KABUPATEN BOGOR
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh CASMILAH
0903155
PROGRAM STUDI S-I PGSD PENDIDIKAN JASMANI
KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011
MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING
MELALUI BERMAIN RINTANGAN PADA SISWA KELAS V SDN WARUJAYA KECAMATAN PARUNG
KABUPATEN BOGOR
Oleh
CASMILAH
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I,
Drs. H. Anin Rukmana, M. Pd NIP: 196002061986031001
Pembimbing II,
Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd NIP: 195905201988031002
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar S 1 Penjas UPI Kampus Sumedang
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan
Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting melalui Bermain Rintangan pada Siswa Kelas V SDN Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor” ini beserta
seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
Sumedang, Juni 2011 Yang Membuat Pernyataan
i
d. Tujuan Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar... 17
e. Manfaat Pendidikan Jasmani ... 20
f. Fungsi Pendidikan Jasmani... 22
2. Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar... . 26
3. Lompat Tinggi... ... 28
a. Pengertian Lompat Tinggi... 21
b. Sarana dan Prasarana Lompat Tinggi... 22
c. Teknik Dasar Lompat Tinggi... 23
4. Lompat Tinggi Gaya Gunting.. ... 34
5. Pembelajaran Lompat Tinggi melalui Bermain Rintangan. ... 35
6. Keunggulan Pembelajaran Lompat Tinggi melalui Bermain Rintangan ... 38
B. Hasil Penelitian yang Relevan... ... 38
ii
b. Keadaan Guru ... 43
c. Lingkungan Belajar ... 44
2. Waktu Penelitian... 44
3. Subjek Penelitian... 45
4. Objek Penelitian ... 45
B. Metode dan Desain Penelitian... 45
1. Metode Penelitian... 45
2. Desain Penelitian... 46
C. Prosedur Penelitian... 48
1. Tahap Perencanaan Tindakan... 49
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan... 49
3. Tahap Observasi... 50
4. Tahap Refleksi ... 51
D. Instrumen Penelitian... 52
1. Lembar Observasi... 52
2. Catatan Lapangan... 52
3 Wawancara ... 52
4. Kamera Foto... 53
5. Tes Hasil Belajar... ... 53
F. Teknik pengumpulan data dan Analisis Data... 53
1. Teknik Pengumpulan Data... 53
2. Analisis Data... 54
B. Paparan Data Tindakan... 61
1. Paparan Data Tindakan Siklus I... 61
a. Paparan Data Perencanaan Siklus I... 61
c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus II... 77
iii
c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus III... 88
d. Paparan Data Analisis dan Refleksi Siklus III... 93
C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru... 95
D. Pembahasan ... 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 103
A. Kesimpulan... 103
B. Saran-saran... ... 104
DAFTAR PUSTAKA ... 107
LAMPIRAN-LAMPIRAN... 109
iv
1.1 Data Awal Tes Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting Kelas V ... 4
3.1 Data Siswa SD Negeri Waru Jaya tahun Ajaran 2010/2011 ... 42
3.2 Data Guru SD Negeri Waru Jaya Tahun Ajaran 2010/2011 ... 43
4.1 Data Awal Perencanaan Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting ... 57
4.2 Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru ... 58
4.3 Data Awal Aktivitas Siswa ... 59
4.4 Data Awal Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting ... 60
4.5 Data Hasil Perencanaan Siklus I ... 64
4.6 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 65
4.7 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 67
4.8 Hasil Observasi Tes Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting melalui Rintangan Kardus siklus I ... 68
4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Siklus I ... 70
4.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 71
4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 72
4.12 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 73
4.13 Hasil Observasi Perencanaan Pengajaran Siklus II ... 77
4.14 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 79
4.15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 81
4.16 Hasil Tes Pembelajaran Siklus II ... 82
4.17 Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Siklus II ... 83
4.18 Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 84
4.19 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 85
4.20 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III... 88
4.21 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 91
4.22 Data Hasil Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting melalui Bermain Rintangan (Tali Karet) Siklus III ... 92
4.23 Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 93
4.24 Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 93
4.25 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 94
v
3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Mc. Tagart ... 47
4.1 Peningkatan Perencanaan Pembelajaran Siklus I,II, dan III ... 97
4.2 Peningkatan Kinerja Guru Siklus I,II, dan III ... 99
4.3 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I,II,dan III ... 100
4.4 Peningkatan Tes Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 101
vi
3 Format Observasi Aktivitas Siswa ... 120
4 Format Observasi Tes hasil Belajar ... 122
5 Format Observasi Wawancara Guru ... 125
6 Format Observasi Wawancara Siswa ... 126
7 Format Observasi Catatan Lapangan ... 127
8 Rencana Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 128
9 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 135
10 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 137
11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 139
12 Hasil Observasi Tes Hasil Belajar Siklus I ... 140
13 Rencana Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 141
14 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 148
15 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 150
16 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 151
17 Hasil Observasi Tes Hasil Belajar Siklus II ... 152
18 Rencana Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 153
19 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 154
20 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 161
21 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 163
22 Hasil Observasi Tes Hasil Belajar Siklus III... 165
23 Hasil Wawancara Guru ... 166
24 Hasil Wawancara Siswa ... 167
25 Hasil Observasi Catatan Lapangan ... 168
26 Kamera Foto Keadaan Sekolah dan Siswa Kelas IV ... . 169
27 Kamera Foto Siklus I ... 170
28 Kamera Foto Siklus II ... 171
29 Kamera Foto Siklus III ... 172 SK Bimbingan Dari UPI Kampus Sumedang
Surat Izin Penelitian Dari UPI Kampus Sumedang
Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian Dari SDN Waru Jaya’ Lembar Monitoring
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu terbentuknya tujuan pendidikan nasional adalah terbentuknya
manusia yang sehat jasmani dan rohani, dan salah satu upaya untuk mewujudkan
tujuan tersebut adalah melalui pendidikan jasmani (Penjas). Pendidikan Jasmani
merupakan suatu proses melalui gerakan aktivitas fisik untuk mengembangkan
dan meningkatkan keterampilan Jasmani dan sosial serta watak peserta didik.
Pendidikan Jasmani tidak hanya melatih dan mendidik fisik peserta didik saja
tetapi juga mengembangkan kemampuan intelektual, watak, dan sosial peserta
didik yang sangat diperlukan kelak ketika mereka dewasa untuk dapat
bersosialisasi dengan lingkungan. Pembinaan dan pengembangan pembelajaran
Pendidikan Jasmani di sekolah merupakan bagian dari peningkatan kualitas
sumber daya manusia.
Menurut Butcher dalam Sugiyanto (1972:86) menyatakan: “Pendidikan Jasmani
merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara total yang bertujuan
untuk mengembangkan warga negara menjadi segar fisik, mental, emosional dan
sosial melalui aktivitas fisik”.
Sedangkan menurut Ateng (1992:4) mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai
berikut:
Materi atau bahan ajar pada pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
dalam kurikulum tahun 2006/KTSP meliputi beberapa aspek, antara lain
permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri/senam, aktivitas ritmik,
aktivitas air dan pendidikan luar sekolah (outdoor education). Salah satu kajian
dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar ialah standar
kompetensi permainan dan olahraga. Standar kompetensi ini memuat berbagai
macam permainan dan cabang olahraga. Salah satunya adalah cabang olahraga
atletik.
Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga atau disebut juga
“mother of sport”. Cabang olahraga apapun yang mengandung gerakan fisik pasti
berdasar pada atletik. Tanpa kita sadari, sejak kecil kita sudah mempraktekan
atletik. Hal ini dapat dilihat saat kita berjalan, lari, melempar dan lompat. Atletik
berasal dari bahasa Yunani yaitu athlon dan athlum yang artinya pertandingan,
perlombaan, pergulatan, dan perjuangan, sedangkan orang yang melakukannya
dinamakan atlet (athleta). Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang
dipertandingkan atau diperlombakan. Di dalam perlombaan atletik ada
nomor-nomor yang dilakukan di lintasan (track) dan ada nomor-nomor yang dilakukan di
lapangan (field). Oleh karena itu atletik di Amerika dinamakan “Track and
Field”. Cabang olahraga atletik dibagi menjadi empat nomor yaitu :
1. Nomor lari terdiri dari: lari jarak jauh, lari jarak menengah dan lari jarak
pendek (sprint).
2. Nomor lempar terdiri dari: lempar lembing (javelin throw), lempar cakram
3. Nomor lompat terdiri dari: lompat tinggi (high jump), lompat jangkit (hop step
and jump), lompat jauh (long jump) dan lompat galah (pole vault).
4. Nomor jalan yaitu jalan cepat.
Salah satu nomor atletik yang akan menjadi fokus masalah ini adalah
nomor lompat tinggi. Lompat tinggi adalah gerakan melompat setinggi-tingginya
melewati mistar. Dalam lompat tinggi kita mengenal adanya beberapa macam
gaya, seperti dijelaskan oleh Tamsir (1982: 61) yaitu :
1. Gaya flop (The Flop Style).
2. Gaya gunting (The Scissor Style).
3. Gaya guling sisi (The Western Roll Style).
4. Gaya guling perut (The Straddle Style).
Pada saat melakukan lompat tinggi, sikap badan atau posisi di atas mistar
dapat bermacam-macam. Sikap badan tersebut dinamakan gaya lompat tinggi.
Untuk dapat melakukan lompat tinggi dengan baik perlu menguasai teknik-teknik
lompat tinggi. Teknik dalam lompat tinggi terdiri dari awalan, tolakan, sikap
badan di atas mistar, dan sikap mendarat. Lompat adalah melambungkan badan
dengan cara menolakkan salah satu kaki ke bidang tolakan dan mendarat lagi
dangan satu kaki atau kedua kaki. Loncat adalah dengan menolakkan kedua kaki
dan mendarat dengan kedua kaki.
Tujuan dari lompat tinggi adalah melambungkan badan secara keseluruhan
untuk mencapai lompatan yang setinggi-tingginya. Gaya lompat tinggi yang
sering diajarkan di Sekolah Dasar yaitu lompat tinggi gaya gunting dan lompat
penelitian ini adalah lompat tinggi gaya gunting. Penulis melakukan observasi
langsung ke SDN Waru Jaya. Dari hasil observasi tersebut, diperoleh sekelompok
data yang berupa data awal kemampuan siswa dalam pembelajaran lompat tinggi
gaya gunting dan juga kinerja guru dalam proses pembelajaran. Untuk mengetahui
kemampuan siswa, dilakukan tes pembelajaran lompat tinggi gaya gunting dengan
aspek yang dinilai yaitu awalan, tolakan, sikap badan di atas mistar, dan sikap
mendarat. Dari hasil data kemampuan siswa, diperoleh data bahwa dari 25 orang
jumlah siswa kelas V yang bisa melakukan pembelajaran lompat tinggi hanya
berjumlah 8 orang. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1
Data Awal Hasil Tes Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting
No Nama Siswa
Awalan Tolakan Melayang Mendarat
NA= Nilai Akhir
T= Tuntas
TT= Tidak Tuntas
NA= jumlah skor yang diperoleh X 100%
Jumlah skor maksimal
Dari hasil tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa yang bisa melakukan
pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya gunting hanya 30% atau 8 orang
dari jumlah siswa 25 orang sedangkan 70% atau 17 orang tidak dapat melakukan
pembelajaran lompat tinggi gaya gunting. KKM yang ditentukan 70%.
Hal tersebut terjadi karena dilatarbelakangi oleh beberapa faktor,
diantaranya sebagai berikut:
a. Tidak adanya rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum pembelajaran
dimulai.
b. Guru tidak melakukan modifikasi pembelajaran sehingga membuat anak-anak
jenuh.
c. Siswa merasa ketakutan sehingga tidak mau untuk melakukan lompatan..
d. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai.
Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka dilakukan pembelajaran lompat
tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan. Hal tersebut dilakukan supaya
siswa tidak merasa takut dalam melakukan lompat tinggi. Selain itu juga,
pembelajaran lompat tinggi melalui bermain rintangan dapat memotivasi siswa
pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan diharapkan
90% siswa dapat melakukan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting Melalui Bermain
Rintangan Pada Siswa Kelas V SDN Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor”.
Adapun alasan penulisan tersebut adalah untuk meningkatkan pembelajaran
lompat tinggi gaya gunting pada siswa kelas V SDN Waru Jaya Kecamatan
Parung Kabupaten Bogor.
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, tentang permasalahan yang muncul di
kelas V SDN Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran
lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan di kelas V SDN Waru
Jaya?
b. Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan
pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan di kelas V
SDN Waru Jaya?
c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan
d. Bagaimana peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran untuk meningkatkan
pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan?
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan pada permasalahan yang muncul, maka untuk meningkatkan
pembelajaran lompat tinggi gaya gunting pada siswa kelas V SDN Waru Jaya
Kecamatan Parung Kabupaten Bogor penulis mengajukan pemecahan masalah
melalui bermain rintangan. Adapun pelaksanaan pembelajarannya sebagai berikut:
Pada tahap awal para siswa diberikan informasi tentang pembelajaran teknik dasar
lompat tinggi, kemudian di tes untuk melakukan lompat tinggi dengan
menggunakan bilah bambu dan tali karet untuk mengetahui kemampuan awal
siswa secara umum. Pada siklus I siswa melakukan pembelajaran teknik dasar
lompat tinggi dengan menggunakan media kardus yang ditumpuk mulai dari 1
kardus sampai dengan 3 kardus. Pada siklus II siswa melakukan pembelajaran
lompat tinggi dengan media rintangan gawang atau paralon yang berjumlah 4
tiang dengan tinggi 60cm dan lebar 80cm. Pada siklus III siswa melakukan
pembelajaran lompat tinggi dengan media karet dan bilah bambu. Ketinggian tiap
rintangan tali karet berbeda-beda mulai dari ketinggian 40cm, 60cm, 80cm, dan
100cm. Target penelitian diharapkan mencapai 90%.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan
2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran untuk
meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain
rintangan.
3. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran untuk
meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bemain
rintangan.
4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran lompat
tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran penjelajahan sebagai upaya
meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting.
b. Memberikan informasi dan masukan kepada guru pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan dalam meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya
gunting melalui bermain rintangan.
c. Menambah wawasan tentang cara yang sesuai dengan tuntutan tujuan
pembelajaran dan terciptanya suatu teknik pembelajaran lompat tinggi yang
tidak menyulitkan siswa.
2. Bagi Siswa
a. Bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan pembelajaran lompat lompat
b. Siswa dapat melakukan pembelajaran teknik dasar lompat tinggi dengan
mudah.
c. Meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai.
3. Bagi Sekolah.
a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran khususnya pelajaran
pendidikan jasmani.
b. Dapat meningkatkan kualitas di tingkat pendidikan.
c. Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut yang mempunyai
relevansinya.
4. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman mengajar dalam pembelajaran teknik dasar
lompat tinggi.
E. Batasan Istilah
Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang dipergunakan
dalam penelitian ini, perlu penulis jelaskan istilah yang dipergunakan dalam
penelitian ini. Adapun istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh individu untuk
memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari
2. Teknik dasar
Teknik dasar adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk
mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.(KBBI:2005:565)
3. Lompat tinggi
Lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan cara
mengangkat kaki ke depan ke atas dalam upaya membawa titik berat badan
setinggi mungkin dan secepat mungkin jatuh (mendarat) yang dilakukan dengan
cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada salah satu kaki untuk mencapai
suatu ketinggian tertentu. ( Aip Syaripudin, 1992:106 ).
4. Bermain rintangan
Bermain merupakan salah satu bentuk kegiatan olahraga yang dilakukan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Sekolah Dasar
Negeri Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor. Penentuan lokasi ini
diharapkan memberikan kemudahan, khususnya menyangkut pengenalan
lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek penelitian atau
menyangkut personil yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan.
Penulis memilih sekolah tersebut sebagai penelitian berdasarkan
pertimbangan sebagai berikut:
a. Penulis merupakan salah satu tenaga pendidik di sekolah tersebut sehingga
penulis memahami kondisi sekolah, karakteristik siswa dan proses
pembelajaran yang berlangsung.
b. Penulis berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa
khususnya pembelajaran lompat tinggi gaya gunting.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan oleh tim peneliti
yang melibatkan kepala sekolah, guru penjas sebagai mitra peneliti dan observer,
serta kedudukan peneliti sebagai praktisi. Dari tim peneliti di atas, diharapkan bisa
memberikan pemecahan masalah dalam kegiatan penelitian ini dimulai dari
perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi. Perlu diketahui bahwa kondisi
a. Keadaan siswa
Data siswa SD Negeri Waru Jaya
b. Keadaan guru
Jumlah guru dan karyawan keseluruhan di SD Negeri Waru Jaya
berjumlah 14 orang yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil sebanyak 9 orang dan
sukwan sebanyak 4 orang serta 1 orang penjaga sekolah sukwan. Data guru dan
karyawan di SDN Waru Jaya pada tahun ajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel
3.2.
Tabel 3.2
Data Guru SD Negeri Waru Jaya
Tahun Ajaran 2010/2011
No Nama Nip Gol/Ruang Jabatan
1 Suhandi, S.Pd 195504081976041001 IV /a Kepsek
2 Kodir Omansyah,A.Ma 196003141982041001 IV/a Guru Kelas
3 Taufik Hidayat, S.Pd 196006121983051001 IV/a Guru Kelas
4 Sunardi, A.Ma 196307101983051001 IV/a Guru Kelas
5 Eli Yuyu Yuliah, S.Pd 196307201983052001 IV/a Guru Kelas
6 Asep Rinendar, A.Ma 196405141983051001 IV/a Guru Penjas
7 Sopiyandi, A. Ma 196306121984121003 IV/a Guru Agama
8 Sri Wahyaningih, S.Pd 196401111988032001 IV/a Guru Kelas
9 Suharto 196702242007011006 II/b Guru Kelas
10 Irma Kristanti, S.Sas Guru B. Inggris
11 Evi Thoyyibah, S.Pd Guru Kelas
12 Casmilah, A.Ma Guru Penjas
13 Titih Fatmawati, A.Ma Guru Kelas
c. Lingkungan Belajar
Sekolah Dasar Negeri Waru Jaya terletak di Desa Waru Jaya Kecamatan
Parung Kabupaten Bogor. Bangunan sekolah ini terdiri dari 9 ruangan kelas, 1
ruang kepala sekolah dan guru, 2 kantin, 1 ruangan WC siswa dan guru, serta 1
ruangan perpustakaan. Lingkungan keluarga siswa bervariasi, maka tingkat
kesejahteraan masyarakatpun berbeda-beda. Namun demikian, ciri khas pedesaan
tidak hilang sama sekali. Kehidupan bergotong royong masih tercermin
dimasyarakat serta perhatian mereka terhadap kelangsungan pendidikan di
sekolah ini, dengan beberapa indikator misalnya semua siswa telah memakai
seragam sekolah lengkap, berpakaian olahraga saat berolahraga, dan aktifitas
positif bila ada kegiatan di luar sekolah.
Dari indikator di atas, diharapkan akan menjadi penunjang keberhasilan
pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar Negeri Waru Jaya, meskipun
ada kendala bahwa pembelajaran masih bersifat kaku, yaitu dengan penerapan
materi secara langsung.
2. Waktu Penelitian
Penelitian disesuaikan dengan waktu pembelajaran penjas yaitu setiap hari
senin mulai pukul 09.00 sampai dengan pukul 11.30 WIB. Kegiatan dipusatkan di
sekolah khususnya dalam pelaksanaan. Karena penelitian tindakan kelas ini
dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar, maka kegiatan penelitian ini
yang diperlukan untuk penelitian ini adalah sekitar 5 bulan terhitung mulai bulan
Januari sampai bulan Mei 2011.
3. Subyek Penelitian
Berdasarkan pengembangan karakteristik siswa kelas V sekolah dasar
sebagai subyek penelitian dihubungkan dengan materi dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) serta pembelajaran lompat tinggi maka penulis
menetapkan sampel siswa kelas V SDN Waru Jaya sebanyak 25 orang terdiri dari
13 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan.
4. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan.
i. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research ). Permasalahan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengatasi
kesulitan anak dalam belajar lompat tinggi melalui bermain rintangan, sehingga
dengan bantuan alat tersebut kesulitan anak dapat dipecahkan. Penelitian ini
berangkat dari permasalahan yang faktual dalam praktek pembelajaran yang
dihadapi guru. Berbekal dari keinginan memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran penjas pada pokok bahasan lompat tinggi, penulis mempersiapkan
tentang apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang karakter dan prosedur
Menurut Rukmana (2010:2) penelitian tindakan kelas adalah sebagai
berikut:
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan adalah Suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
c. Kelas adalah Sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran dari seorang guru.
Dengan menggabungkan bahasan pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di
kelas atau ruangan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu
praktik pembelajaran.
2. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, menggunakan Model Spiral Kemmis dan Mc.Taggart
(Kasbolah, 1999:70), yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang dan
berkelanjutan, semakin lama semakin meningkat perubahan hasil dan pencapaian.
Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat komponen yaitu rencana,
tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi. Adapun alur tindakan dapat dilihat
Gambar 3.1
Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart ( Kasbolah, 1999:70 )
Gambar 3.1 menunjukkan bahwa pertama, bahwa sebelum peneliti
melaksanakan tindakan terlebih dahulu harus direncanakan secara seksama jenis
tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disususun secara matang
maka tindakan mulai dilakukan. Ketiga, bersamaan dilaksanakan tindakan,
peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan. Keempat, berdasarkan hasil
pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang
telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlu melakukan perbaikan atas
tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi Perencanaan
Siklus I
Observasi
Perencanaan
Siklus II
Observasi Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan
agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang dari apa
yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang
diteliti dapat dipecahkan sampai optimal.
ii. Prosedur Penelitian
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa prosedur penelitian tindakan
kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan
yang ingin dicapai. Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim
dilakukan dalam penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
Untuk melihat siswa dalam kemampuan pembelajaran, diberikan tes awal
pembelajaran lompat tinggi dengan menggunakan bilah bambu dan tali karet
untuk mengetahui kemampuan awal siswa secara umum sebagai bahan yang
evaluasi yang tepat untuk pembelajaran siklus pertama dalam rangka
meningkatkan kemampuan mereka dalam pembelajaran teknik dasar lompat
tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dipergunakan model pembelajaran
melalui bermain rintangan sebagai pendekatan pembentukan sikap dan
keterampilan pembelajaran lompat tinggi dan pelaksanaan Penelitian Tindakan
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti menyusun rencana tindakan
dan rencana penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan dalam proses
pembelajaran teknik dasar lompat tinggi melalui bermain rintangan. Adapun
kegiatan perencanaan tersebut diantaranya:
a. Mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah dan meminta persetujuan kepala
sekolah dan guru.
b. Melakukan observasi langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran lompat
tinggi gaya gunting pada siswa kelas V SDN Waru Jaya. Hal tersebut
dilakukan untuk mendapatkan data awal sebagai masalah penelitian.
c. Mengidentifikasi pokok permasalahan.
d. Merencanakan siklus I, siklus II, dan siklus III yang dituangkan dalam bentuk
rencana pembelajaran (RPP) yang terdapat pada lampiran 1.
e. Menyiapkan instrumen observasi.
2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap pelaksanaan praktik pembelajaran
yang sebenarnya berdasarkan rencana tndakan yang telah disusun bersama-sama
antara praktisi dan peneliti guna memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar.
Kegiatan Awal:
a. Mempersiapkan sarana dan fasilitas pendukung yang diperlukan dalam
pembelajaran lompat tinggi gaya gunting.
b. Mempersiapkan alat bantu.
d. Apersepsi.
e. Guru memimpin pemanasan yang meliputi pemanasan statis dan pemanasan
dinamis.
Kegiatan Inti:
a. Guru menjelaskan dan mendemontrasikan pembelajaran lompat tinggi gaya
gunting.
b. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang pembelajaran lompat tinggi
gaya gunting.
c. Siswa memperhatikan demontrasi pembelajaran lompat tinggi gaya gunting.
d. Siswa melakukan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting secara bergantian.
Kegiatan Akhir
a. Evaluasi
b. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
c. Guru mengoreksi jalannya kegiatan pembelajaran.
3. Tahap Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa
dalam pembelajaran lompat tinggi melalui bermain rintangan. Melalui tahap
observasi semua data dikumpulkan dengan membuat catatan lapangan yang
lengkap mengenai hal yang terjadi dalam proses pembelajaran. Jenis observasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasif. Menurut
Sugiyono (2005: 64), dalam observasi ini peneliti terlibat langsung dalam proses
pembelajaran. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang
melakukan wawancara dengan siswa dan praktisi. Hasil observasi ini dijadikan
dasar refleksi dari tindakan yang telah dilakukan, untuk merencanakan tindakan
selanjutnya.
4. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan bagian penting untuk memahami dan memberikan
makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagi akibat adanya
tindakan yang dilakukan. Dalam hal ini akan dikaji, dilihat dan dipertimbangkan
hasil atau dampak dari tindakan tersebut.
Melalui kegiatan refleksi ini semua unsur yang terlibat (peneliti, praktisi,
rekan guru dan kepala sekolah) mempunyai banyak kesempatan yang sama untuk
meningkatkan profesionalismenya dalam memperbaiki proses pembelajaran yang
dilakukan dan pelayanan yang diberikan secara berkelanjutan.
Tahap refleksi berfungsi untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran
mana yang kurang atau yang belum muncul dan indikator mana yang belum
tercapai ketika pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya gunting melalui
bermain rintangan. Dengan demikian, penulis dapat menentukan tindakan
selanjutnya untuk memperbaiki tindakan sebelumnya yang dikatakan belum
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Lembar observasi
Lembar observasi dilakukan dengan upaya untuk mengamati hal-hal yang
terjadi selama tindakan berlangsung. Lembar observasi yang digunakan dalam
penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu:
a. Lembar observasi aktivitas guru yang terdiri dari IPKG 1 dan IPKG 2 yang
bertujuan untuk mengukur kinerja guru dalam perencanaan pelaksanaan
pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan.
b. Lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan untuk mengukur aktivitas
siswa selama pembelajaran berlangsung.
Untuk lembar observasi aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada
lampiran 2, lampiran 3, dan lampiran 4.
2. Lembar Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,
dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dalam penelitian. Catatan
lapangan dilakukan untuk mencatat kejadian-kejadian sebagai bahan
pertimbangan bagi perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Format terlampir.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan peneliti bertujuan untuk memperoleh informasi
mengenai kondisi pembelajaran yang sebelumnya dilakukan oleh guru penjas
4. Kamera Foto
Kamera foto digunakan juga untuk menambah kelengkapan data yang
diperlukan dalam penelitian untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi
dalam penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005:160) bahwa,
“ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu
foto yang dihasilkan oleh orang lain dan foto yang dihasilkan oleh peneliti
sendiri”.
5. Tes Hasil Belajar
Dilakukan untuk melihat keberhasilan hasil belajar siswa sebelum dan
sesudah pemberian tindakan dengan membandingkan nilai yang diperoleh. Untuk
lembar tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 5. Waktu pengambilan
tes hasil belajar dilaksanakan selama pembelajaran lompat tinggi gaya gunting
melalui bermain rintangan berlangsung.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Pengelolaan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dari sumber data yaitu siswa dan guru. Adapun jenis data
yang dikumpulkan yaitu hasil belajar, rencana pembelajaran, hasil-hasil observasi
terhadap pelaksanaan pembelajaran, catatan lapangan dan hasil tes pembelajaran.
a. Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa
b. Data keterkaitan antara rencana pembelajaran dengan pelaksanaannya didapat
dari rencana pembelajaran dan hasil observasi.
c. Data untuk bahan refleksi serta temuan yang lain terjadi saat pembelajaran
2. Teknik Pengelolaan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengelolaan
data kualitatif. Pengolahan data ini dilakukan setelah data yang diperoleh dari
seluruh instrument penelitian terkumpul dan selanjutnya dilakukan pengolahan
data yang dilakukan dalam tiga langkah yaitu:
a. Reduksi Data
Dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan dan perumusan untuk
penyederhanaan, abstraksi, transformasi data yang diperoleh menjadi informasi
hasil tindakan.
b. Paparan Data
Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi untuk menarik
kesimpulan dan pengambilan tindakan.
c. Penyimpulan
Peneliti menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi. Selanjutnya data
tersebut disusun dan dikategorikan, kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan,
dan terakhir diperiksa keabsahannya.
F. Validasi Data
Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Triangulasi
Dilakukan dengan mengecek data dengan sumber lain. Kegiatan
triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kegiatan reflektif. Selain itu
juga dilakukan kegiatan mengumpulkan persepsi siswa terhadap pelaksanaan
mengecek derajat kepercayaan hasil penelitian dengan teknik pengumpulan data
yang meliputi kegiatan observasi, wawancara, catatan lapangan, dan data tes hasil
belajar dalam pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain
rintangan. Kegiatan ini melibatkan guru, siswa, dan lingkungan sekitar SDN
Waru Jaya.
2. Member Check
Dilakukan untuk mengecek kebenaran data. Dalam proses ini data atau
informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan dikonfirmasikan kepada guru dan
siswa melalui kegiatan reflektif pada setiap akhir pembelajaran melalui diskusi
balikan.
3. Audit Trail
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengecek hasil penelitian
beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan menginformasikan adanya
bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek keabsahannya terhadap sumber
data dari hasil pertama. Hal ini dilakukan peneliti dengan cara mendiskusikan
kebenaran data beserta prosedur pengumpulan data kepada pembimbing.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian melalui proses pengolahan data, analisis data dan
pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam meningkatkan
Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting melalui bermain rintangan di kelas V
SD Negeri Waru Jaya, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan pembelajaran yang dituangkan melalui rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), pemilihan media dan persiapan alat untuk
pelaksanaan pembelajaran mampu menciptakan proses belajar yang meningkat
sehingga kinerja guru dan aktivitas siswa meningkat. Hal ini terlihat dari
peningkatan persentase data awal 61,4% setelah siklus ketiga meningkat menjadi
100%.
2. Kinerja Guru
Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari tindakan siklus I
sampai dengan tindakan siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari
persentase setiap siklusnya selama pembelajaran lompat tinggi gaya gunting
melalui bermain rintangan yaitu dari data awal 68,05% meningkat menjadi 100%
pada siklus III.
3. Aktivitas Siswa
Dilihat dari persentase aktivitas siswa dari tindakan siklus I sampai dengan
pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan. Dilihat dari
persentase data awal 60,4% kemudian setelah dilakukan perbaikan tindakan pada
siklus III menjadi 84,8%
4. Hasil Belajar
Dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat
tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan, dapat disimpulkan bahwa
penerapan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan
dapat meningkatkan kemampuan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting siswa
kelas V SD Negeri Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor. Hal ini
terlihat dari meningkatnya persentase nilai data awal 60%, pada akhir siklus III
meningkat menjadi 83%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini,
maka perlu kiranya peneliti mengajukan beberapa saran untuk perbaikan proses
pembelajaran lompat tinggi gaya gunting di Sekolah Dasar, yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan mengelola siswa
dilapangan dan menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan dengan menggunakan media pembelajaran tersebut.
b. Hal yang perlu diperhatikan guru sebelum pembelajaran lompat tinggi gaya
gunting melalui bermain rintangan, terlebih dahulu menyiapkan sarana dan
prasarana yang akan dibutuhkan dalam penerapan pembelajaran lompat tinggi
c. Harus bisa meningkatkan profesionalitas, rasa percaya diri sehingga
memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilannya yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.
d. Guru hendaknya termotivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya
dalam upaya membantu siswa mempermudah untuk memahami materi yang
diajarkan. Oleh karena itu hendaknya guru dapat memilih media pembelajaran
yang tepat dalam setiap pembelajaran.
2. Bagi Siswa Sekolah Dasar
a. Dalam pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan,
sebelum melakukan kegiatan terlebih dahulu memperhatikan petunjuk atau
aturan-aturan pembelajarannya, agar dalam pelaksanaan tidak menyimpang
atau tidak sesuai dengan peraturan yang dibuat. Dengan melakukan
pembelajaran yang benar sesuai dengan aturan akan membantu mempermudah
siswa melakukan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting.
b. Biasakan banyak melakukan latihan, manfaatkan waktu senggang dengan
aktivitas jasmani sehingga bisa merangsang pertumbuhan dan perkembangan
ke arah yang lebih baik.
c. Memperhatikan dan mendengarkan guru pada saat menerangkan materi
pelajaran.
d. Media pembelajaran ini baik digunakan untuk siswa kelas V SD, karena akan
3. Untuk Sekolah
a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dalam
ruang lingkup Sekolah Dasar.
b. Dapat menerapkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui
bermain rintangan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti yang berikutnya yang relevan dengan skripsi ini, diharapkan
dalam penerapan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting tidak hanya melalui
bermain rintangan saja tetapi mencari metode penerapan lain yang bisa
DAFTAR PUSTAKA
.
Adisasmita, Yusuf. (1992). Olahraga Pilihan Atletik. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Ateng, Abdulkadir. (1992). Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Cholik, M. Toho dan Rustan Rusli. (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Hernawan, Edi. (2004). Panduan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan Kelas V Semester Satu untuk Sekolah Dasar. Bandung: CV
Thursina.
Husdarta, J.S.(2009). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung. Alfabeta
Mahendra, Agus. (2003). Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Nicholas. (1994). Moving and Learning The Elementary School Physical
Education Experience. Torontyo: The Mosby-Year Book,Inc.
Nurhasan, S.Sukardjo. (1991). Evaluasi Peangajaran Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Rukmana, Anin. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.
Safari, Indra. (2009). Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani.
Bandung: CV Bintang Warli Artika.
Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Syarifudin, Aip. (1992). Atletik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan.
Suwarya, May. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk