• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN YANG DIHADAPI WIDYAISWARA : Studi Kasus Pada Lembaga Diktat Pemda Tk.I Propinsi Bengkulu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN YANG DIHADAPI WIDYAISWARA : Studi Kasus Pada Lembaga Diktat Pemda Tk.I Propinsi Bengkulu."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

&/

"*#-,

PPS - iWr* Qi^^CUMS

MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN YANG DIHADAPI

WIDYAISWARA

Studi Kcts"us' Pada Lembag-a Diktat Perrtda Tfc.Z Propins'i

TESIS

Diajukan untuk menempuh

Ujian Tahap I pada Prog-raxn Studi

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

OLEH

AGUS ZAINAL RACHMAT NBP; 9232027

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

LEMBARAN PERSETUJUAN

DISETUJUI OLEH PEMBIMBING

UNTUK UJIAN TAHAP I

PEMBIMBING I

Prof. DR. H, Sudani ;a Adiwikarta

PEMBIMBING H

Prof, Rahavu Hanafiah, M.Sc

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG

1995

(3)

ABSTRAK

Agus Zainal Rachmat. Hasalah-gasalah Pesbelaiaran Yang

pjhadapi Midyajs^ara (Studi Kasus Pad a Leiabaga

Dikiat reada Tk. I Prop. Bengkuln^. Tesis S2. Bandung:

Pasca Sarjana IKIP Bandung, 1995

"err;c

b e c i e r a o a

j j c i i t i i i, .

Kane! o e n a i c

n e r u c a k a n

. I PiSCSD i

"•iftTTinftnp e n g i Q I S . r S T l K a n 0 1 6 '

: ^. v' £ T ~ ~! r1 ** T ^ "; ^~t

igc^aman K e r ; £

n ; c t s a .

: u i u , s e n s

'. y a . o 6 c a r a c tj ;'i n p n ^ i

: ??'• r . o c c ' '

'-• <-*. "wi _L i c i u L> ;

H H TT: '

p t n i i c ->** -t *-< „v « ... ._; W d i cr i l e >": ] en*1]'- .^cJ. fci i:I Lj C £^ Ci

D O R C K

. L i r iJc^ i.

u l. r ^ £ i i = £. 7!' i '.6 r r. a o ex w in a s

v -= n\&t f c m a c~

:ku m /

rr: & -<-: -^ <=t•* -=; •

i i ,<aii£, Ci jl. CL^i -^ ;. rz.i i

^ s n s i x " : -L «L c. i'i. Li rL ^ 1' - • " ^=. ••" • - U u x

p c i ? r r*• \ T 7 o y •*-. o r"; £s

, e i ^ _ _, u r a . : 6

i & r i a ^ a b j ^ J_ i i

: a i u umumnya

(4)

p e a o r : a « a n c a r a c i D u a : CL u n^ . u i : i n y a a

s a K t u d r n g u in d u j. a i _apangan : ~ C l . l Ci s e i u r u ^ i

l e m a k a : r ci. j io C4 o ~ ^ . ; i_/ a. o a . i C i i g ri -; •

Q i a n a - i s i s HiSiaJ-UX "Liga K r S i a i a r i pOROi*., ya11,u: i"eGUR.3_L

data, penyajian data, dan psnarikan kesimpulan.

Dsri nasi! anaiisis dan peiiibahasan diperoleh

kesis-pulan

hasil

psneiitian

sebagai

berikut

:

(1)

Dalarti

nenyusun -njuan,

pengaianan belajar,

materi pembelajaran

;erencanakan peinbela.i aran,j-> CUti masih dapat dikatakan

a a n

p u a n

ku r a n.-. rt w c ' '•a G i D a n ^ u r- :1Z1 r< X l l

F L i l U S U S o m a K p e n y ;

_engga-pre-te:

t e r h a a .

media.

--_ ' 1 \ •>s i o n- rj c- : -- :,'r;-pqr, !R ^ If b - ^ 1 '••'.S"~: fiD *=• "!" S 6Zi~ " .

;z, seEoiivasi peserza diaik, disiplin, perhazian

ip perbedaan indivicual, memilih dan menggunakan

luasi, secara kessiurunan

tuntutan tenaga

prcfesio-orang

vidyaiswara

-'class

management >,

(3)

Dalas

•an evaluasi terrcasuk sembuat alat evaluasi inasih

ikkan

proses

cara-cara

evaluasi

dalam

pendiaikan

persekoiahan, walaupun cara-cara ke arah evaluasi

:kan crang dewasa suaah mulai dilakukan, (4)

i-sn pendidikan khususnya penaidikan di Lerabaga

LRan Tenaga Kependicikan (LP

EStode, serta aia_ e"

3 6 _u23 s s r i S u a s a 2

rnelaku'

T f"T T* Tf ft

pendid

Pengs!

(5)

1 R

• e n .

a a . or.;

R e s ;

R65

widyaisva:

. e r n y a i

. e n g a n ad an v a van;

iyata berpengarun pula

ilalain pembelaj aran di

"cez'nvata sang--^ bev*~

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

ABSTRAK iv

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI x

DAFTAR GAMBAR

T

xii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah 1

B.Rumusan Problematika Penelitian 13

C.Tujuan Penelitian 19

D.Manfaat Penelitian 20

E.Definisi Operasional dan Indikator.... 22

BAB II TEORI DAN KONSEP PEMBELAJARAN PLS

A.Teori-teori Belajar 25

B.Konsep Pendidikan Orang Dewasa 29

C.Prinsip-prinsip Belajar Orang Dewasa.. 33

D.Peran Widyaiswara dalam Pembelajaran

di Lembaga Diklat 38

E.Lembaga Diklat Sebagai Program Pendi

-dikan Luar Sekolah 38

l.Konsep Dasar PLS 52

2.Hubungan Antara Lembaga Diklat de

-ngan PLS 67

F.Kerangka Berpikir faktor-faktor yang

mempengaruhi Masalah Pembelajaran yang

dihadapi widyaiswara 70

l.Hubungan latar belakang pendidikan

dan masalah pembelajaran yang diha

-dapi widyaiswara 70

2.Hubungan pengalaman kerja dan masa

-salah pembelajaran yang dihadapi wi

dyaiswara 73

3.Hubungan motif berprestasi dan masa

lah pembelajaran yang dihadapi widya

iswara 74

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian 77

1 1

(7)

B.Subjek Penelitian

7g

C.Prosedur Penelitian

84

D.Teknik Pengumpuian dan

Analisis Data..

86

E.Validitas Hasil Penelitian 90

F.Tempat dan Penjadwalan Waktu Peneliti

an g4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAH

A.Hasil Penelitian 97

B.Pembahasan Hasil Penelitian

160

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan 176

B.Rekomendasi 181

(8)

DArl'AR GAKBAF

i - i Komponen-riomponen bisxem

1-2 Sistem Pembelajaran Menurux Bloom.

1-1 Sistem Belajar - Mengajar Kenurut

Syamsudin

^ —iL iiuoungan rungsionaj. a n z a r a i\ompo —

nen-komponen pada proses pembela

jaran menurut Sudjana

1-3 Pola Hubungan Variabei Penelitian.

v-1 Sxruktur Organisasi Diklax Pemda

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua menitik

beratkan

pada

pembangunan

bidang

ekonomi

dengan

didukung oleh pengembangan sumber daya manusia yang

terkait

dengan

bidang-bidang

lainnya.

Hal

ini

mengingat

keberhasilan

pembanginan

nasional

berupa

pertumbuhan

ekonomi

dan

pemerataan

kesejahteraan

akan

sangat

bergantung

pada

daya

dukung

kualitas

sumber

daya

manusianya.

Sejalan

dengan

itu,

Harbin-son (1973.) mengemukakan bahwa:

"sumber

daya

manusia

menyusun

dasar

pokok

untuk kekayaan nasional. Sumber daya alam dan

sumber

daya

kapital

dianggap

sebagai

faktor-faktcr

produksi

pasif,

sedangkan

sumber

daya

manusia

adaiah

agen-agen

aktif

yang

mengakumu-lasikan

kapital,

mengeksploitasi

sumber

days

alam,

membangun

sosial

ekcnomi

dan

organisasi

?;osiaI

politik,

serta

membawa

tercapainya

pembangunan nasional".

Dalam

pendekatan

sumber

daya

manusia,

tujuan-tujuan

dari

pembangunan

adaiah

pencayagunaan

semak-simal mungkin manusia seutuhnya dalam aktivitas yang

lebih

produktif

dan

pengembangan

sepenuh

mungkin

keterampilan,

pengetahuan,

dan

kemampuan dari

(10)

aktivitasnya. Premis yang mendasari pendekatan ini

adaiah

bahwa

suatu

bangsa

yang

tidak

mengembangkan

dan mendayagunakan kekuatan tenaga kerja secara

efektif akan tidak mungkin untuk membangun hal-hal

lainnya.

Dengan

demikian

strategi

dari

pembangunan

melalui pendekatan ini lebih menekankan pada manusia

daripada agen-agen material.

Pendidikan

sebagai

bagian

penting

dari

pemba

ngunan nasional memiliki kedudukan strategis dalam

rangka

pengembangan

sumber

daya

manusia,

mengingat

berbagai

indikator

peningkatan

kualitas

sumber

daya

manusia

harus

didukung

oleh

adanya

peningkatan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada berbagai

dimensi mutu sumber daya manusia pembangunan.

Pembangunan pendidikan sebagai upaya untuk

mewujudkan amanat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945

diselenggarakan melalui sistem pendidikan nasional

dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan umum dan

meneerdaskan

kehidupan

bangsa.

Pendidikan

merupakan

hak setiap warga negara Indonesia yang dilaksanakan

melalui Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-undang

RI

Nomor

2

Tahun

1989

tentang

Sistem

Pendidikan

Nasional

menggariskan

bahwa

pen

(11)

yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan iuar

seko-l a i i - ual 'IT1 r-.pr-;r] -i f] •; '..'Or-, c; o i-' -•- 1 o K m p 1 -] n 11 f i o <=, T~ n or> T q rri o n

Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, dan

Perguruan Tinggi. Sedangkan jalur pendidikan luar

sekolah mencakup keluarga, kelompok belajar.,

kursus-kursus, dan satuan lain yang sejenis. Di dalam

satuan yang disebut terakhir termasuk antara Iain

kelompok bermain, penitipan anak, pusat magang,

panti latihan, sanggar kegiatan belajar, panti

penyuluhan, gerakan pramuka, dan kegiatan

transfor-masi edukatif melalui media massa, serta

diklat-diklat yang diseienggarakan pemerintah maupun

swas-ta.

Pendidikan pada hakekatnya dilaksanakan sejak

usia dini sampai usia lanjut terus-menerus sehingga

merupakan pendidikan seumur hidup, mencakup seluruh

proses dan siklus kehidupan manusia sejak janin

dalam kandungan, bayi, balita, pra sekolah, remaja,

pemuda sampai dewasa dan usia lanjut. Pendidikan

yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan

sedini mungkin merupakan tanggung jawab keluarga,

masyarakat dan pemerintah. Oleh sebab itu peran

aktif semua pihak dalam semua jalur, jenis, dan

(12)

dan

diarahkan

pada

peningkatan

kualitas

serta

pe-merataan pendidikan.

Jalur

pendidikan

luar

sekolah

dengan

berbagai

satuannya

dalam

penyelenggaraan

juga

menjadi

tang-gung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.

Pendidikan

luar

sekolah

yang

diseienggarakan

peme

rintah tidak hanya dilaksanakan oleh instansi di

lingkungan

Departemen

Pendidikan

dan

Kebudayaan,

melainkan

juga

semua

lembaga

pemerintah,

baik

departemen maupun non departemen.

Banyak definisi tentang pendidikan luar sekolah

yang dikemukakan para ahli, namun demikian esensinya

menunjukkan

pada

"kegiatan

pendidikan

yang

terorga-nisasi

di

luar

sistem

pendidikan

sekolah"

(Kleis,

1973:5;

Combs

dalam

Sudjana,

1981:3;

Colletta,

1975). Selain itu, "pendidikan luar sekolah memiliki

fleksibilitas" (Qureshi, 19S7: 35) dan "memiliki

keterkaitan

yang

erat

dengan

pasar

kerja"

(Paulston

Le Roy, 1982:337):

Blaug,

1979:59).

Oleh karena

itu,

secara konseptual pendidikan luar sekolah berbeda

dengan pendidikan sekolah, terutama dalam hal

flek-sibiiitas, relevansi, dan fungsionalitas dari

kese-luruhan komponen programnya. Dengan demikian model

(13)

pendidikan }ua~ sekolah harus mengacu kepada

ciri-ciri sebagaimana tersebut di atas.

Guna memahami konsep pendidikan luar sekolah,

Sutaryat (1986: 35-40) menjelaskan bahwa ada dua

pendekatan utama yang selama ini diiakukan para

ahli. Kelompok yang pertama disebut Konsep

Konven-sional dari Proses Pendidikan. Menurut pandangan ini

pendidikan luar sekolah dapat dipahami secara

ber-dampingan dengan pendidikan persekolahan. Keduanya

dibandingkan dan ditelaah perbedaan dan

persamaan-nya. Klasifikasi pendidikan luar sekolah ditinjau

dari segi tujuan, sistem penyampaian (delivery

system), karakteristik, pedagogik, hierarki dalam

struktur program, credential dan kebutuhan. Selain

itu dapat pula ditinjau suatu taksonomi yang menca

kup unsur penspcnscran, missi, perubahan perilaku,

proses, peserta, dan dana. Kelompok yang kedua

disebut Dinamika Kesadaran Tujuan dalam Proses

i. c u u i i i i f i a i i . u c i i u i U o pcuiQaugaii j.111 p d i j u i Q l h a i " l i u S K

dapat dikiasifikasi kedalam pendidikan sekolah dan

pendidikan luar sekolah tanpa memperhitungkan inti

dari sumber belajar (pendidik) dan warga belajar

Terlepas dari perbedaan cara pandang terhadap

(14)

a x . a u p r o s e s

K C a u j-1— _L.ii.CLi • — ci >-• Ci. i'i. d i i i U c i ! ; r a : r i a a r i r a w i h p u " a*";*'"!v1 .--•. •-» -^

m s x r u m

i l ) , yang k;

i wilud^. 1_ j Li j-'j^ LLLiX" a X. a j

.ixannya aigamr

r u :

IR; yroces; Output

Environ I S i n t !

GAMBAR I-l

KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM

; s c a r a l e o i n r

Peia^ar sebagai sua

cada Sambar berikut.

CT*T jZj TV:

-"Oij mengemuRaRan

(15)

, u q e n l

i a r ^ c t npT-i =;i

cognitive enx Behaviors

Affective e n t r v

Charactheristios

. e a i 1 1 1 1 5

; i a e s

1Level on type

O i. >

jachievement

i u t c o n e s

GAM3AR 1-2

SISTEM PEMBELAJARAN MEHURUT BLOOM

uari gamoar uraian

di atas, dapat dikexah

pendidik atau guru atau

men pokok dalam proses per

didikan itu merupakan p:

batkan berbagai faktor,

selalu dituding sebaga

pendidikan adaiah guru

Hal ini m e n u n i

pendidik pada

karena itu " ku

katkan hasil

er.xang sistem pembelajaran

oexapa pentingnya tenaga

idyaiswara sebagai

instru-iiosiajaran. Waiaupun

peri-ire s sosiaiisasi yang meli—

:an tetapi

seringkali

yang

penyebab rendahnya mutu

eRaji

Ranoewiharjo,

1986).

a penxingnya peran tenaga

•oses pembelajaran. Oleh

cmarapkan dapat mening

(16)

indikator kualitas pendidikan" (Hugges, 1976).

^cri?-a pendidik sebagai salan satu kom^onen

yang

besar

peranannya

dalam

proses

pembelajaran

dituntut memiliki berbagai kemampuan. Pengalaman di

Jawa Barat sebagaimana diungkapkan Sutaryat dalam

Aas Syaefudin (1993:1), menemukan bahws faktor

kesiapan profesional, kesiapan personal dan tempat

dimana guru bertugas sangat mempengaruhi terhadap

keberhasiian pelaksanaan tugasnya. Balnadi

Sutadipu-ra (1986) mengemukakan bahwa kemampuan esensial dari

seorang

guru

dalam

memotivasi

siswa.

Kemampuan

ini

sangat diperlukan dalam pembelajaran mengingat

mengajar itu adaiah menyediakan lingkungan agar

siswa mampu belajar (Tabrani, dkk., 1986 dan Juklak

Kurikulum 1984).

Secara lebih rinci P3G Depdikbud (1984)

mengu-raikan kompexensi profesional seorang tenaga pendi

dik meliputi:

1. Kemampuan menyusun rencana pengajaran

a. merencanakan pengorganisasian bahan

pengaja-b. merencanakan pengelolaan kegiatan belajar

mengaj ar.

(17)

. merencanakan penggunaan media dan sumber

e. merencanakan penilaian prestasi siswa untuk

Kepenxingan pengajaran.

2. Prosedur mengajar

a. menggunakan metode, media, dan bahan iatihan

yang sesuai dengan tujuan pengajaran.

b. berkomunikasi dengan siswa.

c. mendemonstrasikan khasanah metode mengajar.

d. mendcrong dan menggalakkan keterlibatan siswa

dalam pengajaran.

e. mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran

dan relevansinya.

f. mengorganisasi waktu, ruang, bahan dan

per-lengkapan pengajaran.

g. melaksanakan evaluasi pencapaian siswa dalam

proses belajar mengajar.

3. Kubungan antar pribadi di dalam kelas:

a. sesbantu mengembangkan sikap positif

pa-b. bersikap terbuka dan luwes terhadap siswa dan

orang lain.

c. menampilkan kegairahan dan kesungguhan dalam

(18)

d. sengelola interaksi perilaku dalam kelas.

'Widyaiswara

sebagai

tenaga

pendidik

dan

salah

satu komponen dalam proses pembelajaran di

lembaga-lembaga diklat departemen dan non departemen merupa

kan faktor dinamis yang diharapkan dapat

membelajar-kan,

mengarahkan,

memotivasi,

dan

mendinamisasi

pembelajaran peserta didik dalam konteks materi yang

dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran

itu

sendiri.

Oleh

karena

itu widyaiswara perlu

memiliki

bekai kemampuan yang msndasar dalam hal pendidikan,

khususnya konsep pembelajaran.

Hasil penelitian D.Sudjana (1993) di Jawa Barat,

menunjukkan

bahwa

lebih

dari

setengahnya

(64,6%)

wiayaiswara

memiliki

latar

belakang

pendi

dikan

non

kependidikan,

dimana

sebagiau

besar" dari

mereka

(74%)

juga tidak

mendapatkan

pendidikan

akta

kependidikan.

Keadaan ini berhubungan dengan

kemung-kinan

timbulnya

masalah-masalah

pembelajaran

yang

dihadapi

mereka

dalam

melakukan

tugas

sebagai

wi

dyaiswara di

lembaga diklat. Dalam

temuannya

diung-kapkan

bahwa

para

widyaiswara

pada

umumnya

masih

menghadapi kendala dalam hal penggunaan/pengembangan

materi dan pengelolaan pembelajaran dalam latihan.

(19)

baik yang berlatar belakang pendidikan sarjana muda,

sarjana, pasca sarjana maupun doktor, baik yang

memiliki akta mengajar dan sarjana pendidikan maupun

sarjana non pendidikan yang bukan pemegang akta

mengajar.

Dari studi penjajagan yang dilakukan di daerah

Bengkulu tenyata beberapa lembaga pemerintah telah

memiliki dan menyelenggarakan lembaga diklat, salah

satunya adalafc Lembaga Diklat Pemerintah Daerah

Tingkat I Propinsi Bengkulu.

Peranan widyaiswara keberadaannya dianggap

sangat penting untuk keberhasilan setiap kegiatan

kegiatan diklat. Akan tetapi dari segi jumlah maupun

berbagai karakteristik yang aendukung mutu widyais

wara keadaannya masih dianggap belum memadai- HaL.

tersebut diakui oleh para widyaiswara, terutama

mereka yang merasa tidak memiliki latar belakang

pendidikan sebagai pendidik.

Sxudi penjajagan lain menemukan beberapa

penda-pat tentang kemampuan para lulusan diklat dan nilai

tambah yang diperoleh. Hal tersebut menunjukkan

kesan kurang mencapai sasaran yang diharapkan. Di

damping itu ditemukan pula kesan-kesan yang

(20)

lulusan (peserta didik) maupun pimpinan lembaga yang

menunjukkan

bahwa

para

widyaiswara

masih

sangat

diharapkan

kemampuan

maksimalnya

dalam

mengelola

pembelajaran di lembaga diklat.

Dalam berbagai literatur antara lain menunjuk

kan

bahwa

keberhasilan

proses

pembelajaran

ditentu-kan pula

oleh unsur

"expertness,

credibility,

serta

dedication"

para

pendidik.

Berkenaan

dengan

hal

tersebut,

keadaan para widyaiswara dalam

membelajar-kan

para

peserta

didiknya

akan

sangat

tergantung

pula

pada

tanggapan

dan

pengakuan

para

peserta

didiknya. Dalam

hal ini terlihat pada persepsi

para

peserta

didik

terhadap

kemampuan

para

widyaiswara-nya.

Atas

dasar

keadaaan

sebagaimana

digambarkan

di

atas,

maka dianggap

perlu

adanya

suatu

studi

(peng-kajian)

secara

ilmiah

tentang

masalah

pengelolaan

pembelajaran

yang

dihadapi

para

widyaiswara

pada

lembaga diklat.

Dalam

penelitian

ini dibatasi

pada

Lembaga

Diklat

Pemerintah

Daerah

Tingkat

I Propinsi

(21)

B. Rumusan Prcblematika Penelitian

1. Pembatasan Masalah.

Masalah

pembelajaran

yang

dihadapi

seorang

widyaiswara bisa dilihat dalam berbagai dimensi,

seperti dimensi kelembagaan, dimensi tugas dan

jabatan, dan dimensi profesional. Dalam penelitian

ini yang menjadi fokus pembahasan diarahkan pada

masalah

pembelajaran

yang

berdimensi

profesional,

dimana widyaiswara adaiah tenaga fungsional yang

melakukan tugas kependidikan.

Persoaian yang perlu mendapat kajian adaiah

faktor-faktor

apa

saja

yang

dominan

terhadap

adanya masalah pengelolaan pembelajaran bagi para

widyaiswara di lembaga diklat?

Human

Capital

Theory

menekankan

bahwa

pendi

dikan seseorang adaiah investasi yang kuat untuk

menjadikan manusia itu lebih berkemampuan dan

produktif. Atas dasar teori ini, beberapa peneli

tian telah membuktikan bahwa karakteristik pendi

dikan lebih dominan terhadap keberhasilan dan

masalah yang dihadapi seseorang. Kahl (1977),

Mincer (1985), Noeng Muhajir (1985) menyimpu'lkan

bahwa latar belakang pendidikan, khususnya pendi

(22)

kemampuan

produktivitasnya.

Demikian

pentingnya

pendidikan,

pengetahuan

dan

keterampilan

yang

dimiliki

seseorang

melalui

pendidikan

seringkali

dianggap

sebagai

sarana produksi,

oleh

karena

itu

merupakan modal manusia (human capital).

Dengan

melakukan

invesxasi dalam pendidikan,

seseorang dapat meningkatkan kapasitasnya.

Hal ini

dapat

dipahami

jika

ditelusuri

dari

tujuan

umum

yang

ingin

dicapai dengan

upaya pendidikan

yang

dicrientasikan

pada pembentukan

dan

atau

pengem

bangan

tiga ranah,

yaitu rahah kognitif,

afektif,

dan

psikomotor.

Dengan

terbentuk dan

atau

berkem-bangnya ketiga ranah ini diharapkan setiap

indivi-du

mempunyai

investasi

dalam

bentuk

sejumlah

kemampuan

untuk

dikembangRan

dan

uiapukasiKan

sesuai

dengan

bentuk

dan

jenis

keuntungan

yang

ingin

diperoleh

dari

investasi

tersebut.

Dengan

wawasan yang diperoleh melalui pendidikan diharap

kan seseorang dapat beradaptasi dengan

lingkungan-nya

dan

kemudian

memberikan

sumbangan

terhadap

perkembangan lingkungan tersebut.

Kegiatan

belajar

sebagai

inti

pendidikan

dengan

tujuan

meningkatkan

kemampuan

diri,

pada

(23)

lembaga persekolahan), non rormal (di lembaga atau

kegiatan pendidikan non formal), dan secara infor

mal (dalam ber.tuk interaksi dengan berbagai media

yang dapat menjadi sumber belajar, seperti ling

kungan keluarga, lingkungan kerja, atau media

masa). Dengan demikian belajar bisa terjadi dimana

dan kapan saja; termasuk di lingkungan tempat

seseorang bekerja. Ini berarti bahwa orang yang

telah lama bekerja pada suatu pekerjaan tertentu

akan lebih bar.yak tahu tentang pekerjaannya itu,

jika dibandingkan dengan yang kurang

pengalaman-nya. Sebagairana dikemukakan Ngalim Purwanto

(1984: 104) oahwa "makin sering seseorang

mengu-langi sesuatu, maka makin bertambahlah kecakapan

serta pengetahnannya terhadap hal tersebut, dan ia

lebih menguasainya"

Dari pernyataan di axas nampak bahwa dalam

bekerja

juga

xerjadi

proses

perkembangan' dalam

arti pertumbuhan tingkat keahlian atau juga

jaba-tan yang merupakan proses perkembangan pribadi

seseorang khusus dalam lingkup pekerjaannnya. Oleh

karena itu ada kecenderangan bahwa orang yang

berpengalaman dalam bidang itu akan lebih cepat

(24)

tugas yang harus diselesaikannya.

Berkaitan

dengan

perilaku

sukses

atau

gagal-nya

seseorang

dalam

melakukan

suatu

aktivitas,

tidak terlepas dari sesuatu daya yang mendorongnya

atau sering disebut dengan motif. Motif adaiah

"keadaan

dalam

pribadi

seseorang

yang

mendorong

individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas

tertentu guna mencapai suatu tujuan" (Sumadi

Suryabrata

(1984:

72).

Dari

pengertian

motif

seperti

itu nampak bahwa motif

bukan

sesuatu

yang

dapat

diamati,

tetapi

merupakan

hal

yang

dapat

disimpulkan

karena

adanya

sesuatu

yang

dapat

disaksikan.

Motif

sebagai

suatu

dorongan

bisa

muncul,

diperkuat

atau diperlemah

oleh

faktcr-faktor

yang

datang dari luar diri seseorang ataupun dari dalam

dirinya sendiri. Motif dari dalam diri sendiri

biasanya

diaunculkan

oleh

karena

adanya

kesadaran

akan

kebutuhan

tertentu

yang

harus

dicapai.

Oleh

karena

itu

motif

dari

dalam

ini

lebih

banyak

mendatangkan hasil yang memuaskan.

Berkaitan dengan berhasil dan tidaknya atau

banyak

tidaknya

seorang

widyaiswara

menghadapi

(25)

mungkin berkaitan dengan motif

apa dan motif yang

bersumber

dan

mana

yang

mendorong

dia

menduduki

jabatan fungsicnal sebagai widyaiswara.

Atas dasar pemikiran sebagaimana diuraikan di

atas,

diduga

masalah

pembelajaran

yang

dihadapi

oleh para widyaiswara berkaitan erat dengan laxar

belakang

pendidikan,

pengalaman

kerja

dan

motif

berprestasi mereka.

Dengan

berbagai

pola pikir

yang

berkembang

serta hasil penelitian dan temuan yang sudah ada,

maka penelitian ini akan dibatasi pada aspek latar

belakang

pendidikan,

pengalaman

kerja,

dan

motif

berprestasi

hubungannya

dengan

masalah

pembela

jaran

yang dihadapi

para widyaiswara

di Lembaga

Diklat

Pemerintah

Daerah

Tingkat

I

Propinsi

Bengkulu.

2. Pertanvaan Penelit.isn

Atas dasar kerangka pemikiran dan

hasil studi

penjajagan

sebagaimana

diuraikan

di

atas,

serta

selaras dengan pembatasan masalah yang dilakukan,

maka

masalah

yang

dikaji

dalam

penelitian

ini

oirumuskan

dalam

bentuk

pertanyaan

penelitian

sebagai berikut:

(26)

yang dihadapi para widyaiswara di Lembaga

Diklat

Pemerintah

Daerah

Tingkat

I

Propinsi

Bengkulu?

b.

Apakah faktor

latar belakang pendidikan,

penga

laman kerja, dan motif berprestasi merupakan

faktor yang berpengaruh terhadap masalah pembe

lajaran yang dihadapi para widyaiswara di

Lembaga Diklat Pemerintah Daerah Tingkat I

Propinsi Bengkulu?

Masalah pokok tersebut di atas dirinci dalam

bentuk rumusan pertanyaan penelitian yang dapat

mengarahkan peneliti lebih spesifik sebagai

beri-kut:

1). Bagaimanakah kemampuan widyaiswara dalam

pe-nyusunan tujuan pembelajaran?

2). Bagaimanakah kemampuan widyaiswara dalam

me-nyusun pengalaman belajar?

3). Bagaimanakah kemampuan widyaiswara dalam

penyusunan materi pembelajaran?

4). Bagaimanakah kemampuan widyaiswara dalam

memo-tivasi peserta belajar?

5). 3agaimanakah kemampuan widyaiswara dalam

pem-binaan disiplin belajar?

(27)

per-19

hatiannya terhadap perbedaan individual peser

ta belajar?

7). Bagaimanakah kemampuan widyaiswara dalam

peng-gurvaan metode pembelajaran?

8). Bagaimanakah

kemampuan

widyaiswara

dalam

pemilihan dan penggunaan media pembelajaran?

9).

Bagaimanakah

kemampuan

widyaiswara

dalam

menciptakan ikiim belajar?

10).

Bagaimanakah

kemampuan

widyaiswara

dalam

melakukan evaluasi hasil belajar dan evaluasi

dampak latihan yang diberikan?

11). Adakah

pengaruh

latar

belakang

pendidikan

seorang widyaiswara terhadap masalah-masalah

pengelolaan pembelajaran yang dihadapinya?

12).

Adakah

pengaruh

pengalaman

kerja seorang

widyaiswara

terhadap

masalah-masalah

pengelo

laan pembelajaran yang dihadapinya?

13).

Adakah

pengaruh

motif

berprestasi seorang

widyaiswara

terhadap

masalah-masalah

pengelo

laan pembelajaran yang dihadapinya?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menemukan suatu

model

alternatif

pembinaan

widyaiswara

sebagai

(28)

z v

kebutuhan dan masalah widyaiswara sendiri.

Untuk

keperluan

tersebut,

secara

operasional

dalam

penelitian

ini

diungkap:

(1)

gambaran

umum

masalah

pengelolaan

pembelajaran

yang

dihadapi

para

widyaiswara lembaga diklat

pemerintah dan (2) penga

ruh

faktor

latar

belakang

pendidikan,

pengalaman

kerja,

dan motif berprestasi terhdap masalah pengelo

laan pembelajaran yang dihadapi widyaiswara.

D. Manfaat Penelitian

1- Manfaat Teoritis.

Hasil

penelitian

yang

diperoleh

dapat

digunakan

sebagai tambahan pengetahuan dalam bidang pendidi

kan luar sekolah,

khususnya tentang temuan empirik

di

lapangan

berupa

masalah-masalah

pembelajaran

yang

dihadapi

para

widyaiswara

sebagai

tenaga

pendidik

dalam

kegiatan

pendidikan

orang

dewasa,

serta

teknik

upaya

penanggulangannya.

Dengan

temuan ini diharapkan memberikan masukan untuk

merumuskan konsep profil tenaga pendidikan dalam

pendidikan orang dewasa dalam konteks dimana

kegiatan pendidikannya berlangsung atas dasar

penugasan secara birokratis, dan bahkan melalui

pendidikan yang diseienggarakan

ini erat kaitannya

(29)

• Manfaat praKtjq.

a. Bagi

lembaga

pendidikan

tingsi tenS.a

i-™~-didikan,

khususnya

jurusan

pendidikan

luar

sekolah, menambah pengalaman empirik yang bisa

dimanfaatkan sebagai contoh kasus dalam pembe

lajaran (perkuliahan) di kelas maupun di

la-pangan. Melalui mata kuliah yang relevan dapat

mempermudah dalam merumuskan program penelitian

maupun

pengabdian

pada

masyarakat

terutama

untuk

membantu

masyarakat

khususnya

lembaga-lembaga diklat yang mempunyai masalah pembela

jaran .

b. Informasi

yang

diperoleh

dapat digunakan

sebagai

bahan

pertimbangan

untuk

melakukan

pembinaan yang relevan dongan k=bu luha;rbel^ai

para peserta diklat di Lembaga Diklat Pemerin

tah Daerah Tingkat I Propinsi Bengkulu, dalam

menghadapi

permasalahan

yang

timbul

dalam

proses

pembelajaran

yang

dibina

oleh

para

widyaiswara.

Lembaga

penyelenggara

program

latihan

diharapkan

dapat

mengetahui

tingkat

kemampuan dan masalah pembelajaran yang dihada

pi para widyaiswaranya sehinga Informasi terse

(30)

T"' V- r*, r$ -y- rj yy, r . p v r ^ i n q 1

widyaiswara di lembaga

-i y~i r^ — T^' *=i TT* "i Ti r

E. Definisi Operasional dan Indikator

Sehubungan dengan pembatasan kajian

dalam pene

litian

ini,

berikut

diuraikan

batasan

(definisi

cperaional yang mengandung

indikator

pengukuran

atas

beberapa isxilah pckok (variabel) yang terlibat dalam

penelitian ini .

a.

I-jasalah

Pembelajaran :

masalah

yang dihadapi

widyaiswara

dalam

pengelolaan

pembelajaran

di

lembaga

diklat

pemerintah.

Masalah

pengelolaan

pembelajaran ini meliputi dimensi indikator :

(1)

penyusunan

tujuan,

(2)

penyusunan

pengalaman

belajar,

(3)

penyusunan

materi,

(4)

pemberian

motivasi

terhadap

peserta

latihan,

(5)

pembinaan

disiplin

dan

keterxiban

peseria.

(3)

oerhatian

terhadap

perbedaan

individual,

(7)

pemilikan,

pemilihan,

dan penggunaan metode/teknik

pembelaja->engaoaan, pemilinan i r< n e n

media,

(9)

penyusunan

iklim

kelas,

(10)

penilaian

hasil belajar,

(11) penilaian dampak pembelajaran.

(31)

pengalaman pendidikan yang pernah ditempuh wi

dyaiswara, baik pendidikan sekolah maupun pendi

dikan luar sekolah. Dalam hal pendidikan sekolah

akan dllihat dari indikator tingkat pendidikan

(pendidikan terakhir) dan jenis pendidikan (kepen

didikan dan non kependidikan). Dalam hal pendi

dikan luar sekolah akan diungkap yang berkenaan

dengan indikator jumlah/banyaknya program pendi

dikan luar sekolah yang pernah ditempuh widyaiswa

ra, isi/materi pokok program PLS yang diikuti,

serta model pembelajaran pada lembaga pembekalan

iai iyaiswara yang dipersepsikan oleh wi

dyaiswara .

c. perigalaaan Kerja; dalam hal ini dimaksudkan seba

gai keseluruhan pengalaman bekerja para widyaiswa

ra, yang mellpuxi indikator iamanya pengalaman

menjadi widyaiswara sampai saat dilakukan peneli

tian, jabatan-jabaxan lain yang pernah diduduki,

dan jumlah keseluruhan masa kerja di pemerintahan.

suatu pcla tindakan dan

A V j-,— -^ — D £j -v* t~,-*- c c -*- o r*-r '

perasaan yang berkaitan dengan usaha keras atau

perjuangan yang bertujuan untuk mencapai prestasi

'standard exceleent" dalam penampilan (Vilder

(32)

aotivasi berprestasi bisa dilihat sebagai faktor

motif sukses dan motif menghindari kegagalan

(Atkinson 1966:241).

Secara operasional motif berprestasi dalam

penelitian ini dimaksudkan sebagai upaya yang

dilakukan subyek sampel untuk mencapai prestasi

terbaik dan menghindari kesalahan atau kegagalan.

e. Widyaiswara: adaiah jabatan tenaga fungsional yang

mempunyai

tugas

pokok

sebagai

tenaga

pendidik

di

lembaga pendidikan dan latihan pemerintah.

Secara operasional yang dimaksud widyaiswara dalam

penelitian

ini adaiah tenaga widyaiswara di Lemba

ga Diklat Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi

(33)
(34)

BAB ill

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode dalam arti kata yang sebenarnya berasal

dari bahasa Yunani "metodos dengan arti cara atau

jalan",

(Koentjaraningrat,

1977:16),

yaitu

"persoalan

yang

menyangkut

tentang

cara

kerja,

untuk

memahami

obyek

yang

ditellti

atau

sasaran

ilmu

yang

bersang-kutan. Dalam hal ini metode yang digunakan adaiah

metode kasus" dengan penelitian secara

"kuall-t a "kuall-t i f na"kuall-turalis"kuall-tik".

Metode "studi kasus" menekankan pada satu aspek,

baik

mengenai

individu,

kelompok,

keluarga,

atau

komuniti secara mendaiam, intensif dalar.

kehidupan-nya.

Dalam penelitian

ini yang dijadikan

kasus

pene

litian adaiah peristiwa proses belajar mengajar yang

dilakukan oleh para widyaiswara di dikiat-dikiat.

Cara ini ternasuk pula untuk memperoleh data tentang

aspek-aspek yang diduga

turut

mewarnai

atau

melatar-belakang!

perilaku

subyek

(sasaran

penelitian)

dalam

kegiatan sebagai widyaiswara.

Dalam pelaksanaan metode studi kasus ini, agar

(35)

maka dilakuksr. penelitian secara kualitatif na

Adapun tiri- dari penelitian kualitatif

an-,ara l a i n :

1

P e n

o

v e n ^

J sar.

4 m e m

5 m e n

p m e n

t—

-i m e i

8 m C i :

y pen

yan

1 Li m e n

j i_ m e n

n

1U 1

^ * - . -,

\ / m e i

1 o

mel 14 mel

15 m e n

-, — j

ib dis

Dipilih:

tolak dari :

Be

dat

pen

an dilakukan daiam "natura

.an sebagai "human instrumen";

ieskr ipt if ;

.gkan proses maupun produk;

makna;

:akan data "first hand";

in triangulasi;

_kan konteks;

L berkedudukan sama dengan

v e r i i i k a s i

i?atif :

;m:

orang

_n sampung purposir ;

.n aucio trail

m partisipasi tanpa menggangu,

"un-anallsis sejak awal;

; "emergent" (Nasution.S .988 is;

~etode tersebut, antara Iain bertitik

-apa a.Iasan yang logis antara Iain:

: toiak 'dari tujuan penelitian. dan

ig ingin diungkap, dimana menghendaki

.an atau metode yang memiliki

karak-: seperti metode studi kasus,

kuaiita-Hai tersebut bertitik toiak pula kepada

pendapat Koentjaraningrat (1977:17) yang

(36)

79

metode atau pendekatan, serta teknik, ' bukan

eebaliknya; dimana metode yang telah ada

menentukan obyek sasaran ilmiah,!.

2) Adanya kecenderu.ngan karakteristik keampuhan

dan kegunaan metode, dengan keunikan obyek

yang diteliti, di samping kemampuan yang

bersifat subyektif dari pihak pelaksana

pe-neliti.

3) Sehubungan dengan kelemahan dari metode ini

diantaranya bahwa hasil penelitian tidak

dapat berlaku umum, make, memang dalam peneli

tian ini tidak bermaksud untuk mencari ge

neralises!. Oleh karena itu merupakan metode

yang dipilih ini ada kecotokan dengan tujuan

dan masalah yang diteliti.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu "sumber informasi" dan "informan".

"Sumber informasi" ialah para widyaiswara yang

bertugas di diklat tersebut, baik yang sudah berpe

ngalaman maupun yang belum berpengalaman. Widyaiswara

yang dijadikan sumber informasi adaiah dua orang yanq

(37)

berpenga-o U

laman. Adapun yenq berlaku sebagai ri informan" adaiah

para penqelola diklat dan peserta diklat. Penqeiola

diklat terdiri dari satu orang. Dengan demikian

subjek penelitian terdiri dari 6 orang. Yaitu tiqa

orang sumber informasi dan 3 orang informan.

Yang dimaksud dengan sumber informasi adaiah

orang yang melakukan (menjadi) kasus penelitian, yang

memberikan data utama tentang diri sendiri dan latar

belakang kehidupannya. Dengan perkataan lain sumber

informasi ialah orang yang menceritakan tenting

dirinya sendiri.

Informan ialah subjek yang memberikan data

peiengkap tentang identitas kehidupan "sumber infor

masi" kehidupan kasus, yaitu orang yang menceritakan

orang lain (menceritakan kehidupan Wasus}.

Menyadari pentingnya kedudukan subyek penelitian

untuk memberikan jaminan terhadap hasil penelitian

ini, maka dalam uraian berikut disajikan proses

penelusuran sumber informasi dan kriteria

persya-ratannya.

1. Sumber informasi dan informan

(38)

infor-N

ig yang menoaai s^meiakukan

.kar: xentan;

nya senair D ^ U d : U : . a i i r — f , V--rr'iCi > .

h

,=->•-iwakan ^eiiuan^ Dumo-t^

kasus).

Proses peneiusuran kasu

formasi diawali dari wawancara dan sx

tasi, melalui Informan. wawancara d"~

lui informan yang terdiri dari peng

dan peserta Diklat masmg-masmg dua o

pula sxudi dokumenxasi yaitu melalui

ada di tangan per.gelola diklat, hal

untuk menentukan kriteria sumber

orang

\ i-c»i i.c:ig

s u m o e r m

-i _ a k u k a n m e i a

-eltla diklat

• -i £^ • iJ1 -_- ^ -L w ,_*

ttkumen yang

in i terutama

informasi

(kasus), yang ^ C l ^

k kriteria berper.^alaraam an , a an

an sebagai

a sedangkan

.wa (event)

ijaran pada

~-*i c y a i s w a r a

r_ sebab itu

.g yang ada

kriteria kurang (tidak) berpengalan

wioyaiswara.

Subjek penelitian ini ialah manu?:

yang menjadi obyeknya adaiah perist:

atau kasusnya, yaitu peristiwa pembel

diklat yang dilaksanakan oleh para

sebagai peiaku peristiwa tersebut. Die

peneiiti mencari kasus dari orang-or a:

(39)

uaiam p e n e i i n a n m i , a a t

suri dari informan (Pengelol;

r * * = * c * r u i n r t ^ r t o •> "** a i n

-cs. i v S

para peserta oikiat sendiri) yaitu mengenai data:

identitas; seperti nama, tempat, tanggal lahir,

pendidikan, pekerjaan, pengalaman bekerja,

ke-pangkatan dan seoagainya. Mengenai latar belakang

pendidikan dan pengalaman menjadi widyaiswara

terus ditelusurl, sehingga keteau subjek

informa-si/sasaran subjek yang benar-benar sebagai sasaran

subjek yang memiliki pengalaman sebagai widyaiswa

ra berpengalaman dan juga ditemukan widyaiswara

yang belum berpengalaman. Begitu pula latar bela

kang pendidikan keguruan dan yang bukan

berlatar-belakang pendidikan keguruan. Pemiiinan responden

atau sumber informasi( sasaran penelitian) de..gan

sendirinya perlu dilakukan secara purposif, yaitu

penetapan sampel berdasarkan tujuan tertentu.

Tegasnya sampel-sampel penelitian kasus kualitatif

cenderung menjadi lebih purposif dan pada sampling

acak (Miles dan Huberman, 1332: 47)

Dalam pemiiinan kasus (sasaran) penelitian

ini yang menjadi kasusnya ialah widyaiswara,

sedangkan yang merupakan lingkup latar belakangnya

(40)

o e r » c r- Z7 c t i 1 p m a u p u n

warga oeia.nar ( p e s e r t a ; o i k i a t n y a

. n a n (sumber informas:

n & n & i i r ;. iZj <z: c^v.-r^ j r, \.»

Hasan pemilihan lokasi penelitian.

.) Penelitian ini dilakukan di Ko"-'^^--ivs DT

II Bengkulu, mengingat Y". M a i , utytiiK o e r a a a

01 1 mgkat i L>i . rr op in si bengkulu kebetulan

berlokasi

di

Kodya

DT

II

Bengkulu,

artinya

terletak di

kota

besar

yang

cukup

strategis

dari fasilitas.

.) Letak

daerah

penelitian

masih

terjangkau

dengan rnudah oleh peneliti.

) Belum pernah

diteliti khususnya

oleh ling

kungan Perguruan Tinggi.

) Sifat

kursus

dilihat dari

peserta

sangat

heterogen, maka sangat menarik untuk

diteli-Dikia-u in i merupakan salah satu .ienis

PLS (Pendidikan Luar Sekolah).

6) Diklat ini kebetulan terbuka untuk diteli

ti can sangat mer.gnarapkan masukan demi

keIancaran dan perbaikan diklat seterusnya.

b. Alasan (kriteria persyaratan) bagi kasus.

(41)

terdahulu, oanwa peneiu

yang telah dig'ariskan

suran kasus dilakukan

informan dan kemudian

"*"- /"* ^t "V- *""> "^ ^* >*"•K~- ^i S~+ '""j Vi /*""• ^"' ^— ™> ^- "***!

. i C u l d . b 6 r ud-Q d.p 5 c i^ -lclP

^moC'l \ Cph'"prfrfC| r-{ "j f- £± —

r>•»* irt p <=? "i '': v ?=•: n c? *t"f £* m «=- r> n h i

m e i a i u i w a w a n c a r

>n k a s u s ;,

r c f ->. p. r-, *=-- r* q -,

a keps

n g an w j

i *r: K ij •»* q r

;umber

^. ,-. 4- .-, r, i o. u e l l .

C. Tahapan Kegiatan Penelitian

Adapun ketiga prosedur pokok dan komponen dalam

penelitian kualitatif mi aoa;aj; sebagai berikut.

1. Pembuatan Ran cangan Penelitian.

Pada tahap ini peneiiti sebagaimana layaknya

penelitian

Ilmiah,

maka

peneiiti

menyusun

desain

penelitian

dengan

sebelumnya diawali

oleh

persia-pan-persiapan

antara lain

: memilih masalah,

studi

pendahuluan,

merumuskan

fokus

penelitian,

memilih

pendekatan, menentukan sistem pola yang dianut dan

sumber data.

Kemudian berkonsuitasi kepada para pakar di

bidang PLS, terutama mengenai aktual tidaknya

masalah yang dipilih dalam hal ini masalah pembe

lajaran

widyaiswara

di

diklat

tingkat

Sepala

(42)

^ _" I . . . 4.

. JT^ L. L. Jl u j i u i i .-. ^~. W| •% >-. r-. -y. r-. V- o

rV[ £* F< f \ :h T -i<T:T C*"< =•' 1

s e h r n g g s masalah penelitian disetujui untuk

dite-.r-s-^an

-"elaksanaan ir'ene.

z t i . u a . tahap ini peneiiti melakukan kegiatan

c-«n *-i l.» cj r e i i P U '

i i n s t r i

can membuat

D a i a m

t z<t -< t r t o h ^

-• -> -• rr: f=: r*> p fi T ' "• •-* ~ T? "' T-' Q X "^ ! ^ T^t ^ >"< ^ —7"r'

:en, mengumpuikan data, anal:

kesimpuian temuan penelitian

.onteks penelitian kasus ^- .=,—;

pa peiaksanaan dikeroakan

: ' an berlangsung. Misalr:

data,

s e i a m a p e n e _ i x i

e o e _ u m c a n

pembuatan

, w a w a n c a

-a s i .

Demi-a n Demi-a i i s i s ,

sepanj ang

m s t r u m e n :

r a , maupun

kian hainy;

serta perni

Yang

bahwa i n s t :

c- cj n fs r-' c7 »/ Q T'

•m i "> p T n c> v* f p ?

lah pe'heli'

l i t ! l a t a r

ilk oerupa peuoman ooservasi

pedoman untuk studi dokument

dengan pengumpulan data dan

:atan kesimpuian dilakukan

;rlnsip dalam penelitian ir

:men penelitian ialah peneli

edoman obsexvasi, wawancara

yaan kunci (pokok) untuk

me-ian diantaranya pertanyaan u

jelakang kehidupan kasus.

jejndi r

i , J. ~ TZ . 1 <_.

nanya

me-buka

(43)

mene-L an £ k a Yi i n i iris r

"T •>v j_ *-n -o r"i t*o-?^-;t_rO._i.oL-i <^iq<__v _!—L-lnLi :;i q t ' i v ;

berakhir, sekalipu;

lam proses penelit:

tan analisis data.

upakan puncaR kegiatan

penen-n setelah penelitian lapangan

iaporan ini telah dimulai

da-•enulisan Iaporan dalam

peneli-.an menjurus kepada penulisan tesis sebagai

ruatu Rarya nmiah

D. Teknik Pengumpuian dan Analisis Data.

??aa bagian ini terdiri dari instrumer

tian, teknik pengumpulan data, Analisi:

akhir Penelitian.

d a La, dan

i _-• T -«• 1

Dalam tahap ini penelitilah yang berperan

sebagai instrumen r,cr, ol ntian. fenP i n t ! i fi o e r p e r a

langsung berinteraksi dengan sumber data (sumber

informasi) dalam suatu wawancara bebas dan menga

mati situasi sosial (dalam Diklat) serta informasi

yang tersedia seperti dokumen wawancara dilakukan

diusahakan yang dapat mengungkapkan l u d . I i i y i.li<

.c: L u U ; y "•"6 U A -. „ 4- ^. ~ A ,. ^. _

Ran. Artinya daiam hal ini peneiiti. berusaha

(44)

bebas dan lugas mengemukakan data yang diperlukan

oleh peneiiti.

Daiam kesempatan ini selain peneiiti berusaha

mengungkap data dengan pedoman atau pokok-pokok

pertanyaan yang teiah dipersiapkan, juga dilakukan

pengecekan-pengecekan data yang telah diungkapkan

tercahuiu, maksuunya supaya yan< !.*£>>v. i •) L* --• >.» c--r<

I j.?_•-U O.i i.t^. X I.OL J I

dahulu dengan yang sekarang dikesukakan ada

kai-tannya atau tidak.

Dengan cara ini sekaligus berusaha

mempalida-sikan data secara terus menerus sejak awai sampai

akhir penelitian.

Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

adaiah wawancara yang mendalam dengan respcnden

dan melakukan pengamatan langsung (participant

observation) terhadap situasi di diklat. Di

sam-ping itu peneiiti melakukan kajlan dokumen yang

ada hubungannya dengan masalah pembelajaran dan

kasus dari sumber informas:

tian.

Selama pengamatan pene!

seoag;

tetap melakukar

r u n tfcii pengamatan untuk memperjieias hasil c a n su

(45)

'ang tioak terungnap dengan wawancara

;ai.a y

jiiat yang aigunakan seiam peooma

dan pedoman observasi, juga peneiiti

diri dengan folmulir isian, tape reccr

catatan lapangan

h n f .

p n o

P a n g a n

An a 11s1s Data

Tahapan analisis yang dilakukan sesuai dengan

pendapat Miles dan

Huberman (1392:16) bahwa:

"ana

lisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi

secara bersamaan yaitu: redaksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpuian atau verlfikasi.

Pelaksanaan analisis baik selama pengumpulan

data maupun

analisis di daiam kasus yang dilakukan

dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

nengantar-kan peneiiti kepada suatu kesimpuian penelitian.

Singkatnya, penelitian ini menyajikan data

mulai dari pembuatan deskripsi hasil penelitian,

pembanasan (interpretasi) dan pembuatan kesimpuian

(evaluasi).

Deskripsi merupakan penggambaran apa adanya

sesuai dengan data yang diungkap dari lapangan,

sedangkan

interpretasi

adaiah

membuat

perubahan

yang

dikaitkan

dengan

teori-teori

yang

relevan,

c? o Y' T ' j I p m n o v1

.4. ^ <*. j - *

melengkap i

(46)

w O .J -. untuy. p6n^uEi_. aiz.aupi ixuk mempertentangK

.ni pada hakekatn

. e o r i baru s e s u a i d -« A r~: £•' C" ?3 ~!

n a - i i . -L ^ io *>* ~) cli i d J L o j . o

1 C 1 T T< +• £> / i e n y i

.P penelitian k u a l i t a t i f .

' e n v e i e ss i s n Akhir P e n e l i t i a n

in ini dilakukan dalam- j u . x o i . i u jangka wak

' 6 is> f i f ;a peneiusuran kasus agak beragam

tansi yang ada di Propinsi DT I

a ; o e r x a ^ a i

-erungkap antara lain

; eiiiU r.ii.i

.e i a s a ;

s e r p e n ;

ngga

~.^le i a m

,g pendidikan rormai maupun pendidikan ai

ikolah yang merupakan pemberi warna atau

:aruh kepada seseorang widyaiswara

se-terungkap perbedaan antara yang berlatar

g pendidikan keguruan dan non keguruan.

itu terungkap variasl pengalaman kerja

7-..a ^ T t i ^*~i ^ '!•'• i~'y~t p e n i a R U prose:

pemoe

Terooss

ajaran sebagai wioyaiswar;

h s s r v a s i w -^.i t _, r_-. !"-i *£' V*- O T2 "* '

--• a xO. •-' -x.'lyaiswara, baik •

i a a n , maupun ev;

karyanya

h a s i l - h a ;

i n v e r . i , a r i s a s i kemaiujj_ia.i

i C; \ -•_( **•• V; o cr* -i t r-i ^i >* (L> vi r* o t*. *z- o --* ; u l u - . ^ I xtx w3 _x .x. | - ' C x C i i u - a n u . u ; i j

iluasi, dengan indikasi

antara l a i n berupa

(47)

:vaiuasi yang

i. -_3 CX jfi. C. -L OL L» O". -X. CLL^

xerdokument d i d i k l a t .

c. Menemukan periiaku-perilaku Widyaiswara dan

cara-cara berpikir sebagai widyaiswara. Sehing-- Cj "**• rj >Zi r^j^> ^. ~fSehing-- berdasarkan krixeria, adanya

widyaiswara yang memaoai (,pror esionai.) dan yang

Rurang memadai (kurang profesional).

d. Memperoleh kejelasan tentang esensi masalah

pembelajaran di Dikiax khususnya masalah pembe

lajaran yang dirasakan oleh pars widyaiswara

baik yang sudah berpengalaman maupun oleh

mereka yang belum berpengalaman.

E. Validitas Hasil Penelitian

Untuk dapat dikatakan sebagai karya ilmiah

penelitian kualitatif yang dilakukan ini diusahakan

perlu memenuhi beberapa kriteria meliputi;

kredi'oili-^r:H^r,-i 1 -i f oc- A~ ' rt

....i ^ u. ^ J. J. j. :_•^ ^ . ^ a.

<•t=. r,- r-.

-*-•---^ w '-.. _'

Beberapa upaya yang dilakukan untuk

memenuhi kriteria keabsahan penelitian adaiah :

(48)

Dengan mempertimbangkan mendesaknya batas waktu

penelitian, peneiiti menooba memanfaatkan waktu

yang dapat digunakan. Pada awai penelitian,

pe-ngumpulan data dilakukan pada situasi yang na

tural (alami). Kekosongan kegiatan pada bebera

pa sisi sasaran penelitian, oimanfaatkan untuk

mengadakan pertemuan dengan pengelola diklat

dan peserta didik-diklat.

Keberadaan "sumber informasi" atau subjek sa

saran kunci yang sanggup memberikan informasi

tentang berbagai kegiatan diklat, mendukung

termanfaatkannya waktu penelitian yang reiatif

singkat. Dalam pemanfaatan waktu penelitian,

peneiiti mencoba mengamati berbagai environmen

tal input Diklat, yang ada pada lembaga dan

se-keliling lembaga diklat.

b. Triangulasi

Triangulasi dilakukan untuk memeriksa kebenaran

data tertentu dengan membandingkanny£ A .

yang dilakukan dalam rangka triangulasi ini

adaiah :

1) membandingkan hasil wawancara dengan ha

(49)

^ -. >r(orr»ri ^ *£xj any ale s u o c-.' n w t - . o Y '

c. AecuKupan r e r e r e n s i

Sejak awai catatan kecii dan reRaman suara

dibuat untuk merekam hasil pengamatan yang

ditemukan. Rekaman hasil wawancara dipindahkan

ke. dalam bentuk Iaporan lapangan setelah

dipa--dukan dengan hasil observasi. Pada pemberian

informasi yang dilakukan dalam suasana natural,

urtuk peneiiti yang memang terbatas, pembuatan

iaporan lapangan dilakukan pada setiap malam

hari setelah observasi dan wawancara dilakukan.

d. Member chech

Member chech dilakukan untuk menghindari kesa

lahan penafsiran. Member chech dilakukan lang

sung setelah responden mengemukakan pendapat/

pemikiran yang sukar dimengerti oleh peneiiti,

ataupun setelah seluruh wawancara selesai di

lakukan .

Pada akhir wawancara mengulangi garis besar ha

sil wawancara. Dengan kedua cara ini kekeliruan

yang mungkin terjadi telah dapat dikurangi.

e. Audit t r a i l

(50)

dilapor-i'i. c_^i i UCi i t . i t i a n m i , maka

igan Reterangi

a n d i i a m a n a

yang d i ri e r o i e n o i c ai

Iaporan lapangan de

informasi diperoien

W d h u a i d UcLx. U ^ ~> c: ^ v a oi (pengamatan)

r m a s i

:.T~!-r- n i.'

Q a r l Baii a

.i a R u R a n

A e rana s i a an

Guna menjamin kerahasiaan, maka semua informasi

yang diberikan oleh sumber informasi (sasaran

subjek), diupayakan hanya diketahui oleh pene

iiti. Data yang diberikan oleh responden (sasa

ran subjek) yang satu tidak diperlihatkan ke

pada responden lainnya.

x.- ^ . ; j.o j

reneiitian ini oertujuan untuR

gambaran tentang masalah pembelajaran

ra) oi diklat Sepala. Oleh karena

mengungkap permasalahan, juga

potensi-ada dapat terpecahkan. indikator mut

vie n o ap a x k an

(widyaiswa-itu selain

jotensi yang

yang caik

1

LilK-dapat digunakan paaa situasi-sixuasi

lat yang seienis dengan mempertlmba

aspek yang mendukungnya.

3. Depentahilitas dan Konfirmabilitas

.ngkan

(51)

'. U nJ.U K K ciH

^-i£j "*•£j

•an penelitian naturaiistik

dilakukannya proses "audit

m m i proses "audit trail"

: i e n p e n s , i t i s e :

s s u n o a t ;

~ ^ T 54 —

mentah yang diperoleh melalui

oentuk catatan lapangan,

me-rt rj Y-i Yt'< tZj f~:CZ. *>

_ j_ i— -i. u di'v*,

a t a u k a t a g o n m r o r

--psikannya sebagai i i i U X X .

e r u m u s k a n k e s i m p u i a n s e o a g a i

C2 -. y> -r £j Q "! c*

^eiaporkan proses pengumpuian data.

Kegiatan

data a: .

pada tat

paaa outir a diiakuk

apangan. Kegiatan buti

IV n a_n nei. _ a La.nwr c ^

seiama pengumpuian

tir b, dan c dijelaskan

jUtir d diuraikan pada

F. Tempat dan Penjadwalan Waktu Penelitian.

Perielitian Ini ciiskukan dengan cara memperoleh

data dari sumber informasi atau responden widyaiswara

Diklat tingkat Sepala yang terdapat di Propinsi DT I

Bengkulu tepatnya di Kodya DT II Bengkulu. Selain itu

(52)

Diklat, yang seluruhnya berdomisili di Kodva DT

Pelaksanaan penelitian lapangan dilaksanakan

dalam j a; waktu 5 bulan terhitung dari awal bula:

impai dengan awal Juii 1334.

engalokasian waktu penelitian cukup lama.

1.

Lokasl

daerah

tempat

tinggal

responden

dengan

lokasi peneiiti relatif berjauhan. Walaupun

sasa-2. Tidak seluruh data yang terungkap oleh satu

teknik pengumpul data, seperti dengan wawancara

saja, namun dlperlukan pula dengan observasi/

pengamatan yang cukup memerlukan waktu tertentu

untuk tiap kali observasi.

3. Pengungkap data secara kualitas dengan berba

gai implikasi untuk terjaganya keabsahan peneli

tian (validitas data) ternyata memerlukan waktu

yang relatif lama.

Secara rinci penjadwalan waktu pelaksanaan peneli

tian, penulisan tesis, dan ujian selengkapnya dimulai

dari bulan -Juni 1333 sampai dengan awal November 1334

meliputi kegiatan sebagai berikut:

(53)

p e n e l i t i a n ,

Pembuatan c

r a ps

b u l a n

96

. I a n .

' _ ' —i; r-. i_J i: l e s i i D u i a n

l i n t ; = p*ngc:ii

a t a s e i a m a d o u i a r

dalam waktu

*,-. t -. ^.

aporan hasil penelitian

iCTir"! n i '--.'!\ ' dan melaksanakan iaporan kemajuan pene—

proqres report), ujian tahaq I tahap II

(54)
(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini akan dikemukakan kesimpuian dan

rekomendasi, dari penelitian yang berjudul

"Masalah-masalah Pembelajaran Yang Dihadapi Widyaiswara Di Diklat

Pemerintah Daerah Tingkat I Bengkulu".

Kesimpuian akan terdiri dari kesimpuian umum dan

kesimpuian khusus. Kesimpuian umum merupakan jawaban

terhadap masalah umum penelitian dan kesimpuian khusus

merupakan jawaban-jawaban terinci terhadap masalah yang

merupakan indikator dari masalah penelitian pada umumnya

begitu pula halnya tentang Rekomendasi.

A. Kesimpuian.

Mengacu kepada masalah penelitian, yang

dirumus-kan dalam bentuk pertanyaan, maka untuk mengingatkan

kembali berikut ini dikemukakan rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gambaran umum masalah pembela

jaran yang dihadapi para widyaiswara di lembaga

Diklat ?

2. Apakah faktor latar belakang pendidikan, pengala

(56)

yang berpengaruh terhadap masalah pembelajaran

yang dihadapi para widyaiswara di lembaga Diklat ?

1. Kesimpuian Umum Temuan.

Sesuai dengan dua permasaiahan pokok di atas

maka secara umum penelitian ini dapat disimpulkan

sebagai berikut :

a. Dengan memperhatikan berbagai indikator perma

saiahan, maka secara umum "proses pembelajaran"

masih menunjukkan "permasaiahan" yang masih

memungkinkan untuk diperbaiki (disempurnakan)

dengan memperhatikan berbagai aspek yang diduga

sangat mempengaruhmya.

b. Faktor latar belakang pendidikan, pengalaman

kerja dan motif berprestasi ternyata berpenga

ruh terhadap masalah pembelajaran yang dihadapi

para widyaiswara.

2. Kesimpuian Khusus.

Kesimpulan-kesimpulan khusus ini merupakan

indikator dari kesimpuian umum yang teiah dikemu

kakan di atas secara berurutan akar: dikemukakan

mulai dari masalah pembelajaran kemudian sampai

(57)

pengalaman kerja dan

motif berprestasi).

a. Masalah pembelajaran.

1). Dalam menyusun tujuan, pengalaman belajar,

materi pembelajaran dan evaluasi hasil

belajar, yang tercakup dalam kemampuan

merencanakan pembelajaran, masih dapat

dikatakan kurang mampu, tanpa dibantu oleh

tin khusus pihak penyelenggara. Namun

demikian kemampuan minimal telah dipanami,

sehingga tidak menghamoat proses pembela

jaran secara keseluruhan, hanya jika

dihu-bungkan dengan kriteria persyaratan sebagai

widyaiswara (Tenaga Kependidikan) yang

profesional, masih belum mencapai kriteria

ke m ampu an ny a .

2). Dalam pelaksanaan memberikan Apersepsi,

pre-test, memotivasi peserta didik, disi

piin, perhatian terhadap perbedaan indivi

dual, memilih dan menggunakan media, me

tode, serta alat evaluasi, secara keselu

ruhan masih beium menguasai sebagai

tun-tut an tenaga profesional seorang widyaiswa

ra (class mangement).

(58)

dalam proses PBM, masih memungkinkan dapat

dioptimalkan dengan upaya meningkatkan

kemampuan profesional seorang widyaiswara

yang ideal.

3). Dalam melakukan evaluasi termasuk membuat

aiat evaluasi masih menunjukkan proses

cara-cara evaluasi dalam pendidikan formal

persekolahan, walaupun cara-cara ke arah

evaluasi pendidikan orang dewasa (POD)

sudah mulai dilakukan. Dengan demikian

kemampuan untuk ditingkatkan masih sangat

m e mu n g k in k an .

b. Faktor latar belakang pendidikan, pengalaman

kerja dan morif berprestasi.

I). Pengalaman pendidikan khususnya pendidikan

khusus di Lembaga Pendidikan Tenaga Kepen

didikan (LPTK) yang secara khusus dibina

/dilatih dalam proses pembelajaran, ternya

ta sangat berpengaruh, hal ini terbukti

dengan tidak adanya yang berlatar belakang

LPTK ternyata kemampuan sangat minim antara

lain ditandai dengan kurang mampu dalam

a) menyusun TIK

(59)

ISO

c) menyusun materi yang tepat

d) dalam memotivasi peserta dikiat

e) dalam pembinaan disipiin

belajar

f) dalam perhatian terhadap perbedaan indi

v i d u a 1

g)

memilih

media,

metode,

dan

teknik

bela

jar

h) menciptakan

iklim belajar.

2)

Pengalaman

kerja

ternyata

berpengaruh

pula

terhadap kemampuan widyaiswara dalam pembe

lajaran di dikiat.

Hal

ini ternyata semakin

berpengalaman,

dia semakin menguasai materi

dan

permasaiahan

yang

dihadapi

sesuai

de

ngan

spesialisasi

yang

teiah

lama

ditekuni

Lidlama bekerja di jabatan struktural.

3)

Motif berprestasi ternyata sangat berpenga

ruh kepada •oses m a u p u hasil pembeia

jaran. Semakin tinggi motive berprestasi

widyaiswara

maka

iklim

belajar

dan

hasil

belajar

peserta

diklat

semakin

tinggi

dan

sebaliknya motive berprestasi widyaiswara

seiring dengan motive memperpanjang masa

(60)

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian yang

telah

disimpulkan,

baik

berupa

potensi

maupun

perma-saiahan-permasalahan

yang

muncui,

maka

untuk

pemeca

han

atau

mengurangi

permasaiahan

tersebut,

dapat

dikemukakan beberapa rekomendasi. Rekomendasi untuk

pemecahan masalah penelitian

ini yaitu bagi praktisi,

rekomendasi bagi

tenaga

akademis di

PT,

maupun

reko

mendasi bagi para peneiiti yang

lain dalam kasus yang

relatif sama.

Rekomendasi untuk pemecahan masalah penelitian

widyaiswara _d_i diklat DT, _I Propinsi _3en.gkulu

antara lain.

a) Mengingat

masalah

pembelajaran

dalam diklat

yang

dibina

oleh widyaiswara yang

bukan

berla-tar

belakang pendidikan (LPTK),

ternyata berma

salah,

sekitar profesi keguruan,

maka hendaknya

para

calon<

Referensi

Dokumen terkait

Roda belakang berfungsi untuk menahan beban dan sebagai penggerak sepeda motor yang diterima dari tenaga mesin yang disalurkan melalui transmisi sproket

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya 2016 Nasional Yevi Dwitayanti Pengembangan Absensi dan Otomatisasi.. Realisasi Perkuliahan Berbasis Web di Jurusan

Tempat bongkar muat barang di DAOP III Cirebon, DAOP IV Semarang, DAOP V Purwokerto, DAOP VI Yogyakarta, DAOP VIII Surabaya dan DIVRE I Medan sebagai lahan

Model Student Facilitator and Explaining adalah rangkai penyajian materi ajar yang diawali dengan menjelaskannya dengan didemonstrasikan, kemudian diberikan kesempatan

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peningkatan kemampuan sepak sila siswa dengan media bola karet siswa kelas XII SMA Negeri 7 kab.Pangkep untuk siklus

Selain itu dapat juga dilakukan komunikasi data antar 2 PC tanpa menggunakan modem, tetapi menggunakan kabel nullmodem seperti pada Gb.. Gb 2: Komunikasi antar PC tanpa

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah respon jawaban IST dari peserta yang mengikuti tes di Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) Universitas

Dan menurut hasil penelitian Yoga (2014) menemukan bahwa displin mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, namun temuan tersebut berlawanan dengan hasil