lebih terampil dalam memusatkan perhatian, tegar dalam

menjalani kehidupan, memiliki sikap optimis, cenderung produktif dan efektif

dalam setiap kegiatan, serta mudah bergaul dan cakap dalam memahami orang

(20)

8

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil-hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kecakapan emosional

memiliki peranan penting bagi kehidupan individu dan dapat ditingkatkan.

Goleman (2009:428), telah mengkaji terhadap hasil evaluasi tentang pembelajaran

keterampilan sosial dan emosional melalui berbagai program intervensi, seperti:

pengembangan sosial (social development), pembelajaran sosial dan emosional

(social and emotional learning), dan kecakapan emosionan (personal

intelligence). Hasil pelaksanaan program menunjukan bahwa individu yang

mendapatkan intervensi menampakkan adanya peningkatan kompetensi emosional

dan sosialnya.

Penelitian Kremenitzer (2005); Domitrovich, et al., (2007); Ulatas dan

Omeroglu (2007); Qualter et al. (2007); Repetto, et al. (2007); Yilmaz (2009);

dan Ramli (2010), meggambarkan bahwa individu yang memperoleh sesi

intervensi untuk meningkatkan kecakapan emosionalnya menunjukkan hasil

adanya peningkatan kemampuan yang lebih tinggi pada: reaksi emosional;

pengetahuan emosional; kemampuan beradaptasi; kesiapan diri dalam proses

belajar; menghindari perilaku berisiko; dan mengelola kemarahan dibandingkan

individu yang tidak memperoleh intervensi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada siswa kelas XI SMA Negeri 2

Depok menunjukkan bahwa mayoritas siswa (70,09%) memiliki kecenderungan

tingkat kecakapan emosional pada kategori sedang, dan 14,73% siswa berada

pada kategori rendah. Hal ini mengindikasikan pada adanya kebutuhan untuk

(21)

9

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fenomena dan fakta empirik tersebut di atas menunjukkan perlu adanya

upaya-upaya yang efektif untuk membantu terhadap peningkatan kecakapan

emosional individu guna peningkatan kualitas belajar dan berbagai bidang

kehidupan lainnya. Hal ini sejalan dengan UU No. 20 Tahun 2003, dimana

pendidikan adalah merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan masyarakat, bangsa dan negara.

Mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003 tersebut, maka program bimbingan

dan konseling sebagai bagian dari pendidikan di sekolah dapat menjadi sarana

untuk membantu memfasilitasi pengembangan kepribadian peserta didik,

termasuk terhadap aspek kecakapan emosionalnya. Dalam hal ini yang dimaksud

kecakapan emosional adalah sebagai kemampuan seseorang untuk mengelola

emosi diri dengan segala potensi yang dimilikinya yang mencakup lima dimensi

nilai-nilai kehidupan (Goleman, 2002), yaitu mencakup: (1) kesadaran diri (self

awareness); (2) pengaturan diri (self regulation); (3) motivasi (motivation); (4)

memahami perasaan orang lain (empathy); dan (5) keterampilan sosial (social

skill).

Program bimbingan dan konseling yang efektif merupakan salah satu

solusi stimulasi untuk membantu meningkatkan kecakapan emosional siswa,

sehingga diharapkan mereka dapat mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya

(22)

10

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berbagai teknik dalam pelayanan bimbingan dan konseling dapat

dilakukan melalui aktivitas baik secara individual, kelompok, maupun klasikal.

Salah satu layanan bimbingan dan koseling dalam seting kelompok yang

dipandang efektif untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran

diri siswa adalah layanan melalui teknik sosiodrama (Gangel, 1986; Blatner,

2002; Maier, 2002; Cossa, 2006; Ecloff, 2006; Blatner, 2009; McLennan &

Smith, 2007; McLennan, 2008; 2011). Sosiodrama telah digunakan di

sekolah-sekolah sebagai upaya bantuan bagi perkembangan fisik, mental, dan emosional

anak (Taylor, 1965; Larkin, 2001). Kegiatan sosiodrama yang menekankan pada

kreativitas, spontanitas, dan ekspresi diri merupakan upaya untuk membantu

siswa dalam pengembangan konsep diri yang ideal (Garcia, 1993; Somers, 1996;

Taylor, 1965).

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa sosiodrama efektif

digunakan sebagai salah satu teknik dalam intervensi untuk meningkatkan

kemampuan subyek penelitian. Diantaranya sosiodrama dapat untuk

meningkatakan: kemampuan mengambil keputusan (Gangel, 1986; Blatner, 2002;

dan Maier, 2002); sikap empati, manajemen marah dan kemampuan penyelesaian

masalah Cossa (2006); memahami dan berkomunikasi (Ecloff, 2006); mendorong

perilaku positif (McLennan & Smith, 2007); meningkatkan sikap peduli

(McLennan, 2008); keaksaraan psikologis, keterampilan dalam komunikasi,

pemecahan masalah, dan kesadaran diri (Blatner, 2009; dan McLennan, 2011).

(23)

11

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan: kecerdasan emosional (Ulya & Putri, 2010); rasa percaya diri

siswa (Sa’adah, 2011); dan hubungan interpersonal remaja (Wijayanti, 2012).

