• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Penggolongan Benda - Kontrol Kerusakan Biotis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "A. Penggolongan Benda - Kontrol Kerusakan Biotis"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Kon t r ol Ke r u sa k a n Biot is

Perlakuan Kult ural/ Fisik, Penyinaran/ Radiasi,

Pem anasan, Pendinginan dan Fum igasi.

Oleh: Puj i Yosep Subagiyo1

A. Pe n ggolon ga n Be n da

Pelaksanaan langkah konservasi ( lihat Tabel 1.) hanya dapat diwuj udkan apabila konservat or t erlebih dahulu t elah m engenal bahan pem bent uk benda yang akan dit angani; dan j enis kerusakan yang dihadapi. Karena ham pir sem ua bahan, khususnya benda organik, sangat peka t erhadap kondisi lingkungan, sepert i kelem baban, suhu udara, dan radiasi cahaya. Disam ping bahan t ersebut j uga m udah m engalam i kerusakan karena pengaruh asam at au basa kuat , dan kebanyakan bahan- bahan pelarut organik. Sehingga seorang konservat or, khususnya konservat or benda organik, diwaj ibkan dapat m em ilah at au m enggolongkan benda koleksi m enurut j enis bahan pem bent uknya, sert a m engident ifikasikan berbagai j enis bahan berikut sifat -sifat fisik dan kim iaw i.

B. Je n is Ke r u sa k a n ~ Kon se r va si

Konservasi benda koleksi m useum m enurut Am erican Associat ion of Museum s ( AAM 1984: 11) diruj uk kedalam 4 t ingkat an.

Pe r t a m a adalah perlakuan secara m enyeluruh unt uk m em elihara koleksi dari kem ungkinan suat u kondisi yang t idak berubah; m isalnya dengan kont rol lingkungan dan penyim panan benda yang m em adai, didalam fasilit as penyim panan at au display;

Ke du a adalah pengawet an benda, yang m em iliki sasaran prim er suat u pengawet an dan pengham bat an suat u proses kerusakan pada benda; Ke t iga adalah konservasi rest orasi secara akt ual, perlakuan yang diam bil

unt uk m engem balikan art ifak rusak at au 'det eriorat ed art ifact' m endekat i bent uk, desain, w arna dan fungsi aslinya. Tet api proses ini m ungkin m erubah t am pilan luar benda; dan

Ke e m pa t adalah riset ilm iah secara m endalam dan pengam at an benda secara t eknis.

Kesim pulan dari keem pat t ingkat an konservasi t ersebut adalah sebagai berikut :

1. Tingkat I dan I I m erent angkan pendanaan konservasi yang luar biasa besar t et api m enghasilkan j um lah koleksi yang t erbanyak. Tenaga t eknis konservasi yang t erlat ih dibawah supervisi konservat or biasanya m am pu m elaksanakan t ugas ini, dan

2. Tingkat I I I dan I V biasanya diperunt ukkan pada pekerj aan- pekerj aan yang cukup pent ing, yang m ana m em erlukan cukup biaya dan wakt u; sert a m em erlukan keahlian konservat or yang t erlat ih secara profesional.

Unt uk lebih j elasnya, lihat j enis kerusakan yang m em pengaruhi j enis konservasi benda koleksi m useum pada Tabel 2 sam pai 12.

C. Pe m be r sih a n

Pem bersihan at au 'cleaning' kot oran dari perm ukaan benda m erupakan langkah paling awal daripada pelaksanaan konservasi. Dalam hal ini, konservat or diharapkan m em iliki kem am puan unt uk m engident ifikasi dan m engenali kot oran- kot oran t ersebut . Ada dua kat egori pengert ian kot oran dalam konservasi, yakni kot oran yang larut dan kot oran t ak larut dengan

1

(2)

bahan- bahan pelarut ; baik it u air at aupun bahan- pelarut organik sepert i et anol, acet one dsb. I a j uga harus dapat m em bedakan ant ara kot oran dan bahan pem bent uk at au kom ponen pent ing bendanya, yang m ungkin m erupakan bukt i yang t idak boleh dihilangkan t et api t et ap t erm asuk kat egori kot oran. Selanj ut nya, t at a- cara pem bersihan yang m udah, efekt if, dan bersifat am an haruslah dapat dit unj ukkan oleh seorang konservat or.

1. Pem bersihan Perm ukaan Ringan

Pem bersihan kot oran di perm ukaan benda dianggap sebagai pekerj aan ringan, karena pekerj aan t ersebut dapat dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut :

a. dengan kwas.

