• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG KELAS VA SEMESTER II SDN 2 LANGENSARI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG KELAS VA SEMESTER II SDN 2 LANGENSARI KABUPATEN BANDUNG BARAT."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN

RUANG KELAS V-A SEMESTER II SDN 2 LANGENSARI

KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Restu Pujiantara

0902919

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

(2)

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN

RUANG KELAS V-A SEMESTER II SDN 2 LANGENSARI

KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh Restu Pujiantara

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Restu Pujiantara 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN

RUANG KELAS VA SEMESTER II SDN 2 LANGENSARI

KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh Restu Pujiantara

0902919

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR………...………... ii

DAFTAR ISI…...………. iv

DAFTAR TABEL………..………. vi

DAFTAR GAMBAR………...………...……… vii

DAFTAR BAGAN ………..…….. viii

DAFTAR LAMPIRAN………...……….……

ix

DAFTAR GRAFIK ………...………...

x

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Masalah………..

1

B. Rumusan Masalah………... 5

C. Hipotesis Tindakan……….……….

6

D. Tujuan ………..………...

6

(6)

F. Definisi Operasional……… 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA……….………... 9

A. Pendekatan Matematika Realistik………... 9 1. Pengertian Pendekatan Matematika Realistik………...

9

2. Prinsip-prinsip Pendekatan Matematika Realistik………... 11

3. Kelebihan Pendekatan Matematika Realistik……….. 13

4. Kelemahan Pendekatan Matematika Realistik……… 14

B. Matematika di Sekolah Dasar……… 15

1. Pengertian Matematika………....

15

2. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar……….. 15 3. Ideal Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar………...

17

4. Bangun Ruang di kelas V SD………..…. 18

C. Penerapan Pendekatan Matematika Realistik pada Mata Pelajaran Matematika

Materi Bangun Ruang………... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………

24

(7)

B. Model Penelitian………... 25

C. Subjek Penelitian………...… 26 D. Prosedur Penelitian……….... 26 E. Instrument Penelitian………. 30 F. Pengolahan dan Analisis Data………..…. 31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. 33 A. Deskripsi Sekolah ………. 33 B. Hasil Penelitian………... 35

C. Pembahasan………... 67 BAB V SIMPULAN DAN SARAN………... 71

A. Simpulan………... 71

B. Saran………... 72

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Dasar adalah salah satu lembaga pendidikan yang berada di Indonesia, Sekolah Dasar pun merupakan satuan pendidikan yang harus ditempuh oleh masyarakat terutama anak usia sekolah sebagai sebagai syarat untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Sekolah Dasar memiliki tujuan, menurut Alimah (2012) tujuan pendidikan Sekolah Dasar dapat diuraikan secara terperinci sebagai berikut:

1. Memberikan bekal kemampuan membaca, menulis dan berhitung

2. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya

3. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan di SLTP

Untuk mencapai tujuan tersebut di Sekolah Dasar memberikan beberapa mata pelajaran baik yang wajib maupun muatan lokal. Salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar yaitu matematika. Matematika merupakan mata pelajaran wajib di Sekolah Dasar begitupun pada jenjang yang lebih tinggi yaitu pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Sesuai dengan KTSP (2006) bahwa “… matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama”.

(9)

2

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual teaching). Dengan mengajukan masalah kontekstual peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika.

Berdasarkan kurikulum di atas memang matematika hendaknya menggunakan pengenalan masalah terlebih dahulu dalam awal proses pembelajaran dan diberikan bimbingan untuk menuju kepada penguasaan konsep matematika, dengan adanya pengenalan masalah awal yang diberikan kepada siswa akan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna karena pengenalan masalah tersebut berasal dari kegiatan dan lingkungan sehari-hari siswa.

Dalam mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar ada beberapa materi yang harus diberikan kepada siswa baik itu dikelas rendah maupun dikelas tinggi, salah satu materi yang diajarkan dikelas lima yang merupakan salah satu kelas tinggi adalah mengenai bangun ruang yang dalam kalender akademik masuk kedalam semester genap. Dalam materi bangun ruang ada beberapa bangun yang harus diajarkan kepada siswa kelas lima.

(10)

Tabel 1.1

Data hasil nilai Ujian Tengah Semester mata pelajaran matematika kelas Va

NO Inisial Nama Nilai

1 AS 45

2 AF 40

3 AN 10

4 AA 63

5 CS 13

6 DR 3

7 DP 78

8 DI 5

9 DC 38

10 ES1 15

11 ES2 13

12 FM 17

13 FW 22

14 FA 12

15 FH 15

16 IS 18

17 IY 10

18 JV 12

19 KA 50

20 LK 12

21 LA 15

(11)

4

Rata-rata 24,09

Berdasarkan observasi pun siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa berani mengungkapkan pendapat secara beramai-ramai, masalah tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yakni pembelajaran yang terjadi monoton dan pembelajaran yang berpusat pada guru. Pada saat pembelajaran siswa dirasa kurang kreatif dalam berpikir mengenai materi matematika yang akan diajarkan, juga dalam pembelajaran kurang menggunakan media sehingga proses pembelajaran menjadi kurang optimal.

Salah satu cara yang dapat digunakan dalam mempermudah dan mengoptimalkan pembelajaran adalah dengan memilih pendekatan atau strategi maupun media yang tepat dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran juga kondisi siswa itu sendiri. Sesuai dengan masalah yang telah ditemukan diatas salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika adalah Pendekatan Matematika Realistik.

Pendekatan Matematika Realistik ini diawali dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan siswa itu berada kemudian diberikan penghubung oleh guru untuk menghubungkan kepada konsep matematika, menurut Suwangsing dan Tiurlina (2006: 136) mengungkapkan bahwa:

Pembelajaran Matematika Realistik diawali dengan fenomena, kemudian siswa dengan bantuan guru diberikan kesempatan menemukan kembali dan mengkonstruksi konsep sendiri. Setelah itu, diaplikasikan dalam masalah sehari-hari atau dalam bidang lain.

(12)

meningkatkan hasil belajar siswa, Becker & Selter (Suherman et al, 2003: 143) bahwa:

Siswa yang memperoleh pembelajaran dengan Pendekatan RME mempunyai skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan tradisional dalam hal keterampilan berhitung lebih khusus lagi dalam aplikasi.

Dari dua pendapat diatas dapat membuktikan bahwa Pendekatan Matematika Realistik yang dilaksanakan dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Berdasarkan pemaparan diatas peneliti menduga hasil belajar siswa dapat meningkat melalui Pendekatan Matematika Realistik, dan berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Kelas Va Semester II SDN 2 Langensari Kabupaten Bandung Barat”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas penulis membuat rumusan masalah yang terdiri dari umum dan khusus. Rumusan masalah secara umum adalah bagaimana penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang kelas Va semester II SDN 2 Langensari Kabupaten Bandung Barat.

Rumusan masalah secara umum dapat dipersempit lagi menjadi lebih khusus, rumusan masalah ini adalah sebagai berikut :

(13)

6

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Matematika materi bangun ruang untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas Va melalui penerapan Pendekatan Matematika Realistik?

3. Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang di kelas Va melalui penerapan Pendekatan Matematika Realistik?

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian toritis yang telah dilakukan penerapan Pendekatan Matematika Realistik pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas Va SDN 2 Langensari Kabupaten Bandung Barat

D. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah menjawab rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas yang dibagi kedalam tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum yang ingin dicapai oleh penulis adalah untuk mendapatkan deskripsi mengenai penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang kelas Va semester II SDN 2 Langensari Kabupaten Bandung Barat.

Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis adalah untuk mendapatkan deskripsi mengenai:

(14)

2. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran matematika materi bangun ruang untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas Va semester II SDN 2 Langensari Kecamatan Bandung Barat melalui penerapan Pendekatan Matematika Realistik. 3. Hasil belajar pembelajaran mata pelajaran matematika materi bangun ruang kelas

Va semester II SDN 2 Langensari kecamatan Bandung Barat melalui penerapan Pendekatan Matematika Realistik.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah maupun penulis itu sendiri, manfaat tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a) Aktivitas pembelajaran menjadi lebih interaktif b) Hasil belajar siswa dapat lebih meningkat 2. Bagi Guru

a) Semakin bertambah wawasan mengenai teori dalam pembelajaran matematika dalam hal ini Pendekatan Matematika Realistik

b) Pendekatan yang telah dipraktekkan dapat diterapkan oleh guru pada pebelajaran selanjutnya

3. Bagi Sekolah

a) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran SDN 2 Langensari pada pelajaran matematika.

b) Sebagai motivasi untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang beragam

F. Definisi Operasional

1. Pendekatan Matematika Realistik

(15)

8

awal siswa sangat penting untuk mencapai pemahaman matematis dan dibutuhkan sebuah penghubung untuk menghubungkan antara pengetahuan awal siswa menuju pemahaman matematis suatu konsep matematika. Pendekatan Matematika Realistik ini memiliki beberapa prinsip yaitu pemberian masalah kontekstual, pemodelan, pemanfaatan hasil konstruksi siswa, interaktif, pengkaitan dengan materi lain dalam matematika.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang muncul dan dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses kegiatan belajar, yang mana kemampuan-kemampuan tersebut tergambarkan dalam indikator sebagai penjabaran dari kompetensi dasar yang termuat pada RPP.

3. Matematika

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum Sekolah Dasar yang dalam pelaksanaannya dapat menerapkan pemecahan masalah. Standar Kompetensi yang akan diteliti pada mata pelajaran matematika ini adalah SK 6 yaitu memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun, dengan KD 6.2 mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang sederhana dan 6.3 menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana.

4. Materi Rangun Ruang

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneltitian Tindakan Kelas diambil karena dengan metode ini diharapkan dapat memaksimalkan kualitas dari sebuah pembelajaran. Sesuai dengan pendapat mengenai Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Hopkins yang dterjemahkan oleh Achmad Fawaid (2011: 1) bahwa:

Penelitan kelas (classroom research), yang saya rujuk disini, merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk meningkatkan pengajarannya dan pengajaran kolega-koleganya, untuk menguji asumsi-asumsi teoretis praktik pedagogis, atau untuk mengevaluasi dan menerapkan prioritas-prioritas sekolah secara keseluruhan.

Berdasarkan pendapat Hopkins diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini dapat meningkatkan pengajaran serta dapat menguji pendapat atau asumsi yang ditemukan oleh guru yang dilakukan demi meningktnya kualitas pembelajaran. Selain pendapat Hopkins diatas ada pula pendapat mengenai penelitian ini yaitu dari Mills (Hopkins yang diterjemahkan oleh Achmad Fawaid, 2011: 88) bahwa:

Penelitian tindakan merupakan penyelidikan sistematis yang dilaksanakan oleh guru peneliti dengan mengumpulkan informasi tentang bagaimana sekolah mereka bekerja, bagaimana mereka mengajar, dan bagaimana siswa belajar. Informasi ini dikumpulkan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman, mengembangkan praktik refleksif, memengaruhi perubahan-perubahan positif dalam lingkungan sekolah dan praktik-praktik pendidikan secara umum dan untuk meningkatkan hasil-hasil pembelajaran siswa.

(17)

25

informasi kemudian dilakukan refleksi yang menghasilkan perubahan kearah yang lebih baik.

B. Model Penelitian

Peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas, dimana Penelitian Tindakan Kelas memiliki beberapa model dalam penerapannya berdasarkan pendapat berbagai ahli, dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan model dari Kemmis dan Mc Taggart. Adapaun alur atau langkah penelitian dari model Kemmis dan Mc Taggart tersebut menurut Bakharuddin (2012) adalah sebagai berikut:

(18)

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa alur atau langkah dari model Kemmis dan Mc Taggart itu terdiri dari empat alur atau langkah yaitu dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, penagamatan atau observasi dan refleksi yang kemudian kembali lagi ke langkah awal sesuai jumlah siklus yang diinginkan atau diharapkan. C. Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 2 Langensari Kabupaten Bandung Barat pada siswa kelas Va, dimana jumlah siswa yang akan dijadikan subjek peneltian berjumlah 21 orang siswa terdiri dari 9 siswa laki-laki dan sebanyak 12 siswa perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti malakukan beberapa tahapan yaitu tahapan persiapan dan tahapan pelaksanaan. Dalam tahapan persiapan sangat penting karena ini merupakan kegiatan awal yang memang harus benar-benar dipersiapkan baik yang bersifat tekhnis maupun administrasi, setelah tahap persiapan selesai barulah peneliti melangkah ketahapan berikutnya yaiut tahapan pelaksanaan. Pada tahapan pelaksanaan ini peneliti dapat segera melaksanakan penelitian dikarenakan persiapan yang sudah selesai dan telah siap. Berikut adalah penjabaran dari tahapan-tahapan yang akan dilakukan baik itu tahapan persiapan maupun tahapan pelaksanaan:

1. Tahapan persiapan

a. Mengurus surat perijinan penelitian dari pihak Prodi, Fakultas, Universitas

b. Memberikan surat ijin penelitian kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat dan kepada pihak SDN 2 Langensari

c. Melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing penelitian

d. Kosultasi dengan pihak SDN 2 Langensari mengenai tekhnis pelaksanaan penelitian

(19)

27

f. Pembuatan media pembelajaran yang diperlukan

g. Pembuatan lembar observasi dan instrument lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran

2. Tahapan Pelaksanaan

Pada tahapan ini peneliti mulai untuk melaksanakan penelitian yang akan dilakukan dalam tiga siklus pembelajaran.

Siklus I

a. Perencanaan

1) Membuat Rencana Pelaksaan Pembelajaran

2) Membuat media pembelajaran yang dibutuhkan dalam pembelajaran b. Pelaksanaan

1) Siswa diberikan pengenalan masalah berdasarkan pengalaman yang berasal dari lingkungan sehari hari siswa yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan 2) Guru melakukan pemodelan sebagai jembatan atau penghubung antara

pengetahuan awal siswa untuk menuju kedalam konsep matematika

3) Siswa melakukan pemecahan masalah secara sendiri-sendiri sesuai dengan pemahaman dan pendapat masing-masing mengenai masalah yang telah dikemukakan oleh guru, guru bertugas membimbing dan memfasilitasi siswa dalam menemukan kembali konsep matematika yang akan dicapai

4) Siswa mengemukakaan pendapat atau pemecahan masalah yang mereka peroleh secara bergantian dan interaktif

5) Guru membimbing siswa untuk menghubungkan konsep matematika mengenai materi yang telah diajarkan dengan konsep matematika yang lain ataupun dengan kehidupan sehari-hari siswa.

(20)

Pengamatan ini dilakukan oleh beberapa observer yang mengikuti jalannya proses pembelajaran dengan mencatat apa saja yang terjadi dan yang ada dalam berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar baik itu hal-hal yang dilakukan oleh guru atau siswa juga melihat bagaimana kondisi atau keadaan kelas ketika proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi ini dilakukan diskusi dengan para observer mengenai proses pembelajaran yang sebelumnya sudah dilaksanakan, membahas hal apa saja yang terjadi pada saat pembelajaran dengan melihat dari lembar observasi yang ada pada observer serta catatan lapangan yang dimiliki oleh guru. Setelah diskusi mengenai pembelajaran yang sudah dilaksanakan peneliti mecari solusi atau pemecahan masalah dari hal yang terjadi pada proses pembelajaran sebelumnya agar didapatkan perbaikan-perbaikan untuk pelaksanaan pada pertemuan atau siklus selanjutnya. Siklus II

a. Perencanaan

1) Melihat hasil dari refleksi yang telah dilakukan pada siklus I 2) Membuat Rencana Pelaksaan Pembelajaran

3) Membuat media pembelajaran yang dibutuhkan dalam pembelajaran b. Pelaksanaan

Melaksanakan pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Realistik dengan memeperhatikan perencaan yang disususn sebelumnya sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I.

c. Pengamatan

(21)

29

guru atau siswa juga melihat bagaimana kondisi atau keadaan kelas ketika proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi ini dilakukan diskusi dengan para observer mengenai proses pembelajaran yang sebelumnya sudah dilaksanakan, membahas hal apa saja yang terjadi pada saat pembelajaran dengan melihat dari lembar observasi yang ada pada observer serta catatan lapangan yang dimiliki oleh guru. Setelah diskusi mengenai pembelajaran yang sudah dilaksanakan peneliti mecari solusi atau pemecahan masalah dari hal yang terjadi pada proses pembelajaran sebelumnya agar didapatkan perbaikan-perbaikan untuk pelaksanaan pada pertemuan atau siklus selanjutnya. Siklus III

a. Perencanaan

1) Melihat hasil dari refleksi yang telah dilakukan pada siklus II 2) Membuat Rencana Pelaksaan Pembelajaran

3) Membuat media pembelajaran yang dibutuhkan dalam pembelajaran b. Pelaksanaan

Melaksanakan pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Realistik dengan memeperhatikan perencaan yang disusun sebelumnya sesuai dengan hasil refleksi pada siklus II.

c. Pengamatan

(22)

guru atau siswa juga melihat bagaimana kondisi atau keadaan kelas ketika proses pembelajaran berlangsung.

d. Kesimpulan

Pada tahap ini peneliti membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dilakukan selama 3 siklus mengenai penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam sebuah penelitian, adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi, tes dan catatan lapangan. Berikut adalah penjabaran dari tiap-tiap instrumen tersebut:

1. Lembar observasi

Observasi menurut Sudjana (2012: 84) bahwa:

“… observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga pada waktu menagajar.

Jadi lembar observasi adalah lembar yang digunakan dalam mencatat segala aktivitas atau kegiatan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung baik yang dilakukan oleh guru saat mengajar atau pun siswa pada saat mengikuti pembelajaran, lembar observasi ini diisi oleh observer yang bertugas mencatat segalanya.

2. Tes

(23)

31

Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).

Sesuai dengan pendapat diatas dalam penelitian ini menggunakan tes sebagai salah satu instrumen pengumpul data dan berisi mengenai soal-soal yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.

3. Studi Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006: 231) menyatakan bahwa “Studi dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dsb”. Berdasarkan pendapat terebut yang termasuk dalam studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah LKS, daftar nilai siswa dan foto-foto yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini cukup sederhana, ada beberapa tahap yang dapat digunakan untuk mengolah dan analisis data yaitu sebagai berikut:

1. Seleksi Data

Pada tahap ini dilakukan untuk menyeleksi data-data yang penting dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam penelitian.

2. Klasifikasi

Data yang telah diperoleh kemudian digolongkan atau diklasifikasikan kedalam dua macam yaitu proses atau aktivitas yang dilakukan baik oleh guru maupun siswa dan hasil belajar yang diperoleh siswa.

(24)

Menampilkan data-data yang dibutuhkan dan telah diklasifikasikan pada tahap sebelumnya.

4. Interpretasi

Memberikan interpretasi atau penilaian terhadap data-data yang sudah ditampilkan pada tahap sebelumnya.

5. Refleksi

Meninjau kembali data-data yang telah ada kemudian menentukan langkah-langkah atau cara yang dapat digunakan untuk memperbaiki pada siklus selanjutnya agar selalu terjadi perbaikan perbaikan.

Selanjutnya untuk mengolah data hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dilakukan dengan menghitung rata-rata skor dari hasil yang diperoleh siswa dan juga persentase kelulusan atau pencapaian KKM, dimana dihitung persentase jumlah siswa yang mencapai KKM dan yang belum mencapai KKM.

Menurut Sudjana (2012: 109) secara sederhana rumusnya adalah

̅=

̅ = rata-rata (mean)

= jumlah seluruh skor N = banyaknya subjek

Bila dituliskan kedalam tulisan adalah sebagai berikut Rata-rata =

(25)

33

Persentase (%) kelulusan =

(26)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang dideskripsikan pada Bab IV, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada materi bangun ruang di kelas Va SDN 2 Langensari Kabupaten Bandung Barat dengan menerapkan Pendekatan Matematika Realistik ini pada dasarnya memiliki sistematika sama dengan RPP yang biasa dibuat oleh guru. RPP dengan menerapkan Pendekatan Matematika Realistik untuk materi bangun ruang ini menekankan pada kegiatan inti yang memuat lima prinsip yaitu pemberian masalah kontekstual, pemodelan, hasil konstruksi siswa, interaktif dan pengkaitan dengan materi lain. Perencanaan yang dilaksanakan pada peneltian ini sudah cukup baik karena mengalami perubahan setiap siklusnya berdasarkan hasil refleksi. Perencanaan ini dijadikan rambu-rambu dan acuan selama penelitian berlangsung.

2. Pelaksaaan Pendekatan Matematika Realistik pada materi bangun ruang di kelas Va SDN 2 Langensari Kabupaten Bandung Barat ini dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan menjadi lebih bermakna bagi siswa. Dengan menerapkan Pendekatan ini dalam pembelajaran siswa terbiasa untuk menemukan atau mengkonstruksi pengetahuannya sendiri juga dapat mengungkapkan pendapatnya kepada teman yang lainnya sehingga pembelajaran menjadi aktif. Selain itu, pembelajaran ini membuat siswa dapat memecahkan masalah sesuai dengan pengetahuan masing-masing siswa.

(27)

rata-72

mencapai KKM 50%. Nilai rata-rata pada siklus II sebesar 74,7 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM 76,1 %. Nilai rata-rata pada siklus III sebesar 80,7 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM 85 %. Peningkatan nilai rata-rata siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 19 angka, siklus II ke siklus III sebesar 6 angka.

B. Saran

Penelitian ini terbukti memberikan hasil yang positif dalam peningkatan kualitas pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika baik itu proses pembelajaran maupun hasil belajar yang diperoleh siswa. Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan penulis ingin memberikan saran pada semua pihak yang terkait terlebih untuk SDN 2 Langensari Kabupaten Bandung Barat.

1. Bagi Guru

a. Hendaknya memilih strategi ataupun pendekatan yang sesuai dengan mata pelajaran dalam hal ini mata pelajaran matematika. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah Pendekatan Matematika Realistik.

b. Hendaknya guru mengkaji mengenai prinsip-prinsip yang ada pada Pendekatan Matematika Realistik yang nantinya diterapkan pada kegiatan inti RPP, dan harus memperhatikan langkah kegiatan dalam melaksanakan pembelajaran.

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Hendaknya Kepala sekolah memberikan motivasi bagi guru untuk terus menambah pengetahuan dan pelaksanaan strategi ataupun pendekatan yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran dan salah satu pendekatan itu adalah Pendekatan Matematika Realistik.

b. Hendaknya kepala sekolah menyediakan media, alat ataupun sarana untuk menunjang pelaksanaan pemebelajaran dengan menerapkan Pendekatan Matematika Realistik.

(28)

a. Memperhatikan prinsip-prinsip yang ada pada pendekatan Matematika Realistik ketika pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

(29)

74

DAFTAR PUSTAKA

Alimah, N. (2012). Artikel Pendidikan Sekolah Dasar. [ONLINE]. Tersedia :

http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-pendidikan-sekolah-dasar.html [Minggu, 28 April 2013]

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Bakharuddin.(2012). Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Langkah-langkah Melaksanakannya. [ONLINE].

Tersedia: www.bakharudin.net/2012/03/penelitian-tindakan-kelas-ptk-langkah.html?m=0 [Kamis, 14 Maret 2013]

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum KTSP Kelas V SD. Jakarta : Depdiknas

Fisika, M. (2011). Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Matematika Realistik. [ONLINE].

Tersedia: http://dasar-teori.blogspot.com/2011/10/keunggulan-dan-kelemahan-pembelajaran.html?m=0 [Selasa, 23 April 2013]

Hasanah, N. (2010). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Skripsi S1 pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hopkins, D. (2011). Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas A TEACHER’S GUIDE TO CLASSROOM RESEARCH terjemahan Achmad Fawaid. Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR

Soenarjo,Rj. (2007). Matematika 5 SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT

REMAJA ROSDAKARYA

Suherman, E. et al. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.Bandung : Jurusan Matematika FPMIPA UPI

(30)

Wijaya, A. (2012).Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika.Yogyakarta : GRAHA ILMU

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.494 yang berarti 49,4% faktor-faktor keputusan pembelian secara online pada ibu muda kelas menengah di Perumahan Johor Indah Permai 1

Jika ditekan tombol LANJUT , maka program akan menampilkan jendela utama yang berisi program pengenalan pola yang digunakan untuk mendeteksi objek, dimana objek yang akan

Gambar seperangkat alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi... Spektrum

[r]

Based on the background above, the research problem is “ How is the profile of students’ creativity and concept understanding on science mini- project activity in

Penetapan kadar triklosan yang di lakukan secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) memperoleh hasil bahwa triklosan yang terdapat dalam pasta gigi ini memenuhi

Sebagai uji kompetensi atau pengetahuan, guru dapat dilakukan dalam bentuk penugasan, untuk menjawab atau melengkapi pertanyaan yang terdapat dalam Tugas Mandiri

[r]