Remaja memiliki kemampuan untuk mengembangkan segala potensi dan

kekuatan yang dimilikinya secara optimal termasuk untuk mencapai kecakapan

emosionalnya. Upaya pengembangan kecakapan emosional melalui layanan

bimbingan dan konseling didasarkan pada implikasi filsafah sebagaimana

pandangan yang dikemukan oleh Hall dan Lindzey (Supriatna, 2010:11) sebagai

berikut. Pertama, manusia pada dasarnya dilahirkan baik. Kedua, perilaku

manusia dengan sadar, bebas, dan bertanggung jawab dibimbing oleh daya-daya

positif, yang berasal dari dalam dirinya sendiri ke arah pemekaran seluruh potensi

manusiawi secara penuh. Ketiga, agar berkembang ke arah positif, manusia

membutuhkan suasana dan pendampingan personal serba penuh penerimaan dan

penghargaan demi mekarnya potensi positif yang melekat pada dirinya.

Pandangan filsafiah tersebut di atas menghantarkan pada perumusan

program bimbingan dan konseling melalui teknik sosiodrama untuk meningkatkan

kecakapan emosional siswa yang didasarkan kepada pendekatan humanistik.

Berdasarkan pandangan falsafah ini, program bimbingan dan konseling sebagai

upaya pendidikan dalam bentuk layanan menurut Misiak dan Sexton (Supriatna,

2010) adalah merupakan layanan yang memusatkan perhatian pada pribadi

(person).

Corey (Romlah, 2001:107), menyatakan sosiodrama merupakan upaya

untuk menciptakan restrukturisasi internal disfungsional pola pikir dengan orang

(24)

12

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

situasi dan menjadi lebih spontan dan mandiri. Melalui sosiodrama individu dapat

memperoleh pengertian lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep

dirinya, menyatakan kebutuhan-kebutuhannya, dan menyatakan reaksinya

terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya.

Layanan bimbingan dan konseling melalui teknik sosiodrama dipandang

dapat menjadi salah satu media alternatif untuk membantu siswa dalam

mendapatkan bimbingan dan latihan dengan memainkan peran-peran sosial,

sehingga diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan: (1) pemahaman

dan kesadaran dirinya; (2) kemampuan mengelola emosinya; (3) motivasi untuk

meraih tujuan-tujuan yang ingin dicapai; (4) sikap empati terhadap orang; dan (5)

kecakapan dalam membina hubungan dengan orang lain.

Dengan demikian, program bimbingan dan konseling melalui teknik

sosiodrama dalam penelitian ini dirumuskan atas dasar adanya kebutuhan

terhadap peningkatan kecakapan emosional pada diri siswa sebagai individu, agar

lebih mampu memahami diri sendiri dan orang lain sehingga diharapkan pada

akhirnya dapat mendukung terhadap keberhasilan individu dalam bidang

akademik, sosial pribadi, dan karirnya.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penelitian ini

difokuskan pada kajian tentang efektivitas program bimbingan dan konseling

melalui teknik sosiodrama untuk meningkatkan kecakapan emosional siswa kelas

(25)

13

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Fakta empirik dan landasan teoretik yang dipaparkan pada latar belakang

di atas menjelaskan bahwa kecakapan emosional yang meliputi kemampuan

kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan kecakapan membina

hubungan berperan penting bagi kehidupan individu. Kecakapan emosional

sebagai bagian dari aspek kepribadian merupakan wilayah kajian bimbingan dan

konseling seperti yang tertuang dalam tujuan pendidikan (Depdiknas, 2003).

Menurut Gottman (2001), individu yang memiliki kecakapan emosional

dapat menjadi lebih terampil dalam menguasai perasaannya, lebih mudah

memusatkan perhatiaan, memiliki sikap optimis, produktif dan efektif dalam

setiap kegiatan, mudah bergaul, serta peduli pada sesama. Hal ini akan berdampak

positif pada proses dan hasil unjuk kerja akademik di sekolah serta ketika

menjalin hubungan dengan orang lain. Penggunaan teknik sosiodrama sebagai

upaya untuk meningkatkan kecakapan emosional siswa diajukan sebagai salah

satu alternatif bantuan fasilitasi dalam layanan bimbingan dan konseling.

Masalah utama penelitian ini adalah, “Bagaimana program bimbingan dan

konseling melalui teknik sosiodrama yang efektif untuk meningkatkan kecakapan

emosional siswa?” Secara lebih rinci masalah utama tersebut dirumuskan ke

dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran umum kecakapan emosional siswa kelas XI SMA

Negeri 2 Depok tahun pelajaran 2012/2013?

2. Bagaimana rumusan program bimbingan dan konseling melalui teknik

(26)

14

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konseling untuk meningkatkan kecakapan emosional siswa kelas XI SMA

Negeri 2 Depok tahun pelajaran 2012/2013?

3. Bagaimana gambaran efektivitas program bimbingan dan konseling melalui

teknik sosiodrama untuk meningkatkan kecakapan emosional siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Depok tahun pelajaran 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan menghasilkan program bimbingan dan konseling

melalui teknik sosiodrama yang secara teoretis dan empiris efektif untuk

meningkatkan kecakapan emosional siswa. Secara khusus tujuan penelitian ini

untuk menghasilkan:

1. gambaran kecakapan emosional siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Depok

tahun pelajaran 2012/2013;

2. rumusan program bimbingan dan konseling melalui teknik sosiodrama yang

memadai menurut pandangan para ahli dan praktisi bimbingan dan konseling

untuk meningkatkan kecakapan emosional siswa kelas XI di SMA Negeri 2

Depok tahun pelajaran 2012/2013; dan

3. efektivitas program bimbingan dan konseling melalui teknik sosiodrama

untuk meningkatkan kecakapan emosional siswa kelas XI di SMA Negeri 2

(27)

15

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat dalam pengembangan

ilmu pengetahuan khususnya di bidang bimbingan dan konseling terutama

berkaitan dengan pengembangan program bimbingan dan konseling melalui

melalui teknik sosiodrama untuk meningkatkan kecakapan emosional siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi konselor sekolah atau guru bimbingan dan konseling, hasil penelitian

dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat menyusun dan melaksanakan

program program bimbingan dan konseling melalui teknik sosiodrama yang

efektif untuk membantu meningkatkan kecakapan emosional siswa.

b. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pengambilan

kebijakkan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dengan

meningkatkan dukungan untuk menunjang pelaksanaan program bimbingan

dan konseling di sekolah dalam memenuhi kebutuhan siswa.

c. Bagi peneliti selanjutnya, untuk memperdalam kajian tentang kecakapan

emosional dari berbagai variabel yang mempengaruhinya.

E. Asumsi Penelitian

1. Pada dasarnya setiap individu memiliki kemampuan dan kekuatan untuk

mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara

(28)

16

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kecakapan emosional merupakan hasil dari proses pendidikan yang diperoleh

sepanjang rentang kehidupan manusia. Kecakapan emosional dapat dipelajari

dan dapat dikembangkan.

3. Orang yang memiliki kecakapan emosional yang tinggi akan berupaya

menciptakan keseimbangan diri dan lingkungannya, mengusahakan

kebahagiaan dari dalam dirinya sendiri, dapat mengubah sesuatu yang buruk

menjadi lebih baik.

4. Bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang

dilakukan oleh konselor kepada konseli agar dapat berkembang secara

optimal, dengan memanfaatkan potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh

konseli.

5. Layanan bimbingan dan konseling untuk membantu memfasilitasi

pengembangan kecakapan emosional siswa dapat dilakukan melalui aktivitas

permainan peran, diskusi, dan refleksi.

6. Sosiodrama merupakan permainan peranan yang dapat dijadikan sebagai

salah satu upaya untuk membantu individu membangun kepercayaan diri dan

belajar untuk meningkatkan dan mengembangkan perilaku-perilaku positif

ketika berhadapan dengan resiko sebagai wujud berkembangnya kecakapan

(29)

17

Susi Dwi Susanti, 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Metode Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, yang melibatkan proses

analisis dan penafsiran dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik.

Metode yang digunakan pada penilitian adalah metode penelitian eksperimen

dengan desain kuasi eksperimen non-equivalent control group design.

Desain penelitian memilki dua kelompok subjek, yaitu satu sebagai

kelompok eksperimen dan kelompok lainya sebagai kelompok kontrol. Kedua

kelompok diberi pretes-posttes sebelum dan sesudah pemberian perlakuan

intervensi. Teknik pengambilan sampel dipilih secara purposive yaitu siswa

dipilih berdasarkan tujuan, yaitu siswa yang memiliki kecakapan emosional pada

kategori sedang dan rendah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah skala kecakapan

emosional siswa untuk mengetahui profil kecakapan emosional siswa. Pengolahan

hasil penelitian untuk menguji efektivitas program bimbingan dan konseling

melalui teknik sosiodrama guna meningkatkan kecakapan emosional siswa

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. © Helmi Triyudar Yanto 2014

Tetapi kegiatan political marketing dapat mengubah prilaku pemilih yang apatis menjadi peduli, yang tidak tau menjadi tau, dan bagi calon kepala daerah sendiri kegiatan

(3) Kelompok II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, menampung jenis-jenis pelanggan yang membayar tarif dasar untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum... (4)

7 Nurul Dwi Rohmatuningtyas, Pengaruh Pembelajaran Pemecahan Masalah Model Polya Dengan Seting Pembelajaran Tipe GI Terhadap Minat, dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTs

If the property element has no child elements, the right column contains the value (“.”), otherwise the value is treated as another structured data type and contains a nested table

Suct ion t able, yait u m ej a yang dilengkapi dengan penyedot / penghisap t elah banyak digunakan unt uk m em bersihkan kot oran pada perm ukaan kain, lukisan, kert as dan

 Menganalisis kurva-kurva yang melalui beberapa titik untuk menyimpulkan berupa garis lurus, garis-garis sejajar,.. atau garis-garis

Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di jenjang pendidikan dasar dan menengah, mengindikasikan adanya upaya pemerintah pusat memberikan kewenangan