• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA KARTU STOPAN MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI INDONESIA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Semester I SDN Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Su

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA KARTU STOPAN MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI INDONESIA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Semester I SDN Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Su"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Semester I SDN Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Deti Rosmiati 0903198

PROGRAM SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

BUATAN DI INDONESIA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Semester I SDN Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang)

Oleh

Deti Rosmiati

0903198

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Deti Rosmiati 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Kampus Sumedang

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penggunaan Media Kartu Stopan Melalui Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Alam dan Buatan di Indonesia. (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V Semester I SDN Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang)” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya, apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2013

Yang Membuat Pernyataan,

DETI ROSMIATI

(4)

i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ... 5

1. Rumusan Masalah ... 5

2. Pemecahan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Batasan Istilah ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 13

1. Pengembangan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 14

2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS ... 14

3. Hasil Belajar IPS dalam pembelajaran IPS... 17

B. Media Pembelajaran ... 18

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 18

2. Jenis Media ... 19

3. Pemilihan Media... 22

4. Fungsi Media ... 25

C. Permainan dalam Pembelajaran IPS ... 26

1. Pengertian Permainan... 26

2. Manfaat Bermain ... 26

3. Permainan ular tangga ... 28

4. Media Kartu Stopan ... 32

D. Materi Kenampakan Alam dan Buatan di Indonesia ... 37

1. Pengertian Kenampakan Alam ... 37

2. Pengertian Kenampakan Buatan ... 37

3. Contoh Kenampakan Alam di Indonesia ... 37

4. Contok Kenampakan Buatan di Indonesia ... 37

5. Kerugian Pembangunan Kenampakan Buatan bagi masyarakat Setempat ... 37

E. Penelitian Relevan ... 39

F. Hipotesis Tindakan... 41

BAB III METODE PENELITIAN... 42

(5)

ii

1. Metode Penelitian... 43

2. Desain Penelitian ... 44

D. Prosedur Penelitian... 46

1. Perencanaan Tindakan ... 46

2. Pelaksanaan Tindakan ... 47

3. Observasi ... 48

4. Refleksi ... 48

E. Instrumen Penelitian... 50

1. Tes ... 50

2. Pedoman Wawancara ... 51

3. Pedoman Observasi ... 53

4. Catatan Lapangan ... 53

5. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 54

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 54

1. Teknik Pengolahan Data ... 54

2. Analisis Data ... 58

G. Validasi Data ... 58

H. Jadwal Penelitian ... 60

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 61

B. Paparan Data Tindakan ... 66

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 66

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 66

b. Paparan Data Proses Siklus I... 66

c. Paparan Hasil Siklus I ... 80

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 82

2. Paparan Data Tindakan Siklus II... 90

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 90

b. Paparan Data Proses Siklus II ... 91

c. Paparan Hasil Siklus II ... 103

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 106

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 112

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 112

b. Paparan Data Proses Siklus III ... 113

c. Paparan Hasil Siklus III ... 126

d. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 128

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 132

1. Paparan Pendapat Siswa ... 133

2. Paparan Pendapat Guru ... 134

(6)

iii

Permainan Ular Tangga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

pada Materi Kenampakan Alam dan Buatan di Indonesia ... 137

3. Hasil Belajar Penggunaan Media Kartu Stopan Melalui Permainan Ular Tangga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kenampakan Alam dan Buatan di Indonesia ... 145

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 148

B. Saran ... 150

DAFTAR PUSTAKA ... 152

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 155

(7)

iv

buatan di Indonesia... 39

Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Hasi Belajar ... 50

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Untuk Guru ... 52

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Untuk Siswa ... 52

Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi ... 56

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Tes Hasil Belajar ... 57

Tabel 3.6 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ... 60

Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Awal Kinerja Guru ... 62

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Awal Aktivitas Siswa ... 62

Tabel 4.3 Data Awal Hasil Belajar Siswa pada Materi Kenampakan Alam dan Buatan di Indonesia ... 63

Tabel 4.4 Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal ... 64

Tabel 4.5 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I (Tahap Perencanaan)... 67

Tabel 4.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I (Tahap Pelaksanaan)... 76

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Siklus I... .. 78

Tabel 4.8 Hasil Nilai Tes Tertulis Siklus I... 80

Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Hasil Observasi, Catatan Lapangan, dan Hasil Belajar Siklus I... 83

Tabel 4.10 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II (Tahap Perencanaan)... 91

Tabel 4.11 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II (Tahap Pelaksanaan)... 99

Tabel 4.12 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II... 101

Tabel 4.13 Hasil Nilai Tes Tertulis Siklus II... 104

Tabel 4.14 Rangkuman Analisis Hasil Observasi, Catatan Lapangan, dan Hasil Belajar Siklus II ... 107

Tabel 4.15 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III (Tahap Perencanaan) .... 113

Tabel 4.16 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II (Tahap Pelaksanaan) ... 122

(8)

v

(9)

vi

Gambar 2.3 Gambar OHP ... 21

Gambar 2.4 Gambar Televisi ... 22

Gambar 2.5 Contoh Papan Permainan Ular Tangga ... 29

Gambar 2.6 Kartu Stopan berwarna merah untuk pertanyaan pilihan ganda... 34

Gambar 2.7 Kartu Stopan berwarna kuning untuk pertanyaan isian singkat... 35

Gambar 2.8 Kartu Stopan berwarna hijau untuk pertanyaan essay... 35

Gambar 2.9Gambar Kenampakan Alam ... 35

Gambar 2.10Gambar Kenampakan Buatan ... 36

Gambar 2.11Papan Ular Tangga ... 36

Gambar 2.12 Bendera... 36

Gambar 2.13 Pion dan Dadu untuk Bermain Ular Tangga ... 37

Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan MC Taggart ... 45

Gambar 3.2 Alur Pelaksanaan Tiap Siklus ... 46

Gambar 4.1 Grafik Persentase Peningkatan Kinerja Guru, Aktivitas Siswa, dan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 89

Gambar 4.2 Grafik Persentase Peningkatan Kinerja Guru pada Tindakan Siklus II ... 101

Gambar 4.3 Grafik Persentase Peningkatan Nilai Aktivitas Siswa pada Tindakan Siklus II ... 103

Gambar 4.4 Grafik Persentase Peningkatan Nilai Tes Tertulis padaTindakan Siklus II ... 106

Gambar 4.5 Grafik Persentase Peningkatan Kinerja Guru pada Tindakan Siklus III ... 123

Gambar 4.6 Grafik Persentase Peningkatan Nilai Aktivitas Siswa pada Tindakan Siklus III ... 125

Gambar 4.7 Grafik Persentase Peningkatan Nilai Tes Tertulis pada Tindakan Siklus III ... 128

(10)

vii

Lampiran 2 Lembar Hasil Observasi Awal Kinerja Guru ... 162

Lampiran 3 Lembar Hasil Observasi Awal Aktivitas Siswa ... 163

Lampiran 4 Lembar Observasi kinerja Guru & Deskriptor ... 164

Lampiran 5 Lembar aktivitas Siswa & Deskriptor ... 171

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa ... 174

Lampiran 7 Lembar Tes Belajar Siswa ... 178

Lampiran 8 Pedoman Wawancara untuk Guru ... 179

Lampiran 9 Pedoman Wawancara untuk Siswa ... 180

Lampiran 10 Catatan Lapangan ... 181

Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 182

Lampiran 12 Lembar Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I ... 198

Lampiran 13 Data Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I ... 200

Lampiran 14 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I ... 202

Lampiran 15 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I ... 204

Lampiran 16 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 207

Lampiran 17 Lembar Tes Belajar Siswa ... 208

Lampiran 18 Data Hasil Belajar Siswa ... 209

Lampiran 19 Catatan Lapangan Siklus I ... 212

Lampiran 20 Data Hasil Catatan Lapangan Siklus I ... 216

Lampiran 21 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 220

Lampiran 22 Lembar Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus II ... 236

Lampiran 23 Data Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus II ... 238

Lampiran 24 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II ... 240

Lampiran 25 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II ... 242

Lampiran 26 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 245

Lampiran 27 Lembar Tes Belajar Siswa ... 246

Lampiran 28 Data Hasil Belajar Siswa ... 247

Lampiran 29 Catatan Lapangan Siklus II ... 250

Lampiran 30 Data Hasil Catatan Lapangan Siklus II ... 254

Lampiran 31 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 258

Lampiran 32 Lembar Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus III ... 274

Lampiran 33 Data Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus III ... 276

Lampiran 34 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III ... 278

Lampiran 35 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III ... 280

Lampiran 36 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 283

Lampiran 37 Lembar Tes Belajar Siswa ... 284

Lampiran 38 Data Hasil Belajar Siswa ... 285

Lampiran 39 Catatan Lapangan Siklus III ... 288

Lampiran 40 Data Hasil Catatan Lapangan Siklus III ... 292

Lampiran 41 Pedoman Wawancara untuk Guru ... 296

Lampiran 42 Pedoman Wawancara untuk Siswa ... 298

(11)

viii

Lampiran 48 Surat Keputusan Pembimbing Skripsi ... 318

Lampiran 49 Surat Permohonan Ijin Melaksanakan Penelitian ... 319

Lampiran 50 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 320

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dimulai dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah pertama (SMP) yang berusaha memberikan wawasan secara komprehensif tentang peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial.

Pengertian Pendidikan IPS menurut Somantri (Sapriya, 2008: 9) adalah „seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.‟

Pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang lingkup pengajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar peserta didik MI/SD.

(13)

Sedangkan tujuan dari pengetahuan sosial SD berdasarkan KTSP (2006) sebagai berikut:

1. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis; 2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif inkuiri,

memecahkan masalah dan keterampilan sosial;

3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan;

4. Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk baik secara nasional maupun global.

Dilihat dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan peserta didik yang memiliki kemampuan mengenai konsep dasar IPS agar mendapat bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah sosial di lingkungan sekitar.

Salah satu materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang dipelajari di sekolah dasar kelas V semester I yaitu kenampakan alam dan buatan di Indonesia. Konsep dasar mengenal kenampakan alam dan buatan di Indonesia merupakan konsep yang harus dikuasai siswa sebagai bekal untuk pembelajaran IPS dijenjang berikutnya.

Menurut B.F. Skinner (Sadiman, 2006: 9), „mendidik adalah mengubah tingkah laku siswa.‟ Perubahan tingkah laku ini harus tertanam pada diri siswa sehingga menjadi adat kebiasaan. Supaya tingkah laku tersebut menjadi adat kebiasaan, setiap ada perubahan tingkah positif harus diberi penguatan. Teori ini telah mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran.

(14)

proses komunikasi antara siswa dengan media dan secara tidak langsung telah terjadi pembelajaran. Media tersebut berhasil menyalurkan pesan apabila kemudian terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa.

Dari hasil observasi pada hari sabtu tanggal 22 September 2012 di SDN Ketib sangat terlihat bahwa kinerja guru dalam tahap perencanaan, masih kurang optimal. Pada tahap perencanaan, guru tidak mempersiapkan RPP yang sesuai, tidak mempersiapkan media pembelajaran, tidak mempersiapkan materi pembelajaran dan lembar evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada aktivitas siswa ketika proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran berlangsung siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, banyak siswa yang kurang memahami materi pembelajaran dikarenakan guru tidak menggunakan media pembelajaran dan materi pembelajaran tidak disusun secara sistematis.

Dalam tahap pelaksanaan guru tidak maksimal dalam melaksanakan pembelajaran. Guru tidak menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa, guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran, dan tidak membimbing siswa dalam menyimpulkan pelajaran. Hal tersebut berdampak pada aktivitas siswa ketika proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran berlangsung siswa tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran, suasana pembelajaran tidak menarik dan menjenuhkan siswa.

(15)

Seyogianya pembelajaran IPS membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu siswa sehingga dapat membentuk siswa dalam mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban dari pembelajaran itu sendiri. Sehingga pembelajaran pendidikan IPS yang baik dirancang untuk menyiapkan siswa agar dapat hidup di dunia yang lebih kompleks di masa yang akan datang.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa belum memahami materi tentang Kenampakan Alam dan Buatan di Indonesia. Dari hasil observasi pada tanggal 22 September 2012 ditemukan kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran IPS yaitu mengenai Kenampakan Alam dan Buatan di Indonesia. Dari 24 siswa terdapat sembilan siswa yang tuntas dan 15 siswa yang tidak tuntas. Hasilnya dilihat dari evaluasi yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) IPS yaitu 67.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut alternatif yang dipilih yaitu dengan menggunakan media kartu stopan melalui permainan ular tangga sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia. Dengan menggunakan media ini akan banyak manfaatnya, antara lain dapat menarik perhatian siswa, dapat meningkatkan antusias siswa terhadap pembelajaran, dapat memotivasi belajar siswa, dapat meningkatkan pemahaman siswa dan membuat pembelajaran IPS lebih menarik dan menyenangkan.

Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, di dengar dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

(16)

minat, pikiran dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran‟.

Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.

Dalam penelitian ini, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia kelas V semester I yaitu dengan menggunakan media kartu stopan melalui permainan ular tangga. Media kartu stopan ini adalah sebuah media pembelajaran hasil inovasi peneliti. Media kartu stopan ini berbentuk kartu dengan memiliki tiga warna yaitu merah, kuning dan hijau. Setiap kartu terdapat pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.

Dari uraian diatas peneliti merencanakan suatu penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V Semester I dalam materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia. Sehingga dalam skripsi ini peneliti beri judul: “Penggunaan Media Kartu Stopan Melalui Permainan Ular Tangga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Alam dan Buatan di Indonesia di Kelas V Semester I SD Negeri Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.

B. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan penelitian tersebut sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan penggunaan media kartu stopan melalui permainan ular tangga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia di kelas V semester I SDN Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang? b. Bagaimana pelaksanaan penggunaan media kartu stopan melalui

(17)

materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia di kelas V semester I SDN Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang? c. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa setelah penggunaan media

ular kartu stopan melalui permainan tangga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia di kelas V semester I SDN Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang?

d. Bagaimana peningkatan hasil belajar pada siswa setelah penggunaan media kartu stopan melalui permainan ular tangga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia di kelas V semester I SDN Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan pengamatan (observasi) yang dilakukan tanggal 22 September 2012 dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran IPS dengan materi pokok Kenampakan Alam dan Buatan di Indonesia, hasil belajar siswa banyak yang dibawah nilai dalam KKM yaitu 67.

(18)

Ibrahim (Suharjo, 1994: 109), mengemukakan:

Dalam pembelajaran, media dapat digunakan untuk: menghindari terjadinya verbalisme, membangkitkan minat/ motivasi, menarik perhatian peserta didik, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran, mengaktifkan peserta didik, dan mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.

Berdasarkan pengertian diatas, media kartu stopan melalui permainan ular tangga ini cukup memenuhi kriteria diatas. Karena pada dasarnya media ini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran, menarik perhatian siswa dan memberikan kesenangan pada siswa karena media ini dapat dimainkan.

Cara belajar yang paling menyenangkan adalah sambil bermain. Karena dengan bermain akan tercipta suasana tanpa tekanan dan paksaan. Permainan biasanya digunakan untuk memperagakan atau menirukan suatu keadaan yang sebenarnya tidak dapat dihadirkan langsung di dalam ruangan atau tempat tertentu. Melalui permainan, para siswa dapat mengalami sendiri secara langsung suatu kejadian.

Santrock (Trisnawati, 2010: 29) bahwa „Permainan (play) adalah suatu

kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan itu

sendiri‟. Menurut Erikson dan Freud (Trisnawati, 2010: 30) „Permainan

adalah suatu bentuk penyesuaian diri manusia yang sangat berguna menolong anak menguasai kecemasan dan konflik‟.

(19)

dengan lingkungan sehari-hari siswa. Sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran dan tertarik ketika proses pembelajaran.

Seperti yang dijelaskan oleh Bruner (Asyhar, 2012: 18), bahwa:

Media pembelajaran akan menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata dan mendorong siswa agar dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Oleh karena itu, makna belajar dalam media pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru, pemahaman pengetahuan, mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman serta refleksi pengetahuan yang telah siswa dapat.

Hal di atas bertolak belakang dengan masalah yang ada, yaitu guru hanya berperan sebagai penyampai informasi serta terlalu mendominasi siswanya sehingga ketika proses pembelajaran terjadi siswa tidak terlihat aktif. Suasana kelas yang ribut disebabkan karena saat pembelajaran guru hanya menjelaskan materi saja tanpa menanamkan konsep lain dalam pembelajaran.

Jika pembelajaran yang diberikan guru tidak menyenangkan maka akan dilupakan begitu saja oleh siswa yang berpengaruh kepada pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Guru dituntut untuk memberikan pembelajaran secara maksimal agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dengan menggunakan media dalam pembelajaran akan memudahkan guru untuk mencapai hal tersebut.

Hal tersebut dijelaskan oleh Thorndike (Suharjo, 2006: 40) , proses belajar itu melalui proses:

(20)

Menurut Piaget (Suharjo, 2006: 42) mengemukakan bahwa “anak itu belajar dari interaksi antara pikiran dengan pengalaman, dan melalui urutan

perkembangan struktur kognitif yang lebih kompleks”. Sedangkan menurut

Angela Anning (Suharjo, 1994) “anak belajar melalui pengalaman

-pengalaman langsung, khususnya melalui aktivitas bermain”.

Permainan yang tepat dapat membuat pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, dapat menguatkan pembelajaran mengenai materi yang sedang dipelajari, dapat dijadikan sebagai ujian atau tes bagi siswa dan dapat membantu guru dalam mendapatkan penilaian proses.

Permainan ular tangga yang akan dijadikan sebagai alternatif untuk pemecahan masalah ini digunakan siswa ketika guru telah selesai menjelaskan materi pembelajaran. Permainan ini digunakan untuk siswa dalam mempelajari, mengingat dan memperkuat pemahaman siswa terhadap materi yang sebelumnya telah dijelaskan oleh guru. Permainan ular tangga yang akan dimainkan siswa tidak berbeda jauh dengan permainan ular tangga yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Permainan ular tangga yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari biasanya bermain secara individu, namun ular tangga dalam pembelajaran ini dimainkan oleh siswa setelah siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Hal lain yang membedakannya yaitu saat pion berhenti pada kotak A misalnya, siswa tersebut harus mengambil kartu sesuai dengan warna yang ada pada kotak dimana dia berhenti dan harus menjawab pertanyaan yang telah disediakan.

Berdasarkan pemecahan masalah di atas, rincian target keberhasilan yang ditetapkan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan media kartu stopan melalui permainan ular tangga adalah sebagai berikut:

a. Proses Pembelajaran 1) Kinerja Guru

(21)

(1) Mempersiapkan RPP (2) Mempersiapkan media (3) Mempersiapkan materi (4) Mempersiapkan LKS (5) Mempersiapkan evaluasi b) Pelaksanaan (target 100%)

(1) Mengelompokkan siswa (2) Membagikan LKS

(3) Menjelaskan cara mengerjakan LKS (4) Menjelaskan cara bermain ular tangga (5) Mengatur siswa ketika bermain ular tangga (6) Menyuruh perwakilan siswa untuk presentasi (7) Tanya jawab dengan siswa

c) Evaluasi (target 80%)

(1) Guru melaksanakan penilaian proses (2) Guru melaksanakan penilaian post test 2) Aktivitas Siswa (target 80%)

(1) Berkelompok

(2) Belajar memainkan media (3) Mengerjakan LKS

(4) Berdiskusi

(5) Perwakilan siswa persentasi (6) Tanya jawab guru dan siswa lain

Target aktivitas siswa dilakukan melalui penilaian proses dan penilaian post test berupa tes tertulis berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 67.

C. TUJUAN PENELITIAN

(22)

2. Mendeskripsikan pelaksanaan penggunaan media kartu stopan melalui permainan ular tangga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia di kelas V semester I SDN Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang

3. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa setelah penggunaan media kartu stopan melalui permainan ular tangga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia di kelas V semester I SDN Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang

4. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar pada siswa setelah penggunaan media kartu stopan melalui permainan ular tangga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia di kelas V semester I SDN Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagi berikut: 1. Manfaat bagi siswa

a. Menumbuhkan minat belajar siswa dalam belajar IPS khususnya materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia

b. Mampu menjelaskan kenampakan alam dan buatan di Indonesia 2. Manfaat bagi guru

a. Meningkatkan profesionalisme dalam melakukan proses pembelajaran di kelas

b. Memperluas pengetahuan dan pemahaman guru dalam menggunakan media pembelajaran

3. Manfaat bagi sekolah

a. Membantu tercapainya tujuan pembelajaran menjelaskan kenampakan alam dan buatan di Indonesia

(23)

4. Manfaat bagi peneliti

a. Menambah wawasan tentang teori, strategi, dan model pembelajaran b. Menambah wawasan dalam dunia pendidikan di lapangan

E. BATASAN ISTILAH

Untuk memperjelas fokus penelitian, maka penulis memberikan batasan istilah secara definitif yang berkaitan dengan judul penelitian, yaitu:

1. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik, sehingga dapat mendorong peserta didik untuk belajar. 2. Kartu adalah sebuah objek kecil tipis datar, umumnya terbuat dari kertas

tebal atau plastik.

3. Media Kartu stopan adalah media kartu yang dibuat oleh peneliti yang terdiri dari kartu merah, kuning dan hijau sebagai alat tes yang memuat pertanyaan ketika siswa melakukan permainan ular tangga.

4. Permainan adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula. (Joan Freeman dan Utami Munandar dalam Ismail, 2009: 16)

5. Permainan ular tangga adalah permainan anak-anak berbentuk papan yang dimainkan oleh dua orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil, sejumlah "tangga" atau "ular" di gambar di beberapa kotak yang menghubungkannya dengan kotak lain. (Muaddab, 2012) 6. Kenampakan alam adalah segala sesuatu yang nampak di permukaan dan

terbentuk oleh peristiwa alam yang terdiri atas wilayah daratan dan wilayah lautan. (Asy‟ari, dkk. 2007)

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di SD Negeri Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena terdapat permasalahan yang harus diperbaiki. Selain karakteristik SD Negeri Ketib yang cukup baik, sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk menunjang proses pembelajaran. Potensi siswa SD Negeri Ketib dapat dikatakan cukup baik namun perlu ditunjang dengan sarana dan prasana yang lebih baik sehingga dapat mendukung terhadap pembelajaran.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian tindakan kelas ini diperkirakan selesai dalam waktu lima bulan, yaitu bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013.

B. Subjek Penelitian

Subjek utama dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V SD Negeri Ketib, yang berjumlah 24 orang, dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 15 orang dan perempuan berjumlah sembilan orang. Alasan peneliti mengambil sampel kelas V yaitu karena permasalahan ditemukan ketika peneliti mengajar di kelas V.

(25)

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Millss (Wardhani, 2009: 1.4) mendefinisikan mengenai pengertian penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

Penelitian tindakan kelas sebagai “systematic inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya. Informasi ini digunakan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan “reflective practise” yang berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh seorang guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, yang bertujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Hopkins ( Wiriaatmadja, 2008: 11) mengatakan tentang pengertian penelitian tindakan kelas bahwa:

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Penelitian kelas oleh guru merupakan kegiatan reflektif dalam berpikir dan bertindak dalam mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajarannya dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Sejalan dengan pemikiran Hopkins, Wiriaatmadja (2008: 13) secara ringkas mengemukakan, “penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengoorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.”

(26)

guru terlibat di dalamnya dan membutuhkan orang lain, maka dari itu penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara kolaboratif.

Adapun tujuan penelitian tindakan menurut Sukardi (2005: 212) adalah sebagai berikut:

1. Merupakan salah satu cara strategis guna memperbaiki layanan maupun hasil kerja dalam suatu lembaga.

2. Mengembangkan rencana tindakan guna meningkatkan apa yang telah dilakukan sekarang.

3. Mewujudkan proses penelitian yang dalam hal ini mereka memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalahan, maupun pihak subjek yang diteliti dalam mendapatkan manfaat langsung dari adanya tindakan nyata.

4. Tercapainya konteks pembelajaran dari pihak yang terlibat, yaitu peneliti dan para subjek yang diteliti.

5. Timbulnya budaya meneliti yang terkait dengan prinsip sambil bekerja dapat melakukan peneltian di bidang yang ditekuninya.

6. Timbulnya kesadaran pada subjek yang diteliti sebagai akibat adanya tindakan nyata untuk meningkatkan kualitas.

7. Diperolehnya pengalaman nyata yang berkaitan erat dengan usaha peningkatan kualitas secara profesional maupun akademik.

Dari penjelasan tujuan penelitian tindakan tersebut secara umum penelitian tindakan ditujukan untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik. Karena penelitian ini mampu menawarkan pendekatan dan prosedur yang mempunyai dampak langsung untuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran di kelas. Sehingga merujuk pada tujuan penelitian di atas, dasar pemikiran memilih metode ini yaitu untuk memperbaiki praktek pembelajaran di kelas.

2. Desain Penelitian

(27)

Adapun gambarnya sebagai berikut:

Gambar 3.1

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008: 66)

Secara mendetail Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008: 66) menjelaskan tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukannya. Merujuk pada pendapat Kemmis dan Taggart di atas, pada tahap perencanaan (plan), peneliti membuat rencana tindakan yang dilakukan pada perencanaan penelitian dan perencanaan pembelajaran. Setelah rencana tersusun dengan matang barulah pada tahap selanjutnya yaitu pada tahap tindakan (act) mulai dilakukan tindakan berupa langkah-langkah pembelajaran. Pada tahap pengamatan (observe), ketika pelaksanaan tindakan berlangsung peneliti diobsevasi oleh guru kelas V SDN Ketib berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti. Kemudian pada tahap refleksi (reflect), berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti melakukan refleksi atau tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

(28)

Adapun pelaksanaan tiap siklus pada pembelajaran kenampakan alam dan buatan di Indonesia adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2

Alur Pelaksanaan Tiap Siklus

Berdasarkan gambar di atas, maka pelaksanaan tiap siklus dalam penelitian akan dihentikan bila telah mencapai target penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti.

D.Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk sebuah siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus tergantung dari keberhasilan target yang akan dicapai, setiap siklus bisa terdiri dari satu pertemuan bahkan bisa lebih.

1. Perencanaan tindakan

Dalam tahap ini peneliti menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran kenampakan alam dan buatan di Indonesia yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. Adapun langkah-langkah perencanaannya sebagai berikut:

Perencanaan Siklus I

Pelaksanaan Siklus I

Observasi Refleksi

Perencanaan Siklus II

Pelaksanaan Siklus II

Observasi Refleksi

Perencanaan Siklus. dst

Pelaksanaan Siklus. dst

(29)

a) Pengkajian standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang selanjutnya ditunjukkan secara bersama-sama dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

b) Mempersiapkan media pembelajaran yaitu media kartu stopan, papan ular tangga dan gambar kenampakan alam dan buatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagai upaya peningkatan hasil belajar c) Mempersiakan materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran d) Mempersiapkan LKS

e) Mempersiapkan evaluasi f) Membuat surat ijin penelitian 2. Pelaksanaan tindakan

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan yang mengacu pada perencanaan yang telah dibuat dilaksanakan sesuai jadwal penelitian yang ada. Serta melakukan pengamatan terhadap proses tindakan yang sedang berlangsung, mulai dari awal perencanaan sampai seluruh tindakan dilaksanakan. Tindakan yang akan dilakukan pada siklus satu mencakup:

a) Tahap awal pembelajaran 1) Berdoa

2) Mengucapkan salam 3) Mengkondisikan siswa 4) Mengabsen siswa

5) Menyampaikan tujuan pembelajaran

6) Mengadakan apersepsi dengan melakukan tanya jawab seputar materi yaitu “Apakah kalian pernah melihat gunung?”

b) Tahapan inti pembelajaran

1) Membagi siswa ke dalam empat kelompok tiap kelompok berjumlah enam orang

2) Memberikan papan ular tangga kepada setiap kelompok

(30)

5) Menjelaskan tentang peraturan permainan ular tangga

6) Membimbing siswa ketika berdiskusi dan bermain ular tangga 7) Menyuruh perwakilan siswa dari anggota tiap kelompok untuk

menjelaskan apa yang di dapat ketika berdiskusi 8) Tanya jawab dengan siswa mengenai hasil diskusi

9) Mengumumkan pemenang permainan ular tangga ketika mengerjakan soal pada kartu stopan kepada setiap kelompok 10)Memberika hadiah kepada setiap pemenang

3. Observasi

Fathoni (2011: 104) mengemukakan bahwa “observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan tehadap keadaan atau perilaku objek sasaran.” Jadi, observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, atau kalau perlu pengecapan.

Tahapan ini terdiri dari proses pengumpulan data yang dilakukan oleh observer mengenai seluruh aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Dalam melakukan observasi, observer mencatat dan mengamati apa saja yang dilakukan guru sebagai praktikan dan aktivitas siswa yang berpedoman pada lembar observasi.

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti dengan mengamati seluruh aktivitas yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrumen pengumpul data, yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, tes hasil belajar dan catatan lapangan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa apakah telah memenuhi kriteria dalam lembar observasi atau belum. Jika telah didapatkan datanya, hasil data observasi tersebut dapat dijadikan sebagai rujukan dalam perbaikan siklus berikutnya. 4. Refleksi

(31)

(perubahan) yang telah dilakukan. Hasil dari refleksi yang ada akan dijadikan sebagai pertimbangan dalam membuat perencanaan tindakan dalam siklus berikutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan refleksi pada akhir pembelajaran untuk mengevaluasi yang telah dilakukan, sampai dimana keberhasilan yang telah dicapai apakah sudah mencapai target atau belum. Dengan melakukan refleksi tersebut maka dapat dilakukan diskusi mengenai hasil pembelajaran yang telah berlangsung dengan guru praktikan dan rekan-rekan untuk menentukan langkah berikutnya pada siklus dua. Adapun kegiatan refleksi dalam penelitian ini meliputi:

1) Mengecek kelengkapan data yang terkumpul selama proses pembelajaran. Data tersebut terdiri dari hasil pengamatan observasi kinerja guru, aktivitas siswa, pedoman wawancara guru, pedoman wawancara siswa, catatan lapangan serta hasil belajar siswa.

2) Mendiskusikan hasil pengumpulan data antara guru dan peneliti berupa hasil pedoman observasi kinerja guru, pedoman observasi aktivitas siswa, pedoman wawancara, tes hasil belajar siswa dan catatan lapangan.

3) Penyusunan kembali rencana tindakan untuk siklus berikutnya yang dirumuskan dalam skenario dalam pembelajaran dengan mengacu pada hasil analisis data proses tindakan sebelumnya.

(32)

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes

Arikunto (1992) mengatakan tentang pengertian tes bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

[image:32.595.119.516.293.748.2]

Tes yang digunakan peneliti untuk mengukur hasil belajar siswa dalam menjelaskan kenampakan alam dan buatan di Indonesia yaitu tes tertulis yang berupa LKS dan soal-soal yang harus dijawab yang termuat dalam lembar evaluasi. Lembaran tes terdapat pada lampiran.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Indikator Pencapaian

Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk

Penilaian Instrumen/ Soal 1. Menjelaskan pengertian kenampakan alam Tugas Individu Penilaian Tertulis

1. Jelaskan pengertian kenampakan alam! 2. Menjelaskan

pengertian

kenampakan buatan

2. Jelaskan pengertian kenampakan buatan!

3. Memberikan 3 contoh kenampakan alam yang ada di Indonesia

3. Berikan 3 contoh kenampakan alam

yang ada di

Indonesia!

4. Memberikan 3 contoh kenampakan buatan yang ada di Indonesia

4. Berikan 3 contoh kenampakan buatan

yang ada di

Indonesia! 5. Mengidentifikasi kerugian dari pembangunan kenampakan buatan bagi masyarakat setempat

(33)

a. Bangunan apakah gambar di atas? b. Apakah

pembangunan tersebut memberikan

kerugian terhadap masyarakat

setempat? Berikan alasannya!

c. Bagaimana sikap kita agar semua

dampak yang

terjadi pada

pembangunan di

atas dapat

diminimalisir?

6. Membuat salah satu gambar kenampakan alam maupun

kenampakan buatan yang ada di

Indonesia

6. Gambarlah salah satu kenampakan alam maupun kenampakan buatan yang ada di Indonesia!

2. Pedoman wawancara

Menurut Esterberg (Sugiyono: 2005: 72), „wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu‟. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari respondennya. Biasanya wawancara ini dilakukan jika kurangnya data yang didapat ketika kegiatan observasi.

[image:33.595.122.516.109.580.2]
(34)

satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara.” Merujuk pada pendapat tersebut, Wawancara dapat digunakan untuk mengetahui pendapat, aspirasi, harapan, keinginan, keyakinan siswa. Yang diwawancarai oleh peneliti adalah guru dan siswa.

Adapun pengertian pedoman wawancara menurut Wahyudin (2006: 53) mengatakan bahwa, “Pedoman wawancara merupakan alat yang harus ada pada saat berlangsung percakapan antara pewawancara dan yang diwawancarai.”

[image:34.595.124.516.259.732.2]

Yang diwawancarai peneliti adalah guru dan siswa. Pedoman wawancara ini yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh guru dan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan, apakah sesuai dengan indikator pencapaian target perbaikan. Tujuan diadakannya wawancara ini adalah untuk memperoleh data verbal atau konfirmasi dari siswa dan guru mengenai penyebab kesulitan siswa dalam menjelaskan kenampakan alam dan buatan di Indonesia.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Wawancara Untuk Guru

No Aspek yang ditanya Nomo Pertanyaan 1. Penilaian terhadap proses belajar

mengajar dengan menggunakan media

1

2. Respon guru terhadap media 2

3. Hambatan dalam penggunaan media 3

4. Kesan terhadap pembelajaran 4

5. Pesan untuk perbaikan 5

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Wawancara Untuk Siswa

No Aspek yang ditanya Nomo Pertanyaan

1. Respon siswa terhadap media 1

2. Manfaat dari penggunaan media 2

3. Kelebihan dan kekurangan media 3

(35)

3. Pedoman Observasi

Arikunto (2005: 129) menyatakan bahwa, “Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.” Pedoman observasi pada penelitian ini digunakan sebagai bahan pengumpul data secara pelaksanaan, dimana dengan menggunakan pedoman observasi maka beberapa langkah-langkah yang terjadi baik pada kinerja guru maupun aktivitas siswa akan terlihat presentase keberhasilan pencapaian target yang telah ditentukan pada perencanaan sebelumnya. Dalam proses observasi, observer (pengamat) tinggal memberikan tanda atau tally pada kolom tempat peristiwa muncul. Itulah sebabnya sejalan dengan pendapat Arikunto (2005: 129) menyatakan bahwa, “Cara bekerja seperti ini disebut sistem tanda (sign system).” Format observasi terdapat pada lampiran.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan yang digunakan oleh para peneliti untuk mendeskripsikan hasil rekaman peristiwa yang terjadi di lapangan. Catatan lapangan ini memuat secara deskriptif berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial, dan nuansa-nuansa lainnya merupakan kekuatan tersendiri dari Penelitian Tindakan Kelas yang beriklim kualitatif secara mendasar (grounded) dan mulai dari akar rumput (grass root).

Sedangkan menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 1989: 153) „Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.‟

(36)

Catatan lapangan dibuat oleh peneliti untuk menganalisis semua kegiatan terhadap penggunaan media kartu stopan melalui permainan ular tangga pada materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia, sehingga nantinya bisa nampak dalam catatan lapangan ketercapaian target penelitian yang ditentukan oleh peneliti. Melalui catatan lapangan ini pula peneliti dapat merefleksi tindakan yang telah dilakukan apabila tidak mencapai target maka perlu dilakukan tindakan berikutnya. Lembar catatan lapangan terdapat pada lampiran.

5. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS adalah lembar kerja siswa yang digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pelaksanaan prosedur penggunaan media kartu stopan melalui permainan ular tangga dalam pembelajaran kenampakan alam dan buatan di Indonesia. Lembar kerja siswa ini terdapat pada lampiran.

F. TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 1. Teknik Pegolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan oleh peneliti, sesuai dengan instrumen yang digunakan yaitu tes, wawancara, observasi dan catatan lapangan. Semua instrumen itu sebagai data untuk diinterpretasikan oleh peneliti. Data tersebut yaitu berupa data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari siswa kelas V SDN Ketib, Kepala Sekolah dan guru kelas V SDN Ketib sebagai mitra peneliti dalam penelitian tindakan kelas.

(37)

a) Teknik Pengolahan Data Proses

Teknik pengolahan data dalam pelaksanaan tindakan, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang nantinya menghasilkan data deskriptif. Caranya dengan menganalisis data hasil wawancara dan catatan lapangan yang kemudian dideskripsikan, sedangkan untuk hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa yang menggunakan rentang daya capai terhadap penilaian indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebagai berikut:

1) Teknik pengolahan data untuk kinerja guru dalam penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, melalui interpretasi dari jumlah skor dan presentase indikator yang dicapai dengan target keberhasilan yang diharapkan yaitu jika mencapai ≥ 80%.

2) Teknik pengolahan data untuk aktivitas siswa pada proses pembelajaran diinterpretasikan dengan menggunakan rentang skor sebagai berikut:

Deskriptor

1) Ketepatan dalam menjawab soal

3 = Jika siswa menjawab tiga soal yaitu soal pada kartu merah, kuning dan hijau

2 = Jika siswa hanya menjawab dua soal 1 = Jika siswa hanya menjawab satu soal

0 = Jika siswa tidak menjawab soal sama sekali 2) Kecepatan dalam menjawab soal

3 = Jika siswa menjawab soal kurang dari 15 menit 2 = Jika siswa menjawab soal antara 15-20 menit 1 = Jika siswa menjawab soal antara 20-25 menit 0 = Jika siswa menjawab soal lebih dari 25 menit 3) Keaktifan dalam bertanya

(38)

2 = Jika siswa aktif bertanya kepada guru mengenai materi pembelajaran namun pertanyaannya tidak sistematis

1 = Jika siswa aktif bertanya kepada guru di luar materi pembelajaran

0 = Jika siswa diam dan tidak pernah bertanya 4) Kejujuran dalam menjawab soal

3 = Jika siswa tidak membantu temannya dalam menjawab soal 2 = Jika siswa membantu temannya dalam menjawab soal 1 = Jika siswa akan menyontek jawaban temannya

0 = Jika siswa menyontek jawaban temannya Kriteria

Skor 9-12 = baik Skor 5-8 = cukup Skor 0-4 = kurang

[image:38.595.126.513.142.623.2]

Untuk mempermudah dalam melakukan interpretasi untuk setiap pencapaian indikator, digunakan kategori persentase berdasarkan Kutjaraningrat (Yulianti, 2011: 64) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Klasifikasi Interpretasi

Besar Persentase Interpretasi

0 % Tidak ada

1 % - 25 % Sebagian kecil

26 % - 49 % Hampir setengahnya

50 % Setengahnya

51 % - 75 % Sebagian besar

76 % - 99 % Hampir seluruhnya

100 % Seluruhnya

Data pelaksanaan ini dikatakan telah mencapai hasil yang diharapkan jika yang dilaksanakan mencapai kategori hampir seluruhnya, yaitu antara 76 % - 99 %.

3) Teknik pengolahan data hasil wawancara

(39)

dengan menggunakan pedoman wawancara. Proses analisis tersebut dilakukan dengan cara mengaitkan hasil wawancara dengan tujuan penelitian dan karakteristik terhadap jawaban yang diharapkan. Kemudian jawaban-jawaban tersebut dideskripsikan dalam bentuk uraian jawaban dari guru dan siswa berdasarkan pertanyaan yang diajukan. Kemudian dimaknai dan disimpulkan terkait pelaksanaan penelitian pada pembelajaran IPS dengan menggunakan media kartu stopan melalui permainan ular tangga.

b) Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar

Teknik pengolahan data hasil belajar siswa yang berupa hasil tes tertulis siswa secara individu dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Adapun teknik pengolahan data hasil belajar adalah sebagai berikut:

[image:39.595.125.516.95.726.2]

Soal terdiri dari 6 nomor soal essay terlampir. Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Tes Hasil Belajar

No Skor Deskriptor

1 1 Jika siswa menjawab sesuai dengan kunci jawaban 2 1 Jika siswa menjawab sesuai dengan kunci jawaban

3 3

2 1

Jika siswa menjawab 3 point dengan benar Jika siswa hanya menjawab 2 point dengan benar Jika siswa menjawab hanya 1 point dengan benar

4 3

2 1

Jika siswa menjawab 3 point dengan benar Jika siswa hanya menjawab 2 point dengan benar Jika siswa menjawab hanya 1 point dengan benar

5 3

2 1

Jika siswa menjawab 3 point dengan benar Jika siswa hanya menjawab 2 point dengan benar Jika siswa menjawab hanya 1 point dengan benar 6 1 Jika siswa menjawab sesuai dengan kunci jawaban

Skor ideal = 12

Nilai akhir = skor perolehan

� � � �100

Presentase = skor perolehan

(40)

Nilai ketuntasan dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal yang sudah ditentukan yaitu 67. Data hasil belajar ini dikatakan telah mencapai hasil yang diharapkan apabila yang dilaksanakan mencapai kategori hampir seluruhnya, yaitu antara 76 % - 99 %.

2. Analisis Data

Kegiatan analisis data ini dimulai dengan menelaah dan mempelajari data yang telah terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data tersebut direduksi dengan merangkumnya menjadi intisari yang terjaga keabsahannya. Kegiatan analisis data tersebut biasa dilakukan dengan cara kode atau koding, catatan reflektif, catatan pinggir dan pembuatan matriks. Menurut Wiriaatmadja (2005: 151) menjelaskan suatu kajian bagaimana langkah yang dapat dilakukan dalam melaksanakan suatu analisis terhadap proses dan hasil penelitian. Adapun kajian langkah analisis tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kode atau koding adalah pemberian tanda atau simbol pada segmen catatan lapangan, untuk menunjukkan adanya situasi atau kegiatan yang menjadi fokus yang diteliti untuk dianalisis.

b. Catatan reflektif yakni pemikiran yang timbul pada saat mengamati dan merupakan hasil proses membandingkan, atau mengaitkan, atau menghubungkan data yang ditampilkan dengan data sebelumnya. c. Catatan pinggir yang merupakan komentar pengamat secara spontan

dalam pengamatan terhadap situasi yang ditampilkan.

d. Pembuatan matriks diperlukan untuk membantu peneliti melihat data lebih jelas dan memahaminya secara substantif, serta membantu untuk menganalisisnya.

G. VALIDASI DATA

Validasi data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins (Wiriaatmadja, 2005: 168-171), yaitu:

1. Member Check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber, siapapun juga apakah keterangan atau informasi itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data itu diperiksa kebenarannya.

(41)

3. Audit Trail, yaitu memeriksa kesalahan-kesalahan yang terdapat pada metode atau prosedur yang digunakan peneliti dalam mengambil keputusan.

4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap keshahihan temuan peneliti kepada pakar profesional, dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan temuan kepada pembimbing atau dosen.

Berdasarkan pada bentuk-bentuk validasi di atas, maka teknik validasi data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Member chek, yakni dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh peneliti dengan cara mengkonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui diskusi balikan pada setiap akhir tindakan.

2. Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan cara membandingkan terhadap hasil yang diperoleh sumber lain, yakni guru dan siswa. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal. Kegiatan triangulasi ini dilakukan reflektif kolaboratif antara guru dan peneliti. Disamping itu juga dilakukan kegiatan wawancara dengan siswa yang bertujuan untuk mendapat gambaran tentang persepsi siswa terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Hasil triangulasi ini kemudian dijabarkan dalam catatan lapangan.

3. Audit Trail, yakni mengecek kebenaran prosedur dan model pengumpulan

data dengan cara mendiskusikan dengan dosen pembimbing yaitu Bapak Julia, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Nurdinah Hanifah, M.Pd selaku pembimbing II.

(42)

guru kelas V SDN Ketib sehingga hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan vaidasi data hasil temuan penelitian.

H. JADWAL PENELITIAN

[image:42.595.87.541.233.657.2]

Adapun penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan selama lima bulan yaitu dari bulan Januari 2013 sampai bulan Mei 2013 yang mencakup tahap persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Adapun rincian kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

No Uraian

Kegiatan

Tahun 2012/2013

Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 Penyusunan

Proposal 2 Seminar

Proposal 3 Revisi dan

Bimbingan 4 Perencanaan 5 Pelaksanaan

Siklus I Siklus II Siklus III 6 Pengolahan

dan Analisis data

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan oleh peneliti pada bab sebelumnya, tentang pelaksanaan dan hasil tindakan dengan penggunaan media kartu stopan melalui permainan ular tangga untuk meningkatkan hasil belajar pada materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia di kelas V SDN Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media kartu stopan melalui permainan ular tangga untuk meningkatkan hasil belajar pada materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Pada tahap perencanaan dalam penelitian ini yang melakukan kegiatan di dalam tahap ini sepenuhnya dilakukan oleh guru. Kegiatan yang dilakukan meliputi mengkaji SK, KD, Indikator, mempersiapkan RPP, mempersiapkan materi pembelajaran, mempersiapkan media pembelajaran, mempersiapkan alat evaluasi dan instrumen penelitian. Pada tahap ini, kegiatan yang terpenting adalah mempersiapkan media pembelajaran yaitu media kartu stopan, papan ular tangga, gambar kenampakan alam dan buatan. Kemudian hal yang penting kedua adalah pembuatan LKS dengan bahasa yang mudah dipahami oleh sisw dan menarik sehingga bisa membantu siswa dalam pembelajaran. LKS ini mengalami perubahan pada perencanaan penelitian ini sebanyak satu kali yaitu pada siklus II dalam penulisan identitas kelompok. Pada tahap perencanaan kinerja guru ini mengalami peningkatan setiap siklusnya. Adapun persentase ketercapaian indikator kinerja guru pada perencanaan ini dari setiap siklus, adalah tindakan siklus I sebesar 90%, tindakan siklus II dan III sebesar 100%.

(44)

inti, guru membagi siswa dalam empat kelompok, memberikan papan ular tangga dan peralatan lainnya untuk bermain ular tangga kepada setiap kelompok, membagikan LKS, menjelaskan cara bermain ular tangga, membimbing siswa dalam diskusi, menyuruh perwakilan siswa presentasi hasil diskusi, tanya jawab dengan siswa. Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa menyimpulkan materi, dan mengadakan evaluasi. Perbaikan pada kegiatan pada siklus II yaitu guru meminta siswa untuk menempelkan kartu stopan pada kertas asturo yang kemudian di presentasikan di depan kelas. Berdasarkan data yang diperoleh, persentase ketercapaian target kinerja guru dalam penelitian ini adalah pada tindakan siklus I sebesar 72%, pada tindakan siklus II sebesar 93,7%, dan tindakan siklus III sebesar 100% dengan target pencapaian ketuntasan 100%. Kemudian pada aktivitas siswa yang di dalamnya meliputi empat aspek yang diobservasi yaitu ketepatan dalam menjawab soal, kecepatan menjawab soal, keaktifan dalan bertanya dan kejujuran dalam menjawab soal. Serangkaian aktivitas siswa tersebut pada setiap siklusnya dalam penelitian ini mengalami peningkatan. Hal ini diperoleh dari data hasil observasi penilaian aktivitas siswa. Adapun persentase rata-rata penilaian aktivitas siswa dari setiap siklusnya adalah untuk tindakan siklus I sebesar 65,9%, tindakan siklus II sebesar 77,08%, dan tindakan siklus III sebesar 84,7% dengan target pencapaian ketuntasan ≥80 %.

(45)

dinyatakan tuntas. Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan adalah 67. Sehingga peningkatan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia dapat dilihat dari persentase ketuntasan siswa. Adapun persentase ketuntasan untuk tindakan siklus I adalah 79,4%, tindakan siklus II adalah 87,5%, dan untuk tindakan siklus III adalah 95,8% dengan target pencapaian ketuntasan ≥80%.

Berdasarkan gambaran yang telah peneliti paparkan di atas, telah membuktikan bahwa “jika pembelajaran tentang kenampakan alam dan buatan di Indonesia menggunakanmedia kartu stopan melalui permainan ular tangga, maka hasil belajar siswa kelas V semester I SDN Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang akan meningkat.”

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai penggunaan media kartu stopan melalui permainan ular tangga untuk meningkatkan hasil belajar pada materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia pada kelas V SDN Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, maka peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Saran untuk Guru

(46)

2. Saran untuk Siswa

Dalam penelitian ini terbukti dengan penggunaan media kartu stopan melalui permainan ular tangga dengan metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar. Sikap-sikap sosial yang perlu diaplikasikan oleh siswa adalah sikap bekerjasama, bertanggung jawab, berkompetisi dan kepercayaan diri dalam mengungkapkan pendapat atau pertanyaan.

3. Saran untuk Lembaga

Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, lembaga hendaknya lebih memfasilitasi mahasiswa dari segi pengadaan buku-buku, bahan informasi dan inovasi-inovasi baru pada pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan media kartu stopan melalui permainan ular tangga ini hendaknya dikembangkan pada materi dan mata pelajaran lainnya.

4. Saran untuk Peneliti Lain

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta

Fathoni, Abdurrahmat. 2011. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Hernawan, et al. 2007. Media Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS

Ismail, Andang. 2006. Education Games Menjadi Cerdas dan Ceria Dengan Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media

Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Sadiman, et al. 2006. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sapriya, 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset

Sudin, Ali dan Entan Saptani. 2009. Media Pembelajaran. Prodi PGSD Penjas Universitas Pendidikan Indonesia

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.,

Suharjo, 2006. Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar Teori dan Praktik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan

Sukardi. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Supriatna, Nana., Mulyani, Srie., dan Ade Rokhayati. 2009. Pendidikan IPS SD. UPI PRESS

Suradisastra, Djojo. 1992. Pendidikan IPS 3. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

(48)

Trisnawati, Dewi. 2010. Penggunaan Metode Permainan Kartu Soal Mandiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Peserta Didik pada Materi Persebaran Sumber Daya Alam di Lingkunga Setempat dalam Mata Pelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Skripsi Sarjana pada PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang: tidak diterbitkan

Wahyudin, Uyu, dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS.

Wardhani, IGAK dan Wihardit, Kuswaya. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Yulianti, Tita. 2011. Penggunaan Gambar Fotografi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kaitan Aktivitas Ekonomi Dengan Sumber Daya Alam. Skripsi Sarjana pada PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang: tidak diterbitkan

Anjani, 2010. [Online]. Tersedia:

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_paud_0803563_chapter2.pdf [27/11/2012]

Djody . 2011. [Online].

Tersedia:http://djody broadcasting.blogspot.com/2011/06/era-radio-digital.html [11/04/2013]

Hernawan, Rendi. 2012. [Online]

Tersedia: http://rendihermawan9h.blogspot.com/2012/03/televisi.html [11/04/2013]

Lailawati, Irvina Desy. 2012. [Online]

Tersedia:http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/18875 [04/11/2012]

Muabbab, Hafis. 2012. Sejarah Permainan Ular Tangga. [Online] Tersedia:http://hafismuaddab.wordpress.com/2012/05/22/sejarah permainan-ular-tangga/[15/01/2013]

Pariama, Gloria. [Online]

Tersedia: http://pracitra.blogspot.com/2012/11/media-pembelajaran-permainan-ular-tangga.html [11/04/2013]

Saiful, Aziz Agus. 2009. [Online]

(49)

pembelajaran-sumber-daya-alam-indonesia- untuk-meningkatkan-hasil-belajar-ips-kelas-iv-sdn-bareng-i-kota-malang-agus-saiful-aziz-37829.html [04/11/2012]

teknologi.kompasiana.com/terapan/2012/05/02/over-head-projektor-ohp-yang-menjadi-sampah-elektronik-459207.html [11/04/2013]

Triwahyuni, Evi 2012. [Online]

Tersedia: http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/19461 [04/11/2012]

http://sinauwerno-werno.blogspot.com/2012/08/lukisan-pemandangan.html [11/04/2013]

Gambar

Tabel 4.18  Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Aktivitas Siswa pada Setiap Siklus ............................................................................................
Gambar 3.2 Alur Pelaksanaan Tiap Siklus
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
Gambarlah salah satu kenampakan maupun kenampakan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sistem informasi spare parts terintegrasi ini dibuat untuk mendukung proses bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, antara lain pencatatan pemesanan barang, pencatatan

Hasil analisis data bivariat antara Hb dengan IPK dengan fisher exact adalah p = 1,00 (p>0,05) menunjukan tidak ada perbedaaan kadar hemoglobin pada mahasiswa FK USU

Kondisi kecerdasan visual-spasial anak di TK Bunda Balita masih perlu stimulus, salah satunya disebabkan penggunaaan media balok yang lebih sering digunakan

 Tuhanku, Allah SWT yang telah membimbing dalam doaku sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir ini..  Orang tuaku tersayang H.jainal dan Hj.Asnawati yang selama ini

akuntansi yang berlaku umum dan bebas dari salah saji material. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahan penjelas. Dalam opini ini, auditor eksternal menambah

Peraturan menteri ketenagakerjaan nomor 16 tahun 2015 yang mengatur tata cara penggunaan tenaga kerja asing dalam proses produksi di Indonesia.Namun dengan

[r]

Penulis memakai PHP dan MySQL karena merupakan bahasa pemrograman dan Database yang bersifat open source, menggunakan Macromedia Dreamweaver 8 untuk merancang tampilan website,