Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
MOTIVASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENIKAH DI KALANGAN MAHASISWI JURUSAN PSIKOLOGI ANGKATAN 2009
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Jurusan Psikologi
Ilma Kapindan Muji
0901036
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Motivasi Pengambilan Keputusan di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia
(Studi Kasus Pada 3 Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Oleh
Ilma Kapindan Muji
0901036
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Ilma Kapindan Muji 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
MUJI, ILMA KAPINDAN (0901036). MOTIVASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENIKAH DI KALANGAN MAHASISWI PSIKOLOGI ANGKATAN 2009 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (Studi Kasus Pada Tiga Mahasisiwi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI). Bandung: UPI
Pernikahan adalah persatuan dari individu yang berbeda jenis kelamin sebagai suami dan istri, membentuk suatu keluarga baru, adanya persetujuan berdasarkan agama atau keyakinan dan adat istiadat. Akhir-akhir ini muncul fenomena banyaknya mahasiswi yang usianya relatif masih muda dan belum mempunyai pekerjaan tetap, yang memilih untuk menikah ketika masih menyandang mahasiswi aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami proses pengambilan keputusan menikah pada saat masih berstatus mahasiswi aktif, motivasi apa saja yang dapat membuat pengambilan keputusan menikah dan mengetahui kondisi prestasi akademik setelah menikah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan gambaran proses keputusan menikah dan motivasi pada MG (subjek I) adalah karena sudah lama berpacaran, suami yang telah memiliki pekerjaan tetap, dan keinginan sendiri dalam diri MG. Gambaran proses keputusan menikah dan motivasi pada RL (subjek II), ia memutuskan menikah karena perjodohan yang dilakukan dalam adat istiadatnya, perbedaan usia dengan suaminya yang cukup jauh dan keinginan ibundanya sebelum ia meninggal. Gambaran proses keputusan menikah dan motivasi pada KM (subjek III) adalah karena ta’aruf yang dilakukan oleh suami KM sehingga tidak ada alasan untuk KM menolak karena sudah memenuhi „kriteria‟ dari ibundanya. Kondisi akademik ketiga subjek setelah menikah tidak mengalami penurunan terhadap indeks prestasi. Manfaat penelitian ini adalah untuk memberi gambaran dan meningkatkan pemahaman para perempuan yang akan mengambil keputusan menikah ketika masih berstatus mahasisiwi aktif.
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
MUJI, ILMA KAPINDAN (0901036). THE MOTIVATION OF DECISION MAKING TO MARRIED AMONG FEMALE UNIVERSITY STUDENTS OF PSYCHOLOGY 2009 IN EDUCATION UNIVERSITY OF INDONESIA (Case Study of three female university students in psychology 2009 UPI ). Bandung: UPI
Marriage is combination between the individual who have a difference sex as a husband and wife to create a new family based on religion, firm belief and tradition agreement. Lately, the phenomenon about marriage of female university student appear in great quantities, whereas they are still classified in young people who have not an occupation but they are prefer to choose for marry. The purpose of this research are to know and understand how the motivation works to take a process of decision making for marriage when they are still as a female university students, then to know the achievement after they were married. The method of this research is qualitative with case study approach. The result of this research indicate of motivation works to take a decision making has an occur at the first subject (MG), it caused of she takes to long for dating, then in the reality her husband has an occupation and not only from those factors, but also from her eagerness. At the second subject, she decided to married because of matchmaking in her culture, the difference ages between she and her husband, and the last wishes of her mother before she die. At the third subject, she decided to married because of the ta’aruf who did by her husband, with the result that she has not an excuse to refused him because he has to fulfilled the
“criteria” of KM‟s mother. The achievement condition of all the subjects are not consists to
taking down toward their GPA. The benefits from this research are to gives representation and to increase understanding of decision making for marriage when they are still as a female university students.
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
BAB I PENDAHULUAN ...1
Latar Belakang Masalah ...1
Fokus Penelitian ...6
Rumusan Masalah ...6
Tujuan Penelitian ...7
Manfaat Penelitian ...8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...9
I. Motivasi ...9
I.1 Pengertian Motif dan Motivasi ...9
1.2 Pengertian Motif ...9
I.3 Pengertian Motivasi ...10
I.4 Klasifikasi Motif ...11
2..Pengambilan Keputusan ...14
2.1Pengertian Pengambilan Keputusan ...14
2.2 Faktor-faktor Pengambilan Keputusan ...15
2.3Tahap Pengambilan Keputusan ...15
2.4Pendekatan Heuristik ...16
3. Pernikahan ...20
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Mahasiswi ...24
6. Mahasiswi Menikah ...26
7. Penelitian Sebelumnya ...27
BAB III METODE PENELITIAN ...28
I. Lokasi dan Subjek ...28
II. Desain Penelitian ...28
III.Metode Penelitian ...28
IV.Instrumen Penelitian ...29
V. Pengujian Keabsahan Data ...29
VI.Teknik Pengumpulan Data ...30
VII. Teknik Analisis Data ...32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...35
I. Hasil Penelitian ...35
1. Proses Pengambilan Data ...35
I.1.1 Proses Wawancara Subjek I (MG)...35
I.1.2 Proses Wawancara Subjek II (RL)...36
I.1.3 Proses Wawancara Subjek III (KM) ...37
2. Riwayat Hidup ...38
I.2.1 Riwayat Hidup Subjek I (MG)...37
I.2.2 Riwayat Hidup Subjek II (RL) ...41
I.2.3 Riwayat Hidup Subjek III (KM) ...43
3. Display Data ...46
I.3.1 Display Data Subjek I (MG) ...46
I.3.2 Display Data Subjek II (RL) ...54
I.3.3 Display Data Subjek III (KM) ...66
II. Pembahasan ...73
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Kesimpulan ...96
B. Saran ...97
DAFTAR PUSTAKA ...98
LAMPIRAN
Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing
Kartu Bimbingan Skripsi
Surat Pernyataan Subjek
Surat Pernyataan Member Check
Lampiran Verbatim Subjek
Lampiran Reduksi Data
Daftar Riwayat Hidup Peneliti
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
2.1Kerangka Kerja Pembuatan ...16
1
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pernikahan merupakan perjanjian antara laki-laki dan perempuan
untuk bersuami istri dengan resmi (Kamus Umum Bahasa Indonesia,
1984). Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian
pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
(Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974).
Berdasarkan pasal 7 (1) UU Nomor 1 Tahun 1974, batasan umur
untuk dilakukannya perkawinan bila pihak pria mencapai umur 19
(sembilan belas) dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 (enam belas)
tahun (Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 1 Tentang
Perkawinan, 1974). Namun, pada umumnya masyarakat Indonesia
memiliki pandangan usia menikah yang berkisar antara usia 24 -25 tahun,
bagi kaum perempuan mereka lebih banyak memilih usia menikah diusia
25 tahun, karena pada usia tersebut para kaum perempuan merasa dirinya
sudah matang secara mental, fisik, dan finansial. Sedangkan para kaum
laki-laki memilih usia menikah diusia 25-30 tahun, hal itu dikarenakan
laki-laki memiliki tanggung jawab atas penghidupan bagi keluarganya,
sehingga rata-rata dari mereka memilih untuk bekerja dan memiliki
2
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Akhir-akhir ini muncul fenomena banyaknya mahasiswi yang usianya
relatif masih muda dan belum mempunyai pekerjaan tetap, yang memilih
untuk menikah ketika masih menyandang mahasiswa aktif. Berdasarkan
hasil observasi, di kalangan mahasiswi psikologi Universitas Pendidikan
Indonesia, terdapat sekitar delapan mahasiswi yang masih tergolong muda,
memutuskan untuk menikah terlebih dahulu dengan menyandang status
mahasiswa yang masih belum menyelesaikan strata satunya ini. Kedelapan
mahasiswi tersebut berinisial DR, RD, RL, NR, KM, SS, MG, dan R.
Dalam jurnal motivasi mahasiswa melakukan perkawinan di
pertengahan studi di perguruan tinggi (2009) adalah dorongan yang timbul
untuk mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan seorang perempuan
untuk membentuk sebuah keluarga. Dorongan untuk melakukan
perkawinan ini bisa berasal dari dirinya sendiri misalnya kepribadian,
agama, kemauan pribadi. Sedangkan dorongan dari luar diri misalnya
lingkungan keluarga, kemauan orang tua. Lalu, hak dan kewajiban suami
istriadalah segala sesuatu yang merupakan milik atau dapat dimiliki oleh
suami atau istri dari hasil perkawinan dan hal-hal yang wajib dilakukan
oleh suami atau istri. Dalam penelitian ini difokuskan pada pemenuhan
nafkah keluarga. Faktor lain dalam kesiapan menikah adalah waktu
dimana pasangan memutuskan menikah. Motif untuk menikah juga
penting untuk menentukan kesuksesan atau kegagalan dalam pernikahan.
Walte dan Gallagher (2000) dalam Wisnuwardhani (2012) menemukan
bahwa orang yang menikah hidup lebih lama daripada orang yang tidak
menikah atau bercerai. Tidak menikah dapat mempengaruhi kesehatan.
3
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
persen lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang menikah. Pada
laki-laki tidak menikah, menunjukkan angka kematian 250 persen lebih tinggi
dibandingkan dengan laki-laki yang menikah. Di sisi lain, pernikahan juga
memberikan kebahagiaan bagi mereka yang lajang atau memilih
kohabitasi (Defrain & Olson, 2006) dalam Wisnuwardhani (2012).
Salah satu contoh yang terjadi pada KM, mahasiswi ini memutuskan
menikah karena ia tidak dapat menolak lamaran dari laki-laki yang
melamarnya, karena ia mengikuti apa yang dijelaskan didalam hadist
ajaran agama islam bahwa, tidak boleh menolak lamaran laki-laki tanpa
alasan yang jelas secara agama. KM yang terpaut 4 tahun dengan
suaminya ini menjalani kehidupan rumah tangga secara terpisah, karena
suaminya yang masih berstatus mahasiswa aktif di salah satu universitas
yang terletak di Yaman. Namun, dengan begitu ia sepakat dengan
suaminya untuk tetap menjaga komunikasi sebaik mungkin, kepercayaan,
dan saling menjaga diri agar meminimalisasi terjadinya konflik rumah
tangga.
Fenomena lain juga terjadi di kalangan mahasiswi di Perguruan Tinggi
lainnya. Fenomena ini dilakukan oleh Mahasiswi Ilmu Ekonomi IPB
angkatan 2009 yang lebih akrab dipanggil Syifa telah menikah pada 11
Maret 2012 dengan Eko Budhi Prasetyo, lulusan Geografi UI angkatan
2000. Saat itu usia Syifa baru 20 tahun dan terpaut 10 tahun dengan suami.
Syifa gamang melihat maraknya pacaran di sekelingnya. “Pacaran kan
kurang baik, tapi bila dibina dalam sebuah pernikahan menjadi bernilai
ibadah,” ujar Syifa. Meskipun demikian, Syifa menyadari bahwa bagi
4
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk memutuskan, yang perlu dilakukan adalah menjaga diri dan
melakukan persiapan, sehingga nantinya bisa diakhiri dengan pernikahan
(Kompasiana, 20Mei 2012)
Sebelum memutuskan untuk menikah, para calon pengantin akan
menjalani masa transisi menuju pernikahan, Faktor yang terpenting dari
masa transisi ini adalah kesiapan menikah. Berdasarkan hasil penelitian
Booths dan Edwards dalam Wisnuwardhani & Sri (2012) mengungkapkan
bahwa terdapat beberapa hal yang secara signifikan berhubungan dengan
kesiapan menikah, yaitu usia saat menikah, tingkat kedewasaan pasangan,
waktu pernikahan, motivasi untuk menikah, kesiapan untuk sexual
exclusiveness, dan tingkat pendidikan serta aspirasi pekerjaan dan derajat
pemenuhannya.
Usia dan tingkat kedewasaan kematangan merupakan indikator yang
penting dalam mengevaluasi kesiapan untuk menikah. Boots dan Edwards
dalam Wisnuwardhani & Sri (2012) menemukan bahwa tingkat
ketidakstabilan pernikahan pada pria dan wanita yang menikah saat
mereka berada pada usia remaja ternyata lebih tinggi. Remaja biasanya
memiliki ketidakmatangan emosi dan tidak mampu mengatasi
permasalahan atau stress pada masa awal pernikahan.
