• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING MELALUI BERMAIN RINTANGAN PADA SISWA KELAS V SDN WARU JAYA KECAMATAN PARUNG KABUPATEN BOGOR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING MELALUI BERMAIN RINTANGAN PADA SISWA KELAS V SDN WARU JAYA KECAMATAN PARUNG KABUPATEN BOGOR."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh CASMILAH

0903155

PROGRAM STUDI S-I PGSD PENDIDIKAN JASMANI

KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2011

(2)

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING

MELALUI BERMAIN RINTANGAN PADA SISWA KELAS V SDN WARUJAYA KECAMATAN PARUNG

KABUPATEN BOGOR

Oleh

CASMILAH

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Drs. H. Anin Rukmana, M. Pd NIP: 196002061986031001

Pembimbing II,

Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd NIP: 195905201988031002

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar S 1 Penjas UPI Kampus Sumedang

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan

Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting melalui Bermain Rintangan pada Siswa Kelas V SDN Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor” ini beserta

seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Sumedang, Juni 2011 Yang Membuat Pernyataan

(4)

i

d. Tujuan Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar... 17

e. Manfaat Pendidikan Jasmani ... 20

f. Fungsi Pendidikan Jasmani... 22

2. Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar... . 26

3. Lompat Tinggi... ... 28

a. Pengertian Lompat Tinggi... 21

b. Sarana dan Prasarana Lompat Tinggi... 22

c. Teknik Dasar Lompat Tinggi... 23

4. Lompat Tinggi Gaya Gunting.. ... 34

5. Pembelajaran Lompat Tinggi melalui Bermain Rintangan. ... 35

6. Keunggulan Pembelajaran Lompat Tinggi melalui Bermain Rintangan ... 38

B. Hasil Penelitian yang Relevan... ... 38

(5)

ii

b. Keadaan Guru ... 43

c. Lingkungan Belajar ... 44

2. Waktu Penelitian... 44

3. Subjek Penelitian... 45

4. Objek Penelitian ... 45

B. Metode dan Desain Penelitian... 45

1. Metode Penelitian... 45

2. Desain Penelitian... 46

C. Prosedur Penelitian... 48

1. Tahap Perencanaan Tindakan... 49

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan... 49

3. Tahap Observasi... 50

4. Tahap Refleksi ... 51

D. Instrumen Penelitian... 52

1. Lembar Observasi... 52

2. Catatan Lapangan... 52

3 Wawancara ... 52

4. Kamera Foto... 53

5. Tes Hasil Belajar... ... 53

F. Teknik pengumpulan data dan Analisis Data... 53

1. Teknik Pengumpulan Data... 53

2. Analisis Data... 54

B. Paparan Data Tindakan... 61

1. Paparan Data Tindakan Siklus I... 61

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I... 61

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus II... 77

(6)

iii

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus III... 88

d. Paparan Data Analisis dan Refleksi Siklus III... 93

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru... 95

D. Pembahasan ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 103

A. Kesimpulan... 103

B. Saran-saran... ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 107

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 109

(7)

iv

1.1 Data Awal Tes Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting Kelas V ... 4

3.1 Data Siswa SD Negeri Waru Jaya tahun Ajaran 2010/2011 ... 42

3.2 Data Guru SD Negeri Waru Jaya Tahun Ajaran 2010/2011 ... 43

4.1 Data Awal Perencanaan Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting ... 57

4.2 Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru ... 58

4.3 Data Awal Aktivitas Siswa ... 59

4.4 Data Awal Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting ... 60

4.5 Data Hasil Perencanaan Siklus I ... 64

4.6 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 65

4.7 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 67

4.8 Hasil Observasi Tes Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting melalui Rintangan Kardus siklus I ... 68

4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Siklus I ... 70

4.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 71

4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 72

4.12 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 73

4.13 Hasil Observasi Perencanaan Pengajaran Siklus II ... 77

4.14 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 79

4.15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 81

4.16 Hasil Tes Pembelajaran Siklus II ... 82

4.17 Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Siklus II ... 83

4.18 Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 84

4.19 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 85

4.20 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III... 88

4.21 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 91

4.22 Data Hasil Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting melalui Bermain Rintangan (Tali Karet) Siklus III ... 92

4.23 Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 93

4.24 Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 93

4.25 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 94

(8)

v

3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Mc. Tagart ... 47

4.1 Peningkatan Perencanaan Pembelajaran Siklus I,II, dan III ... 97

4.2 Peningkatan Kinerja Guru Siklus I,II, dan III ... 99

4.3 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I,II,dan III ... 100

4.4 Peningkatan Tes Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 101

(9)

vi

3 Format Observasi Aktivitas Siswa ... 120

4 Format Observasi Tes hasil Belajar ... 122

5 Format Observasi Wawancara Guru ... 125

6 Format Observasi Wawancara Siswa ... 126

7 Format Observasi Catatan Lapangan ... 127

8 Rencana Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 128

9 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 135

10 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 137

11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 139

12 Hasil Observasi Tes Hasil Belajar Siklus I ... 140

13 Rencana Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 141

14 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 148

15 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 150

16 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 151

17 Hasil Observasi Tes Hasil Belajar Siklus II ... 152

18 Rencana Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 153

19 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 154

20 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 161

21 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 163

22 Hasil Observasi Tes Hasil Belajar Siklus III... 165

23 Hasil Wawancara Guru ... 166

24 Hasil Wawancara Siswa ... 167

25 Hasil Observasi Catatan Lapangan ... 168

26 Kamera Foto Keadaan Sekolah dan Siswa Kelas IV ... . 169

27 Kamera Foto Siklus I ... 170

28 Kamera Foto Siklus II ... 171

29 Kamera Foto Siklus III ... 172 SK Bimbingan Dari UPI Kampus Sumedang

Surat Izin Penelitian Dari UPI Kampus Sumedang

Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian Dari SDN Waru Jaya’ Lembar Monitoring

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu terbentuknya tujuan pendidikan nasional adalah terbentuknya

manusia yang sehat jasmani dan rohani, dan salah satu upaya untuk mewujudkan

tujuan tersebut adalah melalui pendidikan jasmani (Penjas). Pendidikan Jasmani

merupakan suatu proses melalui gerakan aktivitas fisik untuk mengembangkan

dan meningkatkan keterampilan Jasmani dan sosial serta watak peserta didik.

Pendidikan Jasmani tidak hanya melatih dan mendidik fisik peserta didik saja

tetapi juga mengembangkan kemampuan intelektual, watak, dan sosial peserta

didik yang sangat diperlukan kelak ketika mereka dewasa untuk dapat

bersosialisasi dengan lingkungan. Pembinaan dan pengembangan pembelajaran

Pendidikan Jasmani di sekolah merupakan bagian dari peningkatan kualitas

sumber daya manusia.

Menurut Butcher dalam Sugiyanto (1972:86) menyatakan: “Pendidikan Jasmani

merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara total yang bertujuan

untuk mengembangkan warga negara menjadi segar fisik, mental, emosional dan

sosial melalui aktivitas fisik”.

Sedangkan menurut Ateng (1992:4) mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai

berikut:

(11)

Materi atau bahan ajar pada pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

dalam kurikulum tahun 2006/KTSP meliputi beberapa aspek, antara lain

permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri/senam, aktivitas ritmik,

aktivitas air dan pendidikan luar sekolah (outdoor education). Salah satu kajian

dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar ialah standar

kompetensi permainan dan olahraga. Standar kompetensi ini memuat berbagai

macam permainan dan cabang olahraga. Salah satunya adalah cabang olahraga

atletik.

Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga atau disebut juga

“mother of sport”. Cabang olahraga apapun yang mengandung gerakan fisik pasti

berdasar pada atletik. Tanpa kita sadari, sejak kecil kita sudah mempraktekan

atletik. Hal ini dapat dilihat saat kita berjalan, lari, melempar dan lompat. Atletik

berasal dari bahasa Yunani yaitu athlon dan athlum yang artinya pertandingan,

perlombaan, pergulatan, dan perjuangan, sedangkan orang yang melakukannya

dinamakan atlet (athleta). Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang

dipertandingkan atau diperlombakan. Di dalam perlombaan atletik ada

nomor-nomor yang dilakukan di lintasan (track) dan ada nomor-nomor yang dilakukan di

lapangan (field). Oleh karena itu atletik di Amerika dinamakan “Track and

Field”. Cabang olahraga atletik dibagi menjadi empat nomor yaitu :

1. Nomor lari terdiri dari: lari jarak jauh, lari jarak menengah dan lari jarak

pendek (sprint).

2. Nomor lempar terdiri dari: lempar lembing (javelin throw), lempar cakram

(12)

3. Nomor lompat terdiri dari: lompat tinggi (high jump), lompat jangkit (hop step

and jump), lompat jauh (long jump) dan lompat galah (pole vault).

4. Nomor jalan yaitu jalan cepat.

Salah satu nomor atletik yang akan menjadi fokus masalah ini adalah

nomor lompat tinggi. Lompat tinggi adalah gerakan melompat setinggi-tingginya

melewati mistar. Dalam lompat tinggi kita mengenal adanya beberapa macam

gaya, seperti dijelaskan oleh Tamsir (1982: 61) yaitu :

1. Gaya flop (The Flop Style).

2. Gaya gunting (The Scissor Style).

3. Gaya guling sisi (The Western Roll Style).

4. Gaya guling perut (The Straddle Style).

Pada saat melakukan lompat tinggi, sikap badan atau posisi di atas mistar

dapat bermacam-macam. Sikap badan tersebut dinamakan gaya lompat tinggi.

Untuk dapat melakukan lompat tinggi dengan baik perlu menguasai teknik-teknik

lompat tinggi. Teknik dalam lompat tinggi terdiri dari awalan, tolakan, sikap

badan di atas mistar, dan sikap mendarat. Lompat adalah melambungkan badan

dengan cara menolakkan salah satu kaki ke bidang tolakan dan mendarat lagi

dangan satu kaki atau kedua kaki. Loncat adalah dengan menolakkan kedua kaki

dan mendarat dengan kedua kaki.

Tujuan dari lompat tinggi adalah melambungkan badan secara keseluruhan

untuk mencapai lompatan yang setinggi-tingginya. Gaya lompat tinggi yang

sering diajarkan di Sekolah Dasar yaitu lompat tinggi gaya gunting dan lompat

(13)

penelitian ini adalah lompat tinggi gaya gunting. Penulis melakukan observasi

langsung ke SDN Waru Jaya. Dari hasil observasi tersebut, diperoleh sekelompok

data yang berupa data awal kemampuan siswa dalam pembelajaran lompat tinggi

gaya gunting dan juga kinerja guru dalam proses pembelajaran. Untuk mengetahui

kemampuan siswa, dilakukan tes pembelajaran lompat tinggi gaya gunting dengan

aspek yang dinilai yaitu awalan, tolakan, sikap badan di atas mistar, dan sikap

mendarat. Dari hasil data kemampuan siswa, diperoleh data bahwa dari 25 orang

jumlah siswa kelas V yang bisa melakukan pembelajaran lompat tinggi hanya

berjumlah 8 orang. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Tes Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting

No Nama Siswa

Awalan Tolakan Melayang Mendarat

(14)

NA= Nilai Akhir

T= Tuntas

TT= Tidak Tuntas

NA= jumlah skor yang diperoleh X 100%

Jumlah skor maksimal

Dari hasil tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa yang bisa melakukan

pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya gunting hanya 30% atau 8 orang

dari jumlah siswa 25 orang sedangkan 70% atau 17 orang tidak dapat melakukan

pembelajaran lompat tinggi gaya gunting. KKM yang ditentukan 70%.

Hal tersebut terjadi karena dilatarbelakangi oleh beberapa faktor,

diantaranya sebagai berikut:

a. Tidak adanya rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum pembelajaran

dimulai.

b. Guru tidak melakukan modifikasi pembelajaran sehingga membuat anak-anak

jenuh.

c. Siswa merasa ketakutan sehingga tidak mau untuk melakukan lompatan..

d. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai.

Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka dilakukan pembelajaran lompat

tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan. Hal tersebut dilakukan supaya

siswa tidak merasa takut dalam melakukan lompat tinggi. Selain itu juga,

pembelajaran lompat tinggi melalui bermain rintangan dapat memotivasi siswa

(15)

pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan diharapkan

90% siswa dapat melakukan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting Melalui Bermain

Rintangan Pada Siswa Kelas V SDN Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor”.

Adapun alasan penulisan tersebut adalah untuk meningkatkan pembelajaran

lompat tinggi gaya gunting pada siswa kelas V SDN Waru Jaya Kecamatan

Parung Kabupaten Bogor.

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, tentang permasalahan yang muncul di

kelas V SDN Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran

lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan di kelas V SDN Waru

Jaya?

b. Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan

pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan di kelas V

SDN Waru Jaya?

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan

(16)

d. Bagaimana peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran untuk meningkatkan

pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang muncul, maka untuk meningkatkan

pembelajaran lompat tinggi gaya gunting pada siswa kelas V SDN Waru Jaya

Kecamatan Parung Kabupaten Bogor penulis mengajukan pemecahan masalah

melalui bermain rintangan. Adapun pelaksanaan pembelajarannya sebagai berikut:

Pada tahap awal para siswa diberikan informasi tentang pembelajaran teknik dasar

lompat tinggi, kemudian di tes untuk melakukan lompat tinggi dengan

menggunakan bilah bambu dan tali karet untuk mengetahui kemampuan awal

siswa secara umum. Pada siklus I siswa melakukan pembelajaran teknik dasar

lompat tinggi dengan menggunakan media kardus yang ditumpuk mulai dari 1

kardus sampai dengan 3 kardus. Pada siklus II siswa melakukan pembelajaran

lompat tinggi dengan media rintangan gawang atau paralon yang berjumlah 4

tiang dengan tinggi 60cm dan lebar 80cm. Pada siklus III siswa melakukan

pembelajaran lompat tinggi dengan media karet dan bilah bambu. Ketinggian tiap

rintangan tali karet berbeda-beda mulai dari ketinggian 40cm, 60cm, 80cm, dan

100cm. Target penelitian diharapkan mencapai 90%.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan

(17)

2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran untuk

meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain

rintangan.

3. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran untuk

meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bemain

rintangan.

4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran lompat

tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran penjelajahan sebagai upaya

meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting.

b. Memberikan informasi dan masukan kepada guru pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan dalam meningkatkan pembelajaran lompat tinggi gaya

gunting melalui bermain rintangan.

c. Menambah wawasan tentang cara yang sesuai dengan tuntutan tujuan

pembelajaran dan terciptanya suatu teknik pembelajaran lompat tinggi yang

tidak menyulitkan siswa.

2. Bagi Siswa

a. Bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan pembelajaran lompat lompat

(18)

b. Siswa dapat melakukan pembelajaran teknik dasar lompat tinggi dengan

mudah.

c. Meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat

dicapai.

3. Bagi Sekolah.

a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran khususnya pelajaran

pendidikan jasmani.

b. Dapat meningkatkan kualitas di tingkat pendidikan.

c. Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut yang mempunyai

relevansinya.

4. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman mengajar dalam pembelajaran teknik dasar

lompat tinggi.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang dipergunakan

dalam penelitian ini, perlu penulis jelaskan istilah yang dipergunakan dalam

penelitian ini. Adapun istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh individu untuk

memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari

(19)

2. Teknik dasar

Teknik dasar adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk

mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.(KBBI:2005:565)

3. Lompat tinggi

Lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan cara

mengangkat kaki ke depan ke atas dalam upaya membawa titik berat badan

setinggi mungkin dan secepat mungkin jatuh (mendarat) yang dilakukan dengan

cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada salah satu kaki untuk mencapai

suatu ketinggian tertentu. ( Aip Syaripudin, 1992:106 ).

4. Bermain rintangan

Bermain merupakan salah satu bentuk kegiatan olahraga yang dilakukan

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Sekolah Dasar

Negeri Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor. Penentuan lokasi ini

diharapkan memberikan kemudahan, khususnya menyangkut pengenalan

lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek penelitian atau

menyangkut personil yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan.

Penulis memilih sekolah tersebut sebagai penelitian berdasarkan

pertimbangan sebagai berikut:

a. Penulis merupakan salah satu tenaga pendidik di sekolah tersebut sehingga

penulis memahami kondisi sekolah, karakteristik siswa dan proses

pembelajaran yang berlangsung.

b. Penulis berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa

khususnya pembelajaran lompat tinggi gaya gunting.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan oleh tim peneliti

yang melibatkan kepala sekolah, guru penjas sebagai mitra peneliti dan observer,

serta kedudukan peneliti sebagai praktisi. Dari tim peneliti di atas, diharapkan bisa

memberikan pemecahan masalah dalam kegiatan penelitian ini dimulai dari

perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi. Perlu diketahui bahwa kondisi

(21)

a. Keadaan siswa

Data siswa SD Negeri Waru Jaya

(22)

b. Keadaan guru

Jumlah guru dan karyawan keseluruhan di SD Negeri Waru Jaya

berjumlah 14 orang yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil sebanyak 9 orang dan

sukwan sebanyak 4 orang serta 1 orang penjaga sekolah sukwan. Data guru dan

karyawan di SDN Waru Jaya pada tahun ajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel

3.2.

Tabel 3.2

Data Guru SD Negeri Waru Jaya

Tahun Ajaran 2010/2011

No Nama Nip Gol/Ruang Jabatan

1 Suhandi, S.Pd 195504081976041001 IV /a Kepsek

2 Kodir Omansyah,A.Ma 196003141982041001 IV/a Guru Kelas

3 Taufik Hidayat, S.Pd 196006121983051001 IV/a Guru Kelas

4 Sunardi, A.Ma 196307101983051001 IV/a Guru Kelas

5 Eli Yuyu Yuliah, S.Pd 196307201983052001 IV/a Guru Kelas

6 Asep Rinendar, A.Ma 196405141983051001 IV/a Guru Penjas

7 Sopiyandi, A. Ma 196306121984121003 IV/a Guru Agama

8 Sri Wahyaningih, S.Pd 196401111988032001 IV/a Guru Kelas

9 Suharto 196702242007011006 II/b Guru Kelas

10 Irma Kristanti, S.Sas Guru B. Inggris

11 Evi Thoyyibah, S.Pd Guru Kelas

12 Casmilah, A.Ma Guru Penjas

13 Titih Fatmawati, A.Ma Guru Kelas

(23)

c. Lingkungan Belajar

Sekolah Dasar Negeri Waru Jaya terletak di Desa Waru Jaya Kecamatan

Parung Kabupaten Bogor. Bangunan sekolah ini terdiri dari 9 ruangan kelas, 1

ruang kepala sekolah dan guru, 2 kantin, 1 ruangan WC siswa dan guru, serta 1

ruangan perpustakaan. Lingkungan keluarga siswa bervariasi, maka tingkat

kesejahteraan masyarakatpun berbeda-beda. Namun demikian, ciri khas pedesaan

tidak hilang sama sekali. Kehidupan bergotong royong masih tercermin

dimasyarakat serta perhatian mereka terhadap kelangsungan pendidikan di

sekolah ini, dengan beberapa indikator misalnya semua siswa telah memakai

seragam sekolah lengkap, berpakaian olahraga saat berolahraga, dan aktifitas

positif bila ada kegiatan di luar sekolah.

Dari indikator di atas, diharapkan akan menjadi penunjang keberhasilan

pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar Negeri Waru Jaya, meskipun

ada kendala bahwa pembelajaran masih bersifat kaku, yaitu dengan penerapan

materi secara langsung.

2. Waktu Penelitian

Penelitian disesuaikan dengan waktu pembelajaran penjas yaitu setiap hari

senin mulai pukul 09.00 sampai dengan pukul 11.30 WIB. Kegiatan dipusatkan di

sekolah khususnya dalam pelaksanaan. Karena penelitian tindakan kelas ini

dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar, maka kegiatan penelitian ini

(24)

yang diperlukan untuk penelitian ini adalah sekitar 5 bulan terhitung mulai bulan

Januari sampai bulan Mei 2011.

3. Subyek Penelitian

Berdasarkan pengembangan karakteristik siswa kelas V sekolah dasar

sebagai subyek penelitian dihubungkan dengan materi dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) serta pembelajaran lompat tinggi maka penulis

menetapkan sampel siswa kelas V SDN Waru Jaya sebanyak 25 orang terdiri dari

13 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan.

4. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan.

i. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research ). Permasalahan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengatasi

kesulitan anak dalam belajar lompat tinggi melalui bermain rintangan, sehingga

dengan bantuan alat tersebut kesulitan anak dapat dipecahkan. Penelitian ini

berangkat dari permasalahan yang faktual dalam praktek pembelajaran yang

dihadapi guru. Berbekal dari keinginan memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran penjas pada pokok bahasan lompat tinggi, penulis mempersiapkan

tentang apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang karakter dan prosedur

(25)

Menurut Rukmana (2010:2) penelitian tindakan kelas adalah sebagai

berikut:

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat

untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi

peneliti informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah Suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas adalah Sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran dari seorang guru.

Dengan menggabungkan bahasan pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di

kelas atau ruangan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu

praktik pembelajaran.

2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan Model Spiral Kemmis dan Mc.Taggart

(Kasbolah, 1999:70), yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang dan

berkelanjutan, semakin lama semakin meningkat perubahan hasil dan pencapaian.

Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat komponen yaitu rencana,

tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi. Adapun alur tindakan dapat dilihat

(26)

Gambar 3.1

Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart ( Kasbolah, 1999:70 )

Gambar 3.1 menunjukkan bahwa pertama, bahwa sebelum peneliti

melaksanakan tindakan terlebih dahulu harus direncanakan secara seksama jenis

tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disususun secara matang

maka tindakan mulai dilakukan. Ketiga, bersamaan dilaksanakan tindakan,

peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan. Keempat, berdasarkan hasil

pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang

telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlu melakukan perbaikan atas

tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi Perencanaan

Siklus I

Observasi

Perencanaan

Siklus II

Observasi Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan

(27)

agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang dari apa

yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang

diteliti dapat dipecahkan sampai optimal.

ii. Prosedur Penelitian

Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa prosedur penelitian tindakan

kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan

yang ingin dicapai. Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim

dilakukan dalam penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi.

Untuk melihat siswa dalam kemampuan pembelajaran, diberikan tes awal

pembelajaran lompat tinggi dengan menggunakan bilah bambu dan tali karet

untuk mengetahui kemampuan awal siswa secara umum sebagai bahan yang

evaluasi yang tepat untuk pembelajaran siklus pertama dalam rangka

meningkatkan kemampuan mereka dalam pembelajaran teknik dasar lompat

tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dipergunakan model pembelajaran

melalui bermain rintangan sebagai pendekatan pembentukan sikap dan

keterampilan pembelajaran lompat tinggi dan pelaksanaan Penelitian Tindakan

(28)

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti menyusun rencana tindakan

dan rencana penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan dalam proses

pembelajaran teknik dasar lompat tinggi melalui bermain rintangan. Adapun

kegiatan perencanaan tersebut diantaranya:

a. Mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah dan meminta persetujuan kepala

sekolah dan guru.

b. Melakukan observasi langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran lompat

tinggi gaya gunting pada siswa kelas V SDN Waru Jaya. Hal tersebut

dilakukan untuk mendapatkan data awal sebagai masalah penelitian.

c. Mengidentifikasi pokok permasalahan.

d. Merencanakan siklus I, siklus II, dan siklus III yang dituangkan dalam bentuk

rencana pembelajaran (RPP) yang terdapat pada lampiran 1.

e. Menyiapkan instrumen observasi.

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap pelaksanaan praktik pembelajaran

yang sebenarnya berdasarkan rencana tndakan yang telah disusun bersama-sama

antara praktisi dan peneliti guna memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar.

Kegiatan Awal:

a. Mempersiapkan sarana dan fasilitas pendukung yang diperlukan dalam

pembelajaran lompat tinggi gaya gunting.

b. Mempersiapkan alat bantu.

(29)

d. Apersepsi.

e. Guru memimpin pemanasan yang meliputi pemanasan statis dan pemanasan

dinamis.

Kegiatan Inti:

a. Guru menjelaskan dan mendemontrasikan pembelajaran lompat tinggi gaya

gunting.

b. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang pembelajaran lompat tinggi

gaya gunting.

c. Siswa memperhatikan demontrasi pembelajaran lompat tinggi gaya gunting.

d. Siswa melakukan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting secara bergantian.

Kegiatan Akhir

a. Evaluasi

b. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.

c. Guru mengoreksi jalannya kegiatan pembelajaran.

3. Tahap Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa

dalam pembelajaran lompat tinggi melalui bermain rintangan. Melalui tahap

observasi semua data dikumpulkan dengan membuat catatan lapangan yang

lengkap mengenai hal yang terjadi dalam proses pembelajaran. Jenis observasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasif. Menurut

Sugiyono (2005: 64), dalam observasi ini peneliti terlibat langsung dalam proses

pembelajaran. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang

(30)

melakukan wawancara dengan siswa dan praktisi. Hasil observasi ini dijadikan

dasar refleksi dari tindakan yang telah dilakukan, untuk merencanakan tindakan

selanjutnya.

4. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan bagian penting untuk memahami dan memberikan

makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagi akibat adanya

tindakan yang dilakukan. Dalam hal ini akan dikaji, dilihat dan dipertimbangkan

hasil atau dampak dari tindakan tersebut.

Melalui kegiatan refleksi ini semua unsur yang terlibat (peneliti, praktisi,

rekan guru dan kepala sekolah) mempunyai banyak kesempatan yang sama untuk

meningkatkan profesionalismenya dalam memperbaiki proses pembelajaran yang

dilakukan dan pelayanan yang diberikan secara berkelanjutan.

Tahap refleksi berfungsi untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran

mana yang kurang atau yang belum muncul dan indikator mana yang belum

tercapai ketika pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya gunting melalui

bermain rintangan. Dengan demikian, penulis dapat menentukan tindakan

selanjutnya untuk memperbaiki tindakan sebelumnya yang dikatakan belum

(31)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Lembar observasi

Lembar observasi dilakukan dengan upaya untuk mengamati hal-hal yang

terjadi selama tindakan berlangsung. Lembar observasi yang digunakan dalam

penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu:

a. Lembar observasi aktivitas guru yang terdiri dari IPKG 1 dan IPKG 2 yang

bertujuan untuk mengukur kinerja guru dalam perencanaan pelaksanaan

pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan.

b. Lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan untuk mengukur aktivitas

siswa selama pembelajaran berlangsung.

Untuk lembar observasi aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada

lampiran 2, lampiran 3, dan lampiran 4.

2. Lembar Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,

dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dalam penelitian. Catatan

lapangan dilakukan untuk mencatat kejadian-kejadian sebagai bahan

pertimbangan bagi perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Format terlampir.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan peneliti bertujuan untuk memperoleh informasi

mengenai kondisi pembelajaran yang sebelumnya dilakukan oleh guru penjas

(32)

4. Kamera Foto

Kamera foto digunakan juga untuk menambah kelengkapan data yang

diperlukan dalam penelitian untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi

dalam penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005:160) bahwa,

“ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu

foto yang dihasilkan oleh orang lain dan foto yang dihasilkan oleh peneliti

sendiri”.

5. Tes Hasil Belajar

Dilakukan untuk melihat keberhasilan hasil belajar siswa sebelum dan

sesudah pemberian tindakan dengan membandingkan nilai yang diperoleh. Untuk

lembar tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 5. Waktu pengambilan

tes hasil belajar dilaksanakan selama pembelajaran lompat tinggi gaya gunting

melalui bermain rintangan berlangsung.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Pengelolaan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dari sumber data yaitu siswa dan guru. Adapun jenis data

yang dikumpulkan yaitu hasil belajar, rencana pembelajaran, hasil-hasil observasi

terhadap pelaksanaan pembelajaran, catatan lapangan dan hasil tes pembelajaran.

a. Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa

b. Data keterkaitan antara rencana pembelajaran dengan pelaksanaannya didapat

dari rencana pembelajaran dan hasil observasi.

c. Data untuk bahan refleksi serta temuan yang lain terjadi saat pembelajaran

(33)

2. Teknik Pengelolaan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengelolaan

data kualitatif. Pengolahan data ini dilakukan setelah data yang diperoleh dari

seluruh instrument penelitian terkumpul dan selanjutnya dilakukan pengolahan

data yang dilakukan dalam tiga langkah yaitu:

a. Reduksi Data

Dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan dan perumusan untuk

penyederhanaan, abstraksi, transformasi data yang diperoleh menjadi informasi

hasil tindakan.

b. Paparan Data

Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi untuk menarik

kesimpulan dan pengambilan tindakan.

c. Penyimpulan

Peneliti menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi. Selanjutnya data

tersebut disusun dan dikategorikan, kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan,

dan terakhir diperiksa keabsahannya.

F. Validasi Data

Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Triangulasi

Dilakukan dengan mengecek data dengan sumber lain. Kegiatan

triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kegiatan reflektif. Selain itu

juga dilakukan kegiatan mengumpulkan persepsi siswa terhadap pelaksanaan

(34)

mengecek derajat kepercayaan hasil penelitian dengan teknik pengumpulan data

yang meliputi kegiatan observasi, wawancara, catatan lapangan, dan data tes hasil

belajar dalam pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain

rintangan. Kegiatan ini melibatkan guru, siswa, dan lingkungan sekitar SDN

Waru Jaya.

2. Member Check

Dilakukan untuk mengecek kebenaran data. Dalam proses ini data atau

informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan dikonfirmasikan kepada guru dan

siswa melalui kegiatan reflektif pada setiap akhir pembelajaran melalui diskusi

balikan.

3. Audit Trail

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengecek hasil penelitian

beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan menginformasikan adanya

bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek keabsahannya terhadap sumber

data dari hasil pertama. Hal ini dilakukan peneliti dengan cara mendiskusikan

kebenaran data beserta prosedur pengumpulan data kepada pembimbing.

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian melalui proses pengolahan data, analisis data dan

pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam meningkatkan

Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting melalui bermain rintangan di kelas V

SD Negeri Waru Jaya, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan pembelajaran yang dituangkan melalui rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), pemilihan media dan persiapan alat untuk

pelaksanaan pembelajaran mampu menciptakan proses belajar yang meningkat

sehingga kinerja guru dan aktivitas siswa meningkat. Hal ini terlihat dari

peningkatan persentase data awal 61,4% setelah siklus ketiga meningkat menjadi

100%.

2. Kinerja Guru

Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari tindakan siklus I

sampai dengan tindakan siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari

persentase setiap siklusnya selama pembelajaran lompat tinggi gaya gunting

melalui bermain rintangan yaitu dari data awal 68,05% meningkat menjadi 100%

pada siklus III.

3. Aktivitas Siswa

Dilihat dari persentase aktivitas siswa dari tindakan siklus I sampai dengan

(36)

pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan. Dilihat dari

persentase data awal 60,4% kemudian setelah dilakukan perbaikan tindakan pada

siklus III menjadi 84,8%

4. Hasil Belajar

Dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat

tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan, dapat disimpulkan bahwa

penerapan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan

dapat meningkatkan kemampuan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting siswa

kelas V SD Negeri Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor. Hal ini

terlihat dari meningkatnya persentase nilai data awal 60%, pada akhir siklus III

meningkat menjadi 83%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini,

maka perlu kiranya peneliti mengajukan beberapa saran untuk perbaikan proses

pembelajaran lompat tinggi gaya gunting di Sekolah Dasar, yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan mengelola siswa

dilapangan dan menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan dengan menggunakan media pembelajaran tersebut.

b. Hal yang perlu diperhatikan guru sebelum pembelajaran lompat tinggi gaya

gunting melalui bermain rintangan, terlebih dahulu menyiapkan sarana dan

prasarana yang akan dibutuhkan dalam penerapan pembelajaran lompat tinggi

(37)

c. Harus bisa meningkatkan profesionalitas, rasa percaya diri sehingga

memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan

keterampilannya yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

d. Guru hendaknya termotivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya

dalam upaya membantu siswa mempermudah untuk memahami materi yang

diajarkan. Oleh karena itu hendaknya guru dapat memilih media pembelajaran

yang tepat dalam setiap pembelajaran.

2. Bagi Siswa Sekolah Dasar

a. Dalam pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui bermain rintangan,

sebelum melakukan kegiatan terlebih dahulu memperhatikan petunjuk atau

aturan-aturan pembelajarannya, agar dalam pelaksanaan tidak menyimpang

atau tidak sesuai dengan peraturan yang dibuat. Dengan melakukan

pembelajaran yang benar sesuai dengan aturan akan membantu mempermudah

siswa melakukan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting.

b. Biasakan banyak melakukan latihan, manfaatkan waktu senggang dengan

aktivitas jasmani sehingga bisa merangsang pertumbuhan dan perkembangan

ke arah yang lebih baik.

c. Memperhatikan dan mendengarkan guru pada saat menerangkan materi

pelajaran.

d. Media pembelajaran ini baik digunakan untuk siswa kelas V SD, karena akan

(38)

3. Untuk Sekolah

a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dalam

ruang lingkup Sekolah Dasar.

b. Dapat menerapkan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting melalui

bermain rintangan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti yang berikutnya yang relevan dengan skripsi ini, diharapkan

dalam penerapan pembelajaran lompat tinggi gaya gunting tidak hanya melalui

bermain rintangan saja tetapi mencari metode penerapan lain yang bisa

(39)

DAFTAR PUSTAKA

.

Adisasmita, Yusuf. (1992). Olahraga Pilihan Atletik. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Ateng, Abdulkadir. (1992). Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Cholik, M. Toho dan Rustan Rusli. (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Hernawan, Edi. (2004). Panduan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga

dan Kesehatan Kelas V Semester Satu untuk Sekolah Dasar. Bandung: CV

Thursina.

Husdarta, J.S.(2009). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung. Alfabeta

Mahendra, Agus. (2003). Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Nicholas. (1994). Moving and Learning The Elementary School Physical

Education Experience. Torontyo: The Mosby-Year Book,Inc.

Nurhasan, S.Sukardjo. (1991). Evaluasi Peangajaran Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat

(40)

Rukmana, Anin. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Safari, Indra. (2009). Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani.

Bandung: CV Bintang Warli Artika.

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Syarifudin, Aip. (1992). Atletik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan

Tenaga Kependidikan.

Suwarya, May. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk

Gambar

Grafik                                                                                                    Halaman
     Data Awal Hasil Tes Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Gunting Tabel 1.1
Tabel 3.1 Data siswa SD Negeri Waru Jaya
Tabel 3.2 Data Guru SD Negeri Waru Jaya
+2

Referensi

Dokumen terkait

Responden dalam penelitian ini adalah orang yang melakukan alih fungsi lahan pertanian untuk rumah tinggal. Moleong, 2014, Metodologi Penenlitian Kualitatif,

Pokja P2BJ 22 – 2017 Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setda Kabupaten Sidoarjo akan.. melaksanakan Pemilhan Penyedia dengan Prakualifikasi secara elektronik

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Kecepatan sudut untuk Turbin Savonius 4 Tingkat Bersekat dengan Sudut Geser 45 o

metode field trip terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi. keanekaragaman hayati adalah data

Pada sisi server dikembangkan dengan pemrograman PHP dan javascript, bahasa markah dengan HTML5 dan sistem manajemen basis data MySQL, pemantauan lokasi teknisi realtime dengan

Untuk grafik lateral force pada lintasan lurus terlihat bahwa nilai tertinggi.. sebesar 34000 N terletak pada ban depan kanan karena ban tersebut

Berdasarkan matrik SWOT ada 10 (sepuluh) yaitu: 1) Membangun kerjasama dengan berbagai pihak yang berkepentingan (masyarakat, kelompok pengelola, pokdarwis desa lainnya,

Penulis memakai PHP dan MySQL karena merupakan bahasa pemrograman dan Database yang bersifat open source, menggunakan Macromedia Dreamweaver 8 untuk merancang tampilan website,