PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT EFEKTIF BERBASIS TATA BAHASA STRUKTURAL
(Time Series Design)
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Sukaesih 1103407
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA
Penerapan Model Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Teams Tournaments (TGT)
Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Efektif
Berbasis Tata Bahasa Struktural
(Time Series Design)
Oleh
Sukaesih
Dra. STKIP Surya Kencana, 1990
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Sukaesih 2013
Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Kompetensi dasar seperti menulis pengumuman, menulis surat, menulis pesan
singkat, menarasikan teks wawancara dan lain-lain dalam Standar Isi Kurikulum
Tahun 2006, mata pelajaran bahasa Indonesia untuk SMP, memerlukan dukungan
kemampuan menulis kalimat efektif. Oleh karena itu, memiliki kemampuan
menulis kalimat efektif menjadi keharusan bagi peserta didik SMP agar
kompetensi yang terkait dapat dikuasai dengan baik. Untuk itu diperlukan upaya
memilih, mencari, dan menata bahan ajar, metode, teknik, media, dan model
pembelajaran yang tepat.
Penelitian ini berfokus pada upaya mencobakan model pembelajaran yang
diperkirakan dapat meningkatkan kemampuan menulis kalimat efektif peserta
didik SMP kelas 7. Model yang dimaksud adalah Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Teams Games Tournaments (TGT). Games dan Tournaments, dapat
dimanfaatkan untuk merangsang peserta didik agar dapat bertanggung jawab
terhadap tugas pribadi dan kelompok, meraih keberhasilan dalam kelompok dan
akhirnya dapat meningkatkan prestasi individu.
Data proses pembelajaran TGT diperoleh melalui observasi oleh tiga orang
observer; dan data hasil proses diperoleh melalui tes menulis. Data hasil tes
dianalisis dan diolah dengan statistik melalui uji t untuk melihat perbedaan
kemampuan menulis kalimat efektif sebelum dan sesudah proses pembelajaran
TGT.
Hasil pengolahan data memberikan informasi bahwa model TGT dapat
dilaksanakan dengan sangat efektif di SMP kelas 7. Dengan Model TGT
kemampuan menulis kalimat efektif peserta didik SMP kelas 7 dapat ditingkatkan
DAFTAR ISI
DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK ……… DAFTAR LAMPIRAN ………...BAB I PENDAHULUAN ………..
A. Latar Belakang MasalahPenelitian …...
B. Identifikasi Masalah ………...
C. Rumusan Masalah ………..
D. Tujuan Penelitian ………...
E. Manfaat Penelitian ………...
F. Anggapan Dasar dan Hipotesis ………... G. Definisi Operasional ………...
BAB II MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS
GAMES TOURNAMENTS (TGT), KALIMAT EFEKTIF,
DAN TATA BAHASA STRUKTURAL...
A. Model Pembelajaran Kooperatif ………... 1. Hakikat Pembelajaran Kooperatif ………... 2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif ………... 3. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif ……
a. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif …………... b. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif ……...
4. Prosedur Pembelajaran Kooperatif ………... 5. Teknik-teknik Pembelajaran Kooperatif…... 6. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif ………... 7. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments
B. Kalimat Efektif ………...
1. Pengertian Kalimat Efektif ………...
2. Struktur Kalimat Efektif ………...
a. Struktur Kalimat Efektif Umum ……….
c. Penekanan (Emphasis) ……… d. Kevariasian (Variety) ………... 4. Pilihan Kata (Diksi ) dalam Kalimat Efektif ………...
5. Ejaan ……… 6. Logika dalam Kalimat Efektif ……….
C. Tata Bahasa Struktural ……… 1. Pengertian Tata Bahasa Struktural ………... 2. Pembagian Kalimat dalam Tata Bahasa Struktural ……….
a. Kalimat Berklausa dan Kalimat Tidak Berklausa ……… b. Kalimat Berita, Kalimat Tanya, dan Kalimat Suruh. …..
c. Kalimat Sederhana dan Kalimat Luas ……….
BAB III METODE PENELITIAN ……….. A. Metode dan Paradigma Penelitian ………...
B. Prosedur Penelitian ………..
C. Teknik Pengumpulan Data ………..
D. Instrumen. ………
1. Jenis Instrumen ………...
a. Instrumen Perlakuan ... b. Instrumen Pengambilan Data ………
2. Validasi ……….. ...
E. Teknik Pengolahan Data ………..
F. Populasi dan Sampel Penelitian ………
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN ………...
A. Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
GamesTournaments... 1. Persiapan ………...
2. Implementasi Proses Pembelajaran ………... 3. Observasi Proses Pembelajaran ...……….... B. Deskripsi dan Analisis Data Kemampuan Menulis Kalimat
Efektif ……... 1. Deskripsi Analisis Data Kemampuan Menulis Kalimat
Efektif Sebelum Perlakuan ………...
a. Pre Test 1 ………
b. Pre Test 2 ………
c. Pre Test 3 ………....
d. Pre Test 4 ………
2. Deskripsi dan Analisis Data Kemampuan Menulis Kalimat Efektif Sesudah Perlakuan ... a. Post Test 1………...
b. Post Test 2 ………...
c. Post Test 3 ………...
d. Post Test 4………...
C. Pengujian Normalitas Data ………...
………
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………..
A. SIMPULAN………...
B. SARAN………...
DAFTAR PUSTAKA ……….
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……….
RIWAYAT HIDUP ...
170 170 172
Tabel 4.1 : Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran pada Kegiatan Awal
Tebel 4.2 : Data Hasil Observasi Pembelajaran pada Kegiatan Inti
Tabel 4.3 : Data Hasil Observasi Pembelajaran pada Kegiatan Akhir
Tabel 4.4 : Data Hasil Pre Test 1
Tabel 4.5 : Data Hasil Pre Test 2
Tabel 4.6 : Data Hasil Pre Test 3
Tabel 4.7 : Data Hasil Pre Test 4
Tabel 4.8 : Data Hasil Rata-Rata Pre Test 1, 2, 3 dan 4
Tabel 4.9 : Data Hasil Post Test 1
Tabel 4.10 : Data Hasil Post Test 2
Tabel 4.11 : Data Hasil Post Test 3
Tabel 4.12 : Data Hasil Post Test 4
Tabel 4.13 : Data Hasil Rata-Rata Post Test 1, 2, 3 dan 4
Bagan 3.1 : Paradigma Penelitian
Grafik 4.1 : Rata-Rata Hasil Pre Test
Grafik 4.2 : Rata-Rata Hasil Post Test
Grafik 4.3 : Rata-Rata Hasil Pre Test dan Post Test
Lampiran 1. Kuis Turnamen Akademik
2. Contoh Karangan Peserta Didik
3. SK Pembimbing Penulisan Tesis
4. Permohonan Izin Penelitian
5. Permohonan Expert Judgment
6. Lembar Expert Judgment
7. Izin Penelitian
8. Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di
sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, yaitu SD/MI, SMP/MTs,
dan SMU/SMK/MA, dan digunakan sebagai bahasa pengantar pada semua
jenjang pendidikan. Tingkat penguasaan bahasa Indonesia peserta didik diukur
dengan standar nasional melalui ujian nasional. Oleh karena itu, kesiapan peserta
didik untuk mengikuti ujian nasional mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya,
perlu mendapat perhatian serius, agar peserta didik dapat memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang semestinya dimiliki usai
menyelesaikan pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), pembelajaran bahasa Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi
dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis,
serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil kesastraan manusia Indonesia
(Permendiknas, Nomor 22 Tahun 2006).
Melalui arahan atau orientasi pembelajaran bahasa Indonesia seperti di atas ,
diharapakan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di SMP dapat diwujudkan.
Tujuan itu adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis;
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara;
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
4. Mengguakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intlektual, serta kematangan emosional dan sosial;
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intlektual manusia Indonesia (Permendiknas No. 22
Tahun 2006)
Dalam rumusan tujuan di atas tercakup di dalamnya kemampuan memahami
bahasa yaitu pemahaman terhadap kaidah kebahasaan dan berbahasa yaitu
menggunakannya dalam wujud keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis.
Keempat keterampilan berbahasa itu saling mendukung. Semakin terampil
seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan
hanya dapat dikuasai dengan jalan praktik dan banyak berlatih. Melatih
keterampilan berbahasa berarti juga melatih keterampilan berpikir (Tarigan,
1986:1).
Untuk dapat mewujudkan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu dapat
berkomunikasi secara efektif dan efisien, serta menumbuhkan rasa menghargai
dan bangga berbahasa Indonesia, maka dalam praktik berbahasa produktif
(berbicara dan menulis) harus dilakukan dengan menggunaan kaidah bahasa
secara benar. Salah satu kaidah yang harus diperhatikan adalah penggunaan
kalimat efektif. Kalimat efektif, jelas Subjek (S) dan Predikat (P) nya, sehingga
jelas pula gagasan atau ide pokok yang terkandung di dalamnya. Kalimat efektif
menggunakan kosa kata yang dapat dipahami dan diterima secara luas oleh
umum; terhindar dari penggunaan kosa kata tertentu, seperti kosa kata bahasa
daerah, kosa kata tidak baku, dan kosa kata yang digunakan oleh kelompok dalam
lingkungan terbatas. Kalimat efektif terhindar dari kesalahan berlogika dan
menggunakan EYD. Oleh karena itu, kalimat efektif tidak ambigu; sehingga pesan
di dalamnya mudah dipahami oleh pembaca. Jika demikian, maka tercapailah
keefektifan dan keefisienan berkomunikasi.
Intonasi, mimik, dan gestur pembicara sangat membantu pemahaman
pendengar terhadap pesan yang disampaikan oleh pembicara, sehingga terjadi
komunikasi yang efektif; tetapi tidak demikian dengan kegiatan membaca.
Keefektifan komunikasi sangat bergantung kepada kemampuan penulis
menggunakan kalimat efektif , sehingga pesan dapat dipahami pembaca dengan
cepat dan tepat. Senada dengan pernyataan Putrayasa (2007 :1) bahwa setiap
gagasan, pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada praktiknya akan
dituangkan dalam bentuk kalimat. Kalimat yang benar dan baik haruslah
memenuhi persyaratan gramatikal. Artinya, kalimat itu harus disusun berdasarkan
kaidah-kaidah yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat); memperhatikan Ejaan Yang
Disempurnakan,; serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat.
Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami
pembaca atau pendengar. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Oleh
karena itu, penguasaan kemampuan menulis kalimat efektif oleh peserta didik
menjadi sangat penting.
Kenyataan menunjukkan, betapa sangat rendahnya kemampuan menulis
kalimat efektif peserta didik. Terkait rendahnya kemampuan menulis kalimat
efektif, tersirat juga dalam tulisan Kahfi yang menyatakan bahwa, menulis naskah
pidato dengan menggunakan kalimat efektif masih perlu ditingkatkan (2011-8),
dikatakan juga bahwa apabila siswa berkemampuan menulis kalimat efektif maka
akan mampu menyusun naskah pidato (2011: 9). Menurut hemat penulis, tidak
hanya naskah pidato saja yang dapat ditulis para siswa (peserta didik) dengan
berbekal kemampuan menulis kalimat efektif; tetapi juga tulisan-tulisan seperti
pengalaman menarik, biografi, pesan singkat, naskah pengumuman, surat dinas,
surat pribadi dan lain-lain.
Hal itu selaras dengan pendapat yang dikemukanan oleh Heryani dalam
tesisnya, bahwa karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa bidang
kewarganegaraan sampai saat ini masih memperlihat kesalahan dilihat dari segi
keefektifannya, karena materi perkuliahan kalimat efektif bahasa Indonesia masih
serta berkesinambungan. Dengan demikian diperlukan penataan bahan ajar yang
tepat.
Selain itu ditemukan pula fenomena penulisan karangan yang tidak
mencerminkan ciri-ciri kalimat efektif. Karangan itu ditulis oleh peserta didik
SMP. Di bawah ini contoh lengkap tulisan tersebut; masing-masing dengan kode
penulis A1, A2, A3.
Pengalaman Menyenangkan
Pada waktu lebaran kemarin saya dan keluarga merayakan liburan di Tasikmalayabersama keluarga, sesudah sampai di Tasikmalaya saya dan keluarga bersalaman kepada warga sekitar apabila ada salah.
Pada siang itu saya dan keluarga bersiap-siap untuk pulsng ke padalarang, dan waktu itu juga kami pergi ke ciawi cipanas untuk berenang. Ternyata berenang di ciawi itu menyenangkan sekali. Akupun sampai-sampai pengen berenang terus. (A1)
Secara logika ide dalam karangan itu kurang lazim dan tidak logis.
Umumnya lebaran dirayakan saat berlibur; bukan merayakan liburan saat
berlebaran. Lebih tidak logis lagi melakukan dua kegiatan ditempat berbeda
dengan waktu yang sama oleh orang yang sama; yaitu mempersiapkan kepulangan
ke Padalarang di Tasikmalaya dan pergi ke Ciawi Cipanas. Kata tidak baku masih
dipakai dalam karangan itu. Berikut ini temuan selanjutnya.
futsal di cimahi
Pada hari minggu saya bersama teman-temanxx bersiap-siap untuk futsal di cimahi. Setelah bersiap-siap saya bersama temanxx langsung berangkat ke cimahi memakai angkot.
Setelah sampai di cimahi saya langsung mencari mencari lapang yang sudah di siapkan oleh lawan temanxx saya. Setelah bertemu dengan lawan saya bersama temanxx langsug kelapangan. Saya langsung ganti baju di tempat ganti. Setelah itu sayapun kelapangan dan langsung bermain futsal. Dan, sayapun bermain selama 1 jam. Setelah pertabdingan selesai kami. Pun menang dgn skor
Pemakian tanda titik (.), huruf kapital, dan penulisan kata ulang belum
dilakukan dengan benar. Gagasan atau ide tidak jelas karena bercampur dengan
kesalahan berlogika. Contoh lain ditemukan karangan seperti di bawah ini.
(L.Messi)
Messi adalah pesepak bola terbaik pada tahun 2009 s/D 2012. Ia mempunyai bakat yg bagus. Tetapi bukan itu saja prestasi yg di milikinya ia mempunyai skill yg bagus. Dan pemain yg sangat hebat pada tahun 2009 s/D 2012. (A)
Huruf Kapital, tanda titik (.), dan kata penghubung belum digunakan
dengan benar dalam karangan itu. Gagasan atau ide yang sama ditulis berulang,
pada awal dan akhir paragraf. Tidak jauh berbeda halnya dengan karangan
sebelumnya.
Jika masalah ini dibiarkan bekelanjutan maka akan muncul penguasaan
keterampilan berbahasa peserta didik tanpa kaidah atau tatabahasa. Sementara
tatabahasa merupakan ciri atau identitas suatu bahasa yang membedakannya dari
bahasa lain. Tata bahasa Indonesia merupakan ciri bagi bahasa Indonesia. Tidak
digunakannya kaidah kebahasaan termasuk tata bahasa dalam berbahasa
(menyimak, berbicara, membaca, menulis), maka lambat laun hilang pula identitas
bahasa yang digunakan itu.
Kesadaran akan adanya kaidah atau norma bahasa (awareness of the norm)
mendorong orang menggunakan bahasanya dengan cermat dan santun. Kesadaran
akan adanya norma bahasa merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya
terhadap perbuatan yaitu kegiatan menggunakan bahasa (language use).
Kesadaran akan adanya norma bahasa, menurut Garvin dan Mathiot dalam Chaer
dan Agustina (2010: 152) adalah salah satu ciri sikap positif terhadap bahasa.
Sikap posistif terhadap bahasa menjadi salah satu jaminan bagi kelangssungan
hidup suatu bahasa. Kesadaran menggunakan kaidah atau norma bahasa harus
didasari dengan pengetahuan terhadap kaidah atau norma itu, dan kebiasaan untuk
Salah satu pengetahuan yang harus dimiliki agar dapat berbahasa dengan santun
dan cermat adalah kaidah menggunakan kalimat efektif. Menggunakan kalimat
efektif adalah salah satu kompetensi dasar yang harus diajarkan di SMP, pada
semester pertama. Jika demikian maka layaknya peserta didik SMP sudah dapat
menggunakan kalimat efektif dalam berbahasa. Namun tidak demikian kenyataan
yang ditemui penulis di lapangan. Kenyataan belum sesuai dengan harapan, hal ini
dapat dilihat melalui contoh-contoh tulisan peserta didik seperti yang diuraikan di
atas.
Pembelajaran kooperatif diduga dapat mengatasi rendahnya kemampuan
menulis kalimat efektif peserta didik. Pembelajaran kooperatif menempatkan guru
sebagai fasilitator, menjadi jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih
tinggi, dengan catatan peserta didik sendiri, peserta didik berkesempatan
menerapkan ide-ide mereka, karena pada pembelajaran kooperatif guru tidak
hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membangun pengetahuan dalam
pikiran peserta didik (Rusman, 2012: 201-202).
(TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif, yang secara spesifik
diduga efektif diterapkan pada pembelajaran menulis kalimat efektif.Dengan
model ini peserta didik dapat belajar sambil bermain dan berlomba. Mereka dapat
belajar dalam suasana yang menyenangkan dan terhindar dari kebosanan
mendengarkan penjelasan guru. Suasana belajar yang menyenangkan memberi
peluang kepada peserta didik untuk memahami dan menggali pengetahuan tanpa
terpaksa; termasuk memahami dan menggali pengetahuan untuk dapat menulis
kalimat dengan efektif.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti dan mengujicoba
model pembelajaran tersebut untuk melihat tingkat keefektifannya, sehingga
selanjutnya diharapkan dapat menjadi sebuah alternatif model pembelajaran yang
dapat ditawarkan kepada para guru. Judul penelitian yang dimaksud adalah
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam Menulis Kalimat
B. Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah berarti mendaftar sejumlah masalah yang
biasanya dilanjutkan dengan upaya memilih atau menetapkan salah satu
diantaranya yang dapat dicari jawabannya melalui penelitian. Menetapkan
masalah merupakan langkah awal dari suatu kegiatan penelitian(Arikunto, 1990:
18-19). Terkait penjelasan itu sering dijumpai masalah dalam penggunaan bahasa
tulis oleh peserta didik. Masalah itu adalah rendahnya kemampuan peserta didik
menggunakan kalimat efektif dalam berbagai keperluan.
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi permasalahan itu, baik dari
sisi peserta didik, maupun dari sisi guru. Faktor-faktor yang berasal dari guru,
diantaranya (1) kurang tepat dan kurang variatif model, metode, dan teknik
pembelajaran yang dipilih oleh guru dengan bahan ajar yang disampaikan, (2)
kurang optimal memberdayakan kemampuan dan peran serta siswa dalam proses
pembelajaran, (3) kurang tepat dan kurang variatif dalam memilih media
pembelajaran, (4) menulis kalimat kalimat efektif adalah sebagian dari
kebahasaaan yang pembelajarannya diintegrasikan ke dalam empat keterampilan
berbahasa, (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis); sehingga sering sekali
terabaikan, sementara yang muncul dominan dalam proses pembelajaran adalah
keterampilan berbahasanya saja.
Selain faktor dari guru, faktor dari peserta didik pun sangat memengaruhi
keberhasilan proses pembelajaran , yang pada akhirnya berpengaruh terhadap
kemampuan atau kompetensi peserta didik dalam menulis kalimat efektif; terlebih
lagi menulis kalimat efektif adalah sebagian dari kaidah kebahasaan (tata bahasa)
yang cenderung membosankan jika pembelajaran tidak dirancang sedemikian
menariknya.
Di luar faktor guru dan peserta didik, sarana turut memengaruhi
keberhasilan pembelejaran. Keterbatasan sarana, media, dan motivasi peserta
tepat, sehingga peserta didik termotivasi, serta sarana dan media yang ada dapat
dimanfaatkan optimal. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada upaya
penerapan sebuah model pembelajaran yang efektif dalam menulis kalimat
efektif berbasis tata bahasa struktural. Model yang dimaksud adalah Pembelajaran
Kooperatif Tipe(TGT).
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian yang akan dicari
jawabnnya melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2012: 35). Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut di bawah ini.
1. Bagaimana profil kemampuan menulis kalimat efektif sebelum perlakuan ?
2. Bagaimana proses pembelajaran menulis kalimat efektif dengan model
Kooperatif Tipe TGT ?
3. Bagaimana profil kemampuan menulis kalimat efektif setelah perlakuan ?
4. Apakah ada perbedaan signifikan kemampuan menulis kalimat efektif sebelum
dan sesudah perlakuan?
D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mencari dan menemukan model yang
efektif bagi pembelajaran menulis kalimat efektif peserta didik SMP. Selanjutnya
hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi para guru bahasa
Indonesia di SMP, dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran menulis kalimat efektif.
Secara khusus penelitian ini bertujuan 1. mengetahui gambaran proses
pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam menulis kalimat efektif;2. mengetahui
perbedaaan kemampuan menulis kalimat efektif sebelum dan sesudah perlakuan
atau sebelum dan sesudah proses pembelajaran Kooperatif Tipe TGT.
Penelitian bukan kegiatan yang mudah, karena penelitian memerlukan biaya,
waktu, tenaga, dan pikiran yang tidak sedikit. Oleh karena itu, seorang peneliti
harus betul-betul memahami dengan jelas kemanfaatan penelitiaannya.
Penelitian pendidikan bahasa menuntut dua jenis manfaat, yaitu manfaat teoritis
dan manfaat praktis. Bermanfaat secara teoritis artinya hasil penelitian harus dapat
menjadi sumbangan bagi kemajuan ilmu pengetahuan, dengan lahirnya
konsep-konsep baru pada dunia pendidikan bahasa; sedangkan kebermanfaatkan secara
praktis, artinya hasil penelitian pendidikan bahasa harus dapat dimanfaatkan oleh
praktisi dan pelaku pendidikan (Samsudin dan Vismaia, 2009: 59). Demikian pula
halnya dengan penelitian ini, sumbangan kemanfaatan secara teoritis dan praktis
diharapakan dapat dirasakan oleh berbagai pihak.
Adapun kemanfaatan yang dimaksud adalah sebagai berikut di bawah ini.
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangan konseptual bagi
pengembangan keterampilan menulis kalimat efektif dengan memberikan
masukan perihal pemilihan model pembelajarannya. Disamping itu, penelitian
diharapkan dapat memberikan sumbangan konseptual bagi pengembangan
pembealajaran menulis menulis kalimat efektif, dengan menerapakan model
pembelajaran kooperatif. Penerapan model ini diharapakan dapat menjadi salah
satu pilihan dalam melaksanakan pembelajaran kalimat efektif yang sering
terlupakan terkait struktur kurikulum yang menempatkan tata bahasa terintegrasi
dalam keempat keterampilan berbahasa; sementara manfaat praktis dapat
dirasakan oleh peserta didik, guru dan peneliti sendiri.
1. Manfaat bagi Peserta Didik
a. memberikan pelajaran yang menyenangkan dan menantang;
b. meningkatkan kemampuan menulis dengan menggunakan kalimat efektif;
c. menambah pengetahuan tentang kalimat efektif.
2. Manfaat bagi Guru
a. memberikan informasi perihal kemampuan menulis kalimat efektif peserta
b. menjadi masukan bagi upaya peningkatan kemampuan menlis kalimat efekif
peserta didik;
c. menjadi salah satu pilihan model pembelajaran yang dapat diterapkan;
d. menjadi motivasi bagi para guru, untuk terus berupaya mencari atau memilih
model pembelajaran yang menyenangkan dan menarik dalam
mengoptimalkan proses dan hasil belajar.
3. Manfaat bagi Peneliti
a. menambah pengetahuan perihal kalimat efektif, dan model pembelajarannya;
b. menambah pengalaman dalam mengaplikasikan dan membandingkan teori
yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan.
F. Anggapan Dasar dan Hipotesis
1. Anggapan Dasar
a. Menulis dengan menggunakan kalimat efektif, membantu pembaca
memahami dengan cepat dan tepat gagasan atau ide yang disampaikan
penulis. Oleh karena itu, kemampuan memahami kalimat efektif dan
kebiasaan menggunakannya perlu diupayakan sejak awal.
b. Pemilihan model pembelajaran dengan tepat oleh guru, akan mengefektifkan
proses dan hasil belajar, karenanya diperlukan pula pemilihan model yang
tepat untuk melaksanakan pembelajaran menulis kalimat efektif.
c. Model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT, adalah model pembelajaran
untuk semua siswa. Model ini dapat menampung perbedaan dan keragaman
latar belakang siswa (peserta ndidik) karenanya dapat dipilih guru sebagai
alternatif melaksanakan pembelajaran di mana pun, dipandang efektif
diterapkan pada pembelajaran menulis kalimat efektif.
2. Hipotesis
Ada perbedaan signifikan kemampuan menulis kalimat efektif sebelum dan
sesudah perlakuan
b. Hipotesis Statistik
Ho: µa = µb H1: µa ≠µb
G. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami variabel penelitian ini, maka perlu
penulis jelaskan istilah-istilah yang menjadi kata kunci dalam penelitian, yang
tertuang dalam judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam
Menulis Kalimat Efektif Berbasis Tatabahasa Struktural.
1. Model pembelajara Kooperatif Tipe TGT adalah sebuah pola atau rencana
pembelajaran yang menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok,
dengan memposisikan guru sebagai fasilitator. Dalam TGT semua anggota
kelompok mendapatkan kesempatan yang sama untuk melakukan permainan
dengan kelompok lain guna mendapatkan skor bagi kelompoknya
masing-masing. Langkah-langkah pembelajaran model Kooperatif Tipe TipeTGT,
adalah membentuk kelompok kooperatif memberikan informasi materi atau
bahan ajar, bekerja kelompok dan games, presentasi kelompok, melaksanakan
tuornaments, dan memberikan reward.
2. Menulis kalimat efektif berbasis tata tahasa struktural adalah mengungkapkan
gagasan, pikiran, perasaan menggunakan satuan bahasa yang mendasarkan
analisisnya pada ciri formalnya yaitu intonasi dan adanya kata-kata tertentu
yang menandai golongan kalimat; satuan yang mudah dipahami sehingga
maksud atau pesan yang terkandung didalamnya dapat diterima dengan baik
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Paradigma Penelitian
Penelitian ini berupaya mengungkap bagaimana Metode Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT diimplementasikan dalam pembelajaran menulis kalimat efektif; serta
bagaimana pengaruhnya terhadap prestasi belajar (berupa perbedaan ) sebelum
dan sesudah implementasi model tersebut. Oleh karena itu, dipilih metode
eksperimen Time Series Design, dengan Paradigma penelitian seperti berikut di
bawah ini.
X
Bagan 3.1 Paradigma penelitian
Keterangan Bagan
01, 02, 03, 04 : pre test 1, 2, 3, 4 (tes sebelum perlakuan X: perlakuan (proses pembelajaran kooperatif)
05, 06, 07, 08 : post test (tes sesudah perlakuan) (a): rata-rata hasil pre test
(b): rata-rata hasil post test
Sebelum diberi perlakuan kelompok diberi pre test sebanyak empat kali .
Hasilpre test dianalisis hingga diperoleh kondisi yang stabil, artinya hasil pretest 05 06 07 08 01 02 03 04
Observasi
05 = 06 = 07 = 08 01 = 02 = 03 = 04
Pengolahan data hasil Observasi
Rata-rata
(b) Rata-rata
(a)
Perbedaan
konsisten ; yaitu hasil pretest pertama relatif sama dengan hasil pretest kedua
sama dengan hasil pretest ketiga, dan keempat. Setelah diperoleh kondisi stabil
kelompok diberi perlakuan (Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournaments) . Selesai diberi perlakuan, kemudian kelompok
diberipost test sebanyak empat kali. Hasil post test dianalisis, hingga diperoleh
kondisi stabil, artinya hasilpost test konsisten;hasil post test kesatu relatif sama
dengan hasil post test kedua, relatif sama dengan hasil post test ketiga, dan
keempat. Hasil rata-rata pre test dan post testkemudian dibandingkan untuk dilihat
perbedaannya, sebagai akibat perlakuan.
B. Prosedur Penelitian
Untuk melakukan penelitian ini, ditempuh langkah-langkah sebagai berikut di
bawah ini.
(1) menemunkan, mengidentifikasi, dan merumuskan masalah, serta memyusun
hipotesis
(2) menyusun teori landasan, berkenaan dengan masalah yang telah dirumuskan
(3) memilih metode yang tepat, untuk melakukan penelitian guna menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitan yang telah dirumuskan
(4) menyusun beberapa instrumen untuk mengumpulkan data yang diperoleh,baik
sebelum, ketika berlangsung, maupun sesudah perlakuan
(5) menimbang instrumen oleh ahli
(6) mengumpulkan data sebelum perlakuan dengan cara memberikan pre test
kepada kelompok eksperimen
(7) mengolah/ menganalisis data yang diperoleh sebelum perlakuan
(8) menyusun rencana implementasi tindakan atau pemberian perlakuan, yaitu
melaksanakan pembelajaran koperatif Tipe TGT
(9) bersamaan dengan implementasi tindakan atau pemberian perlakuan,
dilakukan pengumpulan data proses melalui observasi
(11) mengolah / menganalisis data sebelum dan sesudah perlakuan
(12) membandingkan data yang sudah diperoleh sebelum dan sesudah
perlakuan,serta menguji hipotesis
(13) menarik / menyusun simpulan
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu :
1. Teknik Tes
Teknis tes digunakan untuk mengambil atau mengumpulkan data kognitif
kemampuan menulis kalimat efektif peserta didik dalam bentuk
karangan.Selanjutnya karangan dianalis, untuk kemudian diperoleh data berupa
angka atau nilai kemampuan. Tes dilaksanakan tertulis dan individual.
2. Teknik Observasi
Teknis observasi non partisipan digunakan dalam penelitian ini, karena objek
yang diamatinya perilaku manusia, yaitu perilaku peserta didik dan guru dalam
proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh tiga orang observer
independen. Observer tidak terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
(Sugiyono,2012:145).Observasi dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung, yaitu dalam lima kali pertemuan.
D. Instrumen
1. Jenis Instrumen
a. Instrumen Perlakuan
1). Ancangan Model
Rasional
Masih ada pendapat para guru bahwa pembelajaran kooperatif sama dengan
belajar kelompok. Pendapat seperti itu perlu segera diluruskan. Pembelajaran
dan indikator-indikator yang membedakannya dengan kelompok belajar biasa,
dan pembelajaran tradisional pada umumnya.
Pembelajaran kooperatif mengharuskan semua peserta didik bekerja sama
saling bergantung secara positif antara satu sama lain, dalam konteks struktur
tugas, struktur tujuan, dan struktur.Dalam pembelajaran kooperatif materi
pelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga mengharuskan semua peserta
didik untuk saling memotivasi agar bersama-sama menguasai materi yang
sedang dipelajari. Sukses tidaknya pembelajaran kooperatif diterapkan di kelas,
bergantung kepada tanggung jawab kelompok dan tanggung jawab individu,
serta komposisi kelompok dan proses interaksi diantara peserta didik
Rancangan pembelajaran seperti ini, dipandang “ribed” oleh sebagian guru;
karena memerlukan waktu persiapan, dan proses yang panjang.
Dibalik semua itu, banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap capaian
akademik peserta didik, disamping itu mampu mengembangkan sikap toleran /
peduli terhadap sesame teman, kerjasama dan saling menghargai.Oleh karena
itu, pembelajaran kooperatif perlu dikembangluaskan sosialisasinya agar dapat
dipahami lebih baik oleh para guru, yang pada gilirannya dapat termotivasi
untuk melakukannya di kelas.
Tujuan
TGT sebagai salah satu metode pembelajaran kooperatif dirancang untuk
mendorong peserta didik agar saling membantu satu sama lain. Semua itu
dimaksudkan untuk meningkatkan, baik pencapaian maupun relasi sosial
peserta didik. (TGT), menekankan cara-cara agar peserta didik termotivasi
untuk berkompetisi dengan teman-temannya yang memiliki level kemampuan /
pencapaian yang sama. Dengan cara-cara ini setiap peserta didik dapat
meningkatkan performa akademiknya masing-masing agar kelompok mereka
yang dapat menunjukkan peningkatan performanya diberi
c). Prinsip-prinsip Pembelajaran Koperatif
Ada lima unsur atau elemen yang mendasari pembelajaran koperatif.
Kelima unsur dasar ini menjadikan pembelajaran koperatif lebih efektif dan
produktif dibandingkan dengan pembelajaran kompetitif dan individual (Huda,
2013: 46). Kelima prinsip dasar itu adalah:
1. Interpendensi Positif (Positive Interpendence) 2. Interaksi Promotif (Promotive Interaction)
3. Akuntabilitas Individu (Individual Accountability)
4. Keterampilan Interpersonal dan Kelompok Kecil (Interpersonal and Small-Group Skill)
5. Pemrosesan Kelompok (Group Processing)
(Jhonson and Jhonson dalam Huda, 2013: 46)Di bawah ini penjelasan selanjutnya lihat BAB I
d. Sintak
(1) memilih metode dan teknik
(2) menata ruang kelas untuk pembelajaran kooperatif
(3) merangking peserta didik
(4)menentukan jumlah kelompok
(5) membentuk kelompok-kelompok
(6)merancang team building untuk setiap kelompok (identitas kelompok, yel dll)
(7) mempresentasikan materi pembelajaran
(8) membagikan lembar kerja
(9) menugaskan peserta didik mengerjakan kuis secara mandiri
(10) menilai dan menyekor kuis peserta didik
(11) memberi penghargaan kepada kelompok
(12) mengevaluasi perilaku anggota kelompok
e. Evaluasai
TGT menekankan pada evaluasi individual materi akademik yang sudah dirancang
sebelumnya. TGT membuka peluang untuk terjadi kompetisi individual dan
meningkatkan prestasi akademik, maka evaluasinya dilakukan pada ranah
kognitif.
2). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksaan Pembelajaran dengan model Kooperatif Tipe TGT ini
disesuaikan dengan situasi dan kondisi subjek dan tempat penelitian. Oleh karena
itu, RPP sebagai salah satu instrumen dalam penelitian ini, terlebih dahulu
ditimbang oleh ahli (expert judgment) sebelum digunakan (bukti terlampir).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah : SMPN 1 Ngamprah
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VII/2
Standar Kompetensi : Aspek Menulis
12 Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat
Kompetensi Dasar :12.2Menulis pesan singkat sesuai dengan isi dengan menggunakan kalimat efektif dan bahasa yang santun.
Alokasi Waktu : 10 x 40 menit ( 5x pertemuan )
A. Indikator
Pertemuan 1
1. mampu menyusun isi pesan singkat ( memo) secara berantai sesuai
ilustrasi
2. mampu menyusun isi pesan singkat (memo) yang menunjukkan kesatuan
gagasan dan kehematan pemakaian kata
3. mampu menyunting kesatuan gagasan dan kehematan pemakaian kata
Pertemuan 2
1. mampu menyusun bersama dalam kelompok isi pesan singkat (memo)
sesuai ilustrasi
2. mampu menyusun bersama dalam kelompok isi pesan singkat (memo)
dengan berbagai variasai pola kalimat dan mengedepankan bagian
kalimat yang dipentingkan
3. mampu menyunting berbagai variasi pola kalimat dan bagian kalimat yang
dipentingkan dalam pesan singkat
Pertemuan 3
1. mampu menulis sendiri dalam kelompok isi pesan singkat (memo) sesuai
ilustrasi
2. mampu menulis sendiri dalam kelompok isi pesan singkat (memo)
dengan memperhatikan EYD dan diksi
3. mampu menyunting penggunaan EYD dan Diksi dalam pesan singkat
(memo)
Pertemuan 4
1. mampu menulis sendiri dalam kelompok sebuah contoh isi pesan singkat
(memo)
2. mampu memilih isi pesan singkat terbaik karya anggota kelompoknya.
3. mampu menyunting isi pesan singkat dari sisi ketepatan menurut logika
4. mampu menulis kembali (hasil revisi) isi pesan singkat dengan logika
yang tepat
Pertemuan 5
1. mampu menggunakan kalimat efektif untuk berbagai keperluan selain
menulis pesan singkat ( seperti menulis pengumuman, menulis biografi,
menulis pengalaman menarik, dan menulis ringkasan cerita pendek)
Setelah memperoleh pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menggunakan kalimat efektif dalam menulis pesan singkat (memo) dan
tulisan-tulisan lainnya.
C. Materi pembelajaran
Pertemuan 1
a. contoh pesan singkat
SMP 1 Karang Sayung Jl.Raya Negara No.33 Kota Batu
12 September 2007 Kepada : Bapak Ramelan
Dari : Bendahara Sekolah
Hal : Laporan Keuangan
Harap segera membuat laporan pertanggungjawaban keuangan kegiatan Jambore Tingkat Kabupaten, paling lambat 20 September 2007.
Tertanda
Zaenal,S.Pd
contoh pesan tidak resmi
12 Mei 2007 Dari : Vivi
Untuk : Heni
Pesan : Hen, latihan menari tidak jadi karena pelatihnya sedang sakit
Tertanda
Vivi
Ilustrasi :
Arindra adalah ketua penyelenggara peringatan Maulid Nabi di sekolahmu. Saat
ini Ia bersama mubaligh akan tiba di sekolah 15 menit kemudian. Setibanya
Mubaligh dan rombongan di sekolah ia berharap ada petugas penerima tamu dan
tetabuhan yang dibunyikan untuk menyambut rombongan. Ia juga berharap
sudah ada tempat duduk dan konsumsi untuk rombongan.Arindra memberi tugas
kepada salah seorang panitia untuk menyampaikan pesan singkatnya (memo)
kepada seksi acara.Bagaimana pesan singkat yang ditulis Arindra ?
Panitia Peringatan Maulid Nabi SMP Bela Negara
Memo
Dari :
Kepada :
……….. 1 ……….
………2 ………3
………,………….
Panitia Peringatan Maulid Nabi SMP Bela Negara
Memo
Dari :
Kepada :
……….. . ………1……….
………2 ……… ……… 3
………,………….
………
c. CiriKalimat Efektif
Kalimat Efektif memiliki beberapa cirri sebagai berikut di bawah ini :
(a) Kesatuan
Kalimat efektif harus mengungkap sebuah ide pokok atau satu kesatuan pikiran.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut di bawah ini !
(1) Kepada para siswa agar berkumpul di lapang upacara.
(2) Di dalam tata tertib itu merupakan pedoman bagi para siswa
(3) Pada hari ini merupakan hari terakhir ia mengajar
Kalimat-kalimat itu tidak efektif karena ide pokoknya tidak jelas.
Agar menjadi kalimat yang efektif maka sebaiknya kata-kata bergaris bawah tidak
digunakan.
(b) Kehematan
Kalimat efektif hemat dalam penggunaan kata. Kalimat efektif tidak
sama berulang-ulang.
Perhatikan contoh kalimat berikut !
(4) Tiyas sangat rajin sekali
(5) Penari itu naik ke atas panggung
Kalimat itu tidak efektif. Agar menjadi kalimat efektif, kata yang bergaris bawah
pakai salah satu saja.
d. Materi Tournament ( kesatuan gagasan dan kehematan) (terlampir)
Pertemuan 2
a. Menulis bersama sebuah Pesan Singkat (memo) dalam berkelompok
Ilustrasi :
Senin, 29 April 2013, siswa kelas 7 C mendapat giliran menjadi petugas pelaksana
upacara. Wahid Wicaksono selaku ketua OSIS berharap agar siswa kelas 7 C
melaksanakan persiapan yang diperlukan, dan menghubungi ketua ekskul
kesenian agar membantu tim aubade. Ketua Osis segera mengirimkan memo
untuk KM 7 C. Bagaimana memo yang ditulis ketua OSIS ?
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP Tanah Air
Memo
Dari :
Kepada :
……….
………..
……….. ……….,………2013
………
b. Ciri Kalimat Efektif
(1) Ide pokok yang dipentingkan biasanya diletakan dibagian awal kalimat.
„Tyas‟ dan „ Penari „ itu. Jika ide pokok lain yang ditonjolkan. Kalimat itu dapat
diubah menjadi :(6) Sangat rajin, Tyas(7) Naik ke panggung, penari itu
(2) Kevariasian
Kalimat efektif dapat ditulis dalam berbagai variasi, seperti dalam bentuk kalimat
aktif aktif, pasif, inversi dan lain-lain.
c. Tournamen Akademik ( ciri kalimat efektif penekanan dan kevariasian )Materi
Tournamen terlampir.
Pertemuan 3
a. Menulis sendiri dalam kelompok masing-masing sebuah pesan singkat
Ilustrasi :
Peringatan Maulid Nabi di sekolahmu sudah berakhir.
Raia selaku Ketua Osis, menginginkan agar semua seksi yang dipimpinya
menyusun dan menyerahkan laporan. Ia segera menulis pesan singkat untuk para
seksinya.
Bagimana pesan singkat (memo) yang dibuat Raia.
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP Nusa Banga
Dari :
Kepada :
……….
………..
………..
……….,………20…
………..
………….………
(1) Diksi ( Pilihan kata)
Kalimat Efektif menggunakan pilihan kata dengan tepat. Kata dasar dan azas
sama artinya dengan pokok, kata mati sama dengan tewas dan meninggal, kata
melihat, memandang, dan menonton sama dengan menyaksikan. Tetapi berbeda
pemakaiannya dalam kalimat. Kamu tentu dapat membuat kalimat dengan
kata-kata itu bukan ?Selain pilihan kata-kata seperti itu,dalam kalimat efektif lebih
cenderung digunakan kata-kata yang umum, dikenal oleh kalangan luas. Tidak
menggunakan istilah asing dan tidak menggunakan kata-kata yang digunakan oleh
kelompok tertentu di tempat tertentu, seperti kata-kata macho, bokap-nyokap, dan
lain-lain.
(2). Logika
Ketepatan atau kebenaran logika, menjadi salah satu hal yang diperhatikan dalam
menulis kalimat efektif.
Perhatikan kalimat di bawah ini !
(8) Tulisanmu bagus, jadi nilai karanganmu besar.
Kalimat itu secara logika tidak tepat, karena penilaian terhadap karangan tidak
hanya didasarkan pada tulisan saja.
c. Tournamen Akademik ( ciri kalimat efektif diksi dan logika )
Materi tournament terlampir.
Pertemuan 4
a. Pesan singkat terbaik yang dibuat dan dipilih oleh anggota kelompok
masing-masing.
Ciri Kalimat Efektif
(1)EjaanKeefektifan kalimat dipengaruhi juga oleh pemakaian tanada baca.
Perhatikan kalimat di bawah ini
(9) Seluruh siswa SMP, Ngamprah sudah mempersiapkan diri;
Diletakkannya tanda koma (,) setelah kata SMP, maka yang mempersiapkan diri
maka yang mempersiapkan diri adalah “seluruh siswa SMP Ngmprah”.
Pertemuan 5
a. Hasil Kerja Kelompok di rumah (LKS)
b. Ciri Kalimat Efektif (7) dalam karangan peserta didik
D. Metode
Penugasan
Tanya Jawab
Kerja Kelompok
E. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Awal
a.Apersepsi dan impresi (memanfatkan situasi dan kondisi kelas untuk
melakukan impresi, dengan cara bertanya jawab dengan peserta didik, perihal
ketidakhadiran peserta didik lain di kelas )
b. menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
a. Peserta didik membentuk kelompok kooperatif dengan bimbingan guru.
b. Peserta didik mendiskusikan dan menetapkan yel-yel kelompok.
c. Peserta didik berbagi tugas dalam kelompoknya masing-masing, setiap anggota
kelompok bertangung jawab terhadap penguasaan salah satu ciri kalimat
efektif.
d. Peserta didik mendengarkan informasi tentang contoh-contoh pesan singkat.
e. Peserta didik mendengarkan sebuah ilustrasi yang disampaikan guru.
f. Peserta didik mengumandakan yel-yel kelompoknya sebagai penyemangat
g. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok mengubah ilustrasi menjadi sebuah
pesan singkat.
h. Peserta didik perwakilan kelompok 1, 2 dan 3 bergabung untuk menulis secara
berantai pesan singkat sesuai ilustrasi di papan tulis, perwakilan kelompok 4
bergabung dengan kelompok 5 dan 6 ( lihat materi pembelajaran).
i. Peserta didik berdiskusi dan bertanya jawab untuk mengoreksi kesatuan gagasan
dan kehematan pemakaian kata dalam pesan singkat tersebut.
j. Peserta didik melakukan tournament akademik tentang kesatuan gagasan dan
kehematan pemakaian kata ( materi tournament terlampir ).
k. Peserta didik mengumandangkan yel kelompoknya setiap kali memperoleh
angka tertinggi.
Kegiatan Akhir
a.Peserta didik dan guru merefleksi bersama, menetapkan perilaku pembelajaran
yang perlu diperbaiki dipertahankan.
b. Peserta didik mendengarkan informasi pembelajaran pertemuan berikutnya.
Pertemuan 2
Kegiatan Awal
a. Guru melakukan apersepsi
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
a. Peserta didik mendengarkan ilustrasi yang disampaikan guru.
b. Peserta didik bergantian mengumandangkan yel kelompoknya sebagai
penyemangat megerjakan tugas.
c.Peserta didik menulis bersama dalam kelompok sebuah pesan singkat sesuai
ilustrasi.
e. Diskusi kelas tanya jawab untuk mengoreksi penekanan dan kevariasian pola-
pola kalimat dalam pesan singkat yang dibuat oleh peserta didik.
f.Peserta didik bekerja kembali dalam kelompok, mengubah pola-pola kalimat
yang dibuatnya hingga menghasilkan kevariasian dan perubahan penekanan.
g.Tournamen akademik mengenai penekanan dan kevariasian (materi tournament
terlampir ).
h.Peserta didik mengumandangkan yel kelompoknya setiap kali memperoleh
angka tertinggi.
Kegiatan Akhir
aPeserta didik dan guru merefleksikan bersama, menetapkan perilaku
pembelajaran.
b.Peserta didik mendengarkan informasi pembelajaran pertemuan berikutnya.
Pertemuan 3
Kegiatan Awal
a. Guru melakukan apersepsi.
b.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
a.Peserta didik mendengarkan ilustrasi yang disampaikan guru.
b.Peserta didik mengumandangkan yel kelompoknya masing-masing sebagai
penyemangat mengerjakan tugas.
c. Peserta didik menulis sendiri di dalam kelompok masing-masing sebuah pesan
singkat (memo) sesuai ilustrasi.
d.Peserta didik memilih salah satu karya (pesan singkat) mereka yang terbaik.
e.Peserta didik mempersentasikan pesan singkat mereka yang terbaik.
mengoreksi pemakaian diksi dan logika dalam pesan singkat tersebut.
g. Peserta didik bekerja kembali dalam kelompoknya untuk memperbaiki /
menyunting / merevisi pesan singkat yang mereka buat.
h.Tournamen akademik tentang diksi dan logika (materi tournamen terlampir )
i. Peserta didik bergantian mengumandangkan yel kelompoknya masing setiap
kali memperoleh angka tertinggi dalam tournament.
Kegiatan Akhir
a.Peserta didik dan guru merefleksi bersama, menetapkan perilaku pembelajaran
yang perlu diperbaiki dan dipertahankan.
b.Peserta didik mendengarkan informasi pembelajaran pertemuan berikutnya.
Pertemuan 4
Kegiatan Awal
a. Guru melakukan apersepsi.
b.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
a.Peserta didik memperhatikan pesan singkat terbaik yang dibuat oleh salah satu
kelompok pada pertemuan ketiga.
b. Peserta didik mengumandangkan yel kelompoknya sebagai penyemangat
mengerjakan tugas.
c. Peserta didik melalukan diskusi kelas dan tanya jawab untuk mengoreksi
pemakaian EYD pada pesan singkat tersebut.
d. Peserta didik melakukan tournamen akademik ( ciri kalimat efektif pemakaian
EYD ) materi.
tournament terlampir.
dengan cara dipersilakan mengumandangkan yel-yelnya untuk menyambut
kemenangan bersama.
Kegiatan Akhir
a.Peserta didik dan guru merefleksi bersama, menetapkan perilaku pembelajaran
yang perlu diperbaiki dan dipertahankan.
b.Peserta didik mendengarkan informasi pengerjaan tugas di rumah ( LKS
terlampir).
Pertemuan 5
Kegiatan Awal
a. Guru melalukan apersepsi
b.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
a. Bergantian peserta didik mengumandangkan yel kelompoknya sebagai
penyemangat mengerjakan tugas.
b. Secara bergiliran perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di rumah.
c.Peserta didik dan guru berdiskusi dan bertanya jawab untuk mengoreksi /
menyunting 7 (tujuh) cirri kalimat efektif dalam karangan peserta didik yang
dipresentasikan ( kesatuan gagasan, kehematan, penekanan, kevariasian, diksi,
logika dan EYD )
d.Peserta didik dan guru merevisis bersama pemakaian kalimat efektif dalam
pesan singkat karya peserta didik.
e.Guru memberikan rewardkepada semua kelompok dengan pujian atas kerja
keras dan prestasi mereka.
f. Peserta didik mengumandangkan yel kelompoknya masing-masing untuk
mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran menulis kalimat efektif
F. Sumber Belajar
1. Buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia
Kr Maryati dan Sutopo
2. Kalimat Efektif kr. Ida Bagus Putrayasa
3. Pedoman EYD
4. Karangan Peserta Didik
5. Kalimat-kalimat situasional
Potofolio Pagi itu kamu cemas
sekali, karena ibumu
demam, Kamu
memutuskan untuk
mengantar ibumu
berobat,tetapi sebagai
ketua panitia kamu pun
harus tiba di sekolah
berobat
H. Pedoman Penyekoran dan Penilaian
No Aspek Penilaian Kriteria Skor
1 Kesatuan Ide Kesatuan ide jelas
Kesatuan ide tidak jelas
3
1
2 Kehematan Mengunakan dengan kalimat
Terdapat 1-2 kata yang tidak perlu
Terdapat 2 atau lebih kata yang tidak
perlu
3
2
1
3 Diksi Semua pilihan kata yang digunakan tepat
Terdapat 1-2 pilihan kata yang tidak tepat
Terdapat 2 atau lebih pilihan kata yang
tidak tepat
3
2
1
4 Penekanan Ide Poko yang diberi pernekanan /
ditonjolkan ditulis dengan tepat
Ide pokok yang diberi penekanan /
ditonjolkan ditulis tidak tepat
2
1
5 Kevariasian Terdapat 3 variasi bentuk kalimat
Tedapat 2 variasi bentuk kalimat
Terdapat 1 variasi bentuk kalimat
3
2
1
6 Kelogisan Semua kalimat logis
Ada kalimat yang tidak logis
2
1
7 EYD Semua tanda baca digunakan dengan tepat
Ada tanda baca yang tidak tepat
digunakan
2
8 Bentuk pesan
singkat
Memilih bentuk pesan singkat dengan
tepat
Bentuk pesan singkat tidak tepat (tidak
sesuai ilustrasi )
2
1
Nilai :
Kepala SMPN 1 Ngamprah Guru Mata Pelajaran
Lampiran I
Lembar Kerja Siswa (LKS)
1. Perhatikan pesan singkat di bawah ini !
Panitia Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Memo
Dari : Ketua Panitia
Kepada : Seksi Acara
Muballigh dan rombongan akan tiba 15 menit lagi. Siapkan petugas
penerima tamu ! sediakan tempat duduk ! Bunyikan tetabuhan penyambutan.
Ngamprah, 2013
Ttd
Arindra
Organisasi Siswa Intra Sekolah (Osis)
SMP Tanah Air
Dari : Ketua Osis
Kepada : Wali kelas 7 C
Memo
adalah kelas 7C. Latihanlah dahulu. Agar tidak grogi. Menghubungi anggota
Ekskul untuk membantu tim aubade. Pas waktunya segenap siswa 7C tidk
boleh telat.
Kota baru,, 05 April 2013
Wahid Wicaksono
2. Analisislah pesan singkat itu dari sisi penggunaan kalimat efektif (kesatuan,
kehematan,diksi, penekanan,kevariasian, logika dan EYD ) !
3. Bagikanlah setiap aspek analisis kepada setiap anggota kelompokmu, sampai
setiap kelompok anggota mendapat bagian tugas !
Nama :
Aspek Analisis :
b. Instrumen Pengambilan Data
1) Instrumen Tes
KISI-KISI PEDOMAN TES MENULIS KALIMAT EFEKTIF
Masalah Indikator Pedoman
tes
Aspek yang
diukur Jenjang Nomor Item
ITEM / BUTIR SOAL PRE TEST DAN POST TEST MENULIS KALIMAT EFEKTIF
Item tes / butir soal 1
Baca baik-baik ilustrsai di bawah ini, kemudian kerjakan tugasnya !
Banyak peristiwa yang kita alamai dalam hidup ini bukan ? peristiwa
itu mungkin terjadi di rumah, di sekolah, di tempat mengaji, di pasar, di
gunung, di sawah dan lain-lain. Satu diantara sekian peristiwa itu tentu ada
yang paling menarik.
Tugas
Tulislah pengalaman menarik itu menggunakan kalimat efektif dalam
karangan satu paragraf berisi lima kalimat !
Item tes / butir soal 2
Jika kita harus menyampaikan informasi atau pesan kepada satu atau
dua orang saja mudah bukan ? Tetapi bagaimana kalau kita harus
menyampaikan informasi itu kepada banyak orang, terlebih lagi tempat
orang-orang itu tersebar.Menulis pengumuman adalah salah satu cara praktis
untuk mengatasi hal itu.
Tugas :
Buatlah pengumumannya dalam bentuk karangan satu paragrap, terdiri
dari lima buah kalimat efektif !
Item tes / butir soal 3
Baca baik-baik ilustrasi di bawah ini, kemudian kerjakan tugasnya.
Banyak orang yang dekat dengan kalian bukan ? mungkin ayah atau ibu
kalian, mungkin kakak atau adik kalian, mungki, guru, teman, dan
sebagainya. Tentu salah satu diantaranya ada yang kalian idolakan.
Tugas :
Buatlah biografi tokoh idolamu itu, berisi prestasinya saja; dalam
bentuk karangan satu paragrap terdiri dari lima buah kalimat efektif.
Item tes / butir soal 4
Baca baik-baik ilustrasi di bawah ini, kemudian kerjakan tugasnya !
Selama duduk di kelas 7, sudah beberapa judul karya fiksi kalian baca;
termasuk cerita pendek. Tentu ada salah satu cerpen yang isinya masih
diingat dengan baik.
Tugas :
Tulislah isi cerpen itu dalam bentuk karangan satu paragraf terdiri dari
JAWABAN SOAL
1. Karangan masing-masing 1 paragraf
2. Karangan sesuai dengan ilustrasi
3. Isi karangan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman masing-masing
peserta didik
KRITERIA PEDOMAN PENILAIAN
No Aspek yang
dinilai Kriteria Skor
1. Kesatuan a. Ide Pokok
(1) jika ada 5 Kalimat yang masing-masing
mengandung satu ide pokok
(2) jika ada 4 Kalimat yang masing-masing
mengandung satu ide pokok
(3) kika ada 3 Kalimat yang masing-masing
mengandung satu ide pokok
(4) jika ada 2 Kalimat yang masing-masing
mengandung satu ide pokok
(5) jika ada 1 Kalimat yang mengandung satu
ide pokok
(6) jika semua Kalimat tidak mengandung satu
ide pokok
b. Subjek (S) dan Predikat (P)
(1) jika ada 5 kalimat yang masing-masing
mengandung (S) dan (P)
(2) jika ada 4 kalimat yang masing-masing
mengandung (S) dan (P)
(3) jika ada 3 kalimat yang masing-masing
mengandung (S) dan (P)
(4) jika ada 2 kalimat yang masing-masing
mengandung (S) dan (P)
(5) jika ada 1 kalimat yang masing-masing
mengandung (S) dan (P)
(6) jika semua kalimat tidak mengandung (S)
diantarkan (didahului) partikel
(3) jika ada 3 kalimat yang subjeknya tidak
2. Kehematan a. Pengulangan Subjek (S)
(4) jika tidak terjadi pengulangan subjek (S)
(1) jika ada 5 kalimat yang tidak menggunakan
hiponim
(2) jika ada 4 kalimat yang tidak menggunakan
hiponim
(3) jika ada 3 kalimat yang tidak menggunakan
hiponim
(4) jika ada 2 kalimat yang tidak menggunakan
hiponim
(5) jika ada 1 kalimat yang tidak menggunakan
hiponim
(6) jika ada 5 kalimat yang menggunakan
hiponim
c. Pemakaian kata depan “dari” dan”daripada”
(1) jika tidak ada kesalahan penggunaan
kata”dari” / “daripada dalam kalimat (2) jika tidak ada kesalahan penggunaan
ka“dari” / “daripada” dalam 4 kalimat
(3) jika tidak ada kesalahan penggunaan
kata“dari” / “daripada” dalam 3 kalimat
kata“dari” / “daripada” dalam 2 kalimat
(5) jika tidak ada kesalahan penggunaan
kata“dari” / “daripada” dalam 1 kalimat
(6) Jika ada kesalahan penggunaan kata
f. jika tidak ada yang menonjolkan ide pokok
10
4. Kevariasian a. jika ada 5 variasi kalimat
b. jika ada 4 variasi kalimat
c. jika ada 3 variasi kalimat
d. jika ada 2 variasi kalimat
e. jika ada 1 variasi kalimat
10
8
6
4
2
5. Diksi a. Jika terdapat 0-1 pilihan kata yang tidak tepat
b. jika terdapat 2 pilihan kata yang tidak tepat
c. jika terdapat 3 pilihan kata yang tidak tepat
5
4
d. jika terdapat 4 pilihan kata yang tidak tepat
e. jika terdapat <4 pilihan kata yang tidak tepat
2
1
6.. EYD a. jika terdapat 0-1 kesalahan EYD
b. jika terdapat 2 kesalahan EYD
c. jika terdapat 3 kesalahan EYD
d. jika terdapat 4 kesalahan EYD
e. jika terdapat <4 kesalahan EYD
5
b. jika terdapat 4 kalimat yang tepat secara logika
c. jika terdapat 3 kalimat yang tepat secara logika
d. jika terdapat 2 kalimat yang tepat secara logika
e. jika tedapat 1 kalimat yang tepat secara logika
f. jika semua kalimat tidak tepat secara logika
6
1. Menggunakan patokan acuan keriteria ( standar buku )
2. Menggunakan sekala 100
3. Rumus nilai :
No Skor Nilai No Skor Nilai
1 72 100 26 47 65
2 71 99 27 46 64
3 70 97 28 45 63
4 69 96 29 44 61
5 68 94 30 43 60
6 67 93 31 42 58
7 66 92 32 41 57
8 65 90 33 40 56
9 64 89 34 39 54
10 63 88 35 38 53
11 62 86 36 37 51
12 61 85 37 36 50
13 60 83 38 35 49
14 59 82 39 34 47
15 58 81 40 33 46
16 57 79 41 32 44
17 56 78 42 31 43
18 55 76 43 30 42
19 54 75 44 29 40
20 53 74 45 28 39
21 52 72 46 27 38
22 51 71 47 26 36
23 50 69 48 25 35
24 49 68 49 24 33
KATEGORI KEMAMPUAN
No Rentang Nilai Keterangan
1.
2) Instrumen Observasi
KISI- KISI PEDOMAN OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN
PEDOMAN OBSERVASI PEMBELAJARAN
(1) Peserta didik membalas salam guru. (2) Peserta didik mendapat perhatian
perihal tempat duduknya.
(3) Peserta didik mendapat perhatian perihal kehadirannya.
(4) Peserta didik diajak berapersepsi. (5) Peserta didik mendapat kesempatan
untuk mengingat pembelajaran yang lalu.
(6 ) Peserta didik berkesempatan menggali pengalaman dan pengetahuannya untuk bersama-sama membuka pembelajaran dengan bantuan guru.
(7) Peserta didik menerima informasi perihal tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
(1) Peserta didik difasilitasi untuk membentuk kelompok kooperatif. (2) Peserta didik memperoleh
kesempatan untuk menciptakan yel-yel kelompok.
(3) Peserta didik berkesempatan untuk menampilkan yel kelompoknya. (4) Peserta didik berkesempatan untuk
mendengarkan penjelasan materi pembelajaran.
(5) Peserta didik mendapat penjelasan aturan bekerjasama dengan kelompoknya.
(6) Peserta didik diberi kesempatan bertanya sebelum bekerja dalam kelompoknya .
individu dan kelompok. (8) Peserta didik dibimbing untuk
mengerjakan tugas individu. (9) Peserta didik dibimbing untuk
bekerja dalam kelompok kooperatif.
(10) Peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok.
(11) Peserta didik yang berkemampuan kurang, mendapat bantuan/
bimbingan dari teman satu kelompok (tutor sebaya). (12) Semua anggota kelompok
berkontribusi terhadap kelompoknya.
(13) Semua anggota kelompok
mendapat pengakuan dari anggota kelompoknya.
(14) Peserta didik bertanggung jawab terhadap tugas kelompok.
(15) Semua kelompok kooperatif menampilkan hasil kerja
kelompoknya melalui presentasi. (16) Peserta didik dibimbing/dibantu
untuk berpendapat mengomentari hasil kerja kelompok lain dalam diskusi kelas.
(17) Peserta didik dimotivasi untuk aktif berpartisipasi dalam diskusi kelas.
(18) Semua anggota kelompok tampil mewakili kelompok dalam tournament akademik.
(19) Guru menggunakan bahasa dengan jelas, mudah dipahami oleh peserta didik.
(20) Guru menggunakan model dan metode pembelajaran sesuai dengan RPP.
(21) Guru menggunakan media sesuai kebutuhan pembelajaran.
(23) Peserta didik aktif
menyimak,untuk mengumpulkan, mengorganisasi dan menganalisis informasi.
(24) Peserta didik mengkomunikasikan ide, informasi dan kritik.
(25) Peserta didik mendapat nilai kelompok (bersama) melalui turnamen dan kerja kelompok. (26) Peserta didik mendapar reward
(penghargaan) kelompok. (27) Peserta didik melakukan tes
individu untuk mengukur kemampuannya.
(28) Peserta didik memperoleh nilai individu.
(29) Peserta didik mendapat tugas kelompok di rumah.
c. Kegiatan Akhir
(1) Peserta didik dibimbing untuk mengumpulkan materi.
(2) Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang tidak / kurang dipahami.
(3) Peserta didik dimotivasi untuk mengemukakan pendapat perihal kemanfaatan pembelajaran saat itu. (4) Peserta didik dan guru bertanya
jawab menetapkan perilaku
pembelajaran yang perlu diperbaiki dan dipertahankan.
(5) Guru memberikan informasi pembelajaran berikutny.a (6) Peserta didik dan guru menutup
pembelajaran dengan yel-yel kelompok.
………....,……….2013
Observer
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
KS : Kurang Sekali
KONVERSI NILAI HASIL OBSERVASI
SB = Sangat baik = skor 5
1. Proses Pembelajaran
KATEGORI KEEFEKTIFAN PROSES
No Rentang Nilai Keterangan / Kualifikasi
1.
Pembelajaran Sangat Tidak Efektif
2. Validasi
Dalam penelitian ini digunakan dua jenis instrumen, yitu instrumen
perlakuan dan istrumen pengumpulan data. Instrumen perlakuan terdiri atas
ancangan model dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Instrumen
perlakuan dimaksudkan untuk mengukur keefektifan proses pemebalajaran
kooperatif Tipe TGT. Proses pembelajaran yang diimplementasikan dalam
penelitian ini, disesuaikan dengan kondisi dan situasi serta subjek di lokasi
penelitian. Oleh karena itu, diperlukan timbangan para ahli untuk menilai
ketepatan instrumen. Validasi atau upaya menilai atau menimbang instrumen
dalam penelitian ini dilakukan oleh dua orang ahli. Pernyataan timbangan ahli
terlampir.
E. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara kualitatif untuk data proses yang diperoleh
melalui observasi, dan secara kuantitatif, untuk data kognitif berupa hasil tes,
dengan langkah sebagai berikut.
1. menganalisis hasil tes
2. menyusun deskripsi hasil analisis
3. menyusun tabulasi data hasil analisis
4.menyususn deskripsi data hasil obeservasi
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas 7A SMPN 1 Ngamprah
Kabupaten Bandung Barat
2. Sampel
Sampel adalah kelas 7 C, ditetapkan melalui Sample Random Sampling,
karena rancangan time series designhanya memerlukan satu kelompok
eksperimen saja, tanpa kelompok kontrol,alasan kedua populasinya