Persiapan pernikahan butuh pemikiran dan pemantapan dari tiap tiap
bagian yang diinginkan. Mempersiapkan pesta pernikahan, baju pengantin,
tata rias, dan mas kawin yang akan digunakan. Persiapan-persiapan yang
telihat secara fisik seperti itu mungkin bisa diserahkan atau diwakilkan
kepada pihak yang sudah profesional, yang biasa disebut dengan wedding
5
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
seperti persiapan mental setiap pasangan, persiapan keilmuan, fisik, dan
juga finansial. Keempat persiapan itu sangatlah penting dimiliki oleh
setiap pasangan karena setiap pasangan harus memiliki mental yang kuat
untuk menghadapi suatu pernikahan, menerima segala kekurangan dan
kelebihan dari masing masing pasangan. Persiapan keilmuan yaitu untuk
memperlajari bagaimana hidup dengan pasangannya nanti. Persiapan fisik
yaitu untuk saling menjaga kesehatan agar nantinya memperoleh
momongan yang sehat. Persiapan terakhir adalah persiapan finansial, bagi
para calon pengantin tidak mungkin mengandalkan orang lain untuk
menutupi biaya pernikahan maupun kehidupan rumah tangga, karena jika
persiapan finansial ini tidak dipikirkan matang-matang bisa jadi hutang
sana sini (Artikel Nikah, 2012 Oktober 27).
Kematangan emosi merupakan aspek yang sangat penting untuk
menjaga kelangsungan pernikahan. Keberhasilan rumah tangga sangat
banyak ditentukan oleh kematangan emosi, baik suami maupun istri.
Dengan dilangsungkannya pernikahan maka status sosialnya akan diakui
sebagai pasangan suami istri dan sah secara hukum. Batas usia dalam
melangsungkan pernikahan adalah sangat penting. Hal ini karena
pernikahan menghendaki kematangan psikologis. Usia pernikahan yang
terlalu muda dapat meningkatnya kasus perceraian karena kurangnya
kesadaran untuk bertanggung jawab dalam kehidupan berumah tangga.
Lalu, bagaimana dengan para mahasiswi psikologi yang memutuskan
menikah lebih dulu, tanpa memililki penghasilan untuk menghidupi
kehidupan rumah tangganya dan belum memiliki kematangan emosi yang
6
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pernikahan sering kali bergulir pada permasalahan, dan tidak semua
pasangan dapat menanganinya untuk menyelamatkan harapan dan
impiannya. Perceraian adalah salah satu jalan keluar bagi pasangan yang
memiliki rasa kecewa yang sangat besar dan permasalahan tersebut tidak
dapat diselesaikan (Laswell dan Laswell. 1978). Banyak aspek dan alasan
yang menyebabkan pasangan suami istri memutuskan untuk bercerai.
Duval & Miller (1985) dalam Wisnuwardhani (2012) menjelaskan
bahwa pernikahan adalah hubungan pria dan wanita yang diakui secara
sosial, yang ditujukan untuk melegalkan hubungan seksual, meligitimasi
membesarkan anak, dan membangun pembagian peran diantara sesama
pasangan. Peneliti ingin mengetahui bagaimana individu mengambil
keputusan untuk menikah pada mahasiswi psikologi yang rata-rata masih
berumur 21-22 tahun. Menurut Rowe dan Boulgarides (1992) dalam
Sarwono (2009), cara orang mengambil keputusan dapat digambarkan
melalui gaya pengambilan keputusannya. Ada beberapa faktor yang
menentukan, yaitu 1) cara seseorang menerima dan memahami tanda
isyarat-isyarat tertentu; 2) sesuatu yang penting menurut penilaian
seseorang; 3) faktor konteks atau situasional saat pengambilan keputusan
dilakukan. Bagaimana ia menginterpretasi atau memahami, bagaimana
merespons, dan apa yang dipercaya oleh seseorang sebagai sesuatu yang
penting mengartikan bahwa gaya pengambilan keputusan merefleksikan
cara seseorang bereaksi terhadap situasi yang dihadapinya.
Peneliti menemukan penelitian sebelumnya tentang menikah muda
yaitu berjudul “Penyesuaian Diri Pada Remaja Putri Yang Menikah Dini”
7
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendidikan Indonesia yang bernama Neng Rosmiati. Hasil penelitiannya
yaitu subjek penelitiannya memiliki penyesuaian sosial yang cukup baik,
merasa puas saat melakoni perannya sebagai seorang istri, subjek merasa
ada perbedaan sikap dari orang tuanya, adanya penerimaan otoritas orang
tua, subjek memiliki sikap altruism, serta menghormati dan menghargai
norma-norma yang ada di masyarakat. Penelitian ini dilakukan di
Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan
fenomena dan penelitian yang dialami mengenai banyaknya pernikahan
yang terjadi di kalangan mahasiswa psikologi UPI angkatan 2009 ini,
menjadi ide bagi saya untuk mengangkat masalah pernikahan diusia muda
dengan judul “Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan
Indonesia”
II. Fokus Penelitian
Penelitian ini lebih difokuskan pada motivasi pengambilan keputusan
menikah dikalangan mahasiswi jurusan psikologi angkatan 2009
Universitas Pendidikan Indonesia.
III.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang akan diteliti
dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran proses pengambilan keputusan menikah
8
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Motivasi apa saja yang memengaruhi pengambilan keputusan
untuk menikah pada mahasiswi?
3. Bagaimana kondisi prestasi akademik setelah menikah?
IV.Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
dan data empirik mengenai pengambilan keputusan untuk menikah.
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui dan memahami proses pengambilan
keputusan untuk menikah.
2. Untuk mengetahui dan memahami motivasi apa saja yang dapat
membuat pengambilan keputusan untuk menikah.
3. Untuk mengetahui kondisi prestasi akademik dari pengambilan
keputusan setelah menikah.
V. Manfaat Penelitian
V.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan
yang bermanfaat untuk ilmu Psikologi yaitu:
Khususnya untuk ilmu psikologi sosial dengan memberi
gambaran tentang bagaimana pengambilan keputusan untuk
menikah.
V.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman praktis
[image:17.595.117.514.187.603.2]9
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengambil keputusan dalam menikah, memperhatikan dan
membimbing perempuan untuk lebih matang dalam mengambil
strategi untuk menikah.
VI.Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian dengan rancangan
studi kasus dilakukan untuk memperoleh pengertian yang mendalam
mengenai situasi dan makna subjek yang diteliti.
2. Instrumen dan teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini, yang menjadi instrument atau alat pengumpul
data adalah peneliti sendiri (Sugiyono, 2007). Selanjutnya peneliti
akan mengembangkan pedoman wawancara. Data dikumpulkan
dengan teknik wawancara mendalam (in-depth interview).
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 3 orang mahasiswi jurusan psikologi
Universitas Pendidikan Indonesia angkatan 2009 subjek berumur 22
10
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
telah menikah namun tidak tinggal satu kota dengan suaminya, dan
subjek yang telah menikah namun suaminya berada di luar negeri.
4. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (Herdiansyah, 2012), teknik analisis
data yang diperoleh melalui tiga proses yaitu pengambilan data (data
reduction), pengolahan data (data display), dan pengambilan
28
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
I. Lokasi dan Subjek
Penelitian ini akan dilakasanakan di Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) Bandung. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 3 orang
yaitu mahasiswi UPI berstatus aktif yang sudah menikah. Subjek dipilih
dengan cara purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik
pengambilan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2010).
II. Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus.
Menurut Alsa (2010) penelitian dengan rancangan studi kasus dilakukan
untuk memperoleh pengertian yang mendalam mengenai situasi dan
makna sesuatu atau subjek yang diteliti. Penelitian studi kasus lebih
mementingkan proses daripada hasil, lebih ditujukan untuk menemukan
daripada suatu variable khusus, lebih ditujukan untuk menemukan sesuatu
daripada kebutuhan konfirmasi.
29
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode
kualitatif. Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2010) adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang
alamiah. Dalam penelitian kualitatif ini instrument yang digunakan yakni
peneliti itu sendiri. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan
dokumentasi.
IV.Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menjadi human instrument, berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono,
2010). Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal
teori dan wawasan luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis,
memotret, dan mengkonstrusksi objek yang diteliti menjadi lebih jelas dan
bermakna.
V. Pengujian Keabsahan Data
Keabsahan data adalah dimana suatu keadaan harus mampu
mempresentasikan nilai yang benar agar hal itu dapat diterapkan dan
konsisten akan prosedur atas temuan dan keputusan-keputusannya
(Moleong, 2011). Dengan keabsahan suatu data peneliti harus
bertanggung jawab atas dirinya dan temuan-temuannya dan dapat
dipercaya. Untuk dapat menetapkan keabsahan suatu data diperlukan
30
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa teknik
pemeriksaan keabsahan data (Sugiyono,2010) diantaranya adalah:
1) Membercheck
Peneliti melakukan pengecekkan data kembali kepada pemberi
data dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang
diperoleh peneliti sesuai dengan apa yang diberikan oleh
pemberi data. Apabila pemberi data sepakat dengan data yang
ditemukan, maka data tersebut dapatdinyatakan valid dan dapat
dipercaya. Dengan melakukan membercheck peneliti juga dapat
menulis laporan yang sesuai dengan apa yang dimaksud oleh
pemberi data sehingga tidak diperoleh kekeliruan dan data
semakin valid.
2) Pemeriksaan sejawat melalui diskusi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara
atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik
dengan rekan-rekan sejawat (Moleong, 2011). Dalam hal ini,
peneliti melakukan diskusi dengan teman-teman yang menurut
peneliti dapat membantu menafsirkan permasalahan dalam
penelitian ini dan diskusi dengan dosen pembimbing.
VI.Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian kualitatif ini teknik pengumpulan data yang dilakukan
31
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Sugiyono, 2010). Untuk melakukan wawancara digunakan alat bantu
ialah recorder dan alat tulis untuk mencatat.
NO DIMENSI INDIKATOR SUB
INDIKATOR
PERTANYAAN
1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Internal Kreativitas individu
1. Apa yang membuat anda tertarik untuk menikah?
Persepsi Nilai-nilai
1. Apa arti menikah bagi anda? 2. Bagaimana cara pandang anda
tentang mengambil keputusan menikah ketika masih berstatus mahasiswi?
3. Apakah mengambil keputusan menikah pada saat masih berstatus mahasisiwi aktif dapat membuat prestasi akademis anda menurun? Dorongan dalam
mengambil keputusan
1. Apa dorongan yang membuat anda berani untuk mengambil keputusan menikah disaat anda masih
berstatus mahasiswi? 2. Bagaimana cara anda untuk
mengambil keputusan untuk menikah?
Kemampuan menganganalisis permasalahan
1. Bagaimana reaksi anda ketika anda harus memutuskan untuk menikah disaat anda masih berstatus
mahasiswi aktif? 2. Bagaimana cara anda
menyelesaikan permasalahan rumah tangga anda?
Eksternal Rentang waktu dalam membuat keputusan
32
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Informasi 1. Informasi apa sajakah yang anda dapatkan untuk mengambil keputusan menikah ini? 2. Bagaimana anda mendapatkan
informasi mengenai suatu pernikahan? Komunitas individu saat mengambil keputusan, (seperti peran sosial dan peran kelompok)
1. Bagaimana peran orang tua dan teman-teman anda ketika anda mengambil keputusan untuk menikah?
2. Bagaimana tanggapan orang tua dan teman-teman anda ketika anda mengambil keputusan untuk menikah?
2 MOTIVASI Karakteristik Personal
Usia 1. Apakah menurut anda usia anda telah mampu mencukupi untuk melaksanakan pernikahan?
2. Menurut anda usia berapakah yang ideal untuk melaksanakan
pernikahan?
Pengalaman 1. Pengalaman apa yang memotivasi anda bersedia untuk menikah? 2. Menurut anda, faktor apa yang paling menentukan suksesnya sebuah pernikahan?
Keyakinan 1. Apa yang membuat anda begitu yakin untuk memutuskan menikah ?
2. Apakah dengan memutuskan untuk menikah anda akan mendapatkan kehidupan yang lebih bahagia? Karakteristik Kontekstual Tingkat kesulitan tugas
1. Apakah anda mengalami kesulitan menjalani peran sebagai istri yang merangkap juga sebagai
mahasiswi?
33
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
[image:25.595.58.559.135.604.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara
VII. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini menggunakan
model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010), yaitu reduksi data, display
data, dan kesimpulan/verifikasi.
1) Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema
dan polanya dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.
2) Display Data
Dalam penelitian kualitatif, display data bisa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Melalui display data maka data
Bentuk tugas 1. Tanggungjawab seperti apa yang anda lakukan sebagai seorang istri dan juga sebagai mahasisiwi aktif? Struktur tugas 1. Bagaimana cara anda
mengimbangi tugas menjadi seorang istri dan sebagai mahasisiwi?
Harapan dan kualitas hubungan
34
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terorganisasikan, tersusun dalam pola berhubungan, sehingga akan
semakin mudah dipahami.
3) Kesimpulan/ Verifikasi
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif Miles dan
Hiberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang
atau gelap sehingga diteliti menjadi jelas.
VIII. Prosedur Peneletian
Moleong (2011) mengemukakan bahwa pelaksanaan
penelitian ada empat tahap, yaitu: tahap sebelum ke lapangan,
tahap pekerjaan, tahap analisis data, tahap penulisan laporan.
1. Tahap sebelum kelapangan, meliputi kegiatan penentuan fokus
penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti,
mencakup observasi lapangan dan permohonan izin kepada subjek
yang diteliti, konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan
penelitian.
2. Tahap pekerjaan lapangan, meliputi mengumpulkan bahan-bahan
yang berkaitan dengan motivasi pengambilan keputusan menikah.
[image:26.595.115.515.192.610.2]35
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Tahap analisis data, meliputi analisis data yang diperoleh melalui
wawancara motivasi pengambilan keputusan menikah.
4. Tahap penulisan laporan, meliputi: kegiatan penyusunan hasil
penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai
96
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dijelaskan di BAB IV maka dapat disimpulkan bahwa motivasi pengambilan keputusan menikah yang diambil oleh
ketiga subjek penelitian subjek MG, RL, dan KM adalah
1)Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah (1 ) Subjek I (MG)
Motivasi pengambilan keputusan menikah yang terjadi pada MG adalah
karena kebutuhan psikologis. Keinginan untuk menikah yang timbul dalam diri
MG karena telah lamanya berpacaran.
(2) Subjek II (RL)
Motivasi pengambilan keputusan menikah yang terjadi pada RL adalah
kebutuhan psikologis. Perjodohan yang dilakukan dalam tradisi adat istiadatnya
dan pernikahan dapat membuat ibunda RL jauh lebih tenang dan bahagia karena
RL telah memiliki pendamping hidup.
(3) Subjek III (KM)
Motivasi pengambilan keputusan menikah yang terjadi pada KM karena
kebutuhan psikologis. Tidak adanya alasan untuk menolak proses ta’aruf yang
dilakukan oleh suaminya dan pernikahan merupakan sebuah ibadah yang dapat
menyempurnakan agamanya, meneladani apa yang dilakukan Rasul dan menikah
itu sebagai wujud kasih sayang Allah SWT untuk melindungi dari segala godaan.
97
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ketiga subjek tersebut tidak mengalami penurunan terhadap kondisi
prestasi akademik setelah menikah.
2. SARAN
Melihat dari hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang peneliti ajukan
kepada beberapa pihak. Diantaranya sebagai berikut:
1) Saran bagi pihak subjek penelitian
Bagi subjek penelitian harap memiliki pertimbangan resiko yang matang dalam
pengambilan keputusan untuk apapun khususnya dalam pengambilan keputusan
untuk menikah.
2) Saran bagi peneliti selanjutnya
Untuk mendapat hasil yang lebih baik, ada beberapa saran yang bisa dilakukan
oleh peneliti selanjutnya, yaitu:
(1) Membuat daftar pertanyaan yang lebih rinci dan melakukan wawancara yang
mendalam kepada subjek penelitian. Tujuannya adalah agar peneliti
mendapatkan informasi yang lebih banyak dan mendalam sehingga dapat
mempermudah dalam proses penelitian.
(2) Lebih melakukan pendekatan dengan subjek Hal ini perlu dilakukan karena
dapat menjadikan subjek merasa lebih nyaman dan subjek pun dapat lebih
terbuka dengan peneliti.
(3) Menambah subjek penelitian, bukan hanya yang berjenis kelamin perempuan
namun juga laki-laki. Selain itu, dalam penambahan subek penelitian juga
bukan hanya pada mahasiswi yang menikah dengan laki-laki yang mapan,
tetapi juga mahasisiwi yang menikah dengan mahasisiwa yang masih satu
jurusan,satu fakultas atau berbeda jurusan dan berbeda fakultas. Penambahan
98
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengetahui motivasi pengambilan keputusan menikah yang dilakukan oleh
98
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadzain. (2011). Pengertian Menikah dan Hukumnya (Online). Tersedia: http:/www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/217/pengertian-menikah-dan-hukumnya/(15 September 2013).
Aisyah, M (2010). Al-Qur’an dan Terjemah untuk Wanita. Bandung: Hilal.
Alsa, A. (2010). Pendekatan Kuantitaif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cofer, C. N. (1972). Motivation and Emotion. Illinois: Scott, Foresman and Company.
Cox, F. D (1984). Human Intimacy (Marriage, the Family and It’s Meaning). Minnesota: West Publishing co.
Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Faturochman. (2006). “Iri dalam Relasi Sosial”. Jurnal Psikologi. 33, (1), 1-16.
Fessler, D. (2011) . Neglected natural experiments germane to theWestermarck hypothesis: the Karo Batak and the Oneida community. Human Nature
18:355–364.
Ganda, Y. (1987). Cara Belajar Di Perguruan Tinggi. Bandung: Cipta Restu Perdana
Handoko, M. (1992). Daya Penggerak Tingah Laku. Yogyakarta: Kanisius.
Herdiansyah. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Hoyer, J. W & Paul A. R. (2003). Adult Development and Aging Fifthy Edition. New York. Mc. Graw Hill Higher Education.
Hurlock, E. (1990). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan) Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
99
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kompasiana. 2012. Nikah Muda Di Kalangan Mahasiswa. (Online) Dalam
http://muda.kompasiana.com/2012/05/20/nikah-muda-di-kalangan-mahasiswa/ (10 April 2013)
Laswell, M; Thomas Laswell. 1987. Marriage and The Family Second Edition. New York: Wadswoth. Inc.
Lee, S. W. (2005). Encyclopedia of School Psychology. California: Sage Publications,
Inc.
Mansyur, AY., Lukman. (2005). “Pengambilan Keputusan Dalam Organisai Ditinjau dari Motivasi Kerja dan Tingkat Pendidikan”. Jurnal Intelektual. 3, (1), 71-83.
Margian, M. (2012). Studi Eksploratif Tentang Dinamika Pengambilan Keputusan Berhenti Merokok Pada Dua Orang Anggota Komunitas Straight Edge Di Kota Bandung. Skripsi pada Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.
Melisany, A. (2008). Studi Deskriptif Mengenai Penyesuaian Pernikahan dan Gaya Resolusi Konflik Istri (Studi terhadap istri pada 10 tahun pertama pernikahan di perumahan Taman Cikeas, Bekasi). Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran Bandung: Tidak diterbitkan.
Moleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja.
Monks, dkk (2006). Psikologi Perkembangan. Yogyakrta: Gadjah Mada University
Press.
Papalia, D.E,dkk (2008). Humn Development (Psikologi Perkembangan) Bagian s/d IX. Jakarta: Kencana.
Poerwadarminta, W.J.S. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balain
Pustaka.
Rifa’i, M. (2003). Risalah Tuntunan Shalat Lengkap.Semarang : PT Karya Toha Putra.
Robbins, S.P. (2006). Perilaku Organinasi (Edisi Kesepuluh). (TK): PT. Mancanan Jaya Cemerlang.
Rosmiati, N. (2011). Penyesuaian Diri Pada Remaja Putri Yang Menikah Dini. Skripsi pada Jurusan Psikologi FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
100
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sadarjoen, S.S. (2007). Keluarga Masa Kini: Problema dan Strategi Invtervensi (untuk kegiatan pecan ilmiah sekolah tinggi kesejahteraan sosial). (Online). Tersedia:
http//www.resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dosen/K ELUARGA%20MASA%20KINI.pdf (10 April 2013).
Santrock. (2002). Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup) Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, W. S. (2009). Psikologi Sosial. Salemba Humanika: Jakarta.
Sastropoetro, R.A. (1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum.Bandung. C Pustaka Setia.
Sternberg, R. J. (2001). PSYCHOLOGY In Search of The Human Mind Third Edition.
Orlando: Harcourt Collage Publisher.
Sugandhi, N.M. (2008). Konseling Pranikah Bagi M ahasiswa Di Perguruan Tinggi Melalui Pendekatan Kelompok. [Online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBI NGAN/195708301981012NANI_M_SUGANDHI/KONSELING_PRA_N IKAH_BAGI_MAHASISWA.pdf (01 Januari 2013)
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitaitf dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suharnan, (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.
TT. (TN). Motivasi Melakukan Perkawinan (Online) tersedia: http://id-
jurnal.blogspot.com/2009/07/motivasi-mahasiswa-melakukan-perkawinan.html#.UXYVfqKouSo (23 April 2013).
Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 1 Tentang Perkawinan, 1974. Mentri Sekertaris Negara R.I.
Walgito, B. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.
Wisnuwardhani, D, Sri F. M. (2012). Hubungan Interpersonal. Jakarta: Salemba
101
Ilma Kapindan Muji,2013
Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu