• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR SISWA SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR SISWA SEKOLAH DASAR."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

i

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah ... 10

C. Pertanyaaan Penelitian ... 13

D. Tujuan Penelitian ... 14

E. Manfaat Penelitian ... 14

F. Definisi Operasional ... 16

BAB II IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR A. Model Pembelajaran Tematik 1. Konsep Model Pembelajaran Tematik ... 17

2. Psikologi Gestalt sebagai Landasan Pengembangan Pembelajaran Tematik ... 29

3. Kelebihan Model Pembelajaran Tematik ... 31

B. Implementasi Pembelajaran Tematik 1. Pengertian Implementasi Pembelajaran ... 32

2. Perencanaan Pembelajaran Tematik ... 35

(2)

ii

4. Mengevaluasi Pembelajaran Tematik ... 40

C. Karakteristik Pembelajaran di Sekolah Dasar 1. Tujuan dan Strategi Pembelajaran di Sekolah Dasar ... 40

2. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Kelas Awal SD ... 44

3. Kemampuan Dasar, Membaca, Menulis dan Berhitung Pada Siswa SD ... 45

E. Analisis dan Interpretasi Data ... 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Hasil Studi Awal ... 62

a. Pemahaman Guru Tentang Pembelajaran Tematik ... 63

b. Perencanaan dan Penerapan Pembelajaran yang Saat Ini Berlangsung ... 67

c. Aktivitas Belajar Siswa ... 72

d. Kondisi dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana yang Ada di Sekolah ... 75

(3)

iii

Di Sekolah Kategori Baik ... 88

c. Implementasi Pembelajaran Tematik Di Sekolah Kategori Sedang ... 120

d. Implementasi Pembelajaran Tematik Di Sekolah Kategori Kurang ... 150

e. Dampak Penerapan Model Pembelajaran Tematik ... 181

B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Desain Model Pembelajaran Tematik ... 187

2. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 192

3. Dampak Penerapan Pembelajaran Tematik ... 194

4. Bentuk Akhir Model Pembelajaran Tematik ... 197

5. Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 202

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 209

B. Rekomendasi ... 214

DAFTAR PUSTAKA ... 217

(4)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Karakteristik Sekolah Lokasi Penelitian ... 58 4.1 Latar Belakang Responden Guru ... 62 4.2 Pendapat Guru Tentang Kegiatan Belajar Mengajar yang Dilakukan Selama

Pembelajaran ... 69 4.3 Jumlah dan Latar Belakang Siswa SD Kelas II ... 72 4.4 Hasil Uji t Perolehan Skor Pretest dan Posttest

di Sekolah Kategori Baik ... 186 4.5 Hasil Uji t Perolehan Skor Pretest dan Posttest

di Sekolah Kategori Sedang ... 186 4.6 Hasil Uji t Perolehan Skor Pretest dan Posttest

(5)

v

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Aktivitas Belajar Siswa di Sekolah Kategori Baik ... 181

4.2 Aktivitas Belajar Siswa di Sekolah Kategori Sedang ... 182

4.3 Aktivitas Belajar Siswa di Sekolah Kategori Kurang ... 182

4.4 Hasil Belajar Siswa di Setiap Sekolah ... 184

(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Peta Variabel Implementasi Model Pembelajaran Tematik ... 10 2.1 Rentang Penerapan Pendekatan Integratif Menurut Jacob (1989)

Dan Fogarty (1991) ... 21 2.2 Model Pembelajaran Terpadu Dari Fogarty (1991) ... 23 2.3 Pengembangan Tema ... 35 3.1 Model Penelitian Tindakan dari Kemmis dan Mc Taggart (1988) ... 52 3.2 Tahapan Penelitian Implementasi Model Pembelajaran Tematik .... 57 4.1 Bagan Alur Implementasi Model Pembelajaran Tematik

Di Sekolah Kategori Baik ... 119 4.2 Bagan Alur Implementasi Model Pembelajaran Tematik

Di Sekolah Kategori Sedang ... 149 4.3 Bagan Alur Implementasi Model Pembelajaran Tematik

Di Sekolah Kategori Kurang ... 178 4.4 Bagan Alur Implementasi Model Pembelajaran Tematik

(7)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A

A.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 221 A.2 Angket Untuk Guru ... 226 A.3 Angket Untuk Siswa... 232 A.4 Lembar Observasi Pelaksanaan

Pembelajaran Tematik ... 235 A.5 Desain Model Pembelajaran Tematik ... 236

LAMPIRAN B

B.1 Surat Permohonan Izin Penelitian

Dari Sekolah Pascasarjana UPI ... 238 B.2 Surat Izin Penelitian

Dari Dinas Pendidikan Kab. Belitung Timur ... 239 B.3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Dari Dinas Pendidikan Kab. Belitung Timur ... 240 B.4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Dari SDN 1 Manggar ... 241 B.5 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Dari SDN 7 Manggar ... 242 B.6 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan mendasar yang saat ini dialami oleh bangsa kita adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari angka Human Development Index (HDI) tahun 2005 yang menempatkan negara kita pada urutan 110, jauh di bawah negara-negara Asia seperti Thailand, Malaysia, Philipina, Hongkong dan Korea Selatan (Human Development Report, 2005). Padahal angka HDI ini diperoleh dari indikator yang sangat penting, yang salah satunya adalah berhubungan dengan angka partisipasi pendidikan masyarakat suatu negara.

(9)

The Thrids International Mathematics and Science Study - Repeat ( TIMSS-R ) 1999 terhadap 38 negara disimpulkan bahwa nilai matematika dan IPA siswa Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) Indonesia juga sangat rendah (Suderajat, 2002). Pada mata pelajaran matematika anak Indonesia menduduki urutan 34, dan IPA urutan ke 32 dari 38 negara yang diteliti. Data hasil pengukuran daya serap kurikulum siswa secara nasional oleh Direktorat Pendidikan TK dan SD tahun 2000/2001 juga menunjukkan bahwa rata-rata daya serap kurikulum secara nasional juga masih rendah, yaitu 5,1 untuk lima mata pelajaran.

Kondisi ini menunjukkan bahwa reformasi dalam sistem pendidikan nasional kita sudah menjadi suatu keharusan yang tidak bisa ditunda lagi, terutama pada jenjang pendidikan dasar yang menjadi landasan bagi pengembangan pendidikan pada jenjang selanjutnya. Menurut Sujanto, A. (1986:98) kuatnya pendidikan dasar akan menjiwai pendidikan selanjutnya, sebab pendidikan sesudah Sekolah Dasar adalah sekedar pengembangan dari pada apa yang telah dikuasai anak pada tingkat Sekolah Dasar.

Langkah pertama yang telah dilakukan pemerintah untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional sejak reformasi digulirkan adalah dengan ditetapkannya Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, menggantikan Undang-Undang No 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional yang dianggap sudah tidak relevan lagi dengan tuntutan jaman.

(10)

pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan jaman yang selalu berubah. Visi pendidikan nasional ini menyiratkan bahwa pembaharuan dalam bidang pendidikan haruslah dimulai sejak awal. Pendidikan dasar yang menjadi landasan bagi pengembangan pendidikan di tingkat selanjutnya, haruslah mampu berfungsi mengembangkan potensi diri peserta didik dan juga sikap serta kemampuan dasar yang diperlukan peserta didik untuk hidup dalam masyarakat, terutama untuk menghadapi perubahan-perubahan dalam masyarakat, baik dari sisi ilmu pengetahuan, teknologi, sosial maupun budaya, di tingkat lokal maupun global.

(11)

literasi. Seseorang yang tidak menguasai cukup baik kemampuan ini akan mengalami ”kelumpuhan” dalam melakukan pekerjaan sekolahnya dan memiliki keterbatasan dalam membuat keputusan dalam kehidupannya di luar sekolah. Di samping itu, penguasaan terhadap kemampuan ini juga akan membuat anak menjadi manusia yang komunikatif.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa penguasaan terhadap kemampuan membaca, menulis dan berhitung pada siswa sekolah dasar, yang menjadi tujuan utama dalam pembelajaran di sekolah dasar menjadi hal yang sangat penting. Upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan penyelenggaraan pendidikan dasar. Karena inti dari peningkatan mutu pendidikan adalah terjadinya peningkatan kualitas dalam proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.

(12)
(13)

Dalam proses pembelajaran juga, menurut pemerhati pendidikan asal Inggris, Stuart Weston, yang juga konsultan Bank Dunia menangani proyek pendidikan dasar untuk Indonesia, siswa SD lebih banyak mendapat pelajaran menghafal, daripada praktik termasuk mengarang, Kondisi inilah yang menurut pemerhati tersebut yang menyebabkan rendahnya kemampuan membaca, menulis siswa SD di Indonesia (Republika, 2 Maret 1999).

Kondisi ini menurut Pusat Kurikulum (2004) telah berlangsung selama beberapa dekade, sejak diperolehnya hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Depdiknas di Sekolah Dasar pada tahun 1979 yang menunjukkan bahwa gaya guru mengajar adalah berceramah sementara siswa mendengarkan dan sebagian besar waktu digunakan untuk menyampaikan informasi. Keadaan ini yang disinyalir oleh Suderajat (2002 : 3) sebagai salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan kita selain kurikulum yang berlaku terlalu sarat dengan materi.

(14)

pada kelas rendah Sekolah Dasar, pada umumnya berada pada tingkat perkembangan yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta baru mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Karenanya proses pembelajaran masih bergantung kepada objek konkret dan pengalaman yang dialami secara langsung. Pembelajaran yang dilakukan dengan mata pelajaran terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik mengaitkan konsep dengan kehidupan nyata mereka sehari-hari. Akibatnya, para siswa tidak mengerti manfaat dari materi yang dipelajarinya untuk kehidupan nyata. Sistem pendidikan seperti ini membuat manusia berpikir secara parsial, terkotak-kotak, yang menurut David Orr dalam (Megawangi, 2005) adalah akar dari permasalahan yang ada :

“Isu-isu terbesar saat ini pasti berakar dari kegagalan kita untuk melihat segala sesuatu secara keseluruhan. Kegagalan tersebut terjadi ketika kita terbiasa berpikir secara terkotak-kotak dan tidak diajarkan bagaimana untuk berpikir secara keseluruhan dalam melihat keterkaitan antar kotak-kotak tersebut, atau untuk mempertanyakan bagaimana suatu kotak (perspektif) dapat terkait dengan kotak-kotak lainnya.” (David Orr)

(15)

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka pembelajaran pada kelas rendah Sekolah Dasar lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik. Gavelek, dkk. (2000) menyatakan bahwa pemikiran tentang pendekatan terpadu ditujukan untuk mengatasi tiga kebutuhan pendidikan. Pertama, otensitas artinya kegiatan pembelajaran bersifat otentik, yakni terkait dengan tugas-tugas dalam kehidupan nyata, bukan semata-mata untuk kegiatan persekolahan. Kedua, kebermaknaan artinya kegiatan pembelajaran harus bermakna, yaitu pengetahuan atau informasi yang dipelajari siswa disajikan dalam sebuah konteks, tidak isolatif. Ketiga, efisien artinya pembelajaran menawarkan daya cakup kurikulum yang lebih luas.

(16)
(17)

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang permasalahan di atas, dapat dipahami bahwa peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar, terutama dalam hal peningkatan kemampuan dasar siswa Sekolah Dasar dapat dilakukan dengan cara meningkatkan mutu sistem pembelajaran yang terjadi di kelas. Karena merupakan suatu sistem maka komponen-komponen yang mempengaruhi pembelajaran saling terkait satu sama lain. Sebagaimana diungkapkan oleh Arikunto (2004:5) sistem adalah satu kesatuan dari beberapa bagian satu komponen program yang saling kait mengait dan bekerja satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam sistem. Berikut ini adalah peta variabel-variabel yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas

SYSTEM INPUT

UU No 20 Th 2003 tentang Sisdiknas PerMen No 22 Th 2006 tentang standar isi

PerMen No 23 Th 2006 tentang standar kompetensi lulusan

(18)
(19)

adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama proses pembelajaran, serta dukungan dari pihak sekolah maupun masyarakat (komite sekolah) dalam bentuk material maupun moril. (4) Dalam proses pembelajaran, terjadi interaksi antara siswa dan guru yang dipengaruhi oleh masukan dari sistem, kondisi guru dan siswa, serta lingkungan sekolah, masyarakat maupun ketersediaan sarana yang mendukung pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pencapaian terhadap tujuan pembelajaran ini dilakukan melalui pemberian pengalaman belajar terhadap siswa yang dapat diupayakan melalui penggunaan model pembelajaran tematik. Selama proses pembelajaran juga dilakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran itu sendiri dan juga hasil belajar yang dapat diukur dari sikap mapun unjuk kerja yang diberikan oleh siswa. (5) Output; berkenaan dengan perolehan hasil belajar siswa, yang dapat dilihat segera ataupun dalam jangka panjang. Variabel output ini juga dapat dijadikan sebagai indikator bagi efektifitas dan efisiensi suatu kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, keberhasilan dari implementasi model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan dasar siswa SD juga dapat dilihat dari variabel ini.

(20)

Implementasi model pembelajaran tematik ini dibatasi oleh :

1. Desain, pelaksanaan dan evaluasi model pembelajaran tematik yang akan digunakan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Penerapan model pembelajaran tematik yang dilakukan oleh guru di kelas II SD.

3. Dampak dari penerapan model pembelajaran tematik terhadap kemampuan dasar siswa kelas II SD.

Berdasarkan batasan masalah tersebut di atas maka penelitian ini difokuskan pada Implementasi model pembelajaran tematik yang dapat meningkatkan

kemampuan dasar siswa Sekolah Dasar

C. Pertanyaan Penelitian

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana implementasi model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kemampuan dasar siswa?”. Untuk lebih mengarahkan penelitian ini, maka permasalahan dalam penelitian ini diuraikan dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut ini :

1. Bagaimana mendesain model pembelajaran tematik yang dapat meningkatkan kemampuan dasar siswa Sekolah Dasar?

2. Bagaimana desain model pembelajaran tematik diimplementasikan pada siswa kelas II Sekolah Dasar?

(21)

4. Faktor pendukung dan penghambat apakah yang ditemukan dalam penerapan model pembelajaran tematik di Sekolah Dasar?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran tematik yang dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta meningkatkan kemampuan dasar siswa Sekolah Dasar. 2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui langkah-langkah dalam mendesain model pembelajaran tematik yang dapat meningkatkan kemampuan dasar siswa Sekolah Dasar. b. Mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam mengimplementasikan

model pembelajaran tematik di Sekolah Dasar.

c. Mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa selama penerapan model pembelajaran tematik.

d. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan dari model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kemampuan dasar siswa Sekolah Dasar

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Secara Teoritis

(22)

tematik di sekolah dengan segala aspek-aspek yang mempengaruhi proses pengimplementasiannya.

2. Manfaat Secara Praktis a) Bagi Guru

Dari hasil penelitian ini diharapkan guru mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran tematik.

b) Bagi kepala Sekolah

Dari hasil penelitian ini diharapkan kepala sekolah mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran tematik yang dilakukan guru di dalam kelas, beserta aspek-aspek yang mempengaruhi proses pelaksanaan pembelajaran tematik, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan perencanaan peningkatan mutu pembelajaran di sekolah.

c) Bagi Dinas Pendidikan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dinas pendidikan mengetahui tentang pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dan aspek-aspek yang mempengaruhi proses pembelajaran tematik, sehingga dapat dijadikan bahan masukan dan pertimbangan dalam perencanaan pengimplementasian pembelajaran tematik yang menjadi ketentuan dalam Permen No 23 tahun 2006 tentang standar isi untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah. F. Definisi Operasional

(23)

kemampuan guru dalam melakukan proses perencanaan sampai dengan evaluasi pembelajaran

b. Model pembelajaran mengandung dua maksud, yaitu model mengajar oleh guru dan model belajar oleh siswa. Suatu model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu pola yang digunakan oleh guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Menurut Joice dan Weil (2000: 6), bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur pengorganisasian pengalaman belajar secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

c. Pembelajaran tematik adalah salah satu model dari pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu dengan memadukan beberapa mata pelajaran yang bisa dikaitkan satu sama lain. Apabila tema sudah ditentukan maka selanjutnya tema ini dipakai sebagai dasar semua pelajaran. Model pembelajaran tematik ini juga dikenal dengan model jaring laba-laba (webbed).

(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN .

A. Desain Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian pendahuluan, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan model pembelajaran tematik yang dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta meningkatkan kemampuan dasar siswa sekolah dasar dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu rumusan praktis tentang penerapan model pembelajaran tematik, mulai dari desain pembelajaran tematik, implementasi pembelajaran sampai dengan evaluasi pelaksanaan pembelajaran tematik. Tujuan tersebut hanya dapat dihasilkan jika metode yang digunakan adalah suatu metode penelitian yang menitikberatkan pada upaya dihasilkannya suatu solusi praktis dan kontekstual tanpa mengabaikan hal-hal yang bersifat teoritik. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas.

(25)

guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu..

(26)

Berdasarkan pengertian dari ahli tersebut dapat dipahami bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu tindakan yang diambil oleh guru (pelaksana pendidikan) untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan rangkaian tindakan yang terencana dan bersifat siklikal. Substansi penelitian tindakan kelas lebih mengarah pada kepentingan yang bersifat praktis.

A

(27)

Oleh karena itu dalam pelaksanaan penelitian, peneliti akan berkolaborasi dengan guru kelas II SD. Guru sebagai mitra peneliti, terlibat secara aktif bersama peneliti melakukan penelitian mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran tematik. Penelitian yang akan dilakukan juga merujuk pada model penelitian tindakan spiral yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart di atas (1988) dengan modifikasi sesuai dengan kebutuhan.

B. Prosedur Penelitian

Berangkat dari pemahaman tersebut, prosedur penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini meliputi :

1. Persiapan penelitian

Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Studi literatur dengan mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran tematik dan konsep membaca, menulis dan berhitung, terutama untuk siswa SD kelas rendah. Kajian juga dilakukan terhadap hasil penelitian terdahulu yang hasilnya berkaitan erat dengan pembelajaran tematik.

(28)

Kendala dan hambatan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran tematik, mulai dari desain pembelajaran, implementasi sampai evaluasi pembelajaran. Pada tahap ini juga dilakukan pengumpulan data berkenaan dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran tematik, seperti kondisi guru, siswa, fasilitas atau sumber dan media pembelajaran yang tersedia. Studi awal pada penelitian ini dilakukan di tiga Sekolah Dasar dengan kategori baik, sedang dan kurang. Pengkategorian sekolah ini dilakukan dengan mempertimbangkan prestasi sekolah dan animo masyarakat terhadap sekolah tersebut.

Hasil dari studi literatur dan observasi ini dilakukan analisis terhadap permasalahan yang dihadapi dan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan tindakan model pembelajaran tematik untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung pada siswa Sekolah Dasar yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan setempat.

2. Perencanaan tindakan

(29)

penentuan strategi, metode dan pemilihan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.

Mata pelajaran yang dikaitkan dengan tema pada penelitian ini adalah mata pelajaran PKnPs, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Kelima mata pelajaran ini dipilih berdasarkan pertimbangan, karena guru di Sekolah Dasar yang menjadi subyek penelitian, sebagian besar hanya mengampu kelima mata pelajaran ini. 3. Pelaksanaan tindakan

Pada tahapan ini, guru mengimplementasikan pembelajaran tematik sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya bersama dengan peneliti. Tindakan ini ditujukan untuk eksperimentasi pola yang telah direncanakan, sehingga diperoleh gambaran empiris validitas rencana tindakan, kelebihan dan kekurangan rencana tindakan yang dikembangkan. 4. Pengamatan/observasi tindakan

(30)

5. Refleksi tindakan

Pada tahapan ini dilakukan kaji ulang dan perenungan terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, terutama berhubungan dengan kendala yang dihadapi oleh guru selama pelaksanaan model pembelajaran tematik. Refleksi atau kaji ulang terhadap pelaksanaan pembelajaran tematik juga dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi terutama yang berhubungan dengan (1) kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran tematik, (2) situasi dan kondisi pembelajaran yang terjadi selama tindakan berlangsung. Refleksi senantiasa dilakukan setelah selesai pelaksanaan tindakan, dengan melalui diskusi antara guru dan peneliti. Hasil dari refleksi ini digunakan sebagai bahan untuk merekontruksi kembali rencana tindakan baru yang akan dilaksanakan oleh guru pada siklus tindakan berikutnya. Tahapan ini dilakukan terus dalam setiap siklus tindakan dengan prosedur yang sama, sampai tujuan dari penerapan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kemampuan dasar siswa menunjukkan keberhasilan. Menurut Wiriaatmadja (2000:103) siklus penelitian dapat dihentikan apabila yang direncanakan sudah berjalan sebagaimana diharapkan dan data yang ditampilkan di kelas sudah jenuh, dalam arti tidak ada data baru yang ditampilkan dan dapat diamati, serta kondisi kelas dalam pembelajaran sudah stabil. Dalam kondisi ini, guru terlihat sudah mampu dan menguasai keterampilan mengajar yang baru.

(31)

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas II di tiga Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur. Pemilihan tiga Sekolah Dasar dilakukan berdasarkan kategori baik, sedang dan kurang. Pengkategorian sekolah dilakukan dengan mempertimbangkan prestasi sekolah dan animo masyarakat terhadap sekolah tersebut. Di samping itu, penetapan sekolah juga didasarkan pada kemungkinan dapat dilakukannya ujicoba, artinya tidak ditemui Gambar 3.2. Tahapan Penelitian Implementasi Model Pembelajaran Tematik Kajian empiris

Kondisi KBM di SD Kebutuhan siswa Lingkungan belajar

Study Awal

Identifikasi Masalah dan Refleksi

SIKLUS I

Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi

Konsep pendidikan dasar Karakteristik siswa SD Kemapuan membaca, menulis dan berhitung siswa SD Konsep pembelajaran tematik Hasil penelitian terdahulu

SIKLUS II

Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi

SIKLUS III

(32)

adanya hambatan dari pihak sekolah dan adanya kemauan dari pihak guru untuk melaksanakan pembelajaran tematik. Tujuan dari penetapan sekolah berdasarkan pengkategorian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan pembelajaran tematik di masing-masing sekolah yang mempunyai karakteristik yang berbeda. Karakteristik ketiga Sekolah Dasar yang dijadikan subyek penelitian ini seperti yang tercantum pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1

Karakteristik Sekolah Lokasi Penelitian

Nama Sekolah Jumlah Guru Jumlah Siswa Keterangan

SDN 1 Manggar 1 38 Kategori baik

SDN 7 Manggar 1 11 Kategori sedang

SDN 23 Manggar 1 10 Kategori kurang

Jumlah 58 orang

D. Tehnik Pengumpulan Data

Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang diajukan, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi :

1. Pelaksanaan proses belajar mengajar yang berlangsung di SD sasaran 2. Kegiatan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

model pembelajaran tematik

3. Aktivitas belajar siswa selama pembelajaran tematik berlangsung

4. Evaluasi hasil belajar yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung

(33)

6. Pendapat guru tentang model pembelajaran tematik

Data yang yang dikumpulkan diperoleh dengan menggunakan observasi, wawancara, kuestioner dan studi dokumentasi.

Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung di SD sasaran. Selain itu juga, observasi dilakukan selama proses implementasi model pembelajaran tematik mulai dari siklus atau tahap pertama tindakan sampai siklusatau tahap tindakan terakhir. Observasi dilakukan berkenaan dengan :

a. Kemampuan guru dalam melaksanakan model pembelajaran tematik b. Situasi dan kondisi pembelajaran yang terjadi selama implementasi model

dilakukan, baik yang berkenaan dengan aktifitas belajar siswa, maupun interaksi yang muncul antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru.

Semua data yang diperoleh dicatat dalam lembar observasi atau catatan hasil observasi harian.

Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data:

a. Dari guru mengenai : pendapat guru tentang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tematik.

(34)

c. Dari kepala sekolah mengenai : pendapat kepala sekolah tentang pelaksanaan pembelajaran yang selama ini berlangsung pada kelas rendah dan pelaksanaan model pembelajaran tematik.

Wawancara digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui kuisioner.

Kuestioner

Kuestioner dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner untuk menjaring data yang berhubungan dengan :

a. Pendapat guru tentang model pembelajaran tematik dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya

b. Pendapat siswa tentang pelaksanaan pembelajaran tematik

Studi dokumentasi

Tehnik ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai : a. Hasil belajar siswa sebelum dilakukan model pembelajaran tematik b. Hasil belajar siswa selama pelaksanaan model pembelajaran tematik c. Sumber atau media pembelajaran yang tersedia di lingkungan sekolah

d. Data tentang kondisi lingkungan sekolah, guru, siswa dan organisasi sekolah.

Tes

(35)

E. Analisis dan Interpretasi data

Data yang diperoleh, dianalisis sesuai dengan jenis data yang diperoleh. Untuk data kualitatif, dilakukan analisis secara kualitatif. Analisis dilakukan dengan cara data yang diperoleh dikumpulkan dan dideskripsikan dalam matriks data. Dalam menginterpretasikan data, digunakan kategorisasi dengan membubuhkan kode. Hal ini digunakan untuk memudahkan interpretasi data. Kategorisasi data disusun sesuai dengan prosedur pengkodean dalam analisis data kualitatif (Moleong, 1996). Analisis data kualitatif ini dilakukan terhadap data yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung di SD sasaran, pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran tematik, aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung, serta pendapat guru dan siswa tentang model pembelajaran tematik.

Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan statistik non parametrik. Analisis ini digunakan terhadap data hasil belajar siswa selama pelaksanaan model pembelajaran tematik untuk mengetahui tingkat pencapaian dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa :

(37)

Desain model pembelajaran tematik

Pertama adalah menentukan tema dan subtema berdasarkan hasil analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan mempertimbangkan kedekatan tema dengan diri dan lingkungan siswa.

Menentukan jaringan tema untuk menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Jaringan tema ini dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia untuk setiap tema.

Tujuan pembelajaran dikembangkan berdasarkan indikator pembelajaran yang terkait dengan tema dengan mempertimbangkan jumlah indikator dan kedalaman indikator dengan alokasi waktu yang tersedia.

Materi dan sumber pembelajaran dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai dengan memanfaatkan sumber daya lingkungan yang ada disekitar siswa.

Perencanaan prosedur pembelajaran dilakukan dengan menggunakan tiga tahap pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran.

Evaluasi dilakukan secara terpadu dalam proses pembelajaran, baik yang bersifat proses maupun produk hasil belajar, dengan mempertimbangkan kemampuan membaca dan menulis siswa.

(38)

tema yang dekat dengan diri dan lingkungan siswa sangat membantu guru dalam menerapkan pembelajaran di kelas dan dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.

Penerapan model pembelajaran tematik dilakukan dengan menggunakan tiga tahap pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran.

Pada kegiatan awal dilakukan kegiatan penginformasian tema, tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa.

Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran diawali dengan penyampaian pertanyaan pemandu yang dituliskan di papan tulis. Tujuannya untuk membantu siswa yang belum lancar membaca. Setelah itu, kegiatan inti dilakukan dengan metode pembelajaran yang mengacu pada aktivitas belajar siswa dengan tujuan utama mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung siswa. Kegiatan inti diakhiri dengan penguatan terhadap materi pembelajaran melalui diskusi bersama antara guru dan siswa.

Pada kegiatan akhir, dilakukan evaluasi pembelajaran dengan memberikan pertanyaan yang bersifat terbatas dan terbuka serta memperhatikan kemampuan membaca dan menulis siswa.

(39)

mengimplementasikan pembelajaran tematik. Selain perolehan hasil belajar yang bersifat instruksional, penerapan model pembelajaran tematik ini juga memberikan peningkatan terhadap dampak pengiring (nurturant effect) pembelajaran seperti meningkatnya kemampuan siswa dalam bertanya, mengungkapkan pendapat dan bekerjasama.

Peningkatan perolehan hasil belajar di tiap sekolah selama implementasi pembelajaran tematik berbeda-berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh banyaknya faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran, seperti kemampuan guru, karakteristik siswa, ketersediaan sarana dan prasarana serta dukungan dari kepemimpinan kepala sekolah.

(40)

Berdasarkan hasil ujicoba yang telah dilakukan diperoleh beberapa prinsip yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik di kelas rendah Sekolah Dasar.

Pembelajaran tematik yang dilakukan akan lebih bermakna manakala tema yang diangkat adalah tema yang berasal dari lingkungan terdekat siswa karena dapat menimbulkan motivasi siswa dalam belajar.

Proses pembelajaran dilakukan dengan berorientasi pada aktivitas siswa (student oriented) dimana siswa berperan sebagai subyek belajar. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar dan cara penilaian perlu beragam sesuai dengan karakteristik siswa. Artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan memperhatikan bakat, minat, kemampuan, cara dan strategi belajar, motivasi belajar dan latar belakang sosial siswa.

Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan penekanan pada pemberian perolehan pengalaman langsung (learning by doing) terhadap siswa sehingga siswa terlatih untuk menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.

Kegiatan inti pada implementasi pembelajaran tematik lebih menekankan pada tujuan pengembangan kemampuan membaca, menulis dan berhitung siswa.

(41)

Proses penilaian pembelajaran dilakukan secara terpadu dengan mempertimbangkan kemampuan membaca dan menulis siswa.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh peneliti selama berlangsungnya penelitian dan juga analisis terhadap hasil temuan tersebut, maka diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai rekomendasai terhadap pihak yang terkait, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagi guru sebagai praktisi yang akan menerapkan model pembelajaran tematik secara langsung.

(42)

2. Kepala Sekolah

Peranan kepala sekolah dalam menerapkan pembelajaran tematik dapat dilakukan dengan memberikan fasilitasi terhadap guru dalam mengembangkan kemampuan guru untuk menerapkan pembelajaran tematik. Fasilitasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat bersifat fisik seperti menyediakan sarana prasarana yang dibutuhkan guru dalam proses pembelajaran, dapat pula bersifat non fisik yaitu berupa dukungan moral dalam bentuk motivasi maupun pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan atau pendidikan yang dapat meningkatkan kemampuan profesionalime guru.

3. Bagi Dinas Pendidikan Terkait

(43)

Perlu dilakukan kaji ulang terhadap kebijakan-kebijakan yang selama ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran. Tindakan ini perlu dilakukan mengingat pemahaman dan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran tematik di sekolah dasar khususnya kelas rendah masih sangat kurang. Diharapkan dengan adanya evaluasi terhadap program peningkatan mutu guru, pelatihan dan pembinaan yang selama ini dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Daerah maupun cabang dapat mencapai sasaran.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah S. Arsjad, M.G., Ridwan, A.H., Zulfahnur, Z.F., Mukti, U.S. (1993). Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Education. New York: Teachers College, Columbia University.

Blanck, JA. (1995) Curriculum Integration and Disipliner of Knowledge. Kappan: Phi Delta

Fogarty, R. (1991). How to Integrate the Curriculum. USA: IRI/Sky Publishing Inc.

Gavelek, J.R., dkk. 2000. Integrated Literacy Instruction. Dalam Kamil, L.M., (Ed.), Handbook of Reading Research, Volume III, hlm. 587-607. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher.

Hamalik, O. (2006). Inovasi Pendidikan (Buku ke-1). Bahan kajian Perkuliahan Inovasi Pendidikan. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(45)

... (2006). ManajemenImplementasi Kurikulum, Bagi Pengembang, Pengelola dan Pengawas. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Hamid, S. (1989). Pendidikan Dasar 9 Tahun. Bandung: Mimbar Pendidikan, No. 2 tahun VIII-Juli 1989.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga

Jacob, H.H., Ed. (1989). Interdisciplinary Curriculum: Design and Implementation. Alexandria, V.A.: ASCD.

Jarolimek, J. And Foster, C.D. (1989). Teaching and Learning in The Elementary School. USA: Macmillan Publishing Company.

Kustiana. (2003). Penerapan Model Pembelajaran Terpadu untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir dan Pemahaman Konsep di Sekolah Dasar. Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (tidak diterbitkan)

Lely Halimah. (2000). Pengembangan Model Kurikulum Terpadu dan Implementasinya di Sekolah Dasar (Dengan Menggunakan Bidang Studi Bahasa Indonesia sebagai Unsur Pemadu). Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (tidak diterbitkan)

Maryanto, A. (1994). Kurikulum Lintas Bidang Studi. Jakarta: Gramedia

Meinbach, A.M., Rothlei, L., Fredericks, A.D. (1995). The Complete Guide to Thematic Units : Creating The Integrated Curriculum. Washington Street : Christopher-Gordon Publisher, Inc.

Mikarsa, H.L., Taufik, A., Prianto, P.L. (2005). Pendidikan Anak Di SD. Buku Materi Pokok PGSD. Jakarta: Universitas Terbuka

Miller, J.P. dan Seller, W. (1985). Curriculum: Perspectives and Practices. New York: Longman.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nasution, S. (2004). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung : Penerbit Bumi Aksara

(46)

Nirva Diana. (1999). Pengembangan Model Pembelajaran Terpadu jaring Laba-laba di Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan pada Sekolah dasar di Kotamadya Bandar Lampung). Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (tidak diterbitkan)

Prihantini. (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Interdisipliner di Kelas II Sekolah Dasar. Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (tidak diterbitkan)

Pusat Kurikulum. (2002). Kurikulum berbasis Kompetensi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Balai Penelitian dan Pengembangan.

Raka, T.J. (1996). Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Rasyidi, W. (2000). Eksistensi Ilmu Pendidikan. (Makalah). Bandung: Tidak Diterbitkan

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Sevilla, C, dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press

Subroto, T.H. dan Herawati, I.S. (2004). Pembelajaran Terpadu. Materi Pokok PGSD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Sujana, N. dan Ibrahim. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sujanto, Agus (1986). Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Aksara baru Sukmadinata, N.S. (2004). Pengembangan Kurikulum. Teori dan Praktek.

Bandung: PI Remaja Rosdakarya. Perspektif Abad 21. Magelang : Penerbit Tera Indonesia

(47)

United Nations Development Programme (2005). Human Development Report

.Tersedia [Online]

http://hdr.undp.org/reports/global/2005/pdf/presskit/HDR05_PKE_HDI.pdf [12 Desember 2006}

Vogt, M.E. (2001). Cross-Curricular Thematic Instruction. Tersedia [Online]. http//www.ed.gov/database/Eric.Digest.348200 html. [12 Desember 2006] Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk

(48)

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis adalah Hesty, dilahirkan di Gantung, sebuah kecamatan di daerah Kabupaten Belitung Timur, pada tanggal 25 Maret 1977. Penulis merupakan putri terakhir dari pasangan Noso Suharman dan Zarmah Syahminan. Masa pendidikan dasar dan menengah penulis seluruhnya diselesaikan di pulau Belitung yaitu di SD UPT Bel X Gantung (1988), SMP UPT Bel II Manggar (1991) dan SMAN 01 Manggar (1994). Pada tahun yang sama penulis meneruskan pendidikan ke jenjang Strata-1 di Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Semasa kuliah, penulis aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan dan tergabung dalam tim peneliti mengenai Isolasi

dan Identifikasi Bacillus spp. dari berbagai wilayah Terlindung di Indonesia.

Gambar

Tabel  Halaman
Grafik  Halaman
Gambar  Halaman
Gambar 1.1.  Peta Variabel Implementasi Model Pembelajaran Tematik
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tugas Akhir dengan judul “PROSEDUR PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR” merupakan sebuah karya tulis

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan. Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu

Kawasan kajian adalah di daerah Kuala Krai, Kelantan dan responden adalah pegawai dalam Jawatankuasa Pengurusan Bencana Negeri (JPBN) dan Jawatankuasa Pengurusan Bencana

Pada talas genotip 5 dan genotip 10 banyak terdapat persamaan nya antara lain dari bentuk helaian daun, bentuk ujung daun, garis tepi daun, warna daging umbi, warna tangkai

dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di BEI. Sampel

mengalami peningkatan daya saing sebanyak 24 poin, yang semula peringkaiffi;il peringkat 85 selama kurun waktu empat tahun ],aitu dari tahun 2O0B _ ZAn,

Hasil penelitian pada pengujian diversifikasi terhadap risiko bisnis, diperoleh pengaruh langsung sebesar -18,336 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 yang berada dibawah