&/
"*#-,
PPS - iWr* Qi^^CUMS
MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN YANG DIHADAPI
WIDYAISWARA
Studi Kcts"us' Pada Lembag-a Diktat Perrtda Tfc.Z Propins'i
TESIS
Diajukan untuk menempuh
Ujian Tahap I pada Prog-raxn Studi
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
OLEH
AGUS ZAINAL RACHMAT NBP; 9232027
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
LEMBARAN PERSETUJUAN
DISETUJUI OLEH PEMBIMBING
UNTUK UJIAN TAHAP I
PEMBIMBING I
Prof. DR. H, Sudani ;a Adiwikarta
PEMBIMBING H
Prof, Rahavu Hanafiah, M.Sc
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1995
ABSTRAK
Agus Zainal Rachmat. Hasalah-gasalah Pesbelaiaran Yang
pjhadapi Midyajs^ara (Studi Kasus Pad a Leiabaga
Dikiat reada Tk. I Prop. Bengkuln^. Tesis S2. Bandung:
Pasca Sarjana IKIP Bandung, 1995
"err;c
b e c i e r a o a
j j c i i t i i i, .
Kane! o e n a i c
n e r u c a k a n
. I PiSCSD i
"•iftTTinftnp e n g i Q I S . r S T l K a n 0 1 6 '
: ^. v' £ T ~ ~! r1 ** T ^ "; ^~t
igc^aman K e r ; £
n ; c t s a .
: u i u , s e n s
'. y a . o 6 c a r a c tj ;'i n p n ^ i
: ??'• r . o c c ' '
'-• <-*. "wi _L i c i u L> ;
H H TT: '
p t n i i c ->** -t *-< „v « ... ._; W d i cr i l e >": ] en*1]'- .^cJ. fci i:I Lj C £^ Ci
D O R C K
. L i r iJc^ i.
u l. r ^ £ i i = £. 7!' i '.6 r r. a o ex w in a s
v -= n\&t f c m a c~
:ku m /
rr: & -<-: -^ <=t•* -=; •
i i ,<aii£, Ci jl. CL^i -^ ;. rz.i i
^ s n s i x " : -L «L c. i'i. Li rL ^ 1' - • " ^=. ••" • - U u x
p c i ? r r*• \ T 7 o y •*-. o r"; £s
, e i ^ _ _, u r a . : 6
i & r i a ^ a b j ^ J_ i i
: a i u umumnya
p e a o r : a « a n c a r a c i D u a : CL u n^ . u i : i n y a a
s a K t u d r n g u in d u j. a i _apangan : ~ C l . l Ci s e i u r u ^ i
l e m a k a : r ci. j io C4 o ~ ^ . ; i_/ a. o a . i C i i g ri -; •
Q i a n a - i s i s HiSiaJ-UX "Liga K r S i a i a r i pOROi*., ya11,u: i"eGUR.3_L
data, penyajian data, dan psnarikan kesimpulan.
Dsri nasi! anaiisis dan peiiibahasan diperoleh
kesis-pulan
hasil
psneiitian
sebagai
berikut
:
(1)
Dalarti
nenyusun -njuan,
pengaianan belajar,
materi pembelajaran
;erencanakan peinbela.i aran,j-> CUti masih dapat dikatakan
a a n
p u a n
ku r a n.-. rt w c ' '•a G i D a n ^ u r- :1Z1 r< X l l
F L i l U S U S o m a K p e n y ;
_engga-pre-te:
t e r h a a .
media.
--_ ' 1 \ •>s i o n- rj c- : -- :,'r;-pqr, !R ^ If b - ^ 1 '••'.S"~: fiD *=• "!" S 6Zi~ " .
;z, seEoiivasi peserza diaik, disiplin, perhazian
ip perbedaan indivicual, memilih dan menggunakan
luasi, secara kessiurunan
tuntutan tenaga
prcfesio-orang
vidyaiswara
-'class
management >,
(3)
Dalas
•an evaluasi terrcasuk sembuat alat evaluasi inasih
ikkan
proses
cara-cara
evaluasi
dalam
pendiaikan
persekoiahan, walaupun cara-cara ke arah evaluasi
:kan crang dewasa suaah mulai dilakukan, (4)
i-sn pendidikan khususnya penaidikan di Lerabaga
LRan Tenaga Kependicikan (LP
EStode, serta aia_ e"
3 6 _u23 s s r i S u a s a 2
rnelaku'
T f"T T* Tf ft
pendid
Pengs!
1 R
• e n .
a a . or.;
R e s ;
R65
widyaisva:
. e r n y a i
. e n g a n ad an v a van;
iyata berpengarun pula
ilalain pembelaj aran di
"cez'nvata sang--^ bev*~
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
ABSTRAK iv
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
DAFTAR GAMBAR
T
xii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah 1
B.Rumusan Problematika Penelitian 13
C.Tujuan Penelitian 19
D.Manfaat Penelitian 20
E.Definisi Operasional dan Indikator.... 22
BAB II TEORI DAN KONSEP PEMBELAJARAN PLS
A.Teori-teori Belajar 25
B.Konsep Pendidikan Orang Dewasa 29
C.Prinsip-prinsip Belajar Orang Dewasa.. 33
D.Peran Widyaiswara dalam Pembelajaran
di Lembaga Diklat 38
E.Lembaga Diklat Sebagai Program Pendi
-dikan Luar Sekolah 38
l.Konsep Dasar PLS 52
2.Hubungan Antara Lembaga Diklat de
-ngan PLS 67
F.Kerangka Berpikir faktor-faktor yang
mempengaruhi Masalah Pembelajaran yang
dihadapi widyaiswara 70
l.Hubungan latar belakang pendidikan
dan masalah pembelajaran yang diha
-dapi widyaiswara 70
2.Hubungan pengalaman kerja dan masa
-salah pembelajaran yang dihadapi wi
dyaiswara 73
3.Hubungan motif berprestasi dan masa
lah pembelajaran yang dihadapi widya
iswara 74
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian 77
1 1
B.Subjek Penelitian
7g
C.Prosedur Penelitian
84
D.Teknik Pengumpuian dan
Analisis Data..
86
E.Validitas Hasil Penelitian 90
F.Tempat dan Penjadwalan Waktu Peneliti
an g4
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAH
A.Hasil Penelitian 97
B.Pembahasan Hasil Penelitian
160
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan 176
B.Rekomendasi 181
DArl'AR GAKBAF
i - i Komponen-riomponen bisxem
1-2 Sistem Pembelajaran Menurux Bloom.
1-1 Sistem Belajar - Mengajar Kenurut
Syamsudin
^ —iL iiuoungan rungsionaj. a n z a r a i\ompo —
nen-komponen pada proses pembela
jaran menurut Sudjana
1-3 Pola Hubungan Variabei Penelitian.
v-1 Sxruktur Organisasi Diklax Pemda
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua menitik
beratkan
pada
pembangunan
bidang
ekonomi
dengan
didukung oleh pengembangan sumber daya manusia yang
terkait
dengan
bidang-bidang
lainnya.
Hal
ini
mengingat
keberhasilan
pembanginan
nasional
berupa
pertumbuhan
ekonomi
dan
pemerataan
kesejahteraan
akan
sangat
bergantung
pada
daya
dukung
kualitas
sumber
daya
manusianya.
Sejalan
dengan
itu,
Harbin-son (1973.) mengemukakan bahwa:
"sumber
daya
manusia
menyusun
dasar
pokok
untuk kekayaan nasional. Sumber daya alam dan
sumber
daya
kapital
dianggap
sebagai
faktor-faktcr
produksi
pasif,
sedangkan
sumber
daya
manusia
adaiah
agen-agen
aktif
yang
mengakumu-lasikan
kapital,
mengeksploitasi
sumber
days
alam,
membangun
sosial
ekcnomi
dan
organisasi
?;osiaI
politik,
serta
membawa
tercapainya
pembangunan nasional".
Dalam
pendekatan
sumber
daya
manusia,
tujuan-tujuan
dari
pembangunan
adaiah
pencayagunaan
semak-simal mungkin manusia seutuhnya dalam aktivitas yang
lebih
produktif
dan
pengembangan
sepenuh
mungkin
keterampilan,
pengetahuan,
dan
kemampuan dari
aktivitasnya. Premis yang mendasari pendekatan ini
adaiah
bahwa
suatu
bangsa
yang
tidak
mengembangkan
dan mendayagunakan kekuatan tenaga kerja secara
efektif akan tidak mungkin untuk membangun hal-hal
lainnya.
Dengan
demikian
strategi
dari
pembangunan
melalui pendekatan ini lebih menekankan pada manusia
daripada agen-agen material.
Pendidikan
sebagai
bagian
penting
dari
pemba
ngunan nasional memiliki kedudukan strategis dalam
rangka
pengembangan
sumber
daya
manusia,
mengingat
berbagai
indikator
peningkatan
kualitas
sumber
daya
manusia
harus
didukung
oleh
adanya
peningkatan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada berbagai
dimensi mutu sumber daya manusia pembangunan.
Pembangunan pendidikan sebagai upaya untuk
mewujudkan amanat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945
diselenggarakan melalui sistem pendidikan nasional
dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan umum dan
meneerdaskan
kehidupan
bangsa.
Pendidikan
merupakan
hak setiap warga negara Indonesia yang dilaksanakan
melalui Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-undang
RI
Nomor
2
Tahun
1989
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional
menggariskan
bahwa
pen
yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan iuar
seko-l a i i - ual 'IT1 r-.pr-;r] -i f] •; '..'Or-, c; o i-' -•- 1 o K m p 1 -] n 11 f i o <=, T~ n or> T q rri o n
Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, dan
Perguruan Tinggi. Sedangkan jalur pendidikan luar
sekolah mencakup keluarga, kelompok belajar.,
kursus-kursus, dan satuan lain yang sejenis. Di dalam
satuan yang disebut terakhir termasuk antara Iain
kelompok bermain, penitipan anak, pusat magang,
panti latihan, sanggar kegiatan belajar, panti
penyuluhan, gerakan pramuka, dan kegiatan
transfor-masi edukatif melalui media massa, serta
diklat-diklat yang diseienggarakan pemerintah maupun
swas-ta.
Pendidikan pada hakekatnya dilaksanakan sejak
usia dini sampai usia lanjut terus-menerus sehingga
merupakan pendidikan seumur hidup, mencakup seluruh
proses dan siklus kehidupan manusia sejak janin
dalam kandungan, bayi, balita, pra sekolah, remaja,
pemuda sampai dewasa dan usia lanjut. Pendidikan
yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan
sedini mungkin merupakan tanggung jawab keluarga,
masyarakat dan pemerintah. Oleh sebab itu peran
aktif semua pihak dalam semua jalur, jenis, dan
dan
diarahkan
pada
peningkatan
kualitas
serta
pe-merataan pendidikan.
Jalur
pendidikan
luar
sekolah
dengan
berbagai
satuannya
dalam
penyelenggaraan
juga
menjadi
tang-gung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Pendidikan
luar
sekolah
yang
diseienggarakan
peme
rintah tidak hanya dilaksanakan oleh instansi di
lingkungan
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan,
melainkan
juga
semua
lembaga
pemerintah,
baik
departemen maupun non departemen.
Banyak definisi tentang pendidikan luar sekolah
yang dikemukakan para ahli, namun demikian esensinya
menunjukkan
pada
"kegiatan
pendidikan
yang
terorga-nisasi
di
luar
sistem
pendidikan
sekolah"
(Kleis,
1973:5;
Combs
dalam
Sudjana,
1981:3;
Colletta,
1975). Selain itu, "pendidikan luar sekolah memiliki
fleksibilitas" (Qureshi, 19S7: 35) dan "memiliki
keterkaitan
yang
erat
dengan
pasar
kerja"
(Paulston
Le Roy, 1982:337):
Blaug,
1979:59).
Oleh karena
itu,
secara konseptual pendidikan luar sekolah berbeda
dengan pendidikan sekolah, terutama dalam hal
flek-sibiiitas, relevansi, dan fungsionalitas dari
kese-luruhan komponen programnya. Dengan demikian model
pendidikan }ua~ sekolah harus mengacu kepada
ciri-ciri sebagaimana tersebut di atas.
Guna memahami konsep pendidikan luar sekolah,
Sutaryat (1986: 35-40) menjelaskan bahwa ada dua
pendekatan utama yang selama ini diiakukan para
ahli. Kelompok yang pertama disebut Konsep
Konven-sional dari Proses Pendidikan. Menurut pandangan ini
pendidikan luar sekolah dapat dipahami secara
ber-dampingan dengan pendidikan persekolahan. Keduanya
dibandingkan dan ditelaah perbedaan dan
persamaan-nya. Klasifikasi pendidikan luar sekolah ditinjau
dari segi tujuan, sistem penyampaian (delivery
system), karakteristik, pedagogik, hierarki dalam
struktur program, credential dan kebutuhan. Selain
itu dapat pula ditinjau suatu taksonomi yang menca
kup unsur penspcnscran, missi, perubahan perilaku,
proses, peserta, dan dana. Kelompok yang kedua
disebut Dinamika Kesadaran Tujuan dalam Proses
i. c u u i i i i f i a i i . u c i i u i U o pcuiQaugaii j.111 p d i j u i Q l h a i " l i u S K
dapat dikiasifikasi kedalam pendidikan sekolah dan
pendidikan luar sekolah tanpa memperhitungkan inti
dari sumber belajar (pendidik) dan warga belajar
Terlepas dari perbedaan cara pandang terhadap
a x . a u p r o s e s
K C a u j-1— _L.ii.CLi • — ci >-• Ci. i'i. d i i i U c i ! ; r a : r i a a r i r a w i h p u " a*";*'"!v1 .--•. •-» -^
m s x r u m
i l ) , yang k;
i wilud^. 1_ j Li j-'j^ LLLiX" a X. a j
.ixannya aigamr
r u :
IR; yroces; Output
Environ I S i n t !
GAMBAR I-l
KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM
; s c a r a l e o i n r
Peia^ar sebagai sua
cada Sambar berikut.
CT*T jZj TV:
-"Oij mengemuRaRan
, u q e n l
i a r ^ c t npT-i =;i
cognitive enx Behaviors
Affective e n t r v
Charactheristios
. e a i 1 1 1 1 5
; i a e s
1Level on type
O i. >jachievement
i u t c o n e s
GAM3AR 1-2
SISTEM PEMBELAJARAN MEHURUT BLOOM
uari gamoar uraian
di atas, dapat dikexah
pendidik atau guru atau
men pokok dalam proses per
didikan itu merupakan p:
batkan berbagai faktor,
selalu dituding sebaga
pendidikan adaiah guru
Hal ini m e n u n i
pendidik pada
karena itu " ku
katkan hasil
er.xang sistem pembelajaran
oexapa pentingnya tenaga
idyaiswara sebagai
instru-iiosiajaran. Waiaupun
peri-ire s sosiaiisasi yang meli—
:an tetapi
seringkali
yang
penyebab rendahnya mutu
eRaji
Ranoewiharjo,
1986).
a penxingnya peran tenaga
•oses pembelajaran. Oleh
cmarapkan dapat mening
indikator kualitas pendidikan" (Hugges, 1976).
^cri?-a pendidik sebagai salan satu kom^onen
yang
besar
peranannya
dalam
proses
pembelajaran
dituntut memiliki berbagai kemampuan. Pengalaman di
Jawa Barat sebagaimana diungkapkan Sutaryat dalam
Aas Syaefudin (1993:1), menemukan bahws faktor
kesiapan profesional, kesiapan personal dan tempat
dimana guru bertugas sangat mempengaruhi terhadap
keberhasiian pelaksanaan tugasnya. Balnadi
Sutadipu-ra (1986) mengemukakan bahwa kemampuan esensial dari
seorang
guru
dalam
memotivasi
siswa.
Kemampuan
ini
sangat diperlukan dalam pembelajaran mengingat
mengajar itu adaiah menyediakan lingkungan agar
siswa mampu belajar (Tabrani, dkk., 1986 dan Juklak
Kurikulum 1984).
Secara lebih rinci P3G Depdikbud (1984)
mengu-raikan kompexensi profesional seorang tenaga pendi
dik meliputi:
1. Kemampuan menyusun rencana pengajaran
a. merencanakan pengorganisasian bahan
pengaja-b. merencanakan pengelolaan kegiatan belajar
mengaj ar.
. merencanakan penggunaan media dan sumber
e. merencanakan penilaian prestasi siswa untuk
Kepenxingan pengajaran.
2. Prosedur mengajar
a. menggunakan metode, media, dan bahan iatihan
yang sesuai dengan tujuan pengajaran.
b. berkomunikasi dengan siswa.
c. mendemonstrasikan khasanah metode mengajar.
d. mendcrong dan menggalakkan keterlibatan siswa
dalam pengajaran.
e. mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran
dan relevansinya.
f. mengorganisasi waktu, ruang, bahan dan
per-lengkapan pengajaran.
g. melaksanakan evaluasi pencapaian siswa dalam
proses belajar mengajar.
3. Kubungan antar pribadi di dalam kelas:
a. sesbantu mengembangkan sikap positif
pa-b. bersikap terbuka dan luwes terhadap siswa dan
orang lain.
c. menampilkan kegairahan dan kesungguhan dalam
d. sengelola interaksi perilaku dalam kelas.
'Widyaiswara
sebagai
tenaga
pendidik
dan
salah
satu komponen dalam proses pembelajaran di
lembaga-lembaga diklat departemen dan non departemen merupa
kan faktor dinamis yang diharapkan dapat
membelajar-kan,
mengarahkan,
memotivasi,
dan
mendinamisasi
pembelajaran peserta didik dalam konteks materi yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran
itu
sendiri.
Oleh
karena
itu widyaiswara perlu
memiliki
bekai kemampuan yang msndasar dalam hal pendidikan,
khususnya konsep pembelajaran.
Hasil penelitian D.Sudjana (1993) di Jawa Barat,
menunjukkan
bahwa
lebih
dari
setengahnya
(64,6%)
wiayaiswara
memiliki
latar
belakang
pendi
dikan
non
kependidikan,
dimana
sebagiau
besar" dari
mereka
(74%)
juga tidak
mendapatkan
pendidikan
akta
kependidikan.
Keadaan ini berhubungan dengan
kemung-kinan
timbulnya
masalah-masalah
pembelajaran
yang
dihadapi
mereka
dalam
melakukan
tugas
sebagai
wi
dyaiswara di
lembaga diklat. Dalam
temuannya
diung-kapkan
bahwa
para
widyaiswara
pada
umumnya
masih
menghadapi kendala dalam hal penggunaan/pengembangan
materi dan pengelolaan pembelajaran dalam latihan.
baik yang berlatar belakang pendidikan sarjana muda,
sarjana, pasca sarjana maupun doktor, baik yang
memiliki akta mengajar dan sarjana pendidikan maupun
sarjana non pendidikan yang bukan pemegang akta
mengajar.
Dari studi penjajagan yang dilakukan di daerah
Bengkulu tenyata beberapa lembaga pemerintah telah
memiliki dan menyelenggarakan lembaga diklat, salah
satunya adalafc Lembaga Diklat Pemerintah Daerah
Tingkat I Propinsi Bengkulu.
Peranan widyaiswara keberadaannya dianggap
sangat penting untuk keberhasilan setiap kegiatan
kegiatan diklat. Akan tetapi dari segi jumlah maupun
berbagai karakteristik yang aendukung mutu widyais
wara keadaannya masih dianggap belum memadai- HaL.
tersebut diakui oleh para widyaiswara, terutama
mereka yang merasa tidak memiliki latar belakang
pendidikan sebagai pendidik.
Sxudi penjajagan lain menemukan beberapa
penda-pat tentang kemampuan para lulusan diklat dan nilai
tambah yang diperoleh. Hal tersebut menunjukkan
kesan kurang mencapai sasaran yang diharapkan. Di
damping itu ditemukan pula kesan-kesan yang
lulusan (peserta didik) maupun pimpinan lembaga yang
menunjukkan
bahwa
para
widyaiswara
masih
sangat
diharapkan
kemampuan
maksimalnya
dalam
mengelola
pembelajaran di lembaga diklat.
Dalam berbagai literatur antara lain menunjuk
kan
bahwa
keberhasilan
proses
pembelajaran
ditentu-kan pula
oleh unsur
"expertness,
credibility,
serta
dedication"
para
pendidik.
Berkenaan
dengan
hal
tersebut,
keadaan para widyaiswara dalam
membelajar-kan
para
peserta
didiknya
akan
sangat
tergantung
pula
pada
tanggapan
dan
pengakuan
para
peserta
didiknya. Dalam
hal ini terlihat pada persepsi
para
peserta
didik
terhadap
kemampuan
para
widyaiswara-nya.
Atas
dasar
keadaaan
sebagaimana
digambarkan
di
atas,
maka dianggap
perlu
adanya
suatu
studi
(peng-kajian)
secara
ilmiah
tentang
masalah
pengelolaan
pembelajaran
yang
dihadapi
para
widyaiswara
pada
lembaga diklat.
Dalam
penelitian
ini dibatasi
pada
Lembaga
Diklat
Pemerintah
Daerah
Tingkat
I Propinsi
B. Rumusan Prcblematika Penelitian
1. Pembatasan Masalah.
Masalah
pembelajaran
yang
dihadapi
seorang
widyaiswara bisa dilihat dalam berbagai dimensi,
seperti dimensi kelembagaan, dimensi tugas dan
jabatan, dan dimensi profesional. Dalam penelitian
ini yang menjadi fokus pembahasan diarahkan pada
masalah
pembelajaran
yang
berdimensi
profesional,
dimana widyaiswara adaiah tenaga fungsional yang
melakukan tugas kependidikan.
Persoaian yang perlu mendapat kajian adaiah
faktor-faktor
apa
saja
yang
dominan
terhadap
adanya masalah pengelolaan pembelajaran bagi para
widyaiswara di lembaga diklat?
Human
Capital
Theory
menekankan
bahwa
pendi
dikan seseorang adaiah investasi yang kuat untuk
menjadikan manusia itu lebih berkemampuan dan
produktif. Atas dasar teori ini, beberapa peneli
tian telah membuktikan bahwa karakteristik pendi
dikan lebih dominan terhadap keberhasilan dan
masalah yang dihadapi seseorang. Kahl (1977),
Mincer (1985), Noeng Muhajir (1985) menyimpu'lkan
bahwa latar belakang pendidikan, khususnya pendi
kemampuan
produktivitasnya.
Demikian
pentingnya
pendidikan,
pengetahuan
dan
keterampilan
yang
dimiliki
seseorang
melalui
pendidikan
seringkali
dianggap
sebagai
sarana produksi,
oleh
karena
itu
merupakan modal manusia (human capital).
Dengan
melakukan
invesxasi dalam pendidikan,
seseorang dapat meningkatkan kapasitasnya.
Hal ini
dapat
dipahami
jika
ditelusuri
dari
tujuan
umum
yang
ingin
dicapai dengan
upaya pendidikan
yang
dicrientasikan
pada pembentukan
dan
atau
pengem
bangan
tiga ranah,
yaitu rahah kognitif,
afektif,
dan
psikomotor.
Dengan
terbentuk dan
atau
berkem-bangnya ketiga ranah ini diharapkan setiap
indivi-du
mempunyai
investasi
dalam
bentuk
sejumlah
kemampuan
untuk
dikembangRan
dan
uiapukasiKan
sesuai
dengan
bentuk
dan
jenis
keuntungan
yang
ingin
diperoleh
dari
investasi
tersebut.
Dengan
wawasan yang diperoleh melalui pendidikan diharap
kan seseorang dapat beradaptasi dengan
lingkungan-nya
dan
kemudian
memberikan
sumbangan
terhadap
perkembangan lingkungan tersebut.
Kegiatan
belajar
sebagai
inti
pendidikan
dengan
tujuan
meningkatkan
kemampuan
diri,
pada
lembaga persekolahan), non rormal (di lembaga atau
kegiatan pendidikan non formal), dan secara infor
mal (dalam ber.tuk interaksi dengan berbagai media
yang dapat menjadi sumber belajar, seperti ling
kungan keluarga, lingkungan kerja, atau media
masa). Dengan demikian belajar bisa terjadi dimana
dan kapan saja; termasuk di lingkungan tempat
seseorang bekerja. Ini berarti bahwa orang yang
telah lama bekerja pada suatu pekerjaan tertentu
akan lebih bar.yak tahu tentang pekerjaannya itu,
jika dibandingkan dengan yang kurang
pengalaman-nya. Sebagairana dikemukakan Ngalim Purwanto
(1984: 104) oahwa "makin sering seseorang
mengu-langi sesuatu, maka makin bertambahlah kecakapan
serta pengetahnannya terhadap hal tersebut, dan ia
lebih menguasainya"
Dari pernyataan di axas nampak bahwa dalam
bekerja
juga
xerjadi
proses
perkembangan' dalam
arti pertumbuhan tingkat keahlian atau juga
jaba-tan yang merupakan proses perkembangan pribadi
seseorang khusus dalam lingkup pekerjaannnya. Oleh
karena itu ada kecenderangan bahwa orang yang
berpengalaman dalam bidang itu akan lebih cepat
tugas yang harus diselesaikannya.
Berkaitan
dengan
perilaku
sukses
atau
gagal-nya
seseorang
dalam
melakukan
suatu
aktivitas,
tidak terlepas dari sesuatu daya yang mendorongnya
atau sering disebut dengan motif. Motif adaiah
"keadaan
dalam
pribadi
seseorang
yang
mendorong
individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu guna mencapai suatu tujuan" (Sumadi
Suryabrata
(1984:
72).
Dari
pengertian
motif
seperti
itu nampak bahwa motif
bukan
sesuatu
yang
dapat
diamati,
tetapi
merupakan
hal
yang
dapat
disimpulkan
karena
adanya
sesuatu
yang
dapat
disaksikan.
Motif
sebagai
suatu
dorongan
bisa
muncul,
diperkuat
atau diperlemah
oleh
faktcr-faktor
yang
datang dari luar diri seseorang ataupun dari dalam
dirinya sendiri. Motif dari dalam diri sendiri
biasanya
diaunculkan
oleh
karena
adanya
kesadaran
akan
kebutuhan
tertentu
yang
harus
dicapai.
Oleh
karena
itu
motif
dari
dalam
ini
lebih
banyak
mendatangkan hasil yang memuaskan.
Berkaitan dengan berhasil dan tidaknya atau
banyak
tidaknya
seorang
widyaiswara
menghadapi
mungkin berkaitan dengan motif
apa dan motif yang
bersumber
dan
mana
yang
mendorong
dia
menduduki
jabatan fungsicnal sebagai widyaiswara.
Atas dasar pemikiran sebagaimana diuraikan di
atas,
diduga
masalah
pembelajaran
yang
dihadapi
oleh para widyaiswara berkaitan erat dengan laxar
belakang
pendidikan,
pengalaman
kerja
dan
motif
berprestasi mereka.
Dengan
berbagai
pola pikir
yang
berkembang
serta hasil penelitian dan temuan yang sudah ada,
maka penelitian ini akan dibatasi pada aspek latar
belakang
pendidikan,
pengalaman
kerja,
dan
motif
berprestasi
hubungannya
dengan
masalah
pembela
jaran
yang dihadapi
para widyaiswara
di Lembaga
Diklat
Pemerintah
Daerah
Tingkat
I
Propinsi
Bengkulu.
2. Pertanvaan Penelit.isn
Atas dasar kerangka pemikiran dan
hasil studi
penjajagan
sebagaimana
diuraikan
di
atas,
serta
selaras dengan pembatasan masalah yang dilakukan,
maka
masalah
yang
dikaji
dalam
penelitian
ini
oirumuskan
dalam
bentuk
pertanyaan
penelitian
sebagai berikut:
yang dihadapi para widyaiswara di Lembaga
Diklat
Pemerintah
Daerah
Tingkat
I
Propinsi
Bengkulu?
b.
Apakah faktor
latar belakang pendidikan,
penga
laman kerja, dan motif berprestasi merupakan
faktor yang berpengaruh terhadap masalah pembe
lajaran yang dihadapi para widyaiswara di
Lembaga Diklat Pemerintah Daerah Tingkat I
Propinsi Bengkulu?
Masalah pokok tersebut di atas dirinci dalam
bentuk rumusan pertanyaan penelitian yang dapat
mengarahkan peneliti lebih spesifik sebagai
beri-kut:
1). Bagaimanakah kemampuan widyaiswara dalam
pe-nyusunan tujuan pembelajaran?
2). Bagaimanakah kemampuan widyaiswara dalam
me-nyusun pengalaman belajar?
3). Bagaimanakah kemampuan widyaiswara dalam
penyusunan materi pembelajaran?
4). Bagaimanakah kemampuan widyaiswara dalam
memo-tivasi peserta belajar?
5). 3agaimanakah kemampuan widyaiswara dalam
pem-binaan disiplin belajar?
per-19
hatiannya terhadap perbedaan individual peser
ta belajar?
7). Bagaimanakah kemampuan widyaiswara dalam
peng-gurvaan metode pembelajaran?
8). Bagaimanakah
kemampuan
widyaiswara
dalam
pemilihan dan penggunaan media pembelajaran?
9).
Bagaimanakah
kemampuan
widyaiswara
dalam
menciptakan ikiim belajar?
10).
Bagaimanakah
kemampuan
widyaiswara
dalam
melakukan evaluasi hasil belajar dan evaluasi
dampak latihan yang diberikan?
11). Adakah
pengaruh
latar
belakang
pendidikan
seorang widyaiswara terhadap masalah-masalah
pengelolaan pembelajaran yang dihadapinya?
12).
Adakah
pengaruh
pengalaman
kerja seorang
widyaiswara
terhadap
masalah-masalah
pengelo
laan pembelajaran yang dihadapinya?
13).
Adakah
pengaruh
motif
berprestasi seorang
widyaiswara
terhadap
masalah-masalah
pengelo
laan pembelajaran yang dihadapinya?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan suatu
model
alternatif
pembinaan
widyaiswara
sebagai
z v
kebutuhan dan masalah widyaiswara sendiri.
Untuk
keperluan
tersebut,
secara
operasional
dalam
penelitian
ini
diungkap:
(1)
gambaran
umum
masalah
pengelolaan
pembelajaran
yang
dihadapi
para
widyaiswara lembaga diklat
pemerintah dan (2) penga
ruh
faktor
latar
belakang
pendidikan,
pengalaman
kerja,
dan motif berprestasi terhdap masalah pengelo
laan pembelajaran yang dihadapi widyaiswara.
D. Manfaat Penelitian
1- Manfaat Teoritis.
Hasil
penelitian
yang
diperoleh
dapat
digunakan
sebagai tambahan pengetahuan dalam bidang pendidi
kan luar sekolah,
khususnya tentang temuan empirik
di
lapangan
berupa
masalah-masalah
pembelajaran
yang
dihadapi
para
widyaiswara
sebagai
tenaga
pendidik
dalam
kegiatan
pendidikan
orang
dewasa,
serta
teknik
upaya
penanggulangannya.
Dengan
temuan ini diharapkan memberikan masukan untuk
merumuskan konsep profil tenaga pendidikan dalam
pendidikan orang dewasa dalam konteks dimana
kegiatan pendidikannya berlangsung atas dasar
penugasan secara birokratis, dan bahkan melalui
pendidikan yang diseienggarakan
ini erat kaitannya
• Manfaat praKtjq.
a. Bagi
lembaga
pendidikan
tingsi tenS.a
i-™~-didikan,
khususnya
jurusan
pendidikan
luar
sekolah, menambah pengalaman empirik yang bisa
dimanfaatkan sebagai contoh kasus dalam pembe
lajaran (perkuliahan) di kelas maupun di
la-pangan. Melalui mata kuliah yang relevan dapat
mempermudah dalam merumuskan program penelitian
maupun
pengabdian
pada
masyarakat
terutama
untuk
membantu
masyarakat
khususnya
lembaga-lembaga diklat yang mempunyai masalah pembela
jaran .
b. Informasi
yang
diperoleh
dapat digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan
untuk
melakukan
pembinaan yang relevan dongan k=bu luha;rbel^ai
para peserta diklat di Lembaga Diklat Pemerin
tah Daerah Tingkat I Propinsi Bengkulu, dalam
menghadapi
permasalahan
yang
timbul
dalam
proses
pembelajaran
yang
dibina
oleh
para
widyaiswara.
Lembaga
penyelenggara
program
latihan
diharapkan
dapat
mengetahui
tingkat
kemampuan dan masalah pembelajaran yang dihada
pi para widyaiswaranya sehinga Informasi terse
T"' V- r*, r$ -y- rj yy, r . p v r ^ i n q 1
widyaiswara di lembaga
-i y~i r^ — T^' *=i TT* "i Ti r
E. Definisi Operasional dan Indikator
Sehubungan dengan pembatasan kajian
dalam pene
litian
ini,
berikut
diuraikan
batasan
(definisi
cperaional yang mengandung
indikator
pengukuran
atas
beberapa isxilah pckok (variabel) yang terlibat dalam
penelitian ini .
a.
I-jasalah
Pembelajaran :
masalah
yang dihadapi
widyaiswara
dalam
pengelolaan
pembelajaran
di
lembaga
diklat
pemerintah.
Masalah
pengelolaan
pembelajaran ini meliputi dimensi indikator :
(1)
penyusunan
tujuan,
(2)
penyusunan
pengalaman
belajar,
(3)
penyusunan
materi,
(4)
pemberian
motivasi
terhadap
peserta
latihan,
(5)
pembinaan
disiplin
dan
keterxiban
peseria.
(3)
oerhatian
terhadap
perbedaan
individual,
(7)
pemilikan,
pemilihan,
dan penggunaan metode/teknik
pembelaja->engaoaan, pemilinan i r< n e n
media,
(9)
penyusunan
iklim
kelas,
(10)
penilaian
hasil belajar,
(11) penilaian dampak pembelajaran.
pengalaman pendidikan yang pernah ditempuh wi
dyaiswara, baik pendidikan sekolah maupun pendi
dikan luar sekolah. Dalam hal pendidikan sekolah
akan dllihat dari indikator tingkat pendidikan
(pendidikan terakhir) dan jenis pendidikan (kepen
didikan dan non kependidikan). Dalam hal pendi
dikan luar sekolah akan diungkap yang berkenaan
dengan indikator jumlah/banyaknya program pendi
dikan luar sekolah yang pernah ditempuh widyaiswa
ra, isi/materi pokok program PLS yang diikuti,
serta model pembelajaran pada lembaga pembekalan
iai iyaiswara yang dipersepsikan oleh wi
dyaiswara .
c. perigalaaan Kerja; dalam hal ini dimaksudkan seba
gai keseluruhan pengalaman bekerja para widyaiswa
ra, yang mellpuxi indikator iamanya pengalaman
menjadi widyaiswara sampai saat dilakukan peneli
tian, jabatan-jabaxan lain yang pernah diduduki,
dan jumlah keseluruhan masa kerja di pemerintahan.
suatu pcla tindakan dan
A V j-,— -^ — D £j -v* t~,-*- c c -*- o r*-r '
perasaan yang berkaitan dengan usaha keras atau
perjuangan yang bertujuan untuk mencapai prestasi
'standard exceleent" dalam penampilan (Vilder
aotivasi berprestasi bisa dilihat sebagai faktor
motif sukses dan motif menghindari kegagalan
(Atkinson 1966:241).
Secara operasional motif berprestasi dalam
penelitian ini dimaksudkan sebagai upaya yang
dilakukan subyek sampel untuk mencapai prestasi
terbaik dan menghindari kesalahan atau kegagalan.
e. Widyaiswara: adaiah jabatan tenaga fungsional yang
mempunyai
tugas
pokok
sebagai
tenaga
pendidik
di
lembaga pendidikan dan latihan pemerintah.
Secara operasional yang dimaksud widyaiswara dalam
penelitian
ini adaiah tenaga widyaiswara di Lemba
ga Diklat Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi
BAB ill
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode dalam arti kata yang sebenarnya berasal
dari bahasa Yunani "metodos dengan arti cara atau
jalan",
(Koentjaraningrat,
1977:16),
yaitu
"persoalan
yang
menyangkut
tentang
cara
kerja,
untuk
memahami
obyek
yang
ditellti
atau
sasaran
ilmu
yang
bersang-kutan. Dalam hal ini metode yang digunakan adaiah
metode kasus" dengan penelitian secara
"kuall-t a "kuall-t i f na"kuall-turalis"kuall-tik".
Metode "studi kasus" menekankan pada satu aspek,
baik
mengenai
individu,
kelompok,
keluarga,
atau
komuniti secara mendaiam, intensif dalar.
kehidupan-nya.
Dalam penelitian
ini yang dijadikan
kasus
pene
litian adaiah peristiwa proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh para widyaiswara di dikiat-dikiat.
Cara ini ternasuk pula untuk memperoleh data tentang
aspek-aspek yang diduga
turut
mewarnai
atau
melatar-belakang!
perilaku
subyek
(sasaran
penelitian)
dalam
kegiatan sebagai widyaiswara.
Dalam pelaksanaan metode studi kasus ini, agar
maka dilakuksr. penelitian secara kualitatif na
Adapun tiri- dari penelitian kualitatif
an-,ara l a i n :
1
P e n
o
v e n ^
J sar.
4 m e m
5 m e n
p m e n
t—
-i m e i
8 m C i :
y pen
yan
1 Li m e n
j i_ m e n
n
1U 1
^ * - . -,
\ / m e i
1 o
mel 14 mel
15 m e n
-, — j
ib dis
Dipilih:
tolak dari :
Be
dat
pen
an dilakukan daiam "natura
.an sebagai "human instrumen";
ieskr ipt if ;
.gkan proses maupun produk;
makna;
:akan data "first hand";
in triangulasi;
_kan konteks;
L berkedudukan sama dengan
v e r i i i k a s i
i?atif :
;m:
orang
_n sampung purposir ;
.n aucio trail
m partisipasi tanpa menggangu,
"un-anallsis sejak awal;
; "emergent" (Nasution.S .988 is;
~etode tersebut, antara Iain bertitik
-apa a.Iasan yang logis antara Iain:
: toiak 'dari tujuan penelitian. dan
ig ingin diungkap, dimana menghendaki
.an atau metode yang memiliki
karak-: seperti metode studi kasus,
kuaiita-Hai tersebut bertitik toiak pula kepada
pendapat Koentjaraningrat (1977:17) yang
79
metode atau pendekatan, serta teknik, ' bukan
eebaliknya; dimana metode yang telah ada
menentukan obyek sasaran ilmiah,!.
2) Adanya kecenderu.ngan karakteristik keampuhan
dan kegunaan metode, dengan keunikan obyek
yang diteliti, di samping kemampuan yang
bersifat subyektif dari pihak pelaksana
pe-neliti.
3) Sehubungan dengan kelemahan dari metode ini
diantaranya bahwa hasil penelitian tidak
dapat berlaku umum, make, memang dalam peneli
tian ini tidak bermaksud untuk mencari ge
neralises!. Oleh karena itu merupakan metode
yang dipilih ini ada kecotokan dengan tujuan
dan masalah yang diteliti.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu "sumber informasi" dan "informan".
"Sumber informasi" ialah para widyaiswara yang
bertugas di diklat tersebut, baik yang sudah berpe
ngalaman maupun yang belum berpengalaman. Widyaiswara
yang dijadikan sumber informasi adaiah dua orang yanq
berpenga-o U
laman. Adapun yenq berlaku sebagai ri informan" adaiah
para penqelola diklat dan peserta diklat. Penqeiola
diklat terdiri dari satu orang. Dengan demikian
subjek penelitian terdiri dari 6 orang. Yaitu tiqa
orang sumber informasi dan 3 orang informan.
Yang dimaksud dengan sumber informasi adaiah
orang yang melakukan (menjadi) kasus penelitian, yang
memberikan data utama tentang diri sendiri dan latar
belakang kehidupannya. Dengan perkataan lain sumber
informasi ialah orang yang menceritakan tenting
dirinya sendiri.
Informan ialah subjek yang memberikan data
peiengkap tentang identitas kehidupan "sumber infor
masi" kehidupan kasus, yaitu orang yang menceritakan
orang lain (menceritakan kehidupan Wasus}.
Menyadari pentingnya kedudukan subyek penelitian
untuk memberikan jaminan terhadap hasil penelitian
ini, maka dalam uraian berikut disajikan proses
penelusuran sumber informasi dan kriteria
persya-ratannya.
1. Sumber informasi dan informan
infor-N
ig yang menoaai s^meiakukan
.kar: xentan;
nya senair D ^ U d : U : . a i i r — f , V--rr'iCi > .
h
,=->•-iwakan ^eiiuan^ Dumo-t^
kasus).
Proses peneiusuran kasu
formasi diawali dari wawancara dan sx
tasi, melalui Informan. wawancara d"~
lui informan yang terdiri dari peng
dan peserta Diklat masmg-masmg dua o
pula sxudi dokumenxasi yaitu melalui
ada di tangan per.gelola diklat, hal
untuk menentukan kriteria sumber
orang
\ i-c»i i.c:ig
s u m o e r m
-i _ a k u k a n m e i a
-eltla diklat
• -i £^ • iJ1 -_- ^ -L w ,_*
ttkumen yang
in i terutama
informasi
(kasus), yang ^ C l ^
k kriteria berper.^alaraam an , a an
an sebagai
a sedangkan
.wa (event)
ijaran pada
~-*i c y a i s w a r a
r_ sebab itu
.g yang ada
kriteria kurang (tidak) berpengalan
wioyaiswara.
Subjek penelitian ini ialah manu?:
yang menjadi obyeknya adaiah perist:
atau kasusnya, yaitu peristiwa pembel
diklat yang dilaksanakan oleh para
sebagai peiaku peristiwa tersebut. Die
peneiiti mencari kasus dari orang-or a:
uaiam p e n e i i n a n m i , a a t
suri dari informan (Pengelol;
r * * = * c * r u i n r t ^ r t o •> "** a i n
-cs. i v S
para peserta oikiat sendiri) yaitu mengenai data:
identitas; seperti nama, tempat, tanggal lahir,
pendidikan, pekerjaan, pengalaman bekerja,
ke-pangkatan dan seoagainya. Mengenai latar belakang
pendidikan dan pengalaman menjadi widyaiswara
terus ditelusurl, sehingga keteau subjek
informa-si/sasaran subjek yang benar-benar sebagai sasaran
subjek yang memiliki pengalaman sebagai widyaiswa
ra berpengalaman dan juga ditemukan widyaiswara
yang belum berpengalaman. Begitu pula latar bela
kang pendidikan keguruan dan yang bukan
berlatar-belakang pendidikan keguruan. Pemiiinan responden
atau sumber informasi( sasaran penelitian) de..gan
sendirinya perlu dilakukan secara purposif, yaitu
penetapan sampel berdasarkan tujuan tertentu.
Tegasnya sampel-sampel penelitian kasus kualitatif
cenderung menjadi lebih purposif dan pada sampling
acak (Miles dan Huberman, 1332: 47)
Dalam pemiiinan kasus (sasaran) penelitian
ini yang menjadi kasusnya ialah widyaiswara,
sedangkan yang merupakan lingkup latar belakangnya
o e r » c r- Z7 c t i 1 p m a u p u n
warga oeia.nar ( p e s e r t a ; o i k i a t n y a
. n a n (sumber informas:
n & n & i i r ;. iZj <z: c^v.-r^ j r, \.»
Hasan pemilihan lokasi penelitian.
.) Penelitian ini dilakukan di Ko"-'^^--ivs DT
II Bengkulu, mengingat Y". M a i , utytiiK o e r a a a
01 1 mgkat i L>i . rr op in si bengkulu kebetulan
berlokasi
di
Kodya
DT
II
Bengkulu,
artinya
terletak di
kota
besar
yang
cukup
strategis
dari fasilitas.
.) Letak
daerah
penelitian
masih
terjangkau
dengan rnudah oleh peneliti.
) Belum pernah
diteliti khususnya
oleh ling
kungan Perguruan Tinggi.
) Sifat
kursus
dilihat dari
peserta
sangat
heterogen, maka sangat menarik untuk
diteli-Dikia-u in i merupakan salah satu .ienis
PLS (Pendidikan Luar Sekolah).
6) Diklat ini kebetulan terbuka untuk diteli
ti can sangat mer.gnarapkan masukan demi
keIancaran dan perbaikan diklat seterusnya.
b. Alasan (kriteria persyaratan) bagi kasus.
terdahulu, oanwa peneiu
yang telah dig'ariskan
suran kasus dilakukan
informan dan kemudian
"*"- /"* ^t "V- *""> "^ ^* >*"•K~- ^i S~+ '""j Vi /*""• ^"' ^— ™> ^- "***!
. i C u l d . b 6 r ud-Q d.p 5 c i^ -lclP
^moC'l \ Cph'"prfrfC| r-{ "j f- £± —
r>•»* irt p <=? "i '': v ?=•: n c? *t"f £* m «=- r> n h i
m e i a i u i w a w a n c a r
>n k a s u s ;,
r c f ->. p. r-, *=-- r* q -,
a keps
n g an w j
i *r: K ij •»* q r
;umber
^. ,-. 4- .-, r, i o. u e l l .
C. Tahapan Kegiatan Penelitian
Adapun ketiga prosedur pokok dan komponen dalam
penelitian kualitatif mi aoa;aj; sebagai berikut.
1. Pembuatan Ran cangan Penelitian.
Pada tahap ini peneiiti sebagaimana layaknya
penelitian
Ilmiah,
maka
peneiiti
menyusun
desain
penelitian
dengan
sebelumnya diawali
oleh
persia-pan-persiapan
antara lain
: memilih masalah,
studi
pendahuluan,
merumuskan
fokus
penelitian,
memilih
pendekatan, menentukan sistem pola yang dianut dan
sumber data.
Kemudian berkonsuitasi kepada para pakar di
bidang PLS, terutama mengenai aktual tidaknya
masalah yang dipilih dalam hal ini masalah pembe
lajaran
widyaiswara
di
diklat
tingkat
Sepala
^ _" I . . . 4.
. JT^ L. L. Jl u j i u i i .-. ^~. W| •% >-. r-. -y. r-. V- o
rV[ £* F< f \ :h T -i<T:T C*"< =•' 1
s e h r n g g s masalah penelitian disetujui untuk
dite-.r-s-^an
-"elaksanaan ir'ene.
z t i . u a . tahap ini peneiiti melakukan kegiatan
c-«n *-i l.» cj r e i i P U '
i i n s t r i
can membuat
D a i a m
t z<t -< t r t o h ^
-• -> -• rr: f=: r*> p fi T ' "• •-* ~ T? "' T-' Q X "^ ! ^ T^t ^ >"< ^ —7"r'
:en, mengumpuikan data, anal:
kesimpuian temuan penelitian
.onteks penelitian kasus ^- .=,—;
pa peiaksanaan dikeroakan
: ' an berlangsung. Misalr:
data,
s e i a m a p e n e _ i x i
e o e _ u m c a n
pembuatan
, w a w a n c a
-a s i .
Demi-a n Demi-a i i s i s ,
sepanj ang
m s t r u m e n :
r a , maupun
kian hainy;
serta perni
Yang
bahwa i n s t :
c- cj n fs r-' c7 »/ Q T'
•m i "> p T n c> v* f p ?
lah pe'heli'
l i t ! l a t a r
ilk oerupa peuoman ooservasi
pedoman untuk studi dokument
dengan pengumpulan data dan
:atan kesimpuian dilakukan
;rlnsip dalam penelitian ir
:men penelitian ialah peneli
edoman obsexvasi, wawancara
yaan kunci (pokok) untuk
me-ian diantaranya pertanyaan u
jelakang kehidupan kasus.
jejndi r
i , J. ~ TZ . 1 <_.
nanya
me-buka
mene-L an £ k a Yi i n i iris r
"T •>v j_ *-n -o r"i t*o-?^-;t_rO._i.oL-i <^iq<__v _!—L-lnLi :;i q t ' i v ;
berakhir, sekalipu;
lam proses penelit:
tan analisis data.
upakan puncaR kegiatan
penen-n setelah penelitian lapangan
iaporan ini telah dimulai
da-•enulisan Iaporan dalam
peneli-.an menjurus kepada penulisan tesis sebagai
ruatu Rarya nmiah
D. Teknik Pengumpuian dan Analisis Data.
??aa bagian ini terdiri dari instrumer
tian, teknik pengumpulan data, Analisi:
akhir Penelitian.
d a La, dan
i _-• T -«• 1
Dalam tahap ini penelitilah yang berperan
sebagai instrumen r,cr, ol ntian. fenP i n t ! i fi o e r p e r a
langsung berinteraksi dengan sumber data (sumber
informasi) dalam suatu wawancara bebas dan menga
mati situasi sosial (dalam Diklat) serta informasi
yang tersedia seperti dokumen wawancara dilakukan
diusahakan yang dapat mengungkapkan l u d . I i i y i.li<
.c: L u U ; y "•"6 U A -. „ 4- ^. ~ A ,. ^. _
Ran. Artinya daiam hal ini peneiiti. berusaha
bebas dan lugas mengemukakan data yang diperlukan
oleh peneiiti.
Daiam kesempatan ini selain peneiiti berusaha
mengungkap data dengan pedoman atau pokok-pokok
pertanyaan yang teiah dipersiapkan, juga dilakukan
pengecekan-pengecekan data yang telah diungkapkan
tercahuiu, maksuunya supaya yan< !.*£>>v. i •) L* --• >.» c--r<
I j.?_•-U O.i i.t^. X I.OL J I
dahulu dengan yang sekarang dikesukakan ada
kai-tannya atau tidak.
Dengan cara ini sekaligus berusaha
mempalida-sikan data secara terus menerus sejak awai sampai
akhir penelitian.
Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adaiah wawancara yang mendalam dengan respcnden
dan melakukan pengamatan langsung (participant
observation) terhadap situasi di diklat. Di
sam-ping itu peneiiti melakukan kajlan dokumen yang
ada hubungannya dengan masalah pembelajaran dan
kasus dari sumber informas:
tian.
Selama pengamatan pene!
seoag;
tetap melakukar
r u n tfcii pengamatan untuk memperjieias hasil c a n su
'ang tioak terungnap dengan wawancara
;ai.a y
jiiat yang aigunakan seiam peooma
dan pedoman observasi, juga peneiiti
diri dengan folmulir isian, tape reccr
catatan lapangan
h n f .
p n o
P a n g a n
An a 11s1s Data
Tahapan analisis yang dilakukan sesuai dengan
pendapat Miles dan
Huberman (1392:16) bahwa:
"ana
lisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi
secara bersamaan yaitu: redaksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpuian atau verlfikasi.
Pelaksanaan analisis baik selama pengumpulan
data maupun
analisis di daiam kasus yang dilakukan
dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
nengantar-kan peneiiti kepada suatu kesimpuian penelitian.
Singkatnya, penelitian ini menyajikan data
mulai dari pembuatan deskripsi hasil penelitian,
pembanasan (interpretasi) dan pembuatan kesimpuian
(evaluasi).
Deskripsi merupakan penggambaran apa adanya
sesuai dengan data yang diungkap dari lapangan,
sedangkan
interpretasi
adaiah
membuat
perubahan
yang
dikaitkan
dengan
teori-teori
yang
relevan,
c? o Y' T ' j I p m n o v1
.4. ^ <*. j - *
melengkap i
w O .J -. untuy. p6n^uEi_. aiz.aupi ixuk mempertentangK
.ni pada hakekatn
. e o r i baru s e s u a i d -« A r~: £•' C" ?3 ~!
n a - i i . -L ^ io *>* ~) cli i d J L o j . o
1 C 1 T T< +• £> / i e n y i
.P penelitian k u a l i t a t i f .
' e n v e i e ss i s n Akhir P e n e l i t i a n
in ini dilakukan dalam- j u . x o i . i u jangka wak
' 6 is> f i f ;a peneiusuran kasus agak beragam
tansi yang ada di Propinsi DT I
a ; o e r x a ^ a i
-erungkap antara lain
; eiiiU r.ii.i
.e i a s a ;
s e r p e n ;
ngga
~.^le i a m
,g pendidikan rormai maupun pendidikan ai
ikolah yang merupakan pemberi warna atau
:aruh kepada seseorang widyaiswara
se-terungkap perbedaan antara yang berlatar
g pendidikan keguruan dan non keguruan.
itu terungkap variasl pengalaman kerja
7-..a ^ T t i ^*~i ^ '!•'• i~'y~t p e n i a R U prose:
pemoe
Terooss
ajaran sebagai wioyaiswar;
h s s r v a s i w -^.i t _, r_-. !"-i *£' V*- O T2 "* '
--• a xO. •-' -x.'lyaiswara, baik •
i a a n , maupun ev;
karyanya
h a s i l - h a ;
i n v e r . i , a r i s a s i kemaiujj_ia.i
i C; \ -•_( **•• V; o cr* -i t r-i ^i >* (L> vi r* o t*. *z- o --* ; u l u - . ^ I xtx w3 _x .x. | - ' C x C i i u - a n u . u ; i j
iluasi, dengan indikasi
antara l a i n berupa
:vaiuasi yang
i. -_3 CX jfi. C. -L OL L» O". -X. CLL^
xerdokument d i d i k l a t .
c. Menemukan periiaku-perilaku Widyaiswara dan
cara-cara berpikir sebagai widyaiswara. Sehing-- Cj "**• rj >Zi r^j^> ^. ~fSehing-- berdasarkan krixeria, adanya
widyaiswara yang memaoai (,pror esionai.) dan yang
Rurang memadai (kurang profesional).
d. Memperoleh kejelasan tentang esensi masalah
pembelajaran di Dikiax khususnya masalah pembe
lajaran yang dirasakan oleh pars widyaiswara
baik yang sudah berpengalaman maupun oleh
mereka yang belum berpengalaman.
E. Validitas Hasil Penelitian
Untuk dapat dikatakan sebagai karya ilmiah
penelitian kualitatif yang dilakukan ini diusahakan
perlu memenuhi beberapa kriteria meliputi;
kredi'oili-^r:H^r,-i 1 -i f oc- A~ ' rt
....i ^ u. ^ J. J. j. :_•^ ^ . ^ a.
<•t=. r,- r-.
-*-•---^ w '-.. _'
Beberapa upaya yang dilakukan untuk
memenuhi kriteria keabsahan penelitian adaiah :
Dengan mempertimbangkan mendesaknya batas waktu
penelitian, peneiiti menooba memanfaatkan waktu
yang dapat digunakan. Pada awai penelitian,
pe-ngumpulan data dilakukan pada situasi yang na
tural (alami). Kekosongan kegiatan pada bebera
pa sisi sasaran penelitian, oimanfaatkan untuk
mengadakan pertemuan dengan pengelola diklat
dan peserta didik-diklat.
Keberadaan "sumber informasi" atau subjek sa
saran kunci yang sanggup memberikan informasi
tentang berbagai kegiatan diklat, mendukung
termanfaatkannya waktu penelitian yang reiatif
singkat. Dalam pemanfaatan waktu penelitian,
peneiiti mencoba mengamati berbagai environmen
tal input Diklat, yang ada pada lembaga dan
se-keliling lembaga diklat.
b. Triangulasi
Triangulasi dilakukan untuk memeriksa kebenaran
data tertentu dengan membandingkanny£ A .
yang dilakukan dalam rangka triangulasi ini
adaiah :
1) membandingkan hasil wawancara dengan ha
^ -. >r(orr»ri ^ *£xj any ale s u o c-.' n w t - . o Y '
c. AecuKupan r e r e r e n s i
Sejak awai catatan kecii dan reRaman suara
dibuat untuk merekam hasil pengamatan yang
ditemukan. Rekaman hasil wawancara dipindahkan
ke. dalam bentuk Iaporan lapangan setelah
dipa--dukan dengan hasil observasi. Pada pemberian
informasi yang dilakukan dalam suasana natural,
urtuk peneiiti yang memang terbatas, pembuatan
iaporan lapangan dilakukan pada setiap malam
hari setelah observasi dan wawancara dilakukan.
d. Member chech
Member chech dilakukan untuk menghindari kesa
lahan penafsiran. Member chech dilakukan lang
sung setelah responden mengemukakan pendapat/
pemikiran yang sukar dimengerti oleh peneiiti,
ataupun setelah seluruh wawancara selesai di
lakukan .
Pada akhir wawancara mengulangi garis besar ha
sil wawancara. Dengan kedua cara ini kekeliruan
yang mungkin terjadi telah dapat dikurangi.
e. Audit t r a i l
dilapor-i'i. c_^i i UCi i t . i t i a n m i , maka
igan Reterangi
a n d i i a m a n a
yang d i ri e r o i e n o i c ai
Iaporan lapangan de
informasi diperoien
W d h u a i d UcLx. U ^ ~> c: ^ v a oi (pengamatan)
r m a s i
:.T~!-r- n i.'
Q a r l Baii a
.i a R u R a n
A e rana s i a an
Guna menjamin kerahasiaan, maka semua informasi
yang diberikan oleh sumber informasi (sasaran
subjek), diupayakan hanya diketahui oleh pene
iiti. Data yang diberikan oleh responden (sasa
ran subjek) yang satu tidak diperlihatkan ke
pada responden lainnya.
x.- ^ . ; j.o j
reneiitian ini oertujuan untuR
gambaran tentang masalah pembelajaran
ra) oi diklat Sepala. Oleh karena
mengungkap permasalahan, juga
potensi-ada dapat terpecahkan. indikator mut
vie n o ap a x k an
(widyaiswa-itu selain
jotensi yang
yang caik
1
LilK-dapat digunakan paaa situasi-sixuasi
lat yang seienis dengan mempertlmba
aspek yang mendukungnya.
3. Depentahilitas dan Konfirmabilitas
.ngkan
'. U nJ.U K K ciH
^-i£j "*•£j
•an penelitian naturaiistik
dilakukannya proses "audit
m m i proses "audit trail"
: i e n p e n s , i t i s e :
s s u n o a t ;
~ ^ T 54 —
mentah yang diperoleh melalui
oentuk catatan lapangan,
me-rt rj Y-i Yt'< tZj f~:CZ. *>
_ j_ i— -i. u di'v*,
a t a u k a t a g o n m r o r
--psikannya sebagai i i i U X X .
e r u m u s k a n k e s i m p u i a n s e o a g a i
C2 -. y> -r £j Q "! c*
^eiaporkan proses pengumpuian data.
Kegiatan
data a: .
pada tat
paaa outir a diiakuk
apangan. Kegiatan buti
IV n a_n nei. _ a La.nwr c ^
seiama pengumpuian
tir b, dan c dijelaskan
jUtir d diuraikan pada
F. Tempat dan Penjadwalan Waktu Penelitian.
Perielitian Ini ciiskukan dengan cara memperoleh
data dari sumber informasi atau responden widyaiswara
Diklat tingkat Sepala yang terdapat di Propinsi DT I
Bengkulu tepatnya di Kodya DT II Bengkulu. Selain itu
Diklat, yang seluruhnya berdomisili di Kodva DT
Pelaksanaan penelitian lapangan dilaksanakan
dalam j a; waktu 5 bulan terhitung dari awal bula:
impai dengan awal Juii 1334.
engalokasian waktu penelitian cukup lama.
1.
Lokasl
daerah
tempat
tinggal
responden
dengan
lokasi peneiiti relatif berjauhan. Walaupun
sasa-2. Tidak seluruh data yang terungkap oleh satu
teknik pengumpul data, seperti dengan wawancara
saja, namun dlperlukan pula dengan observasi/
pengamatan yang cukup memerlukan waktu tertentu
untuk tiap kali observasi.
3. Pengungkap data secara kualitas dengan berba
gai implikasi untuk terjaganya keabsahan peneli
tian (validitas data) ternyata memerlukan waktu
yang relatif lama.
Secara rinci penjadwalan waktu pelaksanaan peneli
tian, penulisan tesis, dan ujian selengkapnya dimulai
dari bulan -Juni 1333 sampai dengan awal November 1334
meliputi kegiatan sebagai berikut:
p e n e l i t i a n ,
Pembuatan c
r a ps
b u l a n
96
. I a n .
' _ ' —i; r-. i_J i: l e s i i D u i a n
l i n t ; = p*ngc:ii
a t a s e i a m a d o u i a r
dalam waktu
*,-. t -. ^.
aporan hasil penelitian
iCTir"! n i '--.'!\ ' dan melaksanakan iaporan kemajuan pene—
proqres report), ujian tahaq I tahap II
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam bab ini akan dikemukakan kesimpuian dan
rekomendasi, dari penelitian yang berjudul
"Masalah-masalah Pembelajaran Yang Dihadapi Widyaiswara Di Diklat
Pemerintah Daerah Tingkat I Bengkulu".
Kesimpuian akan terdiri dari kesimpuian umum dan
kesimpuian khusus. Kesimpuian umum merupakan jawaban
terhadap masalah umum penelitian dan kesimpuian khusus
merupakan jawaban-jawaban terinci terhadap masalah yang
merupakan indikator dari masalah penelitian pada umumnya
begitu pula halnya tentang Rekomendasi.
A. Kesimpuian.
Mengacu kepada masalah penelitian, yang
dirumus-kan dalam bentuk pertanyaan, maka untuk mengingatkan
kembali berikut ini dikemukakan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah gambaran umum masalah pembela
jaran yang dihadapi para widyaiswara di lembaga
Diklat ?
2. Apakah faktor latar belakang pendidikan, pengala
yang berpengaruh terhadap masalah pembelajaran
yang dihadapi para widyaiswara di lembaga Diklat ?
1. Kesimpuian Umum Temuan.
Sesuai dengan dua permasaiahan pokok di atas
maka secara umum penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a. Dengan memperhatikan berbagai indikator perma
saiahan, maka secara umum "proses pembelajaran"
masih menunjukkan "permasaiahan" yang masih
memungkinkan untuk diperbaiki (disempurnakan)
dengan memperhatikan berbagai aspek yang diduga
sangat mempengaruhmya.
b. Faktor latar belakang pendidikan, pengalaman
kerja dan motif berprestasi ternyata berpenga
ruh terhadap masalah pembelajaran yang dihadapi
para widyaiswara.
2. Kesimpuian Khusus.
Kesimpulan-kesimpulan khusus ini merupakan
indikator dari kesimpuian umum yang teiah dikemu
kakan di atas secara berurutan akar: dikemukakan
mulai dari masalah pembelajaran kemudian sampai
pengalaman kerja dan
motif berprestasi).
a. Masalah pembelajaran.
1). Dalam menyusun tujuan, pengalaman belajar,
materi pembelajaran dan evaluasi hasil
belajar, yang tercakup dalam kemampuan
merencanakan pembelajaran, masih dapat
dikatakan kurang mampu, tanpa dibantu oleh
tin khusus pihak penyelenggara. Namun
demikian kemampuan minimal telah dipanami,
sehingga tidak menghamoat proses pembela
jaran secara keseluruhan, hanya jika
dihu-bungkan dengan kriteria persyaratan sebagai
widyaiswara (Tenaga Kependidikan) yang
profesional, masih belum mencapai kriteria
ke m ampu an ny a .
2). Dalam pelaksanaan memberikan Apersepsi,
pre-test, memotivasi peserta didik, disi
piin, perhatian terhadap perbedaan indivi
dual, memilih dan menggunakan media, me
tode, serta alat evaluasi, secara keselu
ruhan masih beium menguasai sebagai
tun-tut an tenaga profesional seorang widyaiswa
ra (class mangement).
dalam proses PBM, masih memungkinkan dapat
dioptimalkan dengan upaya meningkatkan
kemampuan profesional seorang widyaiswara
yang ideal.
3). Dalam melakukan evaluasi termasuk membuat
aiat evaluasi masih menunjukkan proses
cara-cara evaluasi dalam pendidikan formal
persekolahan, walaupun cara-cara ke arah
evaluasi pendidikan orang dewasa (POD)
sudah mulai dilakukan. Dengan demikian
kemampuan untuk ditingkatkan masih sangat
m e mu n g k in k an .
b. Faktor latar belakang pendidikan, pengalaman
kerja dan morif berprestasi.
I). Pengalaman pendidikan khususnya pendidikan
khusus di Lembaga Pendidikan Tenaga Kepen
didikan (LPTK) yang secara khusus dibina
/dilatih dalam proses pembelajaran, ternya
ta sangat berpengaruh, hal ini terbukti
dengan tidak adanya yang berlatar belakang
LPTK ternyata kemampuan sangat minim antara
lain ditandai dengan kurang mampu dalam
a) menyusun TIK
ISO
c) menyusun materi yang tepat
d) dalam memotivasi peserta dikiat
e) dalam pembinaan disipiin
belajar
f) dalam perhatian terhadap perbedaan indi
v i d u a 1
g)
memilih
media,
metode,
dan
teknik
bela
jar
h) menciptakan
iklim belajar.
2)
Pengalaman
kerja
ternyata
berpengaruh
pula
terhadap kemampuan widyaiswara dalam pembe
lajaran di dikiat.
Hal
ini ternyata semakin
berpengalaman,
dia semakin menguasai materi
dan
permasaiahan
yang
dihadapi
sesuai
de
ngan
spesialisasi
yang
teiah
lama
ditekuni
Lidlama bekerja di jabatan struktural.
3)
Motif berprestasi ternyata sangat berpenga
ruh kepada •oses m a u p u hasil pembeia
jaran. Semakin tinggi motive berprestasi
widyaiswara
maka
iklim
belajar
dan
hasil
belajar
peserta
diklat
semakin
tinggi
dan
sebaliknya motive berprestasi widyaiswara
seiring dengan motive memperpanjang masa
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian yang
telah
disimpulkan,
baik
berupa
potensi
maupun
perma-saiahan-permasalahan
yang
muncui,
maka
untuk
pemeca
han
atau
mengurangi
permasaiahan
tersebut,
dapat
dikemukakan beberapa rekomendasi. Rekomendasi untuk
pemecahan masalah penelitian
ini yaitu bagi praktisi,
rekomendasi bagi
tenaga
akademis di
PT,
maupun
reko
mendasi bagi para peneiiti yang
lain dalam kasus yang
relatif sama.
Rekomendasi untuk pemecahan masalah penelitian
widyaiswara _d_i diklat DT, _I Propinsi _3en.gkulu
antara lain.
a) Mengingat
masalah
pembelajaran
dalam diklat
yang
dibina
oleh widyaiswara yang
bukan
berla-tar
belakang pendidikan (LPTK),
ternyata berma
salah,
sekitar profesi keguruan,
maka hendaknya
para
calon<