Tuj uannya adalah unt uk m enghilangkan debu yang m enum puk pada perm ukaan benda, perm ukaan benda yang berbulu halus, m em ilik i lipat an at au lining. Pelem baban kwas halus dapat m em buat debu t idak bert erbangan dan m engot ori kain yang sudah dibersihkan. Ada beberapa persyarat an penggunaan kwas ini, yait u:

* kwas harus halus;

* kondisi benda harus agak kuat ;

* cara ini sebaiknya dikom binasikan dengan pem asangan blower at au fum e- hood, supaya t idak m em bahayakan kesehat an konservat or. [Fum e- hood adalah suat u alat penghisap debu, kot oran dsb., t et api alat ini biasanya m erupakan pelengkap pada m ej a kerj a konservasi dan t em pat m encam pur bahan- bahan kim ia/ lem ari asam .]

b. dengan penghisap debu.

Suct ion t able, yait u m ej a yang dilengkapi dengan penyedot / penghisap t elah banyak digunakan unt uk m em bersihkan kot oran pada perm ukaan kain, lukisan, kert as dan benda sej enis lainnya. Alat vacuum cleaner ini biasanya didesain khusus, sehingga perm ukaan- nya lebar dan rat a dengan m ej a. Suct ion t able dapat j uga digunakan unt uk m em bant u penyerapan konsolidan, perekat yang biasa digunakan pada kain, t ekst il at au kert as rapuh. Pem buat an suct ion t able ini sebenarnya m urah dan m udah. Tet api kebanyakan konservat or di m useum m asih m em ilih m enggunakan vacuum cleaner biasa. Ada beberapa hal pent ing yang perlu diperhat ikan unt uk m enggunakan suct ion t able at au vacuum cleaner, yait u:

* penghisap debu harus dapat diat ur kekuat an- nya, berfilt er halus; * benda koleksi harus berkondisi agak kuat [ perm ukaan benda harus

dilapisi se- m acam kain kasa/ nylon net ] .

Kedua cara t ersebut diat as paling popular, dan sudah banyak dikenal bagi set iap orang dalam kehidupan sehari- hari. Sehingga cara t ersebut dianggap sebagai m et oda pem bersihan ringan. Nam un dem ikian, ada beberapa prosedur yang harus diperhat ikan.

D . Kon t r ol Ke r u sa k a n Biot is

1. Organism a dan Kerusakan yang dit im bulkan: a. Serangga/ binat ang pengganggu.

Benda yang t erbent uk at as bahan yang berasal dari hewan, sepert i: kulit , bulu, w ool dan bahan berkom posisikan prot ein lain m udah t erserang serangga. Jika ini dibandingkan dengan serat berkom posisi-kan selulose, sepert i: kayu, bam bu.

Sedangkan bahan sint et is yang cenderung t ahan t erhadap serangga adalah nylon dan polyest er. Tet api bahan rayon yang berbahan dasar selulose alam dapat pula diserang serangga.

(3)

serangga hanya t inggal dalam benda berkom posisikan selulose, dan t idak m em akannya. Serangga, sepert i kum bang (beet le) dan ngengat (m ot h) dapat m elet akkan t elur, yang kem udian m enj adi nim fa. Dan set elah m enj adi kum bang at au ngengat dewasa akan m em akani serat prot ein t ersebut .

Unt uk lebih j elasnya berikut ini diber ikan inform asi ber kait an dengan beberapa j enis organism a/ serangga perusak benda koleksi m useum , yang m eruj uk pada Keit h O. St ory ( 1985) dan Nana Supriana ( 1988) .

( 1) . Ge ga t (Silv e r fish) , Lepism a saccharina L.

Telur silver fish biasanya dilet akkan sat u, dua, at au t iga- t iga dalam celah- celah suat u benda, dalam j um lah sekit ar 100 but ir t elur. Silverfish ini bert elur pada suhu sekit ar 22 ~ 270C. Pada suhu 220C t elur- t elur akan m enet as set elah berum ur 43 hari; t et api pada suhu 320C t elur akan m enet as hanya set elah berum ur 19 hari.

Nim fa t um buh, bergant i kulit , sam pai binat ang t ersebut pada m asa reproduksi dalam wakt u 3 sam pai 4 bulan, at au sam pai t iga t ahun. Nim fa ini akan m at i pada suhu di at as 370C.

Silverfish dewasa - dari m asa pergant ian kulit / bulu sam pai m encapai m asa reproduksi - dapat bert elur sam pai 50 kali. Pada suhu 290C, m am pu hidup sam pai 2 t ahun. Pada suhu 220C, silverfish dapat bert ahan hidup sam pai 3,5 t ahun. Kondisi opt im al unt uk pert um buhan dan reproduksi adalah suhu udara berkisar 22 ~ 270C dan kelem baban relat if ant ara 75 ~ 97% .

Silverfish suka m akanan yang kaya akan karbohidrat dan prot ein. Di m useum at au perpust akaan- perpust akaan, ia akan m akan kert as dan kain. I a akan m enyukai kanj i at au ancur ( lem nabat i) yang digunakan sebagai perekat pada bahan- bahan pust aka.

( 2a) . Ra ya p- k a y u (D r y- w ood t e r m it e) , Crypt ot erm es cynocephalus Light .

( 2b) . Ra ya p- t a n a h (Su bt e r r a ne a n t e r m it e) , Copt ot erm es curvignat hus Holm gren.

Kedua j enis rayap ini sangat m enyukai kayu. Pada kondisi ik lim I ndonesia, yait u suhu dan kelem baban udara yang t inggi, sangat m endukung berkem bang- biaknya rayap.

( 3a) . Kum ba n g 1. (Le a t h e r be e t le) , Derm est es m aculat us DeG. ( 3b) . Kum ba n g 2. (Ca r pe t be e t le I) , Ant hrenus spp.

( 3c) . Kum ba n g 3. (Ca r pe t be e t le I I) , At t agenus m egat om a F. ( 3d) . Kum ba n g 4. (Fur n it u r e be e t le) , Anobium punct at um DeG. ( 3e) . Kum ba n g 5/ Bu bu k. (Pow de r post be e t le) , Lyct us spp. ( 3f) . Ku m ba n g 6. (D r u gst or e be e t le) , St egobium paniceum L. ( 3g) . Kum ba n g 7. (Ciga r e t t e be e t le) , Lasioderm a serricorne F.

Kum bang 1 ini adalah serangga pem akan bangkai yang biasa hidup di luar gedung, yang sering m asuk gedung m elalui j endela at au lubang- lubang lain, dan m ungkin pula m em asuki bangunan bersam a-sam a dengan bunga- bunga hiasan ruangan. Sekali m em asuki bangunan, kum bang ini akan m enj adi t erbiasa sepanj ang t ahun, khususnya pada m usim - m usim panas.

(4)

Pada suhu hangat , lar va ini akan berubah ke fase berikut nya set elah berum ur 30 hari; t et api pada suhu dingin baru berubah set elah 200 hari. Em pat hari m enj elang m asa pupasi, larva yang t elah t um buh secara opt im al akan m eninggalkan m akanannya dan dapat m engem bara sej auh 9 m et er unt uk m encari t em pat pupasi. Unt uk pupasi ini, larva ini ser ing m elubang kayu at au benda keras lain. Dan m asa pupasi akan berakhir set elah 7 hari. [ Pupasi = perubahan larva ke bent uk pupa, m asa dim ana serangga t ersebut t idak m akan] .

Kum bang dewasa m akan m akanan sepert i pada saat m asih berbent uk larva. Dalam wakt u lim a hari, kum bang- kum bang dewasa siap kaw in, yang kem udian bert elur di t em pat yang t erhindar dari cahaya. Kum bang dewasa akan bert ahan hidup ant ara 60 sam pai 90 hari.

Larva kum bang 1 at au dewasanya m enyukai bangkai serangga, kulit binat ang, daging bekas dan sej enisnya. Kum bang pada fase larva ini lebih bersifat m erusak dari pada dew asanya, karena kem am puannya m erusak/ m elubang kayu- kayu keras. Bahkan kum bang j enis Derm est es lardarius m am pu m enem bus t im bal dan sedikit t im ah.

Kum bang 1 dan sej enisnya bersifat kanibalist ik - kum bang dewasa dapat m akan larvanya dan larva dapat m akan pupa.

( 4a) . N ge nga t k a in 1. (W e bbin g clot h m ot h) , Tineola bisselliella Hum m el.

( 4b) . N ge nga t k a in 2. (Ca se m a k in g clot h m ot h) , Tinea pellionella Lin.

Ngengat kain ini m enem pat kan t elur- t elurnya sat u- sat u at au berkelom pok dua- dua at au lebih diant ara benang kain kapas, sut era at au wool. Benang- benang ini dikencangkan dengan get ahnya, sehingga benang kain susah dipisahkan/ dicabut . Dalam j angka w akt u sehari sam pai t iga m inggu, ngengat ini m am pu m enghasilkan t elur sebanyak 30 sam pai 50 but ir t elur. Telur- t elur ini akan m enet as dalam j angka wakt u 4 sam pai 21 hari, dengan rat a- rat a 4 sam pai 10 hari pada suhu hangat .

( 5) . Ke coa (Cock r oa ch) , Blat t ella germ anica.

Kecoa m erupakan binat ang pengganggu ut am a di rum ah-rum ah, dan biasa t ersem bunyi di lubang/ t em pat - t em pat gelap. Serangga ini t erkenal sangat cepat berkem bang biaknya.

Kecoa m enyukai m akanan- m akanan yang biasa kit a m akan, j uga kulit , ram but , bangkai serangga dan buku- buku.

( 6) . Ku t u bu k u (Book lice) , Liposcelis spp.

Ada t iga fase kehidupan daripada kut u buku ini, yakni: t elur, nim fa dan kut u dewasa. Masa berkem bang- biaknya t idak t erat ur sepanj ang t ahun, t et api rat a- rat a ada 6 sam pai 8 generasi set iap t ahunnya. Reproduksi kut u ini adalah part henogenic ( bet ina dapat bert elur t anpa pej ant an) , yang dapat m enghasilkan 20 sam pai 90 but ir t elur. Telur- t elur ini akan m enet as dalam j angka w akt u 6 sam pai 21 hari.

Kut u- kut u ini um um nya m akan j am ur m ikroskopis yang t um buh di t em pat - t em pat lem bab. Sehingga kut u j enis ini m ungkin sekali m enyebabkan rusaknya perekat buku dan bahan- bahan pust aka lain.

(5)

Unt uk m engenali serangga- serangga sepert i yang disebut kan diat as, lihat gam bar- gam bar serangga pada “ Approaches t o PEST MANAGEMENT I N MUSEUMS” .

b. Mikro- organim e ( Jasad Renik) .

Kain yang t erbuat dari kapas, dan berbagai serat selulose m udah diserang m ikro- organism e. Serat sut era, dan serat - serat lain yang berkom posisikan prot ein dalam kondisi t ert ent u ( kelem baban dan suhu udara t inggi) j uga m ungkin dit um buhi m ikro- organism e sepert i j am ur. Jam ur dapat m enghasilkan zat asam yang kem udian m er usak serat - serat selulose, dim ana selulose ini sebagai nut rin ( sum ber- m akanan) bagi m ikro- organism e. Sehingga j am ur- j am ur pada serat selulose biasa disebut sebagai 'cellulolyt ic fungi'.

2. Kondisi Biot is

a. Sum ber infest asi

Tanpa bant uan alat opt ik, kit a biasanya sulit m engenali benda yang t erj angkit i j am ur selulolit ik, dibandingkan dengan m engenali benda yang t erserang serangga pengganggu [pest] . Nam un begit u, infest asi daripada m ikro- organism e sangat berprevalensi dengan kondisi lingkungan, yakni kelem baban dan suhu udara yang t inggi.

b. Keadaan lingkungan

Keberadaan organism e hidup, sepert i j am ur dan serangga t idak hanya t ergant ung daripada sum ber m akanan [ nut rin] , t et api j uga kondisi lingkungannya. Dalam hal ini, kelem baban di at as 70% dan suhu udara diat as 20oC sebagai kondisi yang m endukung keberadaaan organism e- hidup.

3. Kont rol Biodet er iorasi

a. Met oda kont rol kult ural/ fisik.

Met ode kont rol t erhadap serangan organism e- hidup yang m urah dan efisien adalah dengan m et oda fisik. Met oda sanit asi ini m eliput i pem bersihan koleksi dengan cara penyedot an [vacuum ing] , dan pem asangan kain- kain kasa pelindung ( selim ut ) serangga unt uk m enghindari serangan serangga. Penem pat an koleksi bersih/ t erbebas dari infest asi pes yang dan t elah dibungkus dengan kert as dalam kot ak kayu ( yang sudah dist eril) , yang berfungsi sebagai buffer ( t erhindar dari pengaruh kelem baban dan suhu udara) m em ungkinkan m em berikan perawat an yang m aksim um .

Met ode kont rol ini dapat m engurangi infest asi serangga no. 1- 6.

b. Met oda kont rol dengan pem anasan

Panas adalah salah sat u cara yang paling um um digunakan unt uk m em bunuh serangga. Cum a sayangnya, panas dapat m em percepat proses kerusakan benda, sepert i oksidasi yang m erupakan kom ponen pent ing proses pelapukan (aging) . Sehingga dapat dikat akan bahawa panas m em percepat proses pelapukan/ penuaan.

(6)

Dengan dem ikian, m et ode kont rol dengan pem anasan ini t idak diperkenankan unt uk t reat m en benda koleksi m useum . Pada penggunaan t erbat as, m et ode ini m ungkin hanya boleh digunakan unt uk st erilisasi alat - alat unt uk penelit ian m ikrobiologi sert a alat dan bahan unt uk keperluan konservasi. Sehinga alat - alat dan bahan t ersebut t erbebas dari kont am inasi bakt eri, dll. Unt uk keperluan ini, panas yang um um digunakan sekit ar 600C, unt uk beberapa j am lam anya.

c. Met oda kont rol dengan radiasi/ penyinaran.

Yang dim akasudkan dengan m et ode kont rol disini adalah penggunaan radiasi at au at au pancaran sinar yang t idak m enghasilkan panas (non- heat form s of radiat ion) .

Sepert i t elah kit a ket ahui ada banyak spekt rum radiasi di alam sem est a ini dan kegunaan dari radiasi ini t ergant ung dari panj ang gelom bangnya, dari seperj ut a m ilim et er sam pai ribuan m ilim et er. Sinar kosm is yang m erupakan sinar berpanj ang gelom bang t erpendek m elim pah di ruang angkasa. Sinar yang berpanj ang gelom bang agak besar berik ut nya disebut sebagai sinar gam m a, yang t erdapat pada bahan- bahan radioakt if. Sinar- sinar yang agak panj ang selanj ut nya adalah sinar- X ( j uga dikenal sebagai sinar ront gen) , sinar ult ra ungu/ violet (UV) , sinar t am pak, sinar m erah, dan sinar ult ra- m erah ( infra-red) . Berkas sinar- sinar set elah sinar t am pak ( sinar m erah & ult ra m erah) adalah sinar ( yang m enghasilkan) panas. Sedangkan sinar berpanj ang gelom bang begit u besar yang m asih dalam bent uk radiasi adalah gelom bang radio; dan yang lebih panj ang lagi disebut sebagai gelom bang list r ik (elect ricit y) .

Belakangan ini, sem ua j enis radiasi diat as ( kecuali sinar kosm is) t elah diuj i pem anfaat annya unt uk pengendalian serangga pengganggu (pest cont rol) . Misalnya: penggunaan sinar t am pak unt uk m enj ebak serangga dan gelom bang list rik unt uk m em agari kecoa pada suat u lem ar i paj ang. Gelom bang list rik dalam kem asan ‘elect ron gun’ [ volt ase = 90 kilovolt , frekw ensi = 15 kilohert z, arus t egangan = 50 w at t ) unt uk m em bunuh rayap- kayu, Crypt ot erm es cynocephalus dan kum bang/ bubuk, Lyct us spp. Sej ak 1980, alat yang sam a kem am puannya dengan sist em fum igasi bahan kim ia ini sudah dij ual secara kom ersial.

Pem akaian radiasi j uga digunakan secara luas pada bidang kedokt eran dan st erilisasi m akanan. Pancaran sinar gam m a dari Cobalt -60 yang sering digunakan unt uk pem bangkit t enaga list rik ini berkem am puan penet rasi t inggi dan sangat m em at ikan walaupun dalam dosis rendah.

Belakangan ini m et ode radiasi banyak m enggant ikan sist em fum igasi dengan et hylene oxide ( EO) di Am erika Serikat dan Eropa. Karena keprakt isan penggunaan dan set elah penyinaran t idak m eninggalkan residu at au bahan bekas radiokat if pada benda. Nam un dem ikian ada kelem ahan dari m et ode ini, yait u dapat m enyebabkan perubahan warna, perubahan m ikro dan m akrost rukt ural benda ( cont oh: keret akan dan kekuat an serat berkurang) .

d. Met oda kont rol dengan pendinginan.

Serangga m enj adi t idak akt if dibaw ah suhu 100C, sehingga j ika ruang penyim panan dibuat pada suhu t ersebut t idak akan ada pert um buhan at au infest asi serangga dan j am ur. Nam un dem ikian, suhu ini t idak dapat m em bunuh sem ua j enis serangga. Suhu - 320C unt uk j angka w akt u sat u at au dua hari dim ungkinkan dapat m em bunuh serangga, kecuali serangga dalam st adium ( pada fase) t elur.

(7)

Unt uk m enget ahui ket ent uan dan prosedur operasionalnya, lihat Tabel 11.

e. Met oda kont rol kim iaw i ( dengan bahan kim ia)

Met oda kont rol kim iawi secara prevent if dan kurat if dapat m encegah t im bulnya serangan serangga dan m ikro- organism e. Adapun bahan- bahan kim ia, ket ent uan dan prosedur operasionalnya, lihat Tabel 12. Dan unt uk m enghindari akibat buruk yang dit im bulkan oleh pengaruh fum igant, lihat Tabel 9.

f. Met oda kont rol t am bahan

Met oda t am bahan ini dim aksudkan unt uk koleksi t ekst il yang m engalam i bencana, sepert i kebanj iran/ kehuj anan. Sehingga koleksi t ersebut perlu desinfekt an khusus, sepert i senyaw a am onium at au phenolics yang dapat dilarut kan dalam air. Kem udian larut an t ersebut unt uk disem prot kan at au m em bilas koleksi yang t erkena j am ur at au basah oleh air huj an t ersebut .

REFEREN SI

1) . Grant , C., et .al. ( 1989) : THE MOI STURE REQUI REMENTS OF MOULDS I SOLATED FROM DOMESTI C DWELLI NGS, I nt ernat ional Biodet eriorat ion, London, pp. 259- 284.

2) . Landi, Sheila ( 1985) : TEXTI LE CONSERVATOR'S MANUAL, But t erwort hs, London.

3) . Leene, Jent ina E. ( 1972) : TEXTI LE CONSERVATI ON, But t erwort hs, London.

4) . Malaro, Marie C. ( 1985) : A LEGAL PRI MER ON MANAGI NG MUSEUM COLLECTI ONS, Sm it hsonian I nst ., Washingt on D.C.

5) . Oddy, Andrew ( 1992) : ART OF CONSERVATOR, Brit ish Museum , London.

6) . Pearce, Susan M., Edit., ( 1989) : MUSEUM STUDI ES I N MATERI AL CUL- TURE, Sm it hsonian I nst ., Washingt on D.C.

7) . Pearce, Susan M. ( 1990) : ARCHAEOLOGI CAL CURATORSHI P, Sm it h- sonian I nst . Press, Washingt on D.C.

8) . St one, P. ( 1981) : ORI ENTAL RUG REPAI R, Greenleaf Co., Chicago. 9) . St ory, Keit h O. ( 1985) : Approaches To PEST MANAGEMENT I N

MUSEUMS, Conservat ion Analyt ical Lab - Sm it hsonian I nst ., Washingt on D.C.

10) . Supriana, Nana ( 1988) : STUDI ES ON THE NATURAL DURABI LI TY OF TROPI CAL TI MBERS TO TERMI TE ATTACK, I nt ernat ional Biodet eriorat ion, London, pp. 337- 341.

Referensi

Dokumen terkait

variasi mlati. Sehingga mempunyai kesan praktis dan tidak mengganggu gerak penari apalagi ada satu penari pada adegan tertentu menaiki burung garuda. Perlu

HIV/AIDS, trade, democracy-governance and biodiversity conservation and management). Yet still, significant gaps in gender and fisheries information remain. For example, there is

THE EFFECT OF EDMODO AS WEB BASSED LEARNING TOWARDS STUDENT COGNITIVE AND MOTIVATION IN LEARNING THERMAL PHYSICS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

Demikian Berita Acara Hasil Pelelangan untuk paket pekerjaan “ Konsultan Perencana Revitalisasi Gedung dan Sarana Kantor ” ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat

Daftar ini BUK AN m erupakan alokasi DYS final mas ing-masing perguruan tinggi, namun data dosen yang e ligible untuk diikutsertakan dalam serdos tahun 2015 sesuai dengan hasil

Dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan untuk menjawab rumusan penelitian pertama, kedua dan ketiga yaitu mengetahui perkembangan profitabilitas

Agar arah penelitian ini lebih terfokus, dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka penulis merasa perlu untuk membatasi masalah yang akan diteliti. Standar Peralatan Polisi