• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN FUKUSHI KITTO DAN KANARAZU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN FUKUSHI KITTO DAN KANARAZU."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP

PENGGUNAAN FUKUSHI KITTO DAN KANARAZU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan di Program Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh :

NUNU GUSTY SEPTIANY 0907319

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Analisis Tingkat Pemahaman

Mahasiswa Terhadap Penggunaan

Fukushi Kitto dan Kanarazu

Oleh

Nunu Gusty Septiany

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Nunu Gusty Septiany 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Nunu Gusty Septiany

Judul Skripsi : Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap Penggunaan Fukushi Kitto dan Kanarazu

NIM : 0907319

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Neneng Sutjiati, M.Hum. Dr. Wawan Danasasmita, M.Ed.

NIP. 196011081986012001 NIP. 195201281982031002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Dra. Neneng Sutjiati, M.Hum.

(4)

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN FUKUSHI KITTO DAN KANARAZU

Nunu Gusty Septiany 0907319

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan fukushi kitto dan kanarazu sebagai sinonim. Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam membedakan penggunaan fukushi kitto dan kanarazu di dalam kalimat, untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam membuat kalimat sederhana secara tepat dengan menggunakan fukushi kitto dan kanarazu, selain itu juga untuk mengetahui apakah mahasiswa mengalami kesulitan dalam menggunakan fukushi

kitto dan kanarazu, juga untuk mengetahui penyebab dari kesulitan tersebut.

Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif, dengan menjadikan penelitian survey sebagai desain penelitian. untuk memperoleh data, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu tes dan non tes. Adapun tes yang diberikan berupa tes objektif dan tes subjektif. Sedangkan instrumen non tes berupa angket. Teknik dalam mengumpulkan data tes adalah

one shoot model, dimana pengambilan data dilakukan dalam satu waktu.

Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat II tahun ajaran 2012/2013 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang (JPBJ) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang berasal dari kelas A, B, dan C dengan jumlah 30 orang.

Berdasarkan hasil data tes, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan, tingkat pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan fukushi kitto dan kanarazu adalah buruk, dengan perolehan persentase sebesar 43,8%. Hal ini ditunjukan dengan angka hasil perhitungan dalam membedakan penggunaan fukushi kitto dan

kanarazu di dalam kalimat sebesar 52,945% atau bisa dikatakan sangat kurang.

Sedangkan untuk kemampuan membuat kalimat sederhana dengan menggunakan

fukushi kitto dan kanarazu diperoleh angka 34,67% dengan interpretasi sangat

buruk. Hasil tersebut didukung oleh hasil angket yang menyatakan bahwa sebanyak 73,33% mahasiswa merasa sering kesulitan dalam menggunakan kata keterangan bahasa jepang. Selain itu, berdasarkan hasil angket juga diketahui bahwa lebih dari setengah responden kurang paham terhadap penggunaan dan makna kata keterangan bahasa jepang, jenis-jenis kata keterangan bahasa jepang, dan perbedaan antara penggunaan fukushi kitto dan kanarazu.

(5)

STUDENTS’ COGNITION-LEVEL ANALYSIS ON THE USE OF FUKUSHI KITTO AND KANARAZU

Nunu Gusty Septiany 0907319

ABSTRACT

This research describes students understanding of the use of fukushi kitto and Kanazaru as a synonym. The purpose of this research is to measure the ability of the students to differ the function of fukushi kitto and kanazaru in a sentence. In addition, this research also purposed to measure the student's ability to use fukushi kitto and kanazaru in a simpe sentences.

In this research, we use descriptive methodology by using survey as the research design. To collect the data, there are two kinds of instrument being used, test and non-test instrument. The given tests are both subjective and objective. While the questionnaire is being used as a tool for non-test instrument. The technique to get the result of the test instrument is to take a one shoot model where the result was being collected as a whole in a time. The sample of this research is taken from all the second grade students, batch 2011 of JPBj UPI, particularly 30 people from class A, B, and C.

Based on the research, the whole understanding of the students about the function of fukushi kitto and kanazaru is poor, which is 43.8%. This result is shown by measuring the ability of the students to differ the function of fukushi kitto and kanazaru in a sentence, which the result is 52.945, in the other words, very poor. Meanwhile, the result of ability measurement to make a simple sentence using fukushi kitto and kanazaru is 34.67%, which can be intetpreted as extremely poor. This result is also being supported by the result of the questionnaire, stating that 73.3% of the respondents are finding difficulties in using Japanese adverb. Moreover, based on the queationnaire, more than half of the respondents find the meaning and the function of Japanese adverb difficult to understand, as well as the kind of adverbs and the difference between fukushi kitto and kanazaru.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI……….. i

KATA PENGANTAR………... x

UCAPAN TERIMA KASIH……… xi

DAFTAR ISI………... xiii

DAFTAR TABEL………... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah………... 1

1.2Identifikasi Masalah……….. 3

1.3Tujuan Penelitian……….. 4

1.4Manfaat Penelitian……… 4

1.5Defenisi Operasional………. 5

1.6Metode Penelitian………. 6

1.7Populasi dan Sampel Penelitian……… 6

1.8Teknik Pengolahan Data dan Instrumen Penelitian……….. 7

1.9Sistematika Penulisan………... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1Alat Ukur Kemampuan Berbahasa………... 10

2.2Sinonim………. 12

2.3Kata Keterangan Bahasa Jepang (Fukushi)……….. 15

2.4Pengertian Fukushi Kitto dan Kanarazu………... 26

2.5Penelitian Terdahulu………. 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Metodologi Penelitian………... 31

3.2Populasi dan Sampel………... 32

(7)

3.4Teknik Pengumpulan Data……… 34

3.5Teknik Pengolahan Data………... 35

3.6Prosedur Penelitian………... 37

3.7Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Soal Tes………... 38

3.8Analisis Butir Soal……… 40

3.9Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Butir Soal………….... 42

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 4.1Analisis Hasil Data Tes………... 48

4.2Analisis Hasil Data Angket………... 82

4.3Interpretasi Data……… 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan………... 88

5.2Saran………. 88

DAFTAR PUSTAKA……… 90

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Didalam bahasa Jepang terdapat beberapa kelas kata. Diantara beberapa kelas kata tersebut, tidak sedikit kata yang memiliki arti yang sama (sinonim) jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Hal ini tentu saja menjadi salah satu kendala dalam mempelajari bahasa Jepang, karena kesalahan atau kekurangan dalam memahami suatu kata dapat berakibat fatal bagi pembelajar itu sendiri terlebih jika digunakan ketika berkomunikasi dengan orang Jepang.

Seperti yang disebutkan di atas, didalam bahasa Jepang banyak sekali kata yang bersinonim dengan kata yang lainnya. Misalnya pada kelas kata adverbia (fukushi). Kata totemo dan hijyou ni keduanya merupakan

fukushi yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia memiliki arti sangat.

Akan tetapi dalam penggunaannya kedua fukushi tersebut memiliki perbedaan. Contoh lain yaitu pada fukushi yang akan dibahas oleh penulis yakni fukushi

kitto dan kanarazu. Baik kitto maupun kanarazu sama-sama memiliki arti

“pasti” jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Berikut contoh pemakaian fukushi kitto dan kanarazu:

1. 彼 女 と あ こ と を 知 て い い い

(Nihongo bunkei jiten, p.98)

(kanojyo wa kitto ano koto wo shitteiru ni chigainai) (Tidak salah lagi wanita itu pasti tahu mengenai hal itu)

2. 宿題 し け い (Nihongo bunkei jiten,

p.82)

(9)

Dari dua buah contoh diatas dapat dilihat bahwa kitto dan kanarazu

memiliki arti yang sama yakni “pasti”. Akan tetapi jika ditelaah kembali, kitto dan kanarazu memiliki makna yang berbeda. Perbedaan makna inilah yang sulit dipahami terutama bagi pembelajar pemula.

Sutedi (2008, p.112) menyebutkan bahwa dalam bahasa Jepang banyak sinonim (ruigigo) dan sangat sulit untuk bisa dipadankan kedalam Bahasa Indonesia satu persatu, ditambah masih minimnya buku-buku atau kamus yang bertuliskan Bahasa Indonesia yang membahas secara rinci dan jelas tentang persamaan dan perbedaan dari setiap sinonim tersebut. Permasalahan mengenai sinonim yang banyak terdapat dalam bahasa Jepang ini merupakan salah satu penyebab kesulitan dalam mempelajari bahasa Jepang.

Hal ini terbukti setelah penulis melakukan tes uji coba terhadap tingkat pemahaman mahasiswa mengenai penggunaan fukushi kitto dan

kanarazu kepada mahasiswa tingkat II dan tingkat III JPBJ UPI tahun ajaran

2012/2013. Berdasarkan hasil tes tersebut, dibandingkan dengan tingkat pemahaman mahasiswa tingkat III, tingkat pemahaman mahasiswa tingkat II masih sangat kurang yakni hanya sekitar 17,4%. Hal ini dapat dilihat dari jumlah jawaban salah lebih banyak dari pada jumlah jawaban benar. Contoh :

(1) 夏 と 必 天気 あ く ま

(2) 彼女 と う

(10)

Akan tetapi pada kenyataannya, jumlah mahasiswa yang menjawab benar baik pada kalimat (1) maupun (2) hanya 20% atau dapat dikatakan hanya satu orang mahasiswa saja yang dapat menjawab dengan benar.

Apabila kondisi seperti ini terus dibiarkan, maka selain dapat merugikan diri sendiri dikhawatirkan kesalahan-kesalahan yang terjadi juga dapat merugikan orang lain mengingat penggunaan fukushi yang sering digunakan baik dalam ragam bahasa lisan maupun tulisan. Jika sudah mengetahui penggunaan masing-masing fukushi maka kesalahan yang terjadi pun dapat semakin diminimalisir agar tidak terjadi kesalahpahaman ketika berkomunikasi terutama dengan orang Jepang.

Berdasarkan kondisi tersebut, tingkat pemahaman siswa khususnya tingkat pemahaman terhadap fukushi perlu diukur. Apabila tingkat pemahaman siswa rendah, maka dapat dicarikan solusi untuk mengatasinya. Oleh karena itu, untuk mengukur tingkat pemahaman tersebut penulis akan

melakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN

MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN FUKUSHI KITTO DAN KANARAZU”.

1.2 Identifikasi Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Masalah umum dari penelitian ini yaitu apakah mahasiswa memahami mengenai perbedaan antara fukushi kitto dan kanarazu. Sedangkan masalah khusus dari penelitian ini yaitu.

a. Apakah mahasiswa dapat membedakan penggunaan fukushi kitto dan kanarazu dengan baik di dalam kalimat?

b. Apakah mahasiswa mampu membuat kalimat secara baik dan benar dengan menggunakan fukushi kitto dan kanarazu?

(11)

1.2.2 Batasan Masalah

Untuk menghindari perluasan penelitian, maka penelitian ini hanya terbatas kepada hal yang berkaitan dengan pemahaman mahasiswa mengenai penggunanaan fukushi kitto dan kanarazu.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa dalam penggunaan fukushi kitto dan kanarazu. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini yakni sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam membedakan penggunaan fukushi kitto dan kanarazu di dalam kalimat.

b. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam membuat kalimat dengan menggunakan fukushi kitto dan kanarazu secara baik dan benar.

d. Untuk mengetahui apakah mahasiswa mengalami kesulitan dalam menggunakan fukushi kitto dan kanarazu. Juga, untuk mengetahui penyebab kesulitan tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini yaitu: a. Manfaat Teoritis

Dapat bermanfaat bagi pembelajaran dan pengajaran bahasa Jepang, khususnya bagi pembelajaran fukushi kitto dan kanarazu.

b. Manfaat Praktis 1. Bagi penulis

Dapat menambah wawasan mengenai pembelajaran bahasa Jepang, khususnya dalam pembelajaran fukushi kitto dan

(12)

2. Bagi pengajar

Dapat dijadikan tolak ukur bagi pengajar sehingga dapat menentukan cara pengajaran baru agar mahasiswa dapat lebih memahami dengan baik. Juga dapat dijadikan referensi bahan pengajaran khususnya pembelajaran fukushi kitto dan kanarazu. 3. Bagi mahasiswa

Dapat dijadikan referensi bahan belajar mandiri, juga untuk meningkatkan pemahaman mengenai penggunaan fukushi kitto dan kanarazu.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai kekurangan atau hal-hal yang belum dilakukan di penelitian ini untuk dijadikan penelitian selanjutnya.

1.5 Defenisi Operasional

a) Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb.) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb.) (Departemen Pendidikan Nasional [Depdiknas], 2008, p.58 ). Dalam penelitian ini, analisis yang dimaksud adalah penguraian tentang bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa dalam menggunakan dan membedakan fukushi kitto dan kanarazu didalam kalimat dengan tepat.

b) Pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan (Depdiknas, 2008).

c) Ruigigo atau sinonim adalah beberapa kata yang memiliki bunyi ucapan

yang berbeda namun memiliki makna yang sangat mirip (Iwabuchi, dikutip dalam Sudjianto dan Dahidi, 2007, p.114)

d) Fukushi adalah kata-kata yang menerangkan verba, adjektiva, dan

(13)

e) Kata kitto dan kanarazu merupakan kata keterangan dalam bahasa Jepang yang apabila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia kedua kata tersebut sama-sama memiliki arti „pasti‟. Namun, penggunaan kata Kitto dan Kanarazu tidaklah sama.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa dalam memahami penggunaan fukushi kitto dan kanarazu. Oleh karena itu metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. (Sutedi, 2009, p.58)

1.7 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI. Sedangkan untuk sampel, penulis mengambil seluruh mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 30 orang yang berasal dari kelas A, B, dan C.

(14)

1.8 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1.8.1 Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Kepustakaan

Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data berupa buku-buku, jurnal, dan penelitian terdahulu yang relevan guna menunjang kelancaran jalannya penelitian.

b. Studi Lapangan

Selain studi kepustakaan, penulis mengumpulkan data dari penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa tingkat II kelas A, B, dan C tahun ajaran 2012/2013 JPBJ UPI dengan cara memberikan tes berupa soal dan angket.

1.8.2 Instrumen Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Karena data yang diperoleh dari sampel yakni berupa angka. Sedangkan data diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan

Instrumen berupa buku-buku, jurnal, dan penelitian terdahulu digunakan penulis guna mengumpulkan teori-teori yang relevan serta dapat menunjang kelancaran jalannya penelitian.

b. Tes

Tes diberikan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan fukushi kitto dan kanarazu. Tes yang diberikan berupa tes objektif dan tes subjektif. Untuk tes subjektif, penulis menggunakan bentuk soal melengkapi kalimat dan bentuk soal benar salah, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam membedakan penggunaan fukushi kitto dan

kanarazu di dalam kalimat. Sedangkan untuk tes objektif, penulis

(15)

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam membuat kalimat dengan menggunakan fukushi kitto dan

kanarazu.

1.9 Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ini disusun menjadi 5 bab yakni sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, defenisi operasional, metodologi penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORITIS

Pada bab ini akan diuraikan mengenai pengertian sinonim, fukushi dalam bahasa Jepang, makna

fukushi kitto dan kanarazu, persamaan dan

perbedaan fukushi kitto dan anarazu, serta akan membahas mengenai beberapa penelitian terdahulu mengenai fukushi kitto dan kanarazu.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan tahap-tahap penelitian.

(16)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metodologi penelitian

Penelitian terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah penelitian yang berhubungan dengan dunia pendidikan yang disebut dengan penelitian pendidikan. Sutedi (2011, p.16) menyebutkan bahwa penelitian pendidikan merupakan upaya untk memahami permasalahan pendidikan serta hal-hal lain yang berhubungan dengannya, melalui pengumpulan berbagai bukti akurat, dilakukan secara sistematis berdasarkan metode ilmiah, sehingga diperoleh suatu jawaban untuk memecahkan masalah tersebut. Penelitian ini mengukur tingkat pemahaman mahasiswa, oleh karena itu penelitian ini merupakan penelitian pendidikan karena pemahaman mahasiswa merupakan suatu bidang garapan yang termasuk ke dalam penelitian pendidikan.

Penelitian dalam pengajaran bahasa asing secara umum dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif (Setiyadi, 2006, p.1). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman mahasiswa dengan cara memberikan tes sehingga data yang didapatkan berupa angka, oleh karena itu penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya berupa angka-angka yang diolah dengan menggunakan metode statistik (Sutedi, 2011, p.23).

(18)

dengan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual.

3.2Populasi dan sampel

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono, 2004, p.118). Sedangkan bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data disebut sampel (Sutedi, 2011, p.179).

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil populasi seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang (JPBJ) UPI, sedangkan sampel dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat dua JPBJ UPI tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 30 orang yang berasal dari kelas A, B, dan C. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive yaitu pengambilan sampel yang yang didasarkan atas pertimbangan peneliti itu sendiri, dengan maksud dan tujuan tertentu yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah (Sutedi, 2011, p.181). Seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, penulis mengambil sampel tingkat II dengan pertimbangan bahwa mahasiswa tingkat II sudah terbiasa menggunakan

fukushi kitto dan kanarazu dalam membuat kalimat sederhana ataupun ketika

berbicara. Akan tetapi setelah dilakukan tes uji coba, dibandingkan dengan mahasiswa tingkat III, mahasiswa tingkat II belum dapat memahami dengan baik mengenai perbedaan penggunaan dan makna fukushi kitto dan kanarazu. Penulis berpendapat akan lebih baik jika mahasiswa dapat membedakan penggunaan fukushi kitto dan kanarazu lebih awal agar tidak terjadi kesalahan dalam berbahasa Jepang ditingkat berikutnya.

3.3Instrumen penelitian

(19)

penelitian pendidikan terdapat dua macam instrumen, yaitu tes dan non tes. Penelitian ini menggunakan kedua macam instrumen tersebut. Adapun instrumen penelitian tes yang digunakan penulis yaitu tes tertulis yang berupa tes subjektif dan tes objektif. Sedangkan instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa angket.

3.3.1 Tes objektif

Tes objektif adalah suatu tes yang disusun dimana setiap pertanyaan tes yang disediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih (Margono, 2004, p.170). Tes objektif pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam membedakan penggunaan

fukushi kitto dan kanarazu.

3.3.2 Tes subjektif

Tes subjektif merupakan jenis tes dimana peneliti memasukan unsur subjektifitas atau pertimbangan lainnya dalam nenilai hasil tes. Tes subjektif pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam menggunakan fukushi kitto dan kanarazu didalam kalimat.

Soal-soal yang digunakan dalam tes bersumber dari kumpulan kalimat

jitsurei dan sakurei. Adapun tes yang diberikan kepada sampel terdiri dari

tiga bagian, yaitu :

a. Bagian I (melengkapi kalimat)

Bagian I terdiri dari 20 soal berupa kalimat tidak lengkap yang bersumber dari kumpulan kalimat jitsurei dan sakurei. Sampel diharuskan untuk mengisi bagian kalimat yang kosong dengan menggunakan kata kitto atau kanarazu.

b. Bagian II (benar-salah)

(20)

c. Bagian III (menterjemahkan kalimat)

Bagian ini terdiri dari 5 soal berupa kalimat dalam bahasa Indonesia. Sampel diharuskan menterjemahkan kalimat-kalimat tersebut dengan menggunakan kata kitto dan kanarazu yang tepat untuk kalimat tersebut.

3.3.3 Angket atau kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010, p.194). Angket ini digunakan untuk mengetahui tentang keaktifan, kesulitan yang dihadapi dalam penguasaan bahasa Jepang khususnya fukushi, serta usaha yang dialakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Pada penelitian ini, angket berisi 7 soal berupa kuesioner tertutup.

3.4Teknik pengumpulan data

3.4.1 Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh berbagai informasi dan menambah pengetahuan penulis tentang penelitian umumnya dan tentang fukushi khususnya. Pada penelitian ini penulis menggunakan buku-buku diantaranya Metodologi Penelitian Pendidikan, Penelitian

Pendidikan Bahasa Jepang, Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Asing, Prosedur Penelitian, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia.

Selain itu penulis juga menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan fukushi, diantaranya Gendai Fukushi Youhou Jiten, The

Handbook Of Japanese Adjectives And Adverbs, Kotoba No Imi, Ruigigo Tsukaiwake Jiten, Nihon Go Bunkei Jiten, Nihon Go-Indonesia Go Jiten, dan sebagainya.

3.4.2 Studi lapangan

(21)

non tes berupa angket. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik one shoot model, yaitu teknik penelitian dengan pengambilan data yang dilakukan satu kali.

3.5Teknik pengolahan data

3.5.1 Teknik pengolahan data tes

Setelah mengumpulkan data dari hasil tes, maka data-data tersebut kemudian akan diolah, dianalisis, dan diinterpretasikan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Memeriksa jawaban benar dan salah untuk setiap bentuk soal 2. Menghitung jawaban benar dan salah

3. Menyusun frekuensi dan presentase jawaban benar dan salah dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

P : presentase jawaban f : frekuensi jawaban x : jumlah responden

4. Mengubah skor mentah menjadi nilai standar 100 dengan menggunakan rumus :

Keterangan : R : nilai yang dicari N : skor mentah S : skor ideal

� =�× %

(22)

5. Menghitung tingkat kemampuan pemahaman mahasiswa tiap aspek berdasarkan hasil tes dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

P : presentase tingkat kemampuan

: jumlah skor standar S : jumlah responden

6. Menghitung tingkat pemahaman mahasiswa secara keseluruhan dengan mencari nilai rata-rata dari tiap aspek kemampuan dengan menggunakan standar penilaian UPI, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1

Tabel Penafsiran Standar Penilaian

Angka Keterangan

86 – 100 Sangat baik 76 – 85 Baik 66 – 75 Cukup 56 – 65 Kurang 46 – 55 Sangat kurang 36 – 45 Buruk

0 – 35 Sangat buruk

7. Melakukan interpretasi serta kesimpulan

3.5.2 Teknik pengolahan data angket

Data hasil angket yang telah terkumpul diolah dengan cara sebagai berikut :

1. Menghitung frekuensi dan presentase jawaban dari setiap nomor pertanyaan dengan menggunakan rumus :

(23)

Keterangan :

P : presentase jawaban f : frekuensi jawaban x : jumlah responden

2. Menyusun tabel frekuensi dan presentase jawaban dari tiap-tiap jawaban

3. Menganalisis dan menginterpretasikan jawaban sampel tiap nomor pertanyaan

Tabel 3.2

Tabel Penafsiran Angket

Jumlah responden (%) Interpretasi

0 Tidak ada 1 – 5 Hampir tidak ada 6 – 25 Sebagian kecil 26 – 49 Hampir setengahnya

50 Setengahnya 51 – 75 Lebih dari setengahnya 76 – 95 Sebagian besar 96 – 99 Hampir seluruhnya

100 Seluruhnya

3.6Prosedur penelitian

Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :

1. Melakukan studi literature mengenai kata keteranagan bahasa Jepang, khususnya mencari persamaan dan perbedaan dari kata kitto dan kanarazu.

(24)

2. Mengumpulkan data berupa kalimat (jitsurei) serta membuat kalimat (sakurei)

3. Menyusun instrumen tes berupa soal untuk mengukur pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan fukushi kitto daan kanarazu dan instrumen non tes berupa angket untuk mengetahui tentang keaktifan, kesulitan yang dihadapi dalam penguasaan bahasa Jepang khususnya

fukushi, serta usaha yang dialakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

4. Mengkonsultasikan instrumen dengan pembimbing

5. Melakukan expert judgement atau meminta pertimbangan ahli (dosen atau

native speaker) mengenai instrumen penelitian yang telah disusun dan

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.

6. Melakukan uji coba terhadap sepuluh sampel guna mencari angka validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

7. Melakukan pengambilan data berupa soal tes dan angket kepada sampel. 8. Mengolah data hasil tes dan angket

9. Melakukan analisis data

10.Menginterpretasikan dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh

3.7Uji validitas dan reliabilitas soal tes

Validitas dan reliabilitas merupakan aspek yang penting dalam sebuah penelitian. sebuah penelitian menjadi diragukan hasil penemuannya apabila alat ukur yang dugunakan tidak memenuhi kedua aspek tersebut. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang diukur validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen tes yang berupa soal tes. Hal ini dikarenakan instrumen non tes yang berupa angket merupakan instrumen pendukung.

3.7.1 Uji validitas

(25)

Sutedi (2011, pp.217-218) menyebutkan bahwa validitas terdiri dari dua macam yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal dapat disusun dengan berdasarkan pada fakta-fakta empirik yang telah terbukti, sehingga bisa dilakukan dengan cara membandingkannya dengan perangkat tes yang sudah dianggap standar. Sedangkan validitas internal dapat diukur dengan cara konsultasi pada pakar

Dalam penelitian ini penulis mengkonsultasikan instrumen tes penelitian kepada dosen ahli untuk menilai valid atau tidaknya instrumen yang dipakai. Setelah melakukan bimbingan kepada dosen pembimbing mengenai intrumen tes penelitian, maka penulis mengkonsultasikan intrumen tes penelitian tersebut kepada dosen ahli. Pernyataan expert judgement dari dosen yang bersangkutan menyatakan bahwa instrumen tes yang diberikan kepada sampel terbukti valid.

3.7.2 Uji reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2010, p.221). Sutedi (2011, p.220) menyebutkan bahwa perangkat tes dikatakan memiliki reliabilitas jika dapat mengukur secara ajeg, artinya meskipun berkali-kali tes tersebut digunakan pada sampel yang sama dengan waktu yang tidak terlalu lama, akan menghasilkan data yang sama pula.

Seperti halnya validitas, reliabilitas pun terdapat dua macam, reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal. Dalam penelitian ini penulis menggunakan reliabilitas internal, yaitu dengan menggunakan teknik belah dua. Korelasi antara soal bernomor ganjil dan soal bernomor genap dihitung dengan menggunakan rumus:

=

(26)

Keterangan :

r = koefisien antara variabel X dan Y N = jumlah sampel

X = jumlah jawaban benar soal bernomor ganjil Y = jumlah jawaban benar soal bernomor genap Rumus untuk mencari reliabilitas penuh dalam teknik belah dua :

=

Setelah dihitung, hasil uji reliabilitas tersebut diinterpretasikan. Tabel 3.3

Tabel Penafsiran Angka Korelasi

Rentang angka Interpretasi

0.00 – 0.20 Sangat rendah 0.21 – 0.40 Rendah 0.41 – 0.60 Sedang 0.61 – 0.80 Kuat 0.81 – 1.00 Sangat kuat

3.8Analisis butir soal

Menurut Sutedi (2011, pp.212-213), soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan antara siswa yang tergolong mampu (kelompok atas) dengan siswa yang kurang mampu (kelompok bawah). Untuk itu, butir soal perlu dianalisis terlebih dahulu sebelum diberikan kepada sampel. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis butir soal antara lain sebagai berikut: 1. Mengurutkan jawaban siswa berdasarkan pada skor (nilai) yang diperoleh

dari hasil uji coba, mulai dari skor tertinggi sampai pada skor terendah 2. Menentukan 27,5% kelompok atas dan 27,5% kelompok bawah dari

(27)

kelompok atas (27,5%), kelompok menengah (45%), dan kelompok bawah (27,5%)

3. Menyajikan jumlah jawaban benar dan salah dari sampel kelompok atas dan kelompok bawah secara lengkap

Dalam penelitian ini, analisis butir soal yang dilakukan adalah analisis tingkat kesukaran dan analisis daya pembeda.

3.8.1 Analisis tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran setiap butir soal dihitung dengan menggunakan rumus :

=

Keterangan :

TK = tingkat kesukaran

BA = jumlah jawaban benar kelompok atas BB = jumlah jawaban benar kelompok bawah N = jumlah sampel kelompok atas dan bawah

Untuk menafsirkan hasil perhitungan tersebut, maka digunakan skala seperti dalam tabel berikut :

Tabel 3.4

Tabel Penafsiran Tingkat Kesukaran

Rentang Angka Penafsiran

(28)

3.8.2 Analisis daya pembeda

Seperti yang telah disebutkan di atas, soal yang baik adalah soal yang mampu membedakan siswa kelompok atas dengan siswa kelompok bawah. Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal soal, maka digunakan rumus :

=

Keterangan

DP = daya pembeda

BA = jumlah jawaban benar kelompok atas BB = jumlah jawaban benar kelompok bawah N = jumlah sampel kelompok atas dan bawah

Penafsiran hasil data yang digunakan adalah seperti yang tertera pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.5

Tabel Penafsiran Daya Pembeda

Rentang Angka Penafsiran

0.00 – 0.25 Rendah 0.26 – 0.75 Sedang 0.76 – 1.00 Tinggi

3.9Hasil uji validitas, reliabilitas, dan analisis butir soal

Selain dihitung dengan menggunakan rumus seperti yang telah dituliskan di atas, uji validitas, reliabilitas, dan analisis butir soal pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan aplikasi anates. Adapun hasil uji kelayakan instrumen adalah sebagai berikut :

1. Bagian I (melengkapi kalimat)

 Rata-rata = 13.00

(29)

 Korelasi XY = 0.62

Reliabilitas Tes = 0.76 ; Penafsiran = Kuat  Butir Soal = 20

 Jumlah Subyek = 10

Tabel 3.6

Tabel Hasil Uji Instrumen Bagian I

(30)

19 100.00 Sedang 0.766 Sangat

Reliabilitas Tes = 0.93 ; Penafsiran = Sangat kuat  Butir Soal = 15

 Jumlah Subyek = 10

Tabel 3.7

Tabel Hasil Uji Instrumen Bagian II

(31)

9 66.67 Sedang 0.582 Signifikan

3. Bagian III (menterjemahkan kalimat)

 Rata-rata = 6.10

 Simpang Baku = 2.23

 Korelasi XY = 0.75

Reliabilitas Tes = 0.86 ; Penafsiran = Sangat kuat  Butir Soal = 5

 Jumlah Subyek = 10

Tabel 3.8

Tabel Hasil Uji Instrumen Bagian III

(32)

4 50.00 Sedang 0.771 Sangat signifikan

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan fukushi kitto dan kanarazu, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Dari hasil pengolahan data tes, diperoleh suatu kesimpulan bahwa mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2012/2013 belum mampu membedakan penggunaan fukushi kitto dan

kanarazu dalam kalimat, dengan tingkat pemahaman 52,945% dan

dikategorikan kedalam tingkat sangat kurang.

2. Dari hasil tes uraian berupa menterjemahkan kalimat dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang dengan menggunakan kata kitto dan

kanarazu, diperoleh suatu kesimpulan bahwa mahasiswa tingkat II

Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2012/2013 belum mampu menggunakan fukushi kitto dan kanarazu didalam kalimat, dengan tingkat pemahaman 34,67% dan dikategorikan kedalam tingkat buruk. 3. Sebanyak 73,33% responden atau dapat dikatan lebih dari setengah

responden merasa sering kesulitan dalam menggunakan kata keterangan bahasa Jepang. Adapun penyabab kesulitan yang paling banyak dirasakan oleh mahasiswa adalah kurangnya intensitas dalam menggunakan kata keterangan bahasa Jepang dalam kegiatan perkuliahan, hal tersebut ditunjukan dengan persentase sebesar 50%. Sedangkan alasan terbanyak lainnya adalah kurangnya buku pendukung mengenai penjelasan kata keterangan bahasa Jepang.

5.2Saran

5.2.1 Saran bagi mahasiswa

(34)

didalam bahasa Jepang banyak sekali kosakata yang memiliki arti yang sama dengan kosakata lain. Oleh karena itu, carilah informasi mengenai persamaan dan perbedaan dari kosakata-kosakata yang bersinonim tersebut.

2. Perbanyak latihan dalam menggunakan kosakata tersebut. Baik dalam kalimat lisan maupun tertulis.

3. Cobalah untuk menggunakan kosakata tersebut baik dalam kalimat lisan maupun tulisan.

4. Selalu memiliki inisiatif untuk bertanya kepada guru, kakak tingkat, maupun teman yang lebih paham tentang kosakata yang kurang dimengerti.

5. Perbanyak buku sumber lain diluar buku paket perkuliahan, khususya buku yang membahas tentang fukushi.

5.2.2 Saran bagi pengajar

1. Diharapkan agar materi yang disampaikan tidak hanya dibahas secara sekilas, akan tetapi dijelaskan beserta cara penggunaan dan maknanya, terutama untuk kosakata yang bersinonim.

2. Diharapkan untuk memberikan masukan berupa informasi referensi belajar, agar mahasiswa memiliki wawasan lebih luas.

5.2.3 Saran bagi peneliti selanjutnya

1. Bagi peneliti yang akan meneliti tema dengan bidang yang sama, alangkah baiknya bila meninjau terlebih dahulu kondisi populasi yang akan diteliti demi kebutuhan penelitian.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Chaer, A. (2006). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke Empat. Jakarta :

Balai Pustaka.

Guruupu Jamashi. (1998). Nihongo Bunkei Jiten. Kuroshio: Japan.

Judiasri, M.D. (2007). Mengenal Fukushi ‘Adverbia’ Bahasa Jepang. Fokus

Jurnal Pendidikan Bahasa Asing, 9, pp.11-17.

Kamiya, T. (2004). The Handbook Of Japanese Adjectives and Adverbs. Japan: Kodansha international.

Margono, S. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta. Matsuura, K. (1994). Nihongo-Indonesiago Jiten. Japan: Kyoto Sangyo

University Press.

Nuraeni. (2010). Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap Penggunaan

Adjectiva Ureshii, Tanoshii, dan Yorokobashii. (Skripsi, Universitas

Pendidikan Indonesia, 2010, tidak diterbitkan).

Nurmansyah, I. (2011). Analisis Kitto dan Kanarazu Sebagai Fukushi Dalam

Bahasa Jepang. (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011, tidak

diterbitkan).

Prasetyo, B dan Linna, M.J. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja grafindo persada.

(36)

Sudjianto dan Dahidi, A. (2007). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta : Kesaint Blanc.

Sukardi. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara. Sutedi, D. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora. ________. (2010). Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora. Shibata, T., et al. (1991). Kotoba No Imi. Japan: Heibonsha.

Yoshifumi, H dan Hideko, A. (1994). Gendai Fukushi Youhou Jiten. Japan: Tokyo Do Shuppan

Gambar

Tabel 3.1 Tabel Penafsiran Standar Penilaian
Tabel 3.2 Tabel Penafsiran Angket
Tabel 3.3 Tabel Penafsiran Angka Korelasi
Tabel 3.4 Tabel Penafsiran Tingkat Kesukaran
+5

Referensi

Dokumen terkait

dengan penyewaan tenaga kerja ini adalah biaya penyewaan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga buruh tani di sekitar lokasi pemukiman transmigrasi tersebut, atau perlu difi- kirkan

Pelayanan kearsipan yang diselenggarakan di Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah bertumpu pada Badan Perpustakaan, Arsip, Dokumentasi (BPAD). Badan inilah yang bertugas

Stator merupakan bagian dari motor yang tidak bergerak (stasioner/statis). Stator berupa kumparan yang dialiri dengan arus bolak- balik untuk menghasilkan medan magnet

Kabupaten Bone Bolango, memberitahukan kepada Seluruh Rekanan agar menyerahkan. Jaminan Penawaran disetiap pekerjaan yang

Dari hasil implementasi dan pengujian sistem yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa aplikasi dapat menvisualisasikan lingkungan kompleks Candi Jago dan memberikan

Parameter yang diukur besarnya kandungan gula dalam nira (Brix), banyaknya nira yang diperoleh (ml), kuantitas bioetanol (ml) hasil destilasi, dan kualitas ethanol

Data hasil perhitungan observasi keterampilan proses sains kemudian dikelompokkan dalam lima kategori berdasarkan skor yang didapatkan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4. Hal

Mengingat kinerja adalah merupakan tolak ukur yang paling utama didalam menjalankan instansi pemerintahan maka kinerja yang baik seharusnya diberikan saat melakukan