DAFTAR ISI
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Model Pembelajaran ... 8
B. Model Pembelajaran Kooperatif ... 10
C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 15
D. Model Pembelajaran Konvensional ... 21
E. Hasil Belajar ... 26
F. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43
G. Teknik Pengumpulan Data ... 45
H. Instrumen Penelitian ... 46
I. Pengujian Instrumen ... 47
Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ... 57
B. Deskripsi Indikator ... 62
C. Analisis Data ... 67
D. Analisis Statistik Model Pembelajaran Jigsaw ... 72
E. Analisis Statistik Model Pembelajaran Konvensional ... 75
F. Uji Hipotesis ... 79
G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 85
B. Saran ... . ... 86
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Eksperimen ... 38
Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian ... 44
Tabel 3.3 Klasifikasi Nilai N-gain ... 49
Tabel 4.1 Frekuensi dan Presentase Hasil Pretest dan Posttest Indikator 1 ... 62
Tabel 4.2 Frekuensi dan Presentase Hasil Pretest dan Posttest Indikator 2 ... 63
Tabel 4.3 Frekuensi dan Presentase Hasil Pretest dan Posttest Indikator 3 ... 64
Tabel 4.4 Frekuensi dan Presentase Hasil Pretest dan Posttest Indikator 4 ... 65
Tabel 4.5 Frekuensi dan Presentase Hasil Pretest dan Posttest Indikator 5 ... 66
Tabel 4.6 Data Perolehan Aspek Kognitip Kelas Eksperimen ... 67
Tabel 4.7 Data Perolehan Aspek Kognitip Kelas Kontrol ... 68
Tabel 4.8 Nilai Rata-Rata Pretest ... 70
Tabel 4.9 Nilai Rata-Rata Posttest ... 71
Tabel 4.10 Nilai Rata-Rata Pretest ... 72
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data Pretest ... 73
Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest ... 73
Tabel 4.13 Nilai Rata-Rata Posttest ... 74
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data Posttest ... 74
Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest ... 75
Tabel 4.16 Nilai Rata-Rata Pretest ... 76
Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Data Pretest ... 76
Tabel 4.18 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest ... 77
Tabel 4.19 Nilai Rata-Rata Posttest ... 77
Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas Data Posttest ... 78
Tabel 4.21 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest ... 78
Tabel 4.22 Uji T Data Pretest... 79
Tabel 4.23 Uji T Data Posttest ... 80
Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN C.1 Lembar Judgment Experts Pengujian Kisi-Kisi Instrumen ... 50
C.2 Lembar Judgment Experts Soal Pretest ... 52
C.3 Lembar Judgment Experts Soal Posttest ... ... 54
LAMPIRAN D HASIL PENSKORAN INSTRUMEN D.1 Perolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 56
D.2 Perolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 57
D.3 Uji N-Gain Kelas Kontrol... 58
D.4 Uji N-Gain Kelas Eksperimen ... 59
D.5 Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 60
D.6 Uji Normalitas Kelas Eksperimen... ... 61
D.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 62
D.8 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Varians ... 63
D.10 Hasil Perhitungan Uji T... ... 64
D.11 Dokumentasi ... 65
LAMPIRAN E SURAT PENELITIAN DAN LEMBAR ASISTENSI E.1 Tabel Kurve Normal ... 67
E.2 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi T ... 68
E.3 Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat... ... 69
E.4 Tabel Nilai-Nilai Untuk Distribusi F ... 70
E.5 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi ... 74
E.6 Lembar Bimbingan ... ... 76
E.7 Lembar Permohonan Penelitian ... 84
Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar BelakangKegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Proses belajar yang ada merupakan penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Siswa yang belajar diharapkan mengalami perubahan baik dalam bidang pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Perubahan tersebut dapat tercapai bila ditunjang berbagai macam faktor. Faktor yang dapat menghasilkan perubahan juga berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar merupakan alat untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah dijarkan guru. Oleh karena itu, hasil belajar merupakan faktor yang penting dalam proses belajar mengajar.
Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mendapat pengetahuan, kemampuan atau keterampilan dan sikap sehingga relevan dengan tujuan pengajaran yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
Dalam kenyataannya terdapat ketidakseimbangan pada mata diklat manajemen proyek lantaran rendahnya hasil belajar dikarenakan materi dan penerapan model pembelajaran yang kurang menarik bagi perhatian siswa. Kelas didominasi oleh guru yakni guru memberikan pembelajaran dan siswa hanya mencatat dan mendengarkan, dengan demikian tidak ada interaksi edukatif antara siswa dengan guru.
Menurut Hamdani (2011: 156), “interaksi edukatif adalah hubungan timbal balik antara guru (pendidik) dan peserta didik (murid), dalam suatu sistem pengajaran”. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan pendidikan mata diklat Manajemen Proyek pada khususnya, perlu ada pengembangan dan pemahaman dibidang pendidikan antara lain terkait model pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar, yaitu pemilihan strategi pembelajaran yang lebih bervariasi dan tepat dengan mengikut sertakan peran aktif siswa.
strategi pembelajaran yang memenuhi kriteria di atas adalah model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw membawakan konsep pemahaman inovatif dan menekankan keaktifan siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Dengan gambaran di atas, maka strategi pembelajaran model Kooperatif Tipe Jigsaw di harapkan dapat memberi pengaruh positif kepada siswa. Agar siswa memiliki ketangkasan dan keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka mengarahkan peneliti untuk mengangkat judul “Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMK Negeri 6 Bandung”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan oleh penulis, maka dapat di identifikasikan permasalahannya sebagai berikut :
Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Penggunaan model pembelajaran konvensional dalam mata diklat Manajemen Proyek belum optimal, peran siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar masih kurang.
3. Hasil belajar sebagian siswa dalam mata diklat Manajemen Proyek belum maksimal.
4. Kurangnya kesadaran sebagian siswa dalam mengerjakan tugas mata diklat Manajemen Proyek yang diberikan oleh guru.
C. Batasan masalah
Agar peneliti tidak meluas maka peneliti memberikan batasan masalah yang akan diteliti. Penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam kegiatan belajar mengajar pada pokok bahasan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), gambar bestek, perhitungan volume beton.
2. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan pada kelas eksperimen adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
3. Model pembelajaran konvensional yang digunakan dalam kelas kontrol adalah model ceramah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah pokok dalam tulisan ini, yaitu:
Adapun rumusan masalah yang akan di teliti adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran proses penerapan model pembelajaran jigsaw
pada mata diklat Manajemen Proyek di SMK Negeri 6 Bandung? 2. Bagaimana gambaran proses penerapan model pembelajaran
konvensional pada mata diklat Manajemen Proyek di SMK Negeri 6 Bandung?
3. Bagaimana gambaran hasil penerapan model pembelajaran jigsaw pada mata diklat Manajemen Proyek di siswa SMK Negeri 6 Bandung?
4. Bagaimana gambaran hasil penerapan model pembelajaran konvensional pada mata diklat Manajemen Proyek di siswa SMK Negeri 6 Bandung?
5. Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa dengan model jigsaw dibandingkan dengan model konvensional pada mata diklat Manajemen Proyek di siswa SMK Negeri 6 Bandung?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui proses penerapan model pembelajaran jigsaw pada
Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Untuk mengetahui proses penerapan model pembelajaran konvensional pada mata diklat Manajemen Proyek di SMK Negeri 6 Bandung.
3. Untuk mengetahui hasil penerapan model pembelajaran jigsaw pada mata diklat Manajemen Proyek di SMK Negeri 6 Bandung.
4. Untuk mengetahui hasil penerapan model pembelajaran konvensional pada mata diklat Manajemen Proyek di SMK Negeri 6 Bandung. 5. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan
model pembelajaran jigsaw dibandingkan dengan konvensional pada mata diklat Manajemen Proyek di SMK Negeri 6 Bandung.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, yaitu:
1. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dan informasi bagi sekolah tentang alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada mata diklat Manajemen Proyek.
3. Bagi peneliti, memperoleh dan menambah wawasan, pengetahuan serta keterampilan peneliti khususnya terkait dengan penelitian yang menggunakan model pembelajaran model jigsaw.
Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mengetahui suatu objek dalam suatu kegiatan penelitian. Dimana metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari suatu penelitian yang dilakukan. Sugiyono (2012: 108) mengemukakan bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sehubungan
dengan penjelasan tersebut, maka dalam penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran jigsaw dalam proses pembelajaran, dimana hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan peningkatan hasil belajar peserta didik antara yang menggunakan model pembelajaran jigsaw dan yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada pembelajaran mata diklat Manajemen Proyek.
Agar tujuan dari penelitian ini bisa tercapai, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen semu (Quasi Eksperimental Design). Menurut Sugiyono (2012: 114) adalah “Desain yang memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
1. Desain Penelitian
desain penelitian yang digunakan adalah (Nonequivalent Control Group Design), yaitu penelitian dengan menggunakan pretest dan posttest terhadap grup eksperimen dan grup kontrol yang dipilih secara acak . “Dalam penelitian ini efek dari perlakuan adalah peningkatan hasil belajar siswa” Sugiyono (2012: 116).
Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Desain Eksperimen Grup/Kelas Pretest Perlakuan
(Treatment)
Posttest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 Y O2
(Sugiyono, 2012: 116) Keterangan:
O1 : Tes awal (pretest) dilakukan sebelum siswa diberikan perlakuan dengan model pembelajaran jigsaw.
O2 : Tes akhir (posttest) dilakukan setelah siswa diberikan perlakuan dengan model pembelajaran jigsaw.
X : Perlakuan (treatment) pembelajaran dengan model pembelajaran jigsaw Y : Perlakuan (treatment) pembelajaran dengan model pembelajaran
konvensional.
Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Variabel Penelitian
Sugiyono (2012: 61) mengemukakan bahwa “Variabel yang digunakan dalam penelitian terdapat dua macam yaitu variabel X yaitu variabel bebas (variabel independen) dan variabel Y yaitu variabel terikat (variabel dependen)”.
Menurut Hatch dan Faraday (dalam Sugiyono 2012: 60) “secara teoritis variabel penelitian dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lainnya”.
Berdasakan identifikasi dan rumusan masalah diatas, variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penerapan model pembelajaran jigsaw dan model pembelajaran konvensional.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada mata diklat Manajemen Proyek.
C. Paradigma Penelitian
dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian” (Sugiyono, 2012: 66).
Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu D. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian merupakan suatu komponen penelitian yang menentukan proses atau langkah-langkah dalam dari penelitian yang akan dilakukan, adapun alur yang menjadi acuan dalam pelaksanaan eksperimen penggunaan desain pembelajaran jigsaw adalah sebagai berikut:
1. Survey atau pendahuluan yang dimaksudkan untuk menemukan masalah yang akan diangkat dalam penelitian.
2. Menyusun rancangan penelitian dan memilih lokasi penelitian.
3. Mengajukan ijin observasi dan penelitian untuk penelitian di SMK Negeri 6 Bandung.
4. Menetapkan materi Manajemen Proyek, menentukan kompetensi dan sub kompetensi disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia dalam silabus pembelajaran.
5. Menyusun RPP desain pembelajaran jigsaw yang disesuaikan dengan kebutuhan, waktu serta sarana yang ada.
6. Menentukan kelas kontrol dan eksperimen. Pada penelitian ini, kelas kontrol yang ditetapkan adalah kelas XI TKK 2 dan kelas XI TKK 1 ditetapkan sebagai kelompok eksperimen.
8. Untuk selanjutnya siswa diberikan perlakuan. Untuk kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional, sedangkan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran jigsaw.
9. Setelah pembelajaran berlangsung selama 4x pertemuan, maka dilakukan posttest untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata diklat Manajemen Proyek.
10.Setelah didapat hasil posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen maka akan dibandingkan antara nilai dari pretest ke
posttest, dan perbedaan hasil belajar antara kelompok kontrol yang
menggunakan model pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran jigsaw.
11.Pengambilan data-data melalui tes (posttest) hasil belajar setelah pembelajaran dilakukan.
12.Analisa data untuk menguji hipotesis. 13.Pembahasan hasil analisa data. 14.Menyimpulkan hasil penelitian.
E. Data dan Sumber Data
1. Data
jawaban-Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
jawaban yang diperoleh dari tes objektif dari para siswa, yaitu ketercapaian belajar pada mata pelajaran Manajemen Proyek.
Dalam penelitian ini data yang didapatkan berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil belajar siswa, yang berupa pretest dan posttest yang ditinjau dari aspek kognitif dan aspek psikomotor, data tersebut bentuk skor atau nilai yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran.
2. Sumber Data
Suharsimi Arikunto (2010: 172) mengemukakan bahwa “yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data itu diperoleh”.
Berdasarkan kutipan di atas maka sumber data yang utama dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMK Negeri 6 Bandung Tahun ajaran 2011/2012.
1. Siswa kelas XI SMK Negeri 6 Bandung
2. Guru penggampu mata diklat Manajemen Proyek SMK Negeri 6 Bandung 3. Proses pembelajaran di kelas XI Teknik Kontruksi Kayu (TKK) SMK
Negeri 6 Bandung
F. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
“populasi adalah keseluruhan subjek”. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitianya penelitian populasi.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Populasi yang digunakan dalam penilitian ini adalah siswa kelas XI jurusan Teknik Konstruksi Kayu SMKN 6 Bandung yang mengikuti mata diklat Manajemen Proyek.
Tabel 3.2
Jumlah Populasi Penelitian
No. Kelas Jumlah
1 XI TKK I 25 orang
2 XI TKK II 27 orang
Total 52 orang
2. Sampel Penelitian
Sugiyono (2012: 118) mengemukakan bahwa “yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang diteliti.
Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Selanjutnya untuk menentukan banyaknya sampel dalam penelitian, Suharsimi Arikunto (2010: 174) mengemukan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasi adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh.
Sugiyono (2012: 124-125) mengemukakan bahwa:
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil”.
G. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2012: 308) mengemukakan bahwa “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”.
Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti/dianalisis, maka dari itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2012: 203) mengemukakan bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis”.
“ Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian
berkenaan dengan proses kerja manusia dan responden yang diamati tidak terlalu besar” (Sugiyono, 2012: 203).
Observasi bertujuan untuk mendapatkan data melalui proses kerja, proses kerja dalam arti hasil tes, yaitu pretest dan posttest pada mata diklat Manajemen Proyek.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian pada data yang dikumpulkan merupakan alat bantu yang digunakan peneliti pada saat pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2012:
102), “instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati”. Berdasarkan pengertian diatas, untuk memperoleh
data hasil penelitian yang berupa prestasi belajar siswa, digunakan instrumen penelitian sebagai berikut:
1. Tes
Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tes digunakan untuk melihat hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan model pembelajaran konvensional. Tes ini dibagi menjadi kedalam dau bagian yaitu :
a. Pretest
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penelitian menggunakan teknik pretest atau tes awal untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa masing-masing pada mata diklat Manajemen Proyek.
b. Posttest
Post-test atau tes akhir digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa masing-masing pada mata pelajaran tersebut setelah mendapatkan perlakuan menggunakam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan kemampuan siswa yang mendapat perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
I. Pengujian Instrumen
J. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2012: 147) mengemukakan bahwa, Analisis data yang dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul. Kegiatan dalam menganalisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, mentabulansi dan menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
1. Data Hasil Tes
Data yang telah diperoleh digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Data tersebut diperoleh dari tes awal (pretest) sebelum pembelajaran dan tes akhir (posttest) setelah pembelajaran dilaksanakan. Setelah nilai hasil pretest dan posttest diperoleh dari hasil penskoran, maka selanjutnya akan dihitung rata-rata peningkatan hasil belajar siswa yaitu dengan perhitungan N-Gain sebagai berikut:
a. Menghitung Nilai N-Gain
N-Gain adalah normalisasi gain, gain biasa disebut perolehan, yaitu
dari hasil pretest dan posttest, perhitungan nilai N-Gain dilakukan untuk melihat rata-rata peningkatan hasil belajar belajar siswa, pada Mata diklat Manajemen Proyek..
Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hake (1999) Selanjutnya, perolehan normalisasi N-Gain diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu:
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik uji statistik yang cocok dengan distribusi data yang diperoleh. Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata kemampuan awal (pretest) dan rata-rata kemampuan akhir (posttest) siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Proses pengujian hipotesis akan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians sebagai syarat untuk menggunakan statistik parametrik, yakni dengan menggunakan uji-t.
Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : a. Uji Normalitas
maka akan langsung dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan teknik statistik non parametrik. Apabila data berdistribusi normal maka akan dilakukan teknik statistik parametrik. Pengujian normalitas data menggunakan
tenik chi Kuadrad (χ2
).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:
1. Menyusun data skor nilai pretest dan posttest yang diperoleh kedalam tabel distribusi frekuensi Normalitas Chi Kuadrad:
2. Menentukan banyak kelas (k)
Keterangan : n = banyaknya data
(Sugiyono, 2012: 36) 3. Menghitung Range (R)
keterangan : Xmak = nilai maksimum
Xmin = nilai minimum
(Sugiyono, 2012: 36) 4. Menentukan kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan Chi
Kuadrad, Hal ini sesuai dengan bidang yang ada pada kurve normal, karena luas kurva normal dibagi menjadi beberapa bidang, yang masing-masing luasnya adalah: 2,27%, 13,54%, 34,13%, 34,13%, 13,54%, 2,27%.
(Sugiyono, 2012: 80) R = Xmak - Xmin
Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5. Menentukan panjang kelas interval (P)
Keterangan: R = rentang K = banyak kelas
(Sugiyono, 2012: 80) 6. Menyusun kedalam tebel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk
menghitung harga Chi Kuadrad hitung.
Interval fo fh fo - fh (fo - fh )2 (fo - fh )2 fh
Jumlah
Keterangan:
fo = Frekuensi/ jumlah data hasil observasi
fh = Jumlah/ frekuensi yang diharapkan (persentase luas tiap bidang dikalikan dengan n)
fo – fh = Selisih data fo dengan fh
(Sugiyono, 2012: 81) 7. Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan)
Dalam hal ini jumlah individu dalam sampel.
(Sugiyono, 2012: 81) 8. Memasukan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung
harga-harga ( fo - fh )2 dan
.
Harga adalah mrupakan harga Chi Kuadrad hitung.
(Sugiyono, 2012: 82)
9. Membandingkan harga Chi Kuadrad hitung dengan Chi Kudrad tabel. Bila harga Chi Kuadrad hitung lebih kecil dari pada Chi Kudrad tabel, mak distribusi data dinyatakan Normal, dan bila lebih kecil dinyatakan tidak Normal.
(Sugiyono, 2012: 82) 10. Menentukan nilai rata-rata untuk masing-masing kelas ( )
keterangan : fi = Jumlah frekuensi
xi = data tengah-tengah dalam interval 11. Menghitung standar deviasi (S)
Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas Varians dilakukan untuk mengetahui apakah dua sampel yang diambil mempunyai varians yang homogen atau tidak. Salah satu teknik statistik yang digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok adalah dengan varians.
Keterangan :
= Varians sampel
S = Simpangan baku sampel
n = Jumlah sampel
(Sugiyono, 2012: 59) 1. Menentukan derajat kebebasan (dk)
dk1 = n1– 1 dan dk2 = n2– 2
2. Menghitung nilai F (tingkat homogenitas)
Keterangan : S2b = varian terbesar
S2k = varian terkecil
Jika Fhitung < Ftabel , maka data berdistribusi homogen. c. Uji-t (t-test)
Setelah normalitas dan homogenitas data diketahui, digunakan uji-t dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut (Sugiyono, 2012: 272-274) :
1. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 , dan varian homogen (σ12 = σ22) maka dapat digunakan rumus uji-t baik untuk separated maupun pooled varian, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 + n2 – 2.
2. Bila jumlah anggota sampel n1 ≠ n2 , dan varian homogen (σ12 = σ22) maka dapat digunakan rumus uji-t pooled varian, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 + n2 – 2.
3. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 , dan varian tidak homogen (σ12 ≠ σ22) maka dapat digunakan rumus uji-t separated maupun pooled varian, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 -1 atau n2 – 1.
4. Bila jumlah anggota sampel n1 ≠ n2 , dan varian tidak homogen (σ12 ≠ σ22) maka dapat digunakan rumus uji-t separated varian, dengan dk (n1 -1) dan dk (n2-1) dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.
Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rumus-rumus Uji-t (t-test) adalah sebagai berikut : Rumus Separated Varian
Rumus Pooled Varia
Rumus Sampel Varian
Keterangan : t = thitung
= nilai rata – rata kelas kontrol = nilai rata – rata kelas eksperimen
= varians sampel kelas kontrol = varians sampel kelas eksperimen
= jumlah responden kelas kontrol = jumlah responden kelas eksperimen
Setelah harga thitung diperoleh, maka selanjutnya thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria pengujian untuk daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :
t hitung > t tabel
Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:.
1. Pada pembelajaran dengan menggunakan model jigsaw, aktivitas siswa dalam pembelajaran menjadi lebih aktif, karena siswa mencari sendiri informasi yang dibutuhkan sesuai dengan topik setiap kelompok.
2. Pada pembelajaran konvensional materi pembelajaran diberikan kapada siswa melalui ceramah, pada kegiatan ceramah ini kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjalin searah dari penceramah kapada pendengar. Guru sebagai penceramah mendominasi seluruh kegiatan pembelajaran, sedangkan siswa hanya sebagai pendengar dan hanya memperhatikan. Jadi proses pembelajaranya guru yang berperan aktif, sedangkan siswa cenderung pasif.
3. Terjadi peningkatan kemampuan belajar siswa setelah dilakukan posttest pada kelas jigsaw (eksperimen).
5. Terjadi peningkatan hasil belajar pada kelas jigsaw (eksperimen) dibandingkan dengan kelas kontrol (konvensional).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, ada beberapa saran yang dapat dipaparkan:
1. Bagi guru disarankan agar menerapkan model pembelajaran jigsaw sebagai alternatif model pembelajaran yang digunakan dikelas karena dapat membantu peningkatan hasil belajar siswa.
2. Model pembelajaran jigsaw dapat digunakan untuk semua mata diklat hanya saja guru dapat menggunakannya dengan metede-metode pembelajaran yang cocok dengan mata diklat yang diajarkan.
3. Agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, sebelum memulai pelajaran dianjurka guru dapat memberikan motivasi kepada siswa agar pembelajaran berjalan dengan aktif.
4. Siswa dapat bekerja sama dalam suatu kelompok, pada proses pembelajaran ini keterlibatan guru dalam mengajar semakin berkurang dalam arti guru hanya menjadi fasilitator dan mengarahkan saja.
5. Diharapkan agar ada yang meneliti penelitian tentang Model pembelajaran
jigsaw lebih lanjut dan mendapatkan penemuan yang baru dengan lingkup
Stalin, 2012
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Dimyati-Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hermiati, I. (2005). Proses Pembelajaran Cooperative learning. Tersedia:
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0405/18/1103.htm. [21 Maret 2012]
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia Huda M. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Insan, Slamet. (2005). Studi Komparasi Penerapan Model Pembelajaran Kerja
Kelompok Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Di Smk Negeri 5 Bandung. JPTA FPTK. Skripsi Sarjana FPTK UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
________________. (2005) Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
Hake R.R (1999). Analiyzing change/gain score. [online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu.edu/~sdi/analyzingchange-gain.pdf. [22 maret 2012].
Maurice Snowdon. (1981). Manajemen Proyek Teknik. Jakarta : PT Kurnia Esa Munawar. (2009). Hasil Belajar Pengertian dan Definisi, [Online], Tersedia:
http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html 19032012 [9 Oktober 2012].
Nana Sudjana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Purwanto, M. Ngalim. 2007. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Bandung: Rajawali Pers
Sagala S. (2011). Konsep dan Makna Pemebelajaran. Bandung: Alfabeta
Shlomo S. (2012). The Handbook of Cooperative Learning. Yogyakarta: Familia Grup Relasi Inti Media
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2012). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Syafriani, D. (2002). Pembelajaran Cooperative learning: Alternative Metode
Dalam KBK. Tersedia:
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/1202/12/0803.htm. [10 Maret 2012]
________________. (2003). Cooperative learning. Tersedia: http://edtech.keeennesaw.edu/intech/cooperativelearning.htm . [20 Maret 2012]
________________. (2002) Model Pembelajaran. Tersedia: http://bpgupg.go.id/wi/bhn_ajar_diklat/Model-Model_Pembelajaran.doc. [13 Maret 2012]
________________. (2012) Metodologi Penelitian. Tersedia: www.ph-gmu.org/test/download/bab3.PDF. [30 Maret 2012]
Sutardi, Edi. (2008). Hubungan Perilaku Siswa Dengan Keberhasilan Belajar
Pada SMKN 5 Bandung. JPTS FPTK. Skripsi Sarjana FPTK UPI Bandung :
Tidak diterbitkan.
Sunaryo Kartadinata. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Sudirman, dkk. (1992). Ilmu pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Slemeto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineaka Cipta.
Sanjaya, Wina